Anda di halaman 1dari 7

ANALISIS KELELAHAN KERJA DENGAN METODE SUBJECTIVE SELF

RATING TEST PADA PEKERJA BAGIAN PRODUKSI PT COCA COLA


AMATIL INDONESIA CENTRAL JAVA
Umi Nur Fadhilah *1, Novie Susanto2
1
Departemen Teknik Industri, Fakultas Teknik, Universitas Diponegoro,
Jl. Prof. Soedarto, SH, Kampus Undip Tembalang, Semarang, Indonesia 50275
2
Departemen Teknik Industri, Fakultas Teknik, Universitas Diponegoro,
Jl. Prof. Soedarto, SH, Kampus Undip Tembalang, Semarang, Indonesia 50275

Abstrak
Kelelahan kerja ditandai oleh penurunan kesiagaan dan perasaan lelah yang merupakan gejala
kelelahan subjektif. Faktor yang menyebabkan kelelahan diantaranya faktor individu seperti usia, jenis
kelamin, masa kerja, dan lain sebagainya. Sedangkan faktor eksternal diantanya lingkungan fisik kerja,
faktor kimia, faktor biologis, faktor ergonomic, dan lain sebagainya. Risiko yang dapat timbul akibat
kelelahan kerja yaitu penurunan motivasi kerja dan rendahnya produktivtas. Pada PT Coca Cola
Amatil Indonesia Central Java memiliki target produksi yang tinggi tiap harinya, untuk itu pekerja
bagian produksi pada PT Coca Cola Amatil Indonesia Central Java dituntut bekerja ekstra untuk
memenuhi target tersebut. Untuk memenuhi target tersebut, PT Coca Cola Amatil Indonesia Central
Java harus beroperasi selama 24 jam dan dalam pelaksanaannya diperlukan sistem kerja shift.
Keadaan ini akan berpengaruh terhadap kondisi fisik dan mental pekerja sehingga menimbulkan beban
kerja bagi para pekerja bagian produksi serta dapat memicu terjadinya kelelahan kerja. Maka dari itu,
dilakukan pengukuran terkait tingkat kelelahan kerja yang dialami oleh pekerja dengan menggunakan
metode Subjective Self Rating Test pada pekerja bagian produksi PT Coca Cola Amatil Indonesia
Central Java. Kelelahan kerja dapat ditunjukkan oleh gejala melemahnya motivasi, melemahnya
kegiatan, dan kelelahan fisik. Berdasarkan pengukuran tersebut, didapatkan bahwa 74% pekerja
bagian produksi mengalami kelelahan ringan dan 26% mengalami kelelahan sedang.

Kata kunci: Kelelahan kerja, Produktivitas, Subjective Self Rating Test

Abstract

[Title: Analysis of Work Fatigue using The Subjective Self Rating Test Method in Production
Workers of PT Coca Cola Amatil Indonesia Central Java] Work fatigue is characterized by a decrease
in alertness and feeling tired which is a symptom of subjective fatigue. Factors that cause fatigue include
individual factors such as age, gender, years of service, and so on. While external factors include the
physical work environment, chemical factors, biological factors, ergonomic factors, and so on. The
risks that can arise due to work fatigue are decreased work motivation and low productivity. At PT
Coca Cola Amatil Indonesia Central Java, it has a high production target every day, for this reason,
production workers at PT Coca Cola Amatil Indonesia Central Java are required to work extra hours
to meet this target. To meet this target, PT Coca Cola Amatil Indonesia Central Java must operate 24
hours a day and in its implementation a shift work system is required. This situation will affect the
physical and mental conditions of workers, causing workload for workers in the production section and
can trigger work fatigue. Therefore, measurements were taken related to the level of work fatigue
experienced by workers using the Subjective Self Rating Test method for workers in the production
division of PT Coca Cola Amatil Indonesia Central Java. Work fatigue can be shown by symptoms of
weakened motivation, weakened activities, and physical exhaustion. Based on these measurements, it
was found that 74% of production workers experienced mild fatigue and 26% experienced moderate
fatigue.

