Anda di halaman 1dari 13

PENGARUH JUMLAH PRODUKSI PADI TERHADAP PENDAPATAN PETANI

DALAM PANDANGAN EKONOMI ISLAM DI KALIMANTAN SELATAN


Raida1, Iman Setya Budi2, M. Qoshid Al Hadi3
1)
Ekonomi Syariah,60202,Fakultas Studi Islam,Universitas Islam Kalimantan MAB.NPM. 19510119
2)
Ekonomi Syariah,60202,Fakultas Studi Islam,Universitas Islam Kalimantan MAB. NIK.061506777
3)
Ekonomi Syariah,60202,Fakultas Studi Islam,Universitas Islam Kalimantan MAB.NIK.0618111109
Email: raidaadpt123@gmail.com

ABSTRAK
Latar belakang masalah dalam penelitian ini adalah Pertanian adalah kegiatan di mana orang menggunakan
sumber daya hayati untuk menghasilkan makanan, bahan baku industri atau sumber energi dan untuk mengelola
lingkungan mereka dimana tanah atau lahan bearti merawat atau mengolah. Produksi petani padi di Kalimantan
Selatan diharapkan dapat meningkatkan pendapatan yang diterima dan menjadi contoh bagi petani lain untuk
meningkatkan produksi padi. Tingkat pendapatan petani mempengaruhi pola hidup petani, produksi yang rendah
mempengaruhi tingkat pendapatan petani dengan cara yang mempengaruhi tingkat pendapatan yang diperoleh.
Ada beberapa faktor yang mempengaruhi tingkat pendapatan yaitubiaya produksi, luas lahan, hasil produksi dan
kesadaran zakat. Adapun rumusan masalah dalam penelitian ini apakah terdapat pengaruh jumlah produksi padi
terhadap pendapatan petani dalam pandangan ekonomi islam di Kalimantan Selatan. Tujuan penelitian ini
adalah apakah ada pengaruh jumlah produksi padi terhadap pendapatan petani dalam pandangan ekonomi islam
di Kalimantan Selatan. Jenis Penelitian yang digunakan adalah penelitian kuantitatif. Populasi penelitian ini
adalah seluruh masyarakat yang ada di Kalimantan Selatan berjumlah 1.150.307 orang, sedangkan sampel yang
ditetapkan 40 responden dengan menggunakan rumus Roger Bougie. Kemudian pegolahan datanya
menggunakan perhitungan statistik dengan bantuan program SmartPLS. Berdasrkan uji Convergent Validity,
Discriminant Validity, Uji Asumsi Klasik, uji Inner Model, dan uji hipotesis (Total Effects). Berdasarkan hasil
penelitian secara biaya produksi, hasil produksi, kesadaran zakat berpengaruh secara signifikan terhadap
pendapatan petani, sedangkan luas lahan tidak berpengaruh signifikan terhadap pendapatan petani. Secara
simultan, variabel biaya produksi, hasil produksi, luas lahan, dan Kesadaran zakat berpengaruh signifikan
terhadap pendapatan petani dalam pandangan ekonomi islam.
Kata Kunci : Biaya produksi, hasil produksi, luas lahan, kesadaran zakat terhadap pendapatan,
zakat
ABSTRACT

The background of the problem in this research is that Agriculture is an activity in which people use biological
resources to produce food, industrial raw materials or energy sources and to manage their environment where
land or land means caring for or cultivating. The production of rice farmers in South Kalimantan is expected to
increase the income they receive and become an example for other farmers to increase rice production. The
income level of farmers affects the lifestyle of farmers, low production affects the level of income of farmers in a
way that affects the level of income earned. There are several factors that affect the level of income, namely
production costs, land area, production results and awareness of zakat. The formulation of the problem in this
study is whether there is an influence on the amount of rice production on farmers' income in the view of Islamic
economics in South Kalimantan. The purpose of this study is whether there is an effect of the amount of rice
production on farmers' income in the view of Islamic economics in South Kalimantan. This type of research
used is quantitative research. The population of this study is all the people in South Kalimantan totaling
1,150,307 people, while the sample is determined by 40 respondents using the Roger Bougie formula. Then
processing the data using statistical calculations with the help of the SmartPLS program. Based on Convergent
Validity test, Discriminant Validity test, Classical Assumption test, Inner Model test, and hypothesis test (Total
Effects). Based on the research results in terms of production costs, production results, zakat awareness has a
significant effect on farmers' income, while land area has no significant effect on farmers' income.
Simultaneously, the variables of production costs, production yields, land area, and zakat awareness have a
significant effect on farmers' income in the view of Islamic economics.

