Anda di halaman 1dari 2

Nama : Deya Aropannisa D

NPM : 2216031128
Kelas : Reguler D
Mata Kuliah : Komunikasi Politik
Dosen Pengampu : Dr. Nanang Trenggoni, M.Si.

TUGAS 1
“Surat Cinta Untuk Sahabat Ku”
Hai kenalin saya Deya Aropannisa, surat ini saya tulis untuk sahabat-sahabat saya yang sudah
selalu ada disaat saya butuh uluran tangan mereka. Saya punya banyak teman, teman SD, teman
SMP, teman SMA, teman kuliah, dan teman teman lainnya. Tapi untuk sahabat, saya hanya
punya dua orang sahabat, saya bertemu mereka saat SMP. Surat ini saya buat sebagai bentuk
Syukur dan ucapan terimakasih karena mereka sudah mau jadi sahabat saya dan selalu ada saat
saya butuh bantuan apapun itu.
Tu, itu panggilan saya kepada salah satu sahabat saya, dia adalah anak kedua. Kami berdua
memiliki kepribadian dan sifat yang sangat jauh berbeda. Mulai dari selera makanan, dia suka
mie ayam saya suka bakso. Selera fashion, dia yang suka warna warni saya yang hanya hitam
putih. Selera film, dia yang suka horror dan saya yang romans. Saya sendiri pun sebenarnya
bingung bagaimana bisa kami yang memiliki perbedaan ini bisa disatukan pada sebuah ikatan
persahabatan?. Tak jarang kami juga sering bertengkar kecil hanya karena perbedaan pendapat.
Tapi terlepas dari itu saya sangat bersyukur bisa kenal dia, dia yang bisa diandalkan, dia yang
selalu ceria dan selalu membuat suasana jadi riang gembira.
Tu terimakasih ya sudah hadir di hidup saya. Tetap lah berbuat baik, jaga selalu kecerian yang
sudah ada di diri kamu sampai kita tua nanti, supaya jika saya merasa lelah dihari tua saya tau
harus kemana dan mencari siapa. Saya tau kita punya kesibukan yang berbeda, tapi saya harap
kita akan selalu mengusahakan waktu agar kita tetap terus bermain, walaupun tidak sesering
dulu. Dia ini memiliki kepribadian yang gampang sekali memikirkan perkataan orang lain. Tu
selalu jadi orang baik dimanapun ya, jangan pikirin omongan orangan lain, karena yang punya
hak atas dirimu ya dirimu sendiri. Apapun pikiran orang lain terhadap mu, itu hanya lah pikiran
orang lain. Jangan kamu anggap sebagai penghalang, selagi yang kamu lakukan itu benar dan
tidak merugikan siapapun, terus lakukan itu. Terus berjalan ya tu, tidak apa lambat asal jangan
berhenti.
Sahabat saya selanjutnya biasa saya panggil Tir, dia ini anak pertama. Saya juga anak pertama
jadi dapat disimpulkan kami memiliki kepribadian yang hampir sama. Tir ini juga saya bertemu
waktu SMP, saya dan dia sekelas saat itu duduk sisatu meja, setelah mengobrol lama ternyata
kita cocok. Kami sering main, kemana mana selalu bersama bahkan semua orang jika ingin
mencari dia bertanya ke saya. Dulu saya tidak pernah menyangka akan bisa sedekat ini dengan
tir, karena kami berasal dari latar belakang ekonomi keluarga yang sangat jauh berbeda. Saya
merasa bahwa jika saya berteman dengan dia, apa saya bisa mengimbangi gaya hidup nya?,
apa saya tidak dihina? Apa dia mau berteman dengan orang miskin seperti saya? Ya kurang
lebih begitu pertanyaan yang dulu saya selalu pikirkan sebelum berteman dengan nya. Namun
seiring berjalan nya waktu ternyata semua pertanyaan itu terjawab dengan sendiri nya, dia yang
tidak pernah mempermasalahkan pertanyaan yang saya pikirkan dulu. Dia orang yang sangat
baik dan ramah, tidak pernah menilai orang dengan harta, tidak pernah meremehkan orang lain,
selalu menghargai semua orang, dan dia juga tidak pernah mau menggunakan privilege orang
tua nya hanya untuk kepentingan dan kepuasaan pribadi nya.
Sekarang kita sudah tidak bisa main sesering dulu, kita dipisahkan karena Pendidikan. Dia yang
melanjutkan Pendidikan tinggi nya ke kota Yogyakarta, dan saya yang memilih untuk tetap di
Lampung. Waktu libur pun kami berbeda, kadang waktu saya libur dia belum dan begitu pula
sebaliknya. Namun walaupun begitu kami masing sering bertukar cerita dan berkomunikasi
melalui media elektronik. Tir jaga diri baik-baik ya di kota orang, ingat tujuan awal kamu
kesana mau apa, jangan kebawa pengaruh lingkungan yang buruk. Walaupun kita sudah jarang
bertemu dan dipisahkan jarak yang sangat jauh, saya tetap saya jika kamu ada masalah kamu
masih bisa panggil saya. Saya masih se fleksible dulu, masih bisa pergi di jam 2 pagi, masih
bisa tiba-tiba keluar kota. Intinya saya masih sama.
Ya itulah kedua sahabat terbaik saya yang selalu ada disaat saya butuh, mereka yang selalu
menghibur saya saat saya sedang terpuruk, mereka yang menemani saya saat saya bersedih,
mereka juga yang merayakan semua kebahagian saya. Saya sangat bersyukur sekali bisa
mengenal mereka, saya juga sadar saya masih banyak kurang nya, di surat ini saya juga ingin
mengucapkan kata maaf. Maaf ya tu, tir jika selama saya jadi sahabat kalian sering membuat
kalian merasa sakit hati dengan perkataan ataupun perbuatan saya yang disengaja maupun tidak
disengaja. Jika saya salah tolong ingatkan, jangan pergi dari kehidupan saya, saya akan bingung
bertanya kesiapa jika saya tidak mengerti sesuatu, saya akan bingung akan pergi kemana jika
saya merasa lelah, saya juga akan bingung akan cerita kesiapa jika saya sedang jatuh cinta jika
tidak ada kalian.
Saya tau setiap pertemuan pasti ada perpisahan, tapi tuhan bisakan saya meminta agar
pertemuan kami ini hanya boleh dipisahkan oleh ketetapan mu yang tidak bisa kami ubah yaitu
kematian?.

Anda mungkin juga menyukai