Anda di halaman 1dari 12

MODUL PERKULIAHAN

Pelaporan dan
Akuntansi Keuangan
(Pelaporan Korporat)

Standar Pelaporan Keuangan

Fakultas Program Studi Tatap Muka Kode MK Disusun Oleh

1
Sekolah Pascasarjana Magister Akuntansi 1. DR. Wedi Rusmawan Kusumah, S.E.,
M.Si, Ak., CA.
2. DR. H. Islahuzaman, S.E., M.Si, Ak., CA.
3. DR. Debbie Christine, S.E., M.Si, Ak.,
CA.

Abstract Kompetensi
Standar akuntansi keuangan (SAK) Mahasiswa mampu menjelaskan
adalah metode dan format baku pengertian pelaporan korporat dan
dalam penyajian informasi laporan pelaporan keuangan, standar
keuangan suatu kegiatan akuntansi di Indonesia ISAK 32,
konvergensi IFRS dan kerangka
bisnis. Standar ini ertujuan untuk
konseptual pelaporan keuangan.
memberikan informasi yang
relevan bagi pengguna laporan
keuangan.

Pokok Bahasan
1. Pengertian pelaporan korporat dan pelaporan keuangan,
2. Standar akuntansi di Indonesia ISAK 32 ,
3. Konvergensi IFRS dan kerangka konseptual Pelaporan Keuangan

PENGERTIAN PELAPORAN KORPORAT DAN PELAPORAN KEUANGAN

Pengertian Laporan Keuangan

Perbedaan Pelaporan dan Laporan Keuangan Haruslah dibedakan antara pengertian


Pelaporan keuangan dan laporan keuangan. Laporan keuangan (Financial Statement)
adalah informasi akuntansi yang menyajikan tentang posisi keuangan dan hasil usha entitas
pada periode tertentu dan ditujukan khusunya untuk pihak eksternal entitas. Biasanya sudah
diaudit oleh akuntan independent. Sedangkan pelaporan (Financial Reporting) adalah
ikhtisar keuangan yang belum diaudit oleh akuntan independent, disajikan terutama untuk
kepentingan internal entitas. Menurut IAS, Standar Pelaporan Keuangan Internasional
bahwa laporan keuangan merupakan laporan yang dimaksudkan untuk memenuhi
kebutuhan pengguna yang tidak berada dalam suatu posisi yang memerlukan suatu entitas
untuk menyusun laporan tersendiri, yang berkaitan dengan kebutuhan informasi tertentunya
atau pihak-pihak di luar entitas.

SAK berbasis IFRS (2012:12), menjelaskan bahwa laporan keuangan adalah media utama
bagi suatu entitas untuk mengkomunikasikan informasi keuangan oleh manajemen kepada
para pemangku kepentingan. laporan keuangan merupakan output dan hasil akhir dari
proses akuntansi. Laporan keuangan inilah yang menjadi bahan informasi bagi para
pemakainya sebagai salah satu bahan dalam proses pengambilan keputusan. Di samping
sebagai informasi, laporan keuangan juga sebagai pertanggungjawaban atau accountability.
Sekaligus menggambarkan indikator kesuksesan suatu perusahaan dalam mencapai
tujuannya.

STANDAR AKUNTANSI DI INDONESIA ISAK 32

Hierarki SAK

• Jika suatu PSAK secara spesifik berlaku untuk suatu transaksi, peristiwa atau kondisi,
kebijakan akuntansi yang diterapkan untuk pos tersebut menggunakan PSAK tersebut.
(PSAK 25 par 07) • Jika tidak ada PSAK yang spesifik mengatur suatu transaksi,
peristiwa atau kondisi, manajemen menggunakan pertimbangannya dalam

‘20 Pelaporan dan Akuntansi Keuangan/Pelaporan Korporat Biro Akademik dan Pembelajaran
1. DR. Wedi Rusmawan Kusumah, S.E., M.Si, Ak., CA. http://www.widyatama.ac.id

2 2. DR. H. Islahuzaman, S.E., M.Si, Ak., CA.


