Dahulu kala 3000 tahun sebelum Masehi muncul sebuah peradaban kuno Lembah
Sungai Indus yang berada di Harappa dan Mohenjodaro. Peradaban ini sangat luas,
terbentang dari Afghanistan hingga barat India atau Pakistan. Peradaban sungai
Indus. Indus, dalam bahasa sanskerta adalah Sindhu yang berarti “perairan besar”.
Nama ini di masa mendatang diserap ke dalam bahasa Yunani Indos atau India.
Nama negara yang merujuk pada sebuah wilayah di Asia Selatan yang kini kita
kenal Republik India. Tak kalah dengan peradaban Mesir kuno, peradaban Sungai
menjadi bukti jika dulunya peradaban di Harappa dan Mohenjodaro sangat maju.
Dan yang membangun semua ini tak lain adalah bangsa Dravida, ras Australoid.
Berkulit hitam, berambut ikal dan berbadan tegap. Dengan adanya tanah yang
subur serta dekat dengan sungai Indus, secara ekonomi mereka bergantung akan
relatif sangat stabil. Selama ratusan tahun, mereka tidak disibukkan oleh perang
ataupun ambisi. Kehidupan yang aman nan makmur ini tak lekas membuat orang-
orang Dravida percaya jika ada sosok yang menjaga mereka. Yang dimaksud
mereka adalah Dewi kesuburan. Maka tak heran orang-orang Dravida kala itu
menyembah Sang Dewi. Setiap pemujaan yang dilakukan sebagai ucapan rasa
syukur atas setiap kehidupan yang damai nan sejahtera. Namun kehidupan itu
1500 Sebelum Masehi bangsa Dravida kedatangan tamu tak diundang. Mereka
adalah bangsa Arya. Dulunya bangsa Arya dikenal hidup secara nomanden atau
berpindah ke wilayah yang reatif aman. Wilayah itu terletak di Asia Selatan
bukan dengan baik-baik. Dengan membawa kuda serta kereta perang, bangsa Arya
mulai mengambil alih paksa wilayah Indus. Satu sisi lambat laun kedatangan
mereka tidak diterima oleh orang-orang Dravida, namun di sisi lain mereka
diterima dengan baik oleh bangsa Dravida. Ironisnya, alih-alih sebagai tamu,
bangsa Arya justru menetap di sana. Sejak itulah peradaban kuno yang kita kenal
dengan peradaban Sungai Indus mulai tertelan bumi. Bahkan lambat laun
Seiring berjalannya waktu 600 Sebelum Masehi orang-orang Arya mulai tersebar
Salah satu kerajaan Hindu terbesar kala itu adalah kerajaaan Magadha. Di masa itu
beberapa kasta, kasta yang tertinggi adalah kasta Brahmana, kemudian kasta
Ksatria, kasta Waisa dan kemudian kasta Sudra. Kisah-kisah kepahlawanan kasta
Ksatria turut diceritakan dalam karya sastra pada masa itu yang kita kenal hingga
dengan adanya sistem kasta, kehidupan sosial kerajaan Magadha relatif stabil.
Hanya saja kejayaan Hindu di sana tidak bertahan lama. Untuk memahami semua
itu kita akan melihat salah satu kerajaan Magadha tepatnya di masa Dinasti Nanda
yang berkuasa pada 413 Sebelum Masehi. Di masa itu pasang surut kejayaan
agama Sikh, Jayin dan termasuk agama Budha. Lebih dari itu pemerintahan Dinasti
Nanda ternyata tidak disukai oleh mayoritas rakyatnya. Selain karena memerintah
masa itu Dinasti Maurya masih berdiri sebagai kerajaan Hindu. Hanya saja mulai
berubah setelah kemudian dipimpin oleh raja Asoka, pemimpin besar Dinasti ini.
