S - Sistem Saringan Pasir Lambat Konvensional
S - Sistem Saringan Pasir Lambat Konvensional
Disusun Oleh:
Hanif
NIM: 331510131
i
LEMBAR PENGESAHAN
SKRIPSI
PENGARUH DIAMETER MEDIA FILTRASI ZEOLIT TERHADAP
TURBIDITY, TOTAL DISOLVED SOLIDS DAN TOTAL SUSPENDED SOLIDS
PADA REAKTOR FILTER
Disusun oleh:
Hanif
NIM. 331510131
Telah diperiksa dan disetujui tanggal: 30 Januari 2020
Dosen Penguji I : Dosen Penguji II :
Mengetahui,
Ketua Program Studi Teknik Lingkungan :
i
LEMBAR PERNYATAAN KEASLIAN
Hanif
331510131
ii
HALAMAN PERNYATAAN PERSETUJUAN PUBLIKASI KARYA
Sebagai citivas akademik Universitas Pelita Bangsa, saya yang bertanda tangan di
bawah ini:
Nama : Hanif
NIM : 331510131
Program Studi : Teknik Lingkungan (S1)
Jenis Karya : Skripsi
Demi pembangunan imku pengetahuan, menyetujui untuk memberikan kepada
Universitas Pelita Bangsa Hak Bebas Royalti Non-Eksklusif (Non-Exclusive Royalty
Free Right) atas karya ilmiah saya yang berjudul:
Beserta perangkat yang ada (jika diperlukan). Dengan Hak Bebas Royalti Non-
Eksklusif ini, Universitas Pelita Bangsa berhak meyimpan, mengalih media/formatkan,
mengelola dalam bentuk pangkalan data (database), merawat dan mempublikasikan
skripsi saya selama tetap mencantumkan nama saya sebagai penulis/pencipta dan
sebagai pemilik hak cipta.
Demikian pertanyataan ini saya buat dengan sebenarnya.
Hanif
331510131
iii
ABSTRAK
Air tanah di wilayah desa Pasirlimus sebagian besar berwarna kuning yang diduga
tingkat kekeruhan melebihi ambang batas, sehingga perlu dilakukan pengolahan agar
air tanah memenuhi persyaratan kualitas air bersih. Air tanah diolah menggunakan
reaktor filter saringan pasir lambat dengan single media filter pasir zeolit dengan
variasi diameter pasir berukuran 0.1 – 0.25 mm, 0,25 – 0.5 mm dan 0.5 – 1.0 mm. Jenis
penelitian ini adalah kuantitatif dengan instrument eksperimental. Teknik pengambilan
sampel dalam penelitian ini adalah grab sampling dengan pengambilan sampel
bedasarkan bedar diameter zeolit pada reaktor filter dan kemudian sampel diuji
laboratorium. Berdasarkan hasil analisa laboratorium persentase penurunan parameter
turbidity, total disolved solids, dan total suspended solid menggunakan variasi
diameter media filtrasi zeolit 0.1 – 0.25 mm, 0,25 – 0.5 mm, 0.5 – 1.0 mm pada reaktor
diameter 0.1 – 0.25 mm 94% parameter turbidity, 90% parameter total disolved solids,
90% total suspended solid. diameter media 0,25 – 0.5 mm adalah turbidity 64%,
sedangkan Total Disolved Solids adalah 84% dan total suspended solid adalah 73%.
1.0 – 2.0 mm adalah turbidity 10%, sedangkan total disolved solids adalah 16% dan
total suspended solid adalah 14% dan besar koefisien determinasi (𝑅 2 ) turbidity
dengan menggunakan variasi diameter pada konsentrasi 283 NTU adalah 0.9996, TDS
pada konsentrasi 791 mg/L adalah 0.9134, TSS pada konsentrasi 82 mg/L adalah
0.9722.
Kata Kunci: Single Media Filter, Zeolit, Variasi Diameter Pasir, Turbidity, TDS, TSS.
iv
ABSTRACT
Keywords: Single Media Filter, Zeolites, Sand Diameter Variation, Turbidity, TDS,
TSS.
v
KATA PENGANTAR
Puji dan syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT. yang telah melimpahkan
rahmat dan hidayah-Nya kepada kita semua, shalawat dan salam semoga terlimpah
curahkan kepada nabi Muhammad SAW. Adapun maksud dan tujuan dari skripsi
tentang “Pengaruh Diameter Media Filtrasi Zeolit Terhadap Turbidity, Total Disolved
Solids dan Total Suspended Solids Pada Reaktor Filter” ini adalah untuk memenuhi
persyaratan penelitian guna melengkapi kurikulum dalam Program Studi Teknik
Lingkungan Universitas Pelita Bangsa.
Pada kesempatan ini penyusun mengucapkan terima kasih kepada :
1. Ibu Putri Anggun Sari, S.Pt., M.Si. selaku Dekan Fakultas Teknik, sekaligus
dosen pembimbing akademis saya di Universitas Pelita Bangsa.
2. Bapak Dodit Ardiatma, S. T., M. Sc. selaku Kepala Program Studi Teknik
Lingkungan Universitas Pelita Bangsa dan pembimbing I mata kuliah skripsi
Universitas Pelita Bangsa.
3. Bapak Nur Ilman Ilyas, S. T., M. M. selaku dosen pembimbing II mata kuliah
skripsi Universitas Pelita Bangsa.
4. Keluarga serta teman-teman yang telah memberikan motivasi, dukungan, dan
bantuan dalam menyelesaikan skripsi ini.
Penyusun menyadari bahwa skripsi ini masih jauh dari sempurna, oleh karena itu
penulis mengharapkan adanya kritik dan saran yang bersifat membangun untuk
memperbaiki penyusunan skripsi ini.
