Bahan Dau SG
Bahan Dau SG
Redesign DAU untuk pola belanja yang lebih fokus, pengurangan ketimpangan fiskal antar-daerah,
dan percepatan ekualisasi layanan publik antar-daerah melalui pengutamaan penggunaan DAU
sesuai kinerja daerah
• Penggunaan DAU belum memperhitungkan kinerja Pemda • Penghitungan berdasarkan klaster, yang ditetapkan dengan
memperhatikan letak geografis dan kondisi perekonomian
dalam memperbaiki layanan.
• Sebagian DAU dapat diarahkan penggunaanya, untuk
mendorong pemerataan kinerja layanan publik Daerah.
• Mendukung Pemda mengalokasikan pendanaan untuk
pembangunan sarana dan prasarana serta pemberdayaan
masyarakat di kelurahan
2
PERUBAHAN PENGATURAN DAU
SEBELUM BERLAKUNYA UU NO. 1/2022 SETELAH UU NO. 1/2022
ditetapkan dengan mempertimbang-kan: “Redesign DAU” untuk pemerataan
Ditetapkan minimal 26%
dari PDN Netto
Kebutuhan pelayanan publik Daerah, keuangan antar-daerah, mendorong pola
PAGU kemampuan Keuangan Negara, pagu TKD
belanja yang lebih baik dan percepatan
DAU secara keseluruhan, dan target
pembangunan nasional. ekualisasi layanan publik daerah
PENGATURAN BARU
DAU = Alokasi Dasar + Celah Fiskal DAU = Celah Fiskal, yaitu Kebutuhan 1. Penggunaan DAU per Daerah terdiri dari:
Fiskal (KbF) - Potensi Pendapatan a. DAU yang tidak ditentukan penggunaanya (Block
• Alokasi Dasar berdasarkan Daerah
Jumlah Gaji PNSD Grant)
▪ KbF berdasarkan unit cost
• Kebutuhan Fiskal (KbF) b. DAU yang ditentukan penggunaanya (Spesific
FORMULA berdasarkan variabel Jumlah
dikalikan target layanan dan faktor
penyesuaian, dan Grant) terdiri dari:
ALOKASI Penduduk, Luas Wilayah, IPM, mempertimbangkan Kebutuhan 1) DAU untuk Penggajian PPPK;
IKK dan PDRB Dasar Penyelenggaraan Pemerintahan
• Kapasitas Fiskal (KpF) 2) DAU untuk Pendanaan Kelurahan;
• Potensi Pendapatan berdasarkan
berdasarkan Realisasi PAD + Potensi PAD, Alokasi DBH, dan Alokasi 3) DAU Spesific untuk bidang Pendidikan;
Realisasi DBH DAK Nonfisik
4) DAU Spesific untuk bidang Kesehatan;
5) DAU Spesific untuk bidang Pekerjaan
Umum.
• Terdiri dari DAU yang penggunaanya tidak
PENGGU- Block Grant (tidak ditentukan (block grant) dan DAU yang 2. Kebutuhan Dasar Penyelenggaraan Pemerintahan
ditentukan penggunaannya) penggunaanya ditentukan (Spesific Grant) termasuk kebutuhan untuk penggajian PNSD dan
NAAN
• Termasuk untuk Pendanaan Kelurahan PPPK.
