Anda di halaman 1dari 8

1.Materi Hukum Keluarga Di Negara Kuwait.

Materi hukum keluarga yang diterapkan di Kuwait yaitu meliputi :

1. Perkawinan

Perkawinan di Kuwait dilakukan menurut hukum Islam, yang mengacu pada prinsi
p-prinsip hukum dalam Islam, seperti kesuka-rana, persetujuan kedua belah pihak, kebeb
asan memilih, kemitraan suami dan isteri, dan untuk selamanya. Sebagai contoh, dalam h
al perkawinan di Kuwait, perkawinan di bawah umur tidak diterangkan dalam hukum kel
uarga yang berlaku. Perkawinan di Kuwait juga memiliki persyaratan yang berbeda deng
an lainnya, seperti keterangan status perkawinan (Buku nikah) dan keterangan izin keluar
ga seperti orang tua, wali, suami atau istri. selain itu, persyaratan lainnya yang wajib dip
enuhi oleh calon pengantin yaitu:

1. usia perkawinan 18 tahun untuk laki-laki dan 16 tahun untuk perempuan.


2. Calon pasangan harus dalam keadaan sadar dan tidak ada kesakitan mental atau fisik
yang berpengaruh pada perkawinan, harus sedia untuk mengikuti hukum keluarga Isla
m dan menjadi suami dan isteri.
3. Calon pasangan harus mengikuti tes kesehatan sebelum pernikahan yang dikeluarkan
oleh Kementrian Kesehatan setempat
4. Calon pasangan harus memiliki keterangan sehat yang sah. 1

2. Perceraian
Hukum Kuwait memperbolehkan perceraian karena kekurangan dana, kekurang
an kebanggaan, kekurangan kepercayaan, kekurangan kewirausahaan, kekurangan kei
nginan, kekurangan kepribadian, kekurangan kepribadian, kekurangan kepribadian, ke
kurangan kepribadian, kekurangan kepribadian, kekurangan kepribadian, kekurangan
kepribadian, kekurangan kepribadian, kekurangan kepribadian, kekurangan kepribadia
n, kekurangan kepribadian, kekurangan kepribadian. Untuk menceraikan istri mereka
tanpa alasan apapun dengan hanya dengan menyatakan "aku ceraikan kamu" tiga kali s
ebelum mendapatkan ditarik kembali. Setelah pertama dan kedua perceraian, suami da

1
Muhammad Amin Summa, Hukum Keluarga Islam di Dunia Muslim (Jakarta: PT Raja Grafindo Persada, 2005),
hlm. 162-165
pat membatalkan perceraian dalam waktu 90 hari, namun untuk perceraian yang ketiga
kalinya, disebut talak bain, dan ia tidak dapat menikahinya lagi kecuali dia pertama kal
i menikah dan bercerai dengan pria lain. Hukum dalam madzhab syi’ah menetapkan ba
hwa seorang pria berada di depan hakim untuk bercerai. Sedangkan dalam madzab Su
nni untuk bercerai tidak perlu harus di depan hakim. Jika istri tidak setuju dengan pem
batalan perceraian, dia harus pergi ke pengadilan untuk menerima perceraian formal. 2

Perempuan dalam madzhab Sunni dan Syiah dapat menceraikan suami mereka.
Sebuah perceraian diprakarsai oleh isteri tersebut bersifat final. Dalam madzhab Sunni
istri bisa mengutip berbagai penyebab dalam mendukung perceraian, namun baik Sun
ni dan Syiah hukum tidak memungkinkan seorang wanita untuk menceraikan suaminy
a semata-mata karena ia menikahi wanita lain, kecuali ditentukan dalam kontrak perni
kahan mereka. Dalam kebanyakan kasus perceraian, suami diharuskan membayar pem
bayaran tunjangan bulanan untuk setiap anak yang lahir dari pernikahan mereka. Pemb
ayaran ini didasarkan pada gaji suami dan mempertimbangkan kemampuan keuangan.
Pembayaran untuk anak perempuan sampai menikah , dan anak laki-laki sampai merek
a mencapai 18. Para suami juga harus menyediakan dana untuk menutupi perumahan, t
ransportasi dan lainnya biaya pemeliharaan rumah tangga.

