Anda di halaman 1dari 15

MEMAHAMI HIPOTESIS DAN METODE PENARIKAN KESIMPULAN

Makalah ini diajukan untuk memenuhi tugas mata kuliah

LOGIKA

Oleh: Kelompok 13

Nama NIM
Tria Yuli Shafira : 06020121071
Jazilatul Athiyyah : 06020121049

Dosen Pengampu:

H. Moh Faizin S.Ag, M.Pd.

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN AGAMA ISLAM


FAKULTAS TARBIYAH DAN KEGURUAN
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SUNAN AMPEL
SURABAYA
2022
KATA PENGANTAR

Assalamu’alaikum Wr.Wb.
Dengan menyebut puji serta syukur kehadirat Allah SWT sebab dengan rahmat serta
karunia-Nyalah kami sanggup menuntaskan makalah yang bertema “MEMAHAMI
HIPOTESIS DAN METODE PENARIKAN KESIMPULAN”
Tujuan penyusunan makalah ini karena adanya salah satu tugas mata kuliah
“LOGIKA”. Di samping itu makalah ini diharapkan dapat menjadikan penelaahan serta dapat
menambah wawasan dan pengetahuan.
Kami menghaturkan terimakasih pada semua orang yang membantu kami sehingga
bisa membereskan makalah ini dengan tepat waktu. Makalah ini tidak bisa disebut sempurna.
Oleh karena itu kami sangat membutuhkan kritik dan saran yang sifatnya membangun untuk
penyempurnaan makalah ini.
Mudah-mudahan makalah ini bisa berguna untuk pengembangan pengetahuan serta
peningkatan ilmu pengetahuan untuk kita semua.
Wassalamu’alaikum Wr.Wb.

Surabaya, 24 September 2022

Tim penulis
BAB I
Pendahuluan
A. Latar Belakang

Penelitian merupakan salah satu unsur penting dalam kehidupan. Dengan adanya
penelitian maka dihasilkan berbagai macam ilmu pengetahuan yang dapat
dimanfaatkan oleh manusia. Untuk melakukan penelitian maka harus dilewati dengan
berbagai tahapan. Hal ini sesuai dengan pengertian penelitian ilmiah itu sendiri yakni
menjawab masalah berdasarkan metode yang sistematis. Salah satu hal yang penting
dilakukan terutama dalam penelitian kuantitatif adalah merumuskan hipotesis.

Hipotesis merupakan elemen penting dalam penelitian kuantitatif. Terdapat tiga


alasan utama yang menjadi pendukung pandangan ini, diantaranya: pertama hipotesis
dapat dikatakan sebagai piranti kerja teori. Hipotesis ini dapat dilihat dari teori yang
digunakan untuk menjelaskan permasalahan yang akan diteliti. Ketiga hipotesis
adalah alat yang besar dayanya untuk memajukan pengetahuan karena membuat
ilmuwan dapat keluar dari dirinya sendiri. Maksudnya yaitu hipotesis disusun dan
diuji untuk menunjukkan benar atau salahnya dengan cara terbebas dari nilai dan
pendapat peneliti yang menyusun dan mengujinya.
Namun tidak semua peneliti mampu menyusun hipotesis dengan baik terutama
peneliti pemula. Masih banyak terdapat kesalahan dalam menyusun hipotesis. Untuk
menyusun hipotesis yang baik sebaiknya peneliti harus mengacu pada kriteria
perumusan hipotesis, bagaimana jenis-jenis hipotesis dalam penelitian maupun
pemahaman tentang penelitian tanpa menggunakan hipotesis. Selain itu seorang
peneliti juga harus mengetahui bagaimana cara menguji hipotesis agar terhindar dari
kekeliruan yang mungkin terjadi dalam pengujian hipotesis.

B. Rumusan Masalah
1. Bagaimana pengertian hipotesis?
2. Apa fungsi hipotesis?
3. Apa macam-macam hipotesis?
4. Bagamana rumusan hipotesis?
5. Bagaimana pengujian hipotesis?
6. Apa tujuan dan kegunaan hipotesis?
7. Bagaimana metode penarikan kesimpulan?