3
KEBIJAKAN UMUM TKD TAHUN 2024
ALOKASI TKD TERUS MENGALAMI KENAIKAN DAN MENINGKAT MENJADI RP857,6 T UNTUK TA 2024
Diarahkan untuk mendukung transformasi ekonomi yang inklusif dan berkelanjutan
600,0
1. Melanjutkan kebijakan pengalokasian DAU sesuai dengan UU HKPD,
20,00%
500,0
-8,78% 0,00%
427,7
421,4
420,9
401,5
401,5
398,6
398,6
398,0
396,0
384,4
381,6
378,0
377,8
378,0
377,8
-20,00%
300,0 -30,00%
-50,00%
100,0 -60,00%
[∑ (UC i × target layanan i) × faktor penyesuaian] + kebutuhan dasar penyelenggaraan α1 Potensi PAD + α2 alokasi DBH + α3
pemerintahan alokasi DAK Nonfisik
Satuan Biaya (UC) Bidang Target Layanan Faktor Penyesuaian Kebutuhan Dasar
Rerata 3 tahun
Belanja Daerah sektor
X Pendidikan Jumlah siswa sesuai kewenangan Prov. dan
Kab./Kota
X Memperhatikan antara
lain luas wilayah,
+ Penyelenggaran Pemerintahan
α1 x Jumlah gaji ASN Daerah
tertentu dibagi dengan karakteristik wilayah*),
Kesehatan Jumlah Penduduk
rerata 3 tahun target dan indeks kemahalan 1. IKK
layanan per masing- Pekerjaan Panjang jalan sesuai kewenangan Prov. dan konstruksi. 2. Density (JP/LW Darat)
masing kelompok Umum Kab./Kota α1 FP1 + α2 FP2 + … 3. Daerah Kepulauan (LW Laut)
+ αn FPn 4. Daerah Ketahanan Pangan
Layanan Umum Jumlah Penduduk (Pertanian dan perikanan)
>>>>>>>>>>>>>>> 5. Daerah Pariwisata
Contoh: satuan biaya bidang Pendidikan provinsi di Sumatera = 6. Daerah Konservasi Hutan
• Rata-rata belanja bidang Pendidikan 3 tahun = 18,10 T • Unit Cost Pendidikan = 18,10 T / 2.362.884,67
• Rata-rata jumlah siswa SMA/SMK 3 tahun = 2.362.884,67 siswa = Rp 7.661.797,78 / siswa
*) Indikator karakteristik wilayah misalnya Daerah yang berciri kepulauan dan Daerah dengan basis perekonomian tertentu seperti sektor pariwisata/ pertanian dan peternakan yang mendukung ketahanan pangan.
**) α1 dan α2 merupakan bobot masing-masing indeks yang ditentukan berdasarkan hasil uji statistik atau sesuai kebijakan yang ditetapkan pemerintah.
FORMULA PERHITUNGAN ALOKASI DAU TA 2024
DAU = Celah Fiskal (CF)
1. Pagu DAU Nasional dibagi menjadi Pagu DAU Provinsi dan Kab/Kota 5. Faktor Penyesuaian (FP), terdiri dari:
dengan proporsi 14,1 : 85,9; a. IKK
2. Pagu DAU Provinsi dan Kab./Kota dibagi menjadi Pagu DAU Provinsi dan b. Density (JP/LW Darat)
c. Daerah Kepulauan (LW Laut)
Kab./Kota, per kelompok klaster : Sumatera, Jawa - Bali, Kalimantan -
d. Daerah Ketahanan Pangan (Pertanian & perikanan)
Sulawesi, dan Nusa Tenggara - Maluku – Papua, berdasarkan Jumlah
e. Daerah Pariwisata
Penduduk dan Luas Wilayah; f. Daerah Konservasi Hutan
3. Perhitungan Alokasi per Daerah dilakukan dalam masing2 Kelompok,
yaitu Kelompok: 6. Kebutuhan Fiskal dihitung dengan rumus:
- Provinsi Sumatera - Kab.Kota Sumatera ((∑ Unit Cost x target layanan) x FP) + Belanja Pegawai
- Provinsi Jawa-Bali - Kab./Kota Jawa-Bali 7. Potensi Pendapatan, dihitung dengan rumus:
- Provinsi Kal-Sul - Kab./Kota Kal-Sul
(α1 x Potensi PAD) + (α2 x Alokasi DBH) + (α3 x Alokasi
- Provinsi Nusra-Mal-Pap - Kab./Kota Nusra-Mal-Pap
DAK NF)
4. Unit Cost masing-masing Bidang Layanan Umum, Pendidikan, Kesehatan