3. DR. Debbie Christine, S.E., M.Si, Ak., CA.
mengembangkan dan menyusun kebijakan akuntansi dengan urutan menurun (PSAK 25
par 10 – 12):
• Definisi, kriteria pengakuan, konsep pengukuran untuk aset, liabilitas, penghasilan, dan
beban dalam Kerangka Konseptual Pelaporan Keuangan (KKPK);
• Standar akuntansi terkini yang dikeluarkan oleh badan penyusun standar akuntansi lain
yang menggunakan kerangka dasar yang sama untuk mengembangkan standar
akuntansi, literatur akuntansi, dan praktik akuntansi industri yang berlaku, sepanjang
tidak bertentangan dengan SAK dan KKPK.

Standar Akuntansi Keuangan adalah Pernyataan dan Interpretasi yang diterbitkan oleh
Dewan Standar Akuntansi Keuangan Ikatan Akuntan Indonesia dan Dewan Standar
Akuntansi Syariah Ikatan Akuntan Indonesia serta peraturan regulator pasar modal untuk
entitas yang berada di bawah pengawasannya.

PSAK 25 paragraf 07

Ketika suatu PSAK secara spesifik berlaku untuk suatu transaksi, peristiwa atau kondisi lain,
kebijakan akuntansi yang diterapkan untuk pos tersebut menggunakan PSAK tersebut.
PSAK yang dimaksudkan merujuk pada PSAK dan ISAK. ISAK memiliki status yang sejajar
dengan PSAK.

Jika prinsip pokok peraturan regulator pasar modal bertentangan dengan prinsip
akuntansi, atau jika perlakuan akuntansi dalam peraturan regulator pasar modal
tidak sesuai dengan kriteria pengakuan, konsep pengukuran aset, liabilitas,
penghasilan, dan beban sesuai KKPK. Contoh: PSAK/ISAK menganut prinsip
substansi mengungguli bentuk, sedangkan peraturan pasar modal menganut prinsip
bentuk mengungguli substansi. ED ISAK 32 mensyaratkan entitas menerapkan
PSAK atau ISAK yang spesifik.

Entitas mengikuti kebijakan akuntansi yang disyaratkan oleh PSAK yang relevan dengan
keadaan tertentu entitas. Namun, untuk beberapa situasi, standar menawarkan pilihan; ada
situasi lain di mana tidak ada pedoman yang diberikan oleh PSAK. Dalam situasi ini,
manajemen harus memilih kebijakan akuntansi yang sesuai.

Manajemen menggunakan pertimbangannya dalam mengembangkan dan menerapkan


kebijakan akuntansi yang menghasilkan informasi yang relevan dan andal. Informasi yang
dapat dipercaya menunjukkan kualitas berikut: representasi yang setia, substansi di atas

‘20 Pelaporan dan Akuntansi Keuangan/Pelaporan Korporat Biro Akademik dan Pembelajaran
1. DR. Wedi Rusmawan Kusumah, S.E., M.Si, Ak., CA. http://www.widyatama.ac.id

3 2. DR. H. Islahuzaman, S.E., M.Si, Ak., CA.


3. DR. Debbie Christine, S.E., M.Si, Ak., CA.
bentuk, netralitas, kehati-hatian, dan kelengkapan. Jika tidak ada standar atau interpretasi
PSAK yang secara khusus dapat diterapkan, manajemen harus mempertimbangkan
penerapan ketentuan dalam PSAK pada masalah serupa dan terkait, dan kemudian definisi,
kriteria pengakuan, dan konsep pengukuran untuk aset, liabilitas, pendapatan, dan beban
dalam Kerangka. Manajemen juga dapat mempertimbangkan pernyataan terbaru dari badan
penetapan standar lainnya, literatur akuntansi lainnya dan praktik industri yang diterima, di
mana hal ini tidak bertentangan dengan PSAK.

ISAK 32 'Interpretasi atas definisi dan hierarki Standar Akuntansi Keuangan Indonesia'
menjelaskan definisi dan hierarki standar akuntansi keuangan sesuai dengan PSAK.