Keywords: Work fatigue, Productivity, Subjective Self Rating Test

------------------------------------------------------------------
*)
Penulis Korespondensi.
E-mail: unfafadhilla@students.undip.ac.id
1. PENDAHULUAN Cola di seluruh wilayah Jawa Tengah. Bagian
Industri makanan dan minuman menjadi salah produksi yang menjadi pusat kegiatan dalam
satu sektor manufaktur andalan dalam memberikan menghasilkan produk di PT Coca Cola Amatil
kontribusi besar terhadap pertumbuhan ekonomi Indonesia Central Java, bertanggung jawab dalam
nasional. Capaian kinerjanya selama ini tercatat menghasilkan produk sesuai jadwal dan target jumlah
konsisten terus positif, mulai dari perannya terhadap produk yang telah ditentukan. Data target produksi di
peningkatan produktivitas, investasi, ekspor hingga PT Coca Cola Amatil Indonesia Central Java
penyerapan tenaga kerja. Kementerian Perindustrian ditunjukkan pada Gambar 1. berikut:
mencatat, triwulan I 2019, pertumbuhan produk
domestik bruto (PDB) industri makanan dan Grafik Target dan Aktual Produksi
minuman mencapai 6,77%. Angka itu di atas 10000000
pertumbuhan PDB industri nasional sebesar 5,07%.
Sektor tersebut pun berkontribusi sebesar 35,58% 5000000
terhadap PDB Industri Non Migas dan sebesar 6,35%
terhadap PDB Nasional (Kemenperin RI, 2019). 0
Berdasakan data tersebut, dengan meningkatnya 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12
produksi pada industri makanan dan minuman
tentunya diimbangi dengan permintaan pasar yang Terget Aktual
tinggi terhadap produk makanan dan minuman. Untuk
itu, pekerja dituntut terus bekerja dan menghasilkan Gambar 1. Target Produksi dan Aktual Produksi
produk sesuai jadwal dan jumlah target yang telah (Sumber: PT Coca Cola Amatil Indonesia Central
ditentukan. Untuk memenuhi target tersebut, tak Java, 2019)
terhindarkan bahwa pekerja harus bekerja dalam Bedasarkan data tersebut, dapat diketahui bahwa
target produksi yang harus dicapai cukup tinggi
intensitas yang tinggi dan durasi yang lama. Selain itu,
hal tersebut juga berpengaruh terhadap kondisi mental dengan rata-rata ± 153.000 produk tiap harinya,
pekerja karena tuntutan pekerjaan yang tinggi untuk itu pekerja bagian produksi pada PT Coca Cola
sehingga menimbulkan adanya beban mental bagi Amatil Indonesia Central Java dituntut bekerja ekstra
para pekerja. Kondisi seperti ini tentunya akan untuk memenuhi target tersebut. Hal ini juga
menyebabkan terjadinya kelelahan kerja dan akan diperkuat dengan kondisi di mana untuk memenuhi
berdampak terhadap performa kinerja pekerja. Sesuai target tersebut, PT Coca Cola Amatil Indonesia
dengan pernyataan Grandjean (1993) terdapat lima Central Java beroperasi selama 24 jam sehingga
kelompok sebab kelelahan yaitu: monotoni kerja, dalam pelaksanaannya diperlukan sistem kerja shift.
intensitas dan durasi dari pekerjaan mental dan fisik, WSH Council (2010) mengatakan bahwa kelelahan
kondisi lingkungan fisik kerja, penyebab mental dapat disebabkan oleh jam kerja yang panjang tanpa
(tanggung jawab, kekhawatiran dan konflik), dan adanya istirahat yang cukup, aktivitas fisik yang
penyakit, rasa sakit serta nutrisi. berkelanjutan, aktivitas mental yang berkelanjutan,
Kelelahan merupakan suatu mekanisme bekerja pada saat waktu-waktu alami untuk tidur
perlindungan tubuh agar tubuh terhindar dari (sebagai akibat dari bekerja pada shift malam dan
kerusakan lebih lanjut sehingga terjadi pemulihan untuk waktu yang lama), dan juga karena tidur dan
setelah istirahat. Kelelahan diatur secara sentral oleh istirahat yang kurang.
otak. Istilah kelelahan menunjukkan kondisi yang Dengan kondisi seperti ini, tentunya akan
