Naskah Akademikk CFD
Naskah Akademikk CFD
i
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SAYYID ALI RAHMATULLAH
TULUNGAGUNG 2023
ii
KATA PENGANTAR
Dengan memanjatkan puja dan puji syukur kehadirat Allah SWT yang telah
melimpahkan rahmat, taufiq, dan hidayahnya sehingga saya dapat menyelesaikan
Naskah Akademik ini dengan judul “NASKAH AKADEMIK RANCANGAN
PERATURAN BUPATI KABUPATEN TULUNGAGUNG TENTANG
PERUBAHAN PERATURAN BUPATI NOMOR 26 TAHUN 2017
TENTANG PELAKSANAAN HARI BEBAS KENDARAAN BERMOTOR”
sebagai tugas mata kuliah Perancangan Perundang-undangan. Pada
kesempatan ini saya berterimakasih setulus-tulusnya kepada:
1) Prof. Dr. H. Abd. Aziz, M.Pd.I, selaku Rektor Universitas Islam Negeri
Sayid Ali Rahmatullah Tulungagung.
2) Dr. H. Nur Efendi, M.Ag, selaku Dekan fakultas Syariah dan Ilmu
Hukum Universitas Islam Negeri Sayid Ali Rahmatullah Tulungagung.
3) Bapak Ahmad Gelora Mahardika, M.H. Selaku Koordinator Program
Studi Hukum Tata Negara Universitas Islam Negeri Sayyid Ali
Rahmatullah Tulungagung.
4) Bapak Satrio Wibowo S.H., M.H. selaku dosen mata perkuliahan
Perancangan Perundang-Undangan, yang telah mengajar, membimbing,
dan mengarahkan sehingga penulisan makalah ini bisa selesai tepat
waktu.
5) Civitas Akademik, yang telah membantu, dan memberi informasi
dalam menyelesaikan naskah akademik ini.
Dalam penulisan naskah akademik ini masih banyak kekurangan dan
kesalahan, karena itu kritik dan saran yang membangun akan menyempurnakan
penulisan naskah akademik ini serta bermanfaat bagi para pembaca.
Penulis
iii
DAFTAR ISI
Cover........................................................................................................................i
KATA PENGANTAR...................................................................................................iii
DAFTAR ISI...................................................................................................................iv
BAB I..................................................................................................................................1
PENDAHULUAN............................................................................................................1
A. Latar Belakang..............................................................................................1
B. Rumusan Masalah.........................................................................................4
BAB II................................................................................................................................5
KAJIAN TEORITIS DAN PRAKTEK EMPIRIS..................................................5
A. Kajian Teoritis...............................................................................................5
B. Kajian Terhadap Azas/ Prinsip Hari Bebas Kendaraan Bermotor atau Car
Free Day...............................................................................................................9
BAB III............................................................................................................................13
EVALUASI DAN ANALISIS PERATURAN PERUNDANG-UNDANGAN
TERKAIT ......................................................................................................................13
A. Undang- Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945 ...............13
BAB IV.............................................................................................................................15
LANDASAN FILOSOFIS, SOSIOLOGIS, DAN YURIDIS ---------------------------
A. Landasan Filosofis-------------------------------------------------------------------------
B. Landasan Sosiologis ----------------------------------------------------------------------
C. Landasan Yuridis --------------------------------------------------------------------------
BAB V..............................................................................................................................17
JANGKAUAN, ARAH PENGATURAN DAN RUANG LINGKUP MATERI
PERATURAN DAERAH ---------------------------------------------------------------------
A. Jangkauan dan Arah Pengaturan Rencana Pembatasan di Beberapa Daerah
dan Jam Tertentu dari Asap Kendaraan Bermotor (Car Free Day) --------------------
B. Ruang Lingkup Materi dan Jangkauan Pengaturan Pembatasan di Beberapa
Daerah dan Jam Tertentu dari Asap Kendaraan Bermotor (Car Free Day)................
