Anda di halaman 1dari 34

)) ‫باب (( كان‬

BAB KANA

‫ (كان إذا قال بالل) المؤذن (قد قامت الصالة نهض فكبر) أي تكبيرة التحرم وال ينتظر ف راغ ألف اظ‬-.٦٧٦٢
.‫ معنى قد قامت الصالة قام أهلها أو حان قيامهم‬: ‫اإلقامة قاعدا قال ابن األثير‬
6762.- )Ketika Bilal telah berkata) maksudnya Muadzin (sungguh sholat akan
didirikan maka Nabi berdiri dan bertakbir) dengan Takbiratul ihram dan Beliau
tidak menanti selesainya lafadz-lafadz iqamah seraya duduk. Imam Ibnu Atsir
berkata: “Arti lafadz qad qaamatis shalah adalah telah berdirinya orang yang akan
melaksakan sholat atau sudah waktunya berdiri”.

‫ فيه حجاج بن فروخ وهو ضعيف ج دا‬: ‫(سمويه) في فوائده (طب) كالهما (عن ابن أبي أوفى) قال الهيثمي‬
.‫ فيه حجاج بن فروخ واه والحديث لم يصح‬: ‫وقال الذهبي في المهذب‬
(HR. Imam Ismail bin Abdullah) dalam kitab fawaidnya, dan Imam
(Thabrani) keduanya dari (Ibnu Aby Aufa) al-Haishimi dalam sanad hadis ini
terdapat Hajaj bin Faruq dan hadis sangat lemah. Sedangkan Imam Dzihabi
berkata dalam Kitab al-Muhadzab: “Dalam sanad hadis ini terdapat Hajaj bin
Faruq dan hadisnya tidak sahih”.

‫ (كان إذا قام من اللي ل) أي للص الة كم ا فس رته رواي ة مس لم إذا ق ام للتهج د ويحتم ل تعل ق الحكم‬- .٦٧٦٣
‫بمجرد القيام ومن بمعنى في كما في (إذا نودي للصالة من يوم الجمعة) أي إذا قام في الليل ذكره البعض‬
6763.- (Ketika Nabi bangun dikala malam) untuk melakukan sholat seperti
keterangan yang telah dijelaskan hadis riwayat Imam Muslim yang menggunakan
lafadz ‫إذا قام للتهجد‬.

1
Dan bisa saja hukum yang dijelaskan dalam hadis ini berkenaan dengan
sekedar bangun tidur saja. Maksudnya tidak mesti bangun untuk melakukan
sholat. Huruf mim bermakna fi seperti yang ada pada ayat:

‫إذا نودي للصالة من يوم الجمعة‬

Artinya: “Ketika telah dikumandangkan panggilan untuk sholat di hari Jum’at”.


Maksudnya ketika Nabi bangun di malam hari, keterangan ini dijelaskan oleh
sebagian Ulama.

‫ الث اني إذا انتب ه‬، ‫ يحتمل وجهين أحدهما أن معناه إذا قام للصالة ب دليل الرواي ة األخ رى‬: ‫وقال ابن العراقي‬
‫وفيه حذف أي انتبه من نوم الليل ويحتمل أن من البتداء الغاية من غير تقدير حذف النوم‬
Ibnu al-Iraqi berkata: “Hadis ini mempunyai dua kemungkinan dalam segi
pemaknaanya, pertama maknanya bisa berupa ketika Nabi bangun untuk
melakukan sholat dengan dalil riwayat hadis lain”. Sedangkan yang kedua bisa
bermakna ketika Nabi sadar, dalam makna yang kedua ini ada pembuangan lafadz
ketika dinampakan akan berupa ketika Nabi sadar dari tidur di malam hari. Dan
bisa saja huruf min dalam hadis tersebut bermakna ibtidaul gayah (awal dari
sebuah tujuan) tentunya makna ini dengan tanpa mengkira-kirakan pembuangan
lafadz an-naum.

‫(يشوص) بفتح أوله وضم الشين المعجمة (فاه بالسواك) أي يدلكه به وينظفه وينقيه وقيل يغسله قال ابن دقيق‬
‫ فإن فسرنا يشوص بيدلك حمل السواك على اآللة ظاهرا مع احتماله للدلك بأصبعه والباء لالستعانة‬: ‫العيد‬
(Beliau menggosok) lafadz yasyushu dibaca fathah huruf awalnya dan
huruf syin terbaca dhomah yang bertitik tiga (mulut Beliau dengan siwak)
maksudnya Beliau menggosok mulut Beliau dengan siwak dan membersihkannya,
sebagian Ulama juga mengatakan serta membasuhnya. Imam Ibnu Daqiqil Ied
berkata: “Jika kita menafsiri lafadz yasyushu dengan lafadz yaduluka
(menggosok) maka lafadz as-Siwak diarahkan maknanya pada alat siwak secara

2
dzohir padahal mungkin saja Nabi menggosok dengan jari-jari Beliau”. Dan
“Huruf Ba nya” bermakna istia’nah.

‫أو يغسل فيمكن إرادة الحقيقة أي الغسل بالماء فالباء للمصاحبة وحينئذ يحتمل كون السواك اآللة وكونه الفعل‬
‫ويمكن إرادة المجاز وأن تكون تنقية الفم تسمى غسال على مجاز المشابهة‬
Atau kita mentafsirinya dengan lafadz yaghsilu maka mungkin saja yang
dikehendaki adalah makna Hakikat artinya membasuh dengan air otomatis huruf
Ba nya bermakna Mushahabah, jika seperti ini maka bisa saja yang dikehendaki
dengan lafadz as-Siwak adalah alat (kata benda) atau pekerjaan (kata kerja), dan
dimungkinkan yang dikehendaki adalah makna majaz dan praktek membersihkan
mulut bisa disebut dengan al-Ghaslu (membasuh) sesuai dengan metode majaz
musyabihah.

‫ إن فسر يشوص بيدلك فاألقرب حمله على األسنان فيك ون من مج از التعب ير بالك ل عن البعض‬: ‫وقال أيضا‬
‫أو من مجاز الحذف‬
Imam Ibnu Daqiqil Ied juga berkata: “Jika lafadz yasyushu ditafsiri
dengan lafadz yaduluka maka yang lebih benar adalah mengarahkan pekerjaan
tersebut pada gigi”, otomatis hal ini termasuk dalam cangkupan majaz dengan
mengungkapkan lafadz yang bersifat kul (global) sedangkan yang dikehendaki
adalah ba’du (juz atau anggota). Atau bisa termasuk dari majaz pembuangan.

‫أو يغسل وحمل على الحقيقة والمجاز المذكور فيمكن حمله على جملة الفم وأفهم أن سبب السواك االنتب اه من‬
‫ والكالم في‬، ‫ وال يرد أن السواك مندوب للصالة وإن لم ينتبه من نوم لثبوته بدليل آخر‬، ‫النوم وإرادة الصالة‬
‫مقتضى هذا الحديث‬
Atau jika kita mentafsirinya dengan lafadz yaghsilu dan menghendakinya
dengan makna Hakikat dan siwaknya bermakna majaz seperti keterangan yang
dijelaskan di atas. Maka mungkin saja mengarahkan aktivitas tersebut pada makna
mulut secara global, dan bisa dipaham bahwa sebab bersiwak adalah bangun dari
tidur dan ingin melakukan sholat, dan jika seperti itu maka siwak tidak
3
disunahkan karena sholatnya walaupun dalam kondisi bangun tidur karena
ketetapan keteranagan tersebut dalam dalil lain, ungkapan ini sesuai dengan
makna hadis ini.

‫نعم إن نظر إلى لفظ هذه الرواية مع قطع النظر عن الرواية األخرى أفاد ندبه بمجرد االنتباه‬
Mungkin hal tersebut memang benar namun jika kita melihat pada lafadz
riwayat ini serta tidak memandang riwayat lain akan berfaedah disunahkannya
siwak karena sebab bangun tidur saja.

‫وسبب تغ ير الفم أن اإلنس ان إذا ن ام ارتفعت معدت ه وانتفخت وص عد بخاره ا إلى الفم واألس نان فنتن وغل ظ‬
‫فلذلك تأكد‬
Sedangkan sebab berubahnya bau mulut adalah ketika seseorang tidur,
maka uap yang berada dalam lambung akan naik ke atas melalui saluran lubang
mulut sehingga mulut dan gigi akan berbau bacin dan sangat bacin. Oleh karena
itu dalam kondisi ini disunahkan bersiwak.

.‫وقضيته أنه ال فرق بين النوم في الليل والنهار ومال بعضهم للتقييد بالليل لكون األبخرة بالليل تغلظ‬
.)‫(حم ق د ن ه) كلهم في الطهارة (عن حذيفة‬
Sasaran hadis ini juga menjelaskan tidak adanya perbedaan antara tidur di
malam hari atau siang hari, Para Ulama cenderung dengan hal ini karena
pengqoyidan pada lafadz al-Lail mengindikasikan uap lambung pada malam hari
lebih berat. (HR. Imam Ahmad bin Hanbal dan Imam Bukhari Muslim dan Imam
Abu Dawud dan Imam an Nasai dan Imam Ibn Majah) semuanya dijelaskan dalam
bab Taharah (dari Sahabat Hudzaifah).

‫ (كان إذا قام من الليل ليصلي افتتح صالته بركعتين) استعجاال لحل عق دة الش يطان وه و وإن ك ان‬- .٦٧٦٤
‫منزها عن عقد الشيطان على قافيته لكن فعله تشريعا ألمته ذكره الحافظ العراقي‬
6764.- (Nabi ketika bangun di malam hari untuk melakukan sholat maka
membuka sholatnya dengan dua rokaat) karena bersegera untuk melepaskan
ikatan syaithan, hal ini walaupun Nabi sudah dipastikan tidak terbelenggu dari
4
syaithan (sifat malas dan meneruskan tidur) akan tetapi perbuatan Nabi ini untuk
mensyariatkan untuk umat Beliau, hal ini dijelaskan oleh al-Hafidz al-Iraqi.

)‫ ] من دعائ ه إلي ه ومش اهدته ومراقبت ه (خفيف تين‬١٥٤ ‫ حكمته تنبيه القلب لمناجات ه [ ص‬: ‫وقال ابن عربي‬
.‫لخفة القراءة فيهما أو لكونه اقتصر على قراءة الفاتحة وذلك لينشط بهما لما بعدهما فيندب ذلك‬
Imam Ibnu Arabi berkata: “Hikmahnya adalah mengingatkan hati untuk
bermunajat kepada Allah dengan berdoa kepada Allah dan hadir pada Allah dan
mendekatkan diri pada Allah” (yang ringan) karena ringannya bacaan sholat pada
dua rokaat tersebut atau Nabi Muhammad SAW meringkas sholat dengan hanya
membaca al-Fatihah hal ini supaya membuat semangat melakukan sholat-sholat
setelahnya maka otomatis dua rokaat ini disunahkan.