C. Tujuan Penulisan
1. Untuk mengetahui pengertian hipotesis
2. Untuk mengetahui fungsi hipotesis
3. Untuk mengetahui macam-macam hipotesis
4. Untuk mengetahui rumusan hipotesis
5. Untuk mengetahui pengujian hipotesis
6. Untuk mengetahui tujuan dan kegunaan hipotesis
7. Untuk mengetahui metode penarikan kesimpulan
BAB II
PEMBAHASAN
A. Pengertian Hipotesis
Hipotesis berasal dari bahasa Yunani: hypo = di bawah; thesis = pendirian, pendapat
yang ditegakkan, kepastian. Hipotesis atau hipotesa merupakan suatu pernyataan yang
sifatnya sementara, atau kesimpulan sementara atau dugaan yang bersifat logis tentang suatu
populasi.
Hipotesis atau anggapan dasar adalah jawaban sementara terhadap masalah yang masih
bersifat praduga karena masih harus dibuktikan kebenarannya. Dugaan jawaban tersebut
merupakan kebenaran yang sifatnya sementara, yang akan diuji kebenarannya dengan data
yang dikumpulkan melalui penelitian.1
Ada beberapa definisi hipotesis menurut para ahli:
a. Menurut Atmadilaga (1994), penyusunan hipotesis berupa logika berpikir deduktif
dalam rangka mengambil kesimpulan khusus (hipotesis) dari kesimpulan umum
berupa premis-premis. Adapun kebenaran logika dedukif menganut asas koherensi.
Artinya, mengingat bahwa premis-premis itu merupakan sumber informasi yang tidak
perlu diuji lagi kebenaran ilmiahnya, maka dengan sendirinya hipotesis sebagai
kesimpulan dari premis-premis itu mempunyai kepastian kebenaran pula. 2
b. Menurut Sekaran (2005), mengartikan hipotesis sebagai hubungan yang diperkirakan
secara logis di antara dua atau lebih variable yang diungkapkan dalam bentuk
pernyataan yang dapat diuji. Hipotesis merupakan jawaban sementara atas pertanyaan
penelitian. Dalam hal ini hipotesis sangat berkaitan dengan perumusan masalah,
karena perumusan masalah merupakan pertanyaan penelitian yang harus dijawab pada
hipotesis dan dalam menjawab rumusan masalah dalam hipotesis haruslah berdasar
pada teori dan empiris. 3

Hipotesis juga berarti sebuah pernyataan atau proposisi yang mengatakan bahwa di
antara sejumlah fakta ada hubungan tertentu. Proposisi inilah yang akan membentuk proses

1
“Pengertian Hipotesis, Konsep, Manfaat, Syarat, Jenis, Contoh,” accessed September 25, 2022,
https://pendidikan.co.id/hipotesis/.

2
Elvinaro Ardianto, Metodologi Penelitian Untuk Public Relations (Bandung: Simbiosa Retakama Media,
2011), 21.
3
Juliansyah Noor, Metodologi Penelitian (Jakarta: Charisma Putra Utama, 2013), 79.
terbentuknya sebuah hipotesis di dalam penelitian, salah satu di antaranya, yaitu penelitian
sosial.
Artinya, hipotesis merupakan sebuah istilah ilmiah yang digunakan dalam rangka kegiatan
ilmiah yang mengikuti kaidah-kaidah berpikir biasa, secara sadar, teliti, dan terarah. Ketika
berpikir untuk sehari-hari, orang sering menyebut hipotesis sebagai sebuah anggapan,
perkiraan, dugaan, dan
sebagainya.
Proses pembentukan hipotesis merupakan sebuah proses penalaran, yang melalui
tahap-tahap tertentu. Hal demikian juga terjadi dalam pembuatan hipotesis ilmiah, yang
dilakukan dengan sadar, teliti, dan terarah. Sehingga, dapat dikatakan bahwa sebuah
Hipotesis merupakan satu tipe proposisi yang langsung dapat diuji.
Hipotesis merupakan jawaban sementara yang harus diuji. Pengujian itu bertujuan
untuk membuktikan apakah hipotesis diterima atau ditolak. Hipotesis berfungsi sebagai
kerangka kerja bagi peneliti, memberi arah kerja, dan mempermudah dalam penyusunan
laporan penelitian.
Atas dasar definisi diatas, sehingga dapat diartikan bahwa hipotesis adalah jawaban
atau dugaan sementara yang harus diuji lagi kebenarannya. Hipotesis penelitian adalah
hipotesis kerja (Hipotesis alternatif Ha atau H1) yaitu hipotesis yang dirumuskan untuk
menjawab permasalahan dengan menggunakan teori-teori yang ada hubungannya (relevan)
dengan masalah penelitian dan belum berdasarkan fakta serta dukungan data yang nyata di
lapangan.

