Anda di halaman 1dari 69

SKRIPSI

PENGARUH DIAMETER MEDIA FILTRASI ZEOLIT TERHADAP


TURBIDITY, TOTAL DISOLVED SOLIDS DAN TOTAL SUSPENDED SOLIDS
PADA REAKTOR FILTER

Diajukan Sebagai Syarat Untuk Memperoleh Gelar Sarjana Teknik

Disusun Oleh:
Hanif
NIM: 331510131

PROGRAM STUDI TEKNIK LINGKUNGAN


FAKULTAS TEKNIK
UNIVESITAS PELITA BANGSA
BEKASI
2020

i
LEMBAR PENGESAHAN

SKRIPSI
PENGARUH DIAMETER MEDIA FILTRASI ZEOLIT TERHADAP
TURBIDITY, TOTAL DISOLVED SOLIDS DAN TOTAL SUSPENDED SOLIDS
PADA REAKTOR FILTER

Disusun oleh:
Hanif
NIM. 331510131
Telah diperiksa dan disetujui tanggal: 30 Januari 2020
Dosen Penguji I : Dosen Penguji II :

Dr. Ir. Supriyanto, M.P Putri Anggun Sari, S. Pt., M. Si.


NIDN. 040166605 NIDN.0424088403

Dosen Pembimbing I : Dosen Pembimbing II :

Dodit Ardiatma S. T., M. Sc. Nur Ilman Ilyas S. T., M. M.


NIDN. 0403029201 NIDN.0405119102

Mengetahui,
Ketua Program Studi Teknik Lingkungan :

Dodit Ardiatma S. T., M. Sc.


NIDN. 0403029201

Dekan Fakultas Teknik :

Putri Anggun Sari, S. Pt., M. Si.


NIDN. 0403029201

i
LEMBAR PERNYATAAN KEASLIAN

Saya yang bertanda tangan di bawah ini:


Nama : Hanif
NIM : 331510131
Judul Skripsi : Pengaruh Diameter Media Filtrasi Zeolit Terhadap Turbidity,
Total Disolved Solids dan Total Suspended Solids Pada Reaktor
Filter.
Menyatakan dengan sebenarnya bahwa penulisan skripsi ini berdasarkan hasil
pemikiran dan pemaparan asli dari saya sendiri. Jika terdapat karya orang lain,
saya akan mencantumkan sumber yang jelas. Pernyataan ini saya buat dengan
sebenarnya dan apabila dikemudian hari terdapat penyimpangan dan ketidak-
benaran dalam pernyataan ini, maka saya bersedia menerima sanksi akademik
dan sanksi lain sesuai dengan peraturan yang berlaku di Universitas Pelita
Bangsa.
Demikian pernyataan ini saya buat dalam keadaan sadar tanpa ada paksaan dari
pihak manapun.

Bekasi, 22 Januari 2020

Hanif
331510131

ii
HALAMAN PERNYATAAN PERSETUJUAN PUBLIKASI KARYA

ILMIAH UNTUK KEPENTINGAN AKADEMIS

Sebagai citivas akademik Universitas Pelita Bangsa, saya yang bertanda tangan di
bawah ini:
Nama : Hanif
NIM : 331510131
Program Studi : Teknik Lingkungan (S1)
Jenis Karya : Skripsi
Demi pembangunan imku pengetahuan, menyetujui untuk memberikan kepada
Universitas Pelita Bangsa Hak Bebas Royalti Non-Eksklusif (Non-Exclusive Royalty
Free Right) atas karya ilmiah saya yang berjudul:

PENGARUH DIAMETER MEDIA FILTRASI ZEOLIT TERHADAP


TURBIDITY, TOTAL DISOLVED SOLIDS DAN TOTAL SUSPENDED SOLIDS
PADA REAKTOR FILTER

Beserta perangkat yang ada (jika diperlukan). Dengan Hak Bebas Royalti Non-
Eksklusif ini, Universitas Pelita Bangsa berhak meyimpan, mengalih media/formatkan,
mengelola dalam bentuk pangkalan data (database), merawat dan mempublikasikan
skripsi saya selama tetap mencantumkan nama saya sebagai penulis/pencipta dan
sebagai pemilik hak cipta.
Demikian pertanyataan ini saya buat dengan sebenarnya.

Bekasi, 25 Januari 2020

Hanif
331510131

iii
ABSTRAK

Air tanah di wilayah desa Pasirlimus sebagian besar berwarna kuning yang diduga
tingkat kekeruhan melebihi ambang batas, sehingga perlu dilakukan pengolahan agar
air tanah memenuhi persyaratan kualitas air bersih. Air tanah diolah menggunakan
reaktor filter saringan pasir lambat dengan single media filter pasir zeolit dengan
variasi diameter pasir berukuran 0.1 – 0.25 mm, 0,25 – 0.5 mm dan 0.5 – 1.0 mm. Jenis
penelitian ini adalah kuantitatif dengan instrument eksperimental. Teknik pengambilan
sampel dalam penelitian ini adalah grab sampling dengan pengambilan sampel
bedasarkan bedar diameter zeolit pada reaktor filter dan kemudian sampel diuji
laboratorium. Berdasarkan hasil analisa laboratorium persentase penurunan parameter
turbidity, total disolved solids, dan total suspended solid menggunakan variasi
diameter media filtrasi zeolit 0.1 – 0.25 mm, 0,25 – 0.5 mm, 0.5 – 1.0 mm pada reaktor
diameter 0.1 – 0.25 mm 94% parameter turbidity, 90% parameter total disolved solids,
90% total suspended solid. diameter media 0,25 – 0.5 mm adalah turbidity 64%,
sedangkan Total Disolved Solids adalah 84% dan total suspended solid adalah 73%.
1.0 – 2.0 mm adalah turbidity 10%, sedangkan total disolved solids adalah 16% dan
total suspended solid adalah 14% dan besar koefisien determinasi (𝑅 2 ) turbidity
dengan menggunakan variasi diameter pada konsentrasi 283 NTU adalah 0.9996, TDS
pada konsentrasi 791 mg/L adalah 0.9134, TSS pada konsentrasi 82 mg/L adalah
0.9722.

Kata Kunci: Single Media Filter, Zeolit, Variasi Diameter Pasir, Turbidity, TDS, TSS.

iv
ABSTRACT

Groundwater in the village area of Pasirlimus is mostly yellow in color, which is


estimated to have a turbidity level that exceeds the threshold, so it needs to be treated
so that ground water meets the requirements for clean water quality. Ground water is
treated using a slow sand filter reactor with a single zeolite sand filter media with
variations in the diameter of sand measuring 0.1 - 0.25 mm, 0.25 - 0.5 mm and 0.5 -
1.0 mm. This type of research is quantitative with experimental instruments. The
sampling technique in this study is grab sampling by taking a sample based on the
diameter of the zeolite in the filter reactor and then the sample is laboratory tested.
Based on the results of laboratory analysis the percentage decrease in turbidity
parameters, total disolved solids, and total suspended solid using zeolite filtration
media diameter variations 0.1-0.25 mm, 0.25-0.5 mm, 0.5-1.0 mm in the reactor
diameter 0.1-0.25 mm 94% turbidity parameters , 90% of the parameters total disolved
solids, 90% of total suspended solids. media diameter 0.25 - 0.5 mm is turbidity 64%,
while Total Disolved Solids are 84% and total suspended solid is 73%. 1.0 - 2.0 mm is
10% turbidity, while total disolved solids are 16% and total suspended solid is 14%
and the coefficient of determination (R ^ 2) turbidity by using a diameter variation at
283 NTU concentration is 0.9996, TDS at a concentration of 791 mg / L is 0.9134, TSS
at a concentration of 82 mg / L is 0.9722.

Keywords: Single Media Filter, Zeolites, Sand Diameter Variation, Turbidity, TDS,
TSS.

v
KATA PENGANTAR

Puji dan syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT. yang telah melimpahkan
rahmat dan hidayah-Nya kepada kita semua, shalawat dan salam semoga terlimpah
curahkan kepada nabi Muhammad SAW. Adapun maksud dan tujuan dari skripsi
tentang “Pengaruh Diameter Media Filtrasi Zeolit Terhadap Turbidity, Total Disolved
Solids dan Total Suspended Solids Pada Reaktor Filter” ini adalah untuk memenuhi
persyaratan penelitian guna melengkapi kurikulum dalam Program Studi Teknik
Lingkungan Universitas Pelita Bangsa.
Pada kesempatan ini penyusun mengucapkan terima kasih kepada :
1. Ibu Putri Anggun Sari, S.Pt., M.Si. selaku Dekan Fakultas Teknik, sekaligus
dosen pembimbing akademis saya di Universitas Pelita Bangsa.
2. Bapak Dodit Ardiatma, S. T., M. Sc. selaku Kepala Program Studi Teknik
Lingkungan Universitas Pelita Bangsa dan pembimbing I mata kuliah skripsi
Universitas Pelita Bangsa.
3. Bapak Nur Ilman Ilyas, S. T., M. M. selaku dosen pembimbing II mata kuliah
skripsi Universitas Pelita Bangsa.
4. Keluarga serta teman-teman yang telah memberikan motivasi, dukungan, dan
bantuan dalam menyelesaikan skripsi ini.
Penyusun menyadari bahwa skripsi ini masih jauh dari sempurna, oleh karena itu
penulis mengharapkan adanya kritik dan saran yang bersifat membangun untuk
memperbaiki penyusunan skripsi ini.

Bekasi, 22 Januari 2020

Hanif
331510131

i
DAFTAR ISI

LEMBAR PENGESAHAN...................................................................................... i

LEMBAR PERNYATAAN KEASLIAN ............................................................... ii

HALAMAN PERNYATAAN PERSETUJUAN PUBLIKASI KARYA ILMIAH


UNTUK KEPENTINGAN AKADEMIS .............................................................. iii

ABSTRAK ............................................................................................................. iv

ABSTRACT ............................................................................................................. v

KATA PENGANTAR .............................................................................................. i

DAFTAR ISI ........................................................................................................... ii

DAFTAR GAMBAR.............................................................................................. vi

DAFTAR TABEL ................................................................................................. vii

DAFTAR LAMPIRAN ........................................................................................ viii

BAB I PENDAHULUAN ........................................................................................ 1

1.1. Latar Belakang Masalah ............................................................................. 1

1.2. Identifikasi Masalah ................................................................................... 2

1.3. Batasan Masalah ......................................................................................... 2

1.4. Rumusan Masalah ...................................................................................... 3

1.5. Tujuan Penelitian ........................................................................................ 3

1.6. Manfaat Penelitian ...................................................................................... 3

1.6.1. Manfaat bagi Mahasiswa ..................................................................... 3

1.6.2. Manfaat bagi Program Studi Teknik Lingkungan ................................. 4

1.6.3. Manfaat bagi Masyarakat..................................................................... 4

ii
BAB II TINJAUAN PUSTAKA ............................................................................. 5

2.1. Filtrasi ........................................................................................................ 5

2.1.1. Faktor – faktor yang Mempengaruhi Filtrasi ........................................ 5

2.2. Media Filtrasi ............................................................................................. 7

2.3. Zeolit .......................................................................................................... 8

2.4. Saringan Pasir Lambat ................................................................................ 8

2.4.1. Jenis – Jenis Saringan Pasir Lambat Konvensional .............................. 9

2.4.2. Keunggulan Pengolahan Air Bersih dengan Menggunakan Sistem


Saringan Pasir Lambat ..................................................................................... 11

2.4.3. Kelemahan dari Sistem Saringan Pasir Lambat .................................. 12

2.5. Saringan Pasir Cepat ................................................................................. 13

2.5.1. Keunggulan dari Sistem Saringan Pasir Cepat ................................... 14

2.5.2. Kelemahan dari Sistem Saringan Pasir Cepat ..................................... 15

2.6. Perbedaan Saringan Pasir Lambat dengan Pasir Cepat .............................. 15

2.7. Analisa Kualitas Air ................................................................................. 16

2.7.1. Kekeruhan ......................................................................................... 16

2.7.2. Zat padat Terlarut (Total Disolved Solids).......................................... 17

2.7.3. Total Padatan Tersuspensi (Total Suspended Solids) .......................... 18

2.7.4. Baku Mutu Kualitas Air Bersih Parameter Fisik ................................ 19

2.8. Penelitian Terdahulu yang Relevan ........................................................... 19

BAB III METODE PENELITIAN ....................................................................... 22

3.1. Waktu Tempat Penelitian .......................................................................... 22

3.1.1. Tempat Penelitian .............................................................................. 22

iii
3.1.2. Waktu Penelitian ............................................................................... 22

