Anda di halaman 1dari 18

TEORI KEPRIBADIAN

ALFRED ADLER

Laily Lolita Sari, M.Psi., Psikolog

Fakultas Psikologi
Universitas Mercu Buana Yogyakarta
BIOGRAFI SINGKAT

✓ Alfred Adler dilahirkan pada th 1870 di Vienna (Austria).


✓ Ia adalah seorang Yahudi yang lahir dari keluarga
yang termasuk dalam status sosial ekonomi
kelas menengah pada saat itu.
✓ Semasa muda Adler mengalami masa-masa
yang sangat sulit. Ketika ia berusia 5 tahun ia terkena
penyakit pneumonia (radang paru-paru) yang menurut
dokter hampir mustahil untuk disembuhkan.
✓ Ketika mendengar kabar tersebut, Adler berjanji jika
ia bisa sembuh maka ia akan menjadi dokter dan bertekad
untuk memerangi penyakit yang mematikan tersebut.
1870 – 1937
❑ Akhirnya pada tahun 1895, setelah dinyatakan sembuh dari penyakitnya, ia benar-
benar mewujudkan tekadnya dan berhasil meraih gelar sarjana kedokteran dari
University of Vienna. Ia akhirnya dikenal sebagai seorang ahli penyakit dalam.
❑ Tahun 1898, ia menulis buku pertamanya yang memfokuskan pada pendekatan
kemanusiaan dan penyakit dari sudut pandang individu sebagai pribadi bukan
membagi-baginya menjadi gejala, insting, atau dorongan-dorongan.
❑ Teori Adler dikenal dengan teori PSIKOLOGI INDIVIDUAL.
❑ Pada tahun 1902, ia mendapat tawaran kerjasama dari Freud untuk bergabung
dalam kelompok diskusi untuk membahas masalah psikopatologi. Adler
akhirnya ikut bergabung dan kemudian menjadi pengikut setia Freud, namun
hubungan tersebut tidak berlangsung lama.
❑ Pada tahun 1907, Adler menulis sebuah paper berjudul "Organ Inferiority"
yang menjadi pemicu rusaknya hubungan Freud dengan Adler.
❑ Dalam tulisan tersebut Adler mengatakan bahwa setiap manusia pada dasarnya
memiliki kelemahan organis. Berbeda dengan hewan, manusia tidak dilengkapi
dengan alat-alat tubuh untuk melawan alam. Kelemahan-kelemahan organis
inilah yang justru membuat manusia lebih unggul dari makhluk-makhluk
lainnya, karena mendorong manusia untuk melakukan kompensasi (menutupi
kelemahan).
❑ A d l e r j u g a t i d a k s e p e n d a p a t d e n g a n t e o r i psikoseksual Freud. Pada
tahun 1911, Adler meninggalkan kelompok diskusi, bersama dengan delapan
orang koleganya, dan mendirikan sekolah sendiri. Sejak itu ia tidak pernah bertemu
lagi dengan Freud.
PANDANGAN TENTANG KEPRIBADIAN

▪ Adler berpendapat bahwa manusia adalah mahluk sosial yang


bertanggung jawab. Ia percaya manusia sejak lahir dikarunia dengan
kesadaran bersosial dan hanya keterpaksaan (kompensasi) yang
membuatnya bertanggung jawab kepada manusia lain untuk dapat
mencapai sebuah kesejahteraan yang baik bagi dirinya dan orang
lain. Pada akhirnya Adler meyakinkan bahwa manusia adalah mahluk
yang menyimpan ketertarikan sosial yang sangat dalam.
PANDANGAN TENTANG KEPRIBADIAN

❑ Adanya nafsu atau motivasi di balik perilaku manusia yaitu


dorongan ke arah kesempurnaan.
❑ Suatu hasrat yang kita gunakan untuk memenuhi segala
keinginan dan potensi yg ada di dalam diri kita, yang mendorong
kita semakin dekat dengan apa yang kita idealkan.
❑ Kepribadian harus dijelaskan berdasarkan cara-cara seseorang
dalam menaklukkan persoalan atau permasalahan.
PANDANGAN-PANDANGAN ADLER
1. PRINSIP DIRI YANG SADAR

❑ Menurut Adler, Kesadaran adalah inti kepribadian individu.