berbeda-beda tiap individu, namun menuju pada berpengaruh terhadap kondisi fisik dan mental
hilangnya efisiensi dan menurunnya kapasitas kerja pekerja sehingga menimbulkan adanya beban kerja
serta ketahanan tubuh (Tarwaka dkk., 2004). bagi para pekerja bagian produksi serta dapat memicu
Kelelahan dapat dipicu oleh berbagai faktor internal terjadinya kelelahan kerja. Menurut hasil penelitian
maupun faktor eksternal. PT Coca Cola Amatil sebelumnya yang dilakukan oleh Ihsan dan Salami
Indonesia Central Java yang beralamat di Jalan Raya (2015) terhadap pekerja divisi stamping PT X
Soekarno - Hatta KM 30 Harjosari, Bawen, Indonesia, di mana untuk memenuhi permintaan
Kabupaten Semarang ini adalah salah satu perusahaan pasar maka diperlukan peningkatan terhadap beban
yang bergerak dalam bidang manufacturing dan kerja. Dari hasil penelitian tersebut menunjukkan
distribution minuman ringan baik berupa carbonated bahwa ada pengaruh beban kerja terhadap kelelahan
soft drink (Coca cola, fanta, sprite) maupun non- kerja pada pekerja divisi stamping PT X Indonesia.
carbonated soft drink (frestea, ades). Selain itu, dari data tersebut juga diketahui terjadi
Pada PT Coca Cola Amatil Indonesia Central ketidaksesuaian antara target produksi dan aktual
Java, salah satu kegiatan utama yang dilakukan produksi. Suma’mur (2014) menyatakan bahwa
adalah kegiatan produksi minuman ringan. PT Coca semakin tinggi kelelahan kerja, maka produktivitas
Cola Amatil Indonesia Central Java, sebagai pusat akan menurun yang disebabkan oleh beban kerja
produksi dan distribusi produk Coca Cola di Jawa yang tinggi.
Tengah tentunya memiliki targetproduksi yang tinggi Dari permasalahan yang ada, dilakukan
untuk memenuhi permintaan terhadap produk Coca pengukuran terkait kelelahan yang dialami pekerja
pada bagian produksi di PT Coca Cola Amatil
Indonesia Central Java baik kelelahan fisik maupun seluruh badan, berat di kaki, menguap, pikiran
mental. Sebab kelelahan fisik ataupun mental yang kacau, mengantuk, ada beban pada mata,
dirasakan operator sangat berpengaruh terhadap hasil gerakan canggung dan kaku, berdiri tidak stabil,
pekerjaan. Metode yang digunakan dalam dan ingin berbaring.
pengukuran kelelahan kerja adalah Subjective Self b. 10 pertanyaan tentang pelemahan motivasi
Rating Test yang berasal dari Industrial Fatique mencakup susah berpikir, lelah untuk bicara,
Rating Committee Jepang. Berdasarkan metode ini gugup, tidak berkonsentrasi, sulit memusatkan
nantinya akan dilihat dan diketahui bagaimana perhatian, mudah lupa, kepercayaan diri
kondisi kelelahan operator dan hasil pengukuran berkurang, merasa cemas, sulit mengontrol
kelelahan selanjutnya digunakan untuk menganalisis sikap, dan tidak tekun dalam pekerjaan.
faktor-faktor apa saja yang menyebabkan terjadinya c. 10 pertanyaan tentang gambaran kelelahan
kelelahan kerja lalu disusun rekomendasi untuk fisik perusahaan, serta data pekerja bagian
menyelesaikan masalah terkait. produksi PT Coca Cola Amatil Indonesia
Central Java. Data- data tersebut didapatkan
2. TINJAUAN PUSTAKA dari bagian Occupational Helath and Safety,
Kelelahan Kerja bagian Human Resource, serta bagian Produksi
Kelelahan memiliki arti tersendiri dan bersifat PT Coca Cola Amatil Indonesia Central Java.
subyektif bagi setiap orang. Kelelahan merupakan
mekanisme perlindungan tubuh agar tubuh 3. METODE PENELITIAN
menghindari kerusakan lebih lanjut, sehingga dengan Teknik Pengumpulan Data
demikian terjadinya pemulihan (Suma’mur, 1994). Pada tahap ini dilakukan pengumpulan data yang
Kelelahan menunjukkan kondisi yang berbeda- beda diperlukan untuk diolah dalam penelitian. Data yang
dari setiap individu, tetapi semua mengarah kepada dikumpulkan terdiri dari 2 jenis yaitu data primer dan
