NIM : 180103040255
Alfred Adler lahir pada tanggal 7 Februari 1870 di Rudolfscheim, dekat Wina. Sewaktu
kecil fisik Adler sangat lemah dan sakit-sakitan, ketika usia 5 tahun, ia pernah hampir meninggal
karena pneumonia. Selain itu, adiknya, Rudolf wafat saat usia Adler 4 tahun1. Kedua
pengalaman tersebut memotivasi Adler untuk menjadi dokter. Pada usia 5 tahun, Adler
memutuskan bahwa tujuan hidupnya adalah menaklukkan kematian, dan kedokteran
menawarkan kesempatan untuk menghalangi kematian. Adler merasakan persaingan dengan
kakaknya, Sigmund Adler, yang secara finansial banyak membantunya dimasa dewasa. Adler
lebih tertarik pada hubungan-hubungan sosial. Ia juga mengatakan bahwa dorongan menuju
superioritas merupakan motif yang lebih mendasar dalam kehidupan. Adler menikah dengan
seorang perempuan Rusia yang bernama Raissa Epstein dan memiliki 4 orang anak. Pasien-
pasien Adler kebanyakan berasal dari kelas menengah ke bawah. Kualitas pribadinya mencakup
sikap yang optimistik terhadap kondisi manusia, rasa persaingan yang intens disertai
persahabatan yang hangat, keyakinan kuat terhadap kesetaraan gender, kesediaan mendukung
hak-hak kaum perempuan.2
1
C. George Baeree, “Personality Theoris:Melacak Kepribadian Anda Bersama Psikologi Dunia”, terj. Inyiak
Ridwan Muzir, (Jakarta:PRISMASHOPI,2010), 123.
2
http://ebekunt.wordpress.com/2010/01/29/psikologi-individual-2/ diakses 11 November 2019.
Menurut Adler, manusia lahir dengan tubuh yang lemah dan inferior sehingga
mengakibatkan ketergantungan pada orang lain. Oleh karena itu, minat sosial sudah menjadi sifat
manusia dan merupakan standar akhir untuk kesehatan psikologis.3
Prinsip utama dalam teori Adler bisa diuraikan dalam bentuk kerangka yaitu:
1) Satu-satunya kekuatan dinamis dibalik perilaku manusia adalah striving for success or
superiority.
2) Subjective perceptions manusia membentuk perilaku dan kepribadian mereka.
3) Kepribadian itu bersifat unified and self-consistent.
4) Nilai dari semua aktivitas manusia harus dilihat dari sudut pandang social interest.
3
Dewi Puri Astuti dkk, ”Teori Dasar Kepribadian” dalam jurnal Bahan Dasar, 2017, 64.R
dari keduanya adalah dorongan dari dalam diri. Dengan adanya dorongan dalam diri,
manusia dapat menafsirkan kekuatan-kekuatan yang ada di luar dirinya sehingga
dapat untuk menghindari atau menyerangnya.
4. Prinsip Diri Kreatif (Creative Self Principle)
Diri yang kreatif adalah faktor yang sangat penting dalm kepribadian individu, karena
ini adalah penggerak utama bagi semua tingkah laku manusia. Gaya hidup bersifat
mekanis dan kreatif, namun diri kreatif lebih dari itu. Diri kreatif membuat sesuatu
yang baru dan berbeda dengan sebelumnya.
5. Prinsip Diri yang Sadar (Conscious Self Principle)
Menurut Adler, kesadaran adalah inti kepribadian individu. Adler merasa bahwa
manusia menyadari segala hal yang dilakukannya setiap hari dan ia dapat menilainya
sendiri. Adler merasa bahwa manusia sangat benar-benar sadar dengan apa yang
dilakukannya dan yang dicapainya. Serta manusia dapat merencanakan dan
mengarahkan perilaku ke arah tujuan yang dipilihnya secara sadar.