.‫(م) في الصالة (عن عائشة) ولم يخرجه البخاري‬


(HR. Imam Muslim) dalam bab sholat (dari Sayyidah Aisyah) dan Imam
Bukhari tidak meriwayatkan hadis ini.

‫ أي قص دها وتوج ه إليه ا وع زم عليه ا وليس الم راد‬: ‫ (كان إذا قام إلى الصالة) ق ال الزمخش ري‬- .٦٧٦٥
.‫المثول وهكذا قوله (إذا قمتم إلى الصالة) اه‬
6765.- (Ketika Nabi berdiri untuk melakukan sholat) Imam az-Zamakhshari
berpendapat yang dimaksud dengan lafadz idza qama ila shalati adalah Nabi
menghendaki, menuju dan berencana untuk melakukan sholat. Akan tetapi yang
dimaksud bukanlah Nabi berkumpul untuk melakukan sholat. Keterangan ini
sesuai dengan pentafsiran Firman Allah SWT berupa:

‫إذا قمتم إلى الصالة‬

Artinya: “Jika kalian semua mengkehendaki untuk melakukan sholat”.

(‫حذو منكبيه (مدا) مصدر مختص كقعد القرفصاء أو مصدر من المعنى كقعدت جلوسا أو حال )رفع يديه‬

‫من رفع ذكره اليعمري‬

5
(Maka Nabi akan mengangkat kedua tangannya) sejajar dengan kedua
Pundak Beliau (dengan memanjang) lafadz maddan adalah masdar yang khusus
seperti contoh qa’adal qurfasa “Seseorang duduk berjongkok”. Atau merupakan
masdar yang bermakna sama seperti contoh qa’adtu julusan “Saya duduk dengan
benar-benar duduk”. Atau menjadi hal dari lafadz rafa’a, keterangan ini
dijelaskan oleh Imam al-Ya’mari.
‫وهذا الرفع مندوب ال واجب وحكمته اإلشارة إلى طرح الدنيا واإلقبال بكليته على العبادة‬

Hukum mengangkat tangan ini sunah, bukan wajib. Hikmah yang tersirat
adalah memberikan isyarat untuk membuang dunia jauh-jauh dan menghabiskan
waktu hanya untuk melakukan Ibadah kepada Allah SWT.

‫وقيل االستسالم واالنقياد ليناسب فعله قوله هللا أكبر وقيل استعظام ما دخل فيه وقيل إشارة إلى تمام القيام‬
‫وقيل إلى رفع الحجاب بين العابد والمعبود وقيل ليستقبل بجميع بدنه‬
Menurut pendapat lain, hikmahnya adalah berusaha untuk pasrah dan
mengikuti agar gerakan orang yang sholat sesuai dengan bacaan lafadz Allahu
Akbar, Menurut pendapat lain menganggap agung pada sesuatu yang memasuki
hal tersebut, Menurut pendapat lain memberikan isyarat bahwa berdirinya sudah
sempurna, Menurut pendapat lain memberikan isyarat kalau penghalang di antara
orang yang menyembah dan dzat yang di sembah sudah hilang, Menurut pendapat
lain agar orang yang sholat sedang menghadapkan seluruh badannya.
‫ وهذا أنسبها ونوزع وفيه ندب رفع اليدين عند التحريم وكذا ين دب إذا ك بر للرك وع وإذا رف ع‬: ‫قال القرطبي‬
.‫رأسه لصحة الخبر به كما في البخاري وغيره‬

Imam al-Qurthubi berkata: “Pendapat yang mengatakan bahwa hikmah


orang yang sholat sedang menghadapkan seluruh badannya adalah hikmah yang
paling sesuai”. Dalam hadis ini menjelaskan bahwa mengangkat kedua tangan saat
Takbiratul ihram hukumnya sunah. Begitu pula juga hukumnya sunah
mengangkat kedua tangan saat membaca takbir untuk melakukan rukuk dan saat
6
mengangkat kepala dari sujud. Sebagaimana dalam kitab Sahih al-Bukhari dan
selainnya.

‫ هللا‬: ‫(ت عن أبي هريرة) ورواه بنحوه ابن ماجه بلفظ كان إذا قام إلى الصالة اعتدل قائما ورفع يدي ه ثم ق ال‬
.‫أكبر وصححه ابن خزيمة وابن حبان‬
(HR. Imam at-Tirmidzi dari Imam Abu Hurairah) Imam Ibnu Majah juga
meriwayatkan sebuah hadis yang hampir mirip dengan hadis yang diriwayatkan
oleh Imam at-Tirmidzi dengan redaksi: “Ketika Nabi mengkehendaki untuk sholat
maka Nabi akan berdiri tegak dan mengangkat kedua tangan seraya membaca
Allahu Akbar”. Dan hadis tersebut disahihkan oleh Imam Ibnu Khuzaimah dan
Ibnu Hibban.

‫ (كان إذا قام على المنبر استقبله أص حابه بوج وههم) فين دب للخطيب اس تقبال الن اس وه و إجم اع‬- .٦٧٦٦
.‫وذلك ألنه أبلغ في الوعظ وأدخل في األدب فإن لم يستقبلهم كره وأجزأ‬
6766.- (Ketika Nabi berdiri diatas mimbar maka Para Sahabat akan
menghadapkan wajahnya pada Nabi) oleh karena itu hukumnya sunah bagi orang
yang berkhutbah untuk menghadap kepada Para Hadirin. Dan ini telah disepakati
oleh Para Ulama.

Sunah menghadap kepada Para Hadirin dikarenakan akan meningkatkan


kualitas isi nasihat dan adab yang terpuji. Jika orang yang berkhutbah tidak
menghadapkan dirinya ke Para Hadirin hukumnya makruh tapi masih mencukupi.

.‫(ه عن ثابت) رمز المصنف لحسنه‬


(HR. Ibnu Majah dari Tsabit) Mushanif membuat rumus karena hadis ini
hasan.

‫ (كان إذا قام في الص الة قبض على ش ماله بيمين ه) ب أن يقبض بكف ه اليمين ك وع اليس رى وبعض‬- .٦٧٦٧
‫الساعد والرسغ باسطا أصابعها في عرض المفصل أو ناشرا لها صوب الساعد ويضعهما تحت صدره‬

7
6767.- (Ketika Nabi berdiri untuk hendak melakukan sholat maka Nabi akan
menggenggam tangan kiri dengan tangan kanan Beliau) dengan penjelasan bahwa
Nabi menggenggam pergelangan tangan kiri dengan telapak tangan kanan dan
menggenggam lengan serta sendi-sendinya seraya membentangkan jari tangan
kanan dan melatakannya ke arah sendi siku berada atau seraya membentangkan
jari tangan kanan ke arah tepat sebelah lengan kiri berada. Dan meletakan kedua
tangan Beliau tepat di bawah dada.

‫وحكمته أن يكون فوق أش رف األعض اء وه و القلب فإن ه تحت الص در وقي ل ألن القلب مح ل الني ة والع ادة‬
‫ (طب عن وائ ل بن‬.‫جارية بأن من احتفظ على شئ جعل يديه عليه وله ذا يق ال في المبالغ ة أخ ذه بكلت ا يدي ه‬
.‫حجر) رمز لحسنه‬
Hikmah meletakan tangan dibawah dada adalah dikarenakan bagian
bawah dada merupakan anggota tubuh yang paling mulia maksudnya hati.
Menurut pendapat lain karena hati adalah tempatnya niat, secara tradisi yang
berlaku orang yang berusaha menghafalkan sesuatu pasti dia akan meletakan
kedua tangannya tepat dibawah dada. Karena inilah Nabi menggunakan kedua
tangannnya dengan adanya unsur mubalagah.

(HR. Thabrani dalam kitab al-Kabir dari Wail bin Hajar) Mushanif
membuat rumus karena hadis ini hasan.

‫ (كان إذا قام) من جلسة االستراحة في الصالة (اتكأ على إحدى يدي ه) كالع اجن ب النون فين دب ذل ك‬-.٦٧٦٨
، ‫لكل مصل من إمام أو غيره ولو ذكرا قويا ألنه أعون وأشبه بالتواضع‬
6768.- (Ketika Nabi berdiri) dari duduk istirahah dalam sholat (maka Nabi akan
bersandar pada salah satu kedua tangannya Beliau) sebagaimana seperti orang
yang bangkit dengan kedua tangannya bertopang pada suatu tempat, oleh karena
itu bagi orang yang sholat baik menjadi imam atau tidak, meskipun seorang laki-
laki yang kuat sunah untuk melakukan yang dilakukan oleh Nabi. Karena hal
yang demikian bisa membantu seseorang untuk rendah diri.
8
‫ ال‬: ‫وقوله إحدى يديه هو ما وقع في هذا الخبر وفي بعض األخبار يديه ب دون إح دى وعلي ه الش افعية فق الوا‬
.‫ (طب عنه) أي عن واثل المذكور‬.‫تتأدى السنة بوضع إحداهما مع وجود األخرى وسالمتها‬
Perkataan Mushanif yang berupa ihda yadaihi ada dalam redaksi hadis
ini. Dalam sebagian redaksi hadis lain disebutkan lafadz yadaihi tanpa
menyebutkan ihda. Redaksi hadis ini sesuai dengan pendapat Para Ulama as
Syafi’iyyah yang berupa: “Kesunahan tidak bisa terealisasikan hanya dengan
meletakan salah satu kedua tangan saja dengan bersama masih adanya satu tangan
yang masih normal”. (HR. Thabrani dalam kitab al-Kabir dari Wail bin Hajar).

‫ (كان إذا قام من المجلس استغفر هللا عشرين م رة) ليك ون كف ارة لم ا يج ري في ذل ك المجلس من‬- .٦٧٦٩
‫الزيادة والنقصان‬
6769.- (Ketika Nabi berdiri dari Majelis, maka Nabi akan membaca Istighfar
[meminta ampunan kepada allah] sebanyak 20 kali) sebagai penghapus dosa dari
apa yang terjadi di Majelis itu yang berupa tambahnya perbuatan buruk maupun
berkurangnya perbutan baik.

