Anda di halaman 1dari 48

FAKTOR-FAKTOR YANG BERPENGARUH DALAM

PEMBERIAN ASI PADA IBU


PRIMIPARA
DI RUMAH SAKIT UMUM DAERAH Dr. H. CHASAN
BOESOIRIE TERNATE

FACTORS RELATED TO EXCLUSIVE BREASTFEEDING IN


PRIMIPARA MOTHERS
AT REGIONAL GENERAL HOSPITAL DR. CHASAN BOESOIRIE
TERNATE

MAGNOLIA N ZAKARIAS, S. ST

PROGRAM PASCA SARJANA


UNIVERSITAS INDONESIA TIMUR
MAKASSAR
2024
PROPOSAL
FAKTOR-FAKTOR YANG BERPENGARUH DALAM
PEMBERIAN ASI PADA IBU
PRIMIPARA
DI RUMAH SAKIT UMUM DAERAH Dr. H. CHASAN
BOESOIRIE TERNATE

FACTORS RELATED TO EXCLUSIVE BREASTFEEDING IN


PRIMIPARA MOTHERS
AT REGIONAL GENERAL HOSPITAL DR. CHASAN BOESOIRIE
TERNATE

MAGNOLIA N ZAKARIAS, S. ST

PROGRAM PASCA SARJANA


UNIVERSITAS INDONESIA TIMUR
MAKASSAR
2024
HALAMAN PENGESAHAN

Judul : FAKTOR-FAKTOR YANG BERPENGARUH DALAM


PEMBERIAN ASI PADA IBU PRIMIPARA DI RUMAH SAKIT
UMUM DAERAH Dr. H. CHASAN BOESOIRIE TERNATE
Nama : xxx
Nomor Pokok : xxx
Program Studi : S2 Magister Kesehatan
Konsentrasi : Manajemen Administrasi Rumah Sakit

Makassar, xxx

Disetujui
Komisi Penasehat

Dr.Harniati.,S.Kep.,Ners.,M.Kes Dr. Apt.Ajeng Kurniati Roddu,S.Si.,M.Kes


Ketua Anggota

Mengetahui

Ketua Program Studi Direktur


Magister Kesehatan Masyarakat Program Pascasarjana
Universitas Indonesia Timur

Dr. Harniati, S.Kep.,Ners., M.Kes Prof. Dr. Abd. Wahid Wahab, M.Sc

ii
ABSTRAK

iii
ABSTRACT

iv
PRAKATA

Alhamdulillah, Puji syukur dan terima kasih yang tak terhingga penulis
panjatkan kehadirat ALLAH SWT atas segala rahmat dan ridho-Nya, sehingga
penulis dapat menyelesaikan penyusunan proposal ini tepat pada waktunya. Proposal
ini disusun untuk memenuhi salah satu syarat dalam menyelesaikan pendidikan pada
Pascasarjana Universitas Indonesia Timur dengan judul “Faktor-faktor yang
Berpengaruh Dalam Pemberian ASI pada Ibu Primipara di Rumah Sakit
Umum Daerah Dr. H. Chasan Boesoirie Ternate” Penulis menyadari bahwa dalam
penulisan proposal ini masih banyak terdapat kekurangan baik dari segi materi
maupun dari segi susunannya. Untuk itu penulis mengharapkan adanya kritikan dan
saran-saran dari pembaca yang bersifat membangun demi kelengkapan dan
kesempurnaan ke depannya.

Ucapan terima kasih dan penghargaan yang sedalam-dalamnya penulis


sampaikan kepada yang terhormat:
1.
2.
3.
4.
Semoga karya ini dapat bernilai ibadah di sisi ALLAH SWT dan dapat
memberikan sumbangan dan bermanfaat dalam pengembangan ilmu pengetahuan
khusunya di bidang Manajemen Administrasi Rumah Sakit.

Makassar, Februari 2024


Penulis,

xxx

v
DAFTAR ISI
Halaman
HALAMAN JUDUL ...............................................................................................i
HALAMAN PENGESAHAN.................................................................................ii
ABSTRAK..............................................................................................................iii
ABSTRACT............................................................................................................iv
PRAKATA...............................................................................................................v
DAFTAR ISI...........................................................................................................vi
DAFTAR TABEL................................................................................................viii
DAFTAR GAMBAR..............................................................................................ix
DAFTAR LAMPIRAN............................................................................................x
BAB I PENDAHULUAN......................................................................................11
A. Latar Belakang.....................................................................................11
B. Rumusan Masalah................................................................................14
C. Tujuan Penelitian.................................................................................14
D. Manfaat Penelitian...............................................................................14
BAB II TINJAUAN PUSTAKA............................................................................16
A. Definisi ASI Eksklusif.........................................................................16
B. Komposisi ASI Eksklusif....................................................................16
C. Manfaat ASI.........................................................................................17
D. Faktor-Faktor yang Memengaruhi Produksi ASI................................20
E. Faktor-faktor yang Berpengaruh dalam Pemberian ASI.....................23
BAB III METODE PENELITIAN........................................................................26
A. Kerangka Konsep.................................................................................26
B. Hipotesis Penelitian.............................................................................26
C. Jenis dan Desain Peneltian...................................................................27
D. Lokasi dan Waktu Penelitian...............................................................27

vi
E. Populasi dan Sampel............................................................................27
F. Teknik Pengambilan Sampel...............................................................28
G. Variabel Penelitian...............................................................................29
H. Definisi Operasional............................................................................29
I. Uji Validitas dan Reliabilitas...............................................................31
J. Teknik Pengumpulan Data..................................................................32
K. Analisis Data........................................................................................33
DAFTAR PUSTAKA............................................................................................65
LAMPIRAN...........................................................................................................70

vii
DAFTAR TABEL

viii
DAFTAR GAMBAR

Gambar 1 Kerangka Pikir...........................................Error! Bookmark not defined.


Gambar 2 Kerangka Konsep.......................................Error! Bookmark not defined.

ix
DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran 1 Kuesioner Penelitian................................................................................65


Lampiran 2 Jadwal Penelitian......................................Error! Bookmark not defined.

x
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Air Susu Ibu (ASI) adalah nutrisi ideal untuk bayi yang mengandung zat gizi
paling sesuai dengan kebutuhan bayi serta mengandung zat perlindungan untuk
memerangi penyakit. Seribu hari pertama kehidupan adalah periode seribu hari mulai
sejak terjadinya konsepsi hingga anak berumur 2 tahun. Dua tahun pertama dalam
kehidupan seorang anak sangat penting sehingga disebut sebagai periode emas (golden
period), karena nutrisi yang diberikan optimal selama periode ini menurunkan morbiditas
dan mortalitas, mengurangi risiko kondisi kronis seperti diabetes dan obesitas, dan
mendorong perkembangan anak yang lebih baik secara keseluruhan. Karena apabila tidak
optimal, maka kerusakan yang terjadi dapat bersifat permanen (window of opportunity).
Bayi yang tidak diberi ASI eksklusif dapat memiliki risiko kematian yang jauh lebih
besar akibat diare atau pneumonia daripada bayi yang diberi ASI eksklusif. Oleh karena
itu, pemberian ASI eksklusif yang optimal saat anak berusia 0-23 bulan sangat penting
karena dapat menyelamatkan nyawa lebih dari 820.000 anak usia di bawah 5 tahun setiap
tahun.1–3
Namun terlepas dari semua manfaat potensial, hanya sekitar 48% bayi usia 0-5 bulan
di seluruh dunia yang diberi ASI eksklusif. Asia Selatan memiliki prevalensi pemberian
ASI eksklusif tertinggi yaitu sekitar 60%, sementara di Amerika Utara hanya 26% bayi
0-5 bulan yang diberi eksklusif.3 Di Indonesia sendiri, cakupan pemberian ASI eksklusif
pada tahun 2022 tercatat hanya 67,96%, turun dari 69,7% dari 2021, menandakan
perlunya dukungan lebih intensif agar cakupan ini bisa meningkat.4 Berdasarkan data
Badan Pusat Statistik (BPS) tahun 2023 terdapat beberapa provinsi yang memiliki
cakupan pemberian ASI eksklusif pada bayi usia kurang dari 6 bulan yang rendah, antara
lain ; Gorontalo sebesar 55,11%, Papua sebesar 55,41%, dan Kalimantan Tengah sebesar
55,78%. Di Maluku Utara sendiri sebesar 69,66%.5 Data dari Kementrian Kesehatan RI
tahun 2021, persentase pemberian ASI eksklusif Dinkes Kota Ternate tahun 2017-2019

