Anda di halaman 1dari 13

KELOMPOK KHUSUS YANG MEMILIKI KERENTANAN

TERHADAP SUATU PENYAKIT


Diajukan sebagai salah satu syarat untuk memenuhi salah satu tugas mata kuliah Keperawatan
Kelompok Khusus dan Komunitas
Dosen Pengampu :
Hendri Hadiyanto, M.Kep

Disusun oleh :
Kelompok 4
1. Muhammad Hildani (2141111004)
2. Aulia Wafa Izhatul J (2141111008)
3. Ade Aulia Putri (2141111030)
4. Repansya Pancarani (2141111044)
5. Sri Bano Angel L (2141111046)
6. Irena Sukma Ayu (2141111060)
7. Syifa Tazmaylah N.F (2141111062)
8. Asep (2141111069)

PROGRAM STUDI DIII KEPERAWATAN


FAKULTAS KESEHATAN
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SUKABUMI
Tahun Ajaran 2023/2024
KATA PENGANTAR

Dengan menyebut nama Allah SWT yang maha pengasih lagi maha penyayang,
kami panjatkan puja dan puji syukur kehadirat-Nya yang telah melimpahkan rahmat-Nya
kepada kami, sehingga penyusun dapat menyelesaikan makalah dengan judul Kelompok
Khusus Yang Memiliki Kerentanan Terhadap Suatu Penyakit.
Terdapat hambatan dan kesulitan dalam pembuatan laporan ini penyusun telah
berusaha semaksimal mungkin sesuai dengan kemampuan penyusun. Namun sebagai
manusia biasa, penyusun tidak luput dari kesalahan dan kekilafan baik dari segi teknik
penulisan maupun tata bahasa.
Untuk itu penyusun mengucapkan terima kasih kepada Bapak Hendri Hadiyanto,
M.Kep selaku dosen pengampu mata kuliah Keperawatan Kelompok Khusus dan
Komunitas yang telah memberikan tugas ini sehingga dapat menambah pengetahuan dan
wawasan.
Demikian makalah ini kami susun, penyusun menyadari bahwa makalah ini masih
jauh dari kata sempurna karena keterbatasan pengetahuan kami sebagai pemula. Oleh
karena itu, kritik dan saran penyusun harapkan sebagai masukan dan perbaikan dalam
penyusunan makalah ini. Semoga makalah ini dapat memberikan informasi yang
bermanfaat dan dijadikan referensi oleh para pembaca.

Sukabumi, 05 November 2023

Kelompok 4

i
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR ...................................................................................................... i
DAFTAR ISI ................................................................................................................... ii
BAB I PENDAHULUAN ............................................................................................... 1
A. Latar Belakang ................................................................................................. 1
B. Rumusan Masalah ........................................................................................... 2
C. Tujuan ............................................................................................................... 3
BAB II PEMBAHASAN ................................................................................................ 4
A. Pengertian Kelompok Rentan......................................................................... 4
B. Macam-Macam Kelompok Rentan ................................................................ 4
C. Kebutuhan Khusus pada Permasalahan Geografis dengan Lingkungan
Dataran Tinggi dan Rendah ........................................................................... 5
D. Contoh Kasus Kelompok Khusus yang Rentan Terhadap Suatu Penyakit 7
BAB III PENUTUP ........................................................................................................ 9
A. Kesimpulan ....................................................................................................... 9
B. Saran ................................................................................................................. 9
DAFTAR PUSTAKA .................................................................................................... 10