ISAK 32 mengatur bahwa jika standar dan interpretasi tersebut bertentangan dengan
PSAK/ISAK, pernyataan kepatuhan yang eksplisit dan tidak dibatasi dengan PSAK tidak
dapat dibuat. Dengan demikian, kerangka pelaporan keuangan yang berbeda harus
digunakan. Kebijakan akuntansi harus diterapkan secara konsisten untuk transaksi dan
peristiwa serupa (kecuali jika standar mengizinkan atau mensyaratkan sebaliknya).

Perubahan kebijakan akuntansi

Perubahan kebijakan akuntansi yang dibuat pada penerapan standar baru dicatat sesuai
dengan ketentuan transisi (jika ada) dalam standar tersebut. Jika perubahan kebijakan pada
penerapan awal dari standar baru tidak mencakup ketentuan transisi khusus, atau
merupakan perubahan kebijakan secara sukarela, itu harus diperhitungkan secara
retrospektif (yaitu, dengan menyatakan kembali semua angka komparatif yang disajikan)
kecuali hal ini tidak praktis.

Masalah standar baru / revisi belum efektif

Standar biasanya diterbitkan sebelum tanggal implementasi yang disyaratkan. Dalam


periode intervening, ketika standar baru/revisi yang relevan dengan entitas telah diterbitkan
tetapi belum efektif, manajemen mengungkapkan fakta ini. Standar juga memberikan
informasi yang diketahui atau dapat diestimasi secara wajar yang relevan untuk menilai
dampak penerapan standar terhadap laporan keuangan entitas dalam periode pengakuan
awal.

Perubahan estimasi akuntansi

‘20 Pelaporan dan Akuntansi Keuangan/Pelaporan Korporat Biro Akademik dan Pembelajaran
1. DR. Wedi Rusmawan Kusumah, S.E., M.Si, Ak., CA. http://www.widyatama.ac.id

4 2. DR. H. Islahuzaman, S.E., M.Si, Ak., CA.


3. DR. Debbie Christine, S.E., M.Si, Ak., CA.
Entitas mengakui perubahan prospektif dalam estimasi akuntansi dengan memasukkan
dampak dalam laba rugi pada periode yang terpengaruh (periode perubahan dan periode
mendatang), kecuali jika perubahan estimasi menimbulkan perubahan dalam aset, liabilitas,
atau ekuitas. Dalam hal ini, dikenali dengan menyesuaikan nilai tercatat aset, liabilitas, atau
ekuitas terkait pada periode perubahan.

KONVERGENSI IFRS DAN KERANGKA KONSEPTUAL PELAPORAN


KEUANGAN

Laporan keuangan merupakan bahasa yang digunakan oleh komunitas bisnis. Bahasa
bisnis tersebut disusun berdasarkan standar akuntansi yang merupakan aturan-aturan
pengukuran untuk laporan keuangan. Dalam perkembangannya, terdapat banyak dan
berbedanya standar akuntansi yang berlaku sehingga menimbulkan masalah
keterbandingan laporan keuangan. Kondisi ini tentu dapat dipahami karena dalam proses
penyusunan standar akuntansi di suatu negara tidak terlepas dari pengaruh faktor-faktor
lokal suatu negara (Wolk et al., 2001: 4) mengatakan “economic conditions have an
impact upon both political factors and accounting theory”. Hal ini yang menyebabkan standar
dan praktik akuntansi di tiap-tiap negara terdapat perbedaan. Seiring dengan era globalisasi
yang dimotori oleh perkembangan teknologi informasi dan komunikasi yang mengubah
dunia internasional menjadi sebuah global village/ borderless, sejak saat inilah masalah
perbedaan standar akuntansi mulai timbul.

