Anda di halaman 1dari 2

HUKUM WUDHU ORANG YANG TIDUR DALAM POSISI DUDUK

KOMPARATIF SYAIKH WAHBAH AL-ZUHAILI DAN SYAIKH AL-


ALBANI

ENDRA HAPINDOAN, - (2023) HUKUM WUDHU ORANG YANG TIDUR DALAM POSISI
DUDUK KOMPARATIF SYAIKH WAHBAH AL-ZUHAILI DAN SYAIKH AL-ALBANI. Skripsi
thesis, UIN SUSKA RIAU.

Text (BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN)


BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN.pdf - Published Version

Restricted to Repository staff only


Download (1MB)
Text
SKRIPSI LEGKAP KECUALI BAB IV.pdf
Download (5MB) | Preview

Abstract
Penulisan skripsi ini dilatarbelakangi oleh adanya perbedaan pendapat mengenai status
wudhunya orang yang tidur dalam posisi duduk. Sebagian ulama‟ berpendapat bahwa tidur
sebentar atau lama membatalkan wudhu‟ walaupun tidurnya posisi duduk dan sebagian
mengganggapnya tidak membatalkan wudhu‟ jika tidurnya dalam posisi duduk. Permasalahan
dalam skripsi ini adalah bagaimana pendapat dari syaikh Wahbah Al-Zuhaili dan syaikh Al-
Albani mengenai status hukum wudhu‟nya orang yang tidur dalam posisi duduk, bagaimana
metode istinbath syaikh Wahbah Al-Zuhaili dan syaikh Al-Albani dalam menetapkan hukum
wudhu‟nya orang yang tidur dalam posisi duduk. Penelitian ini berbentuk studi kepustakaan
(library research). Sumber yang dipakai meliputi sumber primer yaitu: kitab Fiqih Islam Wa
Adillatuhu karya Syaikh Wahbah Zuhaili, kitab Taujiihu As-Saari Likhtiyaraat Al-Fiqhiyyah Li
AsSyaikh Al-Bani karya Syaikh Al-Bani, dan sumber sekunder yaitu salah satunya kitab Al-
Muhalla karangan Abu Muhammad Ali dan buku-buku terkait pembahasan pada penelitian.
Pembahasan dan analisis menggunakan metode komparatif (perbandingan). Hasil dari penelitian
adalah bahwa status hukum wudhu‟ orang yang tidur tidak membatalkan whudu walaupun dalam
posisi duduk menurut pendapat syaikh Wahbah Al-Zuhaili tidak membatalkan wudhu‟ apabila
duduknya rapat pantatnya yaitu duduknya rapat dan kalau terjatuh maka batallah wudhu‟nya dan
apabila tidurnya berbaring maka batal juga wudhu‟nya. Dalil yang digunakan adalah hadits yang
diriwayatkan oleh Anas bin Malik yang menjelaskan bahwa para sahabat Rasulullah saw. di
masanya menunggu shalat isya‟ sampai kepala mereka berangguk-angguk kemudian mereka
shalat dan tidak berwudhu. Sedangkan status wudhu orang yang tidur dalam posisi duduk
menurut syaikh AlAlbani adalah batal, menurut syaikh Al-Albani tidur dalam posisi apapun
sekalipun itu posisi duduk tetap membatalkan wudhu‟. Dalil yang digunakan adalah hadits yang
diriwayatkan oleh Sofwan bin Assal dan Ali bin Abi Thalib. Sofwan bin Assal mengatakan
bahwa Rasulullah SAW memerintahkan kami mengusap khufff kami saat kami berpergian dan
tidak melepasnya selama tiga hari karena membuang air besar, buang air kecil , serta tidur
kecuali karena junub. Ali bin Abi Thalib mengatakan bahwa Mata adalah pengikat dubur, maka
barangsiapa yang tidur, hendaklah ia berwudhu. Dalil yang digunakan oleh syaikh Wahbah
Zuhaili adalah hadits riwayat Anas bin Malik sedangkan syaikh AlAlbani adalah hadits Shofwan
bin Assal dan Ali bin Abi Thalib.

Anda mungkin juga menyukai