ii
BAB I

PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Manusia selain sebagai mahkluk individu, juga sebagai mahkluk sosial.
Artinya bahwa selain manusia itu sebagai mahkluk yang mempunyai kebutuhan
dan/atau kepentingan akan pribadinya sendiri, manusia juga memiliki kebutuhan dan
kemampuan serta kebiasaan untuk berkomunikasi dan berinteraksi dengan manusia
yang lain, selanjutnya interaksi ini berbentuk kelompok.
Kelompok rentan adalah masyarakat yang memiliki keterbatasan dalam
menikmati kehidupan yang layak. Faktor aksesibilitas terhadap sumber-sumber
pemenuhan kesejahteraan sosial merupakan salah satu hal baik sebagai penyebab
juga menjadi akibat. Memetakan populasi dan kondisi kelompok rentan secara tapat
dan partisipatif merupakan awal dalam menentukan kegiatan dalam rangka
penanganan untuk membantuk kelompok ini.
Perempuan dan anak merupakan kaum rentan akan kejahatan yang perlu
untuk dilindungi. Anak adalah bagian yang tidak terpisahkan dari keberlangsungan
hidup manusia dan keberlangsungan sebuah bangsa dan negara Dalam konstitusi
Indonesia, anak memiliki peran strategis yang secara tegas dinyatakan bahwa negara
menjamin hak setiap anak atas kelangsungan hidup, tumbuh, dan berkembang serta
atas pelindungan dari kekerasan dan diskriminasi oleh karena itu kepentingan terbaik
bagi anak patut dihayati sebagai kepentingan terbaik bagi kelangsungan hidup umat
manusia.
Kerentanan adalah suatu keadaan atau kondisi lingkungan dari suatu
komunitas atau masyarakat yang mengarah atau menyebabkan ketidakmampuan
dalam menghadapi ancaman bencana. Tercantum dalam Pasal 5 ayat (3)
UndangUndang No.39 Tahun 1999 yang menyatakan bahwa setiap orang yang
termasuk kelompok masyarakat yang rentan berhak memperoleh perlakuan dan
perlindungan lebih berkenaan dengan kekhususannya. Dalam penjelasan pasal
tersebut, yang dimaksud dengan kelompok rentan adalah orang lanjut usia, anak-
anak, fakir miskin, wanita hamil, dan penyandang cacat (Hoesin, n.d.). Anak-anak
merupakan salah satu kelompok rentan karena usia dan fisik mereka yang masih
tergolong lemah. Anak-anak pada usianya juga belum dapat memutuskan tindakan

1
yang tepat untuk dilakukan saat terjadi bencana secara mandiri. Hal ini menyebabkan
anak-anak sangat rentan terdampak apabila terjadi bencana.
Secara geografis kepulauan Indonesia merupakan daerah yang rawan bencana
karena termasuk dalam wilayah Pacific Ring of Fire (deretan gunung berapi Pasifik)
yang bentuknya melengkung dari utara Pulau Sumatera - Jawa - Nusa Tenggara
hingga ke Sulawesi Utara. Kepulauan Indonesia juga terletak di pertemuan dua
lempeng tektonik dunia dan dipengaruhi oleh 3 gerakan, yaitu Gerakan Sistem Sunda
di bagian barat. Gerakan Sistem pinggiran Asia Timur dan Gerakan Sirkum Australia.
Kedua faktor tersebut menyebabkan Indonesia rentan terhadap bencana. Maka dalam
kurun waktu lima tahun, 1998-2004 terjadi 1.150 kali bencana. Kesadaran tentang
potensi bencana di Indonesia dan fakta ilmiah di sekitar bencana yang menimpa
negara ini menjadi alasan utama perlunya dilakukan usaha-usaha penanganan yang
tepat. Peran aktif semua pihak yang terkait merupakan sikap terbaik yang diperlukan
untuk menanggulangi masalah ini.
Sebaran daerah rawan bencana gempa bumi dan tsunami di Indonesia hampir
semuanya berada pada daerah yang tingkat populasinya sangat padat. Daerah-daerah
ini sering merupakan pusat aktifitas, sumber pendapatan masyarakat dan negara,
serta menjadi pusat pencurahan dana pembangunan.
Tingkat kerentanan fisik (infrastruktur) menggambarkan perkiraan tingkat
kerusakan terhadap fisik (infrastruktur) bila ada faktor berbahaya (hazard) tertentu,
Kerentanan sosial menunjukkan perkiraan tingkat kerentanan terhadap keselamatan
jiwa/kesehatan penduduk apabila ada bahaya, Dari beberapa indikator antara lain
kepadatan penduduk, laju pertumbuhan penduduk, persentase penduduk usia tua-
balita dan penduduk wanita, maka letak geografis sangat berpengaruh terhadap
kebutuhan dari kelompok rentan terhadap resiko kesehatan yang ada. (Novi
Suparyanti & Ruhaeti, 2022)

B. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang diatas, maka rumusan masalah dalam makalah ini
adalah bagaimana kebutuhan khusus pada kelompok rentan dari aspek / segi
geografis.

2
C. Tujuan
1. Untuk mengetahui pengertian dari kelompok rentan.
2. Untuk mengetahui macam-macam kelompok khusus.
3. Untuk mengetahui kebutuhan khusus pada permasalahan geografis tentang
masalah dataran tinggi dan rendah.
4. Untuk mengetahui contoh kasus kelompok khusus yang rentan terhadap suatu
penyakit.