3. Warisan
Kewarisan di Kuwait juga mengacu pada hukum Islam, yang mengatur harta w
arisan wajib didahulukan bagi warisan pilihan, dan ketika almarhum/ahli waris tidak m
ewariskan apa-apa untuk mereka yang wajib menerima warisan, mereka akan mengam
bil warisan dari mereka yang tak berhak menerima warisan. Hal yang paling penting u
ntuk dicatat dalam warisan adalah bahwa muslim tidak dapat mewarisi non muslim da
n sebaliknya. Oleh karena itu seorang istri non muslim harus bisa dikonversi ke Islam
sebelum atau minimal segera setelah pernikahannya dan mendapatkan konversi dicatat
di Kementerian Wakaf dan Urusan Islam. Kementerian akan mengeluarkan sertifikat k
epadanya yang akan bertindak sebagai bukti hukum dalam kasus sengketa warisan. H
ukum Waris 1971 Pada tanggal 4 april keluar hukum “law on obligatory Bequest 197
1-Qanun Wasiyah al wajibah”. Hukum ini ditujukan untuk kepentingan anak cucu baik

2
Tahir Mahmood. 1987. Personal Law in Islamic Countries (History, Text and Comparative Analysis. New

Delhi. Academy of Law and Religion. Hlm. 90


yang masih hidup ataupun telah meninggal. Reformasi yang serupa telah lebih dahulu
dikenalkan di 4 negara Arab-Mesir, Moroko, Siria dan Tunisia. Setelah dikenalkan di
Kuwait. Hukum ini juga diadaptasi oleh Algeria, Irak dan Yordania. Hukum negara K
uwait tentang hak waris 1971 adalah perundangan singkat yang berisi 4 artikel. Keteta
pan-ketetapannya menguntungkan bagi anak laki-laki ahli waris, cucu laki-laki dan set
erusnya. Sedangkan pada garis keturunan perempuan, hukum ini hanya mengatur untu
k anak perempuan dari ahli waris. Sedangkan bagi orang yang bukan merupakan anak
ahli waris diatur oleh hukum baru atau berdasarkan keinginan atau kesepakatan hubun
gan orang tua mereka tanpa melebihkan batasan hak waris. Jika tidak ada kesepakatan
maka akan diberlakukan hukum yang sama. Setelah 1971 Perkembangan Penilaian pe
rsatuan/perkumpulan nasional di Kuwait pada tahun 1976 mengalami kemajuan dalam
reformasi/pembaharuan undang-undang di negara. pada bulan Februari pemimpin Ku
wait mendeklarasikan bahwa sistem undang-undang Kuwait akan disesuaikan dengan
hukum syari’ah secara bertahap. Tiga tahun kemudian persatuan nasional (pemerintah)
dibentuk lagi dan sejak itu sejumlah undang-undang baru dibuat. Diantaranya adalah h
ukum tentang status pribadi (personal status) qanun ahwal al-syakhsyiah dikatakan bah
wa undang-undang ini berdasarkan doktrin/prisip Islam dan berisi ketetapan-ketetapan.
Belakangan ini persiapan untuk menghasilkan ensiklopedia hukum islam mausu’ah al-
fiqhiyah sedang dalam proses pembuatan. Kuwait yang telah berjanji menjadi ensiklop
edia ini akan menjadi karya yang sangat berharga untuk seluruh umat muslim didunia.