‫ (ابن الس ني عن عب د هللا‬.‫(فأعلن) باالستغفار أي نطق به جهرا ال سرا ليسمعه القوم فيقتدون به وقد مر ذل ك‬
.‫ ] بفتح الحاء المهملة والراء وسكون المعجمة بينهما‬155 ‫الحضرمي) [ ص‬
(Kemudian Nabi akan mengumumkan bacaannya) bacaan istighfar.
Maksudnya Nabi mengeraskan bacaanya supaya bisa di dengar oleh orang-orang
sekitar dan mereka akan mengikutinya. Penjelasan ini sudah pernah di jelaskan
sebelumnya .

(HR. Ibnu Sunni dari Abdullah al-Hadrami) lafadz al-Hadram dibaca


fathah ha nya tanpa menggunakan titik, ra dan sukun diantara ha da ra
menggunaka titik satu.

‫ (كان إذا قدم عليه الوفد) جمع وافد كصحب جمع صاحب يقال وفد الوافد يفد وفدا ووفادة إذا خ رج‬- .٦٧٧٠
‫إلى نحو ملك ألمر‬

9
6770.- (Ketika ada beberapa utusan datang untuk menemui Nabi) lafadz al-Wafdu
adalah bentuk jamak dari isim mufrad waafidun seperti lafadz shahaba yang
merupakan bentuk jamak dari isim mufrad shohibun . seperti diucapkan dalam
tashrif “Wafada, yafidu, wafdan, wafadatan” Maksudnya ketika seseorang pergi
untuk menemui Sang Raja untuk sebuah kepentingan.

‫(لبس أحسن ثيابه وأمر عليه أصحابه بذلك) ألن ذلك يرجح في عين العدو ويكتب ه فه و يتض من إعالء كلم ة‬
‫هللا ونصر دينه وغيظ عدوه‬
(Maka Nabi akan mengenakan pakaian yang paling bagus dan Nabi juga
memerintahkan petinggi para Sahabat untuk mengenakan pakaian yang paling
bagus) dikarenakan hal ini akan membuat para musuh terlihat rendah dan hina.
Hal seperti ini saja tetap memiliki unsur menegakan juga menolong agama Allah
dan membuat kelompok musuh marah-marah.

‫فال يناقض ذلك خبر البذاذة من اإليمان ألن التجمل المنهي عنه ثم ما كان على وجه الفخر والتعاظم وليس ما‬
.‫هنا من ذلك القبيل‬
Hadis ini memang kesannya menghina pihak lain tapi tidak kontra saat
dikaitkan dengan keimanan. Karena sebenarnya menghias diri itu dilarang
kemudian berhias dengan tujuan sombong dan ingin dibilang mulia, namun dalam
hal ini, Nabi sama sekali tidak ada tujuan seperti itu.

‫(البغوي) في معجمه (عن جندب) بض م الجيم وال دال تفتح وتض م (بن مكيث) ب وزن عظيم آخ ره مثلث ة ابن‬
.‫ وقيل هو ابن عبد هللا بن مكيث نسبة لجده وقيل إنه أخو رافع ولهما صحبة‬.‫عمر بن جراد مديني له صحبة‬
(HR. Baghowi) dalam kitab Mu’jamahnya (dari Jundub) dengan jim yang
terbaca dhomah dan dal yang bisa terbaca dhomah atau fathah (bin Makits) lafadz
tersebut mengikuti wazan ‘adzimun . Lafadz makits di huruf akhirnya ada huruf
yang dititik tiga. Yakni Makits Ibnu Amr bin Jarad al Madani itu masih ada
hubungan kerabat.

10
Dan pendapat lain bahwa Makits itu adalah Ibnu Abdullah bin Makits
yang di nisbatkan kepada Kakeknya. Dan menurut pendapat lain Makits adalah
saudara laki-lakinya Rafi’, mereka berdua masih ada hubungan kerabat.

‫ (كان إذا قدم من سفر) زاد البخاري في رواية ضحى بالض م والقص ر (ب دأ بالمس جد) وفي رواي ة‬- .٦٧٧١
‫لمسلم كان ال يقدم من سفر إال نهارا في الضحى فإذا قدم بدأ بالمسجد‬
6771.- (Ketika Nabi pulang dari perjalanannya) Imam Bukhari menambahkan
redaksi tambahan berupa dhuha maksudnya Nabi pulang dari perjalanannya tepat
saat waktu dhuha.

(Maka Nabi akan memulai dengan mengunjungi Masjid terlebih dahulu)


dalam redaksi Imam Muslim riwayatnya sebagai berikut:

‫كان ال يقدم من سفر إال نهارا في الضحى فإذا قدم بدأ بالمسجد‬

Artinya: “Nabi tidak pernah pulang dari perjalanannya kecuali saat siang hari
tepat diwaktu dhuha, ketika Nabi pulang pasti Nabi mengunjungi Masjid terlebih
dahulu”.

‫ وذلك للقدوم من السفر تبركا به وليستا تحية المسجد‬.‫(فصلى فيه ركعتين) زاد البخاري قبل أن يجلس اه‬
(Kemudian Nabi sholat sebanyak dua rokaat di Masjid tadi) Imam Bukhari
menambah redaksi: “Qabla ayyajlisa” (sebelum duduk) maksudnya Nabi sholat
sebanyak dua rokaat sebelum Nabi duduk. Kejelasannya ialah pulang dari
perjalanan untuk mendapat berkah atas Masjid yang di kunjunginya. Perlu di catat
dua rokaat yang dilakukan oleh Nabi bukan sholat tahiyyatul masjid.

‫واستنبط منه ندب االبتداء بالمسجد عند القدوم قبل بيته وجلوسه للناس عند قدومه ليسلموا عليه ثم التوجه إلى‬
‫أهله (ثم يثني بفاطمة) الزهراء (ثم يأتي أزواجه) ظاهر صنيع المصنف أن ذا هو الحديث بتمامه‬
Dari hadis ini digali lebih dalam bahwa hukumnya sunah mengawali
mengunjungi Masjid lebih dulu sebelum ke rumah, dan sunah duduk Bersama

11
orang-orang saat kedatangannya agar mereka bisa mengucapkan salam, setelah itu
barulah menghadap untuk menemui keluarga.

(Kemudian Nabi akan memuji Sayyidah Fatimah) az-Zahra (lalu Nabi akan
menemui Para Istrinya) secara dzohir hadis ini sudah lengkap secara keseluruhan
dari sudut pandang karya tulis Mushanif kitab ini.

‫واألمر بخالفه بل بقيته عند مخرجه فقدم من سفر فصلى في المسجد ركعتين ثم أتى فاطم ة فتلقت ه على ب اب‬
‫ " ال‬: ‫ أرك شعثا نصبا قد اخلولقت ثيابك فق ال له ا‬: ‫ ما يبكيك قالت‬: ‫القبة فجعلت تلثم فاه وعينيه وتبكي فقال‬
‫تبكي فإن هللا عز وجل بعث أباك ب أمر ال يبقى على وج ه األرض بيت م در وال حج ر وال وب ر والش عر إال‬
.‫أدخل هللا به عزا أو ذال حتى يبلغ حيث بلغ الليل اه‬
Namun secara realita hadis tadi belum lengkap. Yang lengkap secara
keseluruhan adalah Nabi pulang dari perjalanannya kemudian menuju Masjid
untuk melakukan sholat dua rokaat setelah itu Nabi menemui Sayyidah Fatimah
yang kebetulan Nabi bertemu dengannya di pintu Qubbah kemudian Nabi
langsung mencium mulut dan kedua matanya seketika itu Sayyidah Fatimah
menangis, akhirnya Nabi bersabda: “Apa yang membuatmu menangis?” Sayyidah
Fatimah menjawab: “Aku melihat engkau dalam keadaan letih dan rambut kusut
tidak teratur, sungguh engkau telah memakai pakaian yang rusak”, kemudian Nabi
bersabda: “Janganlah menangis! Karena sesungguhnya Allah mengutus Ayahmu
untuk menunaikan suatu urusan yang dimuka bumi ini sudah tidak tersisa
bongkahan bangunan, bebatuan dan bulu kasar melainkan Allah akan memasukan
kemuliaan atau kehinaan dalam rumah tersebut sampai menginjak waktu malam
tiba”.

.‫ فيه يزيد بن سفيان أبو فروة وهو مقارب الحديث مع ضعف اه‬: ‫(هب ك عن أبي ثعلبة) قال الهيثمي‬
.‫والجملة األولى وهي الصالة في المسجد عند القدوم رواه البخاري في الصحيح في نحو عشرين موضعا‬

12
(HR. Imam Baihaqi dalam kitab Syu’bil Iman dari Hakim dari Abi
Tsa’labah) Imam al-Haithami berkata: “Dalam hadis ini ada Yazid bin Sufyan
Abu Furwah ia adalah orang yang mengqoribkan hadis besertaan ada kelemahan”.

Jumlah yang pertama menjelaskan sholat di dalam masjid waktu kedatangan.


Imam Bukhari meriwayatkan hadis ini dalam kitab Sahih sekitar dua puluh
tempat.

‫ (كان إذا قدم من سفر تلقى) ماض مجهول من التلقي (بصبيان أهل بيته) تمام ه عن د أحم د ومس لم‬- .٦٧٧٢
‫عن ابن جعفر وأنه قدم مرة من سفر فسبق بي إليهم فحملني بين يديه ثم جئ بأحد ابني فاطمة إما حس ن وإم ا‬
.‫حسين فأردفه خلفه فدخلنا المدينة ثالثة على دابة اه‬
6772.- (Ketika Nabi pulang dari perjalannya maka Nabi akan dipertemukan
dengan anak-anaknya yang ada dirumah) lafadz tuluqqiya adalah fi’il madhi yang
dimabni majhulkan, diambil dari masdar berupa at Talaqqi. hadis lengkapnya
menurut Imam Ahmad dan Muslim dari Ibnu Ja’far adalah: “Pada suatu kondisi
Nabi pulang dari perjalannya kemudian Ibnu Ja’far mengajak diriku (Nabi) dan
dia membawa diriku diantara kedua tangannya untuk menemui anak-anak yang
ada di rumah Nabi, kemudian Nabi didatangi oleh salah dari kedua putranya
Sayyidah Fatimah. Ada kalanya Sayid Hasan atau Sayid Husain kemudian Nabi
membonceng salah satunya tepat dibelakang Beliau kemudian kami (Nabi, Ibnu
Ja’far, Hasan dan Husain) memasuki kota Madinah dengan mengendarai tiga ekor
hewan kendraan”.