3
BAB II

PEMBAHASAN
A. Pengertian Kelompok Rentan
Kelompok rentan menurut Departemen Hukum dan Hak Asasi Manusia
adalah semua orang yang menghadapi hambatan atau keterbatasan dalam menikmati
standar kehidupan yang layak. Kelompok rentan berhak mendapatkan perlakuan
khusus untuk dapat memenuhi kebutuhan sehari-hari.
Menurut Olivier Serrat kerentanan merupakan perasaan tidak aman di
kehidupan individu, keluarga dan komunitas ketika menghadapi perubahan diluar
lingkungannya. Kerentanan dapat dikatakan sebagai kondisi yang ditentukan oleh
faktor fisik, sosial ekonomi dan lingkungan atau suatu proses yang meningkatkan
kerentanan masyarakat terhadap dampak bahaya. (Budi Wibowo Santoso T, 2021).
Kerentanan biasa dirasakan oleh individu atau kelompok yang tinggal di
wilayah tertentu yang dapat membahayakan jiwa dan aset yang dimilikinya.
Kerentanan dapat digambarkan sebagai situasi perubahan yang membingkai
kehidupan manusia baik individu, keluarga maupun Masyarakat (Humaedi, 2018).
Konteks kerentanan merujuk pada situasi yang rentan yang dapat
mempengaruhi atau dapat membuat suatu perubahan besar dalam kehidupan
masyarakat. Pengaruh dari adanya kerentanan biasanya dapat merugikan kehidupan
baik individu maupun masyarakat walaupun tidak menutup kemungkinan bahwa
situasi rentan tersebut dapat memberikan dampak yang positif bagi masyarakat.
Dari penjelasan diatas, dapat disimpulkan bahwa kerentanan merupakan
situasi yang dapat mempengaruhi atau menciptakan suatu perubahan di kehidupan
individu, kelompok ataupun masyarakat. Suatu perubahan yang diciptakan oleh
adanya kerentanan dapat dikatakan sebagai ancaman bagi mereka yang merasakan
dampak positif maupun dampak negatif (Humaedi, 2018).

B. Macam-Macam Kelompok Rentan


Kelompok rentan merupakan lapisan masyarakat yang paling mendesak yang
membutuhkan perhatian lebih untuk memperbaiki kondisi kehidupannya. Kelompok
rentan tersebut adalah kelompok masyarakat yang tidak dapat memenuhi
kebutuhannya sendiri yang dapat mengakibatkan permasalahan karena
ketidakmampuannya tersebut (Humaedi, 2018).

4
Pada dasarnya kondisi rentan dapat disebabkan karena kurangnya aset (apa
yang dimiliki), akses (geografis), dan sistemik (sistem sumber yang dikuasi oleh
golongan tertentu). Kelompok rentan tersebut antara lain : orang lanjut usia, anak-
anak, fakir miskin, wanita hamil, dan penyandang cacat. Walaupun tidak secara
implisit undang- undang ini menegaskan bahwa wanita sebagai salah satu kelompok
rentan, tetapi secara eksplisit dapat disimpulkan bahwa wanita sebagai kelompok
rentan.
Memperkuat kesimpulan diatas, dalam Human Rights Reference
menyebutkan bahwa yang tergolong dalam kelompok rentan adalah Refugees
(Pengungsi), Internally Displaced Person/IDP's (Pengungsi Internal), National
Minorities (Minoritas Nasional), Migrant Workers (Pekerja Migran), Indigenious
Peoples (Penduduk Asli), Children (Anak-anak), dan Women (Wanita). Menurut
Olivier Serrat terdapat tiga jenis kerentanan yaitu sebagai berikut:
1. Kejutan/kaget/guncangan (Shocks) yang dapat meliputi konflik penyakit,
banjir, badai, kekeringan, hama pada tumbuhan.
2. Perubahan musiman (Seasonalities) meliputi penetapan harga dan
kesempatan bekerja.
3. Kecenderungan (Critical trends) yaitu kependudukan, lingkungan, ekonomi,
pemerintah, dan kecenderungan teknologi.