B. Fungsi Hipotesis
Hipotesis adalah salah satu unsur yang penting dalam sebuah penelitian, berikut adalah
beberapa fungsi dari hipotesis :
1. Memfokuskan masalah
Ketika seorang peneliti sudah mempunyai dugaan awal atau prediksi sementara
terhadap penelitian karya ilmiahnya, maka ia akan lebih fokus mengelola variabel-
variabel yang ada hubungannya dengan hipotesis yang telah ditetapkannya. Hal-
hal yang tidak ada hubungannya dengan hipotesis dapat dikesampingkan sehingga
peneliti bisa fokus pada masalah yang terkait, serta dapat mencapai tujuan yang
diingankan dengan efektif dan efisien.
2. Memberikan arah pada karya ilmiah
Hipotesis dapat memberikan arah pada karya ilmiah atau penelitian dalam
menyelesaikan permasalahannya. Untuk mendapatkan jawaban dari permasalahan
penelitian, seorang peneliti akan membuat hipotesa terlebih dahulu. Hipotesanya
tersebut akan mengarahkan pada hasil yang diharapkan setelah dilakukannya uji
kebenaran data empiris dan uji statistik.

3. Memberikan kejelasan karya ilmiah


Fungsi hipotesis berikutnya adalah dapat memberikan kejelasan dalam karya ilmiah.
Seorang peneliti yang sudah membuat hipotesis menandakan bahwa karya ilmiahnya
mulai tampak kejelasannya. Sudah tergambar di pikiran peneliti tentang apa yang akan
dilakukan pada karya ilmiahnya. Hal ini akan memudahkan juga pada langkah peneliti
selanjutnya dalam memilih variabel dan pengukuran yang sesuai dengan hipotesis
yang ada.

4. Memberikan objektivitas pada karya ilmiah


Setelah ditetapkannya suatu hipotesis, seorang peneliti tidak boleh mengumpulkan
data-data yang hanya bertujuan untuk mewujudkan keingininan pribadi agar
hipotesisnya dapat terbukti. Justru setelah menetapkan hipotesis, peneliti harus berhati-
hati dalam memilih data yang relevan, valid, dan dapat dipertanggungjawabkan
kebenarannya. Karena tujuan akhir yang diharapkan adalah suatu karya ilmiah yang
objektif tanpa rekayasa.

5. Mengembangkan ilmu pengetahuan


Penyusunan hipotesis dapat didasarkan pada teori, hasil penelitian orang dahulu
(sebelumnya), dan fenomena terkini atau “up to date”. Dalam penyusunannya, peneliti
mempunyai tugas menjadikan sebuah hipotesis berjalan seiring dengan perkembangan
ilmu pengetahuan. Dengan demikian hipotesis berfungsi sebagai pengembang ilmu
pengetahuan yang sesuai dengan keadaan terkini atau fenomena terbaru.4

4
Siti Azizah, Dkk, Metodologi Penelitian Dan Karya Ilmiah Ilmu Peternakan. Malang : UB Press. E-ISBN :
978-623-296-383-2. Januari 2020. Hal 39-41
C. Macam-Macam Hipotesis
Ada dua jenis hipotesis yang sering digunakan dalam penelitian, yaitu sebagai berikut: 5
1. Dilihat dari tujuan atau arah penelitian
a. Directional hypothesis atau hipotesis mengarahkan peneliti, merupakan hipotesis
yang langsung memprediksi hasil penelitian dengan arahan yang spesifik.
Contohnya, "pasien diabetes yang telah menjalani program terstruktur untuk
mengurangi kadar gula darah' akan lebih patuh dibanding pasien yang tidak ikut
program"
b. Non-Directional hypothesis atau hipotesis yang tidak mengarahkan peneliti.
Hipotesis ini merupakan hipotesis yang mengindikasikan telah ada korelasi atau
perbedaan namun tidak secara spesifik mengarahkan peneliti. Contohnya, "terdapat
hubungan antara jumlah sumber stres Yang dilaporkan petugas kesehatan di Afrika
Selatan, dengan minat petugas kesehatan untuk tetap bekerja sebagai pekerja
kesehatan profesional di Afrika Selatan."

