Anda di halaman 1dari 42

LAPORAN PELAKSANAAN KEGIATAN

PRAKTIK PENGALAMAN LAPANGAN


JUDUL :
IMPLEMENTASI AKAD MURABAHAH PADA PRODUK
PEMBIAYAAN DI BMT UGT NUSANTARA CABANG
BANGSALSARI

Disusun Oleh :

Nama : Qurrotu Aini


NIM : E20193124

Dosen Pembimbing Lapangan :

(ISNADI, S.S., M.Pd)


NIP/NUP.230008504 / 197106102014111004

PROGRAM STUDI AKUNTANSI SYARIAH


FAKULTAS EKONOMI& BISNIS ISLAM
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI KIAI HAJI ACHMAD
SIDDIQ JEMBER
TAHUN 2022
LEMBAR PENGESAHAN
LAPORAN PELAKSANAAN KEGIATAN
PRAKTIK PENGALAMAN LAPANGAN

Judul Laporan : Implementasi Akad Murabahah Pada Produk Pembiayaan


di BMT UGT Nusantara Cabang Bangsalsari

Nama : Qurrotu Aini

NIM : E20193124

Jember, 14 - Maret - 2022

Mengetahui,

Instansi/Perusahaan Dosen Pembimbing Lapangan (DPL)

(Moch Choirul Anam) (ISNADI, S.S., M.Pd)

NIP/NUP.230008504/197106102014111004

Mengesahkan,

Kepala Laboratorium

FEBI UIN KHAS Jember

Toton Fanshurna, M.E.I

NIP. 19811224 201101 1008

KATA PENGANTAR
Segala puji syukur alhamdulillah kami ucapkan kehadirat Allah SWT atas
limpahan rahmat dan hidayah-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan Praktik
Pengalaman Lapangan (PPL) yang berjudul “Implementasi Akad Murabahah Pada
Produk Pembiayaan di BMT UGT Nusantara Cabang Bangsalsari” Yang telah
dilaksanakan selama kurang lebih 1 bulan yakni mulai tanggal 7 Februari sampai
dengan 14 Maret 2022 di BMT UGT Nusantara Cabang Bangsalsariterlaksana
dengan lancar tanpa halangan apapun. Sholawat serta salam semoga tetap tercurah
limpahkan kepada junjungan kita Nabi Besar Muhammad SAW. dengan
terutusnya beliau ke bumi ini sehingga kita dapat membedakan mana yang baik
dan mana yang batil, mana yang haram dan mana yang halal.

Penyusunan laporan ini merupakan salah satu bentuk pertanggung jawaban


tertulis atas terlaksananya kegiatan PPL. Adapun tujuan dari pelaksanaan
pengalaman lapangan (PPL) adalah sebagai salah satu persyaratan untuk
memperoleh gelas serjana S1 Fakutlas Ekonomi Dan Bisnis Islam. Penulis sadar
bahwa dalam pelaksanaan PPL hingga penyusunan laporan ini tidak akan bisa
terlaksana dengan baik tanpa adanya kerjasama dari mahasiswa dan kepala cabang
serta staff BMT UGT Nusantara Cabang Bangsalsari., serta dukungan dari pihak
yang lain. Oleh karena itu, penyusun ingin menyampaikan terimakasih kepada:

1. Prof. Dr. H. Babun Suharto,SE.,MM, selaku Rektor UIN Khas Jember.


2. Bapak Dr. Khamdam Rifa’i, S.E.,M.Si., selaku Dekan Fakultas Ekonomi dan
Bisnis Islam UIN Khas Jember beserta staffnya yang telah memberi
kesempatan kepada penyusun melaksanakan hasil studi selama di bangku
perkuliahan.
3. Bapak Daru Anondo S.E. M.Si Selaku Kepala Prodi Akuntansi Syariah yang
telah memberikan kesempatan kepada penyusun selama di bangku perkuliahan.
4. Bapak Toton Fansurna, S. Th.I.,M.E.I., selaku kepala Laboratorium Fakultas
Ekonomi dan Bisnis Islam UIN Khas Jember.
5. Bapak ISNADI, S.S., M.Pdselaku Dosen Pembimbing Lapangan yang telah
memberikan arahan serta bimbingan dalam melaksanakan Pengalaman
Lapangan.
6. Bapak Moch Choirul Anam selaku kepala cabang BMT UGT Nusantara Cabang
Bangsalsari.
7. Seluruh Staff karyawan BMT UGT Nusantara Cabang Bangsalsari yang selalu
bersedia membimbing kami selama PPL.
8. Teman-teman PPL yang selalu memberi support serta dukungan selama PPL
berlangsung hingga pengerjaan laporan PPL
9. Semua pihak lain yang tidak dapat kami sebutkan semuanya satu-persatu, yang
telah membantu kelancaran pelaksanaan kegiatan PPL di BMT UGT Nusantara
Cabang Bangsalsari.

Penyusun meyakini bahwa laporan ini jauh dari kata sempurna dan banyak
sekali kekurangan di dalam penyusunan laporan ini, oleh karena itu membutuhkan
kritik dan saran dari pembaca yang dapat membangun dan memperbaiki untuk
laporan kegiatan sejenisnya, dan penyusun meminta maaf yang sebesar-besarnya
kepada semua pihak apabila dalam pelaksanaan maupun penyusunan terdapat
banyak kesalahan. Semoga segala kebaikan dan bantuan yang telah di berikan
mendapat balasan dari Allah SWT. Penulis juga berharap agar laporan ini dapat
menjadi pertanggung jawaban dan bermanfaat bagi semua pihak.

Jember, 14 Maret 2022


Penyusun,

Mahasiswa PPL
Qurrotu Aini (E20193124)
DAFTAR ISI

COVER
LEMBAR PENGESAHAN
KATA PENGANTAR
DAFTAR ISI
DAFTAR TABEL
DAFTAR LAMPIRAN
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
B. Tujuan dan Manfaat Pelaporan
C. Waktu dan Tempat pelaksanaan
BAB II GAMBARAN UMUM
A. Sejarah Berdirinya Koprasi BMT UGT Nusantara
B. Visi & Misi BMT UGT Nusantara
C. Struktur Organisasi dan Tugas-Tugas Karyawan Koperasi BMT UGT Nusantara
Cabang Bangsalsari.
D. Bentuk-bentuk Produk Koprasi BMT UGT Nusantara Cabang Bangsalsari...........
E. Keunggulan, Kelemahan, Serta Penghargaan BMT UGT Nusantara
BAB III PAPARAN HASIL
A. Pembiayaan
B. Akad Murabahah......................................................................................................
C. Mekanisme Pembiayaan Murabahah di BMT UGT Nusantara Cabang
Bangsalsari..............................................................................................................
D. Analisis Implementasi Akad Murabahah Pada Produk Pembiayaan di BMT UGT
Nusantara Cabang Bangsalsari
BAB IV PENUTUP
A. Kesimpulan
B. Saran
DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN………………………………………………………………………
BAB I