Hanif
331510131
i
DAFTAR ISI
LEMBAR PENGESAHAN...................................................................................... i
ABSTRAK ............................................................................................................. iv
ABSTRACT ............................................................................................................. v
DAFTAR GAMBAR.............................................................................................. vi
ii
BAB II TINJAUAN PUSTAKA ............................................................................. 5
iii
3.1.2. Waktu Penelitian ............................................................................... 22
iv
4.4 Efisiensi Hasil Penurunan Turbidity, Total Disolved Solids, dan Total
Suspended Solid Pada Reaktor ............................................................................ 41
4.5 Hasil Analisis Penurunan dengan menggunakan media reaktor pasir zeolite
berukuran 0.1 – 0.25 mm, 0,25 – 0.5 mm, 0.5 – 1.0 mm ...................................... 44
LAMPIRAN .......................................................................................................... 53
v
DAFTAR GAMBAR
Gambar 2. 1 Komponen Dasar Saringan Pasir Lambat Sistem Kontrol Inlet .......... 10
vi
DAFTAR TABEL
Tabel 2. 1 Perbedaan Antara Saringan Pasir Lambat dengan Saringan Pasir Cepat . 15
Tabel 4. 12 Hasil Penurunan Turbidity, Total Disolved Solids dan Total Suspended
Solid ....................................................................................................................... 45
vii
DAFTAR LAMPIRAN
viii
BAB I
PENDAHULUAN
1
piranti elektronika yaitu sebagai material semikonduktor (Kalogeras dan Dova, 1998
dalam Mirna, 2014).
Berdasarkan uraian diatas, dalam penelitian ini tingkat kekeruhan (turbidity),
total disolved solids, dan total suspended Solids akan diolah menggunakan reaktor
filter saringan pasir lambat media pasir zeolit sebagai single media filternya dengan
variasi diameter pasir berukuran 0.1 – 0.25 mm, 0,25 – 0.5 mm, 0.5 – 1.0 mm yang
akan menjadi perbandingan untuk mengetahui efektivitas pasir zeolit sebagai single
media filter dan kinerja reaktor saringan pasir lambat dalam meningkatkan kualitas
air.
2
1.4. Rumusan Masalah
Berdasarkan batasan masalah diatas, maka dapat dirumaskan rumusan masalah
sebagai berikut:
1. Berapakah persentase penurunan parameter turbidity, total disolved solids, dan
total suspended solid menggunakan varuasi diameter media filtrasi zeolit 0.1 –
0.25 mm, 0,25 – 0.5 mm, 0.5 – 1.0 mm pada reaktor filter
2. Berapakah besar koefisien determinasi variasi diameter media filter zeolit
terhadap penurunan parameter turbidity, total disolved solids, dan total
suspended solid menggunakan reaktor filter
1.5. Tujuan Penelitian
Berdasarkan batasan masalah diatas, maka dapat dirumaskan rumusan masalah
sebagai berikut:
1. Mengetahui persentase penurunan parameter turbidity, total disolved solids,
dan total suspended solid menggunakan variasi diameter media filtrasi zeolit
0.1 – 0.25 mm, 0,25 – 0.5 mm, 0.5 – 1.0 mm pada reaktor filter
2. Mengetahui besar koefisien determinasi variasi diameter media filter zeolit
terhadap penurunan parameter turbidity, total disolved solids, dan total
suspended solid menggunakan reaktor filter
3
1.6.2. Manfaat bagi Program Studi Teknik Lingkungan
Manfaat penelitian ini untuk Program Studi Teknik Lingkungan sebagai
berikut:
1. Penelitian ini diharapkan mampu menjadi bahan ajar maupun evaluasi dalam
pembelajaran.
2. Hasil penelitina ini harap dijadikan penelitian lanjutan umumnya bagi
mahasiswa Universitas Pelita bangsa dan khususnya bagi Program Studi
Teknik Lingkungan
1.6.3. Manfaat bagi Masyarakat
Manfaat penelitian ini bagi masyarakat sebagai berikut:
1. Penelitian ini diharapkan dapat membantu masyarakat dalam upaya
meningkatkan kualitas air dengan membuat alat filtrasi mandiri yang optimal
untuk mendapatkan hasil air yang baik
2. Penelitian ini diharapkan dapat memperbaiki kualitas air yang lebih baik
4
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2.1. Filtrasi
Filtrasi adalah pembersihan partikel padat dari suatu fluida dengan
melewatkannya pada medium penyaringan, atau septum, yang di atasnya padatan akan
terendapkan. Filtrasi adalah suatu operasi atau proses dimana campuran heterogen
antara fluida dan partikel-partikel padatan dipisahkan oleh media filter yang
meloloskan fluida tetapi menahan partikel padatan. Filtrasi adalah pemisahan koloid
atau partikel padat dari fluida dengan menggunakan media penyaringan atau saringan.
Air yang mengandung suatu padatan atau koloid dilewatkan pada media saring dengan
ukuran pori-pori yang lebih kecil dari ukuran suatu padatan tersebut (Indrawati, 2016).
Sedangkan menurut SNI 6774, 2008. Filtrasi adalah proses memisahkan
padatan dari supernatran melalui media penyaring. Filtrasi merupakan pemisahan
antara padatan atau koloid dengan cairan. Proses filtrasi pada air melalui pengaliran air
pada media butiran. Filtrasi air dapat menghilangkan bakteri, warna, kekeruhan, dan
kandungan logam seperti besi. Filtrasi air menggunakan media pasir silika, zeolit, dan
arang aktif. Pada proses penyaringan, partikel-partikel yang cukup besar akan tersaring
pada media pasir,sedangkan media zeolit dan arang aktif berfungsi untuk menyaring
bakteri dan kandungan logam dalam air. Ruang antar butir berfungsi sebagai tempat
sedimentasi bahan-bahan pengotor dalam air.