2. Dilihat dari jumlah variabel


a. Simple hypothesis atau hipotesis sederhana. Hipotesis ini disebut juga dengan
hipotesa bivariat karena hanya terdiri dari dua variabel yakni variabel dependen dan
variabel independen. Pada jenis hipotesis ini parameter distribusi populasi dinyatakan
secara lengkap. Contoh dari hipotesis sederhana ini yaitu terdapat hubungan antara
kejadian low back pain dengan sikap duduk.
b. Complex hypothesis disebut juga dengan hipotesa multivariat atau hipotesis komposit
karena memprediksi hubungan antara 3 atau lebih variabel. Hipotesis ini bisa terdiri
dari dua atau lebih variabel independen dan satu atau lebih variabel dependen dan
sebaliknya. Pada jenis hipotesis ini parameter distribusi populasi tidak dinyatakan
secara lengkap secara matematis hipotesis kausal kompleks antara dua variabel
independen X1 dan X2 dengan satu variabel Y. Contohnya yaitu orang-orang yang
tidak merokok dan tidak memiliki riwayat hipertensi cenderung tidak mengalami
penyakit jantung koroner, dibandingkan orang-orang yang merokok dan memiliki
riwayat hipertensi.6

5
“Pengertian Hipotesis Adalah: Jenis, Contoh, Fungsi Dan Kedudukannya,” Belajar Giat (blog), accessed
September 25, 2022, https://belajargiat.id/hipotesis/.
6
Ade Heryana, “HIPOTESIS PENELITIAN,” 2020, https://doi.org/10.13140/RG.2.2.11440.17927.
3. Dilihat dari terbentuknya hipotesis
a. Null hypothesis atau hipotesis nol. Hipotesis ini disebut juga statistik digunakan untuk
melakukan uji statistik dan untuk melakukan interpretasi hasil secara statistik.
Hipotesis ini dinyatakan dengan "tidak ada perbedaan antara dua kelompok" atau
"tidak ada hubungan antar variabel". Misalnya jika dinyatakan "tidak ada hubungan
antara pengetahuan diare dengan kejadian diare" maka hipotesis nol diterima
sebaliknya "bila ada hubungan pengetahuan diare dengan kejadian diare" maka
hipotesis nol ditolak.
b. Research hypothesis atau hipotesis penelitian yang menyatakan bahwa perbedaan atau
hubungan antara dua atau lebih variabel telah terjadi. Seluruh hipotesis yang
dinyatakan di atas merupakan hipotesis penelitian.

4. Dilihat dari hubungan antar variabel


a. Hipotesis Deskriptif
Hipotesis ini berbentuk pernyataan tentang nilai suatu variabel mandiri dan tidak
membuat perbandingan atau hubungan.
b. Hipotesis komparatif
Hipotesis ini menyatakan dugaan nilai satu variabel atau lebih pada sampel yang
berbeda.
c. Hipotesis Hubungan (asosiasi)
Hipotesis ini berisikan pernyataan yang menunjukkan dugaan hubungan antara dua
variabel atau lebih.

5. Dilihat dari proses untuk memperolehnya


a. Hipotesis induktif
Hipotesis jenis ini dirumuskan berdasarkan pengamatan untuk menghasilkan teori
baru biasanya pada penelitian kualitatif.
b. Hipotesis deduktif
Merupakan hipotesis yang dirumuskan berdasarkan teori ilmiah yang sudah ada
biasanya pada penelitian kuantitatif.

