Anda di halaman 1dari 5

TUGAS SEBELUM PRAKTIKUM

FORMULASI DAN TEKNOLOGI SEDIAAN STERIL (INFUS)

DI SUSUN OLEH

NI KOMANG DWITARA ARISTYA SANTHI

2109482010108/IVC

PROGRAM STUDI SARJANA FARMASI

FAKULTAS FARMASI

UNIVERSITAS MAHASARASWATI DENPASAR

2023
1. Definisi infus:
Infus adalah metode pemberian cairan, obat-obatan, atau nutrisi secara langsung ke dalam
pembuluh darah pasien melalui jarum atau kateter yang dimasukkan ke dalam vena. Metode
ini memungkinkan perawatan medis yang lebih cepat dan efisien karena obat atau cairan
diberikan langsung ke dalam aliran darah (Alyah, 2017)
2. Syarat-syarat sediaan parenteral volume besar
- Kesterilan : Sediaan harus bebas dari mikroorganisme, termasuk bakteri, jamur, dan
virus. Proses pembuatan dan pengemasan harus dilakukan dalam kondisi aseptik untuk
memastikan kesterilan
- Isotonis : Larutan harus memiliki tekanan osmotik yang seimbang dengan cairan tubuh
(isotonis) untuk mencegah kerusakan sel darah merah dan jaringan tubuh.
- Kejernihan dan kebersihan : Larutan harus jernih dan bebas dari partikel terlarut atau
kotoran lainnya yang dapat membahayakan pasien.
- Stabilitas kimia : Larutan harus stabil secara kimiawi selama penyimpanan, tidak terurai
atau bereaksi dengan bahan kemasan.
- Kompatibilitas : Larutan harus kompatibel dengan bahan kemasan (contohnya, kantong
atau botol infus) untuk mencegah reaksi kimia atau fisik yang dapat mengganggu kualitas
sediaan.
- pH yang sesuai : Larutan harus memiliki pH yang mendekati pH fisiologis tubuh manusia
(7,4) untuk menghindari iritasi atau kerusakan jaringan.
- Kadar elektrolit : Jika sediaan mengandung elektrolit, kadarnya harus sesuai dengan
kebutuhan tubuh agar tidak menyebabkan ketidakseimbangan elektrolit.
- Tidak mengandung zat berbahaya zat berbahaya yang dapat membahayakan pasien.
- Informasi label : Kemasan harus mencantumkan informasi mengenai isi, dosis, cara
penyimpanan, dan informasi penting lainnya.
- Pengemasan yang baik : Sediaan harus dikemas dalam wadah yang aman dan higienis
untuk mencegah kontaminasi selama penyimpanan dan penggunaan.
3. Tujuan pemberian infuse
Mempertahankan atau mengganti cairan tubuh yang mengandung air, elektrolit, vitamin,
protein, lemak, dan kalori yang tidak dapat dipertahankan secara adekuat melalui oral. 2.
Memperbaiki keseimbangan asam-basa. 3. Memperbaiki volume komponen-komponen
darah. 4. Memberikan jalan masuk untuk pemberian obat-obatan ke dalam tubuh. 5.
Memonitor tekanan vena sentral (CVP). 6. Memberikan nutrisi pada saat sistem pencernaan
ketika diistirahatkan (Aziz, Hafid and Alip, 2016)
4. Definisi pirogen
Pirogen adalah zat yang dapat menyebabkan demam dengan merangsang respon inflamasi di
dalam tubuh(Usman, 2019).
5. Macam-macam pirogen
- Pirogen Eksogen: Pirogen yang berasal dari luar tubuh pasien. Contoh pirogen eksogen
adalah produk mikroorganisme, seperti toksin bakteri (endotoksin) dan mikroorganisme
itu sendiri (bakteri, virus, jamur).
- Pirogen Endogen: Pirogen yang dihasilkan oleh tubuh sendiri sebagai bagian dari respon
imun. Contohnya adalah sitokin seperti interleukin-1 (IL-1), tumor necrosis factor-alpha
(TNF-α), dan interleukin-6 (IL-6) (Usman, 2019).
6. Mekanisme demam setelah masuknya pirogen dalam tubuh
Pirogen eksogen memicu demam dengan merangsang sel inang (terutama makrofag) untuk
menghasilkan dan melepaskan pirogen endogen, seperti interleukin-1, yang memiliki banyak
fungsi penting dalam respons imun. Pirogen endogen kemudian ditransmisikan ke pusat
pengatur suhu tubuh di hipotalamus, khususnya ke organum vasculosum lamina terminalis
(OVLT), di mana mereka mendorong sintesis prostaglandin, terutama PGE2. PGE2
meningkatkan titik set suhu tubuh untuk memicu respons demam (El-Radhi, 2019).
7. Sumber-sumber pirogen
Kebanyakan sumber utama dari pirogen adalah air yang digunakan untuk membuat larutan.
Walaupun air itu sendiri medium kultur yang buruk, kontaminasi dapat terjadi melalui
mikroorganisme yang datang dari udara dan debu (Robert, 2017).
8. Cara mencegah pirogen
Cara mencegah pirogen adalah dengan tepat merancang dan pengoperasian penyulingan,
yang sesuai untuk mencegah tetesan dari air mendidih kedalam destilat. Destilat harus
dikumpulkan dalam wadah yang telah dibilas dengan air destilat murni.
9. Cara menghilangkan pirogen
- Sterilisasi Panas : Pemanasan peralatan medis atau sediaan parenteral pada suhu tinggi
dapat membunuh pirogen.
- sterilisasi Kimia : Penggunaan bahan kimia seperti hidrogen peroksida atau etilen oksida
dapat membunuh pirogen. Metode ini biasanya digunakan untuk peralatan medis yang
sensitif terhadap panas.
- Penggunaan Bahan Bebas Pirogen: Memilih bahan medis yang sudah bebas pirogen
dapat mengurangi risiko kontaminasi. Bahan ini biasanya sudah diuji untuk memastikan
ketiadaan pirogen.
10. Uji pirogenitas
Uji pirogenitas adalah proses pengujian untuk mendeteksi keberadaan pirogen dalam sediaan
farmasi, peralatan medis, atau bahan lainnya yang akan digunakan dalam perawatan pasien.
Pirogen adalah zat yang dapat menyebabkan demam ketika masuk ke dalam tubuh, sehingga
penting untuk memastikan bahwa produk medis bebas dari pirogen sebelum digunakan
(Widyasari et al., 2016).
11. cara pemberian infus
Pilih Lokasi: Pilih pembuluh darah yang sesuai untuk pemasangan kateter atau jarum IV.
Biasanya, vena di lengan atau tangan menjadi pilihan utama.
Bersihkan Area: Bersihkan area kulit di sekitar vena dengan antiseptik untuk mencegah
infeksi.
Pasang Kateter atau Jarum IV: Masukkan kateter atau jarum IV ke pembuluh darah
dengan hati-hati. Setelah kateter atau jarum masuk, amankan dengan perban atau plester.
Pasang Set Infus: Pasang set infus (selang dan jarum) ke cairan infus. Isi set infus dengan
cairan untuk menghilangkan udara sebelum memasangnya ke kateter atau jarum IV (Rini
Maharani., 2019)
12. pewadahan infus
Jenis wadah infuse ada dua yaitu botol kaca dan kantong plastic
- Pemilihan Bahan: Bahan wadah harus kompatibel dengan cairan infus dan tidak bereaksi
dengannya. Bahan harus aman, tidak mengandung pirogen, dan tidak melepaskan
kontaminan ke dalam cairan.
- Pengisian Cairan: Pengisian cairan ke dalam wadah harus dilakukan di lingkungan
aseptik untuk menjaga kesterilan. Wadah harus diisi dengan jumlah cairan yang tepat
sesuai kebutuhan.
- Penyegelan: Wadah harus disegel dengan rapat untuk mencegah kontaminasi.
- Pengujian Kualitas: adalah dan cairan infus di dalamnya harus diuji untuk memastikan
kesterilan, kemurnian, dan tidak adanya kontaminan seperti pirogen.
- Pengujian kualitas ini memastikan produk infus aman untuk digunakan.
- Labeling: Wadah harus diberi label yang jelas dan akurat mencantumkan informasi
tentang jenis cairan, konsentrasi, volume, tanggal kedaluwarsa, dan petunjuk
penggunaan.