‫ (حم م) في‬.‫ رجاله ثق ات وك ان إذا ق دم من س فر قب ل ابنت ه فاطم ة‬: ‫وفي رواية للطبراني بسند قال الهيثمي‬
.)‫الفضائل (د) في الجهاد (عن عبد هللا بن جعفر‬
Dalam riwayat Imam at-Thabrani dengan sanad. Imam al-Haithami
berpendapat yang meriwayatkan hadis ini bisa dipercaya. Ketika Nabi pulang dari
suatu perjalanan maka Nabi akan mencium putrinya yang bernama Fatimah.

13
(HR. Ahmad dalam kitab Musnadnya dan Imam Muslim) dalam Kitab
Fadhailnya (dan Abu Dawud) dalam bab Jihad (dari Abdullah bin Ja’far).

: ‫ الطور الحال ة وأنش د‬: ‫ (كان إذا قرأ من الليل رفع) قراءته (طورا وخفض طورا) قال ابن األثير‬- .٦٧٧٣
‫فإن ذا الدهر أطوار دهارير األطوار الحاالت المختلفة والنازالت واحدها طور‬
6773.- (Ketika Nabi membaca al-Qur’an pada malam hari maka Nabi akan
mengeraskan) suara bacaanya (pada suatu kondisi dan mengecilkan suara
bacaanya pada kondisi yang lain) Imam Ibnu Atsir berpendapat maknanya lafadz
at-Taura adalah al-Haalah (kondisi) dan Beliau melantunkan Syair:

‫فإن ذا الدهر أطوار دهارير الحاالت المختلفة‬

Artinya: “Sesungguhnya era atau masa waktu ini adalah beberapa kondisi dari
suatu masa yang berbeda”. Maknanya al-athwaaru adalah beberapa kondisi yang
berbeda-beda, bentuk mufradnya lafadz al-athwaaru adalah ‫طور‬.

‫ في ه أن ه ال ب أس في إظه ار العم ل للن اس لمن أمن على نفس ه خط رات الش يطان والري اء‬: ‫وقال ابن جري ر‬
‫ في ه‬: ‫ (ابن نصر) في كتاب الصالة (عن أبي هريرة) رمز المصنف لحسنه لكن ق ال ابن القط ان‬.‫واإلعجاب‬
‫زيادة بن نشيط ال يعرف حاله‬
Imam Ibnu Jarir berpendapat dalam hadis ini mengindikasikan bahwa tidak
masalah menampakan segala perbuatan kepada orang lain untuk orang yang aman
dari bisikan godaan syaithan, pamer dan agar dikagumi banyak orang lain.

(Ibnu Nasr) dalam kitab sholat (dari Abu Hurairah) Mushanif membuat
rumus karena hadis ini hasan. Tetapi Imam Ibnu Qathan berkata dalam hadis ini
ada Ziyadah bin Nasyith yang tidak diketahui statusnya.

‫ثم إن ظاهر صنيع المصنف أنه لم يره مخرجا ألحد من الستة وإال لما أبعد النجعة وهو قصور أو تقصير فقد‬
‫ ] صالة الليل عن أبي هريرة وسكت عليه هو والمنذري فهو صالح‬١٥٦ ‫خرجه أبو داود في [ ص‬
Kemudian dari sudut pandang karya tulis Mushanif tidak adanya salah satu
dari enam Imam yang mempopulerkan hadis ini, jika memang ada maka pasti
14
akan jauh dari sikap kecerobohan. Imam Abu Dawud meriwayatkan hadis ini
dalam bab sholat malam, dari Sahabat Abu Hurairah yang tidak disebutkan dan al-
Mandzari orangnya salih.

‫ولفظه ك انت ق راءة رس ول هللا ص لى هللا علي ه وس لم باللي ل يرف ع ط ورا ويخفض ط ورا ورواه الح اكم في‬
.‫مستدركه عن أبي هريرة أيضا ولفظه كان إذا قام من الليل رفع صوته طورا وخفض طورا‬
Redaksi hadisnya Abu Dawud adalah bacaan Nabi saat malam hari
dikeraskan pada suatu kondisi dan dipelankan saat kondisi tertentu. Dan Imam
Hakim meriwayatkan hadis yang serupa dari Abu Hurairah berupa: “Ketika Nabi
bangun dimalam hari untuk melaksanakan ibadah maka pada satu kondisi Nabi
akan mengeraskan suaranya, dan terkadang saat kondisi yang lain suaranya
dipelankan”.

‫ (كان إذا قرأ) قوله تعالى (أليس ذلك بقادر على أن يحيي الموتى قال بلى وإذا ق رأ أليس هللا ب أحكم‬- .٦٧٧٤
‫الحاكمين قال بلى) ألنه قول بمنزلة السؤال فيحتاج إلى الجواب‬
6774.- (Ketika Nabi sesudah membaca ayat: “Alaisa dzalika biqadarin ‘ala
ayyuhyil mauta” maka Nabi akan berkata: “Bala” dan ketika Nabi sudah
membaca ayat: “Alaisallahu biahkamil hakimin” maka Nabi pula akan berkata:
“Bala”) karena ayat tersebut adalah ungkapan yang berposisi sebagaimana
pertanyaan, oleh karena itulah membutuhkan jawaban.
‫ومن حق الخطاب أن ال يترك المخاطب جوابه فيكون السامع كهيئة الغاف ل أو كمن ال يس مع إال دع اء ون داء‬
‫من الناعق به (صم بكم عمي فهم ال يعقلون) فهذه هبة سنية ومن ثم ن دبوا لمن م ر بآي ة رحم ة أن يس أل هللا‬
.‫الرحمة أو عذاب أن يتعوذ من النار أو يذكر الجنة بأن يرغب إلى هللا فيها أو النار أن يستعيذ به منها‬
Dan bagi orang yang diajak bicara sebaiknya jangan sampai tidak menjawab
pertanyaan, kalau ia tidak menjawab maka dia sama saja seperti orang yang tidak
sadar atau seperti orang yang tidak mendengar ajakan dan panggilan dari orang
yang meneriakinya. Sesuai dengan Firman Allah SWT berupa:

َ‫ص ٌّم بُ ْك ٌم ُع ْم ٌي فَهُ ْم اَل يَ ْعقِلُون‬


ُ
15
Hal ini adalah pemberian yang sangat istimewa, dari sini para Ulama
mensunahkan bagi orang yang selesai membaca ayat yang menjelaskan rahmat
untuk meminta agar diberikan kasih sayang oleh Allah, ayat yang menjelaskan
siksa untuk meminta terjaga dari siksa api neraka atau mengingat surga dengan
gambaran dia rindu akan dimasukan ke dalam surga, atau ayat yang menyebutkan
neraka sunah untuk meminta pertolongan agar terjaga dari neraka.

‫ ص حيح وأق ره ال ذهبي‬: ‫(ك)في التفسير (هب) كالهما (عن أبي هريرة) رمز المص نف لحس نه ق ال الح اكم‬
‫وهو عجيب ففيه يزيد بن عياض وقد أورده الذهبي في المتروكين‬
(HR. Hakim) dalam kitab Tafsir (dan Imam Baihaqi dalam kitab Syu’bil
Iman) Mushanif membuat rumus karena hadisnya hasan.

Imam Hakim berpendapat hadis ini Sahih dan disetujui oleh Imam Dzihabi.
Dalam hadis ini ada Yazid bin ‘Iyad yang telah dilampirkan oleh Imam Dzihabi
dalam orang-orang atau hadis yang berkategorikan Matruk.

‫ كوفي ضعيف عن أبي اليسع ال يعرف‬: ‫ متروك عن إسماعيل بن أمية قال الذهبي‬: ‫وقال النسائي وغيره‬
Imam an Nasai berpendapat hadis ini Matruk yang diriwayatkan dari Ismail
bin Umayyah. Imam Dzihabi berpendapat: “Yazid bin ‘Iyad adalah Ulama Kuffah
yang lemah meriwayatkan hadis dari Abi Yasa’ yang tidak diketahui statusnya”.

‫ إس ناده مض طرب ورواه في الم يزان في ترجم ة أبي اليس ع‬: ‫وق ال ال ذهبي في ذي ل الض عفاء والم تروكين‬
.‫ ال يدرى من هو والسند مضطرب‬: ‫وقال‬
Imam Dzihabi berpendapat dalam kitab Dzailu Ad Dhuafa dan al Matrukin:
“Sanad hadis ini Mudtharab yang telah diriwyatkan dalam kitab al Mizan dalam
kitab terjemahnya milik Abi Yasa’”. Imam Abi Yasa’ berpendapat: “Orang yang
meriwayatkan tidak diketahui statusnya dan sanadnya maka Mudtharab”.

16
‫ (كان إذا قرأ سبح اسم ربك األعلى) أي سورتها (ق ال س بحان ربي األعلى) لم ا س معته فيم ا قبل ه‬- .٦٧٧٥
‫وأخذ من ذلك أن القارئ أو السامع كلما م ر بآي ة تنزي ه أن ي نزه هللا تع الى أو تحمي د أن يحم ده أو تكب ير أن‬
‫يكبره وقس عليه‬
6775.- (Ketika Nabi sudah selesai membaca ayat: “Sabbihisma rabbikal a’la”)
secara keseluruhan ayatnya (Maka Nabi akan membaca: “Subhana rabbial a’la”)
karena Mushanif telah mendengar hadis ini dari hadis sebelumnya.

Dari hadis ini bisa disimpulkan bahwa ketika pembaca yang selesai membaca
ayat yang menjelaskan mensucikan Allah maka disunahkan mensucikan Allah
atau ayat yang menjelaskan pujian maka sunah untuk memuji Allah, atau ayat
yang menjelaskan mengagungkan Allah maka sunah mengagungkan Allah dan
samakanlah Dengan yang lain.

‫ (حم د ك) في‬.‫ومن ثم كان بعض السلف يتعلق قلبه بأول آية فيقف عن دها فيش غله أوله ا عن ذك ر م ا بع دها‬
.‫ على شرطهما وأقره الذهبي‬: ‫الصالة (عن ابن عباس) قال الحاكم‬
Oleh karena inilah sebagian dari Ulama Salaf saat mulai membaca satu ayat
hati mereka akan mulai terpaut berhenti tersibukan dalam merenungi kandungan
ayat yang telah ia baca sampai mereka menghiraukan terhadap ayat selanjutnya.