PENDAHULUAN

A. LATAR BELAKANG
Praktik Pengalaman Lapangan (PPL) merupakan suatu kegiatan
akademik yang dilaksanakan oleh mahasiswa berupa perpaduan antara
kegiatan praktik pengalaman pendidikan, penelitian, serta pengabdian kepada
masyarakat dalam jangka waktu yang ditetapkan. Praktik pengalaman
pendidikan tersebut sebagai perwujudan dari teori yang telah ditetapkan pada
saat kegiatan perkuliahan yang kemudian diterapkan ke dalam praktik yang
sebenarnya sesuai dengan realita atau keadaan di lapangan.
Kegiatan penelitian tersebut dilaksanakan dengan meneliti suatu
persoalan yang terdapat di tempat pelaksaan praktik lapangan. Kemudian
kegiatan pengabdiannya dapat dilaksanakan dalam bentuk magang. Kegiatan
PPL diharapkan bisa membantu mahasiswa dalam memahami bagaimana
lingkungan di sebuah perusahaan atau istansi tertentu. PPL dilaksanakan
sesuai dengan kebutuhan suatu program studi yang mana mahasiswa
diharapkan dapat mengembangkan potensi diri serta menambah pengetahuan
yang dimiliki dan dapat memiliki keterampilan, keahlian, wawasan, dan
disiplin kerja yang tinggi sehingga dapat menjadi tenaga kerja yang terampil
dan siap terjun kedalam masyarakat.
Selain itu PPL juga diharapkan menjalin hubungan baik antara UIN
KHAS dengan perusahaan atau instansi tempat praktik lapangan
dilaksanankan khususnya BMT UGT Nusantara Cabang Bangsalsari. Program
PPL pada saat ini dilaksanakan ditengah-tengan pandemi, namun
pelaksanaannya dilaksanakan hanya selama 1 bulan berbeda dengan pelaksaan
program PPL sebelumnya yang dilaksanakan selama 3 bulan. Meskipun
pelaksaannya ditangah-tengah pandemi akan tetapi pelaksaan PPL saat ini
tetap dilaksanakan secara Work From Office (WFO) yang mana tetap masuk
seperti biasa namun tetap melaksanakan protokol kesehatan yang
dianjurkan pemerintah.
Salah satu upaya pemerinah untuk menyempurnakan perekonomian
nsional adalah dngan cara penyaluran dana dalam bentuk kredit. Kredit
tersebut dapat diberikan kepada masyarakat atau wirausahawan yang
memerlukan. System penyaluran tersebut dapat melalui lembaga keuangan
baik lembaga keuangan bank, lembaga keuangan non bank maupun lembaga
keuangan lainnya. Lembaga keuangan merupakan lembaga yang menjadi
perantara keuangan dan jasa ekonomi masyarakat untuk meningkatkan
kesejahteraan masyarakat. Salah satunya yaitu BMT ( Baitul Mal wat Tamwil)
BMT merupakan suatu lembaga yang didirikan dengan tujuasn
membantu perekonomian masyarakat bawah dan usaha-usaha kecil atau
mikro. Dalam pendiriannya, BMT banyak menggunakan dana atau modal dari
masyarakat yang dengan sukarela menghibahkan bantuannya. Pada prinsipnya
BMT merupakan lembaga yang didirikan untuk saling tolong menolong antar
masyarakat dalam wilayah tertentu atau dari suatu komunitas tertentu dalam
masalah perkonomian.
Sejalan dengan berdirinya lembaga keuangan seperti BMT, muncul
banyak harapan tertama pendiri BMT dan masyarakat umumnya, Harapan
untuk meningkatkan derajat kehidupan masyarakat kalangan bawah melalui
usaha pada sector mikro atau usaha-usaha kecil. Dengan menggunakan system
yang sesuai denan islam yaitu menggnakan prinsip-prinsip syariah. Prinsip-
prinsip syariah dalam arti ketentuan islam maupun sesuai dengan fatwa-fatwa
yang telah ditetapkan untuk kemaslahatan umat. Fatwa-fatwa syariah yang
dikeluarkan memiliki landasan keadilan, kemanfaatan, keseimbangan, dan
keuniversalan sehinggan diharapkan tidak akan mengurangi jumlah renternir
yang beroprasi menyerap sumber keuangan ekonomi kerakyatan. Selain itu
BMT juga memberikan peluang kepada nasabah untuk menabung walaupun
dengan nominal sangan kecil, karena hal ini menjadikan nasabah gemar
menabung.
Didalam proses PPL di BMT UGT Nusantara Cabang Bangsalsari
jember, banyak sekali yang menarik untuk dapat dijadikan sebuah ilmu
pengetahuan untuk dikembangkan disektor usaha lain. Salah satunya adalah
penerapan akad murabahah pada produk pembiayaan. Murabahah merupakan
akad jual beli barang dengan menyatakan harga perolehan dan keuntungan
(margin) yang disepakati oleh penjual dan penjual. Akad ini merupakan salah
satu bentuk natural certainty contracts, karena dalam murabahah ditentukan
berapa required rate of profit-nya (keuntungan yang ingin diperoleh). Artinya
murabahah yang diperaktekkan harus melalui proses transaksi jual beli
ataupun bdengan pemesanan.
Maka dari itu dalam laporan PPL ini penulis tertarik untuk mengangkat
tentang tema tentang produk pembiayaan dari BMT UGT Nusantara Cabang
Bangsalsari yaitu pembiayaan Murabahah.
B. TUJUAN DAN MANFAAT LAPORAN
 Tujuan laporan
 Untuk melaporkan semua kegiatan yang di lakukan oleh mahasiswa
selama PPL.
 Dengan adanya penulisan laporan, mahasiswa dapat membuktikan jika
mahasiswa tersebut benar-benar bekerja di BMT UGT Nusantara Cabang
Bangsalsari.
 Sebagai bahan untuk membuat kesimpulan.
 Memberikan hasil dari praktek pengalaman lapangan.
 Manfaat laporan
 Manfaat Teoritis
Dengan adanya laporan ini diharpakan dapat memberikan
informasi kepada pembaca, selain itu juga dapat digunakan untuk
mengembangkan ilmu pengetahuan, khususnya bagi akademiis yang ingin
menganalisis mengenai penerapan akad murabahah pada produk
pembiayaan di BMT UGT Nusantara Cabang Bangsalsari.
 Secara Praktis
 Untuk lembaga
Penelitian ini diharapkan dapat menjadi bahan masukan
atau evaluasi serta bahan pertimbangan untuk lembaga,
khususnya bagi lembaga, khususnya bagi lembaga keuangan
agar lebih mendalami lagi tentang penerapan akad
murabahah pada produk pembiayaan agar lebih sesuai
ketentuan-ketentuannya.
 Untuk Penelitian Selanjutnya
Penulis laporan PPL ini diharapkan dapat menjadi bahan
referensi dan juga kajian untuk penelitian selanjutnya
dengan menggunakan studi kasus yang lain sehingga lebih
beragam.
C. Waktu dan Tempat Pelaksanaa
Praktik Pengalaman Lapangan (PPL) di laksanakan di Kantor BMT
UGT Nusantara Cabang Bangsalsari. Berikut ini waktu dan informasi data
Lembaga tempat pelaksanaan PPL:
Nama Instansi : BMT UGT Nusantara Cabang Bangsalsari
Alamat : Jl. Kalisatan, Bangsalsari, Kec. Bangsalsari,
Kabupaten Jember, Jawa Timur 68154
No. Telp :
Tanggal Pelaksanaa : 07 Februari – 14 Maret 2022
Hari : Sabtu - Kamis
Waktu : Pukul. 07.30 – 14.30 WIB
BAB II
GAMBARAN UMUM
A. Sejarah Berdirinya Koperasi BMT UGT Nusantara
Sejarah Koperasi BMT Unit Gabungan Terpadu (UGT) Sidogiri ini
diawali keprihatinan oleh Bapak KH. Nawawi Thoyib (Alm) pada tahun 1993
diwaktu maraknya praktek-praktek rentenir di Desa Sidogiri Jawa Timur, maka
beliau mengutus beberapa orang untuk mengganti hutang masyarakat tersebut
dengan pola pinjaman tanpa bunga. Program tersebut bisa berjalan hampir 4
tahun meskipun masih terdapat sedikit kekurangan dan praktek rentenir masih
belum hilang sepenuhnya. Semangat dan tekad itulah para pendiri koperasi
yang pada waktu itu dimotori oleh Ust. H. Mahmud Ali Zain bersama beberapa
pendiri madrasah ingin meneruskan apa yang menjadi keinginan Bpk. KH.
Nawawi Thoyib agar segera terwujud lembaga yang diatur rapi dan tertata
bagus.1
Pada tahun 1996 di Probolinggo, tepatnya di pondok pesantren Zainul
Hasan Genggog berlangsung acara seminar dan sosialisasi tentang konsep
Simpan Pinjam Syariah yang dihadiri oleh KH. Nur Muhammad Iskandar, DR.
Subiakto Tjakrawardaya, dan DR, Amin Aziz..
Dari panduan dan materi yang telah disampaikan itulah para pendiri yang
terdiri dari : Ust. H. Mahmud Ali Zain, M. Hadroli Abd. Karim, A. Muna’i
Achmad, M. Dumairi Nor, dan Baihaqi Utsman. 2 Dan Beberapa pengurus
Pesantren Sidogiri yang terlibat, berdiskusi dean bermusyawarah yang pada
akhirnya seluruh tim pendiri sepakat untuk mendirikan Koperasi BMT yang
diberinama Baitul Mal wat-Tamwil Maslahah Mursalah Lil Ummah Pasuruan
atau disingkat BMT MMU.
Ditetapkanlah pendirian Koperasi BMT MMU Pasuruan pada tanggal 12
Rabi’ul Awal 1418 H atau 17 juli 1997 yang berkedudukan di kecematan
Wonorejo Pasuruan. Di saat itu kantor pelayanan pertama BMT MMU masih
sewa. Modal awal sebesar Rp. 13.500.000,- yang terkumpul dari anggota