DAFTAR PUSTAKA

Alyah, R. (2017) ‘Deteksi Cairan Infus Melalui Sms Berbasis Mikrokontroller Arduino Uno’,
Jurnal Instek (Informatika Sains Dan Teknologi), 2(2), pp. 81–90. Available at:
https://doi.org/10.24252/instek.v2i2.4020.
Aziz, W.A., Hafid, M.A. and Alip, M. (2016) ‘PENGARUH TEKNIK STERIL TERAPI
CAIRAN INTRAVENA TERHADAP KEJADIAN PHLEBITIS DI RUANG
PERAWATAN RSUD SINJAI Wulan’, Journal of Islamic Nursing, 1(2), pp. 36–40.
El-Radhi, A.S. (2019) ‘Pathogenesis of Fever.’, Clinical Manual of Fever in Children, pp. 53–
68. Available at: https://doi.org/10.1007/978-3-319-92336-9_3.
Rini Maharani., A.M.. U.R. (2019) ‘Sistem Monitoring Dan Peringatan Pada Volume Cairan
Intravena (Infus) Pasien Menggunakan Arduino Berbasis Website’, Sistem Monitoring
Dan Peringatan Pada Volume Cairan Intravena (Infus) Pasien Menggunakan Arduino
Berbasis Website, 07(03), pp. 97–108.
Robert, T. (2017) Teknologi Sediaan Steril, Sagung Seto. Available at:
http://bppsdmk.kemkes.go.id/pusdiksdmk/wp-content/uploads/2017/08/Praktikum-
Teknologi-Sediaan-Steril-Komprehensif.pdf.
Usman, Y. (2019) ‘Pemberdayaan Masyarakat di Kampung Balang-Tangnga Kelurahan Pai Kota
Makassar tentang Edukasi dan Swamedikasi Penyakit Febris’, Indonesian Journal of
Community Dedication, 1(2), pp. 29–32. Available at:
https://doi.org/10.35892/community.v1i2.191.
Widyasari, E.M. et al. (2016) ‘EVALUASI ASPEK FARMASETIK DAN AKTIVITAS
ANTIBAKTERI SECARA IN-VITRO KIT DIAGNOSTIK 99mTc-KANAMYCIN’,
GANENDRA Majalah IPTEK Nuklir, 18(1), p. 1. Available at:
https://doi.org/10.17146/gnd.2015.18.1.2786.

Anda mungkin juga menyukai