1. Ketetapan Khusus Dalam undang-undang yang dibuat oleh kuwait Yaitu:

a. Penggunaan hukum waris disetujui oleh anak-anak dalam hal ini anak laki-laki at
au cucu laki-laki dari anak laki-laki ahli waris dan seterusnya.

b. Tersedianya hukum waris juga untuk anak-anak dalam hal ini anak perempuan a
hli waris tapi bukan untuk anak perempuan yang bukan keturunan ahli waris.

c. Penggunaan aturan-aturan hukum waris untuk kasus-kasus yang sesuai

d. Pembatasan yang cermat dalam pembuatan dan kontrol administrasi waqaf


keluarga.

2. Hukum Yang Dipilih


a. Jika almarhum tidak membuat wasiat untuk keturunan anaknya yang wafat sebe
lum atau bersamaan dengannya, dengan syarat bagaian harta warisan anak yang
wafat itu harusnya diteruskan ke keturunannya jika sang keturunan masih hidup
saat kematian si pemilik harta wasiat wajib dibuat atas harta itu untuk keturunan
anak yang wafat, tapi dalam batasan bagian ketiga yang dapat diwariskan, asalk
an sang keturunan itu bukanlah pewaris utama dan almarhum belum memberiny
a bagian harta dengan cara lain, yang bukan dianggap hadiah atau pembayaran.
Wasiat seperti ini terutama dilakukan terhadap keturunan anak perempuan alma
rhum. Keturunan langsung anak laki-lakinya sampai tingkat yang paling bawah
diantara mereka tiap orang dapat mengeluarkan keturunannya sendiri tapi tidak
keturunan pihak lain.

b. Jika ahli waris/almarhum telah mewariskan kepada keturunannya lebih dari kew
ajiban yang harus ia lakukan, kelebihan itu dianggap sebagai harta warisan pilih
an. Dan jika dia mewariskan kurang dari itu, itu merupakan kewajiban untuk me
menuhi hak. Sementara wasiat wajib merupakan hak beberapa orang, dan almar
hum telah berwasiat hanya untuk sebagian diantara mereka, tapi tidak untuk seb
agian lainnya diharuskan untuk memberikan pihak yang tidak dapat warisan apa
yang menjadi hak mereka. Mereka yang dapat warisan lebih sedikit dari yang se
harusnya bisa melengkapi jumlahnya dari sisa bagian ketiga yang dapat diwaris
kan atau, jika, cukup, dari situ dan dari yang telah diberikan disitu sebagai waris
an alternatif.

c. 1. Harta warisan wajib didahulukan bagi warisan pilihan.