BAB VI .............................................................................................................................20
PENUTUP.......................................................................................................................20
A. Kesimpulan.................................................................................................20
iv
v
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Hari Bebas Kendaraan Bermotor (HBKB) merupakan sebuah
gerakan untuk menurunkan ketergantungan masyarakat terhadap
kendaraan bermotor. Gerakan ini dimulai dari kesadaran penduduk dunia
mengenai bahaya pemanasan global danpentingnya pengurangan emisi
bahan bakar di dunia. Pada hari pelaksanaan HBKB, ada beberapa bagian
ruas jalan kendaraan bermotor yang ditutup dan digunakan untuk pejalan
kaki dan pengendara tidak bermotor (non-motorized transportation). Di
Indonesia, Hari Bebas Kendaraan Bermotor (HBKB) atau Car Free Day
umumnya digunakan sebagai ruang untuk berolahraga bagi masyarakat
perkotaan. Kegiatan seperti senam, berlari, berjalan maupun bersepeda
banyak ditemukan di Hari Bebas Kendaraan Bermotor atau Car Free Day.
Penutupan jalan sebagai dampak dari pemberlakuan kegiatan Hari Bebas
Kendaraan Bermotor atau Car Free Day memberikan kesempatan bagi
masyarakat untuk berolahraga di jalan-jalan yang biasa dilewati kendaraan
pribadi.
Hari Bebas Kendaraan Bermotor (HBKB) atau Car Free Day juga
merupakan budaya baru bagi masyarakat dan merupakan ajang untuk
bersosialisasi dengan teman maupun keluarga dan juga berdasarkan
beberapa penelitian oleh kalangan ahli lingkungan, terukur setelah
kegiatan Hari Bebas Kendaraan Bermotor atau Car Free Day bahwa gas
polutan turun secara signifikan diantaranya CO berkurang 67%, NO
berkurang 80% dan debu berkurang 34%. Kegiatan Car Free Day selain
berdampak positif bagi lingkungan ternyata mempunyai tujuan khusus
untuk “Memasyarakatkan Olahraga”. Juga sarana kesehatan jasmani yang
bebas dari polusi. Hari Bebas Kendaraan Bermotor atau Car Free Day
1
merupakan kagiatan yang dilakukan untuk mengurangi polisi udara yang
ditimbulkan dari kendaraan bermotor.
Namun saat ini kegiatan Hari Bebas Kendaraan Bermotor atau Car
Free Day mengalami penambahan fungsi. Dari yang awalnya hanya untuk
kegiatan olahraga, kini bertambah menjadi ajang kegiatan selain olahraga.
Car Free Day telah menjadi suatu kegiatan dengan New Trend Activism
yang cenderung pada suatu ajang hiburan bagi masyarakat kota dalam
menikmati hiburan dan berbelanja. Beberapa kegiatan seperti pertunjukan
kesenian, panggung hiburan, permainan anak-anak, dan kegiatan festival
jalanan lainnya. Kegiatan sosialisasi seperti promosi, dan sosialisasi
sebuah produk atau kegiatan juga banyak ditemui. Selain itu banyak juga
ditemui pedagang kaki lima yang berjualan makanan dan minuman,
pakaian maupun barang lainnya di lokasi Hari Bebas Kendaraan Bermotor
atau Car Free Day.
Di Indonesia, kegiatan Hari Bebas Kendaaraan Bermotor atau Car
Free Day pertama kali dilaksanakan di Surabaya pada bulan maret tahun
2008, kemudian disusul di Jakarta pada bulan april tahun 2008. Kemudian
kegiatan ini berkembang dan mulai menjamur ke kota-kota besar di
seluruh Indonesia. Hari Bebas Kendaraan Bermotor atau Car Free Day
memiliki beberapa fungsi diantaranya yaitu: sebagai solusi untuk
mengatasi masalah lingkungan, diharapkan untuk mengurangi tingginya
tingkat polusi yang salah satu penyumbang terbesarnya adalah berasal dari
asap kendaraan bermotor. Oleh sebab itu cara mengantisipasinya dengan
menutup beberapa ruas jalan selama beberapa jam. Penutupan jalan itulah
yang diharapkan dapat mengurangi jumlah kendaraan bermotor yang
melintas sekaligus mengurangi polutan (karbon monoksida, hidrokarbon,
dan nitrogen oksida) dari kendaraan bermotor yang mencemari udara.