5
a. Debit Filtrasi
Debit yang terlalu besar akan menyebabkan tidak berfungsinya filter secara
efisien. Sehingga proses filtrasi tidak dapat terjadi dengan sempurna, akibat adanya
aliran air yang terlalu cepat dalam melewati rongga diantara butiran media pasir. Hal
ini menyebabkan berkurangnya waktu kontak antara permukaan butiran media
penyaring dengan air yang akan disaring. Kecepatan aliran yang terlalu tinggi saat
melewati rongga antar butiran menyebabkan partikel–partikel yang terlalu halus yang
tersaring akan lolos.
b. Konsentrasi Kekeruhan
Konsentrasi kekeruhan sangat mempengaruhi efisiensi dari filtrasi. Konsentrasi
kekeruhan air baku yang sangat tinggi akan menyebabkan tersumbatnya lubang pori
dari media atau akan terjadi clogging. Sehingga dalam melakukan filtrasi sering
dibatasi seberapa besar konsentrasi kekeruhan dari air baku (konsentrasi air influen)
yang boleh masuk. Jika konsentrasi kekeruhan yang terlalu tinggi, harus dilakukan
pengolahan terlebih dahulu, seperti misalnya dilakukan proses koagulasi – flokulasi
dan sedimentasi.
c. Temperatur
Adanya perubahan suhu atau temperatur dari air yang akan difiltrasi,
menyebabkan massa jenis (density), viskositas absolut, dan viskositas kinematis dari
air akan mengalami perubahan. Selain itu juga akan mempengaruhi daya tarik menarik
diantara partikel halus penyebab kekeruhan, sehingga terjadi perbedaan dalam ukuan
besar partikel yang akan disaring. Akibat ini juga akan mempengaruhi daya adsorpsi.
Akibat dari keduanya ini, akan mempengaruhi terhadap efisiensi daya saring filter.
6
saring. Media yang terlalu tebal biasanya mempunyai daya saring yang sangat tinggi,
tetapi membutuhkan waktu pengaliran yang lama (Indrawati, 2016).
7
2.3. Zeolit
Zeolit adalah kristal alumina silika yang berstruktur tiga dimensi, serta
terbentuk dari tetrahedral alumina dan silika dengan rongga-rongga di dalam yang
berisi ion-ion logam, biasanya berupa alkali atau alkali tanah dan molekul air yang
dapat bergerak bebas. Zeolit berfungsi sebagai adsorben dan penyaring molekul, serta
ion exchange (penukar ion) dalam pengolahan air. (Kusnaedi, 2010 dalam Mirna,
2014)
Zeolit adalah kristal alumina silika tetrahedral yang mempunyai struktur
kerangka tiga dimensi. Zeolit tergolong dalam material nanopori dengan ukuran pori
antara 0,3-1,5 nm. Sehingga zeolit dapat dimanfaatkan sebagai adsorben, penukar ion,
dan katalis (Aubach, dkk, 2003 dalam Mirna, 2014). Selain itu zeolit juga dapat
dimanfaatkan sebagai pendukung pada piranti elektronika yaitu sebagai material
semikonduktor (Kalogeras dan Dova, 1998 dalam Mirna, 2014). Berdasarkan proses
terbentuknya, zeolit dapat dibedakan menjadi dua yaitu : zeolit alam dan zeolit sintetis.
Zeolit alam terbentuk secara alamiah di alam, sedangkan zeolit sintetis dibuat dari
bahan yang mengandung komponen dasar alumina dan silika. Zeolit sintetis dapat
dibuat dengan menggunakan bahan abu dasar sisa pembakaran batubara. Sari (2016)
menyatakan bahwa abu dasar batubara dari Pembangkit Listrik Tenaga Uap (PLTU)
Ombilin di Sawahlunto memiliki komposisi utama yaitu alumina (Al2O3) sebesar
33,172% dan silika (SiO2) 56,232%. Kandungan alumina dan silika pada abu dasar
memiliki kesamaan dengan senyawa penyusun zeolit, sehingga abu dasar dapat
dimanfaatkan untuk mensintesis zeolite (Mirna, 2014).
8
dilengkapi dengan karbon aktif, dan untuk menghilangkan bakteri sering dipergunakan
kaporit (Reynold, 1982).
Terdapat dua jenis pemisahan air dengan menggunakan proses saringan pasir
lambat, yaitu saringan pasir lambat konvensional dan saringan pasir lambat “Up Flow”
Saringan pasir lambat biasanya hanya terdiri dari sebuah bak yang terbuat dari beton,
ferosemen, bata semen atau bak fiber glass untuk menampung air dan media penyaring
pasir. Bak ini dilengkapi dengan sistem saluran bawah, inlet, outlet dan peralatan
kontrol. Kapasitas pengolahan dapat dirancang dengan berbagai macam ukuran sesuai
dengan kebutuhan yang diperlukan, proses ini secara umum terdiri atas Unit Proses,
yaitu :
1) Bangunan penyadap
2) Bak penampung
3) Saringan pasir lambat
4) Bak penampung air bersih
Unit pengolahan air dengan saringan pasir lambat merupakan suatu paket. Air
baku yang digunakan yakni air sungai atau air danau yang tingkat kekeruhannya tidak
terlalu tinggi. Jika tingkat kekeruhan air bakunya cukup tinggi misalnya pada waktu
musim hujan, maka agar supaya beban saringan pasir lambat tidak telalu besar, maka
perlu dilengkapi dengan peralatan pengolahan pendahuluan misalnya bak pengendapan
awal dengan atau tanpa koagulasi bahan dengan bahan kimia (Gusmareta, 2016).
9
1) Saringan pasir lambat dengan kontrol pada inlet
10
2) Saringan pasir lambat dengan kontrol pada outlet
11
1) Tidak memerlukan bahan kimia, sehingga biaya operasinya sangat murah.
2) Dapat menghilangkan zat besi, mangan, dan warna serta kekeruhan.
3) Dapat menghilangkan ammonia dan polutan organik, karena proses
penyaringan berjalan secara fisika dan biokimia.
4) Sangat cocok untuk daerah pedesaan dan proses pengolahan sangat sederhana.
12
2.5. Saringan Pasir Cepat
Saringan Pasir Cepat (SPC) atau Rapid Sand Filter (RSF) merupakan saringan
air yang dapat menghasilkan debit air hasil penyaringan yang lebih banyak daripada
Saringan Pasir Lambat (SPL). Walaupun demikian saringan ini kurang efektif untuk
mengatasi bau dan rasa yang ada pada air yang disaring. Selain itu karena debit air
yang cepat, lapisan bakteri yang berguna untuk menghilangkan patogen tidak akan
terbentuk sebaik apa yang terjadi di saringan pasir lambat. Sehingga akan
membutuhkan proses disinfeksi kuman yang lebih intensif (Adriyani, 2014).