Alkisah suatu peperangan terjadi, Asoka hanya hanya cukup berperang satu kali
untuk menguasai wilayah yang terbentang dari Afghanistan sampai Cavery di India
raja kejam yang ambisius untuk memperluas kekuasaanya. Namun pada suatu saat
sang raja bertemu seorang pendeta Budha yang bernama Upa Gupta. Asoka seakan
terpengaruh dan luluh akan sifat kebjaksanaan seorang pendeta itu. Oleh karenanya
ia pun akhirnya masuk agama Budha. tak heran sejak memeluk agama budha ia
Untuk yang pertama kalinya akhirnya kerajaan Magadha dipimpin oleh Raja yang
bahkan memberi aturan agar seluruh rakyatnya mengikuti ajaran Budha. Bahkan
sang raja itu membangun ribuan Candi serta Wihara di seluruh wilayah
mencapai kerajaan Roma dan Mesir. Hanya saaja ia meninggal dunia pada tahun
232 sm. Meski begitu, kejayaan Budha di India Utara masih tetap bertahan. Hanya
Buharatha. Berbagai penolakan Budha dari kalangan Brahmana pun mulai muncul.
Puncaknya terjadi pada tahun 185 SM, orang-orang Brahmana pimpinan Sungha
berhasil membunuh raja Buhadratha. Sejak itulah Dinasti Sungha menjadi Dinasti
baru dalam kerajaan Magadha. Dan sejak itu pula agama Budha pun lenyap. Para
penganut agama Budha banyak yang melarikan diri. Sebagai raja Hindu baru,
kejayaan ini tidak berumur panjang, setelah kemudian Islam datang ke bumi India.
Kita telah mengetahui bahwa Islam lahir di Arab. Sebenarnya, jauh sebelum
lahirnya Islam orang-orang Arab sudah memiliki hubungan yang cukup baik
dengan orang-orang India terutama dalam hal perdagangan. Hanya saja orang-
orang Arab sering kali menjadi korban perampokan di wilayah Sind yang kala itu
perampokan kembali terjadi dan justru membuat Khalifah Bani Umayyah Al Walid
wilayah Sind. Peperangan pun terjadi. Dan kekuasaan Dinasti Brahmin di wilayah
India. Dan sejak itu pula wilayah Sind dikenal sebagai Babul Islam atau pintu
Kedatangan Islam di India diterima dengan baik oleh masyarakat setempat. Hal ini
cukup beralasan karena Islam tidak mengenal kasta sebagaimana sistem keyakinan
1175 Kesultanan Islam dari Afghanistan Kerajaan Ghurid yang dipimpin pangeran
wewenang untuk mendirikan kerajaan di sana. Kerajaan itu kita kenal sebagai
kerajaan atau kesultanan Delhi. Sejak itulah India didominasi oleh agama Islam.
Sekalipun kerajaan Islam bertahan di sana, tak ada bedanya dengan kerajaan-
bahkan perbudakan kerap terjadi. Maka tak heran kesultanan Delhi yang dipimpin
oleh 5 dinasti hanya bertahan sampai 320 tahun lamanya. Puncaknya terjadi di
masa raja ke 3 dinasti Lodhi, Sultan Ibrahim Lodhi. Raja itu dikenal sangat
sombong dan sewenang-wenang oleh para bangsawan dan bahkan tidak mendapat
dukungan militer. Alhasil Pada tahun 1525, Daulah Khan Gubernur Punjab dan
Alam Khan, paman Sultan Ibrahim sendiri mengundang Zahiruddin Muhammad
Babur dari keuturunan Timur Lank Jengis Khan atau yang kita kenal sebagai
Mughal untuk menyerang Kesultanan Delhi. Akhirnya pada tahun 1526 seorang
menyerang kesultanan Delhi. Perang Panipat pun terjadi. Tak butuh waktu lama,
ribuan pasukan Delhi berhasil dikalahkan. Rajanya Ibrahim Lodi berhasil dibunuh.
sama dengan kerajaan yang dulu? Atau justru menimbulkan perpecahan antar
KESULTANAN MUGHAL
Sebagai kerajaan yang baru, kerajaan Islam Mughal tak jauh berbeda dengan
Afganistan hingga dataran tinggi Dekkan. Hanya saja kerajaan Mughal mempunyai
satu masalah yang serius. Sebagai warisan daripada kerajaan Delhi, hubungan
antar agama di sana sedang tidak baik-baik saja. Terutama antara Islam dan Hindu.
rakyat Hindu yang tidak suka akan hal itu. Fanatisme, intelorensi antar agama
Islam dan Hindu lambat laun bermunculan dan bahkan mengkibatkan konflik
panjang. Kerukunan antar agama pun terancam. Hal ini berlangsung hingga 30
tahun lamanya. Hingga kemudian muncul satu tokoh baru sang raja baru Jalaluddin
Akbar.
