Anda di halaman 1dari 25

PENDIDIKAN PANCASILA

“KONSEP PENTINGNYA PENDIDIKAN


PACASILA SEBAGAI IDEOLOGI NEGARA”

Dosen Pengampuh:
ILHAM WAHYUDI, S.Pd. M.Pd

Disusun Oleh :
Kelompok 1

1. FITRIA MARCHELINA ( TPT221001 )


2. AJI NUHA AYUBI ( TPT221003 )
3. ZULKIFLI ( TPT221002 )

PROGRAM STUDI FAKULTAS PERTANIAN


UNIVERSITAS CORDOVA
Tahun 2022
KATA PENGANTAR

Assalamualaikum warahmatullahi wabarakatuh


Alhamdulillah, puji syukur ke hadirat Allah SWT karena atas taufik dan
rahmat-Nya penulis dapat menyelesaikan makalah yang berjudul “Konsep
Pentingnya Pendidikan Pancasila Sebagai Ideologi Negara”. Shalawat serta
salam senantiasa kita sanjungkan kepada junjungan kita, Nabi Muhammad SAW,
keluarga, sahabat, serta semua umatnya hingga kini. Dan semoga kita termasuk
dari golongan yang kelak mendapatkan syafaatnya.
Dalam kesempatan ini, penulis ingin mengucapkan terima kasih kepada
semua pihak yang telah berkenan membantu pada tahap penyusunan hingga
selesainya makalah ini. Harapan penulis semoga makalah yang telah tersusun ini
dapat bermanfaat sebagai salah satu rujukan maupun pedoman bagi para pembaca,
menambah wawasan serta pengalaman, sehingga nantinya penulis dapat
memperbaiki bentuk ataupun isi makalah ini menjadi lebih baik lagi.
Penulis sadar bahwa penulis ini tentunya tidak lepas dari banyaknya
kekurangan, baik dari aspek kualitas maupun kuantitas dari bahan penelitian yang
dipaparkan. Semua ini murni didasari oleh keterbatasan yang dimiliki penulis.
Oleh sebab itu, penulis membutuhkan kritik dan saran kepada segenap pembaca
yang bersifat membangun untuk lebih meningkatkan kualitas di kemudian hari.
Wassalamualaikum warahmatullahi wabarakatuh

Taliwang, 09 November 2022

( Penulis )

2
DAFTAR ISI

Halaman
HALAMAN JUDUL...........................................................................................i
KATA PENGANTAR......................................................................................ii
DAFTAR ISI.....................................................................................................iii

BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang....................................................................................1
B. Rumusan Masalah...............................................................................1
C. Tujuan Penulisan Makalah..................................................................1

BAB II PEMBAHASAN
A. Konsep Dan Urgensi Pendidikan Pancasila........................................3
B. Alasan Diperlukannya Pendidikan Pancasila......................................4
C. Sumber Historis, Sosiologis, Politik Pendidikan Pancasila................7
D. Pengertian Pancasila Dan Ideologi...................................................11
E. Pengertian Pancasila Sebagai Ideologi.............................................12
F. Hubungan Pancasila Sebagai ideologi..............................................12
G. Makna Pancasila Sebagai Ideologi...................................................12
H. Pandangan Para Ahli Makna Dari Pancasila Sebagai Ideologi........13
I. Fungsi Pancasila Sebagai Ideologi....................................................14
J. Nilai Pancasila Sebagai Ideologi......................................................14
K. Perbandingan Ideologi Pancasila Dengan Ideologi..........................15
L. Faktor-Faktor Yang Mendasari Pancasila Dipilih Sebagai Ideologi 19

BAB III PENUTUP


A. Kesimpulan.......................................................................................20
B. Saram................................................................................................21

DAFTAR PUSTAKA

3
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar belakang
Seluruh negara-negara didunia ini pasti memiliki suatu landasan atau
dasar yang kita kenal dengan Ideologi. Karena ideolgi merupakan merupakan
dasar atau ide atau citacita negara tersebut untuk semakin berkembang dan
maju.Presiden dalam memimpin bangsa Indonesia dia tidak bisa mengandal
visi dan misinya sendiri untuk mencapai cita-cita bangsa, oleh karena itu
harus memiliki suatu dasar atau landasan yang dapat dijadikan sebagai
patokan. Ideologi negara Indonesia adalah Pancasila, pancasila bukan
Ideologi negara bagi sebagian atau daerah-daerah tertentu saja tetapi
menyuluruh, terkadang perbedaan pendapat dalam mengartikan dasar negara
maka terjadilah pertikaian.

B. Rumuasan Masalah
1. Menelusuri konsep dan urgensi pendidikan pancasila?
2. Menanya alasan mengapa diperlukan pendidikan pancasila?
3. Menggali sumber historis,sosiologis dan politik pendidikan pancasila?
4. Apa pengertian Pancasila sebagai ideologi?
5. Jelaskan makna Pancasila sebagai ideologi?
6. Jelaskan fungsi Pancasila sebagai ideologi?
7. Jelaskan nilai Pancasila sebagai ideologi?
8. Jelaskan perbandingan ideologi pancasila dengan ideologi yang lainnya?
9. Sebutkan faktor-faktor yang mendasari pancasila dipilih sebagai ideologi?