(HR. Imam Ahmad dalam kitab musnadnya dan Abu Dawud dan Hakim)
dalam bab sholat (dari Ibnu Abbas) Imam Hakim berpendapat hadis ini telah
memenuhi syarat hadisnya Imam Ahmad dan Imam Abu Dawud yang telah
disetujui oleh Imam Dzihabi.

‫ (كان إذا قرب إليه طعام) ليأكل (قال) لفظ رواية النسائي كان إذا قرب إليه طعام ه يق ول (بس م هللا‬- .٦٧٧٦
‫فإذا فرغ) من األكل قال (اللهم إنك أطعمت وسقيت وأغنيت وأقنيت وهديت واجتبيت اللهم فلك الحمد على ما‬
.‫أعطيت) وقد تقدم شرح ذلك عن قريب فليراجع‬
6776.- (Ketika Nabi disuguhkan makanan) untuk di makan (maka Nabi akan
berkata) lafadz yang diriwayatkan Imam an-Nasai adalah:

17
‫كان إذا قرب إليه طعامه يقول‬

(Bismillah dan ketika Nabi selesai) dari makan, maka Nabi berkata:

‫اللهم إنك أطعمت وسقيت وأغنيت وأقنيت وهديت واجتبيت اللهم فلك الحمد على ما أعطيت‬

Artinya: “Ya Allah, sesungguhnya engkau telah memberikan makan, minum,


mecukupiku, menunjukanku ke jalan yang benar dan menjauhi dari godaan-
godaan syaithan yang terkutuk, segala puji bagimu atas segala nikmat yang
engkau telah berikan”. Penjelasan hadis ini baru saja diterangkan, maka
hendaknya diulang lagi.

‫ حدثني رجل خدم النبي‬: ‫(حم) من طريق عبد الرحمن بن جبير المصري (عن رجل) من الصحابة قال جبير‬
‫صلى هللا عليه وسلم ثمان سنين أنه كان إذا قرب إليه طعام يقول ذلك‬
(HR. Imam Ahmad dalam kitab musnadnya) dari riwayatnya Abdurrahman
bin Jubair al-Mishri (dari seorang laki-laki) yang merupakan seorang Sahabat.
Sahabat Jabir berkata: “Seorang laki-laki yang melayani Nabi Selama delapan
tahun menceritakn kepadaku bahwa ketika Nabi disuguhkan makanan maka Nabi
akan mengatakan demikian”.

‫وقضية صنيع المؤل ف أن ه ذا مم ا لم يخ رج في أح د الكتب الس تة وه و ذه ول فق د خرج ه النس ائي باللف ظ‬


: ‫ لكن ق ال الن ووي في األذك ار‬.‫ وس نده ص حيح اه‬: ‫ ق ال ابن حج ر في الفتح‬.‫المزب ور عن الرج ل الم ذكور‬
.‫إسناده حسن‬
Dari karya tulis Mushanif terkesan bahwa hadis ini tidak pernah diriwayatkan
oleh salah satu enam kitab. Mungkin saja Mushanif lupa menjelaskannya. Oleh
karena itulah hadis ini telas diriwayatkan Imam an-Nasai dengan lafadz yang
tertulis dari lelaki (perowi) yang telah disebutkan.

Imam Ibnu Hajar berpendapat dalam kitab al-Fath sanadnya hadis ini sahih.
Tetapi Imam an Nawawi berpendapat dalam kitab al-Adzkarnya bahwa sanadnya
hadis ini hasan.
18
‫ (كان إذا قفل) بالقاف رجع ومنه القافلة (من غزو أو حج أو عمرة يكبر على ك ل ش رف) بفتح تين‬- .٦٧٧٧
‫محل عال (من األرض ثالث تكبيرات) تقييده بالثالثة لبيان الواقع ال لالختصاص‬
6777.- (Ketika Nabi pulang) lafadz qafala menggunakan qaf dengan arti kembali
(dari perang, Haji atau Umrah maka Nabi akan membaca takbir ditempat yang
tinggi) lafadz Syarifin dengan syin dan ra yang terbaca fathah dengan arti tempat

yang tinggi (dari bumi dengan tiga kali takbiran) adanya pembatasan dengan
membaca tiga kali takbir untuk menjelaskan realitanya saja bukan untuk
pengkhususan.
‫فيسن الذكر اآلتي لكل سفر طاعة بل ومباحا بل عداه المحقق أبو زرعة للمحرم محتج ا ب أن م رتكب الح رام‬
‫ ] السيئات ونوزع بأنا ال نمنعه من اإلكث ار من ال ذكر‬157 ‫أحوج للذكر من غيره ألن الحسنات يذهبن [ ص‬
‫بل النزاع في خصوص هذا بهذه الكيفية‬
Oleh karena itu sunah membaca takbir untuk setiap melakukan perjalanan
ta’at dan mubah. Namun Imam Abu Zar’ah mengatakan boleh membaca takbir
juga bisa direalisasikan untuk perjalanan yang diharamkan, dengan mengacu
bahwasannya orang yang melakukan keharaman sangat butuh sekali menyebutkan
kalimat takbir, karena setiap perbuatan baik bisa menghalangi setiap perbuatan
buruk. Sebenarnya aku (Mushanif) tidak melarang untuk memperbanyak
membaca dzikir takbir tapi yang menjadi perdebatan adalah mengkhususkan
membaca takbir dengan tata cara seperti yang telah dijelaskan diatas.
‫ وجه التكبير على األماكن العالية هو ندب الذكر عند تجديد األحوال والتقلبات وك ان المص طفى‬: ‫قال الطيبي‬
‫ مناس بة التكب ير على المرتف ع‬: ‫ وقال الحافظ العراقي‬.‫صلى هللا عليه وسلم يراعي ذلك في الزمان والمكان اه‬
‫أن االستعالء محبوب للنفس وفيه ظهور وغلب ة فينبغي للمتلبس ب ه أن ي ذكر عن ده أن هللا أك بر من ك ل ش ئ‬
‫ويشكر له ذلك ويستمطر منه المزيد‬
Imam at-Thibi berpendapat: “Melakukan pembacaan takbir ditempat yang
tinggi hukumnya sunah ketika disaat ia menghadapi suatu kondisi baru atau
adanya perubahan kondisi yang ia alami. Dan Nabi selalu membaca takbir pada
setiap waktu dan keadaan”. Menurut Imam Hafidz al Iraqi: “Keserasian membaca
19
takbir ditempat yang tinggi, bahwa ketinggian pasti akan membuat hati merasa
nyaman bahkan membaca takbir di tempat tinggi membuat suara tampak lebih
jelas, oleh karena itu bagi orang yang membaca takbir hendaknya untuk
menyebutkan bahwa sesungguhnya Allah adalah dzat yang paling agung dari
sesuatu apapun, bersyukur kepada Allah dan hendaknya selalu optimis sampai
menambahkan jumlah bacaan takbir”.
‫(ثم يقول ال إله إال هللا) بالرفع على الخبرية لئال أو على البدلية من الضمير المس تتر في الخ بر المق در أو من‬
‫اسم ال باعتبار محله قبل دخولها (وحده) نصب على الحال أي ال إله منفرد إال هو وحده (ال ش ريك ل ه) عقال‬
)‫ونقال وأما األول فألن وجود إلهين محال كما تقرر في األصول وأما الثاني فلقوله تعالى (وإلهكم إل ه واح د‬
] ‫ فصلت‬، ١٠٨ : ‫ االنبياء‬، ١١٠ : ‫[ الكهف‬
(Kemudian Nabi mengucapkan kalimat lailaaha illallah) lafadz Allah
terbaca rafa’ karena kalam khobarnya lafadz “Illa” atau menjadi badal dari
dhomir mustatir yang ada pada Khobar yang dikira-kirakan atau dari isimnya
“la” dengan memandang mahalnya sebelum kemasukan “la”.

(Maha Esa Allah) lafadz wahdahu terbaca nasab karena menjadi hal.
Pengkira-kiraanya adalah:
‫ال إله منفرد إال هو وحده‬
(Tiada sekutu bagi-Nya) baik dari dalil secara aqli dan naqli, untuk dalil
aqlinya adalah sesungguhnya ada dua Tuhan itu tidak mungkin sperti penjelasan
dalam ushul, dan untuk dalil naqlinya adalah Firmannya Allah yang terdapat pada
surat al Kahfi ayat 110 , al Anbiya ayat 108 dan Fushilat berupa:
] ‫ فصلت‬، ١٠٨ : ‫ االنبياء‬،١١٠ : ‫وإلهكم إله واحد [ الكهف‬
‫وذلك يقتضي أن ال شريك له وهو تأكيد لقوله وحده ألن المتصف بالوحداني ة ال ش ريك ل ه (ل ه المل ك) بض م‬
‫الميم السلطان والقدرة وأصناف المخلوقات (وله الحمد) زاد الط براني في رواي ة يح يي ويميت وه و حي ال‬
‫يموت بيده الخير‬
Penjelasan demikian menuntut bahwa Allah tidak memiliki sekutu dan
mempertegas ucapan wahdahu karena suatu Dzat yang bersifat Esa pasti tidak
20
memiliki sekutu. (Dan Allah memiliki kerajaan) lafadz lahul mulku dengan mim