C. Kebutuhan Khusus pada Permasalahan Geografis dengan Lingkungan Dataran


Tinggi dan Rendah
a. Dataran Rendah
Dataran rendah adalah hamparan luas tanah dengan tingkat ketinggian
yang di ukur dari permukaan laut adalah relatif rendah (sampai dengan 200 m
dpl). Istilah ini diterapkan pada kawasan manapun dengan hamparan yang luas
dan relatif datar yang berlawanan dengan dataran tinggi.
Suhu udara di dataran rendah, khususnya untuk wilayah Indonesia berkisar
antara 23 derajat Celsius sampai dengan 28 derajat Celsius sepanjang tahun.
Kondisi wilayah yang datar mamudahkan manusia untuk beraktivitas dalam
menjalankan kebidupannya. Di Indonesia daerah dataran rendah merupakan
daerah yang penuh dengan kedinamisan dan kegiatan penduduk yang sangat
beragam.

5
Sebagian besar penduduk lebih memilih bertempat tinggal di dataran
rendah. Terlebih wilayah ini memiliki sumber air yang cukup. Daerah dataran
rendah cocok dijadikan wilayah pertanian, perkebunan peternakan, kegiatan,
industri, dan sentra Lokasi yang datar, menyebabkan pengembangan daerah
dapat dilakukan seluas mungkin. Keanekaragaman aktivitas pendududuk ini
menunjukkan adanya heterogenitas mata pencaharian penduduk. Petani,
pedagang, buruh, dan pegawai kantor adalah beberapa contoh mata pencaharian
penduduk daerah dataran rendah.
Kebutuhan khusus pada penduduk di daerah dataran rendah biasanya
berupa:
• Pakaian yang tipis atau berbahan baku dari kain yang tipis yang tidak panas,
karena suhu di daerah ini panas.
• Rumah-rumah di dataran rendah juga dibuat banyak ventilasinya dan atap
dibuat dari genting tanah untuk mengurangi suhu yang panas.
• Makanan yang dikonsumsi sehari-hari lebih banyak jenis makanan yang
mengandung air meskipun zat gizi yang lain juga harus terpenuhi seperti
sayur dan buah.
• Kebutuhan cairan juga meningkat dibandingkan dengan penduduk didaerah
dataran tinggi.

b. Dataran Tinggi
Wilayah Indonesia pada daerah dataran tinggi memiliki system
pegunungan yang memanjang dan masih aktif. Relief dataran dengan banyaknya
pegunungan dan perbukitan, menyebabkan Indonesia memiliki kesuburan tanah
vulkanik, udara yang sejuk, dan alam yang indah. Dataran tinggi biasanya
dijadikan sebagai daerah tangkapan air hujan (catchment area). Selain dapat
memenuhi kebutuhan air tanah di wilayah sekitar, daerah tangkapan air hujan
dapat mencegah terjadinya banjir pada daerah bawah.
Dataran tinggi yang ditumbuhi pepohonan besar dengan kondisi hutan
yang masih terjagaberfungsi mencegah erosi, digunakan sebagai suaka
margasatwa, cagar alam, atau bahkan tempat wisata. Pada wilayah dataran
tinggi, suhu udara jauh lebih dingin dibandingkan dengan dataran rendah
maupun daerah pantai. Tingkat kelembapan udara dan curah hujan yang
berlangsung juga cukup tinggi.

6
Kebutuhan khusus pada penduduk di daerah dataran rendah biasanya
berupa:
• Untuk menghangatkan tubuhnya mereka banyak mengkomsumsi makanan
yang hangat.
• Untuk menghangatkan tubuhnya penduduk didatan tinggi lebih tertutup
dalam cara berpakaian.
• Bentuk rumah yang berbeda dengan daerah pantai, rumah di daerah ini
berventilasi sedikit dan atapnya terbuat dari seng. Ventelasi yang sedikit
mengakibatkan udara dingin tidak masuk ke dalam rumah. Atap terbuat dari
seng agar panas matahari yang diterima dapat disimpan dan dapat
menghangatkan bagian dalamnya.
• Konsumsi iodium dalam jumlah yang cukup, karena didataran tinggi
kejadian gondok mencapai 30.3 % menurut untoro dibanding didataran
rendah hanya 7.0%.
• Pemberian vitamin A yang rutin pada bayi dan balita untuk mengurangi
kejadian GAKY (Gangguan Akibat Kekurangan Yodium).