11
12

didapatkan >60%.6 Adapun, penelitian yang dilakukan The, dkk pada tahun 2021 di
Puskesmas wilayah kerja kota Ternate terdapat 14,3 % ibu yang tidak memberikan ASI
eksklusif kepada bayinya.7
Pemberian ASI yang tidak memadai berdampak pada kemampuan kognitif dan
kapasitas belajar anak dan masalah ini perkirakan menghambat potensi penghasilan
mereka di masa depan. Pemberian ASI sesuai anjuran dikaitkan dengan tambahan 2,6
poin intelligence quotient (IQ). Seiring berjalannya waktu di seluruh populasi, kerugian
kognitif ini berkontribusi terhadap pertumbuhan ekonomi secara global dalam potensi
produktivitas ekonomi yang tidak sesuai harapan di masa depan yang secara tidak
langsung dampaknya adalah generasi dengan kualitas sumber daya manusia (SDM) yang
rendah.8,9
Teori Lawrence Green menyebutkan bahwa ada 3 faktor yang memengaruhi
perilaku, 2 diantaranya adalah faktor predisposisi (predisposition factors) yaitu faktor
yang memberikan motivasi terhadap perilaku. Faktor predisposisi dapat berupa
keterampilan, pekerjaan, dan paritas. Sementara faktor pendorong (renforcing factors)
adalah faktor pendukung yang dapat berupa pendapatan keluarga, dan kesehatan ibu. 10
Menurut penelitian yang dilakukan oleh Lumbantoruan di Desa Bangun Rejo Dusun 1
Kecamatan Tanjung Morawa tahun 2018 mendapatkan bahwa mayoritas paritas ibu
primapara sebanyak 53,2% yang tidak memberikan ASI eksklusif. Hal ini dikarenakan
sering muncul masalah puting susu lecet akibat kurangnya pengalaman yang dimiliki ibu
sehingga ibu belum siap menyusui secara eksklusif dan kurangnya kesabaran ibu
memberikan ASI kepada bayi karena tidak lancarnya produktivitas ASI hal ini juga
sejalan dengan usia ibu yang masih muda. Seorang ibu yang telah melahirkan dua janin
atau lebih sudah mempunyai pengalaman menyusui sebelumnya, berbeda dengan
primipara, dimana melahirkan untuk pertama kalinya juga merupakan pengalaman yang
pertama kali dalam laktasi.11,12
Faktor lain yang memengaruhi pemberian ASI eksklusif yaitu tingkat ekonomi,
faktor sosial budaya ekonomi (pendidikan formal ibu, status kerja ibu, serta pengetahuan
ibu). Tingkat pendidikan merupakan salah satu aspek sosial yang umumnya berpengaruh
13

pada tingkat pendapatan keluarga sebagai faktor ekonomi dan pendidikan juga dapat
memengaruhi sikap dan tingkah laku manusia. Ibu yang berpendidikan tinggi cenderung
akan memberikan ASI eksklusif dibandingkan yang, berpendidikan rendah dan ibu yang
berpendidikan tinggi memiliki pengetahuan yang lebih baik mengenai ASI eksklusif, dan
mereka akan terdorong untuk ingin tahu, mencari pengalaman sehingga informasi yang
didapat akan menjadi pengetahuan dan akan diterapkan pada kehidupannya. Sebuah
penelitian yang dilakukan Husaidah, dkk. di Puskesmas Batua Makassar 2019
menunjukkan bahwa terdapat hubungan pekerjaan dengan pemberian ASI eksklusif
p=0,037, disimpulkan bahwa meskipun mayoritas responden sebagai pekerja non formal,
belum dapat dipastikan seseorang itu bisa menyusui bayinya secara ekslusif meskipun
mereka mempunyai lebih banyak waktu luang dengan pekerja formal dan tidak
mempunyai keterikatan waktu, dimana seharusnya mereka bisa menyusui bayinya secara
ekslusif.12,13
Hasil penelitian oleh Fahira wilayah kerja Puskesmas Galang pada tahun 2021
menunjukkan bahwa rendahnya pengetahuan responden dan hasil penelitian
menunjukkan adanya kecenderungan responden yang memiliki pengetahuan tinggi akan
mempunyai perilaku baik dalam pemberian ASI eksklusif, dimana membentuk penilaian
positif dengan melakukan tindakan untuk mengatasi masalah dalam pemberian ASI
eksklusif, karena ibu tahu bahwa ASI eksklusif memberikan banyak manfaat dan
menyusui merupakan tanggung jawab dalam memenuhi kebutuhan nutrisi bayi dalam
pertumbuhan dan perkembangan dan responden yang memiliki pengetahuan kurang akan
mempunyai perilaku cukup dalam pemberian ASI eksklusif. Dimana pengetahuan ini
sangat erat kaitannya dengan tingkat pendidikan.12
Berdasarkan latar belakang inilah peneliti tertarik untuk meneliti faktor-faktor yang
Berpengaruh Dalam Pemberian ASI pada Ibu Primipara di Rumah Sakit Umum Daerah
Dr. H. Chasan Boesoirie Ternate.
14

B. Rumusan Masalah
Rumusan masalah dalam penelitian ini antara lain :
1. Apakah faktor usia ibu primipara berpengaruh dalam pemberian ASI di Rumah
Sakit Umum Daerah Dr. H. Chasan Boesoirie Ternate ?
2. Apakah faktor pekerjaan ibu primipara berpengaruh dalam pemberian ASI di
Rumah Sakit Umum Daerah Dr. H. Chasan Boesoirie Ternate ?
3. Apakah faktor pendidikan ibu primipara berpengaruh dalam pemberian ASI di
Rumah Sakit Umum Daerah Dr. H. Chasan Boesoirie Ternate ?
4. Apakah faktor pengetahuan ibu primipara berpengaruh dalam pemberian ASI di
Rumah Sakit Umum Daerah Dr. H. Chasan Boesoirie Ternate ?

C. Tujuan Penelitian
1. Tujuan umum
Untuk mengetahui faktor-faktor yang berpengaruh dalam pemberian ASI pada ibu
primipara di Rumah Sakit Umum Daerah Dr. H. Chasan Boesoirie Ternate.
2. Tujuan khusus
Untuk mengetahui hubungan faktor internal ibu primipara (umur, pekerjaan,
pendidikan, pengetahuan) dengan pemberian ASI ekslusif di Rumah Sakit Umum
Daerah Dr. H. Chasan Boesoirie Ternate.

D. Manfaat Penelitian
Hasil penelitian yang dilakukan ini diharapkan dapat memberikan manfaat antara
lain :
1. Bagi Peneliti
Hasil penelitian ini dapat menambah pengetahuan dan pengalaman peneliti
menganalisis peran petugas kesehatan dalam pelaksanaan program ASI eksklusif yang
harus ditingkatkan.
15

2. Bagi Institusi Pendidikan


Penelitian yang dilakukan ini menjadi salah satu sumber bacaan, referensi,
dan sumber kepustakaan tentang ASI eksklusif dan pengembangan pembelajaran
dan bahan acuan untuk peneliti selanjutnya.
3. Bagi Petugas Kesehatan
Dapat digunakan sebagai bahan masukan dalam upaya peningkatan pelayanan
kesehatan agar lebih aktif dan mampu mengimplementasikan program ASI eksklusif
dengan baik.
4. Bagi Peneliti Selanjutnya
Sebagai bahan untuk penelitian selanjutnya dan dapat dijadikan data pembanding
pada penelitian dengan topik yang sama.
16

BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

A. Definisi ASI Eksklusif


ASI Eksklusif berarti pemberian ASI pada bayi tanpa tambahan cairan lain seperti
susu formula bahkan air dengan pengecualian larutan rehidrasi oral atau tetes maupun
sirup, vitamin, mineral atau obat-obatan.World Health Organization (WHO)
merekomendasikan pemberian ASI eksklusif selama 6 bulan pertama agar tercapai
pertumbuhan dan perkembangan serta kesehatan yang optimal. Setelah itu, untuk
memperoleh nutrisi yang cukup dalam perkembangan, bayi harus menerima makanan
pendamping ASI (MPASI) secara memadai dan tentunya aman hingga usia 2 tahun
atau bahkan lebih.14

B. Komposisi ASI Eksklusif


Kandungan ASI terdiri dari air, protein, karbohidrat, lemak, vitamin, mineral, zat
antibodi, dan enzim. Dilihat dari kandungannya yang sarat nutrisi penting, ASI
disebut-sebut dapat mengurangi risiko bayi terkena penyakit tertentu, seperti diare,
ISPA, pneumonia, asma, obesitas, dan diabetes.1
1. Karbohidrat
Karbohidrat dalam ASI berupa laktosa yang membantu mengurangi kadar
bakteri jahat dan memperbanyak bakteri baik di dalam perut. Nutrisi ini juga
membantu penyerapan magnesium, fosfor, dan kalsium.15
2. Protein
Protein pada ASI umumnya terdiri dari 60% whey dan 40% kasein. Kedua kadar
tersebut perlu diseimbangkan agar dapat lebih mudah diserap tubuh dan memiliki
efek perlindungan terhadap infeksi. Sedangkan protein dalam susu formula lebih
banyak mengandung kasein, sehingga lebih susah dicerna.15
Secara spesifik, protein di dalam ASI terdiri dari:
 IgA, IgG, dan IgM sekretorik, yaitu jenis antibodi yang berperan melindungi
17

tubuh dari bakteri dan virus, serta mencegah alergi.