3.2. Bahan dan Alat Penelitian ......................................................................... 23

3.2.1. Bahan Penelitian ................................................................................ 23

3.2.2. Alat Penelitian ................................................................................... 23

3.3. Tahapan Penelitian ................................................................................... 24

3.3.1. Pembuatan Reaktor Filter .................................................................. 24

3.3.2. Pencucian Media Filter dan Pemasangan Media Filter ....................... 25

3.3.3. Perhitungan Reaktor Filter ................................................................. 26

3.3.4. Pengoprasian Reaktor Filter ............................................................... 27

3.4. Variabel Penelitian ................................................................................... 29

3.4.1. Variabel Bebas .................................................................................. 29

3.4.2. Variabel Terikat................................................................................. 29

3.5. Metode Penelitian ..................................................................................... 29

3.5.1. Metode Pengumpulan Data ................................................................ 30

3.5.2. Metode Analisa ................................................................................. 30

3.6. Tahap Pelaksanaan Penelitian ................................................................... 31

3.7. Metode Sampel ......................................................................................... 33

3.7.1. Pengukurn Analisa Kualitas Air ............................................................ 33

BAB IV HASIL DAN PEMBBAHASAN ............................................................. 34

4.1 Kriteria Desain Reaktor Filter ................................................................... 34

4.2 Hasil Analisis Air Baku ............................................................................ 38

4.3 Hasil Analisis Media Reaktor Filter .......................................................... 39

iv
4.4 Efisiensi Hasil Penurunan Turbidity, Total Disolved Solids, dan Total
Suspended Solid Pada Reaktor ............................................................................ 41

4.5 Hasil Analisis Penurunan dengan menggunakan media reaktor pasir zeolite
berukuran 0.1 – 0.25 mm, 0,25 – 0.5 mm, 0.5 – 1.0 mm ...................................... 44

4.6 Analisis Koefisien Determinasi terhadap Variasi Diameter Zeolit Terhadap


Penurunan Turbidity, TDS dan TSS...................................................................... 47

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN ................................................................. 49

5.1 Kesimpulan .............................................................................................. 49

5.2 Saran ........................................................................................................ 49

DAFTAR PUSTAKA ............................................................................................ 50

LAMPIRAN .......................................................................................................... 53

DAFTAR RIWAYAT HIDUP .............................................................................. 55

v
DAFTAR GAMBAR

Gambar 2. 1 Komponen Dasar Saringan Pasir Lambat Sistem Kontrol Inlet .......... 10

Gambar 2. 2 Komponen Dasar Saringan Pasir Lambat Sistem Kontrol Outlet........ 11

Gambar 2. 3 Saringan Pasir Cepat ......................................................................... 13

Gambar 3. 1 Reaktor Saringan Pasir Lambat ......................................................... 25

Gambar 3. 2 Susunan Media Filter Saringan Pasir Lambat .................................... 26

Gambar 3. 3 Tahapan Pengoprasian Reaktor Filter ................................................ 28

Gambar 4. 1 Reaktor Filter .................................................................................... 34

Gambar 4. 2 Media Filter ...................................................................................... 37

Gambar 4. 3 Penurunan Turbidity .......................................................................... 42

Gambar 4. 4 Penurunan Total Disolved Solids ....................................................... 43

Gambar 4. 5 Penurunan Total Suspended Solid ...................................................... 44

Gambar 4. 6 Hasil Analisis Penurunan Turbidity, TDS, TSS ................................. 46

Gambar 4. 7 Besar Koefisien Determinasi ............................................................. 47

vi
DAFTAR TABEL

Tabel 2. 1 Perbedaan Antara Saringan Pasir Lambat dengan Saringan Pasir Cepat . 15

Tabel 2. 2 Penelitian Terdahulu yang Relevan ........................................................ 20

Tabel 4. 1 Kecepan Aliran Filter Qasim……………………………………………..35

Tabel 4. 2 Perhitungan Kecepatan Aliran Reaktor Filter SNI .................................. 36

Tabel 4. 3 Kecepatan Aktual Aliran Air ................................................................. 36

Tabel 4. 4 Laporan hasil uji Laboratorium Kampus Pelita Bangsa .......................... 38

Tabel 4. 5 Hasil Analisis Air Baku Sribangun ........................................................ 39

Tabel 4. 6 Hasil Analisis Diameter 0.5 – 1.0 mm.................................................... 39

Tabel 4. 7 Hasil Analisis Diameter 0.25 - 0.5 ......................................................... 40

Tabel 4. 8 Hasil Analisis Diameter 0.1 - 0.25 mm .................................................. 40

Tabel 4. 9 Hasil Penurunan Turbidity ..................................................................... 41

Tabel 4. 10 Hasil Penurunan Total Disolved Solids ................................................ 42

Tabel 4. 11 Hasil Penurunan Total Suspended Solid ............................................... 43

Tabel 4. 12 Hasil Penurunan Turbidity, Total Disolved Solids dan Total Suspended
Solid ....................................................................................................................... 45

vii
DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran 1 Gambar Teknik Proses Filtrasi…………………………………….. 53


Lampiran 2 Hasil Laboratorium………………………………………………... 54

viii
BAB I

PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang Masalah


Air tanah di wilayah desa Pasirlimus sebagian besar berwarna kuning yang
diduga tingkat kekeruhan melebihi ambang batas, sehingga perlu dilakukan
pengolahan agar air tanah memenuhi persyaratan kualitas air bersih. Kekeruhan yang
tinggi dapat menyebabkan masalah estetika seperti air berwarna, keruh, menimbulkan
noda pada pakaian. Filter air suatu alat yang berfungsi untuk menyaring dan
menghilangkan kontaminan di dalam air dengan mengunakan penghalang atau, media
baik secara proses fisika, kimia, maupun biologi. Yang utama pada kegunaan filter air
yaitu untuk membuat air keruh menjadi lebih jernih. Filtrerisasi merupakan salah satu
proses pengolahan air bersih yang mampu menghilangkan partikel-partikel koloid
yang terdapat dalam air sehingga mampu meningkatkan kualitas air dengan hasil air
menjadi lebih jernih dan layak untuk digunakan.
Berdasarkan kecepatan alirannya filter terbagi menjadi 2 yaitu saringan pasir
lambat dan saringan pasir cepat, namun saringan pasir lambat menjadi alternatif
pilihan yang digunakan karna filter yang dihasilkan lebih optimal dibanding saringan
pasir cepat. Sistem saringan pasir lambat merupakan salah satu teknik filter yang
menggunakan pasir dan kerikil sebagai media filternya, media filtrer pada unit filter
berfungsi untuk menyaring pengotor yang terdapat dalam air, sehingga output air yang
dihasilkan bersih. Media filter yang sering digunakan antara lain pasir silika, zeolit,
ijuk, gravel, antrasit, karbon aktif dan lainnya. Zeolit adalah kristal alumina silika
tetrahedral yang mempunyai struktur kerangka tiga dimensi. Zeolit tergolong dalam
material nanopori dengan ukuran pori antara 0,3-1,5 nm. Sehingga zeolit dapat
dimanfaatkan sebagai adsorben, penukar ion, dan katalis (Aubach, dkk, 2003 dalam
Mirna, 2014). Selain itu zeolit juga dapat dimanfaatkan sebagai pendukung pada

1
piranti elektronika yaitu sebagai material semikonduktor (Kalogeras dan Dova, 1998
dalam Mirna, 2014).
Berdasarkan uraian diatas, dalam penelitian ini tingkat kekeruhan (turbidity),
total disolved solids, dan total suspended Solids akan diolah menggunakan reaktor
filter saringan pasir lambat media pasir zeolit sebagai single media filternya dengan
variasi diameter pasir berukuran 0.1 – 0.25 mm, 0,25 – 0.5 mm, 0.5 – 1.0 mm yang
akan menjadi perbandingan untuk mengetahui efektivitas pasir zeolit sebagai single
media filter dan kinerja reaktor saringan pasir lambat dalam meningkatkan kualitas
air.

1.2. Identifikasi Masalah


Identifikasi masalah ini adalah Air tanah di wilayah desa Pasirlimus sebagian
besar berwarna kuning yang diduga tingkat kekeruhan melebihi ambang batas,
sehingga perlu dilakukan pengolahan agar air tanah memenuhi persyaratan kualitas air
bersih.

1.3. Batasan Masalah


Batasan masalah yang akan dikaji dalam penelitian ini adalah :
1. Konsentrasi parameter turbidity, total disolved solids, dan total suspended solid
2. Pengaruh variasi diameter zeolit berukuran, 0.1 – 0.25 mm, 0,25 – 0.5 mm, 0.5
– 1.0 mm
3. Air sumur dengan metode filtrasi

2
1.4. Rumusan Masalah
Berdasarkan batasan masalah diatas, maka dapat dirumaskan rumusan masalah
sebagai berikut:
1. Berapakah persentase penurunan parameter turbidity, total disolved solids, dan
total suspended solid menggunakan varuasi diameter media filtrasi zeolit 0.1 –
0.25 mm, 0,25 – 0.5 mm, 0.5 – 1.0 mm pada reaktor filter
2. Berapakah besar koefisien determinasi variasi diameter media filter zeolit
terhadap penurunan parameter turbidity, total disolved solids, dan total
suspended solid menggunakan reaktor filter
1.5. Tujuan Penelitian
Berdasarkan batasan masalah diatas, maka dapat dirumaskan rumusan masalah
sebagai berikut:
1. Mengetahui persentase penurunan parameter turbidity, total disolved solids,
dan total suspended solid menggunakan variasi diameter media filtrasi zeolit
0.1 – 0.25 mm, 0,25 – 0.5 mm, 0.5 – 1.0 mm pada reaktor filter
2. Mengetahui besar koefisien determinasi variasi diameter media filter zeolit
terhadap penurunan parameter turbidity, total disolved solids, dan total
suspended solid menggunakan reaktor filter

1.6. Manfaat Penelitian

1.6.1. Manfaat bagi Mahasiswa


Manfaat penelitian ini bagi mahasiswa sebagai berikut:
1. Kegiatan penelitian ini merupakan suatu kegiatan dimana mahasiswa mampu
mengeksplore pengetahuan tentang filtrasi
2. Hasil penelitian ini harap dapat dijadikan literatur untuk penelitian selanjutnya.

3
1.6.2. Manfaat bagi Program Studi Teknik Lingkungan
Manfaat penelitian ini untuk Program Studi Teknik Lingkungan sebagai
berikut:
1. Penelitian ini diharapkan mampu menjadi bahan ajar maupun evaluasi dalam
pembelajaran.
2. Hasil penelitina ini harap dijadikan penelitian lanjutan umumnya bagi
mahasiswa Universitas Pelita bangsa dan khususnya bagi Program Studi
Teknik Lingkungan
1.6.3. Manfaat bagi Masyarakat
Manfaat penelitian ini bagi masyarakat sebagai berikut:
1. Penelitian ini diharapkan dapat membantu masyarakat dalam upaya
meningkatkan kualitas air dengan membuat alat filtrasi mandiri yang optimal
untuk mendapatkan hasil air yang baik
2. Penelitian ini diharapkan dapat memperbaiki kualitas air yang lebih baik

4
BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

2.1. Filtrasi
Filtrasi adalah pembersihan partikel padat dari suatu fluida dengan
melewatkannya pada medium penyaringan, atau septum, yang di atasnya padatan akan
terendapkan. Filtrasi adalah suatu operasi atau proses dimana campuran heterogen
antara fluida dan partikel-partikel padatan dipisahkan oleh media filter yang
meloloskan fluida tetapi menahan partikel padatan. Filtrasi adalah pemisahan koloid
atau partikel padat dari fluida dengan menggunakan media penyaringan atau saringan.
Air yang mengandung suatu padatan atau koloid dilewatkan pada media saring dengan
ukuran pori-pori yang lebih kecil dari ukuran suatu padatan tersebut (Indrawati, 2016).
Sedangkan menurut SNI 6774, 2008. Filtrasi adalah proses memisahkan
padatan dari supernatran melalui media penyaring. Filtrasi merupakan pemisahan
antara padatan atau koloid dengan cairan. Proses filtrasi pada air melalui pengaliran air
pada media butiran. Filtrasi air dapat menghilangkan bakteri, warna, kekeruhan, dan
kandungan logam seperti besi. Filtrasi air menggunakan media pasir silika, zeolit, dan
arang aktif. Pada proses penyaringan, partikel-partikel yang cukup besar akan tersaring
pada media pasir,sedangkan media zeolit dan arang aktif berfungsi untuk menyaring
bakteri dan kandungan logam dalam air. Ruang antar butir berfungsi sebagai tempat
sedimentasi bahan-bahan pengotor dalam air.