Tidak dapat dipungkiri bahwa pengaruh Amerika Serikat dalam kancah internasional
sangat kuat dalam hampir segala aspek kehidupan, acapkali kita sulit membedakan mana
yang internasional dan mana yang Amerika. Faktanya, dalam dunia akuntansi saat ini
standar akuntansi yang berlaku di Amerika Serikat yang disusun oleh Financial Accounting
Standards Board (FASB) diikuti oleh beberapa negara, baik secara langsung maupun
modifikasi. Sementara Internasional Accounting Standards (IASs), yang dikeluarkan oleh
International Accounting Standards Committee (IASC), belum diikuti oleh semua negara,
bahkan oleh negara-negara anggota yang tergabung dalam IASC tersebut.

Konvergensi dapat diartikan sebagai suatu keadaan menuju satu titik pertemuan atau
memusat. Konvergensi standar akuntansi pada dasarnya adalah penyamaan bahasa bisnis.
Setiap negara memiliki lembaga pengatur standar pelaporan keuangan. Indonesia memiliki
Ikatan Akuntan Indonesia (IAI) yang mengeluarkan Pernyataan Standar Akuntansi
Keuangan (PSAK) sebagai satu-satunya standar yang diterima sebagai “bahasa bisnis”
perusahaan-perusahaan di Indonesia. Amerika Serikat memiliki Generally Accepted

‘20 Pelaporan dan Akuntansi Keuangan/Pelaporan Korporat Biro Akademik dan Pembelajaran
1. DR. Wedi Rusmawan Kusumah, S.E., M.Si, Ak., CA. http://www.widyatama.ac.id

5 2. DR. H. Islahuzaman, S.E., M.Si, Ak., CA.


3. DR. Debbie Christine, S.E., M.Si, Ak., CA.
Accounting Principles (GAAP) yang dirilis oleh Financial Accounting Standard Board
(FASB). Uni Eropa memiliki International Accounting Standard (IAS) yang dikeluarkan oleh
International Accounting Standard Board (IASB) dan seterusnya. Setiap negara
menggunakan standar pelaporan yang sangat mungkin divergen antara satu dengan yang
lain. Tidak ada jaminan bahwa laporan-laporan keuangan yang disajikan di antara
negara-negara yang berbeda tersebut dapat dibaca dengan bahasa yang sama.
Perbedaan standar ini pada ujungnya juga akan menghambat para pelaku bisnis
internasional dalam mengambil keputusan bisnisnya.

Sejauh ini yang leading menjadi standar acuan adalah International Financial Reporting
Standards (IFRS) yang dikeluarkan oleh International Accounting Standard Board
(IASB). IASB adalah badan pengatur standar dari International Accounting Standards
Committee Foundation, sebuah lembaga independen nirlaba internasional yang bergerak
di bidang pelaporan keuangan yang berkedudukan di Inggris. Saat ini, lebih dari 100
negara telah diwajibkan atau membolehkan penerapan IFRS dan diperkirakan akan
semakin banyak negara di dunia menggunakan IFRS. Bahkan 10 negara yang pasar
modalnya sudah mendunia telah melakukan konvergensi ke IFRS, yaitu, Jepang, Inggris,
Perancis, Kanada, Jerman, Hongkong, Spanyol, Switzerland, Australia, termasuk
Amerika Serikat sudah menyatakan akan melakukan konvergensi ke IFRS. Untuk Indonesia,
sejak revisi PSAK tahun 1994, IAI telah memutuskan untuk melakukan harmonisasi standar
PSAK kepada IFRS. Selanjutnya, harmonisasi tersebut diubah menjadi adopsi yang
ditujukan dalam bentuk konvergensi. Sebagai langkah awal, Dewan Standar Akuntansi
Keuangan Ikatan Akuntan Indonesia (DASK-IAI) akan mengkonvergensikan PSAK secara
penuh dengan IFRS melalui 3 tahapan, yaitu tahap adopsi, persiapan akhir, dan
implementasi. Tahap adopsi dilakukan pada periode 2008-2011, meliputi aktivitas adopsi
seluruh PSAK ke IFRS, persiapan infrastruktur, dan evaluasi terhadap PSAK yang
berlaku. Dengan demikian, konvergensi PSAK diharapkan dapat meningkatkan kualitas
standar akuntansi keuangan dan mengurangi biaya penyusunan, meningkatkan kredibilitas
dan kegunaan laporan keuangan melalui peningkatan kualitas dan daya banding serta
menyelaraskan dengan pengaturan yang berlaku secara internasional.