Selain itu tujuan diadakannya perda tentang Hari Bebas Kendaraan
Bermotor atau Car Free Day adalah sebagai ruang sosial dan ruang publik
untuk warga. Menurut Allan B. Jacob ruang publik berfungsi sebagai
ruang interaksi sosial penduduknya, menciptakan ide-ide kreatif dan
2
revolusi sosial bahkan merangsang penduduk untuk berkreatifitas dan
berkegiatan bersama. Dengan adanya interaksi ini ternyata menimbulkan
beberapa hal posistif seperti terjadiya hubungan sosial yang lebih baik
antara sesama masyarakat, menciptakan berbagai komunitas-komunitas
kreatif dengan orang-orang yang memiliki hobi yang sama tergabung
disini. Dari hasil observasi banyak yang mengatakan bahwa kegiatan ini
sangat bermanfaat khususnya masyarakat dapat saling berinteraksi dengan
orang-orang sekitar yang bisanya jarang sekali mereka temui. Dengan
demikian tentu sangat menunjang suatu daerah untuk terus berkembang
baik secara ifrastruktur dan sosial yang berkelajutan.
Namun pada pelaksanaan Hari Bebas Kendaraan Bermotor atau
Car Free Day ini tidak berjaan dengan baik. Adapun masalah-masalah
yang timbul beriringan dengan fungsi dari kegiatan Car Free Day itu
sendiri. Kegiatan ini menimbulkan masalah yang sifatnya bertolak
belakang dengan tujuan utama diselenggarakannya, adapun pernyataan ini
terkait dengan perilaku masyarakat dari yang tidak memperhatikan
kebersihan lingkungan sehingga tidak sedikit jumlah sampah berceceran
dijalanan seusai pelaksanaan Hari Bebas Kendaraan Bermotor atau Car
Free Day, serta sampai pada perilaku masyarakat yang masih
menggunakan kendaraan bermotor saat pelaksanaan Hari Bebas
Kendaraan Bermotor atau Car Free Day. Pentingnya peranan Pemerintah
sebagai pihak penyelenggara sangat dibutuhkan oleh masyarakat sebagai
pengguna atau pengunjung. Disamping itu tingginya tingkat kesadaran
masyarakat juga menjadi kunci penting demi terwujudnya suatu tujuan
bersama.
3
B. Rumusan Masalah
Berdasarkan uraian sebagaimana dalam latar belakang maka dalam
naskah akademik ini memiliki rumusan masalah sebagaimana berikut:
4
BAB II
A. Kajian Teoritis
1. Konsep Hari Bebas Kendaraan Bermotor atau Car Free Day
5
d) Kota Kecil Kota kecil adalah kota dengan jumlah penduduk sampai
dengan 100.000 jiwa. Pada kota jenis ini, penerapan jalur
pelaksanaan HBKB panjangnya minimal 3 km atau sama dengan 3
km.
6
b. Membuat perencanaan materi acara pendukung dalam
pelaksanaan HBKB
c. Menetapkan lokasi/jalan dan jadwal pelaksanaan HBKB di
wilayah masing-masing
d. Melaksanakan pengurusan administrasi perizinan terkait
pelaksanaan HBKB 5) Melaksanakan sosialisasi/kampanye
sebelum, pada saat pelaksanaan dan sesudah pelaksanaan
HBKB
e. Memasang spanduk dan media lainnya terkait informasi
penutupan jalan pada ruas jalan tertentu untuk pelaksanaan
kegiatan HBKB
f. Melakukan evaluasi dan melaporkan hasil pelaksanaan
kegiatan HBKB kepada Gubernur melalui Sekretaris
Daerah
2. Badan Pengelolaan Lingkungan Hidup Provinsi/
Kabupaten/Kota
a. Berperan sebagai Koordinator pelaksanaan HBKB
b. Menyusun rencana kerja, kriteria lokasi dan jadwal
pelaksanaan HBKB
c. Menyusun desain materi dan melaksanakan sosialisasi
d. Melakukan koordinasi dengan instansi terkait dalam
penyusunan hasil pelaksanaan HBKB
e. Membuat perencanaan serta melakukan pengukuran berkala
dengan cermat di sepanjang titik area HBKB demi
mendapatkan hasil yang akurat terkait penurunan kadar
pencemaran udara selama HBKB berlangsung
f. Mempublikasikan kepada masyarakat terkait hasil
pengukuran mutu udara sebagai dampak dilaksanakannya
HBKB.