kehilangan efisiensi dan penurunan kapasitas kerja data sekunder.
dan ketahanan tubuh (Tarwaka, 2004). a. Data Primer
Data primer berupa wawancara dan pengisian
Penyebab Kelelahan Kerja kuisioner. Wawancara dilakukan untuk
Faktor penyebab terjadinya kelelahan pada mengetahui kondisi kerja pada bagian produksi.
industri sangat bervariasi (Grandjean, 1993). Faktor Sedangkan pengisian kuesioner dilakukan untuk
yang mempengaruhi kelelahan ada dua yaitu faktor mengetahui tingkat kelelahan pada pekerja.
internal dan eksternal (Suma’mur, 2014). Faktor Kuesioner diisi oleh 38 orang responden yang
internal antara lain faktor somatis atau faktor fisik, merupakan pekerja bagian produksi PT Coca
gizi, jenis kelamin, usia, pengetahuan, sikap atau gaya Cola Amatil Indonesia Central Java dengan
hidup, masa kerja. Sedangkan faktor eksternal antara menggunakan metode sampling.
lain keadaan fisik lingkungan kerja (meliputi
kebisingan, suhu, pencahayaan), faktor kimia (zat b. Data Sekunder
beracun), faktor biologis (bakteri, jamur), faktor Data sekunder merupakan data yang diperoleh
ergonomi, kategori pekerjaan, sifat pekerjaan, disiplin tanpa harus mengamati objek secara langsung,
atau peraturan perusahaan, upah, hubungan sosial dan salah satunya melalui sumber data dari
posisi kerja atau kedudukan. perusahaan. Data sekunder dalam penelitian ini
Faktor penyebab kelelahan kerja berkaitan meliputi data hasil pengukuran lingkungan fisik
dengan sifat pekerjaan yang monoton (kurang kerja, data target dan aktual produksi, struktur
bervariasi), intensitas lamanya pembebanan fisik dan organisasi perusahaan, serta data pekerja bagian
mental. Kemudian lingkungan kerja misalnya produksi PT Coca Cola Amatil Indonesia Central
kebisingan, pencahayaan, dan cuaca kerja juga Java. Data-data tersebut didapatkan dari bagian
berpengaruh terhadap kelelahan kerja. Faktor Occupational Helath and Safety, bagian Human
psikologis misalnya rasa tanggung jawab dan khawatir Resource, serta bagian Produksi PT Coca Cola
yang berlebihan, serta konflik yang kronis, status Amatil Indonesia Central Java.
kesehatan, dan status gizi pun berpengaruh pada
kelelahan kerja. Teknik Pengolahan Data
Pada tahap ini, merupakan tahap pengolahan data
Metode Subjective Self Rating Test yang sudah didapatkan pada proses sebelumnya.
Subjective Self Rating Test berasal dari Pengolahan data menggunakan software Excel dan
Industrial Fatigue Research Committee (IFRC) SPSS. Uji statistik yang dilakukan adalah Uji Validitas
Jepang, merupakan salah satu kuisioner yang dapat dan Uji Reliabilitas untuk mengetahuiapakah data dari
mengukur tingkat kelelahan subjektif. Kuisioner kuesioner yang digunakan valid dan untuk mengetahui
tersebut berisi 30 daftar pertanyaan yang terdiri dari tingkat reliabilitas data yang didapat.
(Tarwaka dkk., 2004):
a. 10 pertanyaan tentang pelemahan kegiatan
mencakup erasaan berat di kepala, lelah di
4. HASIL DAN PEMBAHASAN a. Gejala yang menunjukkan pelemahan kegiatan
Gambaran Responden
Responden yang dipilih berdasarkan metode
simple random sampling. Dalam penentuan jumlah
sampel pada penelitian ini digunakan metode Slovin
dengan tingkat ketidaktelitian sebesar 10%. Dalam
pengambilan jumlah sampel dalam penelitian ini,
digunakan tingkat kelonggaran ketelitian sebesar 10%.
Ketidaktelitian sebesar 10% dipilih karena
menyesuaikan sumber dana, waktu, dan tenaga yang
tersedia (Sugiyono, 2015).
Berikut merupakan perhitungan jumlah sampel
dengan menggunakan metode Slovin: Gambar 2. Grafik gejala pelemahan kegiatan
𝑁
n=
1 + 𝑁𝑒 2 b. Gejala yang menunjukkan pelemahan motivasi
63
n= = 38
1 + (63)(0,1)2