2.1.1. Faktor – faktor yang Mempengaruhi Filtrasi


Menurut Indrawati (2016) dalam proses filtrasi terjadi reaksi kimia dan fisika,
sehingga banyak faktor–faktor yang saling berkaitan yang akan mempengaruhi pula
kualitas air hasil filtrasi, efisiensinya, dan sebagainya. Faktor–faktor tersebut adalah
debit filtrasi, kedalaman media, ukuran dan material, konsentrasi kekeruhan, tinggi
muka air, kehilangan tekanan, dan temperatur.

5
a. Debit Filtrasi
Debit yang terlalu besar akan menyebabkan tidak berfungsinya filter secara
efisien. Sehingga proses filtrasi tidak dapat terjadi dengan sempurna, akibat adanya
aliran air yang terlalu cepat dalam melewati rongga diantara butiran media pasir. Hal
ini menyebabkan berkurangnya waktu kontak antara permukaan butiran media
penyaring dengan air yang akan disaring. Kecepatan aliran yang terlalu tinggi saat
melewati rongga antar butiran menyebabkan partikel–partikel yang terlalu halus yang
tersaring akan lolos.

b. Konsentrasi Kekeruhan
Konsentrasi kekeruhan sangat mempengaruhi efisiensi dari filtrasi. Konsentrasi
kekeruhan air baku yang sangat tinggi akan menyebabkan tersumbatnya lubang pori
dari media atau akan terjadi clogging. Sehingga dalam melakukan filtrasi sering
dibatasi seberapa besar konsentrasi kekeruhan dari air baku (konsentrasi air influen)
yang boleh masuk. Jika konsentrasi kekeruhan yang terlalu tinggi, harus dilakukan
pengolahan terlebih dahulu, seperti misalnya dilakukan proses koagulasi – flokulasi
dan sedimentasi.

c. Temperatur
Adanya perubahan suhu atau temperatur dari air yang akan difiltrasi,
menyebabkan massa jenis (density), viskositas absolut, dan viskositas kinematis dari
air akan mengalami perubahan. Selain itu juga akan mempengaruhi daya tarik menarik
diantara partikel halus penyebab kekeruhan, sehingga terjadi perbedaan dalam ukuan
besar partikel yang akan disaring. Akibat ini juga akan mempengaruhi daya adsorpsi.
Akibat dari keduanya ini, akan mempengaruhi terhadap efisiensi daya saring filter.

d. Kedalaman media, Ukuran, dan Material


Pemilihan media dan ukuran merupakan keputusan penting dalam perencanaan
bangunan filter. Tebal tipisnya media akan menentukan lamanya pengaliran dan daya

6
saring. Media yang terlalu tebal biasanya mempunyai daya saring yang sangat tinggi,
tetapi membutuhkan waktu pengaliran yang lama (Indrawati, 2016).

2.2. Media Filtrasi


Pasir merupakan media penyaring yang baik dan bisa digunakan dalam proses
penernihan karena sifatnya yang berupa butiran bebas yang porous, berdegradasi dan
uniformity. Butiran pasir yang mempunyai pori-pori dan celah yang mampu menyerap
dan menahan partikel dalam air. Selain itu butiran pasir juga mempunyai keuntungan
dalam pengadaan mudah dan harga relatif murah. Pasir berfungsi menyaring kotoran
dan air, pemisahan sisa-sisa flok serta pemisahan partikel besi yang terbentuk sesudah
kontak dengan udara. Selama penyaringan koloid ata tersuspensi dalam air akan di
tahan dalam media porous tersebut sehingga kualitas air meningkat (Krisnawati, 2009
dalam Mirna, 2014).
Pasir yang digunakan harus memenuhi kualitas yang baik karena kualitas bahan
penyaring akan mempengaruhi hasil penyaringan. Ukuran butiran pasir yang
digunakan mempengaruhi daya absorpsi terhadap air. Semakin kecil ukuran pasir
struktur agregat atau kelompok mineral akan semakin rapat sehingga hasil saring akan
semakin baik sampai pada batas tertentu. Ukuran pasir menurut klasifikasi USDA
(1938) di bagi menjadi (Kusnaedi, 2006 dalam Mirna, 2014) :
1) Pasir sangat kasar (very coarse sand) : 1,0 – 2,0 mm
2) Pasir kasar (coarse sand) : 0,5 – 1,0 mm
3) Pasir sedang (medium sand) : 0,25 – 0,5 mm
4) Pasir halus (fine sand) : 0,1 – 0,25 mm
5) Pasir sangat halus (very fine sand) : 0,05 – 0,1 mm
Persyaratan pasir yang digunakan adalah pasir harus bersih, tidak bercampur
dengan tanah dan kotoran. Pasir sebelum digunakan sebagai media penyaring,
sebaiknya dicuci sampai bersih.

7
2.3. Zeolit
Zeolit adalah kristal alumina silika yang berstruktur tiga dimensi, serta
terbentuk dari tetrahedral alumina dan silika dengan rongga-rongga di dalam yang
berisi ion-ion logam, biasanya berupa alkali atau alkali tanah dan molekul air yang
dapat bergerak bebas. Zeolit berfungsi sebagai adsorben dan penyaring molekul, serta
ion exchange (penukar ion) dalam pengolahan air. (Kusnaedi, 2010 dalam Mirna,
2014)
Zeolit adalah kristal alumina silika tetrahedral yang mempunyai struktur
kerangka tiga dimensi. Zeolit tergolong dalam material nanopori dengan ukuran pori
antara 0,3-1,5 nm. Sehingga zeolit dapat dimanfaatkan sebagai adsorben, penukar ion,
dan katalis (Aubach, dkk, 2003 dalam Mirna, 2014). Selain itu zeolit juga dapat
dimanfaatkan sebagai pendukung pada piranti elektronika yaitu sebagai material
semikonduktor (Kalogeras dan Dova, 1998 dalam Mirna, 2014). Berdasarkan proses
terbentuknya, zeolit dapat dibedakan menjadi dua yaitu : zeolit alam dan zeolit sintetis.
Zeolit alam terbentuk secara alamiah di alam, sedangkan zeolit sintetis dibuat dari
bahan yang mengandung komponen dasar alumina dan silika. Zeolit sintetis dapat
dibuat dengan menggunakan bahan abu dasar sisa pembakaran batubara. Sari (2016)
menyatakan bahwa abu dasar batubara dari Pembangkit Listrik Tenaga Uap (PLTU)
Ombilin di Sawahlunto memiliki komposisi utama yaitu alumina (Al2O3) sebesar
33,172% dan silika (SiO2) 56,232%. Kandungan alumina dan silika pada abu dasar
memiliki kesamaan dengan senyawa penyusun zeolit, sehingga abu dasar dapat
dimanfaatkan untuk mensintesis zeolite (Mirna, 2014).

2.4. Saringan Pasir Lambat


Saringan pasir lambat merupakan instalasi pengolahan air yang mudah, murah,
dan efisien. Saringan pasir lambat mempunyai effisiensi yang tinggi untuk
menghilangkan kekeruhan, rasa, dan bau pada air, bahkan mampu menghilangkan
bakteri dengan baik. Untuk menghilangkan rasa dan bau pada air kadang-kadang perlu

8
dilengkapi dengan karbon aktif, dan untuk menghilangkan bakteri sering dipergunakan
kaporit (Reynold, 1982).
Terdapat dua jenis pemisahan air dengan menggunakan proses saringan pasir
lambat, yaitu saringan pasir lambat konvensional dan saringan pasir lambat “Up Flow”
Saringan pasir lambat biasanya hanya terdiri dari sebuah bak yang terbuat dari beton,
ferosemen, bata semen atau bak fiber glass untuk menampung air dan media penyaring
pasir. Bak ini dilengkapi dengan sistem saluran bawah, inlet, outlet dan peralatan
kontrol. Kapasitas pengolahan dapat dirancang dengan berbagai macam ukuran sesuai
dengan kebutuhan yang diperlukan, proses ini secara umum terdiri atas Unit Proses,
yaitu :
1) Bangunan penyadap
2) Bak penampung
3) Saringan pasir lambat
4) Bak penampung air bersih
Unit pengolahan air dengan saringan pasir lambat merupakan suatu paket. Air
baku yang digunakan yakni air sungai atau air danau yang tingkat kekeruhannya tidak
terlalu tinggi. Jika tingkat kekeruhan air bakunya cukup tinggi misalnya pada waktu
musim hujan, maka agar supaya beban saringan pasir lambat tidak telalu besar, maka
perlu dilengkapi dengan peralatan pengolahan pendahuluan misalnya bak pengendapan
awal dengan atau tanpa koagulasi bahan dengan bahan kimia (Gusmareta, 2016).

2.4.1. Jenis – Jenis Saringan Pasir Lambat Konvensional


Sistem saringan pasir lambat konvensional memiliki dua tipe saringan yang di
bedakan kontrol air terdapat pada inlet dan outlet sepeti :

9
1) Saringan pasir lambat dengan kontrol pada inlet

Gambar 2. 1 Komponen Dasar Saringan Pasir Lambat Sistem Kontrol Inlet


Sumber : Gusmareta, 2016
Keterangan:
A. Kran untuk inlet air baku dan pengaturan laju penyaringan
B. Kran untuk penggelontoran air supernatant
C. Indikator laju air
D. Weir inlet
E. Kran untuk pencucian balik unggun pasir dengan air bersih
F. Kran untuk pengeluaran/pengurasan air olahan yang masih kotor
G. Kran distribusi
H. Kran penguras bak air bersih

10
2) Saringan pasir lambat dengan kontrol pada outlet

Gambar 2. 2 Komponen Dasar Saringan Pasir Lambat Sistem Kontrol Outlet.


Sumber : Gusmareta, 2016
Keterangan:
A. Kran untuk inlet air baku
B. Kran untuk penggelontoran air supernatant
C. Kran untuk pencucian balik unggun pasir dengan air bersih
D. Kran untuk pengeluaran/pengurasan air olahan yang masih kotor
E. Kran pengatur laju penyaringan
F. Indikator laju alir
G. Weir inlet kran distribusi
H. Kran distribusi
I. Kran penguras bak air bersih
2.4.2. Keunggulan Pengolahan Air Bersih dengan Menggunakan Sistem
Saringan Pasir Lambat
Menurut Gusmareta (2016) pengelolaan air bersih dengan menggunakan sistem
sarirgan pasir lambat memiliki keunggulan dalam segi biaya dan kepraktisan lalu di
uraikan sebagai berikut :

11
1) Tidak memerlukan bahan kimia, sehingga biaya operasinya sangat murah.
2) Dapat menghilangkan zat besi, mangan, dan warna serta kekeruhan.
3) Dapat menghilangkan ammonia dan polutan organik, karena proses
penyaringan berjalan secara fisika dan biokimia.
4) Sangat cocok untuk daerah pedesaan dan proses pengolahan sangat sederhana.

2.4.3. Kelemahan dari Sistem Saringan Pasir Lambat


Menurut Gusmareta (2016) pengelolaan air bersih dengan menggunakan sistem
sarirgan pasir lambat memiliki kelemahan dalam keefektifan produksi masal lalu di
uraikan sebagai berikut :
1) Jika air bakunya mempunyai kekeruhan yang tinggi, beban filter menjadi besar,
sehingga sering terjadi kebutuan. Akibatnya waktu pencucian filter menjadi
pendek.
2) Kecepatan penyaringan rendah, sehingga memerlukan ruangan yang cukup
luas.
3) Pencucian filter dilakukan secara manual, yakni dengan cara mengeruk lapisan
pasir bagian atas dan dicuci dengan air bersih, dan setelah bersih dimasukkan
lagi ke dalam bak saringan seperti semula.
4) Karena tanpa bahan kimia, tidak dapat digunakan untuk menyaring air gambut

12
2.5. Saringan Pasir Cepat
Saringan Pasir Cepat (SPC) atau Rapid Sand Filter (RSF) merupakan saringan
air yang dapat menghasilkan debit air hasil penyaringan yang lebih banyak daripada
Saringan Pasir Lambat (SPL). Walaupun demikian saringan ini kurang efektif untuk
mengatasi bau dan rasa yang ada pada air yang disaring. Selain itu karena debit air
yang cepat, lapisan bakteri yang berguna untuk menghilangkan patogen tidak akan
terbentuk sebaik apa yang terjadi di saringan pasir lambat. Sehingga akan
membutuhkan proses disinfeksi kuman yang lebih intensif (Adriyani, 2014).
Secara umum bahan lapisan saringan yang digunakan pada saringan pasir cepat
sama dengan saringan pasir lambat, yakni pasir, kerikil dan batu. Perbedaan yang
terlihat jelas adalah pada arah aliran air ketika penyaringan. Pada saringan pasir lambat
arah aliran airnya dari atas ke bawah, sedangkan pada saringan pasir cepat dari bawah
ke atas (up flow). Selain itu pada saringan pasir cepat umumnya dapat melakukan
backwash atau pencucian saringan tanpa membongkar keseluruhan saringan (Adriyani,
2014)

Gambar 2. 3 Saringan Pasir Cepat


Sumber : Adriyani, 2014

13
Kecepatan penyaringan pasir cepat relatif lebih besar pencuciannya
menggunakan back wash, atau air dialirkan dari bawah media ke arah atas, dan
memakan waktu 1 sampai 2 hari. Saringan pasir cepat yang digunakan dalam
pengolahan air biasanya pada tipe gravitasi dan umumnya ditempatkan pada kolam dari
beton yang terbuka. Panjang proses penyaringan tergantung kulitas feed water dan
jarak proses penyaringan antara satu hari sampai beberapa hari, pencucian untuk
pemisahan flok yang dikumpulkan diatas dan didalam filter bed. Untuk mencuci filter
kran influen ditutup, jika air yang disaring ke bawah, kran effluent di tutup. Dimulai
dengan 0.5 galon/menit-ft2, setelah kira-kira 1 menit pada surface washing, aliran
backwash diawali dengan pembukaan kran influent washwater dan pada batas yang
diinginkan. Debit backwash 15 – 20 galon/menit-ft2 dan bed expantion 20 – 50 %
butiran pasir dibagian bawah, dan ini tergantung pada suhu air yang digunakan
(Adriyani, 2014).