Secara umum bahan lapisan saringan yang digunakan pada saringan pasir cepat
sama dengan saringan pasir lambat, yakni pasir, kerikil dan batu. Perbedaan yang
terlihat jelas adalah pada arah aliran air ketika penyaringan. Pada saringan pasir lambat
arah aliran airnya dari atas ke bawah, sedangkan pada saringan pasir cepat dari bawah
ke atas (up flow). Selain itu pada saringan pasir cepat umumnya dapat melakukan
backwash atau pencucian saringan tanpa membongkar keseluruhan saringan (Adriyani,
2014)
13
Kecepatan penyaringan pasir cepat relatif lebih besar pencuciannya
menggunakan back wash, atau air dialirkan dari bawah media ke arah atas, dan
memakan waktu 1 sampai 2 hari. Saringan pasir cepat yang digunakan dalam
pengolahan air biasanya pada tipe gravitasi dan umumnya ditempatkan pada kolam dari
beton yang terbuka. Panjang proses penyaringan tergantung kulitas feed water dan
jarak proses penyaringan antara satu hari sampai beberapa hari, pencucian untuk
pemisahan flok yang dikumpulkan diatas dan didalam filter bed. Untuk mencuci filter
kran influen ditutup, jika air yang disaring ke bawah, kran effluent di tutup. Dimulai
dengan 0.5 galon/menit-ft2, setelah kira-kira 1 menit pada surface washing, aliran
backwash diawali dengan pembukaan kran influent washwater dan pada batas yang
diinginkan. Debit backwash 15 – 20 galon/menit-ft2 dan bed expantion 20 – 50 %
butiran pasir dibagian bawah, dan ini tergantung pada suhu air yang digunakan
(Adriyani, 2014).
14
2.5.2. Kelemahan dari Sistem Saringan Pasir Cepat
Menurut Adriyani (2014) pengelolaan air bersih dengan menggunakan sistem
sarirgan pasir cepat memiliki kelemahan segi biaya dan operasi lalu di uraikan sebagai
berikut:
1) Tidak efektif dalam menghilangkan bakteri, virus, protozoa, fluoride, arsenik,
garam, bau dan bahan-bahan organik (kecuali sebelum dan sesudah
pengolahan.
2) Investasi yang tinggi dan biaya operasional
3) Pembersihan sering diperlukan (setiap 24-72h)
4) Pengawasan terampil yang cukup penting
5) Membutuhkan energi yang besar
6) Pengolahan air backwash dan lumpur yang diperlukan
15
air water backwash dicuci, dan dipakai lagi
atau diganti
7 Waktu Operasi 12 - 24 - 72 jam 20 - 30 - 120 hari
8 Headloss 30 - 275 cm 100 - 150 cm
9 Penetrasi kekeruhan Lebih dalam (semua Hanya di permukaan
media harus dicuci pasir
dengan backwashing
10 Pengolahan awal Perlu koagulasi, Roughing filter, Prased,
flokulasi dan
dan sedimentasi aerasi
Sumber : Bowo Joko Marsono, 1997 dalam Chairi 2011
2.7.1. Kekeruhan
Tingkat kekeruhan air merupakan salah satu parameter yang dijadikan
kelayakan air baik untuk diminum. Menurut International Organization for
Standardization (1999) kekeruhan adalah suatu keadaan dimana transparansi suatu zat
cair berkurang akibat kehadiran zat-zat lainnya. Kehadiran zat-zat yang dimaksud
terlarut dalam zat cair dan membuatnya seperti berkabut atau tidak jernih. Menurut
Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia no. 32 (2017) tentang persyaratan
16
kualitas air bersih yang aman bagi kesehatan adalah air yang apabila memenuhi
persyaratan fisika, mikrobiologis, kimiawi dan radioaktif yang dimuat dalam parameter
wajib dan parameter tambahan. Dalam peraturan ini disebutkan bahwa kadar maksimal
kekeruhan air yang baik untuk dikonsumsi adalah 25 NTU (Nephelometric Turbidity
Unit). Kekeruhan menyebabkan air menjadi seperti berkabut atau berkurangnya
transparansi dari air. Arah dari berkas cahaya yang dipancarkan akan berubah ketika
cahaya berbenturan dengan partikel di dalam air. Jika level kekeruhan rendah maka
sedikit cahaya yang akan dihamburkan dan dibiaskan dari arah asalnya (Faisal, 2016).
17
mengendap di mata akan mengakibatkan katarak, bila di ginjal akan mengakibatkan
batu ginjal atau batu empedu, di pembuluh darah akan mengakibatkan pengerasan
pembuluh darah, tekanan darah tinggi, stroke dan lain-lain (Wahyu, dkk dalam
Aliaman, 2017).
18
2.7.4. Baku Mutu Kualitas Air Bersih Parameter Fisik
Berdasarkan Permenkes RI No. 32 Tahun 2017, Parameter Fisik dalam Standar
Baku Mutu Kesehatan Lingkungan untuk Media Air untuk Keperluan Higiene Sanitasi
yang di dalamnya melingkupi kekeruhan sebagai salah satu parameternya adalah
sebagai berikut :
19
Tabel 2. 2 Penelitian Terdahulu yang Relevan
No Judul Penelitian Tahun Persamaan Perbedaan Hasil Penelitian
Terdahulu Penelitian
1 Pengolahan Air 2015 Salah satu dari Jumlah media Kenaikan pH dari 5,19
Tanah Dengan 3 media filter filter yang menjadi 9,33, penurunan
Sistem yang di digunakan kadar besi sebesar 59,64%
Multifiltrasi gunakan seperti : dari 3,03 mg/l menjadi 1,22
Menggunakan adalah zeolit cangkang kerang, mg/l, penurunan kadar zat
Cangkang sebagai media dan arang aktif organik sebesar 62,22%
Kerang, Zeolit, filtrasi untuk dari 113,76 mg/l menjadi
dan Karbon melakukan Parameter yang 42,98 mg/l serta penurunan
Aktif penelitian di pakai seperti : kadar warna dalam air
ph, besi, zat sebesar 35,61% dari 50,32
organik dan menjadi 32,40 Pt-Co.
