Anda di halaman 1dari 6

1.

Carl Rogers adalah salah satu tokoh yang sangat berpengaruh dalam dunia
pendidikan, khususnya dalam memahami pentingnya prinsip-prinsip pendidikan dan
pembelajaran. Menurut Rogers, ada beberapa prinsip penting yang harus
diperhatikan oleh guru dalam proses pembelajaran, yaitu:
1) Berpusat pada Siswa (Student-Centered):
 Rogers menekankan bahwa pembelajaran harus berfokus pada siswa, bukan
pada guru.
 Guru harus memahami kebutuhan, minat, dan karakteristik unik setiap siswa.
 Pembelajaran harus dirancang untuk memfasilitasi perkembangan dan
aktualisasi diri siswa.
2) Kebebasan dan Otonomi:
 Rogers percaya bahwa siswa harus diberikan kebebasan dan otonomi dalam
belajar.
 Siswa harus didorong untuk mengambil tanggung jawab atas proses
belajarnya sendiri.
 Guru berperan sebagai fasilitator yang mendukung dan membimbing, bukan
sebagai pemegang otoritas mutlak.
3) Pembelajaran Bermakna:
 Menurut Rogers, pembelajaran harus bermakna dan relevan dengan
kehidupan siswa.
 Materi pembelajaran harus terhubung dengan pengalaman, minat, dan
kebutuhan siswa.
 Pembelajaran yang bermakna akan meningkatkan motivasi dan keterlibatan
siswa.
4) Hubungan In terpersonal yang Positif:
 Rogers menekankan pentingnya hubungan in terpersonal yang positif antara
guru dan siswa.
 Guru harus membangun suasana kelas yang hangat, empatis, dan saling
menghargai.
 Hubungan yang positif akan mendorong siswa untuk terbuka, berani
mengambil risiko, dan mengembangkan potensinya.
5) Proses Pembelajaran sebagai Perubahan:
 Rogers memandang proses pembelajaran sebagai sebuah perubahan yang
dinamis dan berkelanjutan.
 Guru harus memfasilitasi siswa untuk mengembangkan kemampuan belajar
mandiri dan beradaptasi dengan perubahan.
 Pembelajaran tidak hanya tentang menguasai konten, tetapi juga
mengembangkan kemampuan belajar sepanjang hayat.

Dengan menerapkan prinsip-prinsip ini, Rogers percaya bahwa pembelajaran akan


menjadi lebih efektif, bermakna, dan berpusat pada siswa. Hal ini akan mendorong
siswa untuk terlibat aktif, mengembangkan potensi diri, dan menjadi pembelajar
yang mandiri dan adaptif.

2. Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) yang menggambarkan penerapan filosofi


TANDUR dalam model pembelajaran Quantum Teaching and Learning.

Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP)

Satuan Pendidikan : SD
Mata Pelajaran : Bahasa Indonesia
Kelas/Semester : VI/Genap
Alokasi Waktu : 2 x 35 menit

Kegiatan Pembelajaran:

Pendahuluan (10 menit)


1. Tumbuhan (Grow)
 Guru menyapa peserta didik dengan antusias dan menciptakan
suasana belajar yang menyenangkan.
 Guru menggali pengetahuan awal peserta didik terkait materi yang
akan dipelajari.
 Guru menyampaikan tujuan pembelajaran dan manfaat yang akan
diperoleh peserta didik.
Kegiatan Inti (50 menit)
2. Alami (Experience)
 Guru memberikan pengalaman belajar yang bermakna bagi peserta
didik.
 Peserta didik diminta untuk mengamati contoh teks ekspansi yang
disajikan oleh guru.
 Peserta didik diberi kesempatan untuk mengajukan pertanyaan
terkait teks ekspansi yang diamati.
3. Nama (Name)
 Guru menjelaskan konsep-konsep penting terkait struktur dan ciri-ciri
teks ekspansi.
 Peserta didik dibimbing untuk memahami dan menyebutkan kembali
struktur dan ciri-ciri teks ekspansi.
4. Demonstrasikan (Demonstrate)
 Peserta didik dibagi ke dalam kelompok kecil.
 Setiap kelompok diminta untuk membuat teks ekspansi sederhana
berdasarkan topik yang diberikan.
 Perwakilan kelompok mempresentasikan hasil kerja kelompoknya di
depan kelas.
5. Ulangi (Review)
 Guru bersama peserta didik menyimpulkan materi pembelajaran
tentang teks eksplanasi.
 Guru memberikan penguatan dan umpan balik terhadap hasil
kerja peserta didik.

Penutup (10 menit)


6. Rayakan (Celebrate)
 Guru memberikan apresiasi dan penghargaan kepada peserta didik
atas partisipasi dan kerja keras mereka.
 Guru memberikan motivasi dan semangat kepada peserta didik untuk
terus belajar.
 Guru menutup pembelajaran dengan doa dan salam.

Dengan menerapkan filosofi TANDUR dalam model pembelajaran Quantum Teaching


and Learning, diharapkan suasana belajar menjadi lebih menyenangkan, bermakna,
dan efektif bagi peserta didik. Melalui tahapan-tahapan tersebut, peserta didik dapat
terlibat aktif, memperoleh pengalaman belajar yang bermakna, dan
mengembangkan pemahaman mereka tentang materi teks eksplanasi.

