Anda di halaman 1dari 9

KRITIK ATAS SISTEM EKONOMI SOSIALISME-KOMUNISME

Firmansyah, S.Pd., M.E.Sy.

FAKTA :
 Munculnya sosialisme (tahun 1917) disebabkan kezhaliman
kapitalisme terhadap masyarakat (ketimpangan
kesejahteraan).
 Tujuan Sosialisme adalah mewujudkan kesejahteraan rakyat,
akan tetapi caranya salah (bathil). Oleh karena itu, tulisan
berikut akan mengupas di mana letak kesalahannya.1
Sehingga kita tidak akan menerapkannya (sosialisme-
komunisme).
 Sosialisme adalah ideologi yang berdasarkan akidah
materialisme (bahwa materi berasal dari materi- Jadi tidak
ada Tuhan yang menciptakan-Atheisme) lalu (dari dasar
materialisme ini) melahirkan aturan kehidupan termasuk
dalam aturan sistem ekonomi sosialisme-komunisme.

I. Tiga Aliran Sosialisme:


1. Aliran mewujudkan kesamaan secara nyata, karena dalam
kapitalis terjadi kesenjangan antara kaya dan miskin, maka
menurut sosialis agar tidak terjadi kesenjangan harus
disamakan (tidak ada kelas kaya & miskin=yang ada komunis).
2. Menghapuskan Kepemilikan Individu Keseluruhan atau
Sebagian, karena dalam kapitalis selama memiliki modal
besar, individu bebas memiliki apapun (sungai, laut, danau,
hutan, migas, dll). Karena kebebasan kepemilikan individu ini
melahirkan kesengsaraan masyarakat, maka solusi sosialis

1
Untuk mendistribusikan harta di tengah-tengah masyarakat solusi soskom dengan cara menghilangkan
kepemilikan individu. Kalau kapitalisme dengan mekanisme harga (yang punya uang). Sedangkan Islam
yang berlawanan dengan soskom dan kapitalisme, Islam menggunakan cara politik /kebijakan ekonomi
Islam yaitu melalui mekanisme ekonomi (langsung & tidak langsung) serta non-ekonomi.
adalah menghapus kepemilikan individu baik keseluruhan
maupun sebagian.
3. Mengatur Produksi & Distribusi oleh negara atau kolektif
(Partai Buruh), karena jika produksi & distribusi melalui
mekanisme pasar/harga (Kapitalisme) maka akan terjadi
ketimpangan sosial.

II.Penjelasan 3 Aliran Di atas:

1. Aliran mewujudkan kesamaan secara nyata ada 3 sub aliran:


1) Kesamaan hisbiyah, yaitu kesamaan dalam segala hal yang
bisa dimanfaatkan (barang dan jasa). Sama rasa-sama rata
milik bersama dalam barang dan jasa. (hal ini jadi dasar lambang roda
gerigi bentuk lingkaran, yang jika 1 gigi gerak, maka gigi yang lain ikut bergerak)
2) Kesamaan khusus faktor produksi, yaitu tiap orang akan
dibagi sama rata dalam hal faktor produksi seperti tanah,
mesin, bangunan, modal. Kesamaan akan terwujud jika tiap
orang dibekali dengan faktor-faktor produksi yang sama
dengan orang lain. (hal ini jadi dasar lambang palu bagi buruh dan arit utk petani)
3) Kesamaan Suyu’iyah, kerja sesuai kemampuan, pembagian
sesuai kebutuhan. Misalnya seseorang kerja menghasilkan
10 unit, tapi faktanya orang itu kebutuhannya hanya 4 unit,
maka negara sosialis akan mengambil yang 6 unit.