 Lysozim, yaitu enzim yang melindungi tubuh dari bakteri buruk Salmonella
dan E.Coli.
 Laktoferin, berperan menghambat perkembangan bakteri yang bergantung
pada zat besi di saluran pencernaan.
 Faktor bifidus, berperan mendukung perkembangan laktobasilus yang
melindungi tubuh dari bakteri berbahaya.
3. Lemak
ASI juga mengandung lemak yang penting untuk mendukung proses penyerapan
vitamin tertentu, serta menjadi sumber utama kalori. Lemak juga yang berperan
dalam mendukung perkembangan otak, sistem saraf, serta retina bayi.15
4. Vitamin
Vitamin yang terkandung dalam ASI di antaranya A, B1 (thiamin), B2
(riboflavin), B3 (niacin), B5, B6, B12 C, D, E, K, dan folat yang penting untuk
kesehatan dan pertumbuhan bayi.15
5. Mineral
Ada beragam mineral yang terkandung di dalam ASI, seperti zat besi, zinc,
kalsium, natrium, magnesium, selenium, dan klorida. Mineral ini memiliki peran
penting dalam memproduksi sel darah merah, menunjang tumbuh kembang bayi,
membantu penyerapan nutrisi, dan memperkuat tulang, otot, serta sarafnya.15
Masih banyak kandungan ASI lainnya yang diperkirakan berjumlah lebih dari
200 elemen. Kandungan ASI diketahui efektif dalam mengurangi risiko bayi mati
mendadak atau sudden infant death syndrome (SIDS), meningkatkan kecerdasan, dan
memperkuat sistem kekebalan alami tubuh anak.15

C. Manfaat ASI
Selain untuk bayi, manfaat ASI eksklusif juga dapat dirasakan oleh ibu. Manfaat
tersebut antara lain sebagai berikut :
18

1. Meningkatkan sistem kekebalan tubuh bayi


ASI mengandung zat antibodi pembentuk kekebalan tubuh yang bisa melawan
bakteri dan virus. Sehingga, bayi yang diberi ASI lebih kecil kemungkinannya untuk
terserang penyakit, seperti diare, asma, infeksi telinga, alergi, infeksi saluran
pernapasan, sembelit, dan meningitis. Selain itu, manfaat ASI eksklusif lainnya ialah
menurunkan risiko bayi mengalami obesitas dan diabetes tipe 2 di kemudian hari.14
2. Meningkatkan kecerdasan bayi
ASI dilengkapi dengan zat-zat gizi yang berguna untuk pertumbuhan otak dan
tidak didapatkan pada susu formula, yaitu taurin, laktosa dan asam lemak ikatan
panjang. Selain itu, ASI juga mengandung 400 zat gizi yang tidak ada dalam susu
formula. ASI merupakan susu terbaik untuk pertumbuhan otak anak. Pemberian ASI
sesuai anjuran dikaitkan dengan tambahan 2,6 poin intelligence quotient (IQ).3,14
3. Menjaga berat badan bayi ideal
Bayi yang mendapat ASI eksklusif cenderung tidak mengalami kelebihan berat
badan atau obesitas saat tumbuh besar. Bayi yang diberi ASI juga memiliki kadar
leptin lebih tinggi. Leptin adalah hormon yang memiliki peranan dalam menimbulkan
rasa kenyang dan berperan dalam metabolisme lemak. Selain itu, manfaat ASI
eksklusif juga mendukung pertumbuhan bakteri sehat yang hidup di sistem
pencernaan. Hal ini memengaruhi metabolisme tubuh dan berkontribusi terhadap
berat badan yang ideal. Pemberian ASI eksklusif juga berperan penting dalam
mencegah bayi mengalami stunting nantinya.14,16
4. Mengurangi risiko bayi terkena alergi
ASI berperan dalam mengurangi risiko bayi terkena alergi. ASI mengandung
berbagai jenis antibodi yang memiliki fungsinya sendiri agar tubuh bayi tetap sehat
dan terhindar dari alergi.14
5. Mengurangi risiko terjadinya sindrom kematian bayi mendadak atau sudden
infant death syndrome (SIDS)
Manfaat ASI eksklusif selama 6-12 bulan juga mampu mengurangi risiko
terjadinya sindrom kematian bayi mendadak. Sebuah penelitian menunjukkan bahwa
19

menyusui bayi ketika ia menunjukkan tanda-tanda lapar dan di sela-sela waktu


tidurnya dapat melindungi bayi dari SIDS.17
6. Memperkuat jalinan kasih sayang (bonding)
Perasaan telindungi dan disayangi pada saat bayi disusui menjadi dasar
perkembangan emosi bayi dan membentuk kepribadian yang percaya diri dan dasar
spritual yang baik.18
7. Mengurangi berat badan pasca melahirkan
Saat meproduksi ASI, maka tubuh akan membakar sekitar 500 kalori.19
8. Mendapatkan KB alami
Memberikan ASI eksklusif merupakan metode KB alami yang disebut sebagai
metode amenore laktasi. Namun, manfaat ASI eksklusif ini bergantung pada seberapa
sering dan seberapa lama bayi menyusu. Metode ini efektif apabila ibu menyusui bayi
secara eksklusif selama 6 bulan pertama kapan pun ia mau, baik siang maupun
malam.18
9. Mengurangi stres
Menyusui akan merangsang produksi hormon oksitosin yang bisa membuat
tubuh merasa rileks. Beberapa penelitian juga mengatakan, pemberian ASI eksklusif
bisa menurunkan risiko ibu terkena depresi postpartum.18
10. Mengurangi perdarahan
Hormon oksitosin yang keluar saat menyusui juga dapat membantu rahim
berkontraksi. Manfaat ASI eksklusif ini bisa mengurangi risiko terjadinya perdarahan
rahim usai persalinan, sekaligus mempercepat kembalinya bentuk rahim seperti
sebelum hamil.18
11. Mengurangi risiko penyakit
Menyusui mampu menurunkan risiko terkena kanker payudara dan ovarium,
sehingga semakin lama durasi menyusui, maka risiko terkena penyakit ini juga
semakin berkurang. Hal ini kemungkinan terjadi karena menyusui bisa menekan
produksi hormon estrogen. Di samping itu, menyusui juga dapat mengurangi risiko
terjadinya osteoporosis dan diabetes melitus pada ibu.18
20

12. Lebih ekonomis


Memberikan ASI berarti menghemat pengeluaran untuk susu formula,
perlengkapan menyusui dan persiapan pembuatan susu formula yang membutuhkan
dana.20

D. Faktor-Faktor yang Memengaruhi Produksi ASI


Berikut adalah faktor-faktor yang diperkirakan dapat memengaruhi produksi
ASI :
1. Status Gizi Ibu Menyusui
Indikator keberhasilan ASI eksklusif, pertumbuhan bayi, dan status gizi ibu
pasca menyusui sangat dipengaruhi oleh status gizi ibu. Status gizi ibu menyusui
dapat diukur melalui beberapa indikator yaitu IMT postpartum digunakan untuk
menetapkan status gizi ibu dan gambaran cadangan energi individu, lalu sebagai
gambaran simpanan lemak, postpartum weight loss disebut juga penurunan BB
postpartum merupakan jumlah BB yang berkurang selama menyusui dimana menurut
penelitian, ibu dengan IMT prahamil normal akan mudah mengalami penurunan berat
badan setelah melahirkan dibandingkan dengan IMT yang berlebih penyebabnya
adalah mobilisasi lemak ibu yang obesitas atau status gizi berlebih lebih rendah, dan
postpartum weight retention disebut juga sebagai retensi BB yang merupakan
kenaikan BB ibu selama hamil akan tetap terlihat setelah melahirkan.21
2. Kebutuhan Gizi Ibu Menyusui
Ibu yang hamil dan menyusui kebutuhan gizinya akan bertambah dibandingkan
dengan ibu yang tidak dalam kondisi hamil dan menyusui. Adapun beberapa makanan
yang harus dibatasi selama menyusui antara lain kafein, alkohol, nikotin, makanan
yang menimbulkan alergi misalnya susu sapi, kacang tertentu, dan tepung gandum,
kemudian teh, kopi dan soda, serta makanan berbumbu tajam. Namun adapula
beberapa sumber zat gizi yang berperan sebagai promotor ASI. Menurut penelitian
yang dilakukan, ada beberapa makanan, herbal ataupun obat yang dapat
meningkatkan produksi ASI yang biasa disebut galaktogog. Misalnya, daun katuk
21

