Anda di halaman 1dari 9

Soal UTS

FILSAFAT ILMU DAN INTEGRASI ILMU

1. Jelaskan ilmu pengetahuan, filsafat dan agama, berikan contoh masing-masing dan
implementasi dalam kehidupan manusia
Jawab
Kata Ilmu berasal dari bahasa arab ‘ilm, yang berarti memahami, mengerti, atau
mengetahui. Ilmu mengacu kepada suatu hal yang melebihi pengetahuan. Ilmu merupakan
kegiatan akal budi untuk menjelaskan kenyataan empiris secara spesifik menurut tiga kriteria
utama: rasional, metodis, dan sistematis. Istilah rasional, bisa dikatakan bahwa apa yang
diklaim oleh suatu ilmu sebagai kebenaran dapat diterima karena masuk akal, yakni logis,
kritis, dan terbuka untuk perbaikan. Jadi, apa yang rasional tidak kebal kritik (Poespowardojo
& Seran, 2015: 9).

Pengetahuan mencakup segala kegiatan dengan cara dan sarana yang digunakan maupun
segala hasil yang diperolehnya. Dalam memahami “pengetahuan” kita perlu memahami
tentang tindakan “mengetahui”. Sebagaimana kegiatan yang dilakukan oleh manusia
memiliki akibat atau hasil, demikian pula tindakan “mengetahui” tentu saja juga
menghasilkan sesuatu, yaitu “pengetahuan”.

Pengetahuan merupakan segenap hasil dari kegiatan untuk mengetahui sesuatu obyek
(dapat berupa suatu hal atau peristiwa yang dialami subyek), misalnya: pengetahuan tentang
benda, tentang tumbuh-tumbuhan, tentang binatang, tentang manusia, atau pengetahuan
tentang peristiwa peperangan (Wahana, 2016: 46).

Pengetahuan merupakan segala sesuatu yang diketahui dan diperoleh dari persentuhan
panca indera terhadap objek tertentu. Pengetahuan pada dasarnya merupakan hasil dari proses
melihat, mendengar, merasakan, dan berpikir yang menjadi dasar manusia dalam bersikap
dan bertindak (Makhmudah, 2018: 203)

Ilmu pengetahuan adalah insting akal manusia yang secara sistematis dalam menciptakan
kebutuhan (teori) baru sebagai pemenuhan hasrat atas rasa ingin tahu (Wilujeng, 2014: 104).
Ilmu pengetahuan (pengetahuan ilmiah) kelanjutan konseptual dari ciri rasa “ingin tahu”
sebagai kodrat manusiawi. Rasa ingin tahu manusia boleh dikatakan tak pernah ada batasnya.
Selalu ingin mencari dan menemukan sesuatu yang baru. Dalam kehidupannya manusia
selalu berhadapan dengan berbagai peristiwa dan gejala di lingkungan. baik yang
menyangkut alam, maupun manusia. Didorong rasa ingin tahunya manusia berusaha untuk
menemukan jawabannya. Ilmu pengetahuan terus berkembang melalui kajian-kajian yang
dilakukan para ilmuwan (Jalaludin, 2013: 91). Ilmu pengetahuan digunakan sebagai pijakan
manusia untuk mencari teori-teori baru dengan metode dan prosedur tertentu agar
memperoleh tujuan yang telah ditentukan. Disisi lain, ilmu pengetahuan harus bersifat
sistematis dan teratur berdasarkan metodologi tujuannya agar mencapai generalisasi keilmuan
yang diinginkan.

Ilmu pengetahuan merupakan hasil dari rangkaian aktivitas manusia yang rasional dan
kognitif yang terdiri dari berbagai metode berupa aneka prosedur dan tata langkah sehingga
menghasilkan kumpulan pengetahuan yang sistematis mengenai gejala-gejala kealaman,
kemasyarakatan atau perorangan untuk tujuan mencapai kebenaran, memperoleh
pemahaman, memberikan penjelasan, ataupun melakukan penerapan (Kirom, 2011: 102).