Sasaran konvergensi yang telah dicanangkan IAI pada tahun 2012 yang lalu adalah
merevisi PSAK agar secara material sesuai dengan IFRS versi 1 Januari 2009, yang
berlaku efektif tahun 2011/2012. Untuk itu, 29 Standar Akuntansi Keuangan (SAK) masuk
dalam program konvergensi IFRS yang dicanangkan DSAK-IAI tahun 2009 dan 2010.
Banyaknya standar yang harus dilaksanakan dalam program konvergensi ini menjadi
tantangan yang cukup berat bagi DSAK-IAI periode 2009-2012. Skema menuju
‘20 Pelaporan dan Akuntansi Keuangan/Pelaporan Korporat Biro Akademik dan Pembelajaran
1. DR. Wedi Rusmawan Kusumah, S.E., M.Si, Ak., CA. http://www.widyatama.ac.id

6 2. DR. H. Islahuzaman, S.E., M.Si, Ak., CA.


3. DR. Debbie Christine, S.E., M.Si, Ak., CA.
konvergensi penuh dengan IFRS pada tahun 2012 dapat dijabarkan sebagai berikut (1)
Pada akhir 2010, diharapkan seluruh IFRS sudah diadopsi dalam PSAK, (2) Tahun 2011
merupakan tahun penyiapan seluruh struktur pendukung untuk implementasi PSAK yang
sudah mengadopsi seluruh IFRS, dan (3) Tahun 2012 merupakan tahun implementasi, di
mana PSAK yang berbasis IFRS wajib diterapkan oleh perusahaan-perusahan yang
memiliki akuntabilitas public.

Dalam penyusunan dan penyajian laporan keuangan, kerangka kerja (framework)


merupakan prinsip dasar dari IFRS. Kerangka dasar IFRS dimulai dengan asumsi dasar
penyusunan dan penyajian laporan keuangan. Ada 2 asumsi dasar yang digunakan dalam
IFRS, yaitu (1) Accrual basis adalah asumsi bahwa efek dari semua transaksi dan kejadian
diakui apabila sudah terjadi/direalisasikan, bukan pada saat kas diperoleh atau dibayarkan;
(2) Going concern adalah asumsi bahwa suatu usaha dijalankan untuk periode jangka
panjang. Setelah asumsi dasar selanjutnya adalah karakteristik kualitatif dari suatu laporan
keuangan yang meliputi understandability, reliability, comparability, relevance, constraints
on relevant and reliable information, dan true and fair view/fair presentation.

Karakteristik IFRS tersebut dapat diuraikan dalam 5 pendekatan dasar sebagai berikut.
Pertama, pendekatan basis prinsip (principle-based approach) adalah pendekatan yang
menempatkan penekanan lebih besar pada penafsiran dan penerapan prinsip-prinsip,
dengan fokus khusus pada semangat prinsip yang diterapkan. Pendekatan ini
menetapkan/mengatur IFRS hanya pada prinsip- prinsip utamanya sehingga tidak memiliki
standar-standar yang spesifik untuk industri. Kalaupun terdapat standar mengenai kontrak
asuransi (IFRS 4 Insurance contract), standar tersebut tidak mengatur entitas asuransi, tapi
entitas apapun yang memiliki kontrak asuransi. US-GAAP dan SAK kita sebelumnya yang
berbasis pengaturan (rule based) lebih detail dan kompleks juga memiliki standar-standar
berbasis industry, misalnya adalah standar mengenai pengakuan pendapatan. Di IFRS,
pengakuan pendapatan hanya diatur pada 2 standar, yaitu IAS 18 Revenue dan IAS 11
Construction Contracts. Sementara itu, standar akuntansi di US, misalnya memiliki
sekitar 100 standar yang di dalamnya berisi pengakuan pendapatan yang berbeda-beda
pada tiap industri. Jadi, dimungkinkan hasil yang berbeda untuk substansi ekonomi yang
sama dalam industri yang berbeda (IASB, 2009).