karena mengandung steroid dan polifenol yang dapat meningkatkan hormon


prolaktin. Dimana hormon prolaktin memiliki peranan penting untuk memproduksi
ASI.18
Penelitian yang dilakukan sebelumnya, diperoleh beberapa sumber bahan
makanan yang dapat meningkatkan kelancaran produksi ASI yang mengandung
laktagogum yang memiliki potensi dalam menstimulasi hormon oksitoksin dan
prolaktin seperti alkaloid, polifenol, steroid, flavonoid dan substansi lainnya paling
efektif dalam meningkatkan dan memperlancar produksi ASI yaitu olahan jantung
pisang, sayur daun pepaya, jintan hitam, senyawa sipinon dan polifenol dalam daun
kacang pancang dapat memberi efek laktagogum, isoflavon yang terkandung
kandungan dalam susu kedelai dapat meningkatkan produksi ASI, vitamin B1 yang
terdapat pada sari kacang hijau berfungsi untuk memperkuat sistem saraf dan
bertanggung jawab untuk produksi ASI, dimana thiamin akan merangsang kerja
neurotransmiter dalam sekresi hormon oksitosin.22–27
3. Kondisi Psikologis Ibu
Soetijaningsih dalam bukunya yang berjudul ASI dan Petunjuk Untuk Tenaga
Kesehatan menyatakan bahwa semakin cemas seorang ibu akan menghambat dalam
pengeluaran ASI. Produksi ASI sangat dipengaruhi oleh faktor kejiwaan, misalnya
kegelisahan, kurang percaya diri, rasa tertekan dan berbagai bentuk ketegangan
emosional. Semuanya itu bisa membuat ibu tidak berhasil menyusui bayinya dengan
baik. Pada dasarnya, keberhasilan menyusui bayi ditentukan oleh dua hal, yakni
refleks prolaktin dan let down reflex. Refleks prolaktin didasarkan pada kondisi
kejiwaan ibu yang memengaruhi rangsangan hormonal untuk memproduksi ASI.
Semakin tinggi tingkat gangguan emosional, semakin sedikit rangsangan hormon
proklatin yang diberikan untuk memproduksi ASI. Let down reflex berhubungan
dengan naluri bayi dalam mencari puting payudaran ibu. Bila bayi di dekatkan ke
payudara ibu, maka bayi akan memutar kepalanya (rooting reflex) kearah payudara
ibu, kemudian mengisap puting payudara. Selanjutnya, lidahnya akan mendorong air
susu yang diproduksi di dalam alveoli agar bisa keluar dan ia pun dapat
22

meminumnya.28,29
4. Penggunaan Alat Kontrasepsi
Pil KB dianggap dapat mengurangi produksi susu. Sementara itu, pil POP
(Progesterone Only Pill atau Low Dose Pill) tidak memengaruhi produksi susu. Pil
tersebut boleh digunakan pada kasus tertentu, misalnya ibu penderita diabetes yang
tidak boleh hamil. Ibu yang menyusui tidak dianjurkan menggunakan alat kontrasepsi
berupa pil yang mengandung hormon estrogen. Sebab, hal ini dapat mengurangi
jumlah produksi ASI, bahkan bisa menghentikan produksi ASI. Oleh karena itu,
hendaknya ibu menggunakan metode KB alami, kondom, atau IUD ketimbang
menggunakan KB hormonal (pil, suntik dan susuk). Adapun alat kontrasepsi dalam
rahim (AKDR) bisa berupa IUD atau spiral. AKDR dapat merangsang uterus ibu dan
meningkatkan kadar hormon oksitosin, yaitu hormon yang bisa merangsang produksi
ASI.28
5. Perawatan Payudara
Berdasarkan penelitian yang dilakukan oleh Permata, dkk. di wilayah kerja
Puskesmas Kahean Kota Pematangsiantar tahun 2017 disimpulkan bahwa ibu yang
melakukan perawatan payudara dengan baik produksi ASInya lancar sebaliknya
apabila ibu tidak melakukan perawatan payudara dengan baik menyebabkan produksi
ASI tidak lancar dengan hasil uji chi-square 0,007, alasan ibu tidak melakukan
perawatan payudara karena perasaan malu, kurangnya pengetahuan, dan anggapan
bahwa perawatan payudara hanya dengan memegang payudara dan membersihkan
puting saja.30 Penelitian yang dilakukan pada ibu menyusui di Puskesmas Lawanga
oleh Triansyah, dkk. Pada tahun 2021 menunjukkan bahwa adanya hubungan
perawatan payudara dengan kelancaran produksi ASI dimana produksi ASI kurang
lancar pada saat pra-intervensi perawatan payudara, setelah adanya intervensi
menyebabkan kelancaran ASI menjadi baik pada ibu menyusui.31
6. Frekuensi Menyusui
Semakin sering ibu menyusui maka produksi ASI menjadi cukup bahkan
meningkat. Sehingga ibu direkomendasikan untuk menyusui minimal 8 kali dalam
23

sehari pada periode awal selama melahirkan. Frekuensi menyusui ini berhubungan
dengan kemampuan stimulasi hormon dalam kelenjar payudara. 32 Ibu yang frekuensi
menyusuinya on demand lebih banyak mengalami kelancaran ASI dibandingkan
dengan ibu yang menjadwal dalam pemberian ASI. Ibu yang memberikan ASI
terjadwal dilatarbelakangi oleh pekerjaan dan pendidikan ibu.33

E. Faktor-faktor yang Berpengaruh dalam Pemberian ASI


Berikut faktor-faktor yang diperkirakan memengaruhi ibu dalam memberikan ASI
kepada bayinya :
1. Usia ibu
Tingkat kematangan dan kekuatan seseorang ditandai apabila cukup usia
dikarenakan semakin bertambahnya usia berbanding lurus dengan perkembangan
daya tangkap dan pola pikir sehingga pengetahuan dan pengalaman semakin
meningkat. Adapun usia ibu yang masih muda, jumlah produksi ASInya lebih
banyak.29
Kategori berdasarkan usia reproduksi sehat dalam Peraturan Menteri
Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak Republik Indonesia tahun 2016
adalah :34
1) Usia <20 tahun (usia reproduksi muda), periode dimana wanita belum mempunyai
kemampuan mental dan sosial yang cukup untuk mempunyai anak sehingga
dianjurkan untuk menunda kehamilan.
2) Usia 20-35 tahun (usia reproduksi sehat), periode ideal bagi seorang wanita untuk
hamil dan melahirkan, sebaiknya menjarangkan kehamilan dengan jarak 2
kehamilan antara 4-5 tahun.
3) Usia >35 tahun (usia reproduksi tua), periode kehamilan berisiko tinggi baik pada
ibu dan juga bayi. Adanya peningkatan morbiditas dan mortalitas ibu dan anak
dianjurkan untuk menggunakan kontrasepsi.
2. Paritas
24

Paritas dalam menyusui adalah pengalaman ibu dalam memberikan ASI pada
kelahiran anak sebelumnya. Kebiasaan ibu dalam menyusui sebelumnya dan
pengetahuan tentang manfaat ASI berpengaruh terhadap pengambilan keputusan oleh
ibu untuk menyusui atau tidak.35 Seorang ibu yang telah melahirkan dua janin atau
lebih sudah mempunyai pengalaman menyusui sebelumnya, berbeda dengan
primipara, dimana melahirkan untuk pertama kalinya juga merupakan pengalaman
yang pertama kali dalam laktasi.
3. Pengetahuan ibu
Pengetahuan merupakan kesimpulan yang diperoleh setelah mengamati, melihat,
mendengar dan merasakan terhadap suatu hal yang terdiri dari kepercayaan akan
kenyataan. Pegetahuan seseorang dapat dilihat dari tradisi, pengamatan, dan
ekskperimen. Aspek-aspek dalam pengetahuan perilaku seseorang sangat dipengaruhi
oleh pengetahuan kognitif yang terdiri atas beberapa tingkatan, yaitu :36
1) Tahu (Know), dapat mengingat sesuatu dengan baik dengan menyebutkan,
menguraikan, mendefinisikan, menyatakan.
2) Memahami (Comprehention), sesorang dapat menjelaskan dan menyebutkan
suatu hal/objek dengan tepat.
3) Aplikasi (Aplication), dapat menggunakan pengetahuan akan suatu hal dalam
kehidupan sehari-hari.
4) Analisis (Analysis), mampu menjabarkan sesuatu dalam komponenkomponen
dengan gambaran, perbedaan,dan sebagainya.
5) Sintesis (Synthesis), mampu mengaitkan berbagai hal menjadi sesuatu
yangsifatnya baru.
6) Evaluasi (Evaluation), mampu menilai suatu materi atau objek sesuai kriteria
yang ditetapkan.
Sebuah penelitian oleh Putra, dkk. di Puskesmas Way Kandis Kota Bandar
Lampung tahun 2020 mendapatkan data menggunakan uji chi square didapat p-value-
0,004<0 yang menunjukkan bahwa terdapat hubungan pengetahuan ibu tentang ASI
dengan kelancaran produksi ASI pada ibu menyusui dengan nilai OR (12,000) yang
25

artinya pengetahuan ibu yang kurang akan 12 kali berisiko memiliki ASI yang kurang
lancar. Pendidikan ibu yang tinggi diharapkan sejalan dengan pengetahuannya yang
luas, hal ini juga tidak menutup kemungkinan bahwa ibu dengan pendidikan rendah
memiliki pengetahuan luas.37