1
BMT Usaha Gabungan Terpadu Sidogiri, Buku Panduan, h. 1
2
Ibid, h. 2
sebanyak 148 orang, terdiri dari para pendiri, pengurus dan pimpinan Madrasah
Miftahul Ulum Pondok Pesantren Sidogiri.
Setelah Koperasi BMT MMU berjalan selama dua tahun maka banyak
masyarakat Madrasah diniyah yang mendapat bantuan guru dari Pondok
pesantren Sidogiri lewat Urusan Guru Tugas ( UGT ) mendesak dan
mendorong untuk mendirikan koperasi dengan skop yang lebih luas yakni skop
Koperasi Jawa Timur, yang juga ikut mendorong berdirinya koperasi itu adalah
para alumni Pondok Pesantren Sidogiri yang berdomisili di luar kabupaten
Pasuruan, maka pada tanggal 05 Rabiul Awal 1421 H atau 06 Juni 2000 M
diresmikan dan di buka satu unit Koperasi BMT Usaha Gabungan Terpadu
Sidogiri di Pasuruan.3 Mendapat Badan Hukum Koperasi dari Kanwil Dinas
Koperasi, PK dan M Provinsi Jawa Timur dengan Surat Keputusan yang telah
di tetapknan dengan No : 09/BH/KWK/13/VII/2000, tertanggal 22 Juli 2000
M..4
Koperasi BMT UGT Sidogiri pada tanggal 06 juni genap umurnya 15
tahun dengan kemajuan yang cukup pesat saat ini telah membuka 256 cabang
dari 26 provinsi di indonesia, dan salah satunya berada di kecamatan
Bangsalsari kota Jember, Koperasi BMT UGT Sidogiri cabang Pekanbaru
beralamatkan di Jalan Kalisatan, Bangsalsari, Kec. Bangsalsari, Kabupaten
Jember, Jawa Timur 68154
B. Visi dan Misi BMT UGT Nusantara
BMT Usaha Gabungan Terpadu Sidogiri memiliki visi dan misi dalam
menjalankan kegiatan dan operasionalnya sebagai koperasi syariah yaitu :
1) Visi
a) Terbangunnya dan berkembangnya ekonomi umat dengan
landasan syariah Islam.
b) Terwujudnya budaya ta’awun dalam kebaikan dan ketakwaan
dibidang sosial ekonomi.
2) Misi
3
Http:// www.bmt ugt sidogiri. Co. Id, Sejarah Pendirian BMT UGT Sidogiri, di akses pada
tanggal 30 Januari 2015.
4
BMT Usaha Gabungan Terpadu Sidogiri, Buku Panduan, Op., Cit. h. 4.
a) Menerapkan dank memasyarakatkan syariat Islam dalam
aktifitas ekonomi.
b) Menanamkan pemahaman bahwa sistem syariah dibidang
ekonomi adalah Adil, Mudah dan Maslahah.
c) Melakukan aktifitas ekonomi dengan budaya STAF (Shiddiq/
jujur, Tabligh/ komunikatif Amanah/dipercaya,
Fatonah/professional).
d) Meningkatkan kesejahteraan ummat dan anggota.5
C. Struktur Organisasi dan Tugas-Tugas Karyawan Koperasi BMT UGT
Nusantara Cabang Bangsalsari
Organisasi merupakan sebagai kelompok orang yang saling berinteraksi
dan bekerjasama untuk merealisasikan tujuan bersama. Sedangkan yang di
maksud struktur organisasi adalah suatu manifestasi perwujudan organisasi
yang menunjukkan hubungan antara otoritas dan tanggung jawab yang saling
berinteraksi dari orang yang diberi tugas dan tanggung jawab atas aktivitas.6
Struktur organisasi merupakan kerangka yang menunjukkan bagian-
bagian yang ada dalam perusahaan batas-batas wewenang serta tanggung
jawab dalam setiap bagian dalam bekerja sama untuk mencapai tujuan
organisasi. Struktur organisasi berfungsi sebagai alat untuk membimbing
kearah efisiensi dalam penggunaan pekerja dan seluruh sumber daya yang
dibutuhkan dalam meraih organisasi.
Secara umum struktur BMT Usaha Gabungan Terpadu Sidogiri hampir
sama dengan yang ada di perbankan. Dalam membiayai suatu usaha BMT
selalu terlebih dahulu melakukan pendekatan calon nasabah dan melihat
prosfek serta ke syariahaan usaha yang di biayai menurut mas agung cara ini
efektif dalam mengurangi resiko pembiayaan. 7 Adapun struktur organisasi
Koperasi BMT UGT Sidogiri adalah sebagai berikut :

5
Koperasi BMT UGT Sidogiri, Profil Koperasi BMT UGT Sidogiri, Pekanbaru, 2014.
6
Siswanto, Pengantar Manajemen, ( Jakarta : PT. Bumi Aksara, 2009 ), Cet, ke-5, h. 73.
7
Agung Prayetno Customer Service, BMT Usaha Gabungan Terpadu Sidogiri, Wawancara,
Pekanbaru, 5 Februari 2015.
Gambar II. 1
STRUKTUR ORGANISASI KOPERASI BMT UGT
SIDOGIRI CABANG BANGSALSARI

Ketua Pusat
Abdul Majid

Ketua Kelompok Wakil Pengurus


K.H Samsul Anam K.H Muhid Arfa’i

Kepala Cabang
Moch. Shodiq

Wakil Kepala Kepala Oprasional Kepala Cabang Pembantu


Cabang Cabang 1. Batu urip : Fatoni Hasbullah
Abdul Halim Moch. Choirul Anam 2. Semboro : M. Yasin
3. Umbul Sari: Idham Khalid
4. Tanggul : Khalilurrohman
5. Kencong : Imam Thohari
6. Gumuk Mas: Abdul Khaliq

Kasir AOP/AOAP AOSP


Muhammad Ali Imron 1. Abdullah Munib 1. H. Lutfillah
2. M. Anom Ab 2. Abdul Hamid
3. Lukman hakim 3. Ahmad Bashori
4. Zainal Arifin
5. Mukhlasul Fuah
6. Sobirin

Sumber : Dokumen Koperasi BMT UGT Sidogiri Cabang Bangsalsari.

1. Tugas –tugas Karyawan Koperasi BMT UGT Sidogiri cabang Pekanbaru :


a. Kepala Cabang bertugas sebagai berikut :
a) Memimpin dan mengkoordinasi operasional cabang dan pembantu
binaanya.
b) Membuat dan menyusun proyeksi bersama wakil dan kepala cabang
diwilayahnya, (mulai tingkat cabang dan cabang pembantu
binaanya).
c) Bertanggung jawab memantau perkembangan cabang diwilayahnya.
d) Melaksanakan pemeriksaan, persetujuan dan pencairan pembiayaan
sesuai dengan plafond yang telah ditentukan.
e) Melakukan pengawasan dan monitoring secara rutin dan terus
menerus melakukan evaluasi atas kinerja karyawan bawahanya.
f) Mengusulkan pelatihan untuk meningkatkan sumber daya insani
bawahannya.
g) Mengusulkan promosi jabatan/mutasi jabatan serta rooling tempat
kerja di wilayah binaanya.
h) Memastikan semua standar operasional manajemen dan standar
operasional prosedur, dilakukan dengan baik dan sebagaimana
mestinya.
i) Mempertanggung jawabkan segala aktivitas pekerjaan secara
kontinyu kepada manajerial.
j) Mengadakan rapat koordinasi dengan capem binaanya minimal 1
bulan sekali.
k) Mengadakan pembinaan pada seluruh karyawan binaanya minimal 1
bulan sekali.
b. Wakil Kepala Cabang
a) Menjadi kepala operasional dikantor cabang.
b) Mempunyai fungsi seperti tugas dan wewenang kepala cabang
pembantu.
c) Mengatur dan menjaga kestabilan likuiditas kantornya.
d) Bertanggung jawab terhadap pencapaian target sesuai dengan
proyeksi yang telah dibuat dan ditetapkan.
e) Melaksanakan pemeriksaan, persetujuan, dan akad pencapaian
pembiayaan sesuai dengan plafond yang ditentukan.
f) Mempertanggung jawabkan segala aktivitas operasional maupun
keuangan secara berkala kepada cabang dan direktur kepatuhan.
g) Membina, memotivasi, mengawasi, mengontrol, dan mengevaluasi
kinerja bawahannya.
c. Kepala Cabang Pembantu
a) Memimpin dan mengontrol pelaksanaan operasional kantornya
b) Membina, memotivasi, mengawasi, mengontrol, dan mengevaluasi
kinerja bawahannya.
c) Melaksanakan pemeriksaan, persetujuan, dan akad pencairan
pembiayaan sesuai dengan plafond yang ditentukan.
d) Mengatur dan menjaga kestabilan likuiditas kantornya.
e) Mengendalikan likuiditas dikantornya.
f) Bertanggung jawab terhadap pencapaian target sesuai dengan
proyeksi yang telah di buat dan di tetapkan.
g) Mempertanggung jawabkan segala aktivitas operasional maupun
keuangan secara berkala kepada kepala cabang dan direktur
kepatuhan.
d. Kasir
a) Menerima uang dan membayar sesuai perintah ketua/Direktur.
b) Melayani dan membayar pengambilan tabungan.
c) Membuat buku kas harian.
d) Setiap kahir jam keja, menghitung uang yang ada dan minta
pemeriksaan dari menejer.
e) Memberikan penjelasan kepada calon anggota dan anggota.
f) Menangani pembukuan kartu tabungan
g) Mengurus semua dokumen dan pekerjaan yang harus di
komunikasikan dengan anggota.
h) Memastikan kesesuaian penerimaan dan pengeluaran kas.
i) Memastikan pencatatan seluruh transaksi secara benar sesuai
ketentuan.
j) Memastikan menjalankan fungsi kasir (KSR) dengan efektif dan
efisien.8
e. AOAP
a) Memastikan kualitas pembiayaan baik.
b) Memastikan kebenaran informasi hasil survey dan analisa pemohon
pembiayaan dan agunan.
c) Memastikan tempat tinggal dan karakter pemohon sesuai dengan
pengajuan.
d) Memastikan usaha dan kemampuan pemohon sesuai dengan
prosedur.
e) Memastikan kebenaran agunan dan nilai taksasi agunan pemohon
sesuai dengan prosedur.
f) Memastikan fungsi Account Offier Survey dan Analisa berjalan
sesuai dengan ketentuan dan prosedur perusahaan.
f. AOSP
a) Mencapai target simpanan dan pembiayaan.
b) Memonitoring kelancaran pembiayaan angsuran anggota.
c) Memastikan penerimaan setoran tabungan dan pembiayaan serta
penarikan simpanan dijalankan dan dicatat sesuai dengan ketentuan
dan prosedur.
d) Memastikan pemohon pembiayaan mengetahui ketentuan dan
persyaratan pembiayaan.
Sebagai lembaga yang menyandang nama Baitul maal dan baitul tamwil, Koperasi
BMT UGT Sidogiri beroperasi dengan orientasi keuntungan/laba (profit) dan juga
beriorientasi sosial/non profit (nirlaba). Koperasi BMT UGT Sidogiri Pekanbaru
memiliki logo yang merupakan identitas visual utama yang dilihat masyarakat
sebagai tanda pengenal.

8
Dokumen BMT UGT Sidogiri tentang Job Description tahun 2016.
Gambar II. 2
Logo Koperasi BMT UGT Sidogiri

Sumber : Koperasi BMT UGT Sidogiri Cabang Bangsalsari

D. Bentuk-bentuk produk Koperasi BMT UGT Sidogiri Cabang


Bangsalsari

Koperasi BMT UGT Sidogiri Bangsalsari memiliki tiga produk, yaitu :


produk tabungan/simpanan, produk pembiayaan, dan produk jasa-jasa.