warna
20
4 Penurunan 2013 Menggunakan Parameter yang Dengan perbandingan
Kandungan Zat zeolit sebagai di pakai seperti : ketinggian media zeolite
Kapur dalam Air media filtrasi zat kapur alam:pasir aktif adalah
Tanah dengan 30cm:60cm. Dengan persen
Menggunakan Multimedia removal untuk konsentrasi
Filter Media filtrasi berupa 400 mg/L sebesar 100%,
Zeolit alam dan zeolite alam dan konsentrasi 520mg/L
Pasir Aktif pasir aktif sebesar 89,03% dan
menjadi Air konsentrasi 640mg/L
Bersih sebesar 92,13%.
5 Efektifitas 2014 Menggunakan Parameter yang Dari hasil penelitian ini di
Peunrunan Mn zeolit sebagai di pakai seperti : dapatkan: media filter zeolit
dan Total media filtrasi Mn dan Total alam efektif menurunkan
Coliform pada coliform kandungan Mn dari 2,53
Air Sumur Gali mg/lt menjadi < 0,01 mg/lt
Berbasis Zeolit akan tetapi tidak efektif
dalam menurunkan
kandungan Total Coliform.
Untuk media filter
manganese green sand
efektif menurunkan
kandungan Mn dari 2,53
mg/lt menjadi < 0,01 mg/lt
dan efektif menurunkan
Total Coliform pada menit
ke – 60. Sedangkan media
filter zeolit teraktivasi
panas efektif menurunkan
kandungan Mn rata –rata
sebesar 0,099 mg/lt dari
2,53 mg/lt akan tetapi
kurang efektif dalam
menurunkan kandungan
Total Coliform. Dari tiga
media yang digunakan
untuk penelitian ini,media
filter manganese green
sand paling efektif dalam
menurunkan kandungan Mn
dan Total Coliform
21
BAB III
METODE PENELITIAN
22
3.2. Bahan dan Alat Penelitian
23
3.3. Tahapan Penelitian
24
Berikut gambar reaktor filter saringan pasir lambat:
25
Gambar 3. 2 Susunan Media Filter Saringan Pasir Lambat
Keterangan:
Q maksimal = Debit (m3/detik)
Vfiltrasi = Kecepatan Aliran (m/detik)
Afiltrasi = Luas Permukaan (m²)
Diketahui:
Vfiltrasi = 0.0342 (m/detik)
26
Afiltrasi = 0.00453416 (m²)
Ditanyakan? Q maksimal =…….. (m3/detik)
3. Kehilangan Tekanan
…………………….……………..(3.3)
Keterangan:
27
7. Masukan spon dengan tebal 0.5 cm sebagai pemisah/skat antara air dan media
pasir zeolit
8. Kemudian alirkan air baku dengan menggunakan pompa akuarium 12W
Pada Gambar 3.3 menjelaskan wadah air baku kapasitas 25 liter di alirkan
menggunakan pompa 12W pada reaktor filter dan hasil dari filtrasi mengalir secara
grafity ke wadah penampung air filter
28
3.4. Variabel Penelitian
Variabel penelitian adalah suatu atribut atau sifat dari orang maupun objek
yang mempunyai variasi tertentu yang ditetapkan oleh penelitian untuk dipelajari dan
ditarik kesimpulan (Sugiono,2002:20). Berdasarkan penjelasan tersebut, maka
variabel yang digunakan adalah:
29
3.5.1. Metode Pengumpulan Data
Teknik pengumpulan data dalam penelitian ini yaitu sebagai berikut:
1. Data Primer
Data primer diperoleh dari data hasil penelitian yang dilakukan meliputi data
pengamatan kegiatan penelitian mulai dari proses, kegiatan uji reaktor SPL,
variasi gradasi media filter dan data hasil analisa laboratorium air baku serta
air filter yang dilakukan dalam penelitian ini.
2. Data Sekunder
Data sekunder diperoleh dengan mengumpulkan informasi terkait obyek
penelitian yang akan diteliti melalui kumpulan berbagai literatur, artikel,
jurnal penelitian, serta peraturan terkait pembahasan.
30
C1 = konsentrasi parameter akhir (mg/L atau NTU)
2. Analisis regresi
Analisis regresi merupakan analisis yang bertujuan untuk mengetahui
pengaruh suatu variable terhadap variabel lain. Pada penelitian ini analisis
regresi bertujuan untuk mengetahui besar koefisien determinasi variasi
penggunaan massa terhadap penyisihan turbidity. Analisis regresi dilakukan
dengan cara memplotkan variasi diameter media filter sebagai variable bebas
(sumbu X) dan efisiensi penurunan turbidity sebagai variable terikat (sumbu
Y) kedalam bentuk grafik menggunakan Microsoft Excel.
Dari grafik akan di dapatkan persamaan regresi sebagai berikut :
Y = a + b X ………………………………………………………...........(3.5)
Keterangan:
Y : Efisiensi penyisihan (%)
X = Variasi diameter media (mm)
a = Konstanta
b =Koefisien regresi
1. Studi Literatur
Melakukan studi literatur melalui jurnal-jurnal maupun refrensi sebelumnya
yang berkaitan dengan materi penelitian.
31
3. Konsep Filter
Menentukan jenis media filter yang akan digunakan yaitu dengan single
media filter, dengan arah aliran down flow, jenis aliran filter yang digunakan
inlet gravity filter dengan aliran sesuai dengan arah gravitasi dari atas ke
bawah, dengan rancangan alat filter berdasarkan aliran dan media filter yang
digunakan yaitu saringan pasir lambat.
4. Media Filter
Media filter yang akan digunakan dalam penelitian ini adalah pasir zeolit,
dengan variasi gradiasi diameter butiran pasir 0.1 – 0.25 mm, 0,25 – 0.5 mm,
0.5 – 1.0 mm dan sususan kerikil sebagai media penyangga berukuran 3-4
mm dan 10-30 mm tersusun dari atas kebawah sesuai dengan SNI 3981
(2008).