❑ Adler merasa bahwa manusia menyadari segala hal yang dilakukannya setiap hari.
❑ Meskipun kadang-kadang individu tak dapat hadir pada peristiwa tertentu
yang berhubungan dengan pengalaman masa lalu, tidak berarti Adler mengabaikan
kekuatan-kekuatan yang tersembunyi yang ditekannya.
❑ Adler tidak menerima konsep ambang sadar dan alam tak sadar Freud.
Hal ini dianggap sebagai mistik.
❑ Manusia sangat sadar benar dengan apa yang dilakukannya, apa yang dicapainya,
dan ia dapat merencanakan dan mengarahkan perilaku ke arah tujuan yang dipilihnya
secara sadar.
2. PRINSIP INFERIORITAS

❑ Perasaan-perasaan kekurangan psikologis atau sosial yang dirasakan subjektif,


merasa tidak lengkap atau tidak sempurna.
❑ Rendah diri adalah segala rasa kurang berharga yang timbul karena
ketidakmampuan jasmani (organ), psikologis dan sosial yang dirasakan secara subjektif.
❑ Rasa inferior dapat menjadi pendorong
bagi segala perbaikan dalam hidup (mencapai superior).

❑ Usaha untuk mencapai superior (kesempurnaan) diwujudkan dengan


melakukan kompensasi.
❑ Orang yang mempunyai kekurangan pada satu hal akan memiliki kompensasi
pada hal lain.
3. PRINSIP SUPERIORITAS

Superioritas adalah dorongan kuat ke atas atau perjuangan ke arah kesempurnaan.

1. DORONGAN KEMASYARAKATAN
Yaitu dorongan yang menempatkan kepentingan umum di atas kepentingan pribadi.
❑ Pada dasarnya manusia adalah makhluk sosial,
dapat berkembang berdasarkan bawaan dan belajar.
❑ Berisi kepedulian terhadap keluarga, lingkungan, masyarakat, kemanusiaan.
❑ Ketidak-adaan kesadaran sosial akan menimbulkan sakit jiwa:
Neurotik, psikotik, tindak kriminal, narkoba, bunuh diri.
2. DORONGAN KEAKUAN
Yaitu dorongan yang bersifat subyektif (superioritas personal),
tujuannya mencapai kemenangan pribadi.

Adapun tiga tahap pemikiran Adler tentang tujuan final manusia, yaitu:
1. Menjadi Agresif
2. Menjadi Berkuasa
3. Menjadi Superior
❑ Striving for Personal Superiority: beberapa orang berjuang untuk
superioritas dengan sedikit atau bahkan tidak memiliki
kepedulian terhadap orang lain, dan perjuangan mereka
dimotivasi oleh perasaan inferioritas pribadi yang berlebihan atau
adanya inferiority complex.
❑ Striving for Success: kebalikan dari sebelumnya, yaitu orang-
orang yang sehat secara psikologis yang termotivasi oleh
kepedulian sosial dan kesuksesan seluruh umat manusia.

❑ Individu yang sehat ini memperhatikan tujuan-tujuan yang melampaui diri


mereka sendiri, mampu membantu orang lain tanpa menuntut atau
mengharapkan pujian pribadi, dan dapat melihat orang lain bukan sebagai
saingan melainkan sebagai orang-orang dengan siapa mereka dapat
bekerjasama untuk keuntungan sosial.