1. Jenis-jenis Produk Tabungan/Simpanan

a. Tabungan Umum Syariah

Tabungan umum syariah Tabungan Umum Syariah yaitu simpanan


yang dapat disetor dan diambil sewaktu-waktu dengan menggunakan akad
wadiah yadh dhamanah/qardh atau mudharabah muthlaqah.

Akad tabungan berdasarkan prinsip syariah mudharabah


musyarakah, dengan nisbah 30% anggota : 70% BMT.

Keuntungan dan Manfaat Bagi Penabung :

1) Aman dan transparan.

2) Bebas riba, transaksi mudah dan sesuai syariah.

3) Bagi hasil menguntungkan dan halal.

4) Tanpa biaya administrasi bulanan.


5) Ikut membantu seseama ummat (ta’awun).

6) Mendapatkan pahala 18 kali lipat bila diniati menghutangkan.

b. Tabungan Haji Al-Haromain

Tabungan Haji Al Haromain yaitu simpanan tabungan untuk


membantu pelaksanaan ibadah haji dengan akad wadiah yadh dhamanah.

Akad berdasarkan prinsip syariah mudharabah musyarakah,


dengan nisbah 50% anggota : 50% BMT.

Keuntungan dan Manfaat Bagi Penabung :

1) Kemudahan melakukan setoran.

2) Mudah memantau perkembangan dana dengan mendapatkan


laporanmutasi transaksi berupa buku tabungan.

3) Aman, terhindar dari riba.

4) Dapat mengajukan dana talangan bagi calon jama’ah haji yang ingin
memperoleh porsi keberangkatan haji pada tahun yang direncanakan tanpa
terbebani bagi hasil.

c. Tabungan Umrah Al-Hasanah

Tabungan Umrah Khasanah yaitu tabungan untuk membantu


pelaksanaan ibadah umrah dengan akad wadiah yadh dhamanah. Akad
berdasarkan prinsip syariah mudharabah musyarakah, dengan nisbah 40%
anggota : 60% BMT.

Keuntungan dan Manfaat Bagi Penabung :

1) Kemudahan melakukan setoran tabungan setiap saat.

2) Mendapatkan bagi hasil yang kompetitif.

3) Ikut membantu sesama ummat (ta’awun).

4) Aman, terhindar dari riba dan haram.


5) Dapat mengajukan dana talangan umrah maksimal 50% dari
kekurangan biaya umrah dengan ketentuan pembiayaan yang berlaku.

d. Tabungan Idul Fitri

Tabungan Idul Fitri yaitu simpanan dana dengan akad wadiah


yadhdhamanah yang digunakan untuk kebutuhan hari raya idul fitri. Akad
berdasarkan prinsip syariah mudharabah musyarakah dengan nisbah 40%
anggota : 60% BMT.

Keuntungan dan Manfaat Bagi Mitra Penabung :

1) Transaksi mudah

2) Aman, dan terhindar dari riba dan haram.

3) Ikut membantu sesame ummat (ta’awun).

4) Mendapatkan bagi hasil bulanan yang halal dan menguntungkan atau


dapat dirupakan barang untuk kebutuhan hari raya sesuai kebijakan BMT
UGT Sidogiri.

5) Dapat digunakan sebagai jaminan pembiayaan.

e. Tabungan Lembaga Peduli Siswa

Tabungan umum berjangka yang diperuntukkan bagi lembaga


pendidikan guna menghimpun dana tabungan siswa. Akad berdasarkan
prinsip syariah mudharabah/musyarakah dengan nisbah 40% anggota dan
60% BMT.

Keuntungan atau manfaatnya :

1) Aman dan mudah memantau perkembangan dana setiap bulan.

2) Transaksi mudah dan bebas riba.

3) Pengurus lembaga tidak disibukkan dengan urusan keuangan terutama


pada saat pembagian tabungan siswa di akhir tahun pendidikan.

4) Mendapatkan dana BEA Siswa untuk siswa tidak mampu sebesar Rp


150.000 sesuai kebijakan BMT UGT Sidogiri gratis biaya administrasi.
f. Tabungan Qurban

Tabungan umum berjangka untuk membantu dan memudahkan


anggota dalam merencanakan ibadah qurban dan aqiqah. Akad
berdasarkan prinsip syariah mudharabah/musyarakah dengan nisbah 40%
anggota dan 60% BMT.

Keuntungan dan manfaatnya :

1) Mempermudah perencanaan keuangan untuk pembelian hewan qurban


dan aqiqah.

2) Mendapatkan bagi hasil yang halal dan kompetitif.

3) Membantu sesama ummat (ta’awun).

g. Tabungan Tarbiyah

Tabungan umum berjangka untuk keperluan pendidikan anak


dengan jumlah setoran bulanan tetap dan dilengkapi dengan asuransi.
Akad berdasarkan prinsip mudharabah/musyarakah dengan nisbah
keuntungan 30% anggota dan 70% BMT.

Manfaat dan keuntungannya :

1) Kemudahan perencanaan dana dan pendidikan masa depan putra/putri


anda mendapatkan perlindungan asuransi secara otomatis tanpa melalui
pemeriksaan kesehatan.

2) Bonus hadiah menarik.

h. Tabungan Mudharabah Berjangka

Tabungan berjangka yang setoran dan penarikannya berdasarkan


jangka waktu tertentu. Akad berdasarkan prinsip syariah mudharabah dan
musyarakah dengan nisbah jika jangka waktu 1 bulan nisbah 50% anggota
dan 50% BMT.

Keuntungan dan manfaatnya :


1) Mendapatkan bagi hasil yang lebih besar dan kompetitif dan bisa
dijadikan jaminan pembiayaan.

2) Nisbah (porsi) bagi hasil lebih besar.

i. Tabungan MDA Berjangka

Tabungan berjangka khusus dengan manfaat asuransi santunan


rawat inap dan kematian. Akad berdasarkan prinsip mudharabah dan
musyarakah dengan musyarakah dengan nisbah 45% anggota dan 55%
BMT.

Keuntungan dan manfaatnya :

1) Mendapatkan santunan rawat ini.

2) Mendapatkan santunan kematian.

3) Gratis tabarru asuransi.