Keywords: production costs, production results, land area, the awareness of zakat on income, zakat
PENDAHULUAN
Pertanian merupakan aktivitas dimana individu menggunakan sumber daya alam untuk
menghasilkan makanan, bahan baku industri, atau energi, serta untuk mengelola lingkungan
sekitar mereka. Secara etimologis, istilah pertanian berasal dari kata "Agriculture", yang
terdiri dari "Agen" yang berarti tanah atau lahan, dan "Cultura" yang berarti merawat atau
mengolah. Pada masa lampau, wilayah Kalimantan Selatan dan Tengah memiliki luas lahan
yang sangat besar yang berpotensi untuk pertanian. Namun, tanah di Kalsel dan Kalteng
umumnya berjenis "Gambut", yang kaya akan asam dan kurang cocok untuk pertanian padi.
Perubahan dimulai dengan pembangunan Anjir atau kanal dari tepi Sungai Barito hingga
Sungai Kapuan, Kalteng, yang memungkinkan lahan di Kalsel dan Kalteng untuk dijadikan
sawah padi. Anjir atau kanal ini sekarang dikenal sebagai Anjir Tamban dan Anjir Serapat,
dan telah ada sejak sebelum Perang Dunia II. Wilayah Anjir tersebut terkenal sebagai
penghasil padi utama bagi Kalimantan Selatan, sementara daerah Gambut, antara Kota
Banjarmasin dan Martapura, juga merupakan wilayah penghasil padi. Pada tahun 1950/1951,
hasil panen padi di Kalsel mengalami penurunan drastis, menyebabkan kekurangan beras
sebanyak 89.000 ton yang berlanjut hingga 1959 karena gangguan keamanan di wilayah
tersebut. Sebagian masyarakat Banjar juga melakukan pertanian berpindah-pindah, seringkali
dengan cara menebang dan membakar hutan untuk membuka lahan baru, yang kemudian
dijadikan sawah tegalan. Metode ini, jika tidak dikendalikan dengan baik, dapat
mengakibatkan kerusakan hutan dan banjir. Pertanian melibatkan berbagai proses dalam
mengelola tanaman dan hewan, dan kegiatan produksi pertanian melibatkan pertimbangan
biaya dan keuntungan yang penting. Ilmu pertanian mempelajari upaya manusia dalam
mengelola sumber daya alam, manusia, dan lingkungan secara efisien untuk memenuhi
kebutuhan mereka. (Ernoiz Antriyandarti, 2012)Lingkungan, sebagai sistem kompleks di luar
individu, memengaruhi pertumbuhan dan perkembangan organisme, dan dipelajari oleh
berbagai disiplin ilmu seperti ilmu tanah, perikanan, dan sosial ekonomi dalam konteks
pertanian.
Produksi telah menjadi proses yang ada sejak awal keberadaan manusia di planet ini.
Ini tidak hanya merupakan prinsip penting untuk kelangsungan hidup manusia dan
perkembangan peradaban, tetapi juga merupakan hasil dari hubungan yang terjalin antara
manusia dan alam. Dalam penggabungan manusia dan alam, ada konsep bahwa manusia
bertindak sebagai wakil Allah. Bumi dianggap sebagai arena di mana manusia memiliki
kontrol atas sumber daya terbesar di permukaannya untuk mengoptimalkan fungsi dan
manfaatnya. Pemikiran ekonomi tentang modal dan sistem hanya merupakan rencana dan
pedoman belaka. Sementara modal, seperti peralatan dan infrastruktur, dianggap sebagai hasil
dari kerja keras yang disimpan dalamnya (Adirawarman Karim, 2016). Oleh karena itu,
faktor yang paling berpengaruh dalam proses produksi adalah kualitas dan jumlah tenaga
manusia.
Petani menghadapi sejumlah tantangan terkait produksi dan pemasaran hasil pertanian
mereka, bersama dengan berbagai hambatan yang muncul dalam kehidupan sehari-hari.
Usaha pertanian tidak hanya sekadar sebuah pekerjaan, melainkan telah menjadi bagian tak
terpisahkan dari kehidupan petani, bahkan menjadi "Way Of Life" bagi mereka. Selain
dimensi ekonomi, aspek sosial budaya, agama, dan tradisi juga memainkan peran krusial
dalam kegiatan pertanian. Dari perspektif keuangan, keberhasilan atau kegagalan produksi
pertanian memiliki dampak signifikan terhadap harga yang diterima petani atas produk
mereka, yang pada gilirannya sangat memengaruhi pola perilaku dan kehidupan petani
(Bungaran Saragih, 2000).
Dalam pandangan Islam, bekerja dianggap sebagai cara untuk memperoleh nafkah dan
sebagai dasar produksi. Allah memberikan kehidupan yang baik kepada Muslim yang
bekerja, dan Dia akan membalas mereka dengan lebih baik dari apa yang mereka lakukan.
Tujuan utama dari produksi adalah mencari keuntungan di akhirat. Orang yang bekerja dan
berproduksi mengikuti ajaran agama terkait pekerjaan, dengan pencapaian-pencapaian seperti
kebahagiaan duniawi yang meliputi keuntungan dan kepuasan batin, serta menciptakan
manfaat bagi diri sendiri dan orang lain, termasuk pendapatan yang bisa menjadi keuntungan
atau kerugian (Abdul Aziz, 2008).
Dalam pembahasaan di atas tak terlepas dari pengawasaan Allah SWT terhadap
semua sumber daya alam. Di bawah ini merupakan ayat-ayat yang berhubungan dengan
pertanian. QS.Asy Syu’araa Ayat 7 sebagai berikut :
‫ْۢن‬
‫َاَو َلْم َيَرْو ا ِاَلى اَاْلْر ِض َك ْم َا َبْتَنا ِفْيَها ِم ْن ُك ِّل َز ْو ٍج َك ِر ْيٍم‬
Artinya : “Dan apakah mereka tidak memperhatikan bumi, batapa banyak kami
tumbuhkan di bumi itu berbagai macam pasangan (tumbuh-tumbuhan) yang baik”
Dari ayat diatas kita telah mengetahui bahwa Allah SWT telah menciptakan
berbagai jenis tumbuh-tumbuhan yang dapat dikeloladan di manfaatkan oleh manusia dengan
sebaik-baiknya. Dan Allah Swt memerintahkan kita untuk memperhatikan dan merawat
sumber daya alam yang telah diciptakan serta mengelola nya dengan baik. Di bawah ini
merupakan ayat yang berhubungan dengan pertanian. QS.Al-an’am Ayat 99 :