g. Melakukan evaluasi dan melaporkan hasil pelaksanaan
kegiatan HBKB kepada Gubernur melalui Sekretaris Daerah
7
3. Dinas Perhubungan Kabupaten/Kota
a. Melakukan koordinasi dengan Polisi Lalu Lintas setempat
terkait penutupan jalan dalam pelaksanaan HBKB
b. Mempersiapkan angkutan umum/angkutan alternatif di
sekitar lokasi pelaksanaan HBKB
c. Membuat desain jalan alternatif dan petunjuk arah
pengalihan arus lalu lintas
d. Mempersiapkan area parkir alternatif pada titik-titik
penutupan jalan
e. Mengeluarkan aturan terkait jenis kendaraan yang boleh dan
tidak diperbolehkan melintas pada jalur HBKB selama
kegiatan berlangsung
f. Mengawasi serta memberikan sanksi kepada kendaraan yang
terbukti melanggar
g. Melaksanakan evaluasi dan pelaporan kegiatan HBKB
kepada Gubernur melalui Sekretaris Daerah
4. Dinas Kebersihan Kabupaten/Kota
a. Menjaga kebersihan area HBKB selama kegiatan
berlangsung
b. Menyediakan tempat sampah di sepanjang jalur HBKB
c. Menyediakan fasilitas WC umum
d. Mensosialisasikan untuk membuang sampah pada tempatnya
serta menindak dan memberikan denda langsung kepada
peserta yang kedapatan membuang sampah sembarangan
ataupun mengotori area HBKB
e. Melakukan evaluasi dan melaporkan hasil pelaksanaan
kegiatan HBKB kepada Gubernur melalui Sekretaris Daerah
c) Kepolisian
a. Melakukan penutupan jalan untuk pelaksanaan HBKB.
b. Melakukan koordinasi perencanaan pengamanan selama
berlangsungnya kegiatan HBKB
8
c. Menjaga keamanan dan ketertiban, termasuk penertiban
pedagang kaki lima selama pelaksanaan kegiatan HBKB
d. Melakukan seleksi terkait pengeluaran ijin keramaian
e. Menindak segala pelanggaran yang terjadi selama
pelaksanaan kegiatan HBKB
d) Masyarakat
Masyarakat diharapkan dapat turut berperan dalam
pelaksanaan HBKB, peran tersebut dapat berupa:
a. Berpartisipasi dalam kegiatan HBKB, baik melalui kegiatan-
kegiatan yang dilaksanakan, maupun dengan turut
mengurangi penggunaan kendaraan yang mengandung emisi
dan beralih ke kendaraan yang tidak beremisi seperti sepeda,
atau berjalan kaki untuk menempuh jarak dekat
b. Tidak melakukan kegiatan-kegiatan yang tidak relevan
selama HBKB ataupun kegiatan yang dapat mengganggu
peserta HBKB lainnya.
c. Menjaga kebersihan area HBKB dengan tidak membuang
sampah sembarang serta tidak melakukan kegiatan merusak
seperti menginjak tumbuhan/taman di area HBKB.
d. Tidak merokok disepanjang area HBKB
e. Memperhatikan serta mematuhi segala peraturan yang
dikeluarkan penyelenggara HBKB
9
lintas yang aman, penutupan jalan yang tepat, dan pengawasan yang
memadai untuk mencegah kecelakaan atau insiden yang tidak diinginkan
kualitas hidup: Dengan mengurangi polusi udara dan kemacetan lalu lintas,
car free day dapat meningkatkan kualitas hidup masyarakat. Udara yang
lebih bersih dan lalu lintas yang lancar dapat menciptakan lingkungan
yang lebih nyaman dan sehat untuk beraktivitas.
sosialisasi: Prinsip ini melibatkan komunikasi yang efektif dan sosialisasi
yang luas kepada masyarakat tentang tujuan, manfaat, dan aturan yang
terkait dengan car free day. Informasi yang jelas dan mudah diakses akan
membantu masyarakat memahami dan mendukung penyelenggaraan acara
ini.
Kelestarian; Dengan mengalami langsung manfaat dari pengurangan
kendaraan bermotor, car free day dapat meningkatkan kesadaran
masyarakat tentang pentingnya menjaga lingkungan. Hal ini dapat
mendorong perubahan perilaku menuju gaya hidup yang lebih ramah
lingkungan, seperti menggunakan kendaraan berbagi, berjalan kaki, atau
bersepeda.