6. Filterisasi
Proses Filterisasi air baku menggunakan reaktor saringan pasir lambat yang
sudah dirancang menggunakan single media filter pasir zeolit dengan variasi
gradasi butiran pasir berukuran 0.1 – 0.25 mm, 0,25 – 0.5 mm, 0.5 – 1.0 mm
mm dan sususan kerikil sebagai media penyangga berukuran 3-4 mm dan 10-
30 mm tersusun dari atas kebawah dengan sistem gravity filter dengan aliran
down flow berdasarkan arah gravitasi.
32
7. Analisa Kinerja Reaktor
Tahapan selanjutnya adalah menganalisa kinerja reaktor dengan analisa air
yang telah diolah oleh reaktor saringan pasir lambat dengan parameter
Turbidity, Total Disolved Solids dan Total Suspended Solid untuk mengetahui
efektivitas yang dihasilkan oleh single media filter pasir zeolit dengan variasi
gradasi berukuran 0.1 – 0.25 mm, 0,25 – 0.5 mm, 0.5 – 1.0 mm serta
menganalisa kehilangan tekanan media yang dihasilkan pada proses filterisasi
berlangsung.
33
BAB IV
34
Maka:
𝐴 = 3.14 𝑥 0.038 𝑚 𝑥 0.038 𝑚
𝐴 =0.00453416 𝑚2
Berdasarkan perhitungan diatas, hasil dari π x r2 adalah A (luas permukaan
reaktor) yaitu 0.00453416 𝑚2.
Tabel 4.1 menunjukan hasil dari debit maksimal air yang efisien untuk luas
permukan 3inci adalah 55.8 liter/jam. Sedangkan menurut SNI 3981:2008 Vf = 0.1 –
0.4 m/jam dalam persamaan ini pemulis memakai Vf = 0.4 m/jam yang dapat dilihat
pada tabel berikut :
35
Tabel 4. 2 Perhitungan Kecepatan Aliran Reaktor Filter SNI
Perhitungan Kecepatan Air Reaktor Filter
Luas
Kecepatan Aliran* Permukaan A Q
π r² (luas permukaan) (debit)
(m/detik) (m) (m²) (m³/detik)
0.000111111 3.14 0.038 0.00453416 5.03796E-07
Tabel 4.1 menunjukan hasil dari kecepatan aliran air yang efisien menurut SNI
untuk luas permukan 3 inci adalah 1.81 liter/jam
Dalam perhitungan actual kecepatan aliran di hitung dengan stopwatch dan
ember kapasitas 11 liter, ditemukan kecepata aliran sebesar 11 liter per 8 menit 20 detik
pada media berukuran diameter 0.5 – 1.0 mm, 8 menit 50 detik pada media berukuran
diameter 0.25 – 0.5 mm, dan 11 menit 10 detik pada media berukuran 0.1 – 0.25 mm
mm. dapat dijelaskan dengan tabel 4.2 :
36
Pada tabel 4.2 kecepatan aliran aktual yang sesuai dengan acuan kecepatan
Qasim hanya pada ukuran diameter media filter 0.1 – 0.25 mm namun pada ukuran
0.25 – 0.5 dan 0.5 – 1.0 memiliki perbedaan yang tidak signifikan.
37
5. Ketebalan Media Filter
Dalam penelitian ini ketebalan filter yang dipilih yaitu 40 cm dapat dilihat pada
gambar 4.1. Menurut Suparno (2017) ketebalan filter 0,4 - 0,5 m memiliki efisiensi
penurunan terhadap kekeruhan sebanyak 80,23% - 92,94%.
Pada tabel 4.5 hasil analisis air baku di laboratorium lingkugan kampus Pelita
bangsa yang dilakukan 5 kali sapling di tunjukan hasil rata – rata Turbidity 282.4 NTU,
TSS 80,4 mg/L, dan TDS 789.6 mg/L. Sedangkan hasil penelitian di laboratorium
Sribangun Buminitiya dapat dilihat pada table 4.6.
38
Tabel 4. 5 Hasil Analisis Air Baku Sribangun
Air Baku
No Parameter Metode Hasil Baku Mutu
1 TDS SNI-06-6989.27-2005 791 mg/L 1000 mg/L
2 TSS SNI-06-6989.3-2004 82 mg/L 100 mg/L
Turbidity
3 (Kekeruhan) SNI-673-2008 283 NTU 25 NTU
Sumber : Laporan hasil uji Laboratorium Sribangun 2020
39
Pada tabel 4.7 tingkat kekeruhan masih melewati baku mutu sebesar 254 NTU
dan hanya 10% dalam mengurangi tingkat kekeruhan, TSS 14%, dan TDS 16%.
Hasil filtrasi pada media 0.25 – 0.5 mm dapat dilihat pada table 4.8.
Pada tabel 4.8 tingkat kekeruhan masih melewati baku mutu sebesar 101 NTU
dan mampu menurunkan 64% dalam mengurangi tingkat kekeruhan, TSS 73%, dan
TDS 84%.
Hasil filtrasi pada media 0.1 – 0.25 mm dapat di lihat pada dabel 4.9.
40
Pada tabel 4.9 tingakat kekeruhan sudah dibawah baku mutu 14.9 NTU, dan
mampu menurunkan 94%, TSS 90%, TDS 90%. Dalam hal ini hasil reaktor
berdiameter 0.1 – 0.25 mm sangat efisien untuk mengurangi parameter tersebut.
4.4 Efisiensi Hasil Penurunan Turbidity, Total Disolved Solids, dan Total
Suspended Solid Pada Reaktor
Pada parameter Turbidity dengan menggunakan media reaktor pasir zeolite
berukuran 0.1 – 0.25 mm, 0,25 – 0.5 mm, 0.5 – 1.0 mm menunjukan ukuran diameter
pasir sangat mempengaruhi penurunan terhadap parameter Turbidity media filter
diameter 0.1 – 0.25 mm memiliki hasil dari 283 NTU menjadi 16 NTU pada table 4.10:
Pada gambar 4.3 terlihat diagram penurunan turbidity pada air baku yang telah
difiltrasi menggunakan zeolite, dengan efektivitas tertinggi terletak pada media filter
zeolite dengan ukuran 0.05 – 0.1 mm dengan penurunan mencapai 94%.