C. Tujuan Masalah
1. Untuk mengetahui konsep dan urgensi pendidikan pancasila.
2. Untuk mengetahui alasan diperlukannya pendidikan pancasila.
3. Untuk menggali sumber historis, sosiologis, politik pendidikan pancasila.
4. Mendeskripsikan pengertian pancasila sebagai ideologi.

4
5. Mendeskripsikan makna pancasila sebagai ideologi.
6. Mendeskripsikan fungsi pancasila sebagai ideologi.
7. Mendeskripsikan nilai pancasila sebagai ideologi.
8. Mendeskripsikan perbandingan ideologi pancasila dengan ideologi yang
lainnya.
9. Mendeskripsikan faktor-faktor yang mendasari pancasila dipilih sebagai
ideologi.

5
BAB II
PEMBAHASAN

A. Konsep Dan Urgensi Pendidikan Pancasila


1. Konsep Pendidikan Pancasila
Pendidikan Pancasila merupakan bidang kajian keilmuan dan aktivitas
sosial- kultural yang bersifat multidimensional. Sifat multidimensional ini
menyebabkan Pendidikan Pancasila dapat disikapi sebagai :
a. Pendidikan nilai dan moral,
b. Pendidikan kemasyarakatan,
c. Pendidikan kebangsaan,
d. Pendidikan kewarganegaraan,
e. Pendidikan politik,
f. Pendidikan hukum dan hak asasi manusia,
g. Pendidikan demokrasi
Di Indonesia, arah pengembangan Pendidikan Pancasila tidak boleh
keluar dari landasan ideologi Pancasila, landasan konstitusional Undang-
Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945, dan landasan
operasional Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem
Pendidikan Nasional. Selain itu, tidak boleh juga keluar dari koridor
Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI) dan filosofi Bhinneka
Tunggal Ika. Hal ini yang menyebabkan Pendidikan Pancasila sebagai
pendidikan nilai dan moral Pancasila, penyadaran akan norma dan
konstitusi UUD, pengembangan komitmen terhadap NKRI, dan
penghayatan terhadap filosofi Bhinneka Tunggal Ika. Pendidikan
Pancasila dimaksudkan sebagai upaya membentuk mahasiswa menjadi
manusia yang memiliki rasa kebangsaan dan cinta tanah air yang dijiwai
oleh nilai-nilai Pancasila.
2. Urgensi Pendidikan Pancasila
Mata kuliah Pendidikan Pancasila diberikan karena perlunya
kesadaran akan pendidikan yang berkesinambungan mulai dari sekolah

6
dasar sampai perguruan tinggi. Diharapkan, dengan pemahaman yang
semakin mendalam akan nilai-nilai Pancasila, generasi muda dapat
mengimplementasikannya dalam kehidupan sehari- hari, Pendidikan
Pancasila juga diberikan karena adanya fakta kemerosotan penghayatan
nilai-nilai Pancasila dalam kehidupan sehari-hari. Adapun gejala yang
mahasiswa.
B. Alasan Diperlukannya Pendidikan Pancasila
adalah untuk mempersiapkan generasi muda untuk mengambil peran
dan tanggung jawabnya sebagai warga Negara yang memiliki komitmen yang
kuat dan konsisten untuk mempertahankan Negara Kesatuan Republik
Indonesia (NKRI). Sebagai generasi muda mengamalkan nilai-nilai Pancasila
dalam kehidupan sehari-hari dalam bermasyarakat sangat penting, sesuai
dengan cita-cita serta tujuan nasional yang tercantum dalam Pembukaan UUD
1945. Pendidikan Pancasila diharapkan menjadi ruh dalam membentuk jati
diri mahasiswa guna mengembangkan jiwa profesionalitasnya sesuai dengan
bidang masing-masing.
Beberapa pihak ada yang menganggap pendidikan Pancasila kurang
penting karena tidak terikat langsung dengan jurusan/program studi yang
diambilnya. Namun, pendidikan Pancasila sangat diperlukan untuk
membentuk karakter manusia yang profesional dan bermoral. Hal tersebut
dikarenakan banyaknya pengaruh budaya asing yang mendatangi masyarakat
Indonesia seiring berkembangnya zaman. Oleh karena itu, pendidikan
Pancasila diselenggarakan supaya masyarakat tidak meninggalkan budaya
mereka sendiri yang menjadi identitas suatu bangsa dan sekaligus menjadi
pembeda antara satu bangsa dan bangsa lainnya.
Selain itu, masyarakat mulai mengabaikan ketaatan terhadap norma-
norma sosial yang hidup dimasyarakat, menunjukkan pentingnya penanaman
nilai-nilai ideologi melalui pendidikan Pancasila. Dalam kehidupan politik,
para elit politik (eksekutif dan legislatif) mulai meninggalkan budaya politik
yang santun. Bahkan, banyak politikus yang terjerat masalah korupsi yang
sangat merugikan keuangan Negara. Selain itu, penyalahgunaan narkoba yang

