Demokrasi Pancasila sebagai sistem politik Indonesia masih relevan dan
dapat menyesuaikan diri dengan tuntutan zaman sekarang. Hal ini disebabkan oleh sifat dinamis dan terbuka dari Pancasila sebagai ideologi negara. Namun, dalam praktiknya, terdapat tantangan – tantangan dalam menggabungkan nilai-nilai Pancasila dengan praktik demokrasi modern yang lebih liberal dan terbuka.
Tujuan kami membahas tentang permasalahan ini yaitu untuk membahas,
menganalisis, dan memperdalam pemahaman tentang prinsip-prinsip demokrasi Pancasila serta relevansinya dalam konteks politik, ekonomi, dan sosial di Indonesia, apat menghasilkan diskusi yang konstruktif untuk menemukan solusi bagi tantangan atau masalah yang dihadapi oleh demokrasi Pancasila dalam praktiknya, memastikan demokrasi Pancasila tetap relevan dan adaptif terhadap perkembangan zaman dan tantangan yang dihadapi oleh negara.
Demokrasi Pancasila menekankan musyawarah untuk mufakat dan
penghargaan terhadap hak dan kepentingan semua pihak. Nilai-nilai Pancasila, seperti keadilan, kemanusiaan, dan gotong royong, masih relevan dan menjadi tuntutan di zaman yang beragam dan bertambah keberagaman. Namun, penerapan demokrasi Pancasila perlu disesuaikan dengan perkembangan zaman, seperti teknologi digital dan perlu dilakukan pengambilan tindakan lembaga – lembaga demokrasi, penegakan hukum, dan pendidikan kewarganegaraan. Demokrasi Pancasila tidak dapat menoleransi hal - hal yang merusak Pancasila dan UUD, seperti penistaan agama dan kebebasan kaum Islamis yang ingin mewacanakan negara yang tak berdasarkan Pancasila. Demokrasi Pancasila bersifat khas Indonesia dan menjunjung tinggi musyawarah untuk mufakat, sehingga dapat menumbuhkan solusi bagi setiap permasalahan bangsa yang beragam.
Dalam kenyataan, banyak orang berpikir secara paradoks dalam memaknai
demokrasi Pancasila. Mereka menghendaki pelarangan kelompok non mainstream, seperti Ahmadiyah dan Syiah, meskipun mereka tidak mengancam negara Pancasila, tetapi pada sisi lain, mereka menuntut satu paham radikal politik Islam yang jelas-jelas ingin mengganti Pancasila agar ditoleransi keberadaannya.