2.5.1. Keunggulan dari Sistem Saringan Pasir Cepat


Menurut Adriyani (2014) pengelolaan air bersih dengan menggunakan sistem
sarirgan pasir cepat memiliki keunggulan dalam keefektifan produksi masal lalu di
uraikan sebagai berikut :
1) Sangat efektif didalam menghilangkan kekeruhan / partikel besar (<0,1-1 NTU)
2) Tingkat filter high (4'000 - 12'000 liter per jam per m2)
3) Kebutuhan lahan yang cukup kecil
4) Tidak ada batasan mengenai tingkat kekeruhan awa
5) Waktu membersihkan (backwash) hanya membutuhkan waktu beberapa menit

14
2.5.2. Kelemahan dari Sistem Saringan Pasir Cepat
Menurut Adriyani (2014) pengelolaan air bersih dengan menggunakan sistem
sarirgan pasir cepat memiliki kelemahan segi biaya dan operasi lalu di uraikan sebagai
berikut:
1) Tidak efektif dalam menghilangkan bakteri, virus, protozoa, fluoride, arsenik,
garam, bau dan bahan-bahan organik (kecuali sebelum dan sesudah
pengolahan.
2) Investasi yang tinggi dan biaya operasional
3) Pembersihan sering diperlukan (setiap 24-72h)
4) Pengawasan terampil yang cukup penting
5) Membutuhkan energi yang besar
6) Pengolahan air backwash dan lumpur yang diperlukan

2.6. Perbedaan Saringan Pasir Lambat dengan Pasir Cepat


Saringan pasir lambat dan saringan pasir cepat memiliki kelebihan dan
kekurangan masing – masing antaranya biaya, lahan, perawatan dan waktu
pengoperasian sebagai berikut :

Tabel 2. 1 Perbedaan Antara Saringan Pasir Lambat dengan Saringan Pasir


Cepat
No Subyek Saringan Pasir Cepat Saringan Pasir
Lambat
1 Kekeruhan air baku 5-10 NTU < 50 NTU
2 Diameter media 0,40 - 0,70 mm 0,20 - 0,40 mm
3 Kedalaman media 0,8 - 1,0 m 1,0 - 1,4 m
4 Kecepatan filtrasi 4,0 - 21,0 m/jam 0,1 - 0,4 m/jam
5 Pencucian 12 - 72 jam sekali 20 - 60 hari sekali
6 Cara pencucian High rate backwash atau Pasir bagian atas
dikeruk,

15
air water backwash dicuci, dan dipakai lagi
atau diganti
7 Waktu Operasi 12 - 24 - 72 jam 20 - 30 - 120 hari
8 Headloss 30 - 275 cm 100 - 150 cm
9 Penetrasi kekeruhan Lebih dalam (semua Hanya di permukaan
media harus dicuci pasir
dengan backwashing
10 Pengolahan awal Perlu koagulasi, Roughing filter, Prased,
flokulasi dan
dan sedimentasi aerasi
Sumber : Bowo Joko Marsono, 1997 dalam Chairi 2011

2.7. Analisa Kualitas Air


Menurut Air bersih (sanitation water) adalah air yang dapat dipergunakan
untuk berbagai keperluan pada sektor rumah tangga seperti untuk mandi, mencuci dan
kakus. Persyaratan air bersih antara lain adalah jernih, tidak bewarna, tidak berasa,
tidak berbau, tidak beracun, pH netral dan bebas mikroorganisme. Pengertian ini harus
dibedakan dengan pengertian air minum, yakni air yang memenuhi syarat-syarat
kesehatan sehingga dapat langsung diminum (Hafni, 2012). Dalam mengolah air baku
menjadi air bersih pemerintah mengeluarkan peraturan berupa persyaratan kualitas air
baku yang tercantum dalam Permenkes RI No. 32 Tahun 2017

2.7.1. Kekeruhan
Tingkat kekeruhan air merupakan salah satu parameter yang dijadikan
kelayakan air baik untuk diminum. Menurut International Organization for
Standardization (1999) kekeruhan adalah suatu keadaan dimana transparansi suatu zat
cair berkurang akibat kehadiran zat-zat lainnya. Kehadiran zat-zat yang dimaksud
terlarut dalam zat cair dan membuatnya seperti berkabut atau tidak jernih. Menurut
Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia no. 32 (2017) tentang persyaratan

16
kualitas air bersih yang aman bagi kesehatan adalah air yang apabila memenuhi
persyaratan fisika, mikrobiologis, kimiawi dan radioaktif yang dimuat dalam parameter
wajib dan parameter tambahan. Dalam peraturan ini disebutkan bahwa kadar maksimal
kekeruhan air yang baik untuk dikonsumsi adalah 25 NTU (Nephelometric Turbidity
Unit). Kekeruhan menyebabkan air menjadi seperti berkabut atau berkurangnya
transparansi dari air. Arah dari berkas cahaya yang dipancarkan akan berubah ketika
cahaya berbenturan dengan partikel di dalam air. Jika level kekeruhan rendah maka
sedikit cahaya yang akan dihamburkan dan dibiaskan dari arah asalnya (Faisal, 2016).

2.7.2. Zat padat Terlarut (Total Disolved Solids)


Zat padat terlarut (Total Dissolved Solid) adalah jumlah material yang terlarut
di dalam air. Material ini dapat berupa karbonat, bikarbonat, klorida, sulfat, fosfat,
nitrat, kalsium, magnesium, natrium, ion-ion organik, senyawa koloid dan lain-lain
(WHO, 2003 dalam Cahyani dkk, 2016). TDS dapat digunakan untuk memperkirakan
kualitas air minum, karena mewakili jumlah ion di dalam air (Cahyani dkk, 2016). TDS
mengandung berbagai zat terlarut (baik itu zat organik, anorganik, stsu material
lainnya) dengan diameter < 10-3 µm yang terdapat pada sebuah larutan yang terlarut
dalam air (Mukhtasor, 2007 dalam Rinawati, 2016).
Sumber utama untuk TDS dalam perairan adalah limpahan dari pertanian,
limbah rumah tangga, dan industri. Perubahan dalam konsentrasi TDS dapat berbahaya
karena akan menyebabkan perubahan salinitas, perubahan komposisi ion-ion, dan
toksisitas masing-masing ion. Perubahan salinitas dapat menganggu keseimbangan
biota air, biodiversitas, menimbulkan spesies yang kurang toleran, dan menyebabkan
toksisitas yang tinggi pada tahapan hidup suatu organisme (Weber-Scannel dkk, 2007
dalam Rinawati, 2016).
Air yang mengandung TDS tinggi, sangat tidak baik untuk kesehatan manusia.
Mineral dalam air tidak hilang dengan cara direbus. Bila terlalu banyak mineral
nonorganik di dalam tubuh dan tidak dikeluarkan, maka seiring berjalannya waktu akan
mengendap di dalam tubuh yang berakibat tersumbatnya bagian tubuh. Misalnya bila

17
mengendap di mata akan mengakibatkan katarak, bila di ginjal akan mengakibatkan
batu ginjal atau batu empedu, di pembuluh darah akan mengakibatkan pengerasan
pembuluh darah, tekanan darah tinggi, stroke dan lain-lain (Wahyu, dkk dalam
Aliaman, 2017).

2.7.3. Total Padatan Tersuspensi (Total Suspended Solids)


TSS merupakan materi atau bahan tersuspensi yang menyebabkan kekeruhan
air terdiri dari lumpur, pasir halus serta jasad-jasad renik yang terutama disebabkan
oleh kikisan tanah atau erosi yang terbawa badan air (Effendi, 2003 dalam Rinawati,
2016). TSS merupakan salah satu faktor penting menurunnya kualitas perairan
sehingga menyebabkan perubahan secara fisika, kimia dan biologi (Bilotta and Brazier,
2008 dalam Rinawati 2016). Perubahan secara fisika meliputi penambahan zat padat
baik bahan organik mau pun anorganik ke dalam perairan sehingga meningkatkan
kekeruhan yang selanjutnya akan menghambat penetrasi cahaya matahari ke badan air.
Berkurangnya penetrasi cahaya matahari akanberpengaruh terhadap proses fotosintesis
yang dilakukan oleh fitoplankton dan tumbuhan air lainnya. Banyaknya TSS yang
berada dalam perairan dapat menurunkan kesediaan oksigen terlarut. Jika menurunnya
ketersediaan oksigen berlangsung lama akan menyebabkan perairan menjadi anaerob,
sehinggga organisme aerob akan mati.Tingginya TSS juga dapat secara langsung
menganggu biota perairan seperti ikan karena tersaring oleh insang. Nilai TSS dapat
menjadi salah satu parameter biofisik perairan yang secara dinamis mencerminkan
perubahan yang terjadi di daratan maupun di perairan.TSS sangat berguna dalam
analisis perairan dan buangan domestik yang tercemar serta dapat digunakan untuk
mengevaluasi mutu air, maupun menentukan efisiensi unit pengolahan.

18
2.7.4. Baku Mutu Kualitas Air Bersih Parameter Fisik
Berdasarkan Permenkes RI No. 32 Tahun 2017, Parameter Fisik dalam Standar
Baku Mutu Kesehatan Lingkungan untuk Media Air untuk Keperluan Higiene Sanitasi
yang di dalamnya melingkupi kekeruhan sebagai salah satu parameternya adalah
sebagai berikut :

Tabel 2. 2 Parameter Fisik dalam Standar Baku Mutu Kesehatan Lingkungan


untuk Media Air untuk Keperluan Higiene Sanitasi
No. Parameter Wajib Unit Standar Baku Mutu
(kadar maksimum)
1. Kekeruhan NTU 25
2. Warna TCU 50
3. Zat padat terlarut Mg/l 1000
4. Suhu oC Suhu udara ± 3
5. Rasa Tidak berasa
6. Bau Tidak berbau
Sumber: Permenkes RI No. 32 Tahun 2017

2.8. Penelitian Terdahulu yang Relevan


Untuk mempermudah penulis dalam melaksanakan penelitian, maka
dibutuhkan penelitian terdahulu yang relevan terhadap masalah yang menjadi objek
penelitian terdahulu yang relevan terhadap masalah yang menjadi objek penelitian saat
ini. Dari hsil studi literatur terhadap penelitian terdahulu, penulis tidak menemukan
penelitian dengan judul yang sama dengan judul penelitian penulis, namun penulis
mengangkat beberapa penelitian sebagai refrensi untuk menambah bahan kajian
penelitian penulis. Adapun penelitian terdahulu tersebut yaitu:

19
Tabel 2. 2 Penelitian Terdahulu yang Relevan
No Judul Penelitian Tahun Persamaan Perbedaan Hasil Penelitian
Terdahulu Penelitian
1 Pengolahan Air 2015 Salah satu dari Jumlah media Kenaikan pH dari 5,19
Tanah Dengan 3 media filter filter yang menjadi 9,33, penurunan
Sistem yang di digunakan kadar besi sebesar 59,64%
Multifiltrasi gunakan seperti : dari 3,03 mg/l menjadi 1,22
Menggunakan adalah zeolit cangkang kerang, mg/l, penurunan kadar zat
Cangkang sebagai media dan arang aktif organik sebesar 62,22%
Kerang, Zeolit, filtrasi untuk dari 113,76 mg/l menjadi
dan Karbon melakukan Parameter yang 42,98 mg/l serta penurunan
Aktif penelitian di pakai seperti : kadar warna dalam air
ph, besi, zat sebesar 35,61% dari 50,32
organik dan menjadi 32,40 Pt-Co.
warna