6. Dilihat berdasarkan jenis parameternya:


a. Hipotesis tentang rata-rata (mean, yaitu hipotesis tentang rata-rata populasi yang
didasarkan atas informasi dari sampelnya, yang terdiri dari (1) Hipotesis satu rata-
rata; (2) Hipotesis beda dua rata-rata; dan (3) Hipotesis beda tiga rata-rata.
b. Hipotesis tentang proporsi, yaitu hipotesis tentang proporsi populasi yang didasarkan
atas informasi dari sampelnya, yang terdiri dari (1) Hipotesis satu proporsi; (2)
Hipotesis beda dua proporsi; dan (3) Hipotesis beda tiga proporsi.
c. Hipotesis tentang varians, yaitu hipotesis tentang varians populasi yang didasarkan
atas informasi dari sampelnya, yang terdiri dari (1) Hipotesis satu varians; dan (2)
Hipotesis kesamaan dua varians.7

D. Rumusan Hipotesis
Dalam menetapkan hipotesis, peneliti harus mempunyai kemampuan menghubungkan
masalah-masalah dengan variabel yang dapat diukur dengan menggunakan suatu kerangka
analisis yang dibentuknya. Karena itu merumuskan hipotesis tidaklah mudah, dibutuhkan
seni tersendiri untuk dapat memfokuskan masalah-masalah penelitian sehingga dapat
memperoleh hubungan yang tepat. Dalam merumuskan hipotesis, ada beberapa hal yang
harus dikuasai peneliti:
1. Peneliti harus mempunyai banyak wawasan dan informasi tentang masalah yang ingin
diselesaikan dengan banyak mempelajari serta membaca referensi-referensi dan
literatur yang sesuai dengan penelitian yang diadakannya.
2. Peneliti harus mempunyai keahlian dalam menganalisa dan menghubungkan hal-hal
seperti tempat, objek, atau hal lain yang terkait dengan penelitiannya tersebut.
3. Peneliti harus mampu dalam mengaitkan suatu keadaan dengan keadaan lain yang
berhubungan dengan bidang penelitian serta kerangka teori penelitiannya.

Good dan Scates dalam karya Nazir menyatakan bahwa ada beberapa sumber dalam
merumuskan hipotesis, yaitu pengetahuan dan wawasan yang luas serta mendalam mengenai
bidang penelitiannya, imajinasi atau angan-angan, referensi dan literatur, pengetahuan
tentang daerah yang diselidikinya, data yang tersedia, serta analogi atau kesamaan. Jadi
kesulitan dalam menggali atau merumuskan hipotesis dapat ditemui jika seorang peneliti
minim akan pengetahuan dan wawasan mengenai bidang penelitiannya, kurangnya
pemahaman tentang kerangka teori yang telah tersedia, dan kurangnya kemampuan
menggunakan teknik penelitian sehingga sulit dalam membuat hipotesis yang benar. 8
7
Ibid.
8
Rudi Susilana, Modul 5 Landasan Teori Dan Hipotesis. 21-22
Kelayakan substansi hipotesis tergantung dari seberapa jauh menjawab permasalahan
penelitian dan seberapa lengkap informasi yang disajikan baik teoritis maupun fakta
penelitian terdahulu yang digunakan sebagai landasan teori dalam penelitiannya. 9

Mengenai bentuknya, rumusan hipotesis ada tiga bentuk yaitu deskriptif, komparatif, dan
asosiatif.

1. Deskriptif
Hipotesis deskriptif adalah dugaan tentang suatu hal tanpa membandingkan ataupun
mencari hubungan dengan hal lain. Hipotesis ini hanya berupa pernyataan atau
gambaran saja. Contohnya ; lama pengisian daya HP merk X selama 2 jam, produksi
padi di desa Z sebesar 3 ton per hektare, dan sebagainya. Peneliti hanya menyatakan
lama pengisian daya HP X selama 2 jam tanpa membandingkan dengan lama pengisian
daya HP Q, dan juga peneliti hanya menyatakan bahwa di desa Z produksi padinya
sebesar 3 ton per hektare tanpa menyatakan produksi jagung di desa tersebut. Mengenai
contoh hipotesis deskriptif statisfik adalah sebagai berikut,
a. Suatu bimbingan tes menyatakan bahwa murid yang dibimbing di lembaga itu,
paling sedikit 90% dapat diterima di perguruan tinggi negeri. Rumusan hipotesis
statistik adalah:
Ho : µ ≥ 0,90
Ha : µ < 0,90
b. Seorang peneliti menyatakan bahwa daya tahan lampu merk A = 450
jam dan B = 600 jam. Hipotesis statistiknya adalah:
Lampu A: Ho : µ = 450 jam Ha : µ ≠ 450 jam
Lampu B: Ho : µ = 600 jam Ha : µ ≠ 600 jam
Hipotesis statisfik dirumuskan dengan simbol-simbol. Ho adalah hipotesis nol dan
Ha adalah hipotesis alternatif. Antara keduanya selalu berpasangan namun hanya
satu yang dapat diterima, jika Ho diterima maka Ha ditolak begitupun sebaliknya.