dibaca dhomah dengan arti kerajaan, kekuasaan dan macam-macam sesuatu yang
telah diciptakan (Dan bagi-Nya yang memiliki segala puji) Imam at-Thabrani
menambahkan redaksi berupa:
‫يحيي ويميت وهو حي ال يموت بيده الخير‬
Artinya: “Allah Dzat yang bisa menghidupkan dan mematikan makhluk
dan Allah adalah Dzat yang maha hidup tidak bisa mati, semua kebaikan ada
dikekuasaannya”.
‫(وهو على كل شئ قدير) وهو إلخ ع ده بعض هم من العموم ات في الق رآن لم يتركه ا تخص يص وهي (ك ل‬
‫ ] (وما من داب ة في األرض إال على‬٧٥ : ‫ العنكبوت‬،٣٥ : ‫ االنبياء‬، ١٨٥ : ‫نفس ذائقة الموت) [ آل عمران‬
[ )‫] (وهللا على كل شئ قدير‬١١: ‫ التغابن‬، ٦٤ ‫ و‬٣٥ : ‫ ] (وهللا بكل شئ عليم) [ النور‬٦ : ‫هللا رزقها) [ هود‬
] ٦ : ‫ الحشر‬،٣٩ : ‫ التوبة‬، ٤٠ ‫ المائدة‬، ١٨٩ ‫ و‬٢٩ : ‫ آل عمران‬، ٢٨٤ : ‫البقرة‬
(Wahuwa ‘ala kulli syaiin qodir) ayat ini dianggap oleh sebagian Ulama
termasuk ayat yang masih umum dan harus ditakhsis, sebagian dari ayat-ayat yang
masih umum adalah:
] ٧٥ : ‫ العنكبوت‬، ٣٥ : ‫ االنبياء‬، ١٨٥ : ‫(كل نفس ذائقة الموت) * [ آل عمران‬ 
] ٦ : ‫(وما من دابة في األرض إال على هللا رزقها) [ هود‬ 
]١١: ‫ التغابن‬، ٦٤ ‫ و‬٣٥ : ‫(وهللا بكل شئ عليم) [ النور‬ 
: ‫ التوب ة‬، ٤٠ ‫ المائ دة‬، ١٨٩ ‫ و‬٢٩ : ‫ آل عم ران‬، ٢٨٤ : ‫(وهللا على كل شئ قدير) [ البق رة‬ 
] ٦ : ‫ الحشر‬،٣٩
‫ونوزع في األخيرة بتخصيصها في الممكن فظاهره أنه يقول عقب التكبير على المح ل المرتف ع ويحتم ل أن ه‬
‫يكمل الذكر مطلقا ثم يأتي بالتسبيح إذا هب ط وفي تعقيب التكب ير بالتهلي ل إش ارة إلى أن ه المنف رد بإيج اد ك ل‬
‫موجود وأنه المعبود في كل مكان‬
Dan aku (Mushanif) membagi yang akhir dengan menentukan ayat-ayat
yang masih umum, secara dzohir sesungguhnya Nabi mengatakan lafadz lailaaha
illallah sesudah membaca takbir ditempat yang tinggi. Dan masih
berkemungkinan bahwa Nabi, sesudah membaca takbir lalu menyempurnakan

21
bacaan dzikir yang muthlak kemudian membaca tasbih saat hendak turun. Dalam
melanjutkan bacaan takbir dengan tahlil memiliki isyarat untuk memberitahu
bahwa Allah adalah dzat yang maha Esa dengan menciptakan setiap yang maujud
dan memberitahu bahwa Allah adalah dzat yang wajib disembah disetiap tempat.
‫(آيبون تائبون) من التوبة وهي الرجوع عن كل مذموم شرعا إلى ما هو محمود ش رعا خ بر مبت دأ مح ذوف‬
‫أي نحن راجعون إلى هللا وليس المراد اإلخبار بمحض الرجوع ألنه تحصيل الحاصل ب ل الرج وع في حال ة‬
‫مخصوصة وهي تلبسهم بالعبادة المخصوصة واالتصاف باألوصاف المذكورة قاله تواض عا وتعليم ا أو أراد‬
‫أمته أو استعمل التوبة لالستمرار على الطاعة أي ال يقع منا ذنب‬
(Orang-orang yang kembali dan bertaubat) lafazd taaibuuna tercetak dari
Masdar berupa at-Taubah dengan arti kembali dari setiap perbuatan tercela secara
syariat untuk menuju ke setiap perbuatan yang terpuji secara syariat. Lafadz
aaibuuna ditarkib menjadi Khobar dari Mubtada’ yang terbuang, pengkira-
kiraannya adalah nahnu raaji’uuna ilallah, yang dimaksud bukanlah memberikan
kabar dengan kembalinya yang murni karena kembali yang murni akan
merealisasikan sesuatu yang sudah terealisasi akan tetapi kembali dikondisi yang
tertentu berupa selalu melakukan ibadah yang khusus dan bersikap sesuai dengan
aturan yang disebutkan seperti rendah diri dan mengajarkan ilmu. Atau lafadz
taubat diberlakukan untuk makna ta’at secara terus menerus maksudnya kami
tidak memiliki dosa.
)‫(عابدون ساجدون لربنا) متعلق بساجدون أو بسائر الص فات على التن ازع وه و مق در بع د قول ه (حام دون‬
‫أيضا‬
(Orang-orang yang beribadah, bersujud kepada tuhan kami) lafadz
lirabbinaa ta’aluqnya ke lafadz saajiduuna atau dengan semua sifat tadi dengan
metode perbuatan amal, salah satu sifatnya juga dikira-kirakan setelahnya lafadz
haamiduuna.

22
‫(صدق هللا وعده) فيما وعد به من إظهار دينه وكون العاقبة للمتقين (ونصر عبده) محمدا يوم الخندق (وهزم‬
‫األحزاب) أي الطوائف المتفرقة الذين تجمعوا عليه على باب المدينة أو المراد أحزاب الكفر في جميع األي ام‬
‫والمواطن‬
(Allah selalu menepati janjinya) dalam janjinya yang berupa menampakan
agama islam dan akibatnya terjadi pada orang-orang yang bertaqwa. (Dan Allah
menolong hambanya) yaitu Nabi Muhammad SAW saat perang Khondaq (dan
membubarkan kelompok para musuh) maksudnya kelompok-kelompok yang
berkumpul di pintu kota Madinah atau yang dimaksud adalah kelompok orang
kafir disetiap waktu dan tempat.
‫(وحده) بغير فعل أحد من اآلدميين وال سبب من جهتهم فانظر إلى قوله وهزم األحزاب وح ده فنفي م ا س بق‬
‫ذكره وهذا معنى الحقيقة فإن فعل العبد خلق لربه والكل منه وإليه ول و ش اء هللا أن يبي د أه ل الكف ر بال قت ال‬
‫لفعل وفيه داللة على التفويض إلى هللا واعتقاد أنه مالك الملك وأن له الحمد ملكا واستحقاقا وأن قدرت ه تتعل ق‬
.‫بكل شئ من الموجودات على ما مر‬
(Allah yang maha Esa) tanpa bantuan dari para manusia dan sebab yang
ada pada diri mereka. Lihatlah redaksi:
‫وهزم األحزاب وحده‬
Ini merupakan makna secara hakikat dengan menafikan perkataan
sebelumnya. Karena perbuatan seorang makhluk dan apapun itu dari dzatnya
Allah. Jika Allah mengkehendaki untuk memusnahkan orang kafir tanpa ada
peperangan maka Allah akan melakukannya. Dalam hadis ini menunjukan untuk
selalu pasrah kepada Allah dan meyakini bahwa Allah adalah dzat yang
menguasai kerajaan, meyakini bahwa Allah memiliki pujian dan berhak atas
semua itu dan sifat kuasanya Allah berkaitkan dengan sesuatu yang maujud.
‫(مالك حم ق) في الحج (د ت) في الجهاد (عن ابن عمر) بن الخط اب وزاد في رواي ة المح املي في آخ ره و‬
.‫ وسنده ضعيف‬: ‫(كل شئ هالك إال وجهه له الحكم وإليه ترجعون) * قال الحافظ العراقي‬
(HR. Imam Malik dan Imam Ahmad dalam kitab musnadnya dan Imam
Bukhari Muslim) dalam bab haji (Abu Dawud dan Tirmidzi) dalam bab jihad (dari

23
Ibnu Umar) bin Khathab, dan Beliau menambahkan riwayat Imam al-Mahamili
diakhir hadis berupa:

‫كل شئ هالك إال وجهه له الحكم وإليه ترجعون‬

Imam al-Hafidz al-Iraqi berkata: “Sanad hadis ini lemah”.

‫ (كان إذا ك ان ال رطب) أي زمن ه (لم يفط ر) من ص ومه (إال على ال رطب وإذا لم يكن ال رطب لم‬- .٦٧٧٨
‫ (عبد بن حمي د عن ج ابر) بن عب د‬.‫يفطر إال على التمر) لتقويته للنظر الذي أضعفه الصوم وألنه يرق القلب‬
.‫هللا‬
6778.- (Ketika Nabi hanya memiliki kurma basah maka Nabi akan berbuka puasa
dengan memakan itu dan ketika tidak ada kurma basah maka Nabi akan berbuka
puasa dengan menggunakan kurma kering) karena kurma bisa menguatkan daya
tahan tubuh disebabkan orang yang berpuasa pasti lemas dan kurma bisa
menghaluskan hati. (HR. Abdun bin Hamid dari Jabir) bin Abdullah.

‫ (كان إذا كان يوم عيد) بالرفع فاعل كان وهي تامة تكتفي بمرفوعها أي إذا وق ع ي وم عي د (خ الف‬- .٦٧٧٩
‫الطريق) أي رجع في غير طريق الذهاب إلى المصلى‬
6779.- (Ketika Hari Raya tiba) lafadz yaumu ied terbaca rofa’ karena menjadi
fi’ilnya kana dan kana disini adalah yang cukup dengan lafadz yang terbaca rafa’.
Maksudnya ketika Hari Raya tiba (maka Nabi akan mencari jalan yang berbeda)
maksudnya Nabi pulang melewati jalan yang berbeda dari keberangkatannya ke
musholla.
‫ ] الرج وع لتش هد‬١٥٨ ‫فيذهب في أطولهما تكثيرا لألجر ويرجع في أقصرهما ألن الذهاب أفض ل من [ ص‬
‫له الطريق ان أو س كانهما من إنس وجن أو ليس وي بينهم ا في فض ل م روره أو للت برك ب ه أو لش م ريح ه أو‬
‫ليستفتى فيهما أو إلظهار الشعار فيهما أو لذكر هللا فيهما أو ليغيظ بهم الكفار أو يرهبهم بكثرة أتباعه أو حذرا‬
‫من كيدهم‬