Berdasarkan uraian di atas, ilmu pengetahuan merupakan rangkaian ilmu yang bertujuan
mencapai kebenaran ilmiah tentang suatu objek tertentu, yang bisa diperoleh melalui
pendekatan atau cara pandang (approach), metode, dan sistem tertentu. Ilmu pengetahuan
bisa diciptakan manusia karena didorong oleh rasa ingin tahu manusia yang tidak
berkesudahan terhadap objek, pikiran, atau akal budi yang melibatkan kesaksian indera,
karena indera dianggap sering menipu. Ilmu pengetahuan bagi manusia mempunyai
kemungkinan untuk mencapai pengetahuan yang lebih sempurna daripada pengetahuan biasa,
yang lebih tinggi derajatnya yang hendak memberikan “insight” (pemahaman yang
mendalam). Yang dibangun atas kerja sama pendekatan akal dan intuisi.

Contoh implementasi ilmu pengetahuan dalam kehidupan manusia:

Tidak dipungkiri bahwa ilmu pengetahuan memiliki peran yang sangat penting dalam
kehidupan manusia saat ini dan akan menjadi semakin penting dimasa mendatang dalam
berbagai aspek kehidupan manusia, misalnya pada aspek peningkatan kualitas hidup, telah
membawa perbaikan signifikan dalam kualitas hidup manusia, misalnya perkembangan
dibidang kedokteran dan farmasi telah menghasilkan pengobatan yang lebih efektif, diagnosis
yang lebih akurat dan perawatan yang lebih baik.

filsafat adalah pengetahuan tentang kebijaksanaan dan prinsip-prinsip mencari kebenaran.


Berfilsafat berarti berpikir rasional-logis, mendalam dan bebas (tidak terikat dengan tradisi,
dogma agama) untuk memperoleh kebenaran.
Secara etimologis (asal-usul kata) filsafat berasal dari kata yunani philia (love, cinta) dan
sophia (wisdom, kebijaksanaan). Jadi ditinjau dari pada arti etimologis istilah ini berarti cinta
pada kebjaksanaan.1

Istilah “filsafat” secara etimologis merupakan persamaan kata falsafah (bahasa Arab) dan
philosophy (bahasa Inggris), berasal dari bahasa Yunani (philosophia). Kata philosophia
merupakan kata majemuk yang terdiri dari kata (philos) dan (sophia). Kata philos berarti
kekasih, bisa juga berarti sahabat. Secara harfiah philosophia berarti yang mencintai
kebijaksanaan atau sahabat pengetahuan. Istilah philosophia telah diindonesiakan menjadi
“filsafat”, ajektifnya adalah “filsafat” dan bukan “filosofis”. Apabila mengacu kepada
orangnya, kata yang tepat digunakan yaitu “filsuf’ dan bukan “filosof’ (Suaedi, 2016).
Kecuali bila digunakan kata “filosofi” dan bukan “filsafat”, maka ajektifnya yang tepat ialah
“filosofis”, sedangkan yang mengacu kepada orangnya ialah kata filosof.

Pengertian filsafat secara garis besar adalah ilmu yang mendasari suatu kosep berfikir
manusia dengan sungguh-sungguh untuk menemukan suatu kebenaran yang kemudian
dijadikan sebagai pandangan hidupnya. Sedangkan secara khusus filsafat adalah suatu sikap
atau tindakan yang lahir dari kesadaran dan kedewasaan seseorang dalam memikirkan segala
sesuatu secara mendalam dengan melihat semuanya dari berbagai sudut pandang dan
korelasinya.

Filsafat sebagaimana pengertiannya semula termasuk bagian dari pengetahuan, sebab


pada permulaannya (baca: zaman Yunani Kuno) filsafat identik dengan pengetahuan (baik
teoretik maupun praktik). Filsafat merupakan pijakan atau landasan berpikir manusia dalam
dunia akademik sebagai penalaran akal dalam mencari dan mendalami sebuah ilmu
pengetahuan.

Contoh implementasi filsafat dalam kehidupan manusia:

Salah satu contoh implementasi filsafat dalam kehidupan manusia adalah penerapan
prinsip etika dalam menghadapaai situasi moral yang kompleks seperti ketika seseorang
dihadapkan pada pilihan berbohong untuk melindungi diri sendiri atau mengungkapkan
kebenaran yang tepat. Dalam hal ini, pemikiran filosofis dapat membantu individu
mempertimbangkan dampak jangka panjang dan prinsip moral yang harus dijunjung tinggi.