2. Produk-produk pembiayaan terdiri dari :


a. UGT GES (Gadai Emas Syariah)
Gadai emas syariah adalah pembiayaan dengan agunan berupa
emas, ini sebagai alternatif memperoleh uang tunai dengan cepat dan
mudah. Akad berdasarkan prinsip syariah yaitu Rahn dan Ijarah dengan
nisbah 30% anggota dan 70% BMT.
Keuntungan dan manfaatnya :
1) Proses cepat dan mudah.
2) Pembiayaan langsung cair tanpa survey.
3) Ujrah lebih murah dengan sistem harian.
4) Transaksi sesuai syariah.
b. UGT MUB (Modal Usaha Barokah)
Modal usaha barokah adalah fasilitas pembiayaan modal kerja bagi
anggota yang mempunyai usaha mikro dan kecil. Akad berdasarkan
prinsip syariah yaitu mudharabah, musyarakah atau jual beli (murabahah)
dan 30% anggota dan 70% BMT.
Keuntungan dan manfaatnya :
1) Membantu anggota untuk memenuhi kebutuhan modal usaha dengan
sistem yang mudah, adil, dan maslahah.
2) Anggota bisa sharing risiko dengan BMT dengan pendapatan riil
usaha anggota serta terbebas dari haram dan riba.
c. UGT MTA (Multiguna Tanpa Agunan)
Multiguna tanpa agunan adalah fasilititas pembiayaan tanpa
agunan untuk memenuhi kebutuhan anggota dan nisbah keuntungan 30%
anggota dan 70% BMT. Akad berdasarkan prinsip syariah yaitu jual beli
(murabahah), sewa-menyewa (ijarah, kafalah, dan hawalah), atau qardhul
hasan.
Keuntungan dan manfaatnya :
1) Membantu mempermudah anggota memenuhi kebutuhan dana untuk
modal usaha dan konsumtif dengan mudah dan cepat.
2) Anggota tidak perlu menyerahkan agunan yang diletakkan BMT.
d. UGT KBB (Kendaraan Bermotor Barokah)
Kendaraan bermotor barokah adalah pembiayaan untuk pembelian
kendaraan bermotor. Akad berdasarkan prinsip syariah yaitu jual beli
(murabahah) dan nisbahkeuntungan30% anggota dan 70% BMT.
e. UGT PBE (Pembelian Barang Elektronik)
Pembelian barang elektronik adalah pembiayaan yang ditujukan
untuk pembelian barang elektronik. Akad berdasarkan prinsip syariah
yaitu berbasisis jual beli murabahah dan nisbah keuntungan 30% anggota
dan 70% BMT.
f. UGT PKH (Pembiayaaan Kafalah Haji)
Pembiayaan kafalah haji adalah pembiayaan konsumtif bagi
anggota untuk memenuhi kebutuhan kekurangan setoran awal biaya 32
penyelenggaraan ibadah haji yang ditentukan oleh kementerian agama
untuk mendapatkan nomor seat porsi haji. Akad berdasarkan prinsip
syariah yaitu kafalah bil ujrah, nisbah keuntungan30% anggota dan 70%
BMT.
E. Keunggulan, Kelemahan Serta Penghargaan BMT UGT Nusantara
Koperasi BMT UGT Sidogiri merupakan representatif dari para guru
urusan tugas dari Pondok Pesantren Sidogiri Pasuruan Jawa Timur untuk ikut
andil dalam membangun ekonomi umat dengan landasan syari’ah Islam. Saat
ini BMT UGT Sidogiri mempunyai banayak kantor cabang salah satunya di
Bangsalsari yang mempunyai 5 orang karyawan. berdasarkan pengamatan
penulis dilapangan BMT UGT Sidogiri Bangsalsari mempunyai beberapa
keunggulan dan kelemahan,
1. Adapun keunggulannya yakni sebagai berikut :
a. BMT telah bersertifikat Islamic Microfinance Standard (IMS) dari
perhimpunan BMT seindonesia.
b. Letak kantor cabang BMT yang strategis.
c. Tata ruangan kantor/ layout yang baik serta bersih dan nyaman.
d. Mempunyai SDM yang pada umumnya dari santri, dan kredibelitas
dan kapabilitas yang baik.
e. Mempunyai produk-produk yang bagus dan kompetitif serta
administrasi dan prosedur yang cepat dan mudah.
f. Menerapkan sistem jemput bola pada pemasaran serta dilengkapi
dengan sarana pendukung seperti smartphone dan printer mobile
untuk bertransaksi dilapangan.
2. Kemudian adapun kelemahannya yakni sebagai berikut :
a. Kurangnya optimalnya dalam pemanfaatkan sarana lain untuk
pemasaran kecuali sistem jemput bola.
b. Kurangnya data dan pemahaman tentang areal operasi BMT.
h) Penghargaan Yang Pernah diterima Koperasi BMT UGT Sidogiri yakni :
a. Ketua KJKS Koperasi BMT UGT Sidogiri H. Mahmud Ali Zain
mendapat penghargaan Bintang Jasa Pratama dari Presiden RI pada
Agustus 2008 dan tahun 2012 sebagai pelopor koperasi Jawa Timur.
b. KJKS Koperasi BMT UGT Sidogiri sebagai koperasi dengan asset
terbesar seindonesia versi majalah investor (edisi September 2010).
c. Sebagai KJKS/KSU/BMT/KOPSYAH kategori life time Achievement
tahun 2012.
d. Dinobatkan sebagai The Best Islamic Micro Finance dalam ajang
IFAC (Islamic Finance Award and Cup) dari KBC (Karim Business
Consulting) pada bulan februari 2014.
BAB III
PEMBAHASAN
A. Pembiayaan
1. Pengertian Pembiayaan
Pembiayaan merupakan aktivitas lembaga keuangan syariah dalam
menyalurkan dan kepada pihak lain selain bank berdasarkan prinsip
syariah. Penyaluran dana dalam bentuk pembiayaan di dasarkan pada
kepercayaan yang diberikan oleh pemilik dana kepada pengguna dana.
Pemilik dana percaya kepada penerima dana, bahwa dana dalam bentuk
pembiayaan yang diberikan pasti akan terbayar. Penerima pembiayaan
mendapat kepercayaan dari pemberi pembiayaan, sehingga penerima
pembiayaan berkewajiban untuk mengembalikan pemiayaan yang telah
diterimanya sesuai dengan jangka waktu yang telah diperjanjikan dalam
akad pembiayaan.9
Dalam arti lain, pembiayaan merupakan penyediaan utang atau
tagihan yang dapat dipersamakan dengan itu, berdasarkan perseujuan atau
kesempatan pinjam meminjam antara bank atau lembaga keuangan lainnya
dengan pihak lain yang mewajibkan pihak peminjam untuk melunasi
utangnya setelah jangka waktu tertentu dengan imbalan atau bagi hasil.10
Menurut Ahmad Dahlan dalam buku Bank Syariah, Pembiayaan
(financing) merupakan istilah yang dipergunakan dalam bank syriah,
sebagaimana dalam bank konvensional disebut dengan kredit (lending).
Dalam kredit keuntungan berbasis pada bunga (interest based), sedangkan
dalam pembiayaan berbasis keuntungan riil yang dikehendaki (margin)
ataupun bagi hasil (profit sharing). 11
Berdasarkan pengertian diatas, dapat disimpulkan bahwa
pembiayaan adalah pemberian fasilitas penyedia dana untuk mendukung
suatu investasi yang sudah direncanakan berdasarkan kesepakatan antara

9
Ismail, Perbankan Syariah, (Jakarta: Kencana, 2011), hlm. 105-106
10
Veithzal Rival & Arviyan Arifin Islamic Banking Sebuah Teori Konsep dan Aplikatif (Jakarta:
PT Bumi Aksara, 2010), hulm. 698-700.
11
Ahmad Dahlan, Bank syariah (Teoritik, Praktik, Kritik), (Yogyakarta: Teras, 2012), hlm 162
bank dengan pihak lain yang mewajibkan pihak yang dibiayai untuk
mengembalikgan uang atau tagihan tersebut setelah jangka waktu tertentu
dengan imbalan atau bagi hasil.
2. Jenis-jenis Pembiayaan
Pembiayaan merupakan fasilitas yang diberikan oleh lembaga
keuangan syariah kepada pihak yang membutuhkan dana untuk memenuhi
kebutuhan konsumtif maupun produktifnya. Menurut sifat penggunaannya
pembiayaan dapat dikelompokkan menjadi 2, yaitu sebagai berikut:
a. Pembiayaan produktif: pembiayaan yang ditujukan untuk membantu
pendanaan suatu usaha maupun investasi.
b. Pembiayaan konsumtif: pembiayaan yang digunakan untuk memenuhi
kebutuhan konsumsi tanpa mendatangkan laba pada si anggota.
Kebutuhan konsumsi dapat dibedakan menjadi 2, yaitu:
1). Kebutuhan primer: kebutuhan pokok, baik berupa barang, pakaian,
tempat tinggal maupun jasa seperti pendidikan.
2). Kebutuhan sekunder: kebutuhan tambahan yang secara kuantitatif
maupun kualitatif lebih mewah dari kebutuhan primer, baik berupa
barang maupun jasa.12
Pada lembaga keuangan syariah ada beberapa produk penyaluran
dan yang sering ditawarkan ke nasabah / anggota yaitu seperti pembiayaan
mudharabah dan pembiayaan murabahah. Pembiayaan mudharabah
kebanyakan di gunakan untuk pembiayaan produktif sedangkan
pembiayaan murabahah untuk konsumtif. Berikut penjelasannya beberapa
produk yang di tawarkan oleh lembaga keuangan syariah secara umum:
a. Pembiayaan Mudharabah: Bank / lembaga keuangan syariah
(mudharib) menyediakan modal investasi atau modal kerja secara
penuh, sedangkan nasabah/anggota (shahibul maal) menyediakan
proyek/usaha lengkap dengan manajemennya. Hasil keuntungan dan
kerugian dibagi dan ditanggung bersama antara bank / lembaga

12
Muhammad, Manajemen Pembiayaan Bank Syariah, ( Yogyakarta: Unit Penerbit dan percetakan
AMPYKPN, 2005, hlm.17
keuangan syariah dan nasabah / anggota dengan ketentuan sesuai
kesepakatan bersama.
b. Pembiayaan Musyarakah: pembiayaan sebagian dari modal usaha,
dimana pihak bank / lembaga keuangan syariah boleh terlibat dalam
manajemennya. Sedangkan modal yang disetorkan dapat berupa uang,
barang dagangan, prperty dan b arang-barang yang dapat dinilai
dengan uang.
c. Pembiayaan Murabahah dalam istilah fiqh adalah akad jual beli atas
barang tertentu dalam transaksi jual beli, dengan penjual menyebitkan
dengan jelas barang yang dijual termasuk harga beli8 dan keuntungan
yang diperoleh. Sedangkan dalam dunia perbankan artinya akad jual
beli antara bank dengan nasabah.
d. Pembiayaan salam dapat diaplikasikan dalam pembiayaan jangka
pendek untuk produk agrobisnis atau jenis industry lainnya.
e. Pembiayaan istisna’ diaplikasikan dengan pembiayaan istisna’ dapat
dilakukan dengan dua cara, yaitu pihak produsen ditentukan oleh ank
atau pihak produsen ditentukan oleh nasabah / anggota. Pelaksanaan
salah satu dari kedua cara tersebut harus ditentukan dimuka dalam
akad oleh kedua belah pihak.
f. Pembiayaan Ijarah Muntahiya Bittamlik (IMBT); akad sewa suatu
barang antara bank dengan nasabah / anggota, dimana nasabah /
anggota diberi kesempatan untuk membeli obyek sewa pada akhir akad
atau dalam dunia usaha dikenal dengan finance lease. Harga sewa dan
harga beli ditetapkan bersama diawal perjanjian.
g. Hiwalah merupakan produk lembaga keuangan syariah yang
disediakan untuk membantu supplier dalam mendapatkan modal secara
tunai agar dapat melanjutkan usahanya, dalam hal ini bank akan
mendapatkan imbalan atas jasa pemindahan piutang. Besarnya imbalan
yang akan diterima lembaga keuangan syariah ditetapkan berdasarkan
kesepakatan kedua belah pihak.
h. Rahn: produk lembaga keuangan syariah yang disediakan untuk
membantu para nasabah dalam pembiayaan kegiatan multiguna dan
lembaga keuangan syariah hanya memperoleh imbalan atas
penyimpanan, pemeliharaan, asuransi dan administrasi-administrasi
barang yang digadaikan.
B. Akad Murabahah
1. Pengertian Murabahah
Murabahah merupakan jenis jual beli dengan ketentuan yang lebih
spesifik dibandingkan dengan jual beli umumnya. Murabahah adalah jual
beli barang pada harga asal dengan tambahan keuntungan yang
disepakati. Penjual harus memberi tahu harga produk yang ia beli dan
menentukan suatu tingkat keuntungan sebagai tambahan.13
Murabahah dalam perspektif fiqh merupakan salah satu dari
bentuk jual beli yang bersifat amanah (bai’ alamanah). Jual beli ini
berbeda dengan jual beli musawwamah / tawar menawar. Murabahah
terlaksana antara penjual dan pembeli berdasarkan harga barang, harga
asli pembelian penjual yang diketahui oleh pembeli dan keuntungan yang
diambil oleh penjual pun diberitahukan kepada pembeli, sedangkan
musawwamah adalah transaksi yang terlaksana antara penjual dan
pembeli dengan suatu harga tanpa melihat harga asli barang.14
Secara etimologis, murabahah berasal dari kata al-ribh atau al-rabh
yang memiliki arti kelebihan atau pertambahan dalam perdagangan.
Dengan kata lain, al-ribh tersebut dapat diartikan sebagai keuntungan
“keuntungan, laba, faedah”. Sesuai dengan sifat bisnis (tijarah) transaksi
murabahah memiliki beberapa manfaat, demikian juga resiko yang harus
sdiantisipasi. Murabahah memberi banyak manfaat kepada lembaga
keuangan syariah, salah satunya adalah adanya keuntungan yang muncul
dari selisih harga beli dari penjual dengan harga jual terhadap anggota.