‫َو ُهَو اَّلِذ ْٓي َاْنَز َل ِم َن الَّس َم ۤا ِء َم ۤاًۚء َفَاْخ َر ْج َنا ِبٖه َنَباَت ُك ِّل َش ْي ٍء َفَاْخ َر ْج َنا ِم ْنُه َخ ِض ًر ا ُّنْخ ِر ُج ِم ْنُه َح ًّبا ُّم َتَر اِكًبۚا‬
‫َو ِم َن الَّنْخ ِل ِم ْن َطْلِعَها ِقْنَو اٌن َداِنَيٌة َّوَج ّٰن ٍت ِّم ْن َاْع َناٍب َّو الَّز ْيُتْو َن َو الُّر َّم اَن ُم ْشَتِبًها َّو َغ ْيَر ُم َتَشاِبٍۗه ُاْنُظُر ْٓو ا ِا ى َم ِرٖٓه ِا ا َا َم َر‬
‫ْث‬ ‫َٓذ‬ ‫َث‬ ‫ٰل‬
‫َو َيْنِع ٖه ۗ ِاَّن ِفْي ٰذ ِلُك ْم ٰاَل ٰي ٍت ِّلَقْو ٍم ُّيْؤ ِم ُنْو َن‬

Artinya : “Dan dialah yang menurunkan air dan langit, lalu kami tumbuhkan
dengan air itu segala macam tumbuh-tumbuhan, maka kami keluarkan dari tumbuh-
tumbuhan itu tanaman yang menghijau, mengurai tangkai-tangkai yang menjulai, dan kebun-
kebun anggur, dan (kami keluarkan pula) zaitun dan delima yang serupa dan yang tidak
serupa. Perhatikanlah buahnya pada waktu berbuah, dan menjadi masak. Sungguh, pada
yang demikian itu ada tanda-tanda (kekuasaan Allah) bagi orang-orang yang beriman”.

Dalam Surah Al-An'am Ayat 99, Allah SWT menjelaskan bahwa Dia mengirimkan
hujan untuk mengairi lahan pertanian. Dengan air hujan tersebut, berbagai jenis tanaman,
termasuk padi, dapat tumbuh. Padi menghasilkan butir-butir berupa biji padi yang berguna
bagi manusia dalam memenuhi kebutuhan hidupnya. Semakin banyak biji padi yang
dihasilkan, semakin besar pula pendapatan yang diperoleh oleh petani padi.
Peningkatan produksi petani padi di Kalimantan Selatan diharapkan dapat
meningkatkan pendapatan mereka dan menjadi teladan bagi petani lainnya untuk
meningkatkan produksi padi. Pendapatan merupakan salah satu tolok ukur keberhasilan
ekonomi, dengan demikian, pembangunan ekonomi berfokus pada peningkatan produksi
petani padi untuk meningkatkan pendapatan mereka.
Pendapatan petani berpengaruh terhadap gaya hidup mereka, sedangkan produksi yang
rendah dapat mereduksi pendapatan dengan konsekuensi yang signifikan. Beberapa faktor
memengaruhi pendapatan, seperti biaya produksi, ukuran lahan, hasil panen, dan kesadaran
terhadap zakat. Modal adalah faktor krusial; tanpa modal, petani sulit meningkatkan produksi
dan mutu hasil karena kurangnya aset dan pendapatan yang minim.
Lahan merupakan elemen utama dalam pertanian. Semakin luas lahan yang dikelola,
semakin besar potensi hasil panen. Oleh karena itu, luas lahan memiliki pengaruh yang besar
terhadap produksi dan pendapatan petani (Rahim, 2007).
Selain modal dan luas tanah, faktor teknologi juga memengaruhi pendapatan petani.
Teknologi dapat membantu menghemat waktu dan biaya yang dikeluarkan petani untuk
mengelola lahan mereka. Misalnya, penggunaan cangkul sebagai alat bajak sawah
memerlukan banyak tenaga dan waktu, sementara traktor dapat bekerja lebih cepat dan
efisien tanpa menguras tenaga petani. Proses perontokan padi secara manual juga
membutuhkan waktu yang lama dibandingkan dengan penggunaan mesin yang lebih efisien
dan tidak memerlukan banyak tenaga manusia serta biaya.
Upaya untuk meningkatkan pendapatan petani tidak hanya bergantung pada teknologi,
tetapi juga memerlukan perubahan dalam pola pikir dan perilaku petani. Setiap petani
memiliki kemampuan, pemikiran, dan kreativitas yang berbeda. Dengan meningkatkan
produksi dan memperluas luas tanah yang digunakan, diharapkan pendapatan petani juga
akan meningkat. Namun, variasi dalam luas tanah dapat disebabkan oleh berbagai faktor
seperti konversi lahan untuk perkebunan kelapa sawit, yang cenderung lebih menguntungkan
secara finansial dalam jangka pendek.
Tingkat pendapatan petani yang rendah seringkali disebabkan oleh fluktuasi harga padi
yang cenderung turun dan jarang naik, serta tidak sebanding dengan biaya produksi yang
dikeluarkan. Rendahnya tingkat produksi juga berkontribusi pada masalah ini. Semua faktor
ini secara langsung mempengaruhi jumlah uang yang diterima petani dan secara keseluruhan
mempengaruhi pendapatan mereka.