4. Pekerjaan ibu
Salah satu kebijakan dan Strategi Kementerian Kesehatan RI tentang
peningkatan pemberian ASI (PP-ASI) pekerja wanita adalah memberikan kesempatan
bagi ibu bekerja untuk menyusui anaknya selama waktu kerja dan atau menyediakan
tempat untuk memerah ASI berupa ruangan ASI di tempat kerja. Dengan demikian,
hak bayi untuk mendapatkan ASI Eksklusif sampai 6 bulan dapat diwujudkan dan
produktiftas pekerja perempuan dapat meningkat. 38 Hasil penelitian oleh
Lumbantoruan di Desa Bangun Rejo Dusun 1 Kecamatan Tanjung Morawa tahun 2018
juga menyatakan bahwa ada hubungan antara variabel pekerjaan dengan pemberian
ASI eksklusif.11
5. Budaya sekitar
Apabila lingkungan baik teman, keluarga, atau idola di televisi sering
memberikan susu botol maka seorang ibu sering terpengaruh. Dengan persepsi bahwa
susu formula merupakan susu botol sangat baik dan merupakan bentuk gaya hidup
mewah. Ada juga anggapan bahwa menyusui merupakan hal yang sudah ketinggalan
zaman. Budaya yang sering menerapkan tabu makanan berpengaruh dalam tercukupi
atau tidaknya asupan gizi ibu terutama saat lahir sehingga berakibat pada saat bayi
lahir, ASI belum keluar sehingga solusi lainnya adalah pemberian susu formula.
Kebiasaan lain yaitu memberikan makanan lain.21
6. Gencarnya susu formula
Promosi susu formula di media massa yang semakin marak akan memengaruhi
keinginan ibu yang semakin tidak mau memberikan ASI pada bayi. Namun, dengan
adanya peraturan mengenai iklan susu formula yang diatur dalam Kepmenkes
237/MENKES/SK/IV/1997 dan Peraturan Pemerintah No.69/1999 tentang Label dan
26

Iklan Pangan promosi susu formula sudah dilarang, pada kenyataannya di fasilitas
kesehatan justru masih ada yang memberikan susu formula kepada ibu postpartum
dengan alasan kolostrum belum keluar.39

BAB III
METODE PENELITIAN

A. Kerangka Konsep
Dalam penelitian ini, kerangka konsep digunakan untuk menerangkan hubungan
atau kaitan antara variabel satu dengan variabel yang lain dari masalah yang ingin
diteliti

Variable bebas
(Independen)
Variabel terikat
1. Umur (Dependen)

2. Pekerjaan Pemberian ASI


3. Pendidikan Eksklusif

4. Pengetahuan

B. Hipotesis Penelitian
Berdasarkan uraian diatas, maka hipotesa yang diajukan dalam penelitian ini
adalah sebagai berikut :
Ha : Ada hubungan antara faktor usia ibu primipara dengan pemberian ASI
Ekslusif di Rumah Sakit Umum Daerah Dr. H. Chasan Boesoirie Ternate
Ha : Ada hubungan antara faktor pekerjaan ibu primipara dengan pemberian ASI
Ekslusif di Rumah Sakit Umum Daerah Dr. H. Chasan Boesoirie Ternate
Ha : Ada hubungan antara faktor pendidikan ibu primipara dengan pemberian
ASI
27

Ekslusif di Rumah Sakit Umum Daerah Dr. H. Chasan Boesoirie Ternate


Ha : Ada hubungan antara faktor pengetahuan ibu primipara dengan pemberian
ASI Ekslusif di Rumah Sakit Umum Daerah Dr. H. Chasan Boesoirie Ternate

C. Jenis dan Desain Peneltian


Jenis penelitian yang digunakan ialah kuantitatif. Disebut metode kuantitatif
karena data penelitian berupa angka-angka dan analisis menggunakan statistik. 40
Desain penelitian yang digunakan adalah desain penelitian cross sectional, dimana
data variabel dependen dan independen yang diamati dan diukur dalam waktu
bersamaan.

D. Lokasi dan Waktu Penelitian


1. Lokasi Penelitian
Lokasi dalam penelitian ini dilakukan Rumah Sakit Umum Daerah Dr. H.
Chasan Boesoirie Ternate
2. Waktu Penelitian
Waktu penelitian ini dilakukan mulai pada bulan Februari 2024 sampai April
2024.

E. Populasi dan Sampel


1. Populasi
Populasi adalah wilayah generalisasi yang terdiri atas obyek atau subyek yang
mempunyai kualitas atau karakteristik tertentu yang ditetapkan oleh peneliti untuk
dipelajari dan ditarik kesimpulan.40 Populasi dari penelitian ini adalah semua ibu
primipara yang mempunyai bayi usia 0-6 bulan tercatat di Rumah Sakit Umum
Daerah Dr. H. Chasan Boesoirie Ternate yang memanfaatkan pelayanan di tahun
2023.
2. Sampel
28

Sampel adalah bagian dari jumlah populasi yang terpilih dan mewakili populasi
tersebut.40 Adapun penentuan jumlah sampel dalam penelitian ini adalah dengan
menggunakan rumus Lameshow sebagai berikut:
2
N . Z . p (1− p)
n=
d ( N−1 )+ Z 2 . p(1−p)
2

Keterangan :
n = besar sampel
N = besar populasi
Z = Nilai standar nominal (α=0,05) 95% = 1,96
p = Perkiraan proporsi sampel = 0,5
q = 1-p (1-0,5) = 0,5
d= derajat ketepatan yang diinginkan (10% = 0,1)

F. Teknik Pengambilan Sampel


Teknik sampling merupakan teknik atau cara pengambilan sampel untuk
menentukan sampel yang akan digunakan dalam penelitian. 40 Teknik sampling yang
digunakan dalam penelitian ini adalah purposive sampling. Yang dimaksud purposive
sampling adalah teknik pengambilan sampel berdasarkan pertimbangan tertentu
seperti sifat-sifat populasi ataupun ciri-ciri yang sudah diketahui sebelumnya. Teknik
pengambilan sampel ini dilakukan sampai jumlah sampel tercapai dengan kriteria
inklusi dan ekslusi yang telah ditetapkan. Kriteria inklusi adalah karakteristik umum
dan subjek penelitian yang layak untuk dilakukan penelitian. Kriteria ekslusi adalah
subjek penelitian yang tidak dapat mewakili sampel karena tidak memenuhi syarat
sebagai sampel penelitian.
1. Kriteria inklusi dalam penelitian ini adalah sebagai berikut :
a. Ibu primipara yang mempunyai bayi yang berusia 0-6 bulan
b. Bersedia di wawancarai
2. Kriteria Ekslusi dalam penelitan ini adalah sebagai berikut :
a. Bayi yang dimiliki ibu saat lahir tidak dalam kondisi sehat, yang mengalami
29

kesulitan menghisap kelainan pada rongga mulut, dan premature.


b. Ibu yang mengalami penyakit parah yang menghalanginya merawat bayi
(memberikan ASI eksklsuif).

G. Variabel Penelitian
Variabel yang digunakan dalam penelitian ini adalah variabel bebas dan variabel
terikat.
1. Variabel Bebas (Independent Variable)
Variabel bebas adalah variabel yang memengaruhi, atau yang menyebabkan
timbulnya atau berubahnya variabel terikat. Variabel bebas yang digunakan dalam
penelitian ini adalah pengetahuan ibu, usia, pendidikan, dan pekerjaan ibu.
2. Variabel Terikat (Dependent Variable)
Variabel terikat adalah variabel yang dipengaruhi karena adanya variabel bebas.
Variabel terikat yang digunakan dalam penelitian ini adalah Pemberian ASI Ekslusif.
Variabel
Definisi operasional Pengukuran Skala
Dependent

Pemberian ASI Memberikan ASI saja selama 6 Alat ukur : Kuesioner Nominal
Ekslusif bulan tanpa memberikan Hasil : Mengisi jawaban
makanan atau minuman lain dengan pilihan:
kecuali vitamin, mineral, dan 1: Ya
suplemen obat yang diizinkan 2 : Tidak
Dikategorikan
1 : Memberikan
2 : Tidak Memberikan

H. Definisi Operasional
Definisi operasional adalah mendefinisikan variabel secara operasional
30

berdasarkan karakteristik yang diamati, memungkinkan peneliti untuk melakukan


observasi atau pengukuran secara cermat terhadap suatu objek atau fenomena.
Definisi operasional ditentukan berdasarkan parameter yang dijadikan ukuran dalam
penelitian.