8. Celah Fiskal (CF) dihitung dengan rumus:
dan Pekerjaan Umum, untuk masing2 Kelompok dihitung dengan rumus:
Kebutuhan Fiskal – Potensi Pendapatan
Rerata Belanja Bidang 3 tahun dibagi rerata target layanan 3 tahun
9. Alokasi per Daerah dihitung dengan rumus:
BIDANG TARGET LAYANAN
Bid. Pendidikan Jumlah Siswa* (CF Daerah / ∑ CF daerah dalam Kelompok) x Pagu
Bid. Kesehatan Jumlah Penduduk Kelompok
Bid. Pekerjaan Umum Panjang Jalan*
Bid. Layanan Umum Jumlah Penduduk
DATA DASAR & BOBOT PERHITUNGAN DAU TA 2024
KMK NOMOR 26/KM.7/2023 TENTANG PENETAPAN BOBOT
DAN PERSENTASE DALAM PENGHITUNGAN ALOKASI
Realisasi Belanja DANA ALOKASI UMUM TAHUN ANGGARAN 2024
2020-2022 Kemenkeu
per Urusan
Jumlah Siswa
URAIAN RAPBN 2024
2020-2022 Kemendikbud
Kebutuhan PAGU DAU 427.699,30
Fiskal Kemendagri
Jumlah Penduduk 2021-2023 ALOKASI PAGU DAU PROV. KAB./KOTA
▪ PROPORSI PEMBAGIAN PAGU DAU 14,1 % 85,9 %
DATA DASAR DAU TA. 2024
BG
No Persentil Nilai Capaian SPM Kelompok Porsi DAU SG 1. DAU BlockGrant
Alokasi Bidang Untuk Bid. Pendidikan, data yang
1. 100 Sangat Baik 0%
dipergunakan adalah data capaian
Pendidikan SG Standar Pelayanan Minimal (SPM) 2. 90 s.d. 99 Baik 12,5%
Bid. Pendidikan dari 3. 80 s.d. 89 Sedang 25%
Alokasi Bidang BG Kemdikbudristek yang
dikelompokkan berdasarkan 4. 70 s.d. 79 Kurang 37,5%
Kesehatan SG persentil dengan kategori sebagai 5. Kurang dari 70 Sangat Kurang 50%
berikut:
Alokasi
Alokasi Bidang BG 2. DAU SG Pendidikan
DAU Untuk Bid. Kesehatan dan PU,
No Persentil Indeks Kinerja Kelompok Porsi DAU SG
Pekerjaan data yang dipergunakan adalah
per data Indikator Kinerja Bid. 1. 100 Sangat Baik 0%
Umum SG
Daerah Kesehatan dan PU dari Dit SIPT – 2. 80 s.d. 99 Baik 12,5%
DJPK yang merupakan indeks 3. DAU SG Kesehatan
komposit dari beberapa indikator 3. 60 s.d. 79 Sedang 25%
kinerja masing-masing bidang 4. 40 s.d. 59 Kurang 37,5%
yang dibagi menjadi 5 kategori
5. Kurang dari 40 Sangat Kurang 50%
berdasarkan persentil sbg berikut:
4. DAU SG Pkj. Umum
𝐽𝑢𝑚𝑙𝑎ℎ 𝐷𝐴𝑈 𝑆𝐺𝑖 = 𝑃𝑜𝑟𝑠𝑖 𝑆𝐺𝑖 × 𝐴𝑙𝑜𝑘𝑎𝑠𝑖 𝐷𝐴𝑈𝑖
% Realisasi
Jenis DAU Pagu Alokasi Realisasi Penyaluran
Penyaluran
DAU Block Grant 286,767,838,717,000 286,767,838,717,000 100.00%
PENGGUNAAN
PENGGUNAAN
• Digunakan untuk Formasi PPPK 2023 yang diangkat di tahun 2024.
DAU Dukungan • Terdiri dari Formasi guru, tenaga kesehatan, dan teknis yang masing-masing jumlahnya
Penggajian
Formasi PPPK ditetapkan oleh Kementerian PANRB.
Daerah
• Tunjangan melekat terdiri dari:
a. Tunj. Keluarga; c. Tunj. Umum; e. Tunj. Lainnya (iuran JKN, dsb.);
b. Tunj. Struktural; d. Tunj. Beras; f. Pembulatan;
PENGALOKASIAN
PENGALOKASIAN
jumlah formasi PPPK yang Satuan Gaji pokok dan Jumlah bulan Faktor pengali Alokasi DAU Dukungan
diangkat pada tahun berjalan tunjangan melekat pembayaran gaji Penggajian Formasi PPPK Daerah
Formasi 2023 yang diangkat Rata-rata nasional = 9 bulan (mulai April) + 1 Proyeksi TA 2024
tahun 2024 Rp3.611.000 Gaji Ke-13 kelulusan
(formasi ditetapkan oleh (sesuai jadwal seleksi
KemenPANRB) PPPK yg diterbitkan BKN)
Rincian pagu bagian DAU dukungan pengajian PPPK Daerah per Daerah akan ditetapkan dengan Keputusan Menteri Keuangan.