1
Zainal Abidin, Filsafat Barat, 2011, Jakarta: Rajawali Pers, hal 9
Agama diindetikkan dengan kepercayaan, keyakinan dan sesuatu yang menjadi
panutan. Konsep agama meurut kamus besar bahasa Indonesia adalah sistem yangm engatur
tata keimanan (kepercayaan) dan peribadatan kepada Allah Yang Maha Kuasa. Agama
berasal dari bahasa Sanskerta “a” yang berarti tidak dan “gama” yang berarti kacau. Jamak
agama berarti tidak kacau. Dengan demikian agama adalah perarturan yang mengatur
kehidupan manusia mengenai sesuatu yang ghaib, mengenai budi pekerti dan pergaulan
kehidpan bermasyarakat. Ada beberapa istilah dari agama, antara lain religi, rerligion
(inggri), religie (Belanda), religio (Bahasa Latin), diien (Arab).
Menurut Daradjat agama adalah proses hubungan manusia yang dirasakan terhadap
sesuatu yang diyakininya, bahwa sesuatu lebih tiinggi dari pada manusia. Sedangkan Glock
dan Stark mendefinisikan agama sebagai sistem symbol, siste keyakinan, sistem nilai dan
sistem perilaku yang terlembaga, yang kesemuanya terpusat pada persoalan-persoaln yang
dihayati sebagai maknawi (ultimate Mean Hipotetiking)2
Jadi, antara ilmu pengetahuan, filsafat dan agama ketiganya mempunyai tujuan yang
sama yaitu memperoleh kebenaran. Walaupun dalam mencari kebenaran tersebut baik ilmu
pengetahuan, filsafat maupun agama mempunyai caranya sendiri-sendiri.
Ilmu pengetahuan dengan metodenya mencari kebenaran tentang alam, termasuk
manusia dan makhluk hidup yang ada di dalamnya. Filsafat dengan wataknya menghampiri
kebenaran, baik tentang alam maupun manusia yang tidak dapat dijawab oleh ilmu.
Sedangkan agama dengan kepribadiannya memberikan persoalan atas segala persoalan yang
dipertanyakan manusia, baik tentang alam, manusia maupun tentang Tuhan.3

Contoh implementasi agama dalam kehidupan manusia:


Agama berperan dominan dalam mengajarkan dan membentuk kepribadian manusia
melalui penanaman nilai spiritual dengan menjalankan peribadatan kepada penciptnya, nilai
akidah, praktek ibadah sehingga melahirkan pribadi yang taat dan tekun menjalankan nilai
agama.
1. Jelaskan bagaimana proses penemuan suatu ilmu dengan metodologi ilmiah
Jawaban
Proses pencarian pengetahuan yang bersifat mutlak dan pasti telah berlangsung begitu
lama. Setidaknya ada tiga pendekatan yang digunakan dalam konteks ini, yaitu rasionalisme,

2
. Dadang Kahmad, Sosiologi Agama, http://repository.iainkudus.ac.id
3
ibid, hal 128, makalah hubungan ilmu, filsafat dan agama
empirisme dan metode ilmiah. Ketiga pendekatan inilah yang biasa dikenal sebagai sebuah
metodologi dalam mencari pengetahuan.
Metode ilmiah adalah suatu prosedur dalam mendapatkan pengetahuan dengan
syarat-syarat yang harus dipenuhi agar sesuatu tersebut disebut ilmu tercantum dalam apa
yang disebut dengan metode ilmiah. Kemudian peraturan-peraturan yang terdapat dalam
metoda ilmiah dikaji oleh metodologi ilmiah. Metodologi ini secara filsafati termasuk dalam
apa yang dinamakan epistimologi. Sedangkan epistimologi adalah merupakan pembahsan
mengenai bagaiman kita mendapatkan pengetahuan. Apakah sumber-sumber pengetahuan?
apakah hakekat jangkauan dan ruanglingkup pengetahuan? apakah manusia dimungkinkan
untuk mendapatkan pengetahuan? sampai tahap mana pengetahuan yang mungkin ditangkap
manusia.4
Metode ilmiah merupakan ekspresi mengenai bagaiman bekerjanya pikiran. Dengan
cara bekerja ini maka pengetahuan yang dihasilkan diharapkan mempunyai karakteristik-
karakteristik tertentu yang diminta oleh pengetahuan ilmiah, yaitu sifat rasional dan teruji
yang memungkinkan pengetahuan yang disusunnya merupakan pengetahuan yang dapat
diandalkan. Metode ilmiah mencoba menggabungkan cara berfikir deduktif dan cara berfikir
induktif dalam membangun tubuh pengetahuannya.
Berfikir deduktif memberikan sifat yang rasional kepada pengetahuan ilmiah dan
bersifat konsisten dengan pengetahuan yang telah dikumpilkan sebelumnya. Penjelasan yang
bersifat rasional ini dengan kriteria kebenaran koherensi tidak memberikan sebuah
kesimpulan yang bersifat final sebab sesuai dengan sifat rasional yang bersifat pluralistik,
maka dimungkinkan disusunnya berbagai penjelasan terhadap suatu objek pemikiran tertentu
meskipun argumentasi secara rasional didasarkan kepada premis-premis ilmiah yang telah
teruji kebenarannya, namun dimungkinkan pula pilihan yang berbeda dari sejumlah premis
ilmiah yang tersedia yang digunakan dalam penyusunan argumentasi. Oleh sebab itu
diperlukan pula cara berfikir induktif yang berdasarkan kriteri kebenaran korespondensi.
Metoda keilmuan akan mudah dipahami jika rangkaian-rangkain prosedurnya dipenuhi.
Setidaknya rangkaian prosedurnya itu dapat diuraikan dalam enam langkah sebagai berikut:
1). Kesadaran dan perumusan masalah
Suatu hal yang lazim bahwa manusia menemukan beberpa kesulitan dalam
menghadapi dunia ini. Dalam rangka memecahkan kesulitan tesebut secara berkala
maka pemikiran akan mulai terbentuk. Atau dengan kata lain manusia menciptakan