Azas Pembentukan Peraturan Perundang-Undangan
Azas pembentukan peraturan perundang-undangan yang baik, secara
teoritis meliputi azas pembentukan peraturan perundang-undanganyang
bersifat formal dan azas pembentukan peraturan perundang-undangan
yang bersifat materiil. Azas pembentukan perundang-undangan yang baik
dan bersifat formal dituangkan dalam Pasal 5 UU Nomor 12 Tahun 2011
(khususnya dalam pembentukan Peraturan Daerah, azas-azas tersebut
diatur pula dalam pasal 137 Undang- Undang Nomor 32 Tahun 2004
tentang Pemerintah Daerah (selanjutnya disebut UU Pemda), yaitu “Perda
dibentuk berdasarkan pada azas pembentukan peraturan perundang-
undangan” yang meliputi:
Kejelasan tujuan;
Kelembagaan atau organ pembentuk yang tepat;
Kesesuaian antara jenis dan materi muatan;
10
Dapat dilaksanakan; Kedayagunaan dan kehasilgunaan;
Kejelasan rumusan;
dan Keterbukaan.
Sedangkan azas-azas materiil pembentukan peraturan perundang-
undangan yang baik diatur dalam Pasal 6 ayat (1) dan ayat (2) UU No 12
Tahun 2011 (khususnya berkenaan dengan peraturan daerah diatur dalam
Pasal 138 ayat (1) dan ayat (2) UU Pemda), yakni materi muatan Peraturan
Perundang-undangan.
2. Kajian Terhadap Praktik Penyelenggaraan Hari Bebas Kendaraan
Bermotor atau Car Free Day
11
Prasarana Umum dan Fasilitas Umum
12
13
BAB III
14
Dalam kedua pasal diatas terbentuklah adanya suatu implikasi untuk
menguatkan
lingkungan hidup dari adanya kesenjangan pemanasan isu global yang terjadi
diluar sana. Secara garis besar, UU Nomor 32 Tahun 2009 berisikan upaya
sistematis dan terpadu untuk melestarikan lingkungan serta sebagai upaya
pencegahan terjadinya pencemaran dan atau kerusakaan lingkungan hidup.
Undang-Undang ini mewajibkan Pemerintah dan pemerintah daerah untuk
membuat kajian lingkungan hidup strategis (KLHS) untuk memastikan bahwa
prinsip pembangunan berkelanjutan telah menjadi dasar dan terintegrasi dalam
pembangunan suatu wilayah dan/atau kebijakan, rencana, dan/atau program.
Tap MPR No. IX Tahun 2001, Pengelolaan
lingkungan hidup yang selama ini dilakukan menggambarkan kurangnya
keseriusan para penaggungjawab baik dilapangan, pengawasan maupun
pengambil keputusan, bahkan pengelolaan sumberdaya
1.
15
BAB IV
A. Landasan Filosofis
Sebagai kota yang sudah mengikuti perkembangan zaman HBKB
atau Car Free Day sekarang sudah banyak di temukan di berbagai kota di
Indonesia, tidak ketinggalan juga kota Tulungagung, kegiatan yang di
lakukan satu minggu sekali tersebut cukup membuat masyarakat antusisas
dan tidak sedikit dari mereka yang berbondong-bondong mengikuti HBKB
atau Car Free Day yang mereka rasa kegiatan tersebut dapat mengurangi
kepenatan mereka dalam sepekan beraktivitas. HBKB atau Car Free Day
merupakan kepedulian terhadap lingkungan., manusia harus menjaga alam
semesta dan lingkungannya agar tetap lestari. HBKB atau Car Free Day
menjadi wujud nyata dari kepedulian ini dengan mengurangi polusi udara
dan emisi gas rumah kaca melalui pengurangan penggunaan kendaraan
bermotor, HBKB atau Car Free Day juga memberikan kesempatan yang
sama bagi semua orang untuk menikmati ruang publik tanpa dibatasi oleh
kendaraan bermotor. Hal ini menciptakan kesetaraan akses dan
mempromosikan kesadaran sosial, dengan memberikan kesempatan
kepada pejalan kaki, sepeda, dan pelajar untuk menikmati lalu lintas yang
lebih aman dan ramah di lingkungan.