1560. Setelah resmi menjadi raja, Jalaluddin Akbar tampil beda dengan raja
cukup lama. Sang raja pun membuat sistem politik yang bernama Suhl e Kul atau
Universal Peace yang artinya tolerani bersama. Dengan kata lain sistem ini
menjadi pedoman dalam setiap kebijakan agar tidak membeda-bedakan antar suku,
ras, budaya dan agama. Hal ini tentunya mendapat respon positif dari sebagian
besar rakyat semenanjung India. Bahkan tak jarang kerajaan Mughal mengadakan
diskusi serta dialog antar agama guna terciptanya keharmonisan antar agama.
Terutama antara Hindu dan Islam. Lebih dari itu sebagai simbol atas toleransi antar
agama, Sang Raja Mughal ke 3 Jalaludin Akbar menikahi seorang putri keturunan
Hindu Jodha Bai. Kita mengenalnya sebagai Jodha Akbar. Jalaluddin Akbar, sosok
pemimpin yang ideal dan berhasil membuat kejayaan kerajaan islam pada
masanya. Sang raja sangat dicintai oleh rakyatnya. Hanya saja kondisi ini tidak
bertahan lama. Pada tahun 1605 Jalaluddin Akbar meninggal dunia. Sejak itulah
namun hidup megah dan mewah pada raja nurudin jahagir dan syihbuddin Syeh
dan masjid tajmahal menjadi bukti kejayaan kerajaan islam terbesar di dunia
kekalahan. Kerugian yang besar harus mereka tanggung. Alhasil mereka mulai
mencari cara lain untuk bisa menstabilkan ekonomi. Asia, wilayah dengan
bangsa-bangsa eropa pun di mulai, tak terkecuali Inggris. Pada tahun 1608 Inggris
datang ke India. Namun Inggris tidak sendirian. Bangsa eropa lain seperti Belanda
dan Prancis juga berada di India. Pada awalnya kedatangan bangsa-bangsa Eropa
mendirikan English East India Company, Prancis dengan Compaigne des Indes dan
Belanda dengan Verinigde Oost Indische atau VOC. Persaingan diantara ketiganya
pun terjadi. Mereka tidak hanya bersaing dalam hal dagang, namun pada akhirnya
Tak butuh waktu lama, Inggris dan prancis, pada tahun 1612 - 1690 Inggris
indonesia, kini masih ada inggris dan prancis ditanah india. Lantas bagaimana
persaingan mereka?
Diwilayah benggala menjadi perebutan antar 2 kekuatan koloni, yakni inggris dan
prancis. Tempat pelabuhan antar dua koloni dan pusat industri tekstil ekspor ini
memiliki kekayaan besar. dimasa itu siraj ad daulah menjadi gubernur di benggala,
namun kongsi datang inggris bertindak semena-mena. Alhasil terjadi peristiwa the
black hole 23 juni 1757, tentu peristiwa ini mengundang kemarahan besar bagi
pedih, siraj ad daulah bersama pasukan nya menyerang tentara maupun orang-
orang inggris, sebanyak 145 orang yang kemudia dimasukan kedalam lubang hitam
fort william calcutta benteng yang dibuat inggris dengan ukuran 5,3 m dan 4,6 m,
hal ini yang kemudian memicu perang plassey besar-besaran. Dengan dipimpin
robert clive bersama pasukan inggris menuju calcutta, pengepungan fort william
dilakukan dan berhasil mengalahkan siraj addaulah serta tawanan pun dibebsaskan,
panas yang mencekik serta kotak kecil sebagai fentilasi udara kala itu menewaskan
122 orang inggris. Inggris pun mengambil alih wilayah benggala,, siraj ad daulah
pun terbunuh dengan kemenangan ini inggris mengukuhkan diri sebagai pemguasa
de facto yang tidak terkalahkan, disisi lain untuk memperebutkan dominasi global
pada tahun 1756 sampai 1763 terjadi perang 7 tahun antara inggris dan prancis
namun peperangan ini berhasil dimenangkan oleh inggris, hal ini semakin
menguatkan posisi inggris untuk menguasai india. Kesultana mughalpun tidak lagi
berdaya untuk melawan dominasi EIC, dengan direbutnya kekuasaan hak ekonomi
di benggala bangsa inggris mulai membuat militer, untuk mengambil hati rakyat
india, inggris juga menyatukan sepoy yang kala itu merupakan tentara india untuk
disatukan dengan militer inggris dan politik pemerintahan juga di ambil alih, hal
inggris.