2. Komparatif
Hipotesis ini menyatakan dugaan terhadap satu variabel dan membandingkan dengan
variabel lain. Seperti; tidak ada perbedaan daya tahan antara lampu X dengan lampu Y,
daya tahan lampu X paling kecil sama dengan lampu Y, dan daya tahan lampu X paling
tingg sama dengan lampu Y. Hipotesis statistiknya :
9
Arif Sumantri, Metodologi Penelitian Kesehatan. Jakarta : Kencana. Edisi Pertama 2011. Hal 64
Rumusan uji hipotesis dua pihak
Ho : µ1 = µ2
Ha : µ1 ≠ µ2
Rumusan uji hipotesis pihak kiri
Ho : µ1 ≥ µ2
Ha : µ1 < µ2
Rumusan uji hipotesis pihak kanan
Ho : µ1 ≤ µ2
Ha : µ1 > µ2

3. Asosiatif
Jika hipotesis komparatif membandingkan suatu variabel dengan variabel lain, maka
hipotesis asosiatif ini menyatakan hubungan suatu variabel dengan variabel lain.
Contohnya mengenai hubungan tinggi badan orang anak dengan tinggi badan orang
tuanya. Hipotesis asosiatifnya menyatakan tidak ada hubungan antar keduanya. Maka
rumusan hipotesis statistiknya,
Ho : p = 0
Ha : p ≠ 0
Hipotesis nol menunjukkan tidak adanya hubungan antara tinggi badan anak dengan
tinggi badan orang tua ( “p” adalah hubungan antar variabel, angka 0 berarti tidak
adanya hubungan, dengan begitu “p=0” berarti hubungan antar variabel = 0). Kemudian
hipotesis alternatif menunjukkan adanya hubungan antara tinggi badan anak dengan
tinggi badan orangtua karena p ≠ 0.10

E. Pengujian Hipotesis

Pengujian hipotesis adalah pengujian terhadap suatu pernyataan dengan menggunakan


metode statistik sehingga hasil pengujian tersebut dapat dinyatakan signifikan secara statistik.
Sebelum melakukan pengujian hipotesis, kita harus menetapkan terlebih dahulu hipotesis
tersebut terlrbih dahulu. Hipotesis adalah pernyataan yang kebenarannya masih lemah.

Selanjutnya agar pernyataan pada hipotesis tidak diragukan lagi maka kita melakukan
pengumpulan data dan melakukan pengujian secara statistik. Dengan melakukan pengujian
10
Dian Kusuma Wardani, Pengujian Hipotesis (Deskriptif, Komparatif, Dan Asosiatif). Jombang : LPPM
Universitas KH. A. Wahab Hasbullah. 2020. Hal 20-22
statistik terhadap hipotesis kita dapat memutuskan apakah hipotesis dapat diterima (data
tidak memberikan bukti untuk menolak hipotesis) atau ditolak (data memberikan bukti untuk
menolak hipotesis).
Adapun Langkah-langkah pengujian hipotesis yaitu:
1. Menetapkan hipotesis
2. Menentukan kriteria pengujian
3. Melakukan pengujian statistic
4. Menetapakan tingkat signifikansi dan titik kritis
5. Mengambil kesimpulan