Keterangan:
n = Jumlah Sampel
N = Jumlah Populasi
e = Tingkat Kelonggaran Ketelitian

Berdasarkan perhitungan tersebut


makadidapatkan jumlah sampel sebanyak 38 orang
pekerja. Adapun gambaran responden dapat dilihat
pada Tabel 1.
Tabel 1. Gambaran Responden Gambar 3. Grafik gejala pelemahan motivasi

Karakteristik Responden Jumlah Persentase c. Gejala yang menunjukkan kelelahan fisik


Jenis
Pria 31 81,58%
Kelamin
Wanita 7 18,42%
Usia ≤ 40 tahun 24 63,16%
> 40 tahun 13 34,21%
Masa Kerja ≤ 10 tahun 14 36,84%
> 10 tahun 23 60,53%
Normal
Status Gizi 17 44,74%
(18,5 - 25,0)

Tidak Normal
21 55,26%
(< 18,5 atau
Gambar 4. Grafik gejala kelalahan fisik
> 25,0)
Distribusi tingkat kelelahan pekerja bagian
Distribusi Tingkat Kelelahan
produksi PT Coca Cola Amatil Indonesia Central Java
Pengumpulan data dilakukan dengan
yang ditunjukkan spada Tabel 2.
menyebarkan kuisioner Subjective Self Rating Test
kepada pekerja bagian produksi PT Coca Cola Amatil
Tabel 2. Distribusi tingkat kelelahan kerja
Indonesia Central Java. Berikut merupakan hasil
pengumpulan data kelelahan kerja dari gejala yang Kategori Skor Jumlah Persentase
menunjukkan pelemahan kegiatan, pelemahan Tidak Lelah <30 0 0%
motivasi, dan kelelahan fisik. Gambar 2, 3, dan 4 Kelelahan Ringan 31-60 28 74%
merupakan grafik untuk masing-masing gejala yaitu Kelelahan Sedang 61-90 10 26%
gejala yang menunjukkan pelemahan kegiatan, gejalan Kelelahan Berat >90 0 0%
yang menunjukkan pelemahan motivasi, dan gejala
yang menunjukkan kelelahan fisik.
Berdasarkan tabel tersebut, dapat diketahui kelelahan berat yang dialami oleh pekerja, namun
bahwa 100% pekerja bagian produksi PT Coca Cola tetap harus dilakukan analisis terkait faktor-faktor
Amatil Indonesia Central Java mengalami kelelahan yang menyebabkan kelelahan kerja. Hal ini perlu
kerja. Di mana 74% diantaranya termasuk ke dalam dilakukan karena kelelahan kerja yang tidak segera
kategori kelelahan ringan dan 26% lainnya mengalami ditangani secara berangsur-angsur dapat
kelelahan sedang. menyebabkan penurunan performansi dan
produktivitas, bahkan dapat memicu kecelakaan kerja.
Uji Validitas Berdasarkan gejala-gejala kelelahan yang
Uji validitas adalah uji yang digunakan untuk dialami, secara garis besar, yang dialami oleh pekerja
menunjukkan sejauh mana alat ukur yang digunakan bagian produksi lebih menuju ke gejala pelemahan
dalam suatu mengukur apa yang diukur. Ghozali kegiatan, disusul dengan gejala kelelaan fisik dan
(2009) menyatakan bahwa uji validitas digunakan terakhir gejala pelemahan moivasi. Selanjutnya,
untuk mengukur sah, atau valid tidaknya suatu dilakukan analisis terkait faktor-faktor yang mampu
kuesioner. Suatu kuesioner dikatakan valid jika menyebabkan kelelahan tersebut baik dari faktor
pertanyaan pada kuesioner mampu untuk internal maupun eksternal.
mengungkapkan sesuatu yang akan diukur oleh
kuesioner tersebut. Menurut Sujarweni (2014) Analisis Faktor Internal terhadap Kelelahan
kuesioner dikatakan valid jika nilai signifikansi < 0,05. Kerja
Dilakukan uji validitas terhadap data yang a. Usia
diperoleh dari hasil kuesioner Subejctive Self Rating Kelelahan kerja dialami oleh seluruh pekerja
Test menggunakan software SPSS untuk ketiga bagian bagian produksi, baik kelelahan kerja ringan maupun
yang ada di dalam kuesioner, diantaranya bagian sedang. Terdapat beberapa pekerja dengan usia di atas
gejala pelemahan kegiatan, bagian gejala pelemahan 40 tahun merasakan kelelahan kerja dengan kategori
motivasi dan bagian gejala kelelahan fisik. kategori ringan dan ada juga beberapa pekerja yang
Berdasarkan hasil ketiga tabel perhitungan SPSS, merasakan kelelahan kerja dengan kategori sedang
menunjukkan bahwa nilai signifikansi (Sig) pada tiap dan begitu pula sebaliknya. Berdasarkan hal tersebut,
bagian baik bagian gejala pelemahan kegiatan, tingkat kelelahan kerja yang dialami oleh pekerja
pelemahan motivasi, maupun kelelahan fisik memiliki bagian produksi tidak dipengaruhi oleh faktor usia.