Keberhasilan mereka tidak dicapai dengan mengorbankan orang


lain, namun memiliki kecenderungan secara alamiah untuk bergerak
menuju kepenuhan atau kesempurnaan.
4. PRINSIP FINALISME FIKTIF
(TUJUAN SEMU)

❑ Manusia diarahkan pada suatu tujuan masa depan dari pada masa lalu.
❑ Tujuan tersebut secara subjektif (mental) mempengaruhi tingkah lakunya
sekarang.
❑ Tujuan final bersifat semu atau fiktif.
❑ Tujuan fiksional atau semu ini tak dapat dipisahkan dari gaya hidup dan diri kreatif.
Manusia bergerak ke arah superioritas melalui gaya hidup dan diri kreatifnya
yang berawal dari perasaan rendah diri dan selalu ditarik oleh tujuan semu tadi.
❑ Orang normal akan membebaskan diri dari pengaruh fiksi dan menghadapi
kenyataan.
5. PRINSIP GAYA HIDUP

❑ Usaha individu untuk mencapai superioritas atau kesempurnaan yang diharapkan,


akan memerlukan cara tertentu. Adler menyebutkan hal ini sebagai gaya hidup.
❑ Gaya hidup yang diikuti individu adalah kombinasi dari dua hal,
yakni dorongan dari dalam diri yang mengatur arah perilaku,
dan dorongan dari lingkungan yang mungkin dapat menambah,
atau menghambat arah dorongan dari dalam tadi.
❑ Dengan adanya dorongan dalam diri ini, manusia dapat menafsirkan kekuatan-kekuatan
di luar dirinya, bahkan memiliki kapasitas untuk menghindari atau menyerangnya.
❑ Hal-hal yang muncul dan berkembang dalam diri manusia
yang mempengaruhi gaya hidupnya.
6. PRINSIP DIRI KREATIF

❑ Adler berpendapat bahwa manusia adalah seniman bagi dirinya.


❑ Merupakan prinsip yang digunakan sebagai landasan
untuk memahami tingkah laku seseorang, yang melatarbelakangi
sifat khas seseorang dan ditentukan oleh rasa inferioritas khusus.
❑ Individu menafsirkan kesan yang diterima dari lingkungan kehidupannya,
mencari pengalaman yang baru untuk memenuhi keinginan untuk superior,
dan meramu semua itu sehingga tercipta diri yang berbeda dari orang
lain, yang mempunyai gaya hidup sendiri.
7. PRINSIP MINAT SOSIAL

❑ Minat sosial terwujud dalam komunikasi dengan orang lain, misalkan pada
masa bayi mulai berkembang melalui komunikasi anak dengan orang tua.
❑ Individu diarahkan untuk memelihara dan memperkuat perasaan minat sosialnya
dan meningkatkan kepedulian pada orang lain.
❑ Individu juga belajar untuk melatih munculnya perasaan superior sehingga jika
saatnya tiba, ia dapat mengendalikannya.
❑ Dikarenakan manusia tidak sepenuhnya dapat mencapai superioritas, individu
tetap memiliki perasaan ketidakmampuan. Gaya hidup dan diri kreatif melebur
dalam prinsip minat sosial yang pada akhirnya terwujud tingkah laku yang
ditampilkan secara keseluruhan.
KESIMPULAN
▪ Teori psikologi individual Adler ini, lebih banyak berupaya
menyadarkan manusia bahwa ia merupakan mahluk yang
berdaya dan memiliki rasa sosial yang dalam.

▪ Teori ini juga memiliki kekuatan dalam hal memprediksi perilaku manusia
melalui tujuan semu atau akhir dari perilaku yang diperbuatnya, sebagai tujuan
akhir yang merupakan gambaran dari diri manusia tersebut.
▪ Hal ini sangat menarik karena merupakan pandangan yang sangat positif dan
futuristik, dan hal ini tentunya dapat membangkitkan semangat dan gaya hidup
manusia dalam melakukan aktivitas.

Anda mungkin juga menyukai