Variabel
Definisi operasional Pengukuran Skala
Independent

Pekerjaan ibu Kegiatan utama dan rutin yang Alat Ukur : Kuesioner Nominal
dilakukan sehari hari menurut Hasil Ukur : Mengisi jawaban
pengakuan ibu. dengan pilihan
1. Ibu rumah tangga
2. Wiraswasta
3. Buruh
4. Pegawai swasta
5. PNS
Kemudian dikategorikan
sebagai berikut :
1. Bekerja (Jika responden
menjawab wiraswasta ,buruh,
pegawai swasta, PNS)
2. Tidak bekerja (Jika
responden menjawab Ibu
rumah tangga)
Pengetahuan ibu Pemahaman responden tentang Alat ukur : Kuesioner Ordinal
ASI Ekslusif baik definisi, Hasil Ukur:
manfaat, komposisi, produksi Mengisi jawaban pertanyaan
ASI, cara pemberian ASI, dan dengan pilihan
cara penyimpanan ASI. 1. Benar
2. Salah
Dari total 15 item pernyataan,
dengan skor nilai:
31

Skor tertinggi : 15
Skor terendah : 0
Jumlah dari pertanyaan benar
dan salah dikategorikan.
Baik : 76%-100% (11-15)
Cukup : 56%-75% (8-10)
Kurang : <55%(1-7)
Usia ibu Lama waktu hidup seorang ibu Alat Ukur : Kuesioner Ordinal
yang telah ditempuh semenjak Mengisi jawaban pertanyaan
lahir.
dengan pilihan
1. <20 tahun
2. 20-35 tahun
3. >35 tahun
Pendidikan ibu Suatu proses belajar, proses Alat Ukur : Kuesioner Ordinal
pertumbuhan, perkembangan Mengisi jawaban pertanyaan
atau perubahan kearah yang dengan pilihan
lebih dewasa, lebih baik, dan 1. SD
lebih matang pada diri individu, 2. SMP/SLTP
kelompok atau masyarakat. 3. SMA/SLTA/ SMK
4. AKADEMI/ PERGURUAN
TINGGI

I. Uji Validitas dan Reliabilitas


1. Uji Validitas
Validitas mempunyai arti sejauh mana ketepatan suatu alat ukur dalam mengukur
suatu data. Uji validitas digunakan untuk mengukur sah atau tidak validnya suatu
kuesioner. Alat ukur yang kurang valid berarti memiliki validitas rendah. Uji validitas
terhadap kuesioner adalah suatu indeks yang menunjukan alat ukur itu benar-benar
mengukur apa yang diukur, sehingga dapat diketahui kuesioner yang kita susun
tersebut mampu mengukur apa yang hendak kita ukur. Untuk mengetahui kuesioner
valid, maka perlu diuji dengan uji kolerasi pearsson product moment dan untuk
mengetahui apakah nilai korelasi setiap pertanyaan itu signifikan, maka dapat dilihat
32

apabila r hitung lebih besar dari r tabel artinya variabel valid. Apabila r hitung lebih
kecil atau sama dengan r tabel artinya tidak valid. Uji validiatas dilakukan dengan
cara menyebar kuesioner kepada ibu primipara yang memiliki bayi 0-6 bulan di
Rumah Sakit Umum Daerah Dr. H. Chasan Boesoirie Ternate.

2. Uji Reliabilitas
Uji reabilitas adalah indeks yang menunjukan sejauh mana suatu alat mengukur
dapat dipercaya atau diandalkan. Uji reliabilitas menunjukkan sejauh mana hasil
pengukuran tetap konsisten bila dilakukan pengukuran dua kali atau lebih terhadap
gejala yang sama dengan alat ukur yang sama, uji reliabilitas dilakukan dengan cara
menyebar kuesioner kepada ibu primipara yang memiliki bayi 0-6 bulan di Rumah
Sakit Umum Daerah Dr. H. Chasan Boesoirie Ternate.Untuk mengetahui reliabilitas
suatu pertanyaan yaitu dengan membandingkan nilai r-hasil (alpha cronbach) dengan
r-tabel.

J. Teknik Pengumpulan Data


1. Jenis Data
a. Data Primer
Data primer adalah data yang diambil secara langsung dari sumber penelitian.
Untuk memperoleh data primer dengan cara memberikan kuesioner kepada
responden yang sesuai dengan kriteria.
b. Data Sekunder
Data sekunder adalah data yang didapatkan peneliti berdasarkan data atau
laporan cakupan ASI Ekslusif dari rumah sakit pada tahun 2023.
2. Alat atau Instrumen Penelitian
Alat atau instrumen penelitian yang digunakan pada penelitian ini adalah
menggunakan kuesioner. Kuesioner merupakan teknik pengumpulan data yang
dilakukan dengan cara memberi seperangkat pertanyaan atau pernyataan tertulis
kepada responden untuk dijawabnya. Dengan metode wawancara berstuktur dan
33

daftar pertanyaan. Serta kuesioner bersifat tertutup yaitu responden menjawab dan
memberi tanda pada alternatif jawaban yang dipilih.40
3. Prosedur pengumpulan data
Langkah awal dalam prosedur pengumpulan data ini ialah pengambilan dan
pengumpulan data diperoleh setelah sebelumnya mendapatkan izin dari pihak Dinas
Kesehatan Kota Ternate untuk mengadakan penelitian. Setelah itu meminta izin ke
Rumah Sakit Umum Daerah Dr. H. Chasan Boesoirie Ternate untuk melakukan
penelitian sekaligus melihat Profil Rumah Sakit Tahun 2023 yang digunakan sebagai
data sekunder dalam penelitian.
Kemudian, sebagai langkah awal penelitian peneliti akan menyeleksi responden
dengan berpedoman kepada kriteria inklusi yang sudah ditentukan dan menghitung
besar sampelnya dengan menggunakan rumus. Setelah mendapatkan responden yang
dikehendaki maka langkah selanjutnya adalah meminta persetujuan dari responden
penelitian. Setelah mendapatkan persetujuan dari responden, diberikan kuesioner
kepada responden yang berkaitan dengan pemberian ASI Ekslusif

K. Analisis Data
Data diolah memakai komputer dengan memakai program formula statistik dan
menggunakan empat tahapan yaitu editing, coding, entry data dan cleaning. Analisis
data dalam penelitian ini mencakup:
1. Analisis Univariat
Analisis univariat bertujuan untuk menjelaskan atau mendeskripsikan
karakteristik setiap variabel penelitian, atau untuk mengetahui distribusi dan
persentase dari tiap variabel. Variabel ini meliputi pengetahuan ibu, pekerjaan ibu,
usia ibu, pendidikan ibu, pekerjaan ibu, serta pemberian ASI Ekslusif.
2. Analisis Bivariat
Analisis bivariat yaitu uji terhadap variabel yang diduga berhubungan atau
berkolerasi. Penelitian ini menggunakan analisa bivariat untuk mengetahui ada
tidaknya hubungan antara variabel bebas dan terikat dengan menggunakaan uji
34

statistik. Karena data penelitian berskala nominal dan ordinal maka uji statistik
menggunakan Chi Square dengan derajat kepercayaan 95% dan α=0,05. Nilai α
(0,05) ketentuan sebagai berikut :
1) Jika p-value <0,05 berarti Ho di tolak, artinya ada hubungan terhadap Pemberian
ASI Ekslusif.
2) Jika p-value >0,05 berarti Ho diterima, artinya tidak ada hubungan terhadap
Pemberian ASI Ekslusif
DAFTAR PUSTAKA
1. World Health Organization. Infant and Young Child Feeding [Internet].
Fact Sheets. 2023 [cited 2024 Feb 19]. Available from:
https://www.who.int/news-room/fact-sheets/detail/infant-and-young-child-
feeding

2. Trisnawati Y et al. Studi Deskriptif Pengetahuan dan Sikap Ibu Hamil


Tentang Gizi 1000 Hari Pertama Kehidupan di Puskesmas Sokaraja
Kabupaten Banyumas. Jurnal Kebidanan [Internet]. 2016 Dec 27;8(02 SE-
Articles). Available from:
https://ejurnal.stikeseub.ac.id/index.php/jkeb/article/view/218

3. United Nations Children’s Fund. Breastfeeding [Internet]. 2023 [cited 2024


Feb 19]. Available from:
https://data.unicef.org/topic/nutrition/breastfeeding/#status

4. World Health Organization Regional Office for South-East Asia. World


Breastfeeding Week [Internet]. 2023 [cited 2024 Feb 19]. Available from:
https://www.who.int/indonesia/news/events/world-breastfeeding-week/
2023

5. Badan Pusat Statistik. Persentase Bayi Usia Kurang Dari 6 Bulan Yang
Mendapatkan Asi Eksklusif Menurut Provinsi [Internet]. Survei Sosial
Ekonomi Nasional (Susenas). 2024 [cited 2024 Feb 19]. Available from:
https://www.bps.go.id/id/statistics-table/2/MTM0MCMy/persentase-bayi-
usia-kurang-dari-6-bulan-yang-mendapatkan-asi-eksklusif-menurut-
provinsi.html

6. Kementrian Kesehatan Republik Indonesia. Laporan Akuntabilitas Kinerja


Instansi Pemerintah (LAKIP) DITJEN Kesehatan Masyarakat Tahun 2021
[Internet]. 2021 [cited 2024 Feb 19]. Available from:
https://kesmas.kemkes.go.id/assets/uploads/contents/others/Lakip_Kesmas
_20211.pdf

65
7. The F et al. Edukasi Pentingnya Pemberian ASI Eksklusif pada Bayi di
Puskesmas Gambesi. Jurnal Surya Masyarakat. 2023;5(2):208.