METODE PENELITIAN
Penelitian ini menggunakan pendekatan kuantitatif, yang merupakan suatu metode
ilmiah yang mematuhi prinsip-prinsip ilmiah, seperti kekonkretan, objektivitas, keberulangan,
rasionalitas, dan sistematisasi. Pendekatan ini disebut kuantitatif karena data yang digunakan
dalam penelitian berupa angka-angka dan analisisnya melibatkan penggunaan statistik.
(Sugiyono, 2016)
Sugiyono menjelaskan bahwa populasi merupakan suatu area generalisasi yang terdiri
dari objek atau subjek dengan kualitas dan karakteristik tertentu yang ditetapkan oleh peneliti
untuk diteliti dan kemudian ditarik kesimpulannya. Dalam konteks penelitian ini, populasi
terdiri dari keseluruhan penduduk petani di Kalimantan Selatan, yaitu sebanyak 1.150.307
orang.
Menurut Uma Sekaran dan Roger Bougie, terdapat dua jenis desain sampling utama:
probabilitas dan nonprobabilitas. Dalam desain sampling probabilitas, elemen-elemen dalam
populasi memiliki probabilitas yang diketahui, bukan nol, untuk dipilih sebagai sampel
subjek. Setiap desain utama ini memiliki strategi sampling yang berbeda. Pemilihan antara
desain probabilitas dan nonprobabilitas tergantung pada seberapa besar generalisasi yang
diinginkan, kendala waktu dan sumber daya, serta tujuan penelitian.Penetapan ukuran sampel
dalam penelitian ini menggunakan rumus Dalam menetapkan besarnya sampel penelitian ini
menggunakan rumus:
Varibel X 10
4 X 10 = 40
Pada hakikatnya penelitian ini mengumpulkan data yang sesungguhnya secara objektif.
Untuk mengumpulkan data yang diperlukan dalam penelitian ini penelitian menggunakan:
Obsevasi , Kuesioner atau Angket dan Dokumentasi. Alat yang digunakan dalam studi ini
adalah kuesioner, yang merupakan metode pengumpulan data yang melibatkan pemberian
serangkaian pertanyaan kepada responden untuk dijawab. Proses uji instrumen dilakukan
untuk menilai kecocokan atau ketidakcocokan alat ukur yang digunakan dalam penelitian. Uji
instrumen ini mencakup uji validitas dan uji reliabilitas. Uji validitas bertujuan untuk menilai
sejauh mana alat tersebut mengukur apa yang seharusnya diukur, sementara uji reliabilitas
bertujuan untuk mengukur tingkat konsistensi hasil yang diperoleh dari alat tersebut (Iman
Ghozali, 2015).Pengujian hipotesis dapat dievaluasi melalui nilai t-statistik serta nilai
probabilitas. Dalam pengujian hipotesis dengan nilai statistik, ketika alpha setara dengan 5%,
nilai t-statistik yang digunakan adalah 1,96%. Oleh karena itu, kriteria untuk menerima atau
menolak hipotesis adalah ketika t-statistik > 1,96, Ha diterima dan Ho ditolak. Sementara itu,
dalam evaluasi hipotesis berdasarkan probabilitas, Ha diterima apabila nilai p < 0,05,
sedangkan Ho ditolak jika nilai p > 0,05.