nilai < 0,05. Sehingga dapat dikatakan bahwa data Hal tersebut sejalan dengan penelitian yang
hasil kuesioner tersebut valid. dilakukan oleh Juliana, dkk (2018) mengenai analisis
risiko kelelahan kerja pada karyawan bagian produksi
Uji Reliabilitas PT Arwana Anugrah Keramik, Tbk yang menyatakan
Dalam penelitian, reliabilitas adalah sejauh mana bahwa tidak terdapat hubungan antara usia dengan
pengukuran dari suatu tes tetap konsisten setelah kelelahan kerja.
dilakukan berulang-ulang terhadap subjek dan dalam
kondisi yang sama. Uji Reliabilitas merupakan uji b. Jenis Kelamin
tingkat kestabilan suatu alat pengukur dalam Kelelahan kerja dialami oleh semua pekerja baik
mengukur suatu gejala atau kejadian. Semakin tinggi pria maupun wanita. Dari 10 kelelahan kerja dengan
reliabilitas suatu alat pengukur, semakin stabil pula kategori sedang, 5 diantaranya dialami oleh pekerja
alat pengukur tersebut. Menurut Nunnaly (1967), wanita dari total responden wanita sebanyak 7 orang.
suatu atribut dikatan reliable jika memberikan nilai Berdasarkan hal tersebut, dapat diketahui bahwa
Cronbach Alpha > 0,6. pekerja wanita lebih cenderung merasakan kelelahan
Berdasarkan hasil dari ketiga tabel perhitungan kerja dengan tingkat yang lebih besar dibandingkan
dengan software SPSS menunjukkan bahwa nilai degan pekerja pria.
Cronbach Alpha untuk semua bagian mempunyai nilai Namun hal yang berbeda ditunjukkan pada
> 0,6, yaitu sebesar 0,730 untuk gejala pelemahan penelitian yang dilakukan oleh Kusgiyanto, dkk
kegiatan, 0,833 untuk gejala pelemahan motivasi, dan (2017) mengenai analisis hubungan beban kerja fisik,
0,816 untuk gejala kelelahan fisik. Sehingga dapat masa kerja, usia, dan jenis kelamin terhadap tingkat
dikatakan bahwa data tersebut layak digunakan dalam kelelahan kerja pada pekerja bagian pembuatan kulit
penelitian. lumpia di kelurahan Kranggan kecamatan Semarang
Tengah bahwa tidak ada hubungan antara jenis
Analisis Kelelahan Kerja kelamin dengan tingkat kelelahan kerja.
Berdasarkan hasil pengumpulan dan pengolahan Hal tersebut dikarenakan dalam penelitian ini
data kuesioner Subjective Self Rating Test dapat jumlah sampel tenaga kerja perempuan lebih sedikit
diketahui bahwa sebanyak 38 orang responden pekerja yaitu hanya sebesar 18% dari total responden. Oleh
bagian produksi PT Coca Cola Amatil Indonesia karena itu, untuk memastikan hubungan antara
Central Java mengalami kelelahan saat bekerja. Di keduanya diperlukan penelitian lebih lanjut dengan
mana 74% diantaranya termasuk ke dalam kategori jumlah sampel pria dan wanita yang proporsional.
kelelahan ringan dan 26% lainnya mengalami c. Status Gizi
kelelahan sedang. Walaupun tidak terdapat kategori
Kelelahan kerja baik ringan maupun sedang dengan lokasi genset yang menghasilkan suara dengan
dialami oleh seluruh pekerja, baik dengan status gizi tingkat kebisingan tinggi yaitu sebesar 98,6 dB.
normal maupun tidak normal baik kelelahan kategori Hal tersebut sejalan dengan penelitian yang
sedang maupun kelelahan kategori ringan. dilakukan oleh Arini (2015) mengenai analisis faktor
Berdasarkan hal tersebut, tingkat kelelahan yang yang berhubungan dengan terjadinya kelelahan kerja
dialami pekerja tidak dipengaruhi oleh status gizi pada pengumpultoldi perusahaan pengembang jalan
masing-masing pekerja. tol Surabaya menyatakan bahwa ada keterkaitan
Hasil tersebut sejalan dengan penelitian yang antara kebisingan dan tingkat kelelahan.
dilakukan oleh Umyati (2010) dengan responden
pekerja penjahit di sektor informal. Hasil penelitian c. Faktor Ergonomi
menunjukkan bahwa dari 42 responden, 31 responden Pekerja lebih banyak bekerja dengan posisi
yang mengalami kelelahan berada pada kategori status berdiri dalam waktu yang cukup lama dan terkadang
gizi normal. dalam posisi membungkuk. Terdapat beberapa pekerja
yang mengangkat benda sangat berat (>20 kg) secara
Analisis Faktor Eksternal terhadap Kelelahan manual atau tanpa alat bantu. Jika berat beban > 23 kg
Kerja maka tidak diperkenankan untuk diangkat sendiri