8. Rahman N. Pengetahuan, Sikap dan Praktik Pemberian ASI Ekskusif di


Wilayah Kerja Puskesmas Jumpandang Baru Kecamatan Tallo Kota
Makassar. Hasanuddin University; 2017.

9. Sameen A et al. The Global Cost of Not Breastfeeding [Internet]. Nutrition


International. 2022. Available from: https://www.nutritionintl.org/wp-
content/uploads/2022/07/CONBF-Global-Brief-ENG-2023-10-31.pdf

10. Sutama LPSP et al. Hubungan Pekerjaan, Paritas, dan Keterampilan


Perawatan Payudara dengan Perilaku Pemberian ASI Eksklusif.
Homeostasis. 2020;3(3):385–94.

11. Lumbantoruan M. Hubungan Karakteristik Ibu Menyusui dengan


Pemberian Asi Eksklusif pada Bayi di Desa Bangun Rejo Dusun 1
Kecamatan Tanjung Morawa Tahun 2018. Jurnal Maternal dan Neonatal.
2018;3(1):13–22.

12. Fahira TZ. Faktor-Faktor Yang Berhubungan dengan Pemberian ASI


Ekslusif di Wilayah Kerja Puskesmas Galang. Univesitas Islam Negeri
Sumatera Utara Medan; 2021.

13. Husaidah S et al. Hubungan antara Tingkat Pendidikan dan Pengetahuan


Ibu Nifas dengan Pemberian Asi Eksklusif di Puskesmas Batua Makassar
2019. Jurnal Sehat Mandiri. 2020;15(1):130–9.

14. World Health Organization. Exclusive breastfeeding for optimal growth,


development and health of infants [Internet]. e-Library of Evidence for
Nutritions Actions (eLENA). 2023 [cited 2024 Feb 20]. Available from:
https://www.who.int/tools/elena/interventions/exclusive-breastfeeding

15. Murray D. The Composition of Breast Milk : Explore the Nutritional


Benefits and Components of Breast Milk [Internet]. 2020 [cited 2024 Feb

66
20]. Available from: https://www.verywellfamily.com/whats-in-breast-
milk-4047820

16. Liu F et al. Breastfeeding and overweight/obesity among children and


adolescents: a cross-sectional study. BMC pediatrics. 2022 Jun;22(1):347.

17. Mayo Clinic. Sudden infant death syndrome (SIDS) [Internet]. Disease &
Conditions. 2023 [cited 2024 Feb 21]. Available from:
https://www.mayoclinic.org/diseases-conditions/sudden-infant-death-
syndrome/symptoms-causes/syc-20352800

18. World Health Organization. Infant and Young Child Feeding: Model
Chapter for Textbooks for Medical Students and Allied Health
Professionals [Internet]. SESSION 2, The physiological basis of
breastfeeding. 2009 [cited 2024 Feb 21]. Available from:
https://www.ncbi.nlm.nih.gov/books/NBK148970/

19. Scaccia A. How many calories does breastfeeding burn? [Internet]. 2019
[cited 2024 Feb 21]. Available from:
https://www.healthline.com/health/parenting/breast-feeding-calories

20. Soviyati E et al. Effect of applying the health promotion model in stunting
prevention and behavior control in Indonesia. Journal of education and
health promotion. 2023;12:227.

21. Telaumbanua M. Analisis Faktor-faktor yang Mempengaruhi Kelancaran


Produksi ASI di Puskesmas Laweha Timur Kabupaten Nias Utara
[Internet]. Institut Kesehatan Helvetia Medan; 2022. Available from:
http://repository.helvetia.ac.id/id/eprint/5437/1/Skripsi Mutiara
Telaumbanua 1802031058.pdf

22. Permatasari I et al. Penerapan Pemberian Olahan Jantung Pisang untuk


Kelancaran Produksi ASI di PMB Siti Isti’anatul Amd., Keb. Proceeding of
The URECOL. 2019;398–406.

67
23. Aprilia R. Pengaruh Pemberian Sayur Daun Pepaya Terhadap Kelancaran
Produksi ASI Pada Ibu Nifas. Wellness And Healthy Magazine [Internet].
2020;2(1):5–12. Available from: https://wellness.journalpress.id/wellness

24. Ritonga F et al. Pengaruh Jintan Hitam terhadap Kelancaran Produksi Asi
pada Ibu Menyusui di Kelurahan Indra Kasih Kecamatan Medan Tembung
Tahun 2017. Jurnal Ilmiah Kebidanan Imelda. 2017;3(2):279–83.

25. Daniyati A et al. Pemberian Ekstrak Daun Kacang Panjang (Vigna Sinensis
L) Terhadap Peningkatan Produksi Asi Pada Ibu Nifas. Jurnal Ilmu
Kesehatan dan Farmasi [Internet]. 2019 Sep 2;7(2 SE-Articles). Available
from: https://ejournal.unwmataram.ac.id/index.php/jikf/article/view/582

26. Sari LP et al. Pengaruh Pemberian Susu Kedelai pada Ibu Nifas terhadap
Kelancaran Produksi ASI di Puskesmas Bowong Cindea Kabupaten
Pangkep. UMI Medical Journal [Internet]. 2021; Available from:
https://api.semanticscholar.org/CorpusID:245641239

27. Widia L et al. Efektivitas Konsumsi Sari Kacang Hijau (Vigna Radiate)
Terhadap Kelancaran Produksi ASI Ibu Nifas. Jurnal Darul Azhar.
2019;7(1):23–30.

28. Prasetyono DS. Buku Pintar ASI Eksklusif : Pengenalan, Praktik, dan
Kemanfaatan-kemanfaatannya. Cet. 3. Yogyakarta: Diva Press; 2012.

29. Soetjiningsih. ASI Petunjuk untuk Tenaga Kesehatan. Jakarta: EGC; 2021.

30. Nasution, Dian Permata Aritonang EY. Hubungan Perawatan Payudara


dengan Kelancaran Produksi ASI di Wilayah Kerja Puskesmas Kahean
Kota Pematangsiantar. Jurnal Kesehatan Surya Nusantara [Internet].
2019;07:1–10. Available from:
https://jurnal.suryanusantara.ac.id/index.php/jurkessutra/article/view/7

31. Triansyah A et al. The effect of oxytocin massage and breast care on the
increased production of breast milk of breastfeeding mothers in the

68
working area of the public health center of Lawanga of Poso District.
Gaceta sanitaria. 2021;35 Suppl 2:S168–70.

32. F S et al. Gizi Ibu dan Bayi. Jakarta: PT Raja Grafindo Persada; 2015. 131–
4 p.

33. Maqfiro SNA et al. Hubungan Status Gizi Dan Frekuensi Menyusui
Dengan Kelancaran ASI Pada Ibu Post Partum Di Puskesmas Sukorame
Kediri. Jurnal Kebidanan [Internet]. 2018;07(1). Available from:
https://doi.org/10.47560/keb.v7i1.98

34. Kementrian Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak Republik


Indonesia. Usia Reproduksi Sehat. 2016.

35. Soelastri G. Gambaran Karakteristik Ibu, Pengetahuan Ibu, dan Status


Pemberian ASI pada Bayi Usia 6-11 Bulan di Wilayah Kerja Puskesmas
Banabungi Kecamatan Pasarwajo. Poltekkes Kemenkes Surabaya; 2019.

36. Wawan A et al. Teori dan Pengukuran Pengetahuan, Sikap, dan Perilaku
Manusia. 2 ed. Yogyakarta: Nuha Medika; 2021.

37. Putra KEA et al. Hubungan Pengetahuan Status Gizi, Pola Makan Dan
Pantangan Makanan Dengan Kelancaran Produksi Asi Pada Ibu Menyusui
Di Puskesmas Way Kandis Kota Bandar Lampung Tahun 2020. Jurnal
Kebidanan Malahayati. 2021;7(3):441–52.