HASIL PENELITIAN
1. Karakteristik Responden
a. Masyarakat Responden
Tabel 1
Distribusi Responden Berdasarkan Masyarakat
Masyarakat Jumlah %
Anjir Muara 10 10%
Anjir pasar 10 10%
Marabahan 10 10%
Tamban 10 10%
Sumber: Data yang diolah 2023
Berdasarkan tabel 1 di atas dapat diketahui bahwa responden penelitian ini
dilakukan dengan memberikan kuesioner kepada masyarakat di Kalimantan
Selatan sebanyak 40 orang. Adapun penelitian pada masyarakat di Kalimantan
Selatan 10 responden dari masyarakat Anjir Muara, 10 responden dari masyarakat
Anjir Pasar, 10 10 responden dari masyarakat Marabahan, , dan 10 responden dari
masyarakat Tamban.
b. Usia Responden
Tabel 2
Distribusi Responden Berdasarkan Usia Masyarakat
Usia Jumlah %
31-45 Tahun 12 12%
46-50 Tahun 15 15%
50 Tahun ke atas 13 13%
Total 40 40%
Sumber : Data yang diolah 2023
Berdasarkan data pada tabel 2 diatas, , lalu 12 orang atau 12% responden 31-45 tahun,
lalu 15 orang atau 15% responden 46-50 tahun, dan selanjutnya 13 orang atau 13%
responden 50 tahun ke atas.
2. Pengujian Hipotesisi
Penilaian outer model untuk menguji validitas dan reliabilitas sebagai berikut:
Tabel 3
Outer Model
Reliabilitas Rata-rata Varians Diekstrak
Komposit (AVE)
BIaya Produksi 0.826 0.543
Hasil Produksi 0.852 0.591
Kesadaran Zakat 0.86 0.606
Luas Lahan 0.845 0.578
Pendapatan 0.837 0.562
Sumber : Data Olahan SmartPLS 3.29
Berdasarkan table di atas sudah memenuhi uji validitas dan realibilitas dengan nilai
composite realibility di atas 0.7 dan nilai ave 0.5.
a. Uji Validitas
Tabel 4
Outer Loding
BIaya Hasil Kesadaran Luas
Produksi Produksi Zakat Lahan Pendapatan
X1.1 0.752
X1.2 0.803
X1.3 0.679
X1.4 0.707
X3.1 0.821
X3.2 0.77
X3.3 0.732
X3.4 0.748
Y2.1 0.802
Y2.2 0.776
Y2.3 0.769
Y2.4 0.767
X2.1 0.733
X2.2 0.832
X2.3 0.66
X2.4 0.804
Y1.1 0.783
Y1.2 0.751
Y1.3 0.733
Y1.4 0.73
Sumber Data : Olahan SmartPLS 3.29
Pengujian validitas untuk indikator reflektif yang menggunakan korelasi antara
skor item dengan skor konstruknya. Jadi dapat disimpulkan bahwa dari semua konstruk
Biaya Produksi, hasil produksi, Kesadaran zakat, luas lahan dan Pendapatan memiliki
data yang valid dengan memiliki nilai diatas 0,05.
b). Discriminant Validity (Uji Validitas Menggunakan AVE)
Discriminant Validity diukur dengan membandingkan nilai squre root of average
variance extracted (AVE) setiap konstruk dengan korelasi antara konstrukdengan
konstruk lainnya dalam model. Jika nilai akar kuadrat AVE setiap konstruk lebih
besar dari pada nilai korelasi antar konstruk dengan konstruk lainnya dalam model
maka memilih nilai discriminant validity yang baik.

Tabel 5
Discriminant atau Cross Loading
Biaya Hasil Kesadaran
Produksi Produksi Zakat Luas Lahan Pendapatan
X1.1 0.752 0.505 0.414 0.448 0.484
X1.2 0.803 0.353 0.376 0.424 0.529
X1.3 0.679 0.317 0.214 0.447 0.273
X1.4 0.707 0.35 0.238 0.313 0.366
X3.1 0.365 0.821 0.485 0.398 0.582
X3.2 0.573 0.77 0.576 0.516 0.618
X3.3 0.335 0.732 0.41 0.562 0.566
X3.4 0.326 0.748 0.429 0.454 0.59
Y2.1 0.36 0.484 0.802 0.159 0.63
Y2.2 0.32 0.428 0.776 0.49 0.507
Y2.3 0.325 0.411 0.769 0.476 0.555
Y2.4 0.37 0.616 0.767 0.45 0.522
X2.1 0.407 0.536 0.367 0.733 0.388
X2.2 0.474 0.504 0.371 0.832 0.46
X2.3 0.363 0.414 0.225 0.66 0.264
X2.4 0.419 0.457 0.491 0.804 0.425
Y1.1 0.406 0.656 0.586 0.297 0.783
Y1.2 0.67 0.525 0.543 0.491 0.751
Y1.3 0.332 0.591 0.468 0.32 0.733
Y1.4 0.332 0.524 0.541 0.451 0.73
Sumber Data : Olahan SmartPLS 3.29

Berdasarkan data Discriminant validity di atas, nilai diagonal merupakan nilai akar
Kuadrat AVE dan nilai dibawah merupakan korelasi antar konstruk. Nilai akar kuadrat
AVE pada tabel di atas lebih tinggi dari dilai korelasi, jadi dapat disimpulkan model valid
karena telah memenuhi Discriminant validity. Cara lain untuk menukur discriminant
validity adalah dengan melihat nilai squre root of average varinance extracted (AVE),
nilai yang disarankan adalah diatas 0,05. Berikut ini adalah Uji Realiabilitas yang dilihat
dari nilai AVE pada table 1.9 dibawah ini :
Tabel 6
Average Varinance Extracted (AVE)
Rata-rata Varians
Varibel Diekstrak (AVE) Ket
Biaya Produksi 0.543 Valid
Hasil Produksi 0.591 Valid
Kesadaran Zakat 0.606 Valid
Luas Lahan 0.578 Valid
Pendapatan 0.562 Valid