24
Oleh karena itu Nabi berangkat ke musholla melewati jalan yang sangat
jauh dengan tujuan untuk memperbanyak pahala dan pulang melalui jalan yang
lebih dekat. Karena berangkat lebih utama dari pada pulang, karena kedua jalan
yang ditempuh supaya dapat menyaksikan Nabi atau agar manusia maupun jin
ikut menyaksikan, atau agar diantara dua jalan yang jauh dengan dipukul sama
rata dalam keutamaan yang dilewati, atau untuk memperoleh barokah, atau
mencium baunya, atau agar seseorang bisa mencari fatwa, atau untuk menyebarka
syi’ar agama, atau untuk berdzikir kepada Allah, atau untuk membuat marah-
marah orang kafir, atau untuk menghindari fitnah dari orang kafir.
‫أو ليعم أهلهما بالس رور برؤيت ه أو ليقض ي ح وائجهم أو ليتص دق أو يس لم عليهم أو ل يزور قب ور أقارب ه أو‬
‫ليصل رحمه أو تفاؤال بتغير الحال للمغفرة أو تخفيف ا للزح ام أو ألن المالئك ة تق ف في الط رق أو ح ذرا من‬
‫العين أو لجميع ذلك أو لغير ذلك والفضل المتقدم كما صححه في المجموع‬
agar jalan yang dilewati Nabi bisa membuat penghuni disana merasa
senang, atau agar Nabi bisa menunaikan kebutuhan mereka, atau untuk
bersedekah, untuk memberikan ucapa salam, untuk berziarah ke makam para
kerabatnya, untuk menyambung tali silaturahmi, untuk mengambil ketularan
dengan berubahnya suatu kondisi yang dapat memperoleh ampunan, untuk
menghindari desakan/kerumunan orang banyak, atau karena para Malaikat
berdiri/menunggu dibeberapa jalan, atau untuk menghindari penyakit lain, atau
tujuannya dialasi terhadap keseluruhan di atas, atau bisa jadi tujuannya selain dari
keseluruhan di atas. Seperti keterangan dalam kitab majmu’ yang sudah ditashih.
‫ هذه المذكورات أكثره ا دع اوى فارغ ة انتهى وفي الص حيحين عن‬: ‫لكن قال القاضي عبد الوهاب المالكي‬
‫ابن عمر أنه كان يخرج في العيدين من طريق الشجرة ويدخل من طريق المع رس وإذا دخ ل مك ة دخ ل من‬
.‫الثنية العليا ويخرج من الثنية السفلى‬
Imam al-Qadhi Abdul Wahab al-Makki berkata: “Keterangan yang baru
saja disebutkan kebanyakan adalah tuduhan kosong”. Dalam kitab sahih dari
Sahabat Ibnu Umar bahwa sesungguhnya Nabi keluar untuk melaksanakan Hari

25
Raya dari jalan yang bernama as-Syajarah dan Nabi masuk lewat jalan yang
bernama al-Mi’ros, ketika Nabi memasuki kota Makkah maka Nabi masuk
melalui jalan tsaniyatul ‘ulya dan pergi lewat tsaniyatus sufli.
.‫(خ) في صالة العيد (عن جابر) ورواه الترمذي عن أبي هريرة‬
(HR. Imam al-Bukhari) dalam bab sholat Hari Raya (dari Jabir) dan Imam at-
Tirmidzi meriwayatkan hadis dari Abu Hurairah.

‫ (ك ان إذا ك ان مقيم ا اعتك ف العش ر األواخ ر من رمض ان وإذا س افر اعتك ف من الع ام المقب ل‬- .٦٧٨٠
‫عشرين) أي العشرين األوسط واألخير من رمضان عشرا عوضا عما فاته من العام الماض ي وعش را ل ذلك‬
.‫العام وفيه أن فائت االعتكاف يقضى أي شرع قضاؤه‬
6780.- (Ketika Nabi bermukim maka Nabi akan melaksanakan I’tikaf di hari ke-10
dari akhir bulan Ramadhan dan ketika Nabi berpergian maka Nabi I’tikaf di tahun
depan selama 20 hari) maksudnya tengah-tengah dan akhir dari bulan Ramadhan
(mulai dari tanggal 10 sampai 30 Ramadhan) dengan rincian 10 yang pertama
sebagai ganti I’tikaf dari tahun kemarin dan 10 hari kemudian untuk tahun itu.
Dalam hadis ini menjelaskan disyariatkannya untuk mengqodhoi I’tikaf yang
pernah ia tinggalkan.
.‫(حم عن أنس) بن مالك رمز لحسنه‬
(HR. Imam Ahmad dalam kitab musnadnya dari Sahabat Anas) bin Malik,
Mushanif membuat rumus karena hadisnya hasan.

‫ (كان إذا كان في وتر من صالة لم ينهض) إلى القيام عن السجدة الثانية (حتى يستوي‬- .٦٧٨١
.‫قاعدا) أفاد ندب جلسة االستراحة وهي قعدة خفيفة بعد سجدته الثانية في كل ركعة يقوم عنها‬
6781.- (Ketika Nabi melakukan sholat witir maka Nabi tidak langsung bangun)
sampai Beliau berdiri dari sujud yang kedua (sehingga Beliau duduk terlebih
dahulu) maksudnya disunahkan untuk duduk istirahat terlebih dahulu, duduk
istirahat adalah duduk sebentar setelah sujud yang kedua ketika hendak berdiri
pada setiap rokaat.

26
.)‫(د ت عن مالك بن الحويرث‬
(HR. Abu Dawud dan Imam at-Tirmidzi dari Malik bin al-Huwairis).

‫ (كان إذا كان صائما أمر رجال فأوفى) أي أشرف (على شئ) عال يرتقب الغروب يقال أوفى على‬- .٦٧٨٢
‫الشئ أشرف عليه (فإذا قال) قد (غابت الشمس أفط ر) لف ظ رواي ة الط براني أم ر رجال يق وم على نش ز من‬
.‫األرض فإذا قال قد وجبت الشمس أفطر‬
6782.- (Ketika Nabi sedang melaksanakan puasa maka Nabi akan memberi
perintah kepada seorang laki-laki lalu ia menuruti perkataan Nabi) maksudnya
adalah perintah untuk mengamati terbenamnya matahari, diucapakan:
‫أوفى على الشئ أشرف عليه‬
“Menuruti sesuatu yang akan dimuliakan”
(Ketika laki-laki tersebut berkata ) sesungguhnya (matahari sudah
terbenam maka Nabi akan berbuka puasa) redaksi yang diriwayatkan Imam
Tirmidzi adalah: “Nabi memerintahkan laki-laki yang berada di tempat tinggi
untuk mengamati matahari terbenam, ketika laki-laki tersebut sudah mengatakan:
“Matahari sudah benar-benar terbenam” maka Nabi akan berbuka puasa.
‫ على‬: ‫(ك) في الص وم (عن س هل بن س عد) الس اعدي (طب) في الص وم (عن أبي ال درداء) ق ال الح اكم‬
.‫ فيه عند الطبراني الواقدي وهو ضعيف‬: ‫شرطهما وأقره الذهبي وقال الهيثمي‬
(HR. Imam Hakim) dalam bab puasa (dari Sahabat Sahal bin Saad) as
Sa’adi (dan Imam at-Thabrani pada kitab al-Kabir) dalam bab puasa (dari Sahabat
Abi Darda) Imam Hakim berkata: “Hadis ini telah memenuhi syaratnya Imam
Bukhari dan Muslim”, dan Imam Dzihabi setuju dengannya. Imam al-Haithami
berkata menurut Imam at-Thabrani dalam hadis ini ada yang periwayat lain yaitu
al-Waqadi dan hadisnya lemah.
‫ (كان إذا كان راكعا أو ساجدا قال س بحانك) زاد في رواي ة ربن ا (وبحم دك) أي وبحم دك س بحتك‬- .٦٧٨٣
.‫(أستغفرك وأتوب إليك) ورد تكريرها ثالثا أو أكثر‬

27
6783.- (Ketika Nabi sedang melakukan rukun rukuk atau sujud maka Nabi akan
mengucapkan:
‫سبحانك ربنا وبحمدك أستغفرك وأتوب إليك‬
Pengulangan membaca kalimat tersebut bisa sampai tiga kali atau lebih.
.‫(طب عن ابن مسعود) رمز المصنف لحسنه‬
(HR. Imam at-Thabrani dari Sahabat Ibnu Mas’ud) Mushanif membuat
rumus karena hadisnya hasan.

‫ (كان إذا كان قبل التروية بيوم) وهو سابع الحجة ويوم التروي ة الث امن (خطب الن اس) بع د ص الة‬- .٦٧٨٤
‫الظهر أو الجمعة خطبة فردة عند باب الكعبة (ف أخبرهم بمناس كهم) الواجب ة وغيره ا وبترتيبه ا فين دب ذل ك‬
‫لإلمام أو نائبه في الحج ويسن أن يقول إن كان عالما هل من سائل ؟‬
6784.- (Ketka Nabi berada di hari sebelum hari tarwiyah dengan selisih satu hari)
yaitu tanggal 7 Dzulhijjah, sedangkan hari tarwiyah ada ditanggal 8 Dzulhijjah
(maka Nabi akan melakukan khutbah yang akan disampaikan pada orang-orang)
setelah melakukan sholat dzuhur atau sholat Jum’at, pelaksanaan khutbah
dilakukan di dekat pintu Ka’bah.
(Kemudian Nabi memberitahu mereka tentang suatu ibadah) baik yang
wajib atau tidak dan caranya mengurutkan ibadah, oleh karena itu bagi Imam atau
penggantinya hukumnya sunah melakukan khutbah dalam melaksanakan ibadah
haji, dan disunahkan pula mengucapkan:
‫إن كان عالما هل من سائل‬
‫ تف رد ب ه أب و ق رة الزبي دي عن موس ى وه و ص حيح وأق ره‬: ‫(ك هق عن ابن عمر) بن الخطاب قال الحاكم‬
.‫الذهبي‬
(HR. Hakim dan Imam Baihaqi dalam kitab as-Sunnan dari Sahabat Ibnu
Umar) bin Khathab, Imam Hakim berkata: “Abu Quratuz Zabidi sendirian
meriwayatkan hadis dari Musa dan ini pendapat yang sahih dan telah disetujui
oleh Imam Dzhabi”.

28
‫ (كان إذا كبر للصالة) أي لإلحرام بها (نش ر أص ابعه) أي بس طها وفرقه ا مس تقبال به ا القبل ة إلى‬- .٦٧٨٥
‫ يسن تفريقها تفريقا وسطا وذهب بعضهم إلى عدم ن دب التفري ق وزعم‬: ‫فروع أذنيه وبهذا أخذ الشافعي فقال‬
.‫أن معنى الحديث أنه كان يمد أصابعه وال يطويها فيكون بمعنى خبر رفع يديه مدا‬
6785.- (Ketika Nabi takbiratul ihram untuk melaksanakan sholat) maksudnya
takbiratul ihram untuk melaksanakan sholat (maka Nabi akan membentangkan
jarinya) maksudnya membentangkan seraya menghadap kearah kiblat, dan
membentangkannya sampai kedua telinga.
Imam as-Syafi’i menjadikan hadis ini sebagai landasan kemudian Beliau
berkata: “Hukumnya sunah merenggangkan jari-jari dengan cara merenggangkan
jari-jari yang tidak sampai berlebihan”. Sebagian para Ulama menyangka bahwa
makna hadis ini, bahwa Nabi merenggangkan jari Beliau dan tidak melipatnya,
oleh karena itu hadis yang menggunkan redaksi rafa’a yadaihi maknanya adalah
merenggangkan.
‫ ولم ينقل عنه أنه قال شيئا قب ل التكب ير وال تلف ظ بالني ة ق ط في خ بر ص حيح وال ض عيف وال‬: ‫قال ابن القيم‬
.‫استحبه أحد من صحبه اه‬
Imam Ibnu Qayim berkata sesungguhnya tidak ada yang mengutip bahwa
Nabi tidak pernah berkata apapun sebelum takbir dan Nabi tidak pernah
melafadzkan niat sama sekali baik dalam hadis yang sahih atau dha’if dan sama
sekali tidak ada salah satu dari para Sahabat yang menganggap hal tersebut sunah.

