Anda di halaman 1dari 9

Makalah

MEMBACA AL-QUR’AN UNTUK MAYIT BESERTA


DALILNYA
Di Ajukan Sebagai Tugas Mata Kuliah “Amaliyah Nahdliyah”

Dosen Pengampuh:
Dul Jalil, M.Ag

Disusun Oleh :
Daffa‟ Oktaviani Syafi‟ah (21.01.00.10)
Muhammad Nawawi (21.01.00.27)

PROGRAM STUDI HUKUM KELUARGA ISLAM (HKI)

SEKOLAH TINGGI ILMU SYARI’AH NAHDLATUL ULAMA


(STISNU) NUSANTARA TANGERANG
2023/2024
KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadirat Allah SWT yang hingga saat ini masih memberikan kita
nikmat iman dan kesehatan, sehingga kami diberi kesempatan yang luar biasa ini
yaitu kesempatan untuk menyelesaikan tugas penulisan makalah tentang
“Membaca Al-Qur‟an Untuk Mayit Beserta Dalilnya”
Kami juga berharap dengan sungguh-sungguh supaya makalah ini mampu
berguna serta bermanfaat dalam meningkatkan pengetahuan sekaligus wawasan
kita semua.
Selain itu kami juga sadar bahwa pada makalah kami ini dapat ditemukan
banyak sekali kekurangan serta jauh dari kesempurnaan. Oleh sebab itu, kami
benar-benar menanti kritik dan saran, sebab sekali lagi kami menyadari bahwa
tidak ada sesuatu yang sempurna tanpa disertai saran yang konstruktif.
Di akhir kami berharap makalah sederhana kami ini dapat dimengerti oleh
setiap pihak yang membaca. kami pun memohon maaf yang sebesar-besarnya
apabila dalam makalah kami terdapat perkataan yang tidak berkenan di hati.

Tangerang, 17 November 2023

Penulis
DAFTAR ISI

Contents
DAFTAR ISI ................................................................................................................ 3
BAB I ........................................................................................................................... 4
PENDAHULUAN ................................................................................................... 4
A. Latar Belakang .............................................................................................. 4
B. Rumus Masalah............................................................................................. 4
C. Tujuan Penelitian .......................................................................................... 4
BAB II ......................................................................................................................... 5
PEMBAHASAN ...................................................................................................... 5
A. Hukumnya membaca Al-Qur‟an ................................................................... 5
B. Makna dan Manfaat Pembacaan Al-Qur'an untuk Mayyit:* ........................ 7
1. Pahala dan Doa: ............................................................................................ 7
2. Ketenangan Rohani: ...................................................................................... 7
3. Interaksi dengan Malaikat:............................................................................ 7
4. Pengampunan Dosa: ..................................................................................... 8
5. Keberkahan dan Rahmat: .............................................................................. 8
6. Penguatan Hubungan dengan Allah: ............................................................. 8
BAB III ........................................................................................................................ 9
PENUTUP ............................................................................................................... 9
A. Kesimpulan ................................................................................................... 9
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Pembahasan ini mencakup perbedaan pendapat para ulama fiqih mengenai
pembacaan Al-Qur'an untuk mayit di Indonesia. Sebagian ulama Mazhab
Malikiyah dan Syafi'iyyah melarang, sementara ulama Hanabilah
berpendapat bahwa semua amal shalih sampai kepada mayit. Perbedaan ini
didasarkan pada interpretasi ayat Al-Najm (39) dan hadits terkait, seperti
hadits Abu Hurairah.

Pendapat Ahmad Al-Dasuqi al-Maliki dan Ahmad Al-Shawi al-Maliki


mencerminkan perbedaan dalam memaknai makruh dan bolehnya membaca
Al-Qur'an untuk mayit. Dalil-dalil yang digunakan antara lain ayat Al-Najm
dan hadits terkait amal jariyah, ilmu bermanfaat, dan doa anak sholeh.

