Materi Kuliah SU
Materi Kuliah SU
a. Panas yang dapat digunakan untuk reaksi kimia, proses pemisahan komponen
b. Mekanik, yang diperlukan untuk encampuran, pemisahan, transportasi, penyesuaian ukuran
c. Listrik yang diperlukan untuk reaksi kimia, sumber pana, energi mekanik dan penerangan
a. Kekekalan massa yang membatasi jumlah elemen-elemen kimia dalam produk dan produk
samping selalu sama dengan yang ada pada bahan baku
b. Kekekalan energi yang menyatakan bahwa jumlah energi yang terlibat dalam proses kimia
tersebut tetap
c. Walaupun jumlah energi sesudah dan sebelum proses kimia sama, kualitas energi selalu
turun.
1.1. Konversi Energi
Pemanfaatn sumber energi selalu melibatkan konversi energi dari satu bentuk ke bentuk
lainnya, yang biasanya diikuti dengan rugi-rugi energi dan penurunan kualitas energi. Jadi
suatu pabrik kimia dengan konversi energi berulang kali mempunyai efisiensi energi dan
efisiensi exergi rendah. Berikut adalah tabel 1.1. yang berisikan tentang konversi-konversi
energi yang lazim di pabrik kimia
1
Turbin uap (80%)
Sistem turbin uap (35%)
Turbin gas (35%)
Motor bakar-dalam (30%)
Generator listrik (90%)
Motor listrik (90%)
Pemanas listrik (90%)
Baterail, fuel cell (90%)
Elektrolisis (90%)
Berbagai cara yang biasa dilakukan oleh pabrik kimia dalam menghemat energi (mengkonversi
energi) adalah:
a. Pengurangan konsumsi energi dengan jalan perencanaan jadwal produksi terpadu dengan
utilitasnya
b. Pengurangan konsumsi energi dengan jalan meningkatkan efisiensi alat-alat, dan
menjaganya pada harga maksimum
c. Penggantian alat-alat yang boros energi
d. Penggunaan bahan baku proses dengan kualitas tinggi, sehingga mengurangi beban
pemurnian bahan baku maupun produk, yang biasanya memerlukan banyak energi
e. Penyempurnaan desain sistem pemroses secara keseluruhan.
1.3. Peran Sarjana Teknik
Peran berbagai sarjana teknik dengan bidang keahlian masing-masing dalam perancangan,
pengoperasian dan perawatan power plant ditunjukkan dalam tabel 1.2
2
Steam Piping √ √
Instrumentation and Control √
Electric Motor √
Process Optimization √ √
Pembakaran merupakan awal konversi energi ikatan kimia yang terkandung dalam bahan bakar
menjadi energi panas.
3
(1) Kadar air (moisture)
(2) abu (ash)
(3) Zat mudah menguap (volatile matter)
(4) Karbon tetap (fixed carbon)
e. Analisis Ultimat
Menyatakan besarnya kandungan elemental C, H, O, N, S abu dan air dalam batu bara
f. Nilai Kalor
Kandungan energi ikatan kimia di dalam biomassa/batubara dinyatakan dalam besaran HHV
(higher heating value) atau LHV (lower heating value). Untuk batubara antrasit dan
bituminus, nilai kalor batubara dapat diperkirakan dengan persamaan empirik Dulong:
O
HHV = 33,95 * C + 144,2 * (H − 8 ) + 9,4 ∗ S
4
2.2. Bahan Bakar Cair
Bahan bakar cair memiliki keuntungan, diantaranya: mudah ditransportasikan dan aman
disimpan. Secara tradisional, bahan bakar cair yang banyak digunakan adalah bahan bakar cair
yang berasal dari minyak bumi, misalnya solar, fuel oil, minyak tanah (kerosin), bensin, avtur,
dan lain-lain. Etanol juga dapat dijadikan bahan bakar alternatif dan terbarukan. Karena
diperoleh dari pengolahan bahan terbarukan, etanol ini diberi nama biotenaol. Begitu pula,
minyak nabati yang diolah menjadi bahan bakar cair alternatif dan diberi nama biodiesel.
2.3. Bahan Bakar Gas dan Gas Bumi
Bahan bakar gas banyak digunakan sebagai bahan bakar. Bahan bakar gas dapat berupa
bahan bakar gas yang tersedia alami (gas alam), maupun bahan bakar gas yang dibuat (gas
produser, coke oven gas, biogas).
2.4.Neraca Massa dan Energi Pembakaran
Pembakaran adalah reaksi antara bahan bakar dengan O2. Oksidan O2 diperoleh dari
udara yang komposisinya dapat dianggap 21%-mol O2 dam 79%-mol N2. Di dalam proses
pembakaran sempurna.
a. Atom C dianggap teroksidasi menjadi CO2
b. Atom H dianggap teroksidasi menjadi H2O
c. Atom S dianggap teroksidasi menjadi SO2
d. Atom N dianggap teroksidasi menjadi No atau NO2
Contoh Soal
Soal reaksi pembakaran gas. Metan dibakar secara stoikiometri dan sempurna dengan udara.