Dalam kolonial Inggris di India banyak konflik yang terjadi, hal serupa juga
dan sistem politik yang tidak bisa dipertahankan, alhasil banyak terjadi
pemberontakan dan penyerangan oleh kerajaan marata dan sikh terutama hindu,
wilayah wilayah kekuasan mughal berhasil di kuasai dan lebih-lebih mughal hanya
menyisakan delhi sebagai pusat kekuasaan yang tinggal menunggu waktu saja.
yang semakin rumit, pada tahun 1764 Gubernur Benggala sebagai pintu masuk
India ditundukkan Inggris yang. Sejak saat itulah kekuasaan bangsa Barat semakin
suku, etnis maupun agama, dijadikan celah inggris untuk menguasai india
sambil melihat kekuatan marata dan sikh. Kedua, tujuannya tidak lepas dari harta
Maratha di Najpurdan di Gujarat pada tahun 1780 M. Pada saat itulah, Inggris
memberikan taktik suap dengan harapan kekuatan Maratha melemah. Dan inggris
pun berhasil menjadikan marata sebagai boneka nya, Ketiga, dalam menghadapi
kaum Sikh, Inggris bersikap lunak, sebab Sikh pada saat itu sudah bergabung
dengan Gurkha, penduduk asli Nepal. Namun kemudian pada tahun 1849 Inggris
mengalahkan mereka. Sejak itulah Kashmir dikuasai Inggris dan dikemudian hari
hanya sebagai simbol tanpa adanya kekuasaan. Sistem politik Dan pemerintah pun
antar perbedaan agama juga timbul. Ditambah lagi adanya pengaruh Eropa atau
bangsa barat dalam kehidupan sosial dan budaya India, hal ini membuat rakyat
hingga pada tahun 1840 inggris melakukan doktrin penyimpangan, hal pertama
kali dilakukan olehLord Dalhousie (gubernur Jenderal Inggris India) Hal ini
melibatkan Inggris yang melarang seorang penguasa Hindu tanpa ahli waris untuk
mengangkat seorang penerus dan, setelah penguasa tersebut meninggal atau turun
Dalhousie, sehingga meluasnya kebencian yang diakibatkan oleh nya. Puncak nya
Dalam peristiwa itu, adanya Rumor yang berkembang bahwa peluru yang
digunakan Inggris dilumasi dengan lemak sapi dan babi. Sehingga orang-orang
Adapun Muslim India ternodai karena babi dalam Islam adalah binatang haram.
Sehingga munculah jiwa nasionalisme india untuk bersatu, atas penjajahan yang
dilakukan oleh inggris. Alhasil pada hari minggu, Mei 1857 terjadi Peperangan
pertama yang dilakukan oleh tentara India yang tergabung dalam kemiliteran
Inggris dan diikuti oleh masyarakat india, Pada hari itu tentara-tentara (sepoy)
menuju Delhi, dan mengangkat kaisar Bahadur Shah III (kesultanan Mughal)
sebagai pemimpin mereka. Pemberontakan ini dikenal juga sebagai perang
dimenangkan oleh inggris, Sepoy banyak yang ditahan, Sultan Bahadhursyah pun
pemerintah Inggris mengambil alih EIC di India. Dari sini lah Kesultanan islam
melebar antara orang-orang Inggris dengan pribumi. Namun untuk mengambil hati
rakyat india, kala itu inggris melakukan reorganisasi kekuatan militer di India. Langkah ini tak lain
untuk menyatukan kekuatan India ke dalam angkatan bersenjata Inggris. Kondisi demikian akan menjadi
jaminan bahwa angkatan bersenjata India akan menjadi angkatan imperial. Sehingga tidak ada jarak lagi
Kesadaran mulai muncul, pribumi mulai bangkit mencari kekuatan dan menyusun
Inggris masih tetap menguasai India akan tetapi tidak mengusik kerajaan yang ada
disana, dengan kata lain Inggris menjadikan kerajaan kerajaan di India sebagai
boneka nya. Alhasil pada tahun 1876 munculnya The Act of Parliement yang
menyatakan Ratu Victoria sebagai Empor of Indies dan menjadi yang dipertuan