Reflective Practice Pasien Dengan Pemvigus Vulgaris
Reflective Practice Pasien Dengan Pemvigus Vulgaris
MAKALAH
Disusn Oleh:
ISMATUL QUDDUS (220120160035)
PEMINATAN KEPERAWATAN MEDIKAL BEDAH
Tn. M, Umur 58 tahun dirawat di sebuah rumah sakit di kota Mataram dengan diagnosa medis
Pemfigus Vulgaris. Pasien datang dengan keluhan adanya nyeri dan lesi di daerah mulut, pada kulit
timbul gelembung-gelembung yang sangat nyeri, panas dan beberapa ada yang berdarah. Gelembung
dan kulit yang melepuh terdapat di kepala, wajah, dada, lengan dan punggung. Pada saat dilakukan
pemeriksaan tercium bau seperti bau tikus (mousy odor). Pasien di jaga oleh istri dan seorang anak
laki-lakinya. Pasien juga sulit diajak berkomunikasi dengan perawat, menghindari kontak mata dan
sering terdengar mengeluarkan kata-kata yang kasar dengan intonasi yang keras kepada anggota
keluarganya. Keluarga juga melaporkan bahwa pasien sering marah-marah dan menolak untuk
dijenguk oleh kerabat dan teman-temannya. Keluarga juga mengatakan pasien merupakan pensiunan
PNS dan dulunya menempati posisi yang cukup penting di pemerintahan kabupaten Sumbawa. Pasien
telah mendapatkan terapi kortikosteroid (methylprednisolon) intra vena, dilakukan kompres dan
pembersihan luka dengan NaCl serta mendapatkan analgesik (Ketorolac). Meskipun telah
mendapatkan perawatan sesuai standar, kondisi pasien tidak menunjukkan perbaikan bahkan bula
yang terbentuk bertambah banyak. Perawat IK yang merupakan perawat penanggung jawab pasien
merasa telah melakukan perawatan yang optimal untuk mengatasi masalah-masalah fisik yang
dikeluhkan pasien. Perawat IK telah melakukan manajemen nyeri farmakologis dan nonfarmakologis,
perawatan luka standar untuk Pemfigus vulgaris, mengobservasi kulit dan munculnya bula serta
memastikan bahwa klien mendapatkan obat kortikosteroid yang sesuai. Tetapi kondisi pasien tidak
menunjukkan perbaikan dan bula yang terbentuk semakin banyak dan bahkan mulai bernanah. Pasien
juga semakin sulit untuk diajak berkomunikasi. Pada minggu ke 3 perawatan, pasien mulai meminta
keluarga untuk membawanya pulang dan akhirnya pada minggu ke 4 keluarga mengajukan pasien
pulang atas permintaan sendiri. Perawat IK merasa telah gagal dalam memberikan asuhan yang
optimal kepada pasien M.
DAFTAR PUSTAKA
B Mohamed, Abdul Hafizh. 2010. Pemphigus Vulgasi : Mekanisme dan Penanggulangannya (laporan
Kasus). Diakses dari repository.usu.ac.id.bitstream
Goldberg et al. 2004. Pemphigus Vulgaris Triggered by Rifampin and Emotional Stress. Skinmed,
Sept-Oct3(5) : 294. Diakses dari www.ncbi.nml.nih.gov
J Hall, Brian & C Hall, Jhon. 2012. Sauer’s Manual of Skin Diseases. Lippincot Williams & Wilkins.
Philadelphia. Diakses dari https://books.google.co.id
Lubis, Dumasari Ramona. 2009. Gambaran Histopatologis Pemphigus Vulgaris. Diakses dari
repository.usu.ac.id.bitstream
Mathias, Aline Bicalho & Ferreira Roselino, Ana Maria. 2013. Pemphigus and Psychological Stress :
A Review of The Literature. Nasza Dermatologi Online, 4(3) : 616-618. Diakses dari
www.odormatol.com/issue-in-pdf-/2013-4-3s-pemphiguspsych/