16
B. Landasan Sosiologis
C. Landasan Yuridis
17
BAB V
JANGKAUAN, ARAH PENGATURAN DAN RUANG LINGKUP
18
c. berada pada kawasan yang pemanfaatannya sebagian besar adalah
perkantoran dan/atau perdagangan
d. Waktu pelaksanaan diutamakan di waktu pagi hari sekisar pukul
06.00-10.00 WIB pada hari libur dan/ atau hari yang diliburkan.
3. Partisipasi Kegiatan
a. Sepanjang jalur HBKB hanya dapat dimanfaatkan untuk kegiatan
yang positif :
Lingkungan Hidup
Olah raga
Seni Budaya
Pendidikan
Sosial dan Kemanusiaan
b. Dan juga sepanjang jalur HBKB tidak dapat dimanfaatkan untuk
kepentingan Partai Politik, Demonstrasi/orasi, maupun kegiatan
pengerahan massa yang bersifat menghasut/provokasi.
4. Ketentuan Terhada Pedagang Kaki Lima
a. Pedagang kaki lima dapat berjualan pada lokasi yang telah
ditentukan oleh Penyelenggara HBKB.
b. Sekaligus bertanggung jawab atas sampah yang dihasilkan dan
segera mengemas dagangan serta meninggalkan lokasi setelah
waktu penyelenggaran HBKB selesai.
B. Ruang Lingkup Materi dan Jangkauan pengaturan pembatasan di
beberapa daerah dan jam tertentu dari asap kendaraan bermotor
(Car Free Day)
19
Republik Indonesia Tahun 1999 Nomor 86, Tambahan Lembaran
Negara Republik Indonesia Nomor 3853)
2. Materi Pokok Yang Diatur. Undang-Undang Nomor 22 Tahun 2009
tentang Lalu Lintas dan Angkutan Jalan.
3. Ketentuan Peralihan. Ketentuan peralihan yang memuat
penyesuaian pengaturan tindakan hukum atau hubungan hukum
yang sudah ada berdasarkan Peraturan Perundang-undangan yang
lama terhadap Peraturan Perundang-undangan yang baru.
4. Bupati membentuk tim Pelaksanaan HBKB dan merujuk Perangkat
Daerah yang membidangi urusan lalu lintas dan angkutan selaku
koordinator
5. Keanggotaan Tim Pelaksana HBKB terdiri dari :
Unsur Kepolisian Resort Tulungagung
Unsur Komando Distrik Militer 0807 Tulungagung
Unsur Perangkat Daerah lingkup Pemerintah Daerah yang
membidangi perijinan, kepariwisataan, pendidikan, kehumasan,
komunikasi dan informatika, kesehatan, lingkungan hidup,
Satuan Polisi Pamong Praja, dan
Perangkat Daerah/instansi lainnya sesuai dengan kebutuhan.
6. Tim Pelaksana HBKB ditetapkan dengan Keputusan Bupati.
20
BAB VI
PENUTUP
A. Kesimpulan
Berdasarkan keseluruhan pengkajian diatas, maka perlu disusun Peraturan
Daerah tentang Hari Bebas Kendaraan atau bisa kita sebut dengan CAR FREE
DAY. Dasar kewenangan daerah untuk membentuk Peraturan Daerah diatur
dalam Pasal 236 ayat (1) Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 12 Tahun
2011 tentang Pembentukan Peraturan Perundang-Undangan, Untuk mengatasi
permasalahan hukum atau mengisi kekosongan hukum dengan
mempertimbangkan aturan yang ada.
Dalam berbagai pemaparan diatas hal ini perlu segera tindakan untuk
pembuatan Peraturan Daerah yang mengatur tentang Hari Bebas Kendaraan
Bermotor. Yang mempunyai dampak positif terhadap lingkungan, kesehatan, dan
kualitas hidup masyarakat. Dengan mengurangi polusi udara dan kemacetan lalu
lintas, Car Free Day mendukung gaya hidup berkelanjutan dan mendorong
penggunaan transportasi umum serta aktivitas berjalan kaki atau bersepeda.,
sesuai dengan azas keterbukaan dan ketentuan tentang partisipasi masyarakat
dalam Pasal 96 Undang-Undang Nomor 12 Tahun 2011 dan Pasal 354 ayat (4)
Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2014 tentang Pemerintahan Daerah.
21