Besaran faktor pengali mempertimbangkan rata-rata realisasi pengangkatan Formasi tahun sebelumnya.
Besaran satuan gaji dan tunjangan melekat mempertimbangkan rata-rata belanja gaji dan tunjangan melekat Formasi PPPK bulan Juli 2023 (sudah
memperhitungkan kenaikan 8%.
13
2 - DAU Dukungan Pembangunan Sarana dan Prasarana, Pemberdayaan
Masyarakat di Kelurahan (1)
PENGGUNAAN
PENGGUNAAN
• Penggunaannya dilakukan sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan mengenai DAU Dukungan
kegiatan pembangunan sarana dan prasarana Kelurahan dan pemberdayaan masyarakat di Pembangunan Sarana
dan Prasarana,
Kelurahan. Pemberdayaan
Masyarakat
• untuk kegiatan fisik dan/ atau nonfisik. di Kelurahan
PENGALOKASIAN
PENGALOKASIAN
Jumlah Kelurahan di tiap Satuan alokasi per DAU Dukungan Pembangunan Sarana dan
Kab./Kota kelurahan Prasarana, Pemberdayaan Masyarakat di Kelurahan
Ditambah DKI Jakarta Rp200.000.000 Dibagi ke masing-masing kelurahan dengan 2 opsi
skema pembagian
PENGGUNAAN
PENGGUNAAN PENGGUNAAN
TIDAK DAPAT DIGUNAKAN UNTUK:
o Untuk mendanai kegiatan fisik dan/atau nonfisik dalam rangka peningkatan kualitas • Belanja pegawai selain gaji dan tunjangan
layanan dasar bidang Pendidikan; melekat yang dibayarkan kepada ASN guru dan
o Sesuai kegiatan dan subkegiatan prioritas serta kegiatan dan subkegiatan pendukung tenaga kependidikan Daerah sesuai dengan
dalam lampiran PMK 110 tahun 2023 (porsi fisik x nonfisik disesuaikan kebutuhan ketentuan peraturan perundang-undangan;
Daerah dengan memperhatikan prioritas nasional); • Belanja honorarium yang tidak mendukung
o Kegiatan di atas termasuk belanja yang terkait dengan: peningkatan kualitas pelayanan dasar;
a. Kegiatan yg mendukung peningkatan capaian SPM bidang Pendidikan; dan • Belanja perjalanan dinas yang tidak mendukung
b. belanja pegawai berupa gaji dan tunjangan melekat yang dibayarkan kepada ASN peningkatan kualitas pelayanan dasar.
guru dan tenaga kependidikan Daerah maksimal 25% dari jumlah alokasi bagian
DAU dukungan bidang pendidikan.
• Dapat digunakan untuk pembayaran cicilan pokok dan bunga atas pinjaman daerah
yang digunakan untuk pembangunan infrastruktur di bidang Pendidikan.
15
4 - DAU Dukungan Bidang Kesehatan
PENGALOKASIAN Persentil Porsi DAU
PENGALOKASIAN No
Indeks Kinerja
Kelompok
SG
DAU Dukungan bidang Kesehatan dihitung berdasarkan capaian 1. 100 Sangat Baik 0%
DAU kinerja daerah di bidang Kesehatan yang mengacu pada data Indikator
Dukungan 2. 80 s.d. 99 Baik 12,5%
Bidang Kinerja Bidang Kesehatan dari Direktorat SIPT – DJPK yang merupakan
Kesehatan indeks komposit dari beberapa indikator kinerja. 3. 60 s.d. 79 Sedang 25%
Porsi DAU dukungan bidang Kesehatan diperoleh berdasarkan 5 4. 40 s.d. 59 Kurang 37,5%
kelompok persentil data indeks kinerja komposit tersebut. 5. Kurang dari 40 Sangat Kurang 50%
PENGGUNAAN
PENGGUNAAN PENGGUNAAN
TIDAK DAPAT DIGUNAKAN UNTUK:
o Untuk mendanai kegiatan fisik dan/atau nonfisik dalam rangka peningkatan kualitas • Belanja pegawai selain gaji dan tunjangan
layanan dasar bidang Kesehatan; melekat yang dibayarkan kepada ASN bidang
o Termasuk belanja yang terkait dengan: kesehatan sesuai dengan ketentuan peraturan
a. Kegiatan yg mendukung peningkatan capaian SPM bidang Kesehatan; dan perundang-undangan;
b. belanja pegawai berupa gaji dan tunjangan melekat yang dibayarkan kepada ASN • Belanja honorarium yang tidak mendukung
di bidang kesehatan maksimal 25% dari jumlah alokasi bagian DAU dukungan peningkatan kualitas pelayanan dasar;
bidang kesehatan. • Belanja perjalanan dinas yang tidak mendukung
c. Belanja pemenuhan pengelolaan JKN untuk masyarakat (termasuk tunggakannya) peningkatan kualitas pelayanan dasar.