Berdasarkan tabel memberikan nilai AVE diatas 0.50 untuk semua kontruksi. Biaya
produksi memiliki AVE 0.543, Hasil Produksi memiliki AVE 0.591, Kesadaran zakat
memiliki AVE 0.606, Luas Lahan memiliki AVE 0.578, dan pendapatan memiliki AVE
0.562. jadi dapat disimpulkan semua konstruk variabel Biaya Produksi, Hasil Produksi,
Kesadaran Zakat, Luas Lahan, dan Pendapatan memiliki nilai AVE yang tinggi dan
semua konstruk memiliki nilai di atas >5,0. Lebih jelasnya dapat dilihat pada gambar 1.4
grafik dibawah ini:
b. Uji Realibilitas
Tabel 7
Compisite Reliability
Variabel Reliabilitas Komposit Ket
Biaya Produksi 0.826 Valid
Hasil Produksi 0.852 Valid
Kesadaran Zakat 0.86 Valid
Luas Lahan 0.845 Valid
Pendapatan 0.837 Valid
Sumber : Data Olahan SmartPLS 3.29

Berdasarkan tabel menunjukkan hasil dari composite reliability (uji reliabilitas) yang
sangat memuaskan yaitu Biaya Produksi dengan nilai (0.826), Hasil Produksi dengan
nilai (0.852), Kesadaran Zakat dengan nilai (0.86), Luas Lahan dengan nilai (0.845),
dan Pendapatan dengan nilai (0.837). Dapat disimpulkan bahwa masing-masing
konstruk memiliki tingkat uji reliabilitas yang tinggi, hal itu dapat di tunjukkan dari
nilai composite reliability dari seluruh konstruk lebih besar dari 0.70. untuk lebih
jelasnya dapat juga dilihat pada gambar 1.5 grafik dibawah ini :

Nilai composite Realibilty yang dihasilkan semua konstruk sangat baik yaitu diatas
0.7 sehingga memenuhi asumsi realibilitas.
c. Uji Asumsi Klasik (Uji Multikolinearitas)
Tabel 8
Collinearity Statistic
Indikato
r VIF Ket
X1.1 1.317 Tidak Terjadi Multikullinearitas
X1.2 1.396 Tidak Terjadi Multikullinearitas
X1.3 1.435 Tidak Terjadi Multikullinearitas
X1.4 1.42 Tidak Terjadi Multikullinearitas
X3.1 1.888 Tidak Terjadi Multikullinearitas
X3.2 1.472 Tidak Terjadi Multikullinearitas
X3.3 1.559 Tidak Terjadi Multikullinearitas
X3.4 1.567 Tidak Terjadi Multikullinearitas
Y2.1 1.575 Tidak Terjadi Multikullinearitas
Y2.2 1.609 Tidak Terjadi Multikullinearitas
Y2.3 1.541 Tidak Terjadi Multikullinearitas
Y2.4 1.536 Tidak Terjadi Multikullinearitas
X2.1 1.363 Tidak Terjadi Multikullinearitas
X2.2 1.647 Tidak Terjadi Multikullinearitas
X2.3 1.348 Tidak Terjadi Multikullinearitas
X2.4 1.598 Tidak Terjadi Multikullinearitas
Y1.1 1.523 Tidak Terjadi Multikullinearitas
Y1.2 1.434 Tidak Terjadi Multikullinearitas
Y1.3 1.459 Tidak Terjadi Multikullinearitas
Y1.4 1.424 Tidak Terjadi Multikullinearitas
Sumber : Data Olahan SmartPLS 3.29
Berdasarkan tabel diatas dapat dilihat bahwa secara keseluruhan indikator tidak terjadi
multikollinearitas karena memiliki nilai VIF <10. Sehingga dapat disimpulkan bahwa
secara keseluruhan konstruk tidak terjadi multikollinearitas antara variabel Biaya
Produksi, Hasil Produksi, Kesadaran Zakat, Luas lahan dan Pendapatan.
d. Uji Inner Model