.)‫(ت ك عن أبي هريرة‬


(HR. Imam at-Tirmidzi dan Hakim dari Abu Hurairah).

‫ (كان إذا كربه أمر) أي شق عليه وأهمه شأنه (قال يا حي يا قيوم برحمتك أستغيث) في ت أثير ه ذا‬- .٦٧٨٦
‫الدعاء في دفع هذا الهم والغم مناسبة بديعة ف إن ص فة الحي اة متض منة لجمي ع ص فات الكم ال مس تلزمة له ا‬
‫وصفة القيمومية متضمنة لجميع صفات األفعال‬
6786.- (Ketika Nabi mendapat sebuah kesulitan) maksudnya ada sesuatu yang
menyebabkan dan membuat Nabi sedih (maka Nabi akan berkata: “Ya hayyu ya

29
qayyum birahmatika astaghis”) do’a ini bisa menghindarkan seseorang dari
kesulitan dan kesedihan, karena do’a ini memiliki keserasian yang indah, oleh
karena itu sifat hayat mencangkup semua sifat kesempurnaan yang melekat
padannya, dan sifat qayyum mencangkup semua sifat perbuatan.
‫ولهذا قيل إن اسمه األعظم هو الحي القيوم والحياة التامة تضاد جميع اآلالم واألجسام الجسمانية والروحاني ة‬
‫ولهذا لما كملت حياة أهل الجنة لم يلحقهم هم وال غم ونقصان الحياة يضر باألفع ال وين افي القيمومي ة فكم ال‬
‫القيمومية بكمال الحياة‬
Oleh karena inilah diucapkan: “Sesungguhnya nama Allah yang paling
agung adalah hayyu dan qayyum, sifat hayat yang sempurna berlawanan dengan
semua penyakit dan anggota jasmani dan ruhani”. Dan oleh karena ini jugalah
kehidupan penghuni surga tidak ada kaitannya dengan kesusahan dan kesedihan,
dan sifat kehidupan bisa berkurang dengan sebab perbuatan, oleh karena itulah
kesempurnaan sifat qayyum bisa menjadi sempurna dengan sebab sempurnanya
sifat hayat.
‫فالحي المطلق التام الحياة ال يفوته صفة كمال البتة والقيوم ال يتعذر عليه فع ل ممكن البت ة فالتوص ل بص فة‬
‫الحياة والقيمومية له تأثير في إزالة ما يضاد الحياة وتغير األفعال فاستبان أن السم الحي القيوم ت أثيرا خاص ا‬
.‫في كشف الكرب وإجابة الرب‬
Sifat kehidupan merupakan kesempurnaan yang mutlak. Tidak ada sifat
sempurna yang bisa mengunggulinya. Dan dengan adanya sifat qayyum tidak ada
pekerjaan yang tak mungkin dilakukan. Sifat hayat dan qayyum dijadikan sebagai
perantara untuk menghilangkan sesuatu yang berlawanan dengan kehidupan dan
perubahan dari suatu perbuatan, oleh karena itulah sudah sangat jelas bahwa sifat
hayyu dan qayyum mempunyai khasiat khusus untuk menghilangkan kesulitan dan
menjadikan sebab terkabulnya suatu do’a.
.‫(ت عن أنس) بن مالك‬
(HR. Imam at-Tirmidzi dari Sahabat Anas) bin Malik.

30
‫ (كان إذا كره شيئا رؤي ذلك في وجه ه) ألن وجه ه كالش مس والقم ر ف إذا ك ره ش يئا كوجه ه ظ ل‬-.٦٧٨٧
.‫كالغيم على النيرين فكان لغاية حيائه ال يصرح بكراهته بل إنما يعرف في وجهه‬
6787.- (Ketika Nabi membenci sesuatu maka akan terlihat dari raut wajah Nabi)
karena wajah Nabi bagaikan matahari dan rembulannya, oleh karena itu ketika
Nabi membenci sesuatu maka terlihat di wajah Beliau ada bayangan yang
bagaikan mendung, oleh karena itu sikap malu yang dimiliki Nabi tidak bisa
digambarkan dengan kebenciannya akan tetapi hanya bisa diketahui dari raut
wajahnya.
‫ رواه بإسنادين رجال أحدهما رجال الصحيح وأص له في الص حيحين‬: ‫(طس عن أنس) بن مالك قال الهيثمي‬
.‫من حديث أبي سعيد ولفظه كان أشد حياء من العذراء في خدرها فإذا رأى شيئا يكرهه عرفناه في وجهه‬
(HR. Thabrani dalam kitab al-Ausath dari Sahabat Anas ) bin Malik, Imam
al-Haithami berkata: “Para periwayat meriwayatkan hadis dengan dua sanad yang
mana salah satu dari dua sanad tadi ada riwayat yang sahih”, dan asal hadis ini
yang diriwyatkan dalam kitab al-Bukhari dan Muslim dari hadisnya Abi Sa’id
berupa: “Nabi sangat pemalu dihadapan para wanita yang masih perawan yang
ada dirumahnnya”, oleh karena itu ketika Nabi melihat sesuatu yang tidak ia sukai
maka kami (para Sahabat) akan mengetahuinya di raut wajahnya.

‫ (كان إذا لبس قميصا بدأ بميامن ه) أي أخ رج الي د اليم نى من القميص ذك ره اله روي كالبيض اوي‬- .٦٧٨٨
.‫ قوله بميامنه أي بجانب يمين القميص‬: ‫وقال الطيبي‬
6788.- (Ketika Nabi mengenakan jubah maka Nabi akan memulainya dengan
tangan kanan) menurut Imam al-Harawi seperti halnya Imam al-Baidhowi. Imam
at-Thibi berkata redaksi yang berupa lafadz bimayaa minihi yang dimaksud adalah
arah kanan baju jubah.
‫ الميامن جميع ميمنة كمرحمة ومراحم والمراد به ا هن ا جه ة اليمين فين دب التي امن في‬: ‫وقال الزين العراقي‬
‫اللبس كما يندب التياسر في النزع لخبر أبي داود عن ابن عمر كان إذا لبس شيئا من الثياب ب دأ ب األيمن ف إذا‬
‫نزع بدأ باأليسر وله من ح ديث أنس ك ان إذا ارت دى أو ترج ل ب دأ بيمين ه وإذا خل ع ب دأ بيس اره ق ال ال زين‬
.‫ وسندهما ضعيف‬: ‫العراقي‬
31
Imam Zainul al-Iraqi berpendapat: “Lafadz mayaamin adalah bentuk
jamak dari isim mufrad maimanatun seperti lafadz marhamatun yang jamaknya
adalah maraahimu yang dimaksud mayamin adalah arah kanan”, oleh karena itu
sunah hukumnya mendahulukan anggota kanan dalam memakai pakaian sama
halnya sunah mendahulukan anggota kiri dalam melepas pakaian, karena
berdasarkan hadis Abu Dawud dari Ibnu Umar berupa: “Ketika Nabi memakai
pakaian maka Nabi akan mendahulukan anggota kanan namun saat Nabi
melepasnya maka Nabi akan mendahulukan anggota kiri”. Dan ada hadis Abu
dawud dari Anas yang berbunyi: “Ketika Nabi memakai selendang atau menyisir
rambut maka Nabi akan mendahulukan anggota kanan namun saat Nabi
melepaskan maka Nabi akan mendahulukan anggota sebelah kiri”. Imam Zainul
al-Iraqi berpendapat sanad kedua hadis barusan lemah.
)‫ لم أر للقميص ذك را ص حيحا إال في آي ة (اذهب وا بقميص ي ه ذا‬: ‫ ق ال ابن الع ربي في الس راج‬: ‫تنبيه‬
.‫ ] وقصة ابن أبي ورده ابن حجر بأنه ثابت في عدة أحاديث أكثرها في السنن والشمائل‬٩٣ : ‫[ يوسف‬
Peringatan: Imam Ibnu Arabi berpendapat dalam kitab as-Siroj aku tidak
pernah melihat baju jubah yang sangat indah pada seorang laki-laki kecuali dalam
ayat:
] ٩٣ : ‫اذهبوا بقميصي هذا [ يوسف‬
Artinya: “Pergilah kalian dengan membawa jubah ini” (QS. Yusuf : 93)
Sebuah kisah yang diceritakan oleh Imam Ibnu Ubai juga dilampirkan
oleh Imam Ibnu Hajar yang mana kisahnya sudah banyak dilampirkan dalam
hadis dan kebanyakan adalah dalam kitab as-Sunnan dan Syamail.
‫ رجاله رجال الصحيح ورواه عن ه أيض ا النس ائي في الزين ة‬: ‫(ت) في اللباس (عن أبي هريرة) قال العراقي‬
.‫فما أوهمه تصرف المصنف من أن الترمذي تفرد به عن الستة غير جيد‬
(HR. Imam at-Tirmidzi) dalam bab berpakain (dari Abu Hurairah) Imam al-
Iraqi berpendapat: “Riwayat hadis ini sahih dan Imam an Nasai meriwayatkan
juga dalam bab perhiasan, ada sesuatu yang membuat mushonnnif janggal adalah

32
bahwasannya Imam at Tirmidzi sendirian meriwayatkan hadis dari enam Imam
lainnya, perasangka Mushanif yang seperti ini tidak baik”.

33
DAFTAR PUSTAKA
1. Al-Munawi, Muhammad Abdur Rouf, Faidhul Qodir, Dar al-Khotob al-
Ilmiyah, Beirut – Lebanon, cetakan 2001 M./1422 H.
2. Ahmad Warson bin Munawwir, Al Munawwir Kamus Arab-Indonesia,
Cetakan ke-14 Tahun 1997 M.
3. H. Taufikul hakim, At Taufiq Kamus Arab-Indonesia, cetakan 2004

34

Anda mungkin juga menyukai