Kedua, pendekatan standar yang memerlukan penilaian substansi transaksi dan evaluasi,
apakah presentasi akuntansi mencerminkan realitas ekonomi. Karakteristik ini menekankan
substansi dari transaksi dan evaluasi yang mencerminkan realitas ekonomi, contohnya di
dalam IAS 38, juga PSAK 19 (revisi 2010) disebutkan bahwa aset tidak berwujud tidak
‘20 Pelaporan dan Akuntansi Keuangan/Pelaporan Korporat Biro Akademik dan Pembelajaran
1. DR. Wedi Rusmawan Kusumah, S.E., M.Si, Ak., CA. http://www.widyatama.ac.id

7 2. DR. H. Islahuzaman, S.E., M.Si, Ak., CA.


3. DR. Debbie Christine, S.E., M.Si, Ak., CA.
lagi memiliki maksimum umur manfaat. Perusahaan harus menilai berapa umur eknomis
aset tidak berwujud. Bahkan, apabila perusahaan tidak bisa melihat batas akhir kapan
manfaat ekonomis aset tidak berwujud tersebut berakhir, perusahaan dapat membuatnya
menjadi aset tidak berwujud dengan umur manfaat tak terbatas. Aset tidak berwujud
dengan umur manfaat tidak terbatas diperlakukan sama seperti goodwill, yakni dikenai uji
penurunan nilai setiap tahun dan tidak diamortisasi. Ketiga, pendekatan yang berfokus pada
kebutuhan untuk penilaian profesional dalam hal penyelesaian berwujud dengan umur
manfaat tidak terbatas diperlakukan sama seperti goodwill, yakni dikenai uji penurunan
nilai setiap tahun dan tidak diamortisasi. Karakteristik ini menunjukkan bahwa penilaian
profesional merupakan hal yang terpenting dalam penyelesaian masalah akuntansi. Hal ini
dikaitkan dengan penentuan umur ekonomis suatu aset tidak berwujud, yang berdasarkan
kriteria dan faktor yang diterima secara umum. Keempat, pendekatan pada penggunan
yang lebih besar nilai wajar (fair value) sebagai dasar pengukuran penekanan 2 arah
untuk memperoleh pengukuran yang dapat diandalkan. Kriteria ini berlawanan dengan
PSAK yang dianut sebelumnya, di mana penilaian aset haruslah berdasarkan harga
perolehan (historical cost). Kelima, pendekatan persyaratan pengungkapan yang lebih
ektensif. Karakteristik ini menuntut pengungkapan yang lebih ekstensif dibandingkan
dengan PSAK terdahulu. Fokus kepada penyiapan laporan keuangan tidak lagi cukup,
dalam era IFRS di samping laporan keuangan, pengungkapan atas hal-hal yang
mendasari perlu disampaikan dalam catatan atas laporan keuangan (CALK).

Unsur-unsur dari Laporan Keuangan

Posisi keuangan suatu perusahaan pada dasarnya disajikan di dalam Laporan Posisi
Keuangan (Statement of Financial Position). Elemen-elemennya meliputi (1) Aset adalah
sumber yang dikuasai oleh perusahaan sebagai akibat dari peristiwa masa lalu dan dari
mana manfaat ekonomi di masa depan diharapkan akan diperoleh perusahaan; (2)
Liabilitas merupakan hutang perusahaan masa kini yang timbul dari peristiwa masa lalu,
penyelesaiannya diharapkan mengakibatkan arus keluar dari sumber daya perusahaan
yang mengandung manfaat ekonomi; (3) Ekuitas adalah hak residual atas aset perusahaan
setelah dikurangi semua kewajiban. Kinerja keuangan suatu perusahaan umumnya
disajikan dalam sebuah laporan penghasilan bersih (income statement) atau laporan laba
rugi (profit and loss account). Unsur dari income statement atau unsur-unsur yang
mengukur kinerja keuangan adalah sebagai berikut; (4) Penghasilan (revenues) adalah
peningkatan dalam manfaat ekonomi dalam suatu periode akuntansi dalam bentuk
pemasukan atau kenaikan aset, atau penurunan kewajiban yang mengakibatkan kenaikan
ekuitas. Namun, tidak termasuk kontribusi yang dilakukan oleh peserta ekuitas, misalnya
‘20 Pelaporan dan Akuntansi Keuangan/Pelaporan Korporat Biro Akademik dan Pembelajaran
1. DR. Wedi Rusmawan Kusumah, S.E., M.Si, Ak., CA. http://www.widyatama.ac.id