2 Pengaruh 2014 Parameter Variasi pada total coliform pada variasi


Ketebalan Media yang dipakai penelitian tebal media 120 cm
dan Rate filtrasi seperti : meliputi dan rate filtrasi 5
pada Sand Filter kekeruhan dan ketebalan media m3/m2/jam dengan nilai
dalam TDS pasir efisiensi sebesar 99%
Menurunkan dan kekeruhan paling baik
Kekeruhan dan Menggunakan terjadi pada variasi panjang
Total Coliform reaktor variasi
saringan pasir tebal media 100 cm dan
lambat rate filtrasi 5 m3/m2/jam
dengan nilai
efisiensi sebesar 98,27%
3 Efektifitas 2005 Menggunakan Campuran reactor sebelum perlakuan berkisar
Diameter Zeolit zeolit sebagai saringan pasir antara 27,95 NTU sampai
Sebagai media filtrasi lambat dan 28,34 NTU, sedangkan
Absorbent Pada saringan pasir setelah perlakuan terjadi
Media Filter Gradasi cepat penurunan rata-rata kadar
Dalam butiran pasir kekeruhan menjadi 1,98
Menurunkan sebagai variasi NTU sampai 0,64 NTU.
Kekeruhan Air penelitian Berdasarkan uji statistik
Sumur di Desa diketahui terdapat
Gambus, Memakai perbedaan kemampuan dari
Grampal, Sragen parameter gradasi diameter zeolit
kekeruhan dalam menurunkan kadar
untuk kekeruhan pada air sumur.
melakukan Diameter paling efektif
penelitian secara statistik adalah 0.1 –
0.5 mm

20
4 Penurunan 2013 Menggunakan Parameter yang Dengan perbandingan
Kandungan Zat zeolit sebagai di pakai seperti : ketinggian media zeolite
Kapur dalam Air media filtrasi zat kapur alam:pasir aktif adalah
Tanah dengan 30cm:60cm. Dengan persen
Menggunakan Multimedia removal untuk konsentrasi
Filter Media filtrasi berupa 400 mg/L sebesar 100%,
Zeolit alam dan zeolite alam dan konsentrasi 520mg/L
Pasir Aktif pasir aktif sebesar 89,03% dan
menjadi Air konsentrasi 640mg/L
Bersih sebesar 92,13%.
5 Efektifitas 2014 Menggunakan Parameter yang Dari hasil penelitian ini di
Peunrunan Mn zeolit sebagai di pakai seperti : dapatkan: media filter zeolit
dan Total media filtrasi Mn dan Total alam efektif menurunkan
Coliform pada coliform kandungan Mn dari 2,53
Air Sumur Gali mg/lt menjadi < 0,01 mg/lt
Berbasis Zeolit akan tetapi tidak efektif
dalam menurunkan
kandungan Total Coliform.
Untuk media filter
manganese green sand
efektif menurunkan
kandungan Mn dari 2,53
mg/lt menjadi < 0,01 mg/lt
dan efektif menurunkan
Total Coliform pada menit
ke – 60. Sedangkan media
filter zeolit teraktivasi
panas efektif menurunkan
kandungan Mn rata –rata
sebesar 0,099 mg/lt dari
2,53 mg/lt akan tetapi
kurang efektif dalam
menurunkan kandungan
Total Coliform. Dari tiga
media yang digunakan
untuk penelitian ini,media
filter manganese green
sand paling efektif dalam
menurunkan kandungan Mn
dan Total Coliform

21
BAB III

METODE PENELITIAN

3.1. Waktu Tempat Penelitian

3.1.1. Tempat Penelitian


Penelitian ini akan dilakukan di Desa Pasirlimus, Kecamatan Cikarang,
Kabupaten Bekasi dengan titik koordinat 734893.00 m E, 9303749.00 m S. Agar
sampel respresentative terhadap kualitas air yang diuji dan untuk mengurangi resiko
kesalahan data dalam penelitian, maka sample yang digunakan adalah air tampungan
kapasitas 1000 liter
Pengujian laboratorium untuk analisa air baku maupun air bersih hasil filter
dilakukan di laboratorium teknik lingkungan Universitas Pelita Bangsa dan di
laboratorium Sribangun Buminitiya.

3.1.2. Waktu Penelitian


Waktu pelaksanaan penelitian dilakukan selama 3 bulan terhitung dari bulan
November 2019 sampai dengan Januari 2020. Berikut adalah jadwal kegiatan
penelitian:

Bulan November Desember Januari


Jadwal Kegiatan
Minggu I II III IV I II III IV I II
1.Studi Literatur
2.Analisa Air Baku
3. Pembuatan reaktor SPL
4. Uji Coba Alat
5. Analisa hasil filtrasi
6. Penyusunan Laporan

22
3.2. Bahan dan Alat Penelitian

3.2.1. Bahan Penelitian


Bahan yang digunakan untuk penelitian ini adalah sebagai berikut:
1. Media filtrasi pasir zeolit dengan variasi diameter 0.1 – 0.25 mm, 0,25 – 0.5
mm, 0.5 – 1.0 mm
2. Media penyangga filter menggunakan kerikil
3. Air sumur Desa Pasirlimus (Turbidity, Total Disolved Solids dan Total
Suspended Solid)
4. Akuades

3.2.2. Alat Penelitian


Berikut adalah alat yang akan digunakan untuk penelitian ini:
1. Reaktor Saringan Pasir Lambat
2. Pompa akuarium 12W
3. Turbidity Meter (Analisa Turbidity)
4. TDS Meter (Analisa TDS)
5. TSS Meter (Analisa TSS)
6. Botol Sampling air baku 200 ml
7. Wadah penampung air baku
8. Wadah penampung air filter

23
3.3. Tahapan Penelitian

3.3.1. Pembuatan Reaktor Filter


Dalam rancangan reaktor filter ini dibutuhkan beberapa bahan dan alat yang
digunakan untuk membuat reaktor filter sebagai beriku:
Bahan dan Alat pembuatan Reaktor Filter

1. Pipa (paralon) berdiameter 3 inci dengan panjang 50 cm


2. Bend 45o
3. Dop polos diameter 3 inci
4. Drat Soket diameter 3 inci
5. Gergaji pipa (paralon)
6. Pisau/cutter
7. Lem pipa paralon

Tahapan Pembuatan Reaktor Filter

1. Potong pipa paralon berdiameter 3 inci menggunakan gergaji agar panjang


pipa sebesar 50 cm
2. Pasang drat soket berdiameter 3 inci pada bagian atas sebagai penutup atau
pembuka filter
3. Pasang dop polos berdiameter 3 inci pada bagian bawah untuk alas filter
4. Tandai dan buat lubang untuk memasang bend 45o tepat diatas dop polos
5. Pasang bend drat 45o pada paralon yang sudah dilubangi, gunakan lem pipa
sebelum pemasangan untuk merekatkan bend dengan paralon agar tidak
bocor.
6. Reaktor filter siap digunakan.

24
Berikut gambar reaktor filter saringan pasir lambat:

Gambar 3. 1 Reaktor Saringan Pasir Lambat

3.3.2. Pencucian Media Filter dan Pemasangan Media Filter


Sebelum pengoperasian reaktor filter, pastikan semua komponen baik media
filter atau pun media penyangga filter telah dibersihkan terlebih dahulu dan bebas dari
kotoran ataupun partikel yang merekat. Cuci media filter pasir zeolit, kerikil, dan spon
hingga bersih lalu dikeringkan sebelum digunakan, setelah media filter bersih media
filter dimasukan pada reaktor dengan susunan yang di jelaskan dengan gambar sebagai
berikut:

25
Gambar 3. 2 Susunan Media Filter Saringan Pasir Lambat

3.3.3. Perhitungan Reaktor Filter


Berikut adalah perhitungan kriteria desain reaktor filter:
1. Luas Permukaan Filter
𝐴 = π x r2……………………………………………………………….(3.1)
Keterangan:
A = Luas permukaan

π (phi) = 3,14 atau 22/7


r = Jari - jari

2. Debit Maksimal Reaktor


𝑄
𝑉𝑓 = 𝐴
……………...…………………………………………………………..(3.2)

Keterangan:
Q maksimal = Debit (m3/detik)
Vfiltrasi = Kecepatan Aliran (m/detik)
Afiltrasi = Luas Permukaan (m²)
Diketahui:
Vfiltrasi = 0.0342 (m/detik)

26
Afiltrasi = 0.00453416 (m²)
Ditanyakan? Q maksimal =…….. (m3/detik)
3. Kehilangan Tekanan

…………………….……………..(3.3)
Keterangan:

hL = Head Loss (m)


1,067 = Koefisien
CD = Koefisien drag tergantung dari bilangan reynold
L = Tebal media total (m)
Ψ = Sperisitas
D = Diameter butiran (m)
Ꜫ = porositas
vf = Kecepatan filter (m/s)
g = Gravitasi (9.81).

3.3.4. Pengoprasian Reaktor Filter


Berikut adalah tahapan-tahapan dalam pengoperasian reaktor filter:
1. Siapkan air baku yang akan difiltrasi
2. Siapkan wadah penampung untuk air hasil olahan filtrasi
3. Pastikan media filter dan media penyangga dan spon telah dibersihkan dan
kering
4. Masukan media penyangga yaitu kerikil kedalam alat filter setinggi 5 cm
5. Masukan spon dengan tebal 0.5 cm sebagai pemisah/skat antara media
penyangga
6. Masukan media filter pasir zeolit kedalam reaktor setinggi atau dengan
ketebalan media 40 cm

27
7. Masukan spon dengan tebal 0.5 cm sebagai pemisah/skat antara air dan media
pasir zeolit
8. Kemudian alirkan air baku dengan menggunakan pompa akuarium 12W
Pada Gambar 3.3 menjelaskan wadah air baku kapasitas 25 liter di alirkan
menggunakan pompa 12W pada reaktor filter dan hasil dari filtrasi mengalir secara
grafity ke wadah penampung air filter

Wadah Air Baku


Kapasitas 25 liter

Wadah Hasil Filter


Kapasitas 11 liter

Gambar 3. 3 Tahapan Pengoprasian Reaktor Filter

28
3.4. Variabel Penelitian
Variabel penelitian adalah suatu atribut atau sifat dari orang maupun objek
yang mempunyai variasi tertentu yang ditetapkan oleh penelitian untuk dipelajari dan
ditarik kesimpulan (Sugiono,2002:20). Berdasarkan penjelasan tersebut, maka
variabel yang digunakan adalah:

3.4.1. Variabel Bebas


Variabel bebas merupakan variabel yang mempengarugi variabel lainnya,
dalam penelitian ini yang menjadi variabel bebas adalah variasi gradasi diameter media
filter pasir zeolit pada reaktor saringan pasir lambat dengan ukuran diameter 0.1 – 0.25
mm, 0,25 – 0.5 mm, 0.5 – 1.0 mm

3.4.2. Variabel Terikat


Variabel terikat merupakan variabel yang dipengaruhi oleh variabel bebas
(variabel terpengaruh). Variabel terikat dalam penelitian ini adalah penurunan
Turbidity, Total Disolved Solids dan Total Suspended Solids pada kualitas air sumur
bor baik sebelum maupun yang sudah melalui proses filtrasi.

3.5. Metode Penelitian


Metode pada penelitian ini adalah metode kuantitatif dimana pengumpulan
data dengan instrumen penelitian, analisa data bersifat statistik dengan tujuan menguji
hipotesis yang telah ditetapkan. Metode penelitian kuantitatif dengan instrument
eksperimental untuk mengetahui pengaruh single media filter terhadap penurunan
Turbidity, Total Disolved Solids dan Total Suspended Solid dengan menggunakan
reaktor saringan pasir lambat. Penelian ini menggunakan analisa laboratorium untuk
analisis kualitas air seperti Turbidity, Total Disolved Solids dan Total Suspended Solid
dengan acuan standar baku mutu air bersih Permenkes RI No. 32 Tahun 2017.

29
3.5.1. Metode Pengumpulan Data
Teknik pengumpulan data dalam penelitian ini yaitu sebagai berikut:
1. Data Primer
Data primer diperoleh dari data hasil penelitian yang dilakukan meliputi data
pengamatan kegiatan penelitian mulai dari proses, kegiatan uji reaktor SPL,
variasi gradasi media filter dan data hasil analisa laboratorium air baku serta
air filter yang dilakukan dalam penelitian ini.
2. Data Sekunder
Data sekunder diperoleh dengan mengumpulkan informasi terkait obyek
penelitian yang akan diteliti melalui kumpulan berbagai literatur, artikel,
jurnal penelitian, serta peraturan terkait pembahasan.