F. Tujuan Dan Kegunaan Hipotesis


Pentingnya hipotesis dalam sebuah penelitian memiliki beberapa alasan yaitu,
hipotesis yang memiliki dasar yang kuat menandakan bahwa peneliti sudah mumpuni
mengenai bidang yang ia teliti. Yang kedua, hipotesis memberi arah kepada peneliti dalam
mengumpulkan dan menafsirkan data. Peneliti yang sudah menetapkan hipotesisnya, dapat
mengetahui data apa yang harus dikumpulkan dan prosedur bagaimana yang harus
dilakukan, sehingga tidak membuang banyak waktu dan tenaga dalam proses penelitiannya.
Berikut beberapa kegunaan hipotesis:
1. Hipotesis memberikan penjelasan atau jawaban sementara dan memudahkan
perluasan pengetahuan mengenai suatu bidang tertentu. Hipotesis yang telah
terencana dengan baik akan memberikan arah dan menjadi pijakan dalam
mengemukakan penjelasan-penjelasan. Karena hipotesis itu dapat diuji dan
divalidasi melalui penyelidikan ilmiah, maka hipotesis dapat membantu kita
memperluas pengetahuan.
2. Hipotesis memberikan suatu pernyataan hubungan yang dapat diuji dalam
penelitian. Contohnya “Komentar guru terhadap hasil pekerjaan murid
menyebabkan meningkatnya hasil belajar murid secara nyata”. Atau yang lebih
spesifik lagi, “Skor hasil belajar siswa yang menerima komentar guru atas
pekerjaan mereka sebelumnya akan lebih tinggi daripada skor siswa yang tidak
menerima komentar guru atas pekerjaan mereka sebelumnya”. Selanjutnya orang
dapat meneliti hubungan antara kedua variabel itu, yaitu komentar guru dan
prestasi siswa.
3. Hipotesis memberikan arah kepada penelitian. Hipotesis merupakan tujuan
khusus. Dengan demikian hipotesis berperan menentukan sifat-sifat data yang
diperlukan guna menguji pernyataan tersebut. Secara sederhana, hipotesis
menunjukkan kepada peneliti apa yang harus dilakukan, fakta-fakta mana yang
harus dipilih dan diamati yaitu fakta yang ada hubungannya dengan pertanyaan
tertentu. Hipotesislah yang menentukan relevansi fakta-fakta itu.
4. Hipotesis memberikan kerangka untuk melaporkan kesimpulan penyelidikan.
Dalam sebuah penelitian hipotesis akan sangat memudahkan peneliti kalau ia
mengambil setiap hipotesis secara terpisah dan menyatakan kesimpulan yang
relevan dengan hipotesis itu. Artinya, peneliti dapat menyusun bagian laporan
tertulis seputar jawaban-jawaban terhadap hipotesis semula, sehingga membuat
penyajian itu lebih berarti dan mudah dibaca.11

G.Metode Penarikan Kesimpulan


Dalam menarik kesimpulan dari sebuah penelitian diperlukan metode-metode yang
benar agar tidak terjadi kebingungan ataupun kesalahan. Sebelum membahas mengenai
metode-metode yang digunakan dalam menarik sebuah kesimpulan, ada beberapa unsur
yang harus seseorang perhatikan dalam menarik kesimpulan penelitian, yaitu :
1. Kesimpulan berupa analisis yang bersumber dari referensi atau data-data yang ada
2. Kesimpulan berisi saran-saran yang ditujukan kepada pembaca
3. Kesimpulan ditulis secara singkat dan jelas
4. Hindari mengambil kesimpulan dari materi yang tidak dibahas
5. Kesimpulan merupakan hal yang penting dari sebuah penelitian, sehingga harus
ditulis dengan singkat dan langsung mengarah pada intinya
6. Hindari memasukkan opini dalam menarik kesimpulan

Berikut beberapa metode dalam menarik kesimpulan:


1. Metode generalisasi. Generalisasi adalah membuat gagasan atau kesimpulan
umum dari suatu kejadian. Dalam metode ini akan dibahas semua permasalahan
dan akan ditarik satu kesimpulan umum.
2. Metode analogi. Sesuai dengan namanya analogi berarti penyerupaan atau
persamaan. Penarikan kesimpulan dengan metode ini artinya memberikan
gambaran dengan persamaan atau contoh-contoh yang lebih sederhana dan mudah
dimengerti.

11
Rudi Susilana, Modul 5 Landasan Teori Dan Hipotesis. Hal 16-17
3. Metode korelasi. Penarikan kesimpulan dengan metode ini yakni menghubungkan
antara satu pembahasan dengan pembahasan lain, mencari hubungan sebab akibat
dalam penelitian dengan tujuan memperjelas gagasan-gagasan yang telah dibuat. 12

12
Milasari, Dkk., Metodologi Penelitian. Padang : PT. Global Eksekutif Teknologi. 2022. Hal : 131-132

Anda mungkin juga menyukai