D. Contoh Kasus Kelompok Khusus yang Rentan Terhadap Suatu Penyakit


Kasus 1:
Pengelolaan Diabetes Mellitus Tipe 2 pada Kelompok Lansia di Masyarakat
• Deskripsi Kasus:
Sebuah komunitas terdiri dari sejumlah lansia dengan diabetes mellitus tipe 2.
Seorang perawat komunitas ditugaskan untuk memberikan asuhan keperawatan
khusus kepada kelompok ini.
• Langkah-langkah Asuhan Keperawatan:
1) Penilaian: Perawat melakukan penilaian komprehensif terhadap setiap
anggota kelompok, termasuk pemantauan tingkat gula darah, riwayat
kesehatan, pola makan, aktivitas fisik, dan obat-obatan yang digunakan.
2) Perencanaan: Perawat bekerja sama dengan kelompok untuk merencanakan
intervensi yang sesuai. Ini termasuk penyusunan rencana diet, jadwal
olahraga ringan, dan pengelolaan obat secara teratur.
3) Edukasi: Memberikan edukasi kepada kelompok tentang pengertian
diabetes mellitus, pengelolaan gula darah, pentingnya diet seimbang, dan

7
bagaimana menghindari komplikasi. Ini bisa termasuk sesi pendidikan
kelompok atau individu.
4) Pemantauan: Melakukan pemantauan rutin terhadap gula darah dan
memastikan bahwa kelompok mengikuti rencana pengobatan dan
perubahan gaya hidup yang direkomendasikan.
5) Dukungan Emosional: Memberikan dukungan emosional kepada kelompok
dalam mengatasi stres dan perasaan terkait penyakit kronis.
6) Evaluasi: Menilai hasil perawatan dan membuat perubahan jika diperlukan.
Kasus ini mencakup asuhan keperawatan khusus untuk mengelola penyakit kronis di
tingkat komunitas, dengan fokus pada pendekatan pencegahan, edukasi, dan
dukungan terhadap kelompok lansia dengan diabetes mellitus tipe 2.
Kasus 2 :
Sebagai contoh lain, kita bisa membahas kelompok pekerja migran yang rentan
terhadap penyakit menular, seperti tuberkulosis. Dalam asuhan keperawatan, perawat
dapat melibatkan upaya pencegahan dengan memberikan informasi tentang
vaksinasi, mengadakan pemeriksaan kesehatan berkala, dan menyediakan edukasi
tentang pentingnya kebersihan dan isolasi ketika diperlukan.
Selain itu, perawat juga dapat bekerja sama dengan lembaga kesehatan masyarakat
dan organisasi internasional untuk meningkatkan akses pekerja migran terhadap
layanan kesehatan, termasuk pemeriksaan penyakit menular dan pengobatan yang
diperlukan. Pendekatan kolaboratif ini membantu mengurangi risiko penularan
penyakit dan meningkatkan kesehatan dalam kelompok pekerja migran.

8
BAB III

PENUTUP
A. Kesimpulan
Kelompok rentan menurut Departemen Hukum dan Hak Asasi Manusia
adalah semua orang yang menghadapi hambatan atau keterbatasan dalam menikmati
standar kehidupan yang layak. Kelompok rentan berhak mendapatkan perlakuan
khusus untuk dapat memenuhi kebutuhan sehari-hari.
Kelompok rentan merupakan lapisan masyarakat yang paling mendesak yang
membutuhkan perhatian lebih untuk memperbaiki kondisi kehidupannya. Kelompok
rentan tersebut adalah kelompok masyarakat yang tidak dapat memenuhi
kebutuhannya sendiri yang dapat mengakibatkan permasalahan karena
ketidakmampuannya tersebut.

B. Saran
Sebagai penyusun makalah ini, kami menyarankan kepada para pembaca
khususnya kepada para perawat agar lebih mendalami materi yang telah dipaparkan
dalam makalah ini agar dapat berguna dalam kehidupan sehari-hari maupun saat
berada di lapangan sehingga dapat menerapkan keperawatan kelompok khusus dan
komunitas.

9
DAFTAR PUSTAKA
Budi Wibowo Santoso T. (2021). Kelompok Rentan dan Kebutuhannya. Bandung: Pusat
Studi CSR.
Novi Suparyanti, & Ruhaeti. (2022). Kebutuhan Khusus Pada Permasalahan Geografis
Dataran Tinggi, Dataran Rendah, Radiasi Lingkungan. Jakarta: Stikes
Nusantara Jakarta.

10

Anda mungkin juga menyukai