2. Ketika almarhum/ahli waris tidak mewariskan apa-apa untuk mereka yang


wajib menerima warisan. Dan mereka mewariskan pada orang lain, maka ora
ng yang wajib memperoleh warisan akan mengambil warisan dari mereka ya
ng tak berhak menerima warisan, jika telah diwariskan kepada orang lain. Da
n almarhum/ahli waris telah mewariskan kepada mereka tapi tidak pada yang
lainnya. Itu akan menjadi kewajiban untuk menyediakan sejumlah warisan ke
pada keturunan yang kedua yang merupakan hak mereka. Untuk mereka yang
belum mewariskan.
4. Wakaf
Hukum Kuwait mengatur hukum wakaf keluarga, yang diterapkan dalam Undang-
Undang Wakaf Tahun 1951 dan Undang-Undang Nomor 5 Tahun 1977. Pada tahun 195
0 shaikh Abdullah al-Salim al-Sabah adalah pemimpin Kuwait. Selama masa pemerintah
annya sejumlah undang-undang baru dibuat. Diantaranya adalah undang-undang syari’ah
yang mengatur tentang Waqaf 1951 dengan membuat batasan-batasan waqaf keluarga pa
da keadaan - keadaan tertentu. Itu berdasarkan hukum Arab tentang Waqaf 1946 dan huk
um Lebanon pada waqaf keluarga. Wakaf pada masa dinasti Islam memiliki peran signif
ikan dalam pembangunan negara, misalnya masa Dinasti Saljuk, harta wakaf dimanfaatk
an untuk membangun tempat pemberhentian sementara kafilah dagang yang melewati jal
ur perdagangan, para pedagang diperkenankan untuk beristirahat selama tiga hari tanpa b
ayaran, dan memperoleh makanan gratis pula. Wakaf pada masa dinasti Ustmani berkuas
a dikenal dengan istilah vakviye yang berarti pelayanan publik. Di sini wakaf telah memi
liki peran dalam membiayai pelayanan publik dan pembangunan bangunan-bangunan se
ni budaya. Konsep wakaf dilakukan dengan cara pemilik tanah memberikan Hak bagi ses
eorang yang ingin memanfaatkan tanah dan kesepakatan di awal bahwa si pengelola dap
at mewariskan tanah yang dikelolanya kepada keturunannya. Luas tanah wakaf pada tahu
n 1923 adalah 2/3 yang merupakan tanah subur. Di negara Irak (Kuwait Baghdad) pada
masa dinasti Abbasiyyah, wakaf dikelola oleh seorang qodhi yang selalu memonitor wak
af harta bergerak yang ditampung dalam Baitul Mal. Wakaf tidak hanya diperuntukkan b
agi fakir miskin, pada masa ini wakaf memiliki sebuah inovasi dalam pembagian harta w
akaf, sehingga harta wakaf juga diperuntukkan untuk tempat-tempat ibadah, pengungsian,
perpustakaan, sarana pendidikan, beasiswa bagi para pelajar, gaji bagi para guru dan ora
ng-orang yang memiliki kaitannya dengannya.

5. Hak Asuh
Hukum Kuwait mengatur hak asuh, yang merupakan hak yang diberikan kepada
wali atau wali hak asuh untuk memelihara hak waris. Dalam hal berkaitan dengan mas
alah hak asuh anak muda / anak-anak umumnya akibat perceraian, baik dalam madzha
b Sunni dan Syiah masalah hak asuh diserahkan ke ibu. Hukum Sunni memungkinkan
anak anak yang telah mencapai pubertas untuk memilih ayah atau ibu untuk tinggal be
rsama. Anak perempuan tinggal bersama ibunya sampai dia menikah. Menurut hukum
Syiah, ibu dapat memiliki hak asuh anak anak sampai usia 7 tahun setelah itu ia tingga
l bersama ayahnya Peradilan agama di Kuwait mengacu pada hukum Islam, yang men
gatur tentang perkawinan, perceraian, dan keluarga.3

6. Arbitrase

Hukum Kuwait mengatur arbitrase, yang merupakan proses pemberian hukum ya


ng dilakukan oleh seorang pengarah hukum yang ditetapkan. Arbitrase hukum keluarga d
i Kuwait adalah proses yang digunakan untuk membantu mengatasi masalah yang berkai
tan dengan hukum keluarga, seperti perkawinan, perceraian, dan keluarga. Arbitrase huk
um keluarga di Kuwait dilakukan oleh Mahkamah Arbitrase Hukum Keluarga, yang mer
upakan bagian dari sistem hukum keluarga di Kuwait. Arbitrase hukum keluarga di Kuw
ait mengacu pada ketentuan yang telah ditetapkan dalam Hukum Peradilan Kuwait (Qan
un Al-Hukum Al-Ijtima'i) dan Hukum Peradilan Tinggi Kuwait (Qanun Al-Hukum Al-Ijt
ima'i Al-A'la). Arbitrase hukum keluarga di Kuwait menggunakan prinsip-prinsip yang d
ijelaskan dalam Al-Qur'an dan Hadits, serta prinsip-prinsip yang telah ditetapkan dalam
peraturan hukum keluarga di Kuwait. Arbitrase hukum keluarga di Kuwait bertujuan unt
uk membantu mengatasi masalah yang berkaitan dengan hukum keluarga secara aman, c
epat, dan efisien. Arbitrase hukum keluarga di Kuwait juga bertujuan untuk membantu m
engurangi beban pengadilan yang terkait dengan masalah hukum keluarga.Untuk melaku
kan arbitrase hukum keluarga di Kuwait, calon pasangan harus memenuhi syarat yang di
perlukan, seperti umur yang diperlukan, kesadaran, dan kesediaan pasangan.