Hitunglah kebutuhan udara (mol/mol metan) dan hitunglah jumlah gas hasi cerobong (mol per
mol metana)
Soal reaksi pembakaran bahan bakar padat dan cair. Batubara dibakar secara stoikiometri
dan sempurna dengan udara. Komposisi batubara adalah sebagai berikut (fraksi massa): C =
68,9%; H = 5,8%; O = 22,2%; N = 0,8%; S = 0,2%, abu = 2,1% (LHV =6065 kcal/kg)
5
c. Hitunglah produksi gas cerobong (mol/kg batubara)
2.5. Udara Pembakaran dan Gas Cerobong
Catatan penting dalam perhitungan neraca massa senyawa (untuk bahan bakar gas) dan
neraca massa atom (bahan bakar padat):
1. Di dalam perhitungan pembakaran, udara seringkali dianggap terdiri dari 21%-mol O2
dan 79%-mol N2, dan berat molekulnya 28,84 g/mol. Senyawa-senyawa lain hadir
dalam udara dengan jumlah yang mungkin perlu diperhatikan adalah H2O (uap air) dan
CO2.
2. Di dalam praktek, pembakaran biasanya dilaksanakan dengan jumlah melebihi udara
stoikiometri, dengan tujuan untuk meyakinkan kesempurnaan pembakaran (semua
bahan bakar terbakar sempurna). Proses pembakaran ini dinamakan pembakaran
dengan udara berlebih (excess air)
3. Nilai persen udara berlebih di dalam praktek tergantung terutama pada jenis bahan
bakar dan konfigurasi burner.
4. Udara berlebih dimaksudkan untuk meyakinkan kesempurnaan pembakaran, tetapi
jika nilainya terlalu tinggi/banyak akan mengakibatkan banyak rugi-rugi gas cerobong,
yaitu panas sensibel yang terbawa keluar oleh gas cerobong dan terbuang ke
lingkungan.
5. Persentase udara berlebih sering dikaitkan dengan O2 di dalam gas cerobong. Pada
pembakaran dengan persentase udara berlebih tinggi, konsentrasi O2 di dalam gas
cerobong makan tinggi
6. Konsentrasi oksigen di dalam gas cerobong biasanya diukur atau dipantau untuk
digunakan sebagai indikasi persen udara berlebih dalam pembakaran.
Hasil pembakaran sering disebut flue gas atau stack gas atau gas cerobong. Beberapa sifat
gas cerobong yang penting adalah sbb:
1. Jika pembakaran stoikiometri dan sempurna, gas cerobong mengandung CO2, H2O dan
N2 (mungkin juga mengandung SO2 dan NO, jika bahan bakar mengandung elemen S
dan N)
2. Jika pembakaran dengan udara berlebih dan sempurna, gas cerobong mengandung
CO2, H2O dan N2 serta O2 sisa.
3. Walaupun seluruh bahan bakar mungkin terkonversi habis, pembakaran tak sempurna
menghasilkan CO dan mungkin juga C (jelaga). Kehadiran CO dan jelaga di dalam gas
cerobong harus dihindari karena dapat menurunkan efisiensi pembakaran dan gas CO
sangat beracun
6
4. Jumlah dan komposisi gas cerobong dapat dihitung dari neraca massa pembakaran
5. Gas cerobong yang meninggalkan tungku pembakaran atau boiler pada temperatur
tinggi membawa panas sensibel. Panas sensibel gas cerobong ini mengakibatkan rugi-
rugi gas cerobong yang menurunkan efisiensi pembakaran. Karena itu, diupayakan gas
cerobong meninggalkan tungku pada temperatur relatif rendah (biasanya sekitar
120oC)
Contoh soal. Fuel gas berupa gas alam yang terdiri dari (fraksi mol): 83,5% CH4, 5,8%
C2H6, 3,6% C3H8, 1,5% C4H10, 0,1% N2 dan 5,5% CO2 dibakar sempurna dengan udara
berlebih 20%. Fuel gas masuk sistem pembakaran pada 25oC sedangkan udara pada 50oC.
Panas yang dapat dimanfaatkan adalah 550 kJ (basis HHV) untuk setiap mol fuel gas yang
dimasukkan. Diketahui: LHV gas alam = 900 kJ/mol, Cp fuel gas = 12,7 kal/mol.K
Cp udara = 7,3 kal/mol.K dan Cp stack gas = 9,5 kal/mol.K
panas laten air = 2443 kJ/kg
a. Hitunglah komposisi dan jumlah gas hasil cerobong (mol/mol gas alam)
b. Hitunglah efisiensi termal atas dasar panas termanfaatkan
c. Jika tidak ada rugi-rugi lainnya, hitunglah temperatur gas cerobong
d. Hitunglah efisiensi termal atas dasar rugi-rugi gas cerobong.