41
TURBIDITY
80 70.8 80
70 70
60 60
50 50
40 40
30 22 30
20 20
8.1
10 10
0 0
0.1 – 0.25 mm 0.25 – 0.5 mm 0.5 – 1.0 mm
Series1 8.1 22 70.8
Series2 8.1 22 70.8
42
TDS
80 70.8 80
70 70
60 60
50 50
40 40
30 22 30
20 20
8.1
10 10
0 0
0.1 – 0.25 mm 0.25 – 0.5 mm 0.5 – 1.0 mm
Series1 8.1 22 70.8
Series2 8.1 22 70.8
Pada Gambar 4.4 dapat dilihat bahwa penurunan TDS paling tinggi terdapat
pada media filter zeolite dengan ukuran 0.1 – 0.25 mm dengan presentase penurunan
mencapai 90%, sedangkan pada zeolite dengan ukuran 0.25 mm – 0.5 mm mencapai
84%, dan pada zeolite dengan ukuran 0.5 – 1.0 mm hanya mengalami penurunan
sebesar 16%.
Pada parameter Total Suspended Solid dengan menggunakan media reaktor
pasir zeolite berukuran 0.1 – 0.25 mm, 0,25 – 0.5 mm, 0.5 – 1.0 mm menunjukan
ukuran diameter pasir sangat mempengaruhi penurunan terhadap parameter Total
Suspended Solid media filter diameter 0.1 – 0.25 mm memiliki hasil dari 82 mg/L
menjadi 8.1 mg/L seperti tabel 4.12.
43
TSS
80 80
70.8
70 70
60 60
50 50
40 40
30 22 30
20 20
8.1
10 10
0 0
0.1 – 0.25 mm 0.25 – 0.5 mm 0.5 – 1.0 mm
Series1 8.1 22 70.8
Series2 8.1 22 70.8
Pada Gambar 4.5 dapat dilihat bahwa penurunan TSS paling tinggi terdapat
pada media filter zeolite dengan ukuran 0.1 – 0.25 mm dengan presentase penurunan
mencapai 90%, sedangkan pada zeolite dengan ukuran 0.25 – 0.5 mm mencapai 73%,
dan pada zeolite dengan ukuran 0.5 – 1.0 mm hanya mengalami penurunan sebesar
14%. Itu berarti, ukuran diameter media mempengaruhi penurunan TDS pada reaktor
saringan pasir lambat.
44
Tabel 4. 12 Hasil Penurunan Turbidity, Total Disolved Solids dan Total
Suspended Solid
Parameter % Efisiensi Penyisihan
Turbidity TSS TDS Turbidity TSS TDS
Air Baku 283 82 791 0% 0% 0%
0.1 – 0.25 mm 16 8.1 77 94% 90% 90%
0.25 – 0.5 mm 101 22 129.8 64% 73% 84%
0.5 – 1.0 mm 254.2 70.8 662.6 10% 14% 16%
Baku Mutu 25 100 1000
Pada tabel 4.9 hasil filtrasi dengan variasi ukuran diameter media pasir zeolite
ini terus menerus menghasilkan penurunan pada setiap parameter dan hasil filtrasi
paling efektif pada ukuran diameter 0.1 – 0.25 mm yang menunjukan 94% penurunan
turbidity dari kadar 283 NTU menjadi 16 NTU, 90% penurunan TSS dengan kadar
awal 82 mg/l menjaadi 8.1 mg/l, dan 90% untuk penurunan TDS dengan kadar awal
791 mg/l menjadi 77 mg/l. Dengan ukuran diameter 0.5 – 1.0 mm parameter turbidity
melebihi baku mutu 254 NTU dengan presentase penurunan sebesar 10% yaitu dari
kadar 283 NTU menjadi 254 NTU, penurunan pada TSS sebesar 14% dengan kadar
awal 82 mg/l menjadi 70.8 mg/l, penurunan pada TDS sebesar 16% dengan kadar awal
791 mg/l menjadi 662.6 mg/l. Dan pada ukuran diameter media pasir zeolite 0.25 mm
– 0.5 mm penurunan cukup signifikan dengan presentase penurunan turbidity sebesar
64% dengan kadar awal 283 NTU menjadi 101 NTU, penurunan untuk parameter TSS
sebesar 73% dengan kadar awal 82 mg/l menjadi 22 mg/l dan penurunan untuk
parameter TDS mencapai 84 % dengan kadar awal 791 mg/l menjadi 129.8 mg/l.
45
Hasil Analisis Penurunna Turbidity, TDS, TSS
1024 662.6
512
254.2
256 129.8
128 101
70.8 77
64
32 22
16
16 8.1
8
4
2
1
Turbidity TSS TDS
Parameter
0.1 – 0.25 mm 16 8.1 77
0.25 – 0.5 mm 101 22 129.8
0.5 – 1.0 mm 254.2 70.8 662.6
Pada gambar 4.6 hasil filtrasi dengan variasi ukuran diameter media pasir
zeolite ini terus menerus menghasilkan penurunan pada setiap parameter dan hasil
filtrasi paling efektif pada ukuran diameter 0.1 – 0.25 mm yang menunjukan 94%
penurunan turbidity, 90% penurunan TSS, dan 90% untuk penurunan TDS. Dengan
ukuran diameter 0.5 – 1.0 parameter turbidity melebihi baku mutu 254 NTU dengan
presentase penurunan sebesar 10%, penurunan pada TSS sebesar 14%, penurunan pada
TDS sebesar 16%. Dan pada ukuran diameter media pasir zeolite 0.25 mm – 0.5 mm
penurunan cukup signifikan dengan presentase penurunan turbidity sebesar 64%,
penurunan untuk parameter TSS sebesar 73% dan penurunan untuk parameter TDS
mencapai 84 %.