7. Pidana Perkawinan
Hukum Kuwait mengatur pidana perkawinan, yang merupakan pidana yang diteri
ma di negara ini. Pidana perkawinan di Kuwait adalah ketentuan hukum yang mengatur t
entang perkara-perkara yang dilarang atau disarankan dalam perkawinan. Berikut adalah
beberapa aspek yang diatur dalam pidana perkawinan di Kuwait:

1. Perkawinan yang tidak sah: Perkawinan yang tidak sah atau yang tidak dilakukan men
urut hukum masing-masing agama dan kepercayaannya dilarang.

3
Ibid 92
2. Perkawinan yang tidak dilakukan dengan tujuan sejahtera: Perkawinan yang tidak dila
kukan dengan tujuan membentuk keluarga atau rumah tangga yang bahagia dan keka
l berdasarkan Ketuhanan Yang Maha Esa dilarang.
3. Perkawinan yang tidak dilakukan dengan tujuan kekal: Perkawinan yang tidak dilakuk
an dengan tujuan kekal berdasarkan Ketuhanan Yang Maha Esa dilarang.
4. Perkawinan yang tidak dilakukan dengan tujuan sejahtera: Perkawinan yang tidak dila
kukan dengan tujuan membentuk keluarga atau rumah tangga yang bahagia dilarang.

Selain itu, pidana perkawinan di Kuwait juga mengatur tentang perkara-perkara y


ang dilarang dalam perkawinan, seperti perkawinan yang tidak dilakukan dengan tujuan
ke-hamilan, perkawinan yang tidak dilakukan dengan tujuan ke-hamilan, dan perkawina
n yang tidak dilakukan dengan tujuan ke-hamilan.

8. Hukum Perorangan
Hukum Kuwait mengatur hukum perorangan, yang merupakan hukum yang meli
puti kepentingan individu dalam kehidupan. Hukum perorangan di Kuwait adalah hukum
yang mengatur tentang hak-hak dan kewajiban individu dalam sosial, ekonomi, dan polit
ik. Hukum perorangan di Kuwait mengacu pada hukum syariah, hukum perundang-unda
ngan, dan hukum peraturan-peraturan. Hukum perorangan di Kuwait mengatur tentang b
eberapa aspek, seperti:

1. Hak Asuh: Hak asuh adalah hak yang diberikan kepada orang yang memiliki hubunga
n keluarga dengan orang yang meninggal atau tidak tersedia. Hukum perorangan di
Kuwait mengatur tentang hak asuh bagi orang yang memiliki hubungan keluarga den
gan orang yang meninggal atau tidak tersedia.
2. Warisan: Warisan adalah hak yang diberikan kepada orang yang memiliki hubungan k
eluarga dengan orang yang meninggal atau tidak tersedia. Hukum perorangan di Kuw
ait mengatur tentang warisan bagi orang yang memiliki hubungan keluarga dengan or
ang yang meninggal atau tidak tersedia.
3. Perkawinan: Hukum perorangan di Kuwait mengatur tentang perkawinan, yang merup
akan hubungan keluarga yang disebutkan dalam Al-Qur'an. Perkawinan harus dilaku
kan dengan syarat yang diperlukan, seperti umur yang diperlukan, kesadaran, dan kes
ediaan pasangan.4

4
Salma Waheedi, Islamic Sharia in The Legal Orders of Saudi Arabia and Kuwait. Constitutional Review in the
Middle East and North Africa, 2021. 323 - 325

Anda mungkin juga menyukai