8 2. DR. H. Islahuzaman, S.E., M.Si, Ak., CA.


3. DR. Debbie Christine, S.E., M.Si, Ak., CA.
modal perseorangan, persekutuan, dan pemegang saham; (5) Beban (expenses) adalah
penurunan dalam manfaat ekonomi dalam periode akuntansi dalam bentuk pengeluaran,
atau deplesi aset atau timbulnya liabilitas sebagai akibat penurunan ekuitas. Suatu pos
diakui dalam laporan keuangan apabila ada kemungkinan bahwa manfaat ekonomi yang
berkaitan dengan pos tersebut akan mengalir dari atau ke dalam perusahaan, pos tersebut
mempunyai nilai atau biaya yang dapat diukur dengan andal, dan stabilitas.

Persyaratan IFRS

Laporan keuangan menurut IFRS terdiri dari (IAS1.8) hal-hal sebagai berikut (1) Laporan
posisi keuangan (a statement of financial position), (2) Laporan pendapatan komprehensif (a
comprehensive income statement), (3) Laporan perubahan ekuitas atau laporan pengakuan
pendapatan atau beban (either a statement of changes in equity (SOCE) or a statement
of recognised income or expense ("SORIE")), (4) Laporan arus kas (a cash flow statement
or statement of cash flows), dan (5) Catatan, termasuk ringkasan kebijakan akuntansi
yang penting (notes, including a summary of the significant accounting policies).

Informasi komparatif disajikan untuk periode pelaporan sebelumnya (IAS 1.36). Suatu
perusahan yang menyiapkan akun-akun IFRS untuk pertama kali harus mengaplikasikan
IFRS secara penuh untuk tahun berjalan dan periode komparatifnya, meskipun terdapat
pengecualian transisi (IFRS1.7).

Arti Penting Kerangka Konseptual IFRS dan PSAK

Bagian yang penting dari kerangka konseptual akuntansi adalah seperangkat


definisi yang menggambarkan istilah-istilah dasra yang digunakan dalam akuntansi.
Fasbmengacu pada seperangkat definisi ini sebagai elemen-elemen laporan
keuangan (elements of financial statement). Elemen-elemen ini mencakup beberapa
istilah seperti aset, kewajiban, ekuitas, pendapatan, dan beban.

Oleh karena itu elemen-elemen ini sangat penting, menjadi penting bahwa mereka
harus dibatasi dengan tepat dan diterapkan secara universal. Menemukan definisi
yang pantas untuk sebagian besar dari elemen ini tidaklah mudah. Sebagi contoh,
haruskah nilai karyawan perusahaan dilaporkan sebagai aset di neraca? Haruskah
kematian direktur perusahaan dilaporkan sebagai kerugian? Seperangkat definisi
yang baik harus memberikan jawaban atas pertanyaan ini.

‘20 Pelaporan dan Akuntansi Keuangan/Pelaporan Korporat Biro Akademik dan Pembelajaran
1. DR. Wedi Rusmawan Kusumah, S.E., M.Si, Ak., CA. http://www.widyatama.ac.id

9 2. DR. H. Islahuzaman, S.E., M.Si, Ak., CA.