13
M. Syafi’i Antonio, Bank Syariah: dari Teori Ke Praktek, (Jakarta: Gema Insani Press, 2001),
hlm. 101
14
Wiroso, Jual Beli Murabahah, (Yogyakarta: UII Press, 2005), hlm 14
Selain itu, sistem murabahah juga sangan sederhana, hal tersebut
memudahkan penanganan administrasinya di lembaga keuangan syariah.15
Sri Nurhayati dan Wasilah mengatakan murabahah adalah
transaksi penjualan barang dengan menyatakan harga perolehan dan
keuntungan yang disepakati oleh penjual dan pembeli. Hal yang
membedakan murabahah dengan penjualan yang bisa kita kenal adalah
penjual memberitahu secara jelas kepada pembeli berapa pokok harga
barang tersebut dan berapa besar keuntungan yang diinginkan. Pembeli
dan penjual dapat melakukan tawar menawar atas besaran margin
keuntungan sehingga akhirnya diperoleh kesempatan.16
Adiwarman A. Karim menjelaskan tentang salah satu skim fiqh
yang paling populer digunakan oleh perbankan syariah adalah skim jual
beli murabahah. Transaksi murabahah ini lazim dilakukan oleh
Rasulullah SAW, dan para sahabatnya. Secara sederhana, murabahah
berarti suatu penjualan barang seharga penjualan tersebut ditambah
keuntungan yang disepakati. Misalnya, seorang membeli barang
kemudian menjual kembali dengan keuntungan tertentu. Berapa besar
keuntungan tersebut dapat dalam nominal rupiah tertentu atau dalam
bentuk persentase dari harga pembeliannya, misalnya 10% atau 20%.17
Diantara kemungkinan resiko yang harus diantisipasi antara lain:
a. Default atau kelalaian anggota sengaja tidak membayar angsuran.
b. Fluktuasi harga komparatif, ini terjadi bila harga suatu barang dipasar
naik setelah bank membelikannya untuk anggota. Sehingga bank tidak
mengubah harga jual beli tersebut.
c. Penolakan anggota, barang yang dikirim bisa saja ditolah oleh anggota
karena sebagai sebab, bisa jadi karena rusak dalam perjalanan sehingga
anggota tidak mau menerimanya karena itu sebaiknya dilindungi
dengan asuransi.
15
Dimyauddin Djuwaini, Pengantar Fiqh Muamalah, Yogyakarta: Pustaka Pelajar, 2010), hlm. 103
16
Sri Nurhayati dan Wasilah, Akuntansi Syariah Di Indonesia, (Jakarta: Salemba Empat, 2009),
hlm. 160
17
Adiwarman A. Karim, Bank Islam Analisis Fiqih Dan Keuangan, (Jakarta: PT Raja Grafindo
Persada, 2011), hlm. 113
d. Dijual, karena murabahah bersifat jual beli dengan utang maka ketika
kontrak ditandatangani barang itu menjadi milik anggota. Anggota
bebas melakukan apapun terhadap asset miliknya tersebut untuk
menjualnya. Jika terjadi demikian resiko untuk default akan besar.

Dari berbagai pemaparan diatas maka yang dimaksud dengan


pembiayaan murabahah adalah pembiayaan yang diberikan kepada
anggota dalam rangka pemenuhan kebutuhan produksi, alat transaksi ini
BMT memperoleh sejumlah keuntungan (mark up) yang telah disepakati
antara pihak BMT dan calon anggota.18

Sedangkan pembiayaan murabahah di BMT UGT Cabang


Bangsalsari adalah pembiayaan dengan sistem jual beli dimana BMT
UGT memberikan fasilitas pembiayaan kepada anggota untuk pembelian
barang, baik barang modal usaha maupun konsumtif. BMT UGT Cabang
Bangsalsari membeli barang yang diinginkan dan menjualnya kepada
anggota dengan sejumlah margin yang disepakati kedua belah pihak.

2. Dasar Hukum Murabahah


a. Al-Qur’an
‫َو َاَح َّل ُهّٰللا اْلَبْيَع َو َح َّر َم الِّر ٰب وۗا‬...

:”…padahal Allah telah menghalalkan jual beli dan mengharamkan


riba…” (QS. Al-Baqarah:275)
Dalam ayat ini, Allah swt mempertegas legalitas dan keabsahan
jual beli, serta menolak dan melarang konsep ribawi. Berdasrkan
ketentuan ini, jual beli murabahah mendapat pengakuan dan legalitas
dari syara’, dan sah untuk dioperasionalkan dalam praktik
pembiayaan dibank syariah dan BMT karena ini merupakan salah satu
bentuk jual beli dan tidak mengandung unsur ribawi.
‫ٰٓيَاُّيَها اَّلِذ ْيَن ٰا َم ُنْو ا اَل َتْأُك ُلْٓو ا َاْم َو اَلُك ْم َبْيَنُك ْم ِباْلَباِط ِل ِآاَّل َاْن َتُك ْو َن ِتَج اَر ًة َع ْن َتَر اٍض ِّم ْنُك ْم ۗ َو اَل‬
‫َتْقُتُلْٓو ا َاْنُفَس ُك ْم ۗ ِاَّن َهّٰللا َك اَن ِبُك ْم َر ِح ْيًم ا‬

18
Muhammad Ridwan, Manajemen Baitul Mal Wa Tamwl (BMT), (Yogyakarta: UII Press,2004),
hlm. 166
“hai orang-orang yang beriman janganlah kamu saling memakan
harta sesamamu dengan jalan yang batil, kecuali dengan jalan
perniagaan yang berlaku dengan suka sama suka diantara kamu dan
janganlah kamu membunuh dirimu, sesungguhnya Allah maha
penyayang kepadamu” (QS. An-Nisaa:29)

b. Al-Hadits
Sedangkan landasan hadits yang mendasari transaksi murabahah
yaitu:
Artinya: “dari suhaib ar-Rumi r.a bahwa rasulullah saw bersabda,
tiga hal yang di dalamnya terdapat keberkahan: jual beli secara
tangguh, muqarbah (mudharabah), dan mencampur gandung dengan
tepung untuk keperluan rumah bukan untuk dijual.” (H.R Ibnu Maja)
c. Ijma’
Ulama telah sepakat bahwa jual beli (murabahah) diperbolehkan
dengan alasan bahwa manusia tidak akan mampu mencukupi
kebutuhan dirinya tanpa bantuan orang lain. Namun demikian,
bantuan atau barang milik orang yang dibutuhkan itu harus diganti
dengan barang lainnya yang sesuai.
3. Rukun dan Syarat Murabahah
a. Rukun Murabahah
Sebagai bagian dari jual beli, maka pada dasarnya rukun dan syarat
jual beli murabahah juga sama dengan rukun dab syarat jual beli
secara umum. Rukun jual beli menurut mazhab Hanafi adalah ijab dan
qabul yang menunjukkan adanya pertukaran atau kegiatan saling
memberi yang menempati kedudukan ijan dan qabul itu. Sedangkan
menurut jumhur ulama ada 4 rukun dalam jual beli itu, yaitu penjual,
pembeli, sighat, serta barang atau sesuatu yang diakadkan.
Adapun untuk rukun jual beli murabahah itu sendiri antara lain:19
1. Pejual (Ba’i)