46
4.6 Analisis Koefisien Determinasi terhadap Variasi Diameter Zeolit
Terhadap Penurunan Turbidity, TDS dan TSS
Untuk mengetahui hubungan antara penggunaan variasi diameter zeolit
terhadap penurunan turbidity, TDS dan TSS dengan menggunakan reaktor filter
saringan pasir lambat dilakukan analisis besar nilai koefisien determinan (𝑅 2 ). Menurut
Sudjana (1992) melihat berapa persen pengaruh penggunaan dari variabel bebas
(diameter zeolit) terhadap variabel terikat (penurunan turbidity, TDS, TSS) dapat
ditunjukan dengan nilai koefisien determinasi (𝑅 2 ). Besar koefisien determinasi (𝑅 2 )
parameter turbidity, TDS, TSS ditunjukan pada Gambar 4.7.
512
256
R² = 0.9134
128
64
32 y TSS = 160.67x - 11.891
16 R² = 0.9722
8 y turbidiy = 596.73x - 45.408
4 R² = 0.9996
2
1
0 0.1 0.2 0.3 0.4 0.5 0.6
Diameter Zeolit (X)
47
zeolit mempunyai nilai di atas 0.5 dan hampir mendekati 1. Menurut Nazir (2009),
besar koefisien determinasi yang mendekati angka 1 menunjukan cukup besarnya
pengaruh variabel bebas terhadap variabel terikat.
Pengaruh penggunan variasi diameter zeolit terhadap penurunan kekeruhan
pada konsentrasi 283 NTU mempunyai nilai yang paling besar, yaitu 0.9996. Nilai
tersebut paling besar dibandingkan penurunan TDS dan TSS. Pengaruh tersebut
ditunjukan dengan media zeolit berdiameter 0.1 – 0.25 yang tersaring dan terikat dalam
penurunan kekeruhan pada konsetrasi 283 NTU. Media yang tersaring ditunjukan
dengan nilai persentase penurunan kekeruhan seiring dengan penggunaan variasi
diameter zeolit. Kondisi ini di dukung dengan penelitian Suramto (2005) Berdasarkan
uji statistik diketahui terdapat perbedaan kemampuan dari gradasi diameter zeolit
dalam menurunkan kadar kekeruhan pada air sumur.
48
BAB V
5.1 Kesimpulan
Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan, maka dapat ditarik kesimpulan
yang didasarkan rumusan masalah sebagai berikut:
1. Persentase penurunan parameter turbidity, total disolved solids, dan total
suspended solid menggunakan variasi diameter media filtrasi zeolit 0.1 – 0.25
mm, 0,25 – 0.5 mm, 0.5 – 1.0 mm pada reaktor diameter 0.1 – 0.25 mm 94%
parameter turbidity, 90% parameter Total Disolved Solids, 90% Total
Suspended Solid. diameter media 0,25 – 0.5 mm adalah turbidity 64%,
sedangkan Total Disolved Solids adalah 84% dan Total Suspended Solid adalah
73%. 1.0 – 2.0 mm adalah turbidity 10%, sedangkan Total Disolved Solids
adalah 16% dan Total Suspended Solid adalah 14%
2. Besar koefisien determinasi (𝑅 2 ) turbidity dengan menggunakan variasi
diameter pada konsentrasi 283 NTU adalah 0.9996, TDS pada konsentrasi 791
mg/L adalah 0.9134, TSS pada konsentrasi 82 mg/L adalah 0.9722
5.2 Saran
Saran yang diberikan terkait dengan penelitian ini adalah:
1. Diperlukan variasi ketebalan filter mana yang lebih efektif dalam penurunan
parameter Turbidity, Total Disolved Solids dan Total Suspended Solid
2. Diperlukan penelitian selanjutnya untuk mengetahui konsentrasi dan masa
berapa media pasir zeolit mengalami kejenuhan dalam mennurunkan parameter
Turbidity, Total Disolved Solids dan Total Suspended Solid
49
DAFTAR PUSTAKA
Abdillah, Chairi. 2011. Reaktor Biosand Filter Media Karbon Aktif dengan
Sekam Padi. Institut Teknologi Negeri Malang
Adriyani, Eka, Bherta. 2014. Pengaruh Kombinasi Ketebalan Filter Pasir dan
Arang Tempurung Kelapa Terhadap Penurunan Kadar Mangan (Mn) Air
Sumur. Universitas Muhammadiyah Surakarta.
Hafni. 2012. Jurnal Momentum tentang Proses Pengolahan Air Bersih Pada
Perusahaan Daerah Air Minum Padang. Institut Teknologi Padang
50
Maryani, Deni, dkk. 2014. Pengaruh Ketebalan Media dan Rate filtrasi pada
Sand Filter dalam Menurunkan Kekeruhan dan Total Coliform. Institut
Teknologi Sepuluh November. Surabaya
Qasim, R, Syed. Edward, M and Zhu, Guang 2002 Water Works Engineering
Planing, Design, and Operation. The University of Texas at Arlington
Rachman, Nur, dan Purwoto, Setyo. 2014. Efektifitas Peunrunan Mn dan Total
Coliform pada Air Sumur Gali Berbasis Zeolit. Universitas PGRI Adi
Buana Surabaya
Rinawati. Hidayat. Sprianto dan Dewi. 2016. Penentuan Kandungan Zat Padat
(Total Dissolved Solid dan Total Suspended Solid) di Perairan Teluk
Lampung. Universitas Lampung. Kota Bandar Lampung.
Romantika, Mirna. 2014. Perbedaan Keefektifan Media Filter Pasir Aktif dan
Zeolit dalam Menurunkan Kadar Besi Air Sumur Desa Pabelan
Kartasura Sukoharjo. Universitas Muhammadiyah Surakarta
51
SNI 3981:2008 Perencanaan Instalasi Saringan Pasir Lambat
52
53
Wadah Air Baku
Kapasitas 25 Liter
Lampiran 1 Gambar Teknik Proses Filtrasi
54
DAFTAR RIWAYAT HIDUP
55