3. Selain tujuan pendidikan, struktur pendidikan dan pengajaran, serta metode


kurikulum, terdapat beberapa aspek lain yang mendukung terciptanya inovasi
pendidikan, yaitu:

1) Sumber Daya Manusia (SDM) Pendidikan


 Kualitas dan kompetensi guru/pendidik
 Kemampuan kepemimpinan kepala sekolah/pimpinan lembaga
 Keterampilan dan motivasi peserta didik
2) Sarana dan Prasarana Pendidikan
 Ketersediaan dan kualitas fasilitas belajar
 Penggunaan teknologi dan media pembelajaran
 Akses terhadap sumber belajar yang memadai
3) Manajemen dan Kepemimpinan Pendidikan
 Sistem pengelolaan dan pengambilan keputusan di lembaga pendidikan
 Kebijakan dan dukungan pemerintah/pemangku kepentingan
 Budaya inovasi dan kolaborasi di lingkungan pendidikan
4) Lingkungan dan Budaya Belajar
 Iklim dan suasana belajar yang kondusif
 Keterlibatan dan dukungan masyarakat/orang tua
 Kemitraan dengan berbagai pihak terkait
5) Pembiayaan dan Sumber Daya Keuangan
 Ketersediaan dan alokasi anggaran pendidikan yang memadai
 Pemanfaatan sumber-sumber pembiayaan yang inovatif
 Efisiensi dan transparansi pengelolaan keuangan pendidikan

Dengan memperhatikan dan mengoptimalkan aspek-aspek tersebut, lembaga


pendidikan dapat menciptakan inovasi yang lebih komprehensif dan berkelanjutan.
Hal ini akan mendukung peningkatan kualitas pendidikan dan mencapai tujuan
pendidikan yang diharapkan.

4. Untuk meningkatkan mutu seorang guru, terdapat beberapa upaya yang dapat
dilakukan, antara lain:
1. Peningkatan Kualifikasi dan Kompetensi Guru
 Mendorong guru untuk melanjutkan pendidikan ke jenjang yang
lebih tinggi.
 Memberikan kesempatan bagi guru untuk mengikuti pelatihan,
workshop, atau program pengembangan profesional.
 Memfasilitasi guru dalam mengembangkan kompetensi
pedagogik, kepribadian, sosial, dan profesional.

2. Pengembangan Karir dan Kesejahteraan Guru


 Menyediakan sistem promosi dan jenjang karir yang jelas bagi
guru.
 Memberikan insentif, tunjangan, dan remunerasi yang memadai
bagi guru.
 Menciptakan lingkungan kerja yang kondusif dan mendukung
pengembangan diri guru.

3. Pembinaan dan Supervisi Guru


 Melakukan supervisi akademik dan klinis secara berkala untuk
memantau dan membina kinerja guru.
 Memberikan umpan balik konstruktif dan bimbingan untuk
perbaikan praktik mengajar guru.
 Melibatkan guru dalam kegiatan refleksi, diskusi, dan berbagi
praktik terbaik.

4. Penghargaan dan Apresiasi terhadap Guru


 Memberikan penghargaan dan apresiasi bagi guru berprestasi dan
berdedikasi tinggi.
 Mengembangkan sistem reward yang dapat memotivasi guru
untuk terus meningkatkan kinerjanya.
 Menciptakan budaya menghargai profesi guru di lingkungan
sekolah dan masyarakat.

5. Dukungan Kebijakan dan Manajemen Pendidikan


 Menyusun kebijakan dan regulasi yang mendukung peningkatan
mutu guru.
 Memperkuat sistem rekrutmen, penempatan, dan pembinaan
guru yang efektif.
 Mengoptimalkan peran kepemimpinan kepala sekolah dalam
membina dan mengembangkan guru.

Dengan upaya-upaya tersebut, diharapkan dapat meningkatkan mutu dan


profesionalisme guru sehingga dapat memberikan kontribusi yang optimal dalam
meningkatkan kualitas pendidikan.

5. Active learners adalah siswa yang aktif dalam proses belajar, misalnya siswa yang
aktif bertanya dan berdiskusi. Structured learners adalah siswa yang belajar dengan
cara yang terstruktur dan sistematis, misalnya siswa yang mengikuti petunjuk
dengan tepat. Personal learners adalah siswa yang belajar berdasarkan kebutuhan
dan minat pribadi mereka, misalnya siswa yang memilih untuk belajar tentang alat
tersebut karena mereka tertarik dengan memasak. Focused learners adalah siswa
yang fokus pada satu topik atau konsep, misalnya siswa yang fokus pada cara
menggunakan alat tersebut.
Dalam pertanyaan ini, Pak Hari menggunakan metode pembelajaran yang
melibatkan siswa secara aktif dalam proses belajar. Siswa dibagi menjadi kelompok
dan diberi tugas untuk menggunakan alat tersebut dalam memasak. Dalam proses
ini, siswa yang aktif bertanya dan berdiskusi tentang cara menggunakan alat tersebut
dapat dianggap sebagai active learners. Siswa yang mengikuti petunjuk dengan tepat
dan secara sistematis dapat dianggap sebagai structured learners. Siswa yang
memilih untuk belajar tentang alat tersebut karena mereka tertarik dengan
memasak dapat dianggap sebagai personal learners. Siswa yang fokus pada satu
topik atau konsep, misalnya cara menggunakan alat tersebut, dapat dianggap
sebagai focused learners.

Anda mungkin juga menyukai