4
Jujun S. Suriasumantri, Ilmu dalam Prespektif, ebuah Pengantar Popoler, (Jakarta: Pustaka Sinar Harapan),
hal.119
masalah dan mengajukan sesuatu yang menurut pemikirannya adalah pertanyaan yang
dapat dijawab. Tanpa adanya suatu masalah yang didefinisikan secara jelas, manusia
tidak akan mempunyai jalan untuk mengetahui fakta apa yang harus dikumpulkan.
Metode keilmuan pada tahap permulaan ini menekankan pada pernyataan yang jelas
dan tepat dari sebuah masalah.5
2). Pengamatan dan pengumpulan data yang relevan
Tahap ini merupakan suatu yang paling dikenal dalam metode keilmuan,
disebabkan banyaknya kegiatan keilmuan yang diarahkan kepada pengumpulan data
ini. Maka banyak orang yang menyamakan keilmuan dengan pengumpulan fakta.6
3). Penyusunan atau kalsifikasi data
Tahap metode keilmuan ini menekankan pada penyusunan fakta dalam
kelompok-kelompok, jenis-jenis dan kelas-kelas dalam semua cabang ilmu, usaha
untuk mengindentifikasikan, menganalisis membandingkan dan membedakan fakta-
fakta yang relevan tergantung kepada adanya. Sistim klasifikasi ini disebut
“taxonomi” dan ilmu modern terus berusaha untuk menyempurnakan taxonomi
khususnya bidang keilmuan mereka.
4). Perumusan hipotesis
Fakta tidak bicara untuk diri mereka sendiri. Bagaiman suatu benda dapat
dijelaskan ? itu tergantung pada hubungan konseptual yang dipakai untuk menyorot
benda tersebut. Kenyataan ini membawa kita kesalah satu segi yang paling sulit dalam
diri metodologi keilmuan. Yakni peranan dari hipotesis. hipotesis adalah pernyataan
sementara hubungan antar benda-benda. Hubungan hipotesis ini diajukan dalam
bentuk dugaan atau teori yang merupakan dasar dalam menyatakan hubungan
tersebut. Hipotesis diajukan secara khas dengan dasar coba-coba (trial and eror).
Hipotesis hanya merupakan dugaan yang beralasan atau mungkin merupakan
perluasaan dari hipotesis terdahulu yang telah teruji kebenarannya yang kemudian
diterapkan pada data yang baru. Singkatnya, hipotesis adalah merupakan dugaan atau
jawaban sementara terhadap permasalaah yang sedangkita hadapi.
5). Devinisi dan hipotesis