19
Muhammad, Model-Model Akad Pembiayaan di Bank Syariah (Panduan Teknis Pembuatan
Akad/Perjanjian Pembiayaan Pada Bank Syariah), (Yogyakarta: UII Press,2009), hlm.58
Adalah pihak BMT yang membiayai pembelian barang yang
diperlukan oleh anggota pemohon pembiayaan dengan system
pembayaran yang di tangguhkan. Biasanya didalam teknis
aplikasinya BMT membeli barang yang diperlukan anggota atas
nama BMT itu sendiri. Walaupun terkadang BMT menggunakan
media akad wakalah dalam pembelian barang, dimana si anggota
itu sendiri yang membeli barang yang diinginkan atas nama BMT.
2. Pembeli (Musytari)
Pembeli dalam pembiayaan murabahah adalah anggota yang
menggunakan permohonan pembiayaan ke BMT
3. Objek hyal beli (Mabi’)
Yang sering dilakukan dalam permohonan pembiayaan
murabahah oleh sebagian besar anggota adalah terhadap barang-
barang yang bersifat konsumtif untuk pemenuhan kebutuhan
produksi, seperti rumah, tanah, mobil, motor dan sebagainya.
Walaupun demikian, ada beberapa hal yang harus diperhatikan
juga, bahwa benda atau barang yang menjadi obyek akad
mempunyai syarat-syarat yang harus dipenuhi menurut hukum
islam, antara lain:
a. Suci, maka tidak sah penjualan terhadap benda-benda najis
seperti anjing, bai, dan sebagainya yang termasuk dalam
kategori najis.
b. Manfaat menurut syara’, dari ketentuan ini, maka tidak boleh
jual beli yang tidak diambil mandaatnya menurut syara’
c. Jangan ditaklikan, dalam hal apabila dikaitkan atau
digantungkan kepada hal-hal lain, seperti: “jika Bapakku pergi,
Ku jual kendaraan ini kepadamu”.
d. Tidak dibatasi waktu, dalam hal perkataan, “saya jual
kendaraan ini kepada Tuan selama satu tahun”. Maka penjual
tersebut tidak sah, sebab jual beli adalah salah satu sebab
pemilikan secara penuh yang tidak dibatasi ketentuan syara’.
e. Dapat dipindah tangankan / diserahkan, karena memang dalam
jual beli, barang yang menjadi obyek akad harus beralih
kepemilikannya dari penjual ke pembeli. Cepat ataupun
lambatnya penyerahan, tergantung pada jarak tempat
diserahkan barang tersebut.
f. Milik sendiri, tidak dihalalkan menjual barang milik orang lain
dengan tidak seizin dari pemilik barang tersebut. Sama halnya
juga terhadap barang-barang yang baru akan menjadi
miliknya.
g. Diketahui (dilihat), barang yang menjadi obyek jual beli harus
diketahui spesifikasinya seperti banyaknya (kuantitas),
ukurannya, modelnya, warnanya dan hal-hal lain yang terkait.
Maka tidak sah jual beli yang menimbulkan keraguan salah
satu pihak.20
4. Harga (tsaman)
Harga dalam pembiayaan murabahah dianalogikakan dengan
pricing atau plafond pembiayaan.
5. Ijab Qabul
Dalam BMT, dimana segala operasionalnya mengacu pada hukum
islam, maka akad yang dilakukannya juga memiliki konsekuensi
duniawi dan ukhrawi. Dalam akad biasanya memuat tentang
spesifikasi barang yang diinginkan anggota, kesediaan pihak BMT
dalam pengadaan barang, juga pihak BMT harus memberitahukan
harga pokok pembelian dan jumlah keuntungan yang ditawarkan
kepada anggota (terjadi penawaran), kemudian penentuan lama
angsuran apabila terdapat kesepakatan murabahah.
b. Syarat Murabahah
Selain ada rukun dalam pembiayaan murabahah, juga terdapat
syarat-syarat yang sekiranya menjadi pedoman dalam pembiayaan
sekaligus sebagai identitas suatu produk dalam bank syariah atau
20
Hendi Suhendi, Fiqh Muamalah, (Jakarta: PT Raja Grafindo PERsada, Cetakan ke-1, 2002),
hlm. 71-72
BMT dengan perbankan konvensional. Syarat dari jual beli
murabahah tersebut amtara lain:
1. Penjual memberi tahu harga pokok kepada calon pembeli. Hal ini
adalah logis, karena harga yang akan dibayar pembeli kedua atau
anggota didasarkan pada modal sipembeli awal / BMT.
2. Akad pertama harus sah sesuai dengan rukun yang ditetapkan.
3. Akad harus bebas dari riba.
4. Penjual harus menjelaskan kepada pembeli bila terjadi cacat atas
barang sesudah pembelian.
5. Penjual harus menyampaikan semua hal yang berkaitan dengan
pembelian, misalnya pembelian dilakukan secara hutang.
4. Jenis-jenis Murabahah
Dalam konsep diperbankan syariah maupun di Lembaga Keuangan
Syariah (BMT), jual beli murabahah dapat dibedakan menjadi 2, yaitu:21
a. Murabahah tanpa pesanan
Murabahah tanpa pesanan adalah jenis jual beli murabahah yang
dilakukan dengan tidak melihat adanya anggota yang memesan
(mengajukan pembiayaan) atau tidak, sehingga penyediaan barang
dilakukan oleh BMT sendiri dan dilakukan tidak terkait dengan jual
beli murabahah sendiri.
Dengan kata lain, dalam murabahahi tanpa pesanan, BMT
menyediakan barang atau persediaan barang yang akan diperjual
belikan dilakukan tanpa memperhatikan ada anggota yang membeli
atau tidak, sehingga proses pengadaan barang dilakukan sebelum
transaksi / akad jual beli murabahah dilakukan. Pengadaan barang
yang dilakukan BMT ini dapat dilakukan dengan beberapa cara antara
lain:22
1. Membeli barang jadi kepada produsen (prinsip murabahah)
2. Memesan kepada pembuat barang / produsen dengan pembayaran
dilakukan secara keseluruhan setelah akad (prinsip salam).
21
Wiroso, Jual Beli Murabahah, (Yogyakarta: UII Press, 2005), hlm. 37
22
Wiroso, Jual Beli…., hlm. 37-38
3. Memesan kepada pembuat barang / produsen dengan pembayaran
yang dilakukan dedepan, selama dalam masa pembuatan, atau
setelah penyerahan barang (prinsip istishna).
4. Merupakan barang-barang dari persediaan mudharabah atau
musyarakah.
b. Murabahah berdasarkan pesanan
Yang dimaksud dengan murabahah berdasarkan pesanan adalah
jual beli murabahah yang dilakukan setelah ada pesanan dari pemesan
atau anggota yang mengajukan pembiayaan murabahah. Jadi dalam
murabahah berdasarkan pesanan, BMT melakukan pengadaan barang
dan melakukan transaksi jual beli setelah ada anggota yang memesan
untuk dibelikan barang atau asset sesuai dengan apa yang diinginkan
anggota tersebut.
C. Mekanisme Pembiayaan Murabahah di BMT UGT Nusantara
Cabang Bangsalsari
Mekanisme transaksi pembiayaan murabahah:
1. Anggota datang ke BMT UGT Nusantara Cabang Bangsalsari dengan
membawa beberapa persyaratan seperti fotokopi KTP suami istri,
fotokopi Kartu Keluarga, Fotokopi STNK dan BPKB.
2. Anggota mengisi formulir untuk menjadi calon anggota BMT.
3. Anggota memberi keterangan tentang tujuan pengajuan pembiayaan
pada pihak BMT. Serta memberikan jenis akad apa yang digunakan
oleh anggota apabila disetujui permohonan nya oleh BMT.
4. Bagian maeketing akan datang ke rumah pemohon untuk melakukan survey.
Marketing tersebut melakukan analisis dengan tujuan mengetahui debitur
dengan melalui analisis 5C dan 4P. 5C tersebut adalah character (ahlaq).
Capacity (kemampuan), Capital (permodalan), Colateral (jaminan),
Condition (keadaan). Sedangkan 4P dianalisis untuk mengetahui kondisi
debitur dan rencana pembiayaan. 4P ini meliputi: personality (akhlaq calon
penerima), porphuse (kegunaan pembiayaan), prospect (harapan keuntungan
atau proyek yang dibiayai), dan payment (dari mana dan bagaimana
pengembalian dan pembiayaan dilakukan).
5. Pihak BMT melakukan analisa kelayakan pembiayaan apakah pantas anggota
tersebut diberikan pembiayaan atau tidak.
6. Pihak BMT melakukan akad murabahah yakni jual beli antara pihak BMT
dengan anggota untuk mejual barang yang diatas namakan pihak BMT
kepada anggota. Dalam hal barang ini yang diperjual belikan telah dibeli
anggota dengan penuh tanggung jawab.
7. Setelah melakukan akad maka anggota dapat mencairkan dana yang telah
disetujui dalam pembiayaan dengan membayar administrasi.
8. Setelah anggota melakukan akad maka sesuai dengan spesifikasi yang
diminta, selanjutnya sesuai dengan isi perjanjian murabahah, pelunasan
hutang anggota dilaksanakan oleh anggota sesuai dengan jangka waktu yang
telah disepakati oleh kedua belah pihak.
D. Analisis Implementasi Akad Murabahah Pada Produk Pembiayaan di BMT
UGT Nusantara Cabang Bangsalsari
Dalam prakteknya, akad murabahah di BMT terdapat beberapa hal yang
kurang sesuai dengan ketentuan-ketentuan dalam akad murabahah. Salah satunya
adalah masalah akad, akad murabahah bil wakalah yang mana pihak BMT
mewakilkan pembelian b arang kepada anggotanya untuk membeli barang tersebut
atas dasar kepercayaan, ukhuwah islamiyah dan ketakwaan kepada Allah SWT.
Pihak BMT menggunakan akad ini dengan tujuan tolong menolong
antara sesama manusia. Semua manusia membutuhkan bantuan orang lain. Proses
pembiayaan murabahah bil wakalah menjadi lebih praktis, karena mempermudah
pihak BMT didalam menyediakan barang yang hendak dijadikan objek pembiayaan,
tanpa harus mencari supplier barang yang sesuai dengan yang diinginkan anggota
ataupun mencari pihak ketiga lain yang dapat dijadikan agen untuk membeli barang
tersebut, dikarenakan BMT juga dibolehkan memberikan kuasa untuk mencari dan
membeli barang sebagai objek pembiaan langsung kepada anggota selaku orang
yang berkepentingan terhadap barang tersebut.
Selain hal tersebut, karena hemat waktu. Pencarian dan pembelian barang
yang dijadikan objek pembiayaan oleh BMT akan memakan waktu yang cukup
lama, belum lagi apabila pihak BMT kekurangan orang untuk melakukan pekerjaan
tersebut sehingga harus mencari agen yang bersedia membelikan barang tersebut.
Sedangkan apabila BMT memberikan kuasanya langsung kepada anggota untuk
membeli barang meakili dirinya, pencarian dan pembelian akan barang yang
dimaksud oleh anggota akan memakan waktu yang lebih sedikit dikarenakan
anggota merupakan orang yang berkepentingan sendiri atas barang tersebut.
Anggota juga akan langsung mengetahui fisik barang yang menjadi objek
pembiayaan sehingga tidak lagi terdapat keraguan atas barang yang menjadi objek
pembiayaan dan BMT tidak akan mendapat keluhan tentang cacatnya barang karena
anggota yang membeli sendiri barang tersebut. Timbulnya saling percaya diantara
pihak BMT dengan anggota memberikan kuasa pada orang lain merupakan bukti
adanya kepercayaan pada pihak lain.
Berkaitan dengan masalah syarat-syarat untuk mengajukan pembiayaan
murabahah dalam prakek BMT ini juga kurang sesuai. Dalam hal ini berkaitan
dengan menyerahkan daftar barang dan rincian harga sebelum malkukan pembelian.
Para anggota ketika akan mengajukan permohonan pembiayaan tidak menyertakan
daftar barang dan rincian harga. Hal ini mungkin dikarenakan proses rumit.
Sedangkan para anggota memerlukan proses yang sederhanan dan mudah.
Persyaratan awal yang harus dipenuhi oleh anggota dalam pengajuan
pembiayaan murabahah ini antara lain:
1. Mengisi formulis pengajuan pembiayaan
2. Menyerahkan foto copy KTP suami istri
3. Menyerahkan FC KK
4. Menyerahkan FC STNK dan BPKB sebagagai jaminan
5. Menyerahkan BPKB asli apabila pencairan
6. Membayar biaya administrasi pengajuan pembiayaan.
Manfaat atau kelebihan pembiayaan murabahah yang di fasilitasi BMT UGT
Nusantara Cabang Bangsalsari adalah:
1. Persyaratan ringan
2. Proses pembiayaan mudah dan cepat
3. Angsuran ringan dan tetap sampai jatuh tempo
4. Bebas biaya penalti / denda bagi yang ingin mempercepat pelunasan.
BAB IV
PENUTUP
A. Kesimpulan
Pembiayaan murabahah Di BMT UGT Nusantara Cabang
Bangsalsari adalah pembiayaan dengan sistem jual beli, dimana BMT UGT
Nusantara Cabang Bangsalsari memberikan fasilitas pembiayaan kepada
anggotanya untuk pembelian b arang baik barang modal usaha maupun
barang konsumtif. BMT UGT Nusantara Cabang Bangsalsari membeli barang
yang diinginkan dan menjualnya kepada anggota dengan sejumlah margin
keuntungan yang disepakati kedua belah pihak.
Dalam prakteknya, akad murabahah di BMT UGT Nusantara
Cabang Bangsalsari terdapat beberapa hal yang kurang sesuai dengan
ketentua-ketentuan dalam akad murabahah. Salah satunya masalah akad,
dalam penerapannya lebih cenderung ke akad murabahah bil wakalah, yang
mana pihak BMT mewakilkan pembelian barang kepada anggotanya untuk
membeli barang tersebut. Pihak BMT menggunakan akad ini dengan tujuan
tolong menolong diantara sesama manusia. Proses pembiayaan murabahah bil
wakalah dianggap lebih peraktis, karena mempermudah pihak BMT dalam
menyediakan barang yang hendak dijadikan objek pembiayaan, tanpa harus
mecari supplier penyedia barang yang sesuai keinginan anggota, selain hal
tersebut juga karena hemat waktu, anggota juga akan langsung mengetahui
bentuk fisik barang yang menjadi objek pembiayaan sehingga tidak lagi
terdapat keraguan atas barang tersebut dan BMT tidak akan mendapat
keluhan tentang cacatnya barang karena anggota membeli sendiri barang
tersebut.
Selain hal itu, juga terdapat masalah yang berkaitan dengan syarat-
syarat untuk mengajukan pembiayaan murabahah, dalam prakteknya BMT
UGT Nusantara Cabang Bangsalsari juga kurang sesuai. Dalam hal ini
berkaitan dengan menyerahkan daftar barang dan rincian harga sebelum
melakukan pembelian. Para anggota ketika akan mengajukan permohonan
pembiayaan tidak menyertakan daftar barang dan rincian harga. Solusi agar
BMT UGT Nusantara Cabang Bangsalsari itu dapat menjalankan praktek
murabahah secara maksimal yaitu dengan menambah pegawai yang bertugas
khusus membelikan barang yang dikehendaki oleh anggota. Dengan adanya
pegawai tersebut BMT tidak perlu mewakilkan kepada anggota sendiri untuk
membeli barang.
B. Saran
1. Bagi Pihak Fakultas Ekonomi dan Bisnis Islam Universitas Islam
Negri Kiyai Haji Ahmad Siddiq Jember / Pihak Laboratorium
Sebagai Pelaksana Praktik Pengalaman Lapangan
a. Sebaiknya pihak fakultas atau pihak laboratorium lebih
memperhatikan peserta PPL dengan baik, sehingga pada saat kegiatan
PPL berlangsung pihak fakultas mengetahui apa saja yang dilakukan
ditempat PPL.
b. Seharusnya pihak pelaksanaan PPL dapat menambah kerjasama
dengan berbagai instansi terkait dan memberikan kesempatan bagi
peserta PPL untuk menempati lembaga atau instansi yang diinginkan
dengan memberikan fasilitas dengan sebaik mungkin. Sehingga
dengan kemudahan ini peserta PPL dapat berperoses dengan sebaik
mungkin.
2. Bagi Pihak BMT UGT Nusantara Cabang Bangsalsari
a. Perlu adanya pengembangan produk sehingga dapat meningkatkan
minat masyarakat untuk menabung atau mengajukan pembiayaan.
b. Menambah atau mengganti fasilitas kantor yang sudah tidak layak
pakai sehingga proses operasional dapat berjalan dengan lancar.
3. Bagi Mahasiswa Sebagi Peserta Praktik Pengalaman Lapangan
a. Untuk mahasiswa sebagai peserta praktik sebaiknya lebih banyak
bersosialisasi dengan tema dan juga instansi atau lembaga agar
memudahkan dalam setiap pelaksanaan kegiatan PPL maupun
kegiatan bekerja dilokasi PPL.
b. Untuk penelitian berikutnya, laporan ini diharapkan dapat dijadikan
referensi dalam proses penulisan laporan yang berkaitan dengan
tingkat kelancara bpengembalian pembiayaan. Untuk peserta praktik
prngalaman lapangan jika ingin menggunakan analisis yang sama
dapat menambahkan jumlah faktor-faktornya atau mengganti jenis
pembiayaan yang diberikan.
DAFTAR PUSTAKAN