Tabel 9
R Square
R Square Adjusted R Square
Kesadaran Zakat 0.512 0.499
Pendapatan 0.636 0.606
Sumber : Data Olahan SmartPLS 3.29
Berdasarkan tabel R Square variabel Kesadaran Zakat sebesar 0.512 dan Pendapatan
0.636. hal ini berarti variabel laten Biaya Produksi, Hasil Produksi, Luas Lahan
mampu menerangkan atau memprediksi 51,2% Kesadaran Zakat, 63,6% Pendapatan.
e. Pengujian Hipotesis
Tabel 10
Uji Hipotesis Berdasarkan Total Effects
Standar
Rata-rata Deviasi T Statistik P
Sampel Sampel (STDEV (|O/ Value
Asli (O) (M) ) STDEV) s
Biaya Produksi ->
Pendapatan 0.265 0.275 0.108 2.452 0.015
Hasil Produksi ->
Pendapatan 0.652 0.649 0.115 5.689 0
Luas Lahan ->
Pendapatan 0.038 0.028 0.125 0.301 0.764
Pendapatan ->
Kesadaran Zakat 0.715 0.737 0.075 9.551 0
Data : Olahan SmartsPLS 3.29
Berdasarkan tabel 10 diatas variabel eksogen jika nilai T statistik >1,96 atau P Values
dengan nilai <0,05.
1. Dalam analisis Biaya Produksi berpegaruh siginifikan terhadap pendapatan petani
dalam pandangan ekonomi islam dapat di lihat pada tabel 10 nilai T statistik
menunjukkan bahwa angka sebesar 2.452 yang >1,96 dan dapat dibuktikan juga nilai
P Values bernilai 0.015 atau disebut lebih kecil dari 0,05. Hal ini membuktikan
bahwa Biaya Produksi berpengaruh signifikan terhadap pendapatan petani dalam
pandangan ekonomi islam di Kalimantan Selatan.
2. Dalam analisis Hasil Produksi berpengaruh siginifikan terhadap pendapatan petani
dalam pandangan ekonomi islam dapat di lihat pada tabel 10 nilai T statistik
menunjukkan bahwa angka sebesar 5.689 yang >1,96 dan dapat dibuktikan juga nilai
P Values bernilai 0,000 atau disebut lebih kecil dari 0,05. Hal ini dapat membuktikan
bahwa Hasil Produksi berpengaruh signifikan terhadap pendapatan petani dalam
pandangan ekonomi islam di Kalimantan Selatan.
3. Dalam analisis Luas Lahan tidak berpengaruh siginifikam terhadap pendapatan
petani dalam pandangan ekonomi islam dapat dilihat pada tabel 10 nilai T statistik
menunjukkan bahwa angka sebesar 0.301 yang <1,96 dan dapat dibuktikan juga nilai
P Values bernilai 0,764 atau di sebut lebih besar dari 0,05. Hal ini dapat
membuktikan bahwa Luas Lahan tidak berpengaruh signifikan terhadap pendapatan
petani dalam pandangan ekonomi islam di Kalimantan Selatan.
4. Dalam analisis Pendapatan kesadaran zakat berpengaruh signifikan terhadap
pendapatan petani dalam pandangan ekonomi islam dapat dilihat pada tabel 10 nilai
T statistik menunjukkan bahwa angka sebesar 9.551 yang >1,196 dan dapat
dibuktikan juga nilai P Values bernilai 0,000 atau disebut lebih besar dari 0,05. Hal
ini dapat membuktikan bahwa Pendapatn Kesadaran Zakat berpengaruh signifikan
terhadap pendpatan petani dalam pandangan ekonomi islam di Kalimantan Selatan.
PEMBAHASAN
1. Pengaruh Jumlah Produksi Padi Terhadap Pendapatan Petani Dalam
Pandangn Ekonomi Islam di Kalimantan Sealatan.
a. Pengaruh Biaya Produksi Terhadap Pendapatan Petani Pandangan Dalam
Ekonomi Islam
Berdasarkan analisis pada penelitian ini akan membahas mengenai hasil
hipotesis sekaligus menerangkan rumusan masalah yang pertama yaitu, “H1 :
Pengaruh Biaya Produksi memiliki pengaruh terhadap pendapatan petani dalam
pandangan ekonomi islam” dari analisis yang telah di lakukan diatas sebelumnya
menunjukkan P Value 0.015 < 0,05 yang berarti model penelitian ini anatar
Pengaruh Biaya Produksi Terhadap Pendapatan Petani Dalam Ekonomi Islam
dapat digunakan sebagai model predeksi (p < 0,05) atau H1 diterima.
Biaya produksi adalah sebagai kompensasi untuk mendapatkan pemilik faktor
produksi atau biaya dikeluarkan oleh petani dalam proses produksi maupun
dalam bentuk tunai atau tidak tunai. Maka secara teoritis semakin tinggi tingkat
biaya produksi maka semakin tinggi pula pendapatan petani. Pada penelitian ini
tingginya tingkat biaya produksi yang dilakukan membuat para petani memiliki
tingkat pendapatan yang tinggi. Hal ini terjadi kemungkinan dikarenakan biaya
produksi yang dilakukan oleh petani sudah tepat dan benar, petani selalu
mengamati tiap mengeluarkan biaya produksi untuk hasil kerja di sawah. Dan
serta memberikan contoh yang benar pada para petani apabila ada kesalahan,
sehingga seacara otomatis membuat biaya produksi memiliki tingkat pendapatan
tinggi. Namun pada dasarnya tingkat pendapatan petani amatlah penting, terlebih
responden pada penelitian ini adalah para petani-petani bagian produksi padi,
sehingga apabila terjadi tingkat pendapatan yang rendah maka akan
mempengaruhi hasil panen padi dan hal itu sangat tidak ingin terjadi pada suatu
pertanian padi.
b. Pengaruh Hasil Produksi Terhadap Pendapatan Petani Dalam Pandangan
Ekonomi Islam.
Berdasarkan analisis pada penelitian ini akan membahas mengenai hasil