3.5.2. Metode Analisa


Penelitian yang dilakukan yaitu melakukan studi literatur terhadap obyek
penelitian. dilanjutkan dengan proses administrasi sampai diperoleh persetujuan
pelaksanaan penelitian. Kajian pustaka terus dilakukan untuk melihat hubungan antara
observasi lapangan dan teori. Pengumpulan data primer dilakukan di dalam lokasi
dengan melakukan pengamatan langsung atas penelitian yang dilakukan, data diolah
berdasarkan data yang diperoleh dari hasil pengamatan dan referensi yang ada.

1. Analisa efisiensi penurunan parameter Turbidity, Total Disolved Solids dan


Total Suspended Solids dilakukan terhadap data parameter tersebut pada air
sumur yang di tampung berkapasitas 1000 liter selama tahap running. Data
penurunan parameter tersebut dilakukan tabulasi data dalam bentuk tabel dan
dioptimalkan dalam bentuk grafik. Besaran penurunan parameter tersebut
dihitung dengan rumus sebagai berikut:
(𝐶𝑜−𝐶1)
Persentase penurunan (%) = x 100% …………………………(3.4)
𝐶𝑜
Dimana:
Co = konsentrasi parameter awal (mg/L atau NTU)

30
C1 = konsentrasi parameter akhir (mg/L atau NTU)

2. Analisis regresi
Analisis regresi merupakan analisis yang bertujuan untuk mengetahui
pengaruh suatu variable terhadap variabel lain. Pada penelitian ini analisis
regresi bertujuan untuk mengetahui besar koefisien determinasi variasi
penggunaan massa terhadap penyisihan turbidity. Analisis regresi dilakukan
dengan cara memplotkan variasi diameter media filter sebagai variable bebas
(sumbu X) dan efisiensi penurunan turbidity sebagai variable terikat (sumbu
Y) kedalam bentuk grafik menggunakan Microsoft Excel.
Dari grafik akan di dapatkan persamaan regresi sebagai berikut :
Y = a + b X ………………………………………………………...........(3.5)
Keterangan:
Y : Efisiensi penyisihan (%)
X = Variasi diameter media (mm)
a = Konstanta
b =Koefisien regresi

3.6. Tahap Pelaksanaan Penelitian


Tahapan-tahapan dalam pelaksanaan penelitian dan pengambilan sample
penelitian yang dijelaskan dalam diagram-diagram sebagai berikut:

1. Studi Literatur
Melakukan studi literatur melalui jurnal-jurnal maupun refrensi sebelumnya
yang berkaitan dengan materi penelitian.

2. Perencanaan Reaktor Filter


Yaitu dengan mempersiapkan alat dan bahan yang dibutuhkan untuk reaktor,
kemudian rancang alat sesuai dengan perencanaan.

31
3. Konsep Filter
Menentukan jenis media filter yang akan digunakan yaitu dengan single
media filter, dengan arah aliran down flow, jenis aliran filter yang digunakan
inlet gravity filter dengan aliran sesuai dengan arah gravitasi dari atas ke
bawah, dengan rancangan alat filter berdasarkan aliran dan media filter yang
digunakan yaitu saringan pasir lambat.

4. Media Filter
Media filter yang akan digunakan dalam penelitian ini adalah pasir zeolit,
dengan variasi gradiasi diameter butiran pasir 0.1 – 0.25 mm, 0,25 – 0.5 mm,
0.5 – 1.0 mm dan sususan kerikil sebagai media penyangga berukuran 3-4
mm dan 10-30 mm tersusun dari atas kebawah sesuai dengan SNI 3981
(2008).

5. Analisa Air Baku


Analisa kualitas air tampungan kapasitas 1000 liter di Desa Pasirlimus,
Kecamatan Cikarang, Kabupate Bekasi dengan titik koordinat 734893.00 m
E, 9303749.00 m S dengan parameter yang di uji yaitu Turbidity, Total
Disolved Solids dan Total Suspended Solid untuk mengetahui kualitas air
baku yang akan diolah menggunakan reaktor saringan pasr lambat.

6. Filterisasi
Proses Filterisasi air baku menggunakan reaktor saringan pasir lambat yang
sudah dirancang menggunakan single media filter pasir zeolit dengan variasi
gradasi butiran pasir berukuran 0.1 – 0.25 mm, 0,25 – 0.5 mm, 0.5 – 1.0 mm
mm dan sususan kerikil sebagai media penyangga berukuran 3-4 mm dan 10-
30 mm tersusun dari atas kebawah dengan sistem gravity filter dengan aliran
down flow berdasarkan arah gravitasi.

32
7. Analisa Kinerja Reaktor
Tahapan selanjutnya adalah menganalisa kinerja reaktor dengan analisa air
yang telah diolah oleh reaktor saringan pasir lambat dengan parameter
Turbidity, Total Disolved Solids dan Total Suspended Solid untuk mengetahui
efektivitas yang dihasilkan oleh single media filter pasir zeolit dengan variasi
gradasi berukuran 0.1 – 0.25 mm, 0,25 – 0.5 mm, 0.5 – 1.0 mm serta
menganalisa kehilangan tekanan media yang dihasilkan pada proses filterisasi
berlangsung.

3.7. Metode Sampel


Metode pengambilan sampel yaitu dengan teknik pengambilan sampel Spot
Sampel yaitu pengambilan sampel pada saat pelaksanaan penelitian yaitu
pengoperasian reaktor dengan variasi diameter media filter pada reaktor untuk
mengetahui nilai dari parameter kualitas air yang dihasilkan. Penelitian ini
menggunakan analisa laboratorium untuk analisis kualitas air berdasarkan standar baku
mutu air bersih Permenkes RI No. 32 Tahun 2017

3.7.1. Pengukurn Analisa Kualitas Air


Berikut adalah pengukuran analisa kualitas air beberapa parameter, dimana
setiap alat sudah dikalibras terlebih dahulu.
1. Kekeruhan (turbidity)
Pengukuran menggunakan turbidity meter
2. Zat Padatan Terlarut (Total Disolved Solids)
Pengukuran menggunakan TDS meter
3. Total Padatan Tersuspensi (Total Suspended Solids)
Pengukuran menggunakan TSS meter

33
BAB IV

HASIL DAN PEMBBAHASAN

4.1 Kriteria Desain Reaktor Filter


Kriteria desain reaktor filter yang digunaka dalam penelitian ini adalah:

1. Luas Permukaan Reaktor Filter


Luas permukaan pada reaktor filter ini adalah 3inci atau 7.6 cm, ketinggian air
di atas 4 cm, media penyangga 5 cm seperti gambar di bawah ini :

Gambar 4. 1 Reaktor Filter

Dimensi luas permukaan filter dapat di ukur dengan persamaan berikut:


𝐴 = π x r2………………………………...……………………………….(4.1)
Diketahui : d = 7.5 cm - r = 3.8 cm -> r = 0.038 m

34
Maka:
𝐴 = 3.14 𝑥 0.038 𝑚 𝑥 0.038 𝑚
𝐴 =0.00453416 𝑚2
Berdasarkan perhitungan diatas, hasil dari π x r2 adalah A (luas permukaan
reaktor) yaitu 0.00453416 𝑚2.

2. Kecepatan Aliran Filter


Kecepatan aliran air yang telah di hitung memakai acuan Qasim tahun 2002
dengan persamaa Vf = 1.36 – 3.40 m2/detik dalam penelitian ini penulis memakai Vf
= 3.40 m2/detik yang dapat dilihat persamaan berikut:
Vf = Q/A……………………………………………..……………..(4.2)
Pada Tabel 4.1 debit maksimal yang di anjurkan untuk reaktor filter luas
permukaan 0.00453416 𝑚2 sebagai berikut:

Tabel 4. 1 Kecepan Aliran Filter Qasim


Perhitungan Kecepatan Aliran (Qasim)
Luas Permukaan A Q
Kecepatan Aliran*
Π r² (luas permukaan) (debit)
(m/detik) (m) (m²) (m³/detik)
0.00342 3.14 0.038 0.00453416 1.55068E-05

Kecepatan Aliran liter/detik 0.015506827


liter/menit 0.930409632
liter/jam 55.82457792
(*) Sumber = Qasim 2002

Tabel 4.1 menunjukan hasil dari debit maksimal air yang efisien untuk luas
permukan 3inci adalah 55.8 liter/jam. Sedangkan menurut SNI 3981:2008 Vf = 0.1 –
0.4 m/jam dalam persamaan ini pemulis memakai Vf = 0.4 m/jam yang dapat dilihat
pada tabel berikut :

35
Tabel 4. 2 Perhitungan Kecepatan Aliran Reaktor Filter SNI
Perhitungan Kecepatan Air Reaktor Filter
Luas
Kecepatan Aliran* Permukaan A Q
π r² (luas permukaan) (debit)
(m/detik) (m) (m²) (m³/detik)
0.000111111 3.14 0.038 0.00453416 5.03796E-07

Kecepatan Aliran liter/detik 0.000503796


liter/menit 0.030227733
liter/jam 1.813664
(*)SNI 3981:2008

Tabel 4.1 menunjukan hasil dari kecepatan aliran air yang efisien menurut SNI
untuk luas permukan 3 inci adalah 1.81 liter/jam
Dalam perhitungan actual kecepatan aliran di hitung dengan stopwatch dan
ember kapasitas 11 liter, ditemukan kecepata aliran sebesar 11 liter per 8 menit 20 detik
pada media berukuran diameter 0.5 – 1.0 mm, 8 menit 50 detik pada media berukuran
diameter 0.25 – 0.5 mm, dan 11 menit 10 detik pada media berukuran 0.1 – 0.25 mm
mm. dapat dijelaskan dengan tabel 4.2 :

Tabel 4. 3 Kecepatan Aktual Aliran Air


Kecepatan Aktual Aliran Air
Ukuran media Kapasitas Kecepatan Aliran
(diameter) (Liter) (menit,detik)
0.05 – 0.25 mm 11 11' 10''
0.25 – 0.5 mm 11 9' 50''
0.5 – 1.0 mm 11 8' 20''

Qasim 0.93 1'


0.05 – 0.25 mm 0.93 1'34''
0.25 – 0.5 mm 0.93 1'15''
0.5 – 1.0 mm 0.93 58''

36
Pada tabel 4.2 kecepatan aliran aktual yang sesuai dengan acuan kecepatan
Qasim hanya pada ukuran diameter media filter 0.1 – 0.25 mm namun pada ukuran
0.25 – 0.5 dan 0.5 – 1.0 memiliki perbedaan yang tidak signifikan.

3. Waktu tinggal air pada media filtrasi


Waktu tinggal air pada media filtrasi di hitung dengan stopwatch dan dihitung
mulai air jatuh pada permukan filter sampai air mengalir ke ember air hasil filtrasi,
terhitung waktu tinggal air 18 detik pada ukuran diameter filter 0.5 – 1.0 mm, 20 detik
pada media berukuran diameter 0.25 – 0.5 mm, dan 21 detik pada media berukuran 0.1
– 0.25 mm

4. Ukuran Diameter Media Filter


Ukuran diameter pada media fiter ini berukuran 0.1 – 0.25 mm, 0,25 – 0.5 mm,
0.5 – 1.0 mm. Menurut Suramto (2005) Berdasarkan uji statistik diketahui terdapat
perbedaan kemampuan dari gradasi diameter zeolit dalam menurunkan kadar
kekeruhan pada air sumur. Diameter paling efektif secara statistik 0.1 – 0.25 mm.
Seperti gambar 4.2.

Gambar 4. 2 Media Filter

37
5. Ketebalan Media Filter
Dalam penelitian ini ketebalan filter yang dipilih yaitu 40 cm dapat dilihat pada
gambar 4.1. Menurut Suparno (2017) ketebalan filter 0,4 - 0,5 m memiliki efisiensi
penurunan terhadap kekeruhan sebanyak 80,23% - 92,94%.

4.2 Hasil Analisis Air Baku


Penelitian ini di lakukan di Desa Pasirlimus, Kecamatan Cikarang, Kabupaten
Bekasi. Hasil penelitian yang dilakukan dengan 4 liter sampel, 2 liter dilakukan
pengujian di laboratorium lingkungan kampus Pelita Bangsa dan 2 liter di laboratorium
Sribangun Buminitiya. Penelitian dilakukan selama 1 hari dan disiapkan air baku
berkapasitas 1000 liter supaya sampel air baku tidak adanya perubahan selama
pelaksanaan penelitian. Hasil analisis di laboratorium teknik lingkungan dilakukan
selama 5 kali dapat dilihat pada table 4.5.

