Makalah Heni
Makalah Heni
Disusun oleh :
Kelompok : 8
Ridho (2274201027)
Dengan menyebut nama Allah Yang Maha Pengasih lagi Maha Penyayang,
Puja dan Puji syukur kami panjatkan kehadirat-Nya, yang telah melimpahkan
Rahmat, Hidayah, dan Inayah-Nya sehingga kami dapat merampungkan
penyusunan makalah dengan judul " Keadaan Memaksa (Overmacht)" tepat pada
waktunya. Kami juga menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari kata
sempurna. Apabila dalam tugas ini terdapat banyak kekurangan dan kesalahan,
kami mohon maaf sesungguhnya dengan pengetahuan dan pemahaman kami yang
masih terbatas. Kami juga sangat menantikan saran dan kritik dari pembaca guna
membangun dan menyempurnakan makalah ini. Kami sangat berharap makalah
ini dapat bermanfaat bagi pembaca. Atas perhatiannya kami mengucapkan terima
kasih
Penulis
ii
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR............................................................................................ii
DAFTAR ISI.........................................................................................................iii
BAB I PENDAHULUAN.......................................................................................1
BAB II PEMBAHASAN........................................................................................2
3.1 Kesimpulan.....................................................................................................5
DAFTAR PUSTAKA...............................................................................................
iii
BAB I
PENDAHULUAN
1
BAB II
PEMBAHASAN
Hukum pidana tidak menjelaskan secara pasti sifat dan besarnya paksaan
serta bahaya yang ditimbulkan dan yang mengancam kepentingan-kepentingan
hukum orang lain, menentukan batas pertanggungjawaban pidana dari pembuat
atas perbuatannya. Semua penentuan ini harus berdasarkan pada ukuran-ukuran
objektif. Menurut Utrecht, ukuran objektif dan subjektif ini harus digunakan
secara bersama untuk menentukan ada atau tidaknya daya paksa (overmacht).
Setelah penjelasan mengenai daya paksa bisa dijadikan alasan pemaaf dan
penghapus pidana, tidak serta-merta daya paksa dapat menjadi alasan penghapus
pidana. Hal ini dikarenakan terdapat batasan-batasan yang sekiranya harus
dipenuhi agar suatu daya paksa dapat dianggap sebagai alasan penghapus pidana.
2
3
Daya paksa yang dapat diterima sebagai alasan penghapus pidana adalah daya
paksa yang berasal dari kekuatan yang lebih besar, yaitu kekuasaan yang pada
umumnya tidak dapat dilawan.
Terkait dengan kekuatan yang lebih besar tersebut, maka daya paksa
(overmacht) dibagi menjadi 3 bagian, yaitu:
Oleh karena itu, suatu daya paksa harus dibuktikan dengan secara obyektif,
tidak serta merta dengan adanya daya paksa seseorang dapat penghapusan pidana.
Perbuatan daya paksa harus diuji kebenarannya dan konteks daya paksa yang
dilakukan dalam suatu tindak pidana. Untuk pertanggungjawaban pidananya
sendiri merupakan penilaian yang dilakukan setelah terpenuhinya seluruh unsur
tindak pidana atau terbuktinya tindak pidana. Seseorang yang telah melakukan
tindak pidana tidak akan dipidana apabila dalam keadaan sedemikian rupa
sebagaimana yang dijelakan di dalam MvT terkait dengan daya paksa. Apabila
pada diri seorang pembuat tidak terdapat keadaan sebagaimana yang diatur dalam
MvT tentang daya paksa tersebut, seseorang tersebut adalah orang yang
dipertanggungjawabkan dan dijatuhi pidana.
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
5
DAFTAR PUSTAKA
Daya Paksa 'Overmacht' dalam Konsep Hukum Pidana di Indonesia - Sah! Blog