Di sisi lain, Ibnu 'Abidin al-Hanafi dan Abu Bakar al-Khalal al-Hanbali
menyampaikan pandangan Hanafi dan Hanbali, mengemukakan bahwa
membaca Al-Qur'an di makam membawa ringan pada hari kematian.

Selanjutnya, pembahasan mencakup makna dan manfaat membaca Al-Qur'an


untuk mayit, seperti pahala dan doa, ketenangan rohani, interaksi dengan
malaikat, pengampunan dosa, keberkahan, rahmat, dan penguatan hubungan
dengan Allah.

Pembacaan Al-Qur'an untuk mayit dipahami sebagai amal jariyah yang


membawa manfaat rohaniah dan doa, serta diharapkan membawa
keberkahan dan rahmat dari Allah. Pendekatan ini mencerminkan nilai-nilai
keimanan Islam dalam merawat hubungan spiritual dengan orang yang telah
meninggal.

B. Rumus Masalah
1. Hukum dasar pembacaan Al - Qur'an untuk mayyit
2. Pendapat pro kontra praktik baca Al - Qur'an untuk mayit.
3. Makna Dan Manfaat pembacaan Al-Qur‟an.

C. Tujuan Penelitian
1. Untuk mengetahui hukum praktik baca Al - Qur'an untuk mayyit
2. Mengetahui hukum pro kontra mengenai hal yang dibahas
3. Mengetahui makna dan fungsinya
BAB II
PEMBAHASAN
A. Hukumnya membaca Al-Qur’an
Membaca surat-surat tertentu dari al-Qur‟an dan menghadiahkan pahala
bacaan al-Qur‟an tersebut orang-orang yang sudah meninggal (mayit),
merupakan hal yang biasa dilakukan oleh masyarakat Muslim di Indonesia.
Terkait hal ini para ulama fiqih berbeda pendapat mengenai hukumnya, dan
apakah pahala bacaan al-Qur‟an tersebut sampai kepada orang yang sudah
meninggal tersebut.
Ulama Mazhab dari kalangan Malikiyah dan Syafi‟iyyah berbeda pendapat
dalam hal ini. Sebagiannya melarang dan sebagian mereka membolehkan

Ahmad Al-Dasuqi al-Maliki (w 1230 H) mengemukakan bahwa ulama-


ulama terdahulu memakruhkan membaca al-Qur‟an bagi mayit dan
menghadiahkan pahala kepadanya. Akan tetapi para ulama sesudah mereka
menghukumi hal tersebut sebagai sebuah kebolehan.

ْٓ‫ف ٌَ ِى‬
ِ ٍَ‫س‬ َ ١ْ ٌَ ََُّٗٔ‫ لَ ْب ِش ِٖ) ِِل‬ٍَٝ‫ َع‬ٚ(
َّ ٌ‫س ِِْٓ َع َّ ًِ ا‬ ْ َ‫ُو ِشَٖ لِ َشا َءةٌ (بَ ْع َذُٖ) أ‬
َ ِٗ ِ‫ح‬ْٛ َِ ‫ بَ ْع َذ‬ٞ
ِّ َٚ ْ‫آ‬
‫اٌز ْو ِش‬ َ ْ‫ أََُّٔٗ ََل بَأ‬ٍَٝ‫َْ َع‬ٚ‫ا ٌْ ُّخَأ َ ِّخ ُش‬
ِ ‫س بِمِ َشا َء ِة ا ٌْمُ ْش‬

Makruh hukumnya membacakan al-Qur‟an kepada orang yang sudah


meninggal maupun di kuburnya, karena hal tersebut bukan merupakan amal
orang-orang terdahulu, akan tetapi para ulama belakangan membolehkan
membacakan al-Qur‟an dan dzikir lalu menghadiahkan pahalanya kepada
orang yang sudah meninggal, dan pahala akan sampai kepadanya dengan izin
Allah.

Serupa dengan hal tersebut Ahmad Al-Shawi al-Maliki (w 1241 H)


menyampaikan bahwa, membaca al-Qur‟an kepada orang yang sudah
meninggal bisa dihukumi makruh namun bisa juga dihukumi boleh,

ًِ َّ ‫س ِِْٓ َع‬ َ ١ْ ٌَ ََُّٗٔ‫ ِس) ِِل‬ُٛ‫ ا ٌْمُب‬ٍَٝ‫بَ ْع َذُٖ َع‬َٚ ‫ث‬ ِ ْٛ َّ ٌْ ‫آْ ( ِع ْٕ َذ ا‬ ِ ‫ ٍء ِِْٓ ا ٌْمُ ْش‬َْٟ ‫ُو ِشَٖ (لِ َشا َءةٌ) ٌِش‬
ِ ‫ص ِذ حَبَ ُّش ٍن) بِب ٌْمُ ْش‬
ْ‫آ‬ ْ َ‫(إَل ٌِم‬ َّ َ‫ ِاَلحِّ َعبظ‬َٚ ‫اٌ َّش ْح َّ ِت‬َٚ ‫ ُْ اٌ ُّذعَب َء بِب ٌْ َّ ْغفِ َش ِة‬ُٙ ُْٔ‫إَِّٔ َّب َوبَْ شَأ‬َٚ ،‫ف‬ ِ ٍَ‫س‬ َّ ٌ‫ا‬
‫ ُص‬ٛ‫َ ُج‬٠ َُِّٗٔ‫فَئ‬.

Makruh hukumnya membacakan sesuatu dari al-Qur‟an kepada orang yang


meninggal dan di kuburnya karena hal tersebut bukanlah merupakan amalan
orang terdahulu. Akan tetapi jika membaca al-Qur‟an sebagai do‟a untuk
memohon ampunan, kasih sayang Allah dan pengingatan, bukan untuk tujuan
tabarruk dengan al-Qur‟an, maka hal tersebut dibolehkan
Diantara dalil yang menjadi sebab perbedaan pendapat adalah perbedaan
dalam memahami makna surat al-Najm ayat 39

َ ‫بْ إِ ََّل َِب‬


ٝ‫س َع‬ ِ ‫س‬ َ ١ْ ٌَ َْْ‫أ‬َٚ
َ ْٔ ‫س ٌِ ْ ِْل‬

dan bahwasanya seorang manusia tiada memperoleh selain apa yang telah
diusahakannya.

Berdasarkan ayat tersebut, Imam al-Nawawi mengemukakan sebuah riwayat


berikut:

ٖ‫ش‬١‫ج ِٓ فعً غ‬١ٌّ‫ٍحك ا‬٠ :‫ إِالء لبي‬ٟ‫ّبْ لبي حذثٕب اٌشبفع‬١ٍ‫ع بٓ س‬١‫اخبشٔب اٌشب‬
ٜٛ‫ فأِب ِب س‬.‫دعبء‬ٚ ،ٝ‫مض‬٠ ٚ‫خصذق بٗ عٕٗ أ‬٠ ‫ِبي‬ٚ ،ٕٗ‫ ع‬ٜ‫ؤد‬٠ ‫ حج‬:‫عٍّٗ ثالد‬ٚ
‫ج‬١ٌّ‫ْ ا‬ٚ‫ ٌفبعٍٗ د‬ٛٙ‫بَ ف‬١‫ ص‬ٚ‫رٌه ِٓ صالة أ‬.

Mengabarkan kepada kami Rabi ibn Sulaiman, Ia berkata menyamparkan


kepada kami al-Syafi‟i dengan mendiktekan. Ia berkata mengikuti (pahala)
kepada mayit dari amal perbuatan orang lain 3 hal, haji yang ditunaikan atas
namanya, harta yang dishadaqahkan baginya, dari hartanya atau diqadha
serta do‟a. adapun perbuatan apapun selain hal tersebut seperti shalat, puasa
maka perbuatan dan pahalanya bagi yang melakukannya bukan bagi mayyit.
Dengan ini Imam Nawawi mengemukakan pendapat bahwa ganjaran orang
yang membaca Al - qur'an untuk mayyit itu tidak akan sampai,namun
pendapat ini dho'if, tetapi ulama berpendapat hal ini dikarenakan apabila
bacaan tidak dikhususkan untuk mayyit dan si pembaca tidak meniatkan
ganjaran bacaannya itu untuk mayyit, atau si pembaca meniatkan ganjaran
tapi tidak disertai doa untuk mayyit.1
adapun menurut ulama kebanyakan dari mazhab Syafi'i mengatakan bahwa
ganjaran yang disampaikan sang pembaca kepada mayyit akan sampai
dengan mengkhususkan bacaan kepada mayyit dengan menyebut nama dan
bin nya, dan pendapat ini masyhur.
Dan Imam Syafi'i beserta sahabatnya saat itu menjelaskan akan sunnah
membacakan surat yang mudah dan dibacakan doa sesudahnya karena doa
yang dibacakan sesudah Al - Qur'an akan lebih mustajab2
Dalil lain yang menjadi sebab perbedaan pendapat adalah perbedaan dalam
memahami hadits nabi saw berikut

‫سبُْ ا ْٔمَطَ َع‬ ِ ْ َ‫ ” إِ َرا َِبث‬:‫ لَب َي‬،َُ ٍَّ‫س‬


َ ْٔ ‫اْل‬ َ َٚ ِٗ ١ْ ٍَ‫ هللاُ َع‬ٍَّٝ‫ص‬ َ ِ‫ َي هللا‬ٛ‫س‬ ُ ‫ أََّْ َس‬،َ‫ َشة‬٠ْ ‫ ٘ َُش‬ِٟ‫عَْٓ أَب‬
ٛ‫َ ْذ ُع‬٠ ‫ح‬
ٍ ٌِ‫صب‬َ ‫ٌَ ٍذ‬َٚ ْٚ َ‫ أ‬،ِٗ ِ‫ُ ْٕخَفَ ُع ب‬٠ ٍُ ٍْ ‫ ِع‬ْٚ َ‫ أ‬،‫َ ٍت‬٠‫ص َذلَ ٍت َجب ِس‬
َ ِِْٓ ‫ إِ ََّل‬:‫َع ُْٕٗ َع ٍَُُّٗ إِ ََّل ِِْٓ ثَ َالثَ ٍت‬
ٌَُٗ.

1
Abu bakar Ustman bin muhammad syaton ad-Dimyati , Syarah Fathul mu'in,( Daarul ilmi,
surabaya), juz 3 hal 222
2
Ibid
Dari Abu Hurairah ra, bahwasanya Rasulullah saw bersabda,” Jika seorang
manusia meninggal, maka terputuslah amal perbuatannya kecuali 3 hal:
shodaqah jariyah, ilmu yang bermanfaat dan anak sholeh yang
mendo‟akannya.

Ibnu „Abidin al-Hanafi (w 1252 H), seorang ulama dari kalangan Hanafiyah,
mengemukakan pendapatnya.

ُ َ‫ِٓ د د ََخ ًَ ا ٌْ َّمَببِ َش فَمَ َشأ‬


َّ َ‫س َخفَّف‬٠ َ‫ َسة‬ٛ‫س‬
‫ َِئِ ٍز‬ْٛ َ٠ ُْ ُٙ ْٕ ‫هللاُ َع‬

Barangsiapa yang masuk tempat pemakaman, kemudian membaca surat


Yasin niscaya Allah meringankan kepada mereka pada hari tersebut.

Ulama dari kalangan Hanabilah berpendapat dengan argumen umum bahwa


semua amal shalih pahalanya sampai kepada orang yang sudah meninggal.
Abu Bakar al-Khalal al-Hanbali (w 311 H) mengutip pendapat Imam Ahmad
bin Hanbal.