Tabel 4. 4 Laporan hasil uji Laboratorium Kampus Pelita Bangsa


Air Baku
Hasil Uji Turbidity TSS TDS
Ke-1 282 80 788
Ke-2 284 80 790
Ke-3 281 81 790
Ke-4 282 80 789
Ke-5 283 81 791
Rata - rata 282.4 80.4 789.6
Baku Mutu 25 NTU 100 mg/L 1000 mg/L
Sumber : Laporan hasil uji Laboratorium Kampus Pelita Bangsa, 2020

Pada tabel 4.5 hasil analisis air baku di laboratorium lingkugan kampus Pelita
bangsa yang dilakukan 5 kali sapling di tunjukan hasil rata – rata Turbidity 282.4 NTU,
TSS 80,4 mg/L, dan TDS 789.6 mg/L. Sedangkan hasil penelitian di laboratorium
Sribangun Buminitiya dapat dilihat pada table 4.6.

38
Tabel 4. 5 Hasil Analisis Air Baku Sribangun
Air Baku
No Parameter Metode Hasil Baku Mutu
1 TDS SNI-06-6989.27-2005 791 mg/L 1000 mg/L
2 TSS SNI-06-6989.3-2004 82 mg/L 100 mg/L
Turbidity
3 (Kekeruhan) SNI-673-2008 283 NTU 25 NTU
Sumber : Laporan hasil uji Laboratorium Sribangun 2020

Pada table 4.6 analisis air baku di laboratorium Sribangun Buminitiya


ditunjukan Turbidity 283 NTU, TSS 82 mg/L, dan TDS 791 mg/L. Berdasarkan dua
hasil penelitian di atas menunjukkan beberapa perbedaan sebesar 0.21% pada
parameter Turbidity, 1.2% pada parameter TSS, 0.1 % pada parameter TDS. Kedua
hasil lab tersebut tidak menunjukan perbedaan yang signifikan namun menulit tetap
memillih hasil analisis laboratorium Sribangun Buminitiya sebagai acuan air baku.

4.3 Hasil Analisis Media Reaktor Filter


Hasil filtrasi pada media 0.5 – 1.0 mm dilakukan pengujian dengan 5 kali
pengulangan dapat dilihat pada tabel 4.7.

Tabel 4. 6 Hasil Analisis Diameter 0.5 – 1.0 mm


Diameter 0.5 – 1.0 mm
Hasil Uji Turbidity TSS TDS
Ke-1 257 70 679
Ke-2 250 70 659
Ke-3 250 71 659
Ke-4 257 71 658
Ke-5 257 72 658
Rata - rata 254.2 70.8 662.6
Baku Mutu 25 NTU 100 mg/L 1000 mg/L
Sumber : Laporan hasil uji Laboratorium Kampus Pelita Bangsa, 2020

39
Pada tabel 4.7 tingkat kekeruhan masih melewati baku mutu sebesar 254 NTU
dan hanya 10% dalam mengurangi tingkat kekeruhan, TSS 14%, dan TDS 16%.
Hasil filtrasi pada media 0.25 – 0.5 mm dapat dilihat pada table 4.8.

Tabel 4. 7 Hasil Analisis Diameter 0.25 - 0.5


Diameter 0.25 – 0.5
Hasil Uji Turbidity TSS TDS
Ke-1 102 21 129
Ke-2 102 22 129
Ke-3 101 23 131
Ke-4 100 23 130
Ke-5 100 21 130
Rata - rata 101 22 129.8
Baku Mutu 25 NTU 100 mg/L 1000 mg/L
Sumber : Laporan hasil uji Laboratorium Kampus Pelita Bangsa, 2020

Pada tabel 4.8 tingkat kekeruhan masih melewati baku mutu sebesar 101 NTU
dan mampu menurunkan 64% dalam mengurangi tingkat kekeruhan, TSS 73%, dan
TDS 84%.
Hasil filtrasi pada media 0.1 – 0.25 mm dapat di lihat pada dabel 4.9.

Tabel 4. 8 Hasil Analisis Diameter 0.1 - 0.25 mm


Diameter 0.1 - 0.25 mm
Hasil Uji Turbidity TSS TDS
ke-1 14.8 8 79
ke-2 14.98 8 79
ke-3 15 8.1 81
ke-4 15 8 80
ke-5 14.8 8.1 80
Rata - rata 14.916 8.04 79.8
Baku Mutu 25 NTU 100 mg/L 1000 mg/L
Sumber : Laporan hasil uji Laboratorium Kampus Pelita Bangsa, 2020

40
Pada tabel 4.9 tingakat kekeruhan sudah dibawah baku mutu 14.9 NTU, dan
mampu menurunkan 94%, TSS 90%, TDS 90%. Dalam hal ini hasil reaktor
berdiameter 0.1 – 0.25 mm sangat efisien untuk mengurangi parameter tersebut.

4.4 Efisiensi Hasil Penurunan Turbidity, Total Disolved Solids, dan Total
Suspended Solid Pada Reaktor
Pada parameter Turbidity dengan menggunakan media reaktor pasir zeolite
berukuran 0.1 – 0.25 mm, 0,25 – 0.5 mm, 0.5 – 1.0 mm menunjukan ukuran diameter
pasir sangat mempengaruhi penurunan terhadap parameter Turbidity media filter
diameter 0.1 – 0.25 mm memiliki hasil dari 283 NTU menjadi 16 NTU pada table 4.10:

Tabel 4. 9 Hasil Penurunan Turbidity


% Efisiensi
Turbidity Penyisihan
Air Baku 283 0%
0.1 – 0.25 mm 16 94%
0.25 – 0.5 mm 101 64%
0.5 – 1.0 254.2 10%
Baku Mutu 25 NTU

Pada gambar 4.3 terlihat diagram penurunan turbidity pada air baku yang telah
difiltrasi menggunakan zeolite, dengan efektivitas tertinggi terletak pada media filter
zeolite dengan ukuran 0.05 – 0.1 mm dengan penurunan mencapai 94%.

41
TURBIDITY
80 70.8 80
70 70
60 60
50 50
40 40
30 22 30
20 20
8.1
10 10
0 0
0.1 – 0.25 mm 0.25 – 0.5 mm 0.5 – 1.0 mm
Series1 8.1 22 70.8
Series2 8.1 22 70.8

Gambar 4. 3 Penurunan Turbidity

Pada parameter Total Disolved Solids dengan menggunakan media reaktor


pasir zeolite berukuran 0.1 – 0.25 mm, 0,25 – 0.5 mm, 0.5 – 1.0 mm menunjukan
ukuran diameter pasir sangat mempengaruhi penurunan terhadap parameter Total
Disolved Solids media filter diameter 0.1 – 0.25 mm memiliki hasil dari 791 mg/L
menjadi 77 mg/L seperti table 4.11.

Tabel 4. 10 Hasil Penurunan Total Disolved Solids


% Efisiensi
TDS Penyisihan
Air Baku 791 0%
0.1 – 0.25 mm 77 90%
0.25 – 0.5 mm 129.8 84%
0.5 – 1.0 mm 662.6 16%
Baku Mutu 1000

42
TDS
80 70.8 80
70 70
60 60
50 50
40 40
30 22 30
20 20
8.1
10 10
0 0
0.1 – 0.25 mm 0.25 – 0.5 mm 0.5 – 1.0 mm
Series1 8.1 22 70.8
Series2 8.1 22 70.8

Gambar 4. 4 Penurunan Total Disolved Solids

Pada Gambar 4.4 dapat dilihat bahwa penurunan TDS paling tinggi terdapat
pada media filter zeolite dengan ukuran 0.1 – 0.25 mm dengan presentase penurunan
mencapai 90%, sedangkan pada zeolite dengan ukuran 0.25 mm – 0.5 mm mencapai
84%, dan pada zeolite dengan ukuran 0.5 – 1.0 mm hanya mengalami penurunan
sebesar 16%.
Pada parameter Total Suspended Solid dengan menggunakan media reaktor
pasir zeolite berukuran 0.1 – 0.25 mm, 0,25 – 0.5 mm, 0.5 – 1.0 mm menunjukan
ukuran diameter pasir sangat mempengaruhi penurunan terhadap parameter Total
Suspended Solid media filter diameter 0.1 – 0.25 mm memiliki hasil dari 82 mg/L
menjadi 8.1 mg/L seperti tabel 4.12.

Tabel 4. 11 Hasil Penurunan Total Suspended Solid


% Efisiensi
TSS Penyisihan
Air Baku 82 0%
0.1 – 0.25 mm 8.1 90%
0.25 – 0.5 mm 22 73%
0.5 – 1.0 mm 70.8 14%
Baku Mutu 100

43
TSS
80 80
70.8
70 70
60 60
50 50
40 40
30 22 30
20 20
8.1
10 10
0 0
0.1 – 0.25 mm 0.25 – 0.5 mm 0.5 – 1.0 mm
Series1 8.1 22 70.8
Series2 8.1 22 70.8

Gambar 4. 5 Penurunan Total Suspended Solid

Pada Gambar 4.5 dapat dilihat bahwa penurunan TSS paling tinggi terdapat
pada media filter zeolite dengan ukuran 0.1 – 0.25 mm dengan presentase penurunan
mencapai 90%, sedangkan pada zeolite dengan ukuran 0.25 – 0.5 mm mencapai 73%,
dan pada zeolite dengan ukuran 0.5 – 1.0 mm hanya mengalami penurunan sebesar
14%. Itu berarti, ukuran diameter media mempengaruhi penurunan TDS pada reaktor
saringan pasir lambat.

4.5 Hasil Analisis Penurunan dengan menggunakan media reaktor pasir


zeolite berukuran 0.1 – 0.25 mm, 0,25 – 0.5 mm, 0.5 – 1.0 mm
Menurut Kusnaedi (2006) dalam Gusmareta (2016) ukuran diameter pasir yang
digunakan mempengaruhi daya absorpsi terhadap air. Semakin kecil ukuran pasir
struktur agregat atau kelompok mineral akan semakin rapat sehingga hasil saring akan
semakin baik dalam penelitian ini ditunjukan ukuran pasir sangat mempengaruhi
penurunan parameter Turbidity, Total Disolved Solids dan Total Suspended Solid yang
apat di lihat pada tabel 4.13.

44
Tabel 4. 12 Hasil Penurunan Turbidity, Total Disolved Solids dan Total
Suspended Solid
Parameter % Efisiensi Penyisihan
Turbidity TSS TDS Turbidity TSS TDS
Air Baku 283 82 791 0% 0% 0%
0.1 – 0.25 mm 16 8.1 77 94% 90% 90%
0.25 – 0.5 mm 101 22 129.8 64% 73% 84%
0.5 – 1.0 mm 254.2 70.8 662.6 10% 14% 16%
Baku Mutu 25 100 1000

Pada tabel 4.9 hasil filtrasi dengan variasi ukuran diameter media pasir zeolite
ini terus menerus menghasilkan penurunan pada setiap parameter dan hasil filtrasi
paling efektif pada ukuran diameter 0.1 – 0.25 mm yang menunjukan 94% penurunan
turbidity dari kadar 283 NTU menjadi 16 NTU, 90% penurunan TSS dengan kadar
awal 82 mg/l menjaadi 8.1 mg/l, dan 90% untuk penurunan TDS dengan kadar awal
791 mg/l menjadi 77 mg/l. Dengan ukuran diameter 0.5 – 1.0 mm parameter turbidity
melebihi baku mutu 254 NTU dengan presentase penurunan sebesar 10% yaitu dari
kadar 283 NTU menjadi 254 NTU, penurunan pada TSS sebesar 14% dengan kadar
awal 82 mg/l menjadi 70.8 mg/l, penurunan pada TDS sebesar 16% dengan kadar awal
791 mg/l menjadi 662.6 mg/l. Dan pada ukuran diameter media pasir zeolite 0.25 mm
– 0.5 mm penurunan cukup signifikan dengan presentase penurunan turbidity sebesar
64% dengan kadar awal 283 NTU menjadi 101 NTU, penurunan untuk parameter TSS
sebesar 73% dengan kadar awal 82 mg/l menjadi 22 mg/l dan penurunan untuk
parameter TDS mencapai 84 % dengan kadar awal 791 mg/l menjadi 129.8 mg/l.