dan pengelolaan JKN ASN Daerah (iuran wajib, termasuk tunggakannya),
maksimal 25% dari jumlah alokasi bagian DAU dukungan bidang kesehatan.
• Dapat digunakan untuk pembayaran cicilan pokok dan bunga atas pinjaman daerah
yang digunakan untuk pembangunan infrastruktur di bidang Kesehatan.
16
5 - DAU Dukungan Bidang Pekerjaan Umum
DAU Dukungan
Bidang
Pekerjaan
Umum
PENGALOKASIAN
PENGALOKASIAN No
Persentil
Kelompok
Porsi DAU
Indeks Kinerja SG
DAU Dukungan bidang Pekerjaan Umum (PU) dihitung berdasarkan 1. 100 Sangat Baik 0%
capaian kinerja daerah di bidang PU yang mengacu pada data
2. 80 s.d. 99 Baik 12,5%
Indikator Kinerja Bidang PU dari Direktorat SIPT – DJPK yang
merupakan indeks komposit dari beberapa indikator kinerja. 3. 60 s.d. 79 Sedang 25%
Porsi DAU dukungan bidang PU diperoleh berdasarkan 5 kelompok 4. 40 s.d. 59 Kurang 37,5%
persentil dari data indeks kinerja komposit tersebut. 5. Kurang dari 40 Sangat Kurang 50%
PENGGUNAAN
PENGGUNAAN PENGGUNAAN
TIDAK DAPAT DIGUNAKAN UNTUK:
• Untuk mendanai kegiatan fisik dan/atau nonfisik dalam rangka peningkatan • Belanja pegawai yang dibayarkan kepada ASN sesuai
kualitas layanan dasar bidang Kesehatan; dengan ketentuan peraturan perundang-undangan;
• Termasuk belanja yang terkait dengan Kegiatan yg mendukung peningkatan • Belanja honorarium yang tidak mendukung
capaian SPM bidang PU. peningkatan kualitas pelayanan dasar;
• Dapat digunakan untuk pembayaran cicilan pokok dan bunga atas pinjaman • Belanja perjalanan dinas yang tidak mendukung
daerah yang digunakan untuk pembangunan infrastruktur di bidang PU. peningkatan kualitas pelayanan dasar.
17
PENYALURAN DAU PENGGAJIAN FORMASI PPPK
Batas Waktu
Penyampaian Paling lambat: 31 Agustus Paling lambat: 14 November
Paling lambat: 30 Juni 2024
Syarat Salur 2024 2024
• Dalam hal pada akhir tahun anggaran terdapat sisa DAU bid. Pendidikan, kesehatan, dan/atau pekerjaan
umum, daerah harus menganggarkan kembali pada APBD tahun anggaran berikutnya untuk mendanai “Laporan sebagaimana
kegiatan yang sama atau kegiatan lainnya pada bidang yang sama. dimaksud harus telah mendapat
• Dalam hal tidak disalurkan sesuai skema di atas atau total penyaluran < 100%, penyelesaian kegiatan yang pengawasan dari Aparat
keluaran kegiatannya belum tercapai menjadi beban APBD provinsi/kabupaten/kota bersangkutan. Pengawas Internal Pemerintah
Daerah.”