hipotesis sekaligus menerangkan rumusan masalah yang kedua yaitu, “H2 :
Pengaruh Hasil Produksi memiliki pengaruh terhadap pendapatan petani dalam
pandangan ekonomi islam” dari analisis yang telah di lakukan diatas sebelumnya
menunjukkan P Value 0.000 < 0,05 yang berarti model penelitian ini anatar
Pengaruh Biaya Produksi Terhadap Pendapatan Petani Dalam Ekonomi Islam
dapat digunakan sebagai model predeksi (p < 0,05) atau H2 diterima.
produksi adalah banyaknya hasil pertanian yang dihasilkan diterima pada waktu
tertentu. Satuan yang banyak digunakan ton pertahun atau kg per tahun
tergantung pada potensi hasil masing-masing jenis bahan baku. Maka secara
teoris semakin tinggi tingkat Hasil Produksi maka semakin tinggi pula
pendapatan petani. Pada penelitian ini tingginya tingkat hasil produksi yang
dilakukan membuat para petani memiliki tingkat pendapatan yang tinggi. Hal ini
terjadi kemungkinan dikarenakan hasil produksi yang sangat baik di kelola.
Petani selalu mengamati hasil produksi untuk hasil kebutuhan-kebutuhan petani.
Namun pada dasarnya tingkat pendapatan petani amatlah penting. Terlebih
responden pada penelitian ini adalah para petani-petani bagian produksi padi,
sehingga apabila terjadi tingkat pendapatan yang rendah maka akan
mempengaruhi hasil produksi dan hal itu sangat tidak ingin terjadi pada suatu
pertanian.
c. Pengaruh Luas Lahan Terhadap Pendapatan Petani Dalam Pandangan Ekonomi
Islam
Berdasarkan analisis pada penelitian ini akan membahas mengenai hasil
hipotesis sekaligus menerangkan rumusan masalah yang ke tiga yaitu, “H3 :
Pengaruh Luas Lahan memiliki pengaruh terhadap pendapatan petani dalam
pandangan ekonomi islam” dari analisis yang telah di lakukan diatas sebelumnya
menunjukkan P Value 0.764 > 0,05 yang berarti model penelitian ini antara
Pengaruh Luas Lahan Terhadap Pendapatan Petani Dalam Pandangan Ekonomi
Islam dapat digunakan sebagai model predeksi (p > 0,05) atau H3 tidak diterima.
Luas lahan pertanian merupakan sesuatu yang sangat penting dalam proses
produksi atau usaha pertanian. Semakin sempit luas lahan maka semakin tidak
efisien usaha tani yang dilakukan kecuali usaha tani dijalankan dengan tertib.
Mayoritas masyrakat di lokasi penelitian memiliki dan atau menguasi lahan yang
cukup luas, sebagian besar lahan daratan dan lahan sawah yang dikuasi adalah
milik sendiri. Makna luas lahan sudah dipahami sebagai suatu yang penting,
tetapi pengetahuan dan kemampuan untuk mengelola dan memanfaatkan luas
lahan tersebut secara produktif masih sangat rendah.
d. Pengaruh Pendapatan Kesadaran Zakat Terhadap Pendapatan Petani Dalam
Pandangan Ekonomi Islam
Berdasarkan analisis pada penelitian ini akan membahas mengenai hasil
hipotesis sekaligus menerangkan rumusan masalah yang ke empat yaitu, “H4 :
Pengaruh Pendapatan memiliki pengaruh terhadap kesadaran zakat dalam
pandangan ekonomi islam” dari analisis yang telah di lakukan di atas
sebelumnya menunjukkan P Value 0.000 > 0,05 yang berarti model penelitian ini
antara Pengaruh Pendapatan Kesadaran Zakat Terhadap Pendapatan Petani
Dalam Pandangan Ekonomi Islam dapat digunakan sebagai model predeksi (p <
0,05) atau H4 diterima.
Kesadaran memiliki arti yang sama dengan mawas diri, kesadaran juga diartikan
sebagai sebuah kondisi dimana seorang individu memiliki kendala penuh
terhadap stimulus internal maupun eksternal.
Pendapatan terbagi atas kekayangan juga mewajibkan zakat atas pendapatan.
Misalnya, kewajiban zakat penadapatan hasil pertanian, hasil barang tambang,
dan juga pendapatan dari hasil kerja bebas, termasuk di dalamnya gaji atau upah ,
komisi dan hasil lain yang dipeoleh berbagai proferti dan usaha. Maka secara
teoris semakin tinggi Kesadaran Zakat maka semakin tinggi juga pendapatan
petani. Pada penelitian ini tingginya kesadaran zakat yang dilakukan, membuat
para petani memiliki tingkat pendapatan yang tinggi. Hal ini terjadi kemungkinan
dikarenakan kesadaran zakat yang dilakukan oleh petani sudah benar atau sadar.

REFERENCES
Abdul Aziz. (2008). Ekonomi Islam Analisis Mikro Dan Makro. Yogyakarta: Graha Ilmu.

Adirawarman Karim. (2016). Ekonomi Mikro Islam. Jakarta: Rajawali pers.

Bungaran Saragih. (2000). Agribisnis Paradigma Baru Pembangunan Ekonomi Bebasis Pertanian .
Bogor: Rajawali.

Ernoiz Antriyandarti. (2012). Konomika Mikro Untuk Ilmu Pertanian. Yogyakarta: Nuha Litera.

Iman Ghozali. (2015). Aplikasi Analisis Multivariate Dengan Program SPSS. Yogyakarta: : Universitas
Diponegoro.

Rahim. (2007). Ekonomi Pertanian Pengantar, Teori, Dan Kasus. Jakarta: Penebar Swadaya.

Sugiyono. (2016). Metode Penelitian Kuantitatif Kualitatif Dan R&D . Bandung: Alfabeta.

Anda mungkin juga menyukai