a. Beban Kerja dan Mas Kerja karena memiliki potensi untuk terjadi musculoskeletal
Pekerja bagian produksi ini memiliki beban kerja disorders (MSDs) dan hernia.
atau tanggung jawab untuk menghasilkan produk Hal tersebut sejalan dengan penelitian yang
sesuai dengan target produksi dan target produksi yang dilakukan oleh Atiqoh, J dkk (2014) mengenai analisis
harus dicapai cukup tinggi. Untuk itu, PT Coca Cola faktor-faktor yang berhubungan dengan kelelahan
Amatil Indonesia Central Java beroperasi selama 24 kerja pada pekerja konveksi bagian penjahitan di CV
jam sehingga dalam pekerjaannya diperlukan sistem Aneka Garment Gunungpati Semarang menyatakan
kerja shift. Kelelahan dapat disebabkan oleh salah bahwa sikap tubuh yang statis seperti terlalu lama
satunya karena bekerja pada saat waktu-waktu alami membungkuk pada saat menjahit sangat beresiko
untuk tidur (sebagai akibat dari bekerja pada shift menyebabkan keluhan kesehatan, kurangnya relaksasi
malam dan untuk waktu yang lama), dan juga karena atau peregangan otot saat bekerja dapat menyebabkan
tidur dan istirahat yang kurang cukup. Hal ini penimbunan asam laktat pada otot yang memicu
dibuktikan dengan seringnya kesalahan yang timbulnya kelelahan.
dilakukan pekerja pada malam hari.
Kelelahan kerja lebih banyak dialami oleh Rekomendasi Perbaikan
pekerja dengan masa kerja di atas 10 tahun. Dari total a. Engineering Control
10 kelelahan kerja dengan tingkat sedang, 7  Melakukan perbaikan lingkukan fisik kerja
diantaranya dialami oleh pekerja dengan masa kerja di baik dari faktor pencahayaan, kebisingan,
atas 10 tahun. Hal tersebut sejalan dengan penelitian serta suhu yang dapat mempengaruhi
yang dilakukan oleh Atiqoh, J dkk (2014) mengenai kelelahan kerja.
analisis faktor-faktor yang berhubungan dengan  Menyediakan kursi dengan sandaran tangan
kelelahan kerja pada pekerja konveksi bagian dan kaki yang dapat digunakan pekerja
penjahitan di CV Aneka Garment Gunungpati setelah lama bekerja dalam posisi berdiri.
Semarang menunjukkan hasil bahwa ada hubungan
antara masa kerja dengan kelelahan kerja yang dialami b. Administrative Control
oleh pekerja bagian penjahitan CV Aneka Garment.  Menyediakan air minum bagi pekerja di area
Adanya pengaruh lamanya masa kerja pekerja dengan produksi
kegiatan penjahitan yang dilakukan cenderung  Mengadakan konseling secara berkala guna
monoton. mengetahui penyebab kelelahan yang berasal
dari faktor internal, baik masalah pribadi,
b. Lingkungan Fisik Kerja mulai munculnya rasa bosan ataupun
Berdasarkan hasil pengukuran pencahayaan, hilangnya motivasi dalam pekerja, stress, dan
terdapat beberapa lokasi di area produksi dengan lain sebagainya.
pencahayaan di bawah nilai ambang batas yaitu pada  Menyesuaikan jenis pekerjaan dengan
Line 8, baik bottling maupun filling. Pencahayaan kondisi fisik dan jenis kelamin pekerja.
pada area bottling Line 8 adalah sebesar 76,3 Lux dan Pekerjaan yang berat lebih baik dikerjakan
pada area filling line 8 adalah sebesar 39,2 Lux. Dari oleh pekerja pria dibanding wanita.
hasil pengukuran tingkat kebisingan pada area  Sebaiknya penjadwalan rotasi shift dilakukan
produksi, terdapat beberapa lokasi yang memiliki setiap satu atau dua minggu sekali agar ritme
tingakat kebisingan di atas nilai ambang batas atau di sirkadian tubuh dapat beradaptasi
atas 85 dB. Line 4 filling merupakan lokasi area  Memperbanyak waktu istirahat sehingga
produksi yang memiliki tingkat kebisingan di atas nilai dapat meminimalisir tingkat kelelahan.
ambang batas kebisingan yaitu sebesar 86,6 dB. Hal  Mengadakan pelatihan posisi kerja yang
ini disebabkan karena letak Line 4 filling dengan ergonomis dan cara material manual handling
yang baik dan benar untuk menghindari Grandjean, E. (1993). Fatique Dalam: Parmeggiani,
kelelahan dan kemungkinan terjadinya L.ed Encyclopedia of Occupational Health and
keluhan muskuloskeletal. Safety. Third (Revised) edt. Geneva:
 Mengadakan kegiatan olahraga secara rutin International Labour Organization.