Adiwarman A. Karim. 2011. Bank Islam Analisis Fiqih Dan Keuangan. Jakarta:
PT Raja Grafindo Persada.
Agung Prayetno Customer Service. 2015. BMT Usaha Gabungan Terpadu
Sidogiri. Wawancara. Pekanbaru.
Ahmad Dahlan. 2012 Bank syariah. Teoritik, Praktik, Kritik. Yogyakarta: Teras.
BMT Usaha Gabungan Terpadu Sidogiri. Buku Panduan.

Dokumen BMT UGT Sidogiri. 2016. tentang Job Description.


Dimyauddin Djuwaini. 2010 Pengantar Fiqh Muamalah. Yogyakarta: Pustaka
Pelajar.

Hendi Suhendi. 2002. Fiqh Muamalah. (Jakarta: PT Raja Grafindo Persada.


Http:// www.bmt ugt sidogiri. Co. Id. Sejarah Pendirian BMT UGT Sidogiri.
BMT Usaha Gabungan Terpadu Sidogiri.
Ismail. 2011. Perbankan Syariah. Jakarta: Kencana.
Koperasi BMT UGT Sidogiri. 2014. Profil Koperasi BMT UGT Sidogiri.
Pekanbaru.
M. Syafi’i Antonio.2001. Bank Syariah: dari Teori Ke Praktek. Jakarta: Gema
Insani Press
Muhammad. 2005. Manajemen Pembiayaan Bank Syariah. Yogyakarta: Unit
Penerbit dan percetakan AMPYKPN.
Muhammad. 2009. Model-Model Akad Pembiayaan di Bank Syariah. Panduan
Teknis Pembuatan Akad/Perjanjian Pembiayaan Pada Bank Syariah.
Yogyakarta: UII Press
Muhammad Ridwan. 2004. Manajemen Baitul Mal Wa Tamwl (BMT).
Yogyakarta: UII Press.
Siswanto. 2009. Pengantar Manajemen. Jakarta : PT. Bumi Aksara.
Sri Nurhayati dan Wasilah. 2009. Akuntansi Syariah Di Indonesia. Jakarta:
Salemba Empat.
Veithzal Rival & Arviyan Arifin. 2010. Islamic Banking Sebuah Teori Konsep
dan Aplikatif. Jakarta: PT Bumi Aksara.
Wiroso. 2005. Jual Beli Murabahah. Yogyakarta: UII Press.

Anda mungkin juga menyukai