3. DR. Debbie Christine, S.E., M.Si, Ak., CA.
Perbedaan Kerangka Konseptual IFRS dan PSAK

No. Perbedaan IFRS PSAK Efek Konvergensi


1 Cangkupan Desain IFRS SAK diperuntukan Akan ada
pengaturan diperuntukan untuk Entitas yang penerapan standar
untuk entitas yang bersifat profit- yang bersifat
bersifat profit oriented, Nirlaba, setengah-setengah
oriented dan SME UKM, dan terhadap
(Small Medium perusahaan perusahaan yang
Enterprise). IFRS berbasis syariah. berbasis syariah
belum mengatur
standar akuntansi
untuk perusahaan
berbasis syariah.
2 Kerangka Menungkinkan Sama seperti IFRS,
Dasar penilaian aktiva PSAK memberikan
tetap berwujud alternative
dan tidak penggunaan nilai
berwujud wajar untuk menilai
menggunakan kembali aktiva tetap
nilai wajar. berwujud dan tidak
Laporan berwujud. Laporan
keuangan keuangan disajikan
disajikan dengan dengan basis “fairly
basis true and fair stated” (kerangka
(IFRS Framework dasar par 46)
par 46)
3 Pernyataan Entitas harus Entitas tidak harus Harus dibuat
kepatuhan membuat membuat pernyataan eksplisit
akan standar pernytaan pernyataan akan kepatuhan
eksplisit tentang kepatuhan akan pada PSAK di
kepatuhan akan SAK CALK
standar IFRS

‘20 Pelaporan dan Akuntansi Keuangan/Pelaporan Korporat Biro Akademik dan Pembelajaran
1. DR. Wedi Rusmawan Kusumah, S.E., M.Si, Ak., CA. http://www.widyatama.ac.id

10 2. DR. H. Islahuzaman, S.E., M.Si, Ak., CA.


3. DR. Debbie Christine, S.E., M.Si, Ak., CA.
4 Prinsip Tidak diatur Dianjurkan agar Perlunya
Keteapan secara khusus entitas menyajikan penyusuaian aturan
Waktu(Timeli kapan entitas laporan keuangan terkait dengan
ness) menyajikan paling lama 4 bulan kewajiban entitas
laporan keuangan setelah tanggal untuk memenuhi
neraca kewajiban
perpajakan dalam
menyampaikan
SPT Tahunan
paling lambat
tanggal 31 maret
untuk WP Orang
Pribadi dan 30 April
untuk WP Badan
5 Basis Menganut standar Menganut standar
Standar akuntansi akuntansi berbasis
berbasis prinsip aturan.
untuk
meningkatkan
transparansi,
akuntabiliotas,
dan
keterbantingan
laporan keuangan
antar entitas
secara global.
6 Prinsip Tidak lagi Masih mengakui
Konservatif mengakui prinsip prinsip konservatif
konservatif,
namun diganti
dengan prinsip
kehati-hatian

Daftar Pustaka
‘20 Pelaporan dan Akuntansi Keuangan/Pelaporan Korporat Biro Akademik dan Pembelajaran
1. DR. Wedi Rusmawan Kusumah, S.E., M.Si, Ak., CA. http://www.widyatama.ac.id

11 2. DR. H. Islahuzaman, S.E., M.Si, Ak., CA.


3. DR. Debbie Christine, S.E., M.Si, Ak., CA.
1. ISAK 32
2. Modul Pelaporan Korporat, Penerbit IAI
3. Standar Akuntansi Keuangan (SAK) mengacu pada SAK yang berlaku efektif
pada 1 Januari 2019.
4. Standar Profesi Akuntan Publik (SPAP)
5. Kieso, 2015, Financial Acoounting
6. Kieso, 2016, Intermediate Accounting
7. Kieso, 2018, Advance Accounting
8. Modul Etika Profesi dan Tata Kelola Korporat, Penerbit IAI

‘20 Pelaporan dan Akuntansi Keuangan/Pelaporan Korporat Biro Akademik dan Pembelajaran
1. DR. Wedi Rusmawan Kusumah, S.E., M.Si, Ak., CA. http://www.widyatama.ac.id

12 2. DR. H. Islahuzaman, S.E., M.Si, Ak., CA.


3. DR. Debbie Christine, S.E., M.Si, Ak., CA.

Anda mungkin juga menyukai