‫ش‬١‫ ِش ِٖ ِٓ اٌخ‬١ْ ‫ َغ‬ْٚ َ‫ص َذلَ ٍت أ‬ ِ َ٠ ُ‫ِّج‬١َّ ٌْ ‫ا‬.


َ ِِْٓ ‫ ٍء‬َْٟ ‫ ِٗ ُو ًُّ ش‬١ْ ٌَِ‫ص ًُ إ‬

Orang yang meninggal sampai kepadanya (pahala) segala amal shalih,


seperti shodaqoh maupun yang lainnya dari amal kebajikan.

B. Makna dan Manfaat Pembacaan Al-Qur'an untuk Mayyit:*

1. Pahala dan Doa:


 Makna: Pembacaan Al-Qur'an untuk mayyit adalah bentuk amal jariyah
(amal yang terus memberi pahala) yang dapat memberikan manfaat kepada
orang yang telah meninggal.
Manfaat: Dengan membaca Al-Qur'an untuk mayyit, diharapkan dapat
memberikan pahala kepada mayyit dan menjadi bentuk doa yang diterima
oleh Allah SWT.
2. Ketenangan Rohani:
 Makna: Pembacaan Al-Qur'an memiliki kekuatan untuk memberikan
ketenangan rohani, baik bagi orang yang membaca maupun untuk mayyit.
Manfaat: Membaca Al-Qur'an dapat menjadi sumber kekuatan spiritual dan
memperkokoh iman, memberikan ketenangan pada roh mayyit di alam kubur.

3. Interaksi dengan Malaikat:


 Makna: Dalam kepercayaan Islam, pembacaan Al-Qur'an dianggap sebagai
bentuk interaksi dengan malaikat dan energi spiritual positif.
Manfaat: Diharapkan bahwa melalui pembacaan Al-Qur'an, malaikat akan
membawa berita baik dan rahmat kepada mayyit.

4. Pengampunan Dosa:
 Makna: Amal kebaikan, termasuk membaca Al-Qur'an, dapat berperan dalam
mendatangkan pengampunan dosa bagi mayyit.
Manfaat: Pembacaan Al-Qur'an diharapkan dapat menjadi salah satu faktor
yang membantu membersihkan dosa-dosa mayyit di hadapan Allah SWT.

5. Keberkahan dan Rahmat:


 Makna: Al-Qur'an adalah sumber keberkahan dan rahmat Allah. Membaca
Al-Qur'an untuk mayyit dapat mengundang berkah dan rahmat dari-Nya.

Manfaat: Mayyit diharapkan dapat merasakan keberkahan dan rahmat Allah


yang datang melalui pembacaan Al-Qur'an.

6. Penguatan Hubungan dengan Allah:


 Makna: Pembacaan Al-Qur'an adalah bentuk beribadah dan penguatan
hubungan dengan Allah.

Manfaat: Bagi mayyit, pembacaan Al-Qur'an dapat menjadi bentuk


hubungan spiritual yang tetap terjaga, meskipun mereka telah meninggalkan
dunia ini.

Pembacaan Al-Qur'an untuk mayyit menjadi tindakan penuh makna dan


nilainya dalam konteks keimanan Islam, memberikan harapan dan doa untuk
kebaikan dan keberkahan bagi mereka yang telah meninggal.
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Arti penting dari berbagai perbedaan pendapat yang dikemukakan oleh para
ilmuwan fiqih dalam kajian ini adalah, mengemukakan tentang cara berfikir
dalam menetapkan hukum (istinbath). Masing-masing memberikan berbagai
gambaran bagi praktik fiqih yang khas dan unik yang dapat diterapkan bagi
masyarakat Muslim Indonesia. Memilih dan mengikuti salah satu pendapat
tentu dibenarkan, dengan menjauhkan diri menyalahkan dan menghujat
pendapat lain. Terlebih bagi kalangan masyarakat umum yang belum sampai
kapasitasnya sebagai mujtahid.

Anda mungkin juga menyukai