2. Aliran yang Menghapus Kepemilikan Individu Keseluruhan


atau Sebagian ada 3 sub aliran:
1) Kepemilikan individu dihapus sepenuhnya (Komunisme),
artinya barang produktif dan barang konsumsi mutlak milik
negara, tidak ada milik pribadi.
2) Aliran sosialisme-kapitalis (campuran), ada 2 hal yaitu;
a) Kepemilikan individu pada barang produktif dihapus,
artinya barang produktif mutlak milik negara (tanah,
pabrik-industri, rel, jalan, dsb). Faktor produksi adalah
setiap barang yang bisa menghasilkan sesuatu yang lain.
Sehingga individu dilarang mempunyai rumah untuk
disewakan, dilarang mempunyai pabrik, individu dilarang
memiliki tanah pribadi.
b)Kepemilikan individu pada barang konsumsi Tidak
dihapus, artinya barang konsumsi boleh dimiliki individu,
contohnya boleh memiliki rumah untuk tempat tinggal
saja, boleh memiliki tanah yang menghasilkan tanaman
untuk konsumsi sendiri-keluarga, boleh memilki industri
yang menghasilkan barang untuk konsumsi
sendiri/keluarga.
3) Aliran sosialisme pertanian, artinya semua tanah pertanian
dilarang dimiliki individu, akan tetapi milik negara secara
mutlak dan milik bersama.

3. Aliran yang Mengatur Produksi & Distribusi oleh negara atau


kolektif (Kelompok Buruh) ada 2 sub:
1) Aliran sosialisme-negara, pengaturan produksi dan
distribusi dilakukan oleh negara seperti uni sovyet. Negara
yang produksi dan mendistribusikan kepada rakyat. Tiap hari
kepala keluarga mendapatkan jatah makanan. Biasanya
negara seperti ini tidak akan bertahan lama karena
produktivitas rakyat menjadi rendah.
2) Aliran Naqobiyah, yaitu pengaturan produksi dan
distribusi diserahkan kepada sekelompok pekerja terorganisir
yang disebut kelompok buruh/partai buruh.
III.DARI TIGA ALIRAN SOSIALISME-KOMUNISME TERSEBUT. MOTIF
DARI SOSKOM ADALAH UNTUK MENGHILANGKAN DAMPAK
BURUK AKIBAT DITERAPKANNYA KAPITALISME, yaitu:
1. Dominasi pemilik modal atas buruh, tuan tanah atas petani.
2. Kesenjangan pendapatan.
3. Eksploitasi tenaga kerja dengan upah yang tidak sepadan dan
adil.

Maka Tujuan Soskom Agar Masyarakat Sejahtera Adalah Harus Ada


Kesamaan (Equality) Dalam Hal Produksi, Konsumsi Dan Distribusi.

IV.UNTUK MENCAPAI TUJUAN SOSKOM ITU, MAKA TERDAPAT


SARANA Metode UNTUK MENCAPAI TUJUAN:
1. Aliran Naqabiyah Tsauriyah, maksudnya adalah
kelompok/partai buruh mengorganisir para buruh agar mogok
kerja, lalu pabrik gulung tikar, maka kapitalisme runtuh lalu
partai buruh dengan sosialismenya mengambil alih.
2. Aliran sosialisme negara, menerapkan pemikiran-pemikiran
mereka melalui undang-undang di parlemen sehingga
kemaslahatan umum & perbaikan kondisi pekerja terjaga.
Aliran ini diterapkan oleh Uni Sovyet (sudah runtuh) dan
negara-negara Eropa Timur, serta Cina dan Korea Utara.
3. Aliran sosialis-Marxisme, Karl Mark terinspirasi dari konsep
dialetika (perubahan) materialisme / hukum evolusinya
Charles Robert Darwin (bukunya: On the Origin of Species) lalu
Karl Mark bersama kawannya Frederick Hegel menghasilkan
hukum evolusi sosial/dialektika historis yaitu perubahan sosial
masyarakat. Perubahan sosial terjadi jika terjadi benturan
antara kaum borjuis (tesis) dengan kaum proletar (anti tesis)
maka akan menghasilkan masyarakat baru tanpa
kelas/komunal (sintesis). Perubahan ala sos-kom bercirikan
kekerasan fisik (Benturan fisik) berdarah-darah.