38. Rokom : Redaksi Sehat Negeriku Kemenkes RI. Dukung Ibu Bekerja Beri
ASI Eksklusif [Internet]. Newsletter. 2015 [cited 2024 Feb 21]. Available
from:
https://sehatnegeriku.kemkes.go.id/baca/rilis-media/20150914/3213443/
dukung-ibu-bekerja-beri-asi-eksklusif/

39. Astutik RY. Payudara dan Laktasi. 2 ed. Sallama NI, Suslia A, Tri U,
editors. Jakarta: Salemba Medika; 2017.

40. Sugiyono. Metode penelitian kuantitatif kualitatif dan R dan D. cet. 26.

69
Bandung: Alfabeta; 2017.

LAMPIRAN
Lampiran 1

2024
No Kegiatan
Jan Feb Mar Apr

1 Pengajuan masalah

2 Studi pendahuluan

3 Penyusunan proposal

4 Seminar proposal

70
Lampiran 2. Lembar Permohonan Menjadi Responden
Lembar Permohonan Menjadi Responden
Kepada :
Yth. Calon Responden
di
Tempat

Dengan hormat,
Yang bertanda tangan dibawah ini:
Nama : xxx
NIM : xxx
Mahasiswa xxx yang akan mengadakan penelitian dengan judul "Faktor-
faktor yang Berpengaruh Dalam Pemberian ASI pada Ibu Primipara di
Rumah Sakit Umum Daerah Dr. H. Chasan Boesoirie Ternate"
Penelitian ini tidak menimbukan akibat yang merugikan responden.
Kerahasian serta informasi yang Anda berikan akan dijaga dan hanya digunakan
untuk kepentingan penelitian. Jika saudara tidak bersedia untuk menjadi
responden, maka saudara boleh untuk mengundurkan diri untuk tidak menjadi
responden. Apabila saudara setuju untuk menjadi responden, maka saya mohon
kesediaannya untuk menandatangani lembar pernyataan persetujuan menjadi
responden dan bersedia mengisi kuesioner yang ada.
Atas perhatiannya, saya ucapkan terimakasih.
xxo, xoxo
Peneliti

71
Lampiran 3. Pernyataan Persetujuan Menjadi Responden

Pernyataan Persetujuan Menjadi Responden

Yang bertanda tangan di bawah ini:

Nama

Umur

Alamat

Setelah mendapatkan penjelasan tentang maksud dan tujuan serta manfaat


penelitian, identitas responden akan dirahasaikan dan informasi yang akan
diberikan hanya akan digunakan untuk kepentingan penelitian, dengan saya
menyatakan bersedia berpartisipasi menjadi narasumber atau responden penelitian
yang dilakukan oleh xxx dari xxx

Demikian pernyataan ini dibuat dengan sesungguhnya tanpa paksaan dari


siapapun.

xxx, xxx

Responden

72
Lampiran 4.

KUESIONER PENELITIAN

FAKTOR-FAKTOR YANG BERPENGARUH DALAM PEMBERIAN ASI


PADA IBU PRIMIPARA
DI RUMAH SAKIT UMUM DAERAH Dr. H. CHASAN BOESOIRIE
TERNATE

Bersama ini saya mohon kesediaan Ibu untuk mengisi daftar kuesioner yang
diberikan. Informasi yang Ibu berikan sangat membantu dalam menyelesaikan
penelitian ini. Atas perhatian dan bantuanya saya ucapkan terimakasih.

Identitas Responden
Nomor Responden :
1. Nama Responden :
2. Alamat Responden :
3. Umur Responden : tahun
4. Pendidikan formal terakhir :
a. SD
b. SMP/SLTP
c. SMA/SLTA/SMK
d. Akademi/Perguruan Tinggi
5. Pekerjaan Responden :
a. Ibu rumah tangga
b. Wiraswasta
c. Buruh
d. Pegawai swasta
e. PNS
6. Usia bayi : bulan

73
Kuesioner Pengetahuan

Pilihlah salah satu jawaban yang menurut Ibu paling sesuaidengan kondisi yang
dialami dan memberi tanda silang (X) pada kotak yang tersedia.

1. Apakah yang dimaksud dengan ASI (Air Susu Ibu)?


a. Suatu jenis makanan yang mencukupi seluruh unsur kebutuhan bayi
b. Suatu jenis makanan yang dicampurkan dengan buah yang sudah
dihaluskan
c. Suatu jenis makanan yang dicampur dengan madu
d. Cairan yang mengandung zat gizi yang diperlukan ibu
2. Apakah yang dimaksud dengan Kolustrum?
a. Air susu ibu yang keluar setelah 2 hari persalinan
b. Air susu ibu yang pertama kali keluar berwarna kekuningan
c. Air susu ibu yang basi
d. Air susu ibu yang kotor dan tidak baik buat kesehatan
3. Salah satu kegunaan kolostrum adalah....
a. Sumber nutrisi bagi bayi
b. Meningkatkan daya tahan tubuh
c. Meningkatkan kecerdasan
d. Membersihkan zat yang tidak terpakai dari usus bayi yang baru lahir
4. Kapan sebaiknya ASI mulai diberikan pada bayi?
a. 2 hari setelah persalinan
b. Segera satu jam setelah bayi baru lahir sampai bayi berusia 2 tahun
c. Segera satu jam setelah bayi baru lahir sampai bayi berusia 6 bulan
d. Segera satu jam setelah bayi baru lahir sampai berusia 6 bulan dengan
tambahan makanan/minuman
5. Apakah yang dimaksud dengan ASI eksklusif?

74
a. Bayi yang diberi ASI dengan tambahan cairan lain seperti jeruk, madu, air
putih dan gula sampai usia bayi 6 bulan
b. Bayi yang diberi ASI dengan tambahan makanan padat seperti pisang,
bubur nasi dan bubur SUN sampai usia bayi 6 bulan
c. Bayi yang diberi ASI dengan tambahan cairan dan makanan padat sampai
usia anak 2 tahun.
d. Bayi yang diberi ASI saja, tanpa tambahan cairan lain, seperti susu
formula, jeruk, air putih dan tanpa tambahan makanan padat seperti
pisang, bubur nasi, dan SUN sampai usia bayi 6 bulan
6. Apakah manfaat ASI bagibayi?
a. Mencegah bayi dari risiko kanker
b. Meningkatkan daya tahan tubuh
c. Membentuk ikatan batin antara ibu dan bayi
d. Semua diatas benar
7. Manfaat ASI bagi ibu?
a. Membantu ibu untuk membentuk ikatanbatin
b. Menghemat pengeluaran untuk membeli susuformula
c. Mengurangi pendarahan setelah persalinan, diet alami bagi ibu, dan
mengurangi risiko kanker payudara
d. Agar payudara tidakbengkak
8. Pemberian ASI dapat mencegah penyakit.....
a. Diare dan infeksi saluran pernapasan (batuk)
b. Kanker
c. Kecacingan
d. Demam
9. Apa saja zat- zat yang terkandung dalam ASI ?
a. Karbohidrat, protein, lemak, zat antibodi (penyangkal penyakit), vitamin
dan mineral
b. Protein dan lemak saja
c. Zat kecerdasaan
d. Semua diatas benar

75
10. Faktor yang memungkinkan kegagalan pemberian ASI.....
a. Kemauan ibu menyusui
b. Isapan bayi dan kesehatan ibu
c. ASI yang sedikit
d. Keinginan bayi untuk menyusui
11. Salah satu faktor yang memengaruhi produkASI....
a. Makanan, dan kondisi psikologis ibu (stress)
b. Isapan bayi dan kesehatan ibu
c. Kemauan ibu menyusui
d. Keinginan bayi untuk menyusui
12. Frekuensi menyusui bayi diberikan....
a. Berdasarkan permintaan bayi (setidaknya 8x sehari)
b. Sesering mungkin
c. Pagi, siang dan pada malam hari
d. Pada saat bayi menangis
13. ASI yang sudah diperah dapat diberikan melalui....
a. Dot
b. Sendok
c. Tempat minum
d. Dot dan sendok
14. ASI yang diperah sebaiknya disimpan...
a. Di freezer selama 2 minggu sampai 4 bulan
b. Di termos pada suhu dan kemasan yang benar
c. Dalam dot dan di simpan dalam lemari es
d. Semua benar
15. Manakah pernyataan yang benar dibawah ini?
a. Lebih sering menyusui, maka lebih banyak ASI yang diproduksi
b. ASI dapat membuat payadura ibu turun
c. ASI dapat menjadi alat kontrasepsi alami walaupun pemberian ASI
tidakteratur
d. ASI lebih baik dari susu formula

76
Kuesioner pemberian ASI ekslusif

1. Apakah ibu memberikan ASI ekslusif pada bayi ?

a. Ya b. Tidak

77

Anda mungkin juga menyukai