6. Prinsip Tujuan Semu (Fictional Goals Principle)
Tujuan yang dimaksud oleh Adler adalah pelaksanaan kekuatan-kekuatan tingkah
laku manusia. Melalui diri kreatifnya, manusia dapat membuat tujuan semu dari
kemampuan yang nyata ada dan pengalaman pribadinya. Kepribadian manusia
sepenuhnya sadar akan tujuan semu dan selanjutnya menafsirkan apa yang terjadi
sehari-hari dalam hidupnya dan kaitannya dengan tujuan semu tersebut.
7. Prinsip Minat Sosial (Social Interest Principle)
Menurut Adler, manusia lahir dengan dikaruniai minat sosial yang bersifat universal.
Kebutuhan ini terwujud dalam komunikasi dengan orang lain, yang ketika masa bayi
mulai berkembang melalui komunikasi anak dengan orang tua. Dikarenakan manusia
tidak sepenuhnya dapat mencapai superioritas, individu tetap memiliki perasaan
ketidakmampuan. Namun, manusia merasa yakin bahwa masyarakat yang kuat dan
sempurna akan dapat membantunya mencapai pemenuhan perasaan superior. Gaya
hidup dan diri kreatif melebur dalam prinsip minat sosial yang pada akhirna terwujud
tingkah laku yang ditampilkan secara keseluruhan.4
4
Rizky Norris Arrohcman, “Dorongan Kemasyarakatan dan Dorongan Keakuan”, dalam jurnal Kajian Psikologi
Alfred Adler, vol 3, No 1,2017.
C. Kepribadian Berdasarkan Struktur Keluarga
Dengan berfokus pada struktur sosial observasi yang tajam, Adler menjadi yakin akan
pentingnya urutan kelahiran dalam menentukan karakteristik kepribadian.5
1. Ciri keprbadian menurut Alfred Adler berdasarkan urutan kelahiran:
Situasi Dasar Dampak Positif Dampak Negatif
Anak Sulung Menerima Perhatian Bertanggung jawab Merasa tidak aman, takut
tidak terpecah dari melindungi dan akan kehilangan nasib baik.
orang tua. memperhatikan orang lain. Pemarah, pesimis, perhatian
Organisator yang baik. pada aturan dan hukum.
Tidak kooperatif dan senang
mengkritik orang lain.
Anak Kedua Memiliki model untuk Motivasi tinggi, lebih Pemberontak, iri permanen,
ditiru yaitu kakaknya. mudah menyesuaikan diri cenderung berusaha
dibanding kakaknya, dan mengalahkan orang lain,
kompetisi sehat. kompetitif berlebihan, dan
sukar berperan sebagai
pengikut.
5
Howard S.Friedman dkk, “Kepribadian:Teori Klasik dan Riset Modern” terj. Fransiska Dian Ikarini dkk,
(Jakarta:Erlangga,2006),140.
2. Ingatan Masa Kecil
Meskipun Adler berpendapat bahwa ingatan yang diungkap kembali akan
memberikan petunjuk untuk memahami gaya hidup, ia tidak menganggap bahwa
ingatan-ingatan ini mempunyai dampak sebab-akibat. Adler yakin bahwa ingatan
akan pengalaman masa kecil sesungguhnya dibentuk oleh gaya hidup yang
dijalani seseorang.6
3. Mimpi
Adler dengan mudah menginterpretasikan mimpinya, namun ia menyatakan
bahwa kebanyakan mimpi itu bersifat menipu dan tidak mudah dipahami oleh si
pemimpi. Mimpi dapat mengecohkan manusia dengan menyajikan sesuatu
pencapaian dan kekuasaan yang tidak realistis dan berlebihan.7
4. Psikoterapi
Psikopatologi berasal dari kurangnya keberanian, perasaan inferior yang
berlebihan, dan minat sosial yang kurang berkembang. Jadi, tujuan utama
psikoterapi Adler adalah untuk meningkatkan keberanian, memperkecil perasaan
inferior, dan menumbuhkan minat sosial.8
6
Jess Feist & Georgy J. Feist, “Teori Kepribadian”, terj. Handrianto, (Jakarta:Salemba Humanika,2010),104.
7
Jess Feist & Georgy J. Feist, “Teori Kepribadian”,104.
8
Jess Feist & Georgy J. Feist, “Teori Kepribadian”,105.