V.KRITIK DARI ISLAM TERHADAP SISTEM EKONOMI SOSKOM

1. Kritik atas Aliran Pertama, yaitu Semua Aliran Sosialisme


(Termasuk Komunisme) Berusaha Mewujudkan Kesamaan
Secara Riil. Keinginan tsb Mengada-Ada sebab Kesamaan
Secara riil Tidak mungkin Terjadi. Karena:
a) Karakter Fitrah/kejadian asal Manusia Menyebabkan
Berbeda Tingkat Kekuatan Tubuh & Akalnya. Berbeda
keahlian tiap orang, Ada yang pintar ada yang kurang
pintar, perbedaan ini bersifat alami.
b) Berbeda Tingkat Pemenuhan Kebutuhannya
c) Dalam Soskom, Orang berprestasi disamakan dengan yang
malas, ini merupakan ketidakadilan.

2. Kritik Terhadap aliran kedua yaitu Penghapusan Kepemilikan


Pribadi
1) Penghapusan kepemilikan pribadi secara keseluruhan (tidak
ada kepemilikan pribadi, semua milik negara), jelas ini
bertentangan dengan naluri yang ada pada manusia yaitu
gharizatul baqa’ yakni naluri yang salah satu
penampakannya adalah ingin memiliki sesuatu (harta).
Dengan tidak diakuinya kepemilikan pribadi, itu sama saja
dengan membunuh naluri yang ada pada manusia.
Sedangkan dalam Islam individu diperbolehkan memiliki
harta pribadi seperti tanah, mobil, rumah pribadi.
2) Penghapusan kepemilikan pribadi secara parsial/sebagian,
dalam artian individu dilarang memiliki harta yang bersifat
produktif, sedangkan harta untuk dikonsumsi oleh pribadi
dan keluarga saja itu diperbolehkan. Ini sama saja dengan
pemberangusan. Karena di dalam Islam rakyat secara
pribadi diperbolehkan memiliki harta yang bersifat produktif
asalkan harta itu adalah bukan milik umum atau milik
negara. Dalam Islam individu diperbolehkan memiliki rumah
pribadi untuk ditinggali (konsumsi pribadi), dan
diperbolehkan pula punya rumah lagi untuk disewakan
(kosan) dan hasil uang sewanya adalah milik pribadi pula.
a) Dalam kapitalisme, jumlah kepemilikan harta tidak
dibatasi, cara memperoleh bebas tidak terikat halal
haram
b) Soskom, jumlah kepemilikan harta dibatasi, cara
memperoleh bebas tidak terikat halal-haram
c) Islam, Jumlah kepemilikan harta tidak dibatasi (silahkan
sekaya-kayanya), asal cara mekanisme memperoleh
harta harus terikat hukum syara’ (Faham halal-haram).
d) Dalam Islam individu boleh berbisnis mengembangkan
hartanya misal punya pabrik makanan, pabrik mobil,
asalkan tidak boleh bisnis dalam kepemilikan umum (air,
api-migas, listrik, barang tambang deposit banyak-,
padang rumput, hutan). Individu juga dilarang memiliki
barang yang sifat karakter harta itu tidak bisa dimiliki
oleh individu seperti sungai, danau, laut, selat,
pelabuhan, pasar, terminal, jalan dsb. Harta-harta itu
adalah milik umum dan negara, tidak bisa diprivatisasi.
Sehingga privatisasi haram hukumnya (karena zhalim)
3. Kritik Islam terhadap Aliran yang Mengatur Produksi &
Distribusi oleh negara atau kolektif

1. Negara atau partai buruh tidak bisa dengan cara


menumbuhkan gejolak dan goncangan di tengah-tengah
manusia, serta menumbuhkan dendam dan permusuhan
diantara mereka (adu domba/devide et impera),
2. karena cara semacam itu sebenarnya merupakan cara
mewujudkan kegoncangan kekerasan, bukan cara untuk
mengatur.