dan berkala untuk menjaga kondisi fisik Ihsan, T. dan Salami, I.R.S.S. (2015). Hubungan
pekerja Antara Bahaya Fisik Lingkungan Kerja dan
 Pemberian dan penjaminan gizi yang Beban Kerja dengan Tingkat Kelelahan pada
memadai sesuai dengan jenis pekerjaan dan Pekerja di Divisi Stamping PT X Indonesia.
beban kerja dengan lebih tegas menerapkan Jurnal teknik Lingkungan. Universitas
peraturan dalam mewajibkan pekerja makan Andalas. 12 (1) : 10-16.
di kantin perusahaan. Juliana, M., Camelia, A., & Rahmiwati, A. (2018).
Analisis faktor risiko kelelahan kerja pada
5. KESIMPULAN karyawan bagian produksi PT. Arwana
Berdasarkan pengumpulan data, pengolahan anugrah keramik, tbk. Jurnal Ilmu Kesehatan
data, dan analisis di atas, maka dapat disimpulkan Masyarakat, 9(1), 53-63.
bahwa tingkat kelelahan yang dialami pekerja bagian Kusgiyanto,W.dkk. (2017). Analisis Hubungan Beban
produksi PT Coca Cola Amatil Indonesia Central Java Kerja Fisik, Masa Kerja, Usia, dan Jenis
yakni sebesar 74% dari pekerja mengalami kelelahan Kelamin Terhadap Tingkat Kelelahan Kerja
kerja dengan kategori kelelaan ringan dan 26% dengan pada Pekerja Bagian Pembuatan Kulit Lumpia
kaegori kelelahan sedang. di Kelurahan Kranggan Kecamatan Semarang
Faktor yang mempengaruhi kelelahan kerja Tengah. Jurnal Kesehatan Masyarakat. Volume
diantaranya faktor internal atau faktor individu dan 5, Nomor 5, Oktober 2017 (ISSN: 2356-3346).
faktor eksternal. Faktor internal mempengaruhi Kemenperin RI. (2017). Jadi Prioritas, Industri
kelelahan kerja pada pekerja bagian produksi namun Makanan dan Minuman Dipacu. Diambil dari
tidak terlalu signifikan mempengaruhi tingkat Kementerian Perindustrian Republik
kelelahan kerjanya. Faktor jenis kelamin merupakan Indonesia:
faktor yang paling berpengaruh diantara faktor https://kemenperin.go.id/artikel/21212/Jadi-
internal yang lain terhadap tingkat kelelahan kerja Prioritas,-Daya-Saing-Industri-Makanan-dan-
pada pekerja bagian produksi PT Coca Cola Amatil Minuman-Dipacu. Diakses pada 25 Januari
Indonesia Central Java. Faktor eksternal yang 2020.
mempengaruhi kelelahan kerja diantaranya faktor Nunnally, J. (1967). Psycometric Theory, McGraw
beban kerja dan masa kerja, faktor lingkungan fisik Hill, New York.
kerja, serta faktor ergonomi. Sugiyono. (2015). Metode Penelitian Kuantitatif,
Rekomendasi perbaikan dilakukan berdasarkan Kualitatif, dan R&D. Bandung: Alfabeta.
hasil analisis terhadap faktor-faktor yang Sujarweni, W. (2014). Metodologi penelitian:
mempengaruhi kelelahan kerja, dilakukan dengan Lengkap, praktis, dan mudah dipahami.
mengeliminasi kegaiatan yang dapat memicu Yogyakarta: PT Pustaka Baru.
kelelahan kerja, mengganti hal-hal terkait yang dapat Suma’mur, P.K. (2014). Higiene Perusahaan dan
memicu kelelahan kerja, melakukan engineering KesehatanKerja (Hiperkes). Jakarta: CV.
control, administrative control, dan menggunakan alat Sagung Seto.
pelindung diri. Tarwaka, dkk. (2004). Ergonomi untuk Keselamatan,
Kesehatan Kerja dan Produktivitas. Surakarta:
DAFTAR PUSTAKA UNIBA PRESS.
Arini, A. Y dan Dwiyanti, E. (2015). Analisis Faktor Umyati. (2010). Faktor-faktor yang Berhubungan
yang Berhubungan dengan Terjadinya dengan Kelelahan Kerja pada Pekerja
Kelelahan Kerja Pada Pengumpul Tol di Penjahit Sektor Usaha Informal di Wilayah
Perusahaan Pengembang Jalan Tol Surabaya. Ketapang Cipondoh Tangerang Tahun 2009.
The Indonesian Journal of Occupational Safety Skripsi. Fakultas Kedokteran dan Ilmu
and Health, Vol. 4, No. 2 Jul-Des 2015: 113– Kesehatan, Universitas Islam Negeri Jakarta.
122.
Atiqoh, J., Wahyuni, I., & Lestantyo, D. (2014).
Faktor-faktor yang berhubungan dengan
kelelahan kerja pada pekerja konveksi bagian
penjahitan di CV. Aneka Garment Gunungpati
Semarang. Jurnal Kesehatan Masyarakat
(Undip), 2(2), 119-126.
Coca Cola Amatil Indonesia Central Java. (2019).
Data Target dan Aktual Produksi (website
internal perusahaan). Tidak dipublikasikan.

Anda mungkin juga menyukai