5
Jujun S. Suriasumantri, Ilmu dalam Prespektif,...106, Tarbawi, vol. 1 2019
6
. Jujun S. Suriasumantri, Ilmu dalam Prespektif,...106
Mereka yang berfikir bahwa ilmu adalah metode yang semata-mata berpegang
teguh terhadap jalan pikiran indiuktif, yang melangkah secara langsung dari fakta
kepenjelasan, harus memperhatikan secar seksama peranan dari hipotesis.7
6). Tes dan pengujian kebenaran (verivikasi) dari hipotesis.
Pengujian kebenaran dalam ilmu berarti mengetes alternatif-alternatif
hipotesis dengan pengamatan kenyataan yang sebenarnya atau lewat percobaan.
Dalam hubungan ini maka keputusan terakhir terletak pada fakta. Jika fakta tidak
mendukung sutu hipotetis maka hipotetis yang lain dipilih dan proses diulangi
kembali. Hakim terakhir dalam hal ini adalah data empiris.8
Demikian beberapa elaborasi secara sederhana yang kemudian dari situ dapat
ditarik kompromi sehingga dapat memunculkan sebuah metode yang benar-benar
valid (sahih).
2. Apa kaitan atau integrasi filsafat ilmu dan integriasi ilmu pengetahuan

3. Jelaskan aliran filsafat rasionalisme, empirisme, nativisme, dan konveregensi


Jawab
Ada beberapa aliran dalam filsafat antara lain:
 Aliran Rasionalisme
Adalah aliran yang selalu berpendapat bahwa akal merupakan factor mendasar
dalam suatu pengetahuan. Sebagai aliran dalam filsafat yang mengutamakaan
rasio untuk memperoleh pengetahuan dan kebenaran. Menurut aliran ini,
pengalaman tidak mungkin dapat menguji kebenaran hukum “sebab-akibat”
karena peristiwa yang tak terhingga dalam kejadian alam ini tidak mungkin
dapat diobservasi. Bagi aliran ini, kekeliruan pada aliran empirisme
disebabkan kelemahan alat indra dan dapat dikoreksi seandainya akal
digunakan. Aliran ini memandang bahwa akal pikiran atau rasio adalah
sebagai dasar pengetahuan manusia.
7
Jujun S. Suriasumantri, Ilmu dalam Prespektif,...108
8
Jujun S. Suriasumantri, Ilmu dalam Prespektif,...109
 Aliran Empirisme
Aliran empirisme adalah aliran dalam filsafat yang tertuju pada keduniaan
yang menentang sikap mementingkan dogma agama yang kaku. Aliran ini
mengatakan bahwa pengalaman tidak lain akibat suatu objek yang merangsang
alat-alat indrawi, yang kemudian dipahami didalam otak, dan akibat dari
rangsangan tersebut terbentuklah ide-ide atau tanggapan-tanggapan mengenai
objek yang telah merangsang alat-alat indrawi tersebut. Empririsme
memegang peranan yang amat penting bagi pengetahuan. Penganut aliran ini
menganggap pengalaman sebagai satu-satunya sumber dan dasar ilmu
pengetahuan. Aliran ini memandang bahwa pengetahuan bukanlah ada pada
kita, akan tetapi ada diluar diri kita dan datang kepada kita melalui panca
indera.
 Aliran Nativisme
Nativisme berasal dari kata native artinya asli atau asal. Aliran nativisme
adalah aliran yang berpendapat bahwa sejak lahir individu telah memiliki atau
membawa sifat-sifat dan dasar-dasar tertentu, yang bersifat pembawaaan atau
keturunan. Menurut aliran ini setiap individu ketika dilahirkan telah membawa
sifat-sifat tertentu yang akan menentukan keadaan individu yang
bersangkutan.
Aliran ini berpandangan bahwa keberhasilan seseorang ditentukan oleh dirinya
sendiri. Factor lain seperti lingkungana dan pengalaman yang termasuk
didalamnya adalah pendidikan tidak akan berpengaruh terhadap
perkembangan individu.

 Aliran Konveregensi
Konveregensi berasal dari kata converge yang berarti “bertemu, berpadu”.
Aliran konveregensi adalah aliran yang menggambarkan hubungan yang
berimbang antara factor keturunan (herediter) dengan lingkungan dalam
mempengaruhi perkembangan seorang individu. Pada aliran ini baik unsur
pembawaan maupun unsur lingkungan keduanya merupakan sama-sama factor
yang dominan pengaruhnya bagi perkembangan manusia. Aliran ini juga
mengatakan bahwa manusia itu berlangsung atas pengaruh dari factor
bakat/kemampuan dasar dan factor alam sekitar termasuk pendidikan dan
social budaya.

Anda mungkin juga menyukai