3. Tidak bisa juga membiarkan para pekerja (buruh) dijadikan


bulan-bulanan pemilik kerja (majikan), karena bisa jadi para
pemilik kerja (majikan) tersebut sangat lihai dengan
memenuhi kebutuhan-kebutuhan para pekerjanya. Sehingga
para pekerja tidak merasa dizhalimi/ditindas. Dan akhirnya
karena tidak merasa ditindas maka tidak terjadi perubahan
(Dialektika) masyarakat.

4. Padahal pemenuhan itu merupakan “upah yang nihil”


layaknya permen untuk bisa membuat diam nangisnya anak
kecil. Pemenuhan kebutuhan oleh para majikan tidak sepadan
dengan kekayaan yang semestinya dirasakan oleh rakyat
muslim dan non muslim. Contoh gaji pegawai orang Indonesia
di Freeport adalah 7-10 jt/bulan. Padahal Freeport
memproduksi 200 kg emas murni/hari (Bakosurtanal, 2010)
yang mestinya kekayaan barang tambang ini dirasakan pula
oleh masyarakat indonesia muslim dan non muslim, bukan
dirasakan oleh para pekerja dan perusahaan swasta tersebut.
5. Mengatur Produksi dan Distribusi tidak bisa dengan
mendorong pertentangan dan dendam antara buruh dengan
majikan, serta melakukan mogok kerja.

6. Pengaturan produksi dan distribusi menurut Islam harusnya


dengan peraturan/UU/Hukum yang mengatur produksi dan
distribusi.

7. Tentang UU/Peraturan/Hukum Kalau di kapitalisme, Sos-kom,


ekonomi campuran/kerakyatan, Peraturan/UU itu lahir dari
fakta atau menjadikan fakta sebagai sumber hukum. Artinya
kalau ada masalah maka masalah itu diteliti, lalu masalah itu
dipecahkan dengan hanya mengandalkan akal manusia yang
terbatas melalui mekanisme demokrasi, maka lahirlah ‘solusi’
dalam bentuk UU yang ternyata menimbulkan kesengsaraan
manusia2.
8. Berbeda dengan Islam, metode untuk memecahkan masalah
yaitu: Tahapan ini juga bisa dipakai oleh Muqallid Mutabi’
a) Memahami fakta dengan meneliti fakta itu, akhirnya
ditemukan inti masalahnya
b) Mencari nash/dalil syara’ yang terkait dengan masalah itu
(dalil syara; Alqur’an, Hadits, Ijma Sahabat, Qiyas Syar’i).
c) Akal manusia dibantu dengan nash atau dalil (wahyu) yang
terkait dengan masalah itu, dengan cara menghukumi
fakta/masalah itu dengan dalil syara’ tadi.

2
Misalnya bunga (riba) bisa legal melalui mekanisme demokrasi. Dan ketika disampaikan kepada mereka
ayat-ayat Allah (wahyu), mereka tidak peduli karena mereka atheis atau sekular. Orang sekular dan
sosialis-komunis berkata konstitusi di atas wahyu.
d) Maka lahirlah solusi, kalau hukum perbuatan itu 5 (Wajib,
sunah, mubah, makruh, haram) kalau hukum benda 2
(halal, haram).3

Referensi:
1. Abduh, G. (2003). Kritik Atas Sosialisme Marxisme (I ed.). Bangil: Al-Izzah.
2. Nasim, Arim. 2009. Modul Pengantar Sistem Ekonomi Islam.
3. Rivai, Veithzal & Usman, Nizar Antoni. 2012. Islamic Economics and Finance. Jakarta:
Gramedia

BERIKUTNYA:
Penjelasan ekonomi campuran (ppt SLIDE KE-13)

3
Jika suatu Masalah sudah ada nashnya maka disebut deduktif. Jika suatu masalah itu kontemporer (baru)
misal uang digital (e-money) maka langkahnya dari (a) sampai dengan (d). A-d disebut induktif.

Anda mungkin juga menyukai