45
Hasil Analisis Penurunna Turbidity, TDS, TSS
1024 662.6
512
254.2
256 129.8
128 101
70.8 77
64
32 22
16
16 8.1
8
4
2
1
Turbidity TSS TDS
Parameter
0.1 – 0.25 mm 16 8.1 77
0.25 – 0.5 mm 101 22 129.8
0.5 – 1.0 mm 254.2 70.8 662.6

0.1 – 0.25 mm 0.25 – 0.5 mm 0.5 – 1.0 mm

Gambar 4. 6 Hasil Analisis Penurunan Turbidity, TDS, TSS

Pada gambar 4.6 hasil filtrasi dengan variasi ukuran diameter media pasir
zeolite ini terus menerus menghasilkan penurunan pada setiap parameter dan hasil
filtrasi paling efektif pada ukuran diameter 0.1 – 0.25 mm yang menunjukan 94%
penurunan turbidity, 90% penurunan TSS, dan 90% untuk penurunan TDS. Dengan
ukuran diameter 0.5 – 1.0 parameter turbidity melebihi baku mutu 254 NTU dengan
presentase penurunan sebesar 10%, penurunan pada TSS sebesar 14%, penurunan pada
TDS sebesar 16%. Dan pada ukuran diameter media pasir zeolite 0.25 mm – 0.5 mm
penurunan cukup signifikan dengan presentase penurunan turbidity sebesar 64%,
penurunan untuk parameter TSS sebesar 73% dan penurunan untuk parameter TDS
mencapai 84 %.

46
4.6 Analisis Koefisien Determinasi terhadap Variasi Diameter Zeolit
Terhadap Penurunan Turbidity, TDS dan TSS
Untuk mengetahui hubungan antara penggunaan variasi diameter zeolit
terhadap penurunan turbidity, TDS dan TSS dengan menggunakan reaktor filter
saringan pasir lambat dilakukan analisis besar nilai koefisien determinan (𝑅 2 ). Menurut
Sudjana (1992) melihat berapa persen pengaruh penggunaan dari variabel bebas
(diameter zeolit) terhadap variabel terikat (penurunan turbidity, TDS, TSS) dapat
ditunjukan dengan nilai koefisien determinasi (𝑅 2 ). Besar koefisien determinasi (𝑅 2 )
parameter turbidity, TDS, TSS ditunjukan pada Gambar 4.7.

Penurunan Turbidity, TDS, TSS


1024
y TDS = 1532.1x - 144.29
Turbidity, TDS, TSS (Y)

512
256
R² = 0.9134
128
64
32 y TSS = 160.67x - 11.891
16 R² = 0.9722
8 y turbidiy = 596.73x - 45.408
4 R² = 0.9996
2
1
0 0.1 0.2 0.3 0.4 0.5 0.6
Diameter Zeolit (X)

Turbidity TDS TSS


Linear (Turbidity) Linear (Turbidity) Linear (TDS)

Gambar 4. 7 Besar Koefisien Determinasi

Berdasarka Gambar 4.7 besar koefisien determinasi (𝑅 2 ) turbidity dengan


menggunakan variasi diameter pada konsentrasi 283 NTU adalah 0.9996, TDS pada
konsentrasi 791 mg/L adalah 0.9134, TSS pada konsentrasi 82 mg/Ladalah 0.9722.
Pengaruh variasi diameter zeolit mempunyai pengaruh yang cukup baik terhadap
penyisihan turbidity, TDS dan TSS. Hal tersebut dapat dilihat penggunaan diameter

47
zeolit mempunyai nilai di atas 0.5 dan hampir mendekati 1. Menurut Nazir (2009),
besar koefisien determinasi yang mendekati angka 1 menunjukan cukup besarnya
pengaruh variabel bebas terhadap variabel terikat.
Pengaruh penggunan variasi diameter zeolit terhadap penurunan kekeruhan
pada konsentrasi 283 NTU mempunyai nilai yang paling besar, yaitu 0.9996. Nilai
tersebut paling besar dibandingkan penurunan TDS dan TSS. Pengaruh tersebut
ditunjukan dengan media zeolit berdiameter 0.1 – 0.25 yang tersaring dan terikat dalam
penurunan kekeruhan pada konsetrasi 283 NTU. Media yang tersaring ditunjukan
dengan nilai persentase penurunan kekeruhan seiring dengan penggunaan variasi
diameter zeolit. Kondisi ini di dukung dengan penelitian Suramto (2005) Berdasarkan
uji statistik diketahui terdapat perbedaan kemampuan dari gradasi diameter zeolit
dalam menurunkan kadar kekeruhan pada air sumur.

48
BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN

5.1 Kesimpulan
Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan, maka dapat ditarik kesimpulan
yang didasarkan rumusan masalah sebagai berikut:
1. Persentase penurunan parameter turbidity, total disolved solids, dan total
suspended solid menggunakan variasi diameter media filtrasi zeolit 0.1 – 0.25
mm, 0,25 – 0.5 mm, 0.5 – 1.0 mm pada reaktor diameter 0.1 – 0.25 mm 94%
parameter turbidity, 90% parameter Total Disolved Solids, 90% Total
Suspended Solid. diameter media 0,25 – 0.5 mm adalah turbidity 64%,
sedangkan Total Disolved Solids adalah 84% dan Total Suspended Solid adalah
73%. 1.0 – 2.0 mm adalah turbidity 10%, sedangkan Total Disolved Solids
adalah 16% dan Total Suspended Solid adalah 14%
2. Besar koefisien determinasi (𝑅 2 ) turbidity dengan menggunakan variasi
diameter pada konsentrasi 283 NTU adalah 0.9996, TDS pada konsentrasi 791
mg/L adalah 0.9134, TSS pada konsentrasi 82 mg/L adalah 0.9722

5.2 Saran
Saran yang diberikan terkait dengan penelitian ini adalah:
1. Diperlukan variasi ketebalan filter mana yang lebih efektif dalam penurunan
parameter Turbidity, Total Disolved Solids dan Total Suspended Solid
2. Diperlukan penelitian selanjutnya untuk mengetahui konsentrasi dan masa
berapa media pasir zeolit mengalami kejenuhan dalam mennurunkan parameter
Turbidity, Total Disolved Solids dan Total Suspended Solid

49
DAFTAR PUSTAKA

Abdillah, Chairi. 2011. Reaktor Biosand Filter Media Karbon Aktif dengan
Sekam Padi. Institut Teknologi Negeri Malang

Adriyani, Eka, Bherta. 2014. Pengaruh Kombinasi Ketebalan Filter Pasir dan
Arang Tempurung Kelapa Terhadap Penurunan Kadar Mangan (Mn) Air
Sumur. Universitas Muhammadiyah Surakarta.

Faisal, Muhammad, Harmadi dan Dwi Puryanti. 2016. Perancangan Sistem


Monitoring Tingkat Kekeruhan Air Secara Realtime Menggunakan
Sensor Tsd-10. Jurnal Ilmu Fisika (JIF), VOL 8 NO 1, 2016.

Fajarwari, Inanda, dkk. 2015. Pengolahan Air Tanah Dengan Sistem


Multifiltrasi Menggunakan Cangkang Kerang, Zeolit, dan Karbon Aktif.
Universitas Tanjungpura. Pontianak

Gusmareta, Yuswalitas. 2016. Paket Keahlian Teknik Plumbing dan Sanitasi.


Kementrian Pendidikan dan Kebudayaan. Medan

Hafni. 2012. Jurnal Momentum tentang Proses Pengolahan Air Bersih Pada
Perusahaan Daerah Air Minum Padang. Institut Teknologi Padang

Indrawati, dewi. 2016. Efektivitas Sand Filter dalam Meningkatkan Kualitas


Air Sumur Menjadi Air Minum Menggunakan Parameter Fe Dan Tds
(Effectiveness of Sand Filter to improve quality of well water into
drinking water using Fe and TDS parameters). Undergraduate thesis,
Universita Diponegoro.

50
Maryani, Deni, dkk. 2014. Pengaruh Ketebalan Media dan Rate filtrasi pada
Sand Filter dalam Menurunkan Kekeruhan dan Total Coliform. Institut
Teknologi Sepuluh November. Surabaya

Nazir, M., 2009. Metode Penelitian. Ghalia Indonesia , Jakarta. 498-460

Nugrahayu, Qorry, dan Purnomo, Alfan. 2013. Penurunan Kandungan Zat


Kapur dalam Air Tanah dengan Menggunakan Filter Media Zeolit alam
dan Pasir Aktif menjadi Air Bersih. Institut Teknologi Sepuluh
November. Surabaya

Permenkes RI No. 32 Tahun 2017 Standar Baku Mutu Kesehatan Lingkungan


untuk Media Air untuk Keperluan Higiene Sanitasi

Qasim, R, Syed. Edward, M and Zhu, Guang 2002 Water Works Engineering
Planing, Design, and Operation. The University of Texas at Arlington

Rachman, Nur, dan Purwoto, Setyo. 2014. Efektifitas Peunrunan Mn dan Total
Coliform pada Air Sumur Gali Berbasis Zeolit. Universitas PGRI Adi
Buana Surabaya

Reynold, D.T. 1982, Unit Operation & Processes in Environmental


Engineering, Brooks/coleEngineering Division, Monterey, California.

Rinawati. Hidayat. Sprianto dan Dewi. 2016. Penentuan Kandungan Zat Padat
(Total Dissolved Solid dan Total Suspended Solid) di Perairan Teluk
Lampung. Universitas Lampung. Kota Bandar Lampung.

Romantika, Mirna. 2014. Perbedaan Keefektifan Media Filter Pasir Aktif dan
Zeolit dalam Menurunkan Kadar Besi Air Sumur Desa Pabelan
Kartasura Sukoharjo. Universitas Muhammadiyah Surakarta

51
SNI 3981:2008 Perencanaan Instalasi Saringan Pasir Lambat

Sudjana, M. A., 1992. Metoda Statistika. Tarsio, Bandung. 214-320

Suparno. 2017. Perencanaan dan Pembangunan Unit Pengolahan Air Dengan


Saringan Saringan Pasir Lambat. Universitas Pelita Bangsa. Bekasi

Suramto. 2015. Efektifitas Diameter Zeolit Sebagai Absorbent Pada Media


Filter Dalam Menurunkan Kekeruhan Air Sumur di Desa Gambus,
Grampal, Sragen. Universita Diponegoro. Semarang

52
53
Wadah Air Baku
Kapasitas 25 Liter
Lampiran 1 Gambar Teknik Proses Filtrasi

Wadah Air Filtrasi


Kapasitas 11 Liter
Lampiran 2 Hasil Laboratorium

54
DAFTAR RIWAYAT HIDUP

Hanif lahir di Bekasi pada tanggal 20 Juni 1996 anak ke tiga


dari enam bersaudara dari pasangan Bapak Mujib dan Ibu
Siroh. Alamat rumah Kp. Tegal Gede RT 011 RW 004 Desa
Pasir sari, Kecamatan Cikarang Selatan, Kabupaten Bekasi.
Jawa Barat.
Penulis menyelesaikan studi di Madrasah Ibtidaiyah selama 6
tahun (2002-2009), Madrasah Tsanawiyah selama 3 tahun
(2009-2012), Sekolah Menengah Atas Terpadu selama 3 tahun (2012-2015) jurusan
Ilmu Pengetahuan Alam. Pada tahun 2015 penulis melanjutkan jenjang pendidikan
Strata 1 Teknik Lingkungan di STT Pelita Bangsa, yang mana pada tahun 2019 berubah
menjadi Universitas Pelita Bangsa.
Dalam perjalanan masa studinya, penulis pernah menjadi anggota organisasi internal
kampus yaitu Himpunan Mahasiswa Teknik Lingkungan (HIMATEL) dengan jabatan
Ketua Bidang Dokumentasi dan Publikasi, menjadi Panitia Acara IEESS (Indonesia
Environmental Engineering Student Summit) yang diselenggarakan pada tahun 2016
oleh Ikatan Mahasiswa Teknik Lingkungan Indonesia. Melaksanakan kerja praktek
(KP) di PT Sinar Hidayah Putra, di Kabupaten Bekasi dengan Dokumen Perizinan
Lingkungan sebagai objek kerja praktek. Penulis juga pernah mengikuti pelatihan basic
training yang diselenggarakan oleh Himpunan Mahasiswa Islam (HMI) pada tahun
2016 dan Latihan Dasar Kepemimpinan Mahasiswa (LDKM) yang diselenggarakan
oleh Badan Eksekutif Mahasiswa STT Pelita Bangsa pada tahun 2016.
Untuk memperoleh gelar sarjana Teknik Lingkungan dari Program Studi Teknik
Lingkungan Fakultas Teknik Universitas Pelita Bangsa, penulis menyelesaikan skripsi
dengan judul “Pengaruh Diameter Media Filtrasi Zeolit terhadap Turbidity, Total
Dissolved Solids dan Total Suspended Solids pada Reaktor Filter”.

55

Anda mungkin juga menyukai