7
melibatkan generasi dari berbagai lapisan menggerus nilai-nilai moral anak
bangsa.
Korupsi sangat merugikan keuangan Negara yang dananya berasal dari
pajak masyarakat. Karena terjadi penyalahgunaan keuangan Negara tersebut,
maka target pembangunan yang semestinya dapat dicapai dengan dana
tersebut menjadi terbengkalai.
Hal tersebut menunjukkan betapa pentingnya Pancasila diselenggarakan
di perguruan tinggi untuk menanamkan nilai-nilai moral Pancasila kepada
generasi penerus cita-cita bangsa. Dengan demikian, pendidikan Pancasila
diharapkan dapat memperkokoh modalitas akademik mahasiswa dalam
berperan serta membangun pemahaman masyarakat, antara lain:
1. Kesadaran gaya hidup sederhana dan cinta produk dalam negeri,
2. Kesadaran pentingnya kelangsungan hidup generasi mendatang,
3. Kesadaran pentingnya semangat kesatuan persatuan (solidaritas) naasional,
4. Kesadaran pentingnya norma-norma dalam pergaulan,
5. Kesadaran pentingnya kesehatan mental bangsa,
6. Kesadaran tentang pentingnya penegakan hukum,
7. Menanamkan pentingnya kesadaran terhadap ideologi Pancasila.
Penanaman dan penguatan kesadaran nasional tentang hal-hal tersebut
sangat penting karena apabila kesadaran tersebut tidak segera
disosialisasikan, dan diperkuat implementasinya, maka masalah yang lebih
besar akan segera melanda bangsa ini, yaitu musnahnya suatu bangsa.
Kepunahan suatu bangsa tidak hanya ditimbulkan oleh faktor eksternal, tetapi
juga ditentukan oleh faktor internal yang ada dalam diri bangsa itu sendiri.
Untuk menanggulangi masalah tersebut, pemerintah telah
mengupayakan agar pendidikan Pancasila tetap diselenggarakan di perguruan
tinggi. Pendidikan Pancasila harus tetap dilaksanakan untuk membentengi
moralitas bangsa Indonesia. Dengan demikian, tanggung jawab berada di
pundak perguruan tinggi untuk mengajarkan nilai- nilai Pancasila sebagai
amanat pembukaan Undang-Undang Dasar 1945 yang menekankan
pentingnya mencerdaskan kehidupan bangsa.

8
Berdasarkan uraian tersebut, dapat dipahami bahwa pendidikan
Pancasila sangat penting diselenggarakan di perguruan tinggi. Berdasarkan
SK Dirjen Dikti No 38/DIKTI/Kep/2002, Pasal 3, Ayat (2) bahwa kompetensi
yang harus dicapai mata kuliah pendidikan Pancasila adalah menguasai
kemampuan berpikir, bersikap rasional, dan dinamis, serta berpandangan luas
sebagai manusia intelektual dengan cara mengantarkan mahasiswa :
1. Agar memiliki kemampuan untuk mengambil sikap bertanggung jawab
sesuai hati nuraninya;
2. Agar memiliki kemampuan untuk mengenali masalah hidup dan
kesejahteraan serta cara-cara pemecahannya;
3. Agar mampu mengenali perubahan-perubahan dan perkembangan ilmu
pengetahuan teknologi dan seni;
4. Agar mampu memaknai peristiwa sejarah dan nilai-nilai budaya bangsa
untuk menggalang persatuan Indonesia.
Pendidikan Pancasila sebagai bagian dari pendidikan nasional,
mempunyai tujuan mempersiapkan mahasiswa sebagai calon sarjana yang
berkualitas, berdedikasi tinggi, dan bermartabat agar :
1. Menjadi pribadi yang beriman dan bertakwa Kepada Tuhan Yang Maha
Esa;
2. Sehat jasmani dan rohani,berakhlak mulia, dan berbudi pekerti luhur;
3. Memiliki kepribadian yang mantap, mandiri, dan bertanggung jawab
sesuai hati nurani;
4. Mampu mengikuti perkembangan IPTEK dan seni; serta
5. Mampu ikut mewujudkan kehidupan yang cerdas dan berkesejahteraan
bagi bangsanya.
Tujuan penyelenggaraan pendidikan Pancasila di perguruan tinggi
adalah untuk :
1. Memperkuat Pancasila sebagai dasar falsafah Negara dan ideology bangsa,
2. Memberikan pemahaman dan penghayatan nilai-nilai dasar Pancasila
kepada mahasiswa untuk dapat menerapkannya dalam kehidupan sehari-
hari,

9
3. Mempersiapkan mahasiswa agar mampu menganalisis dan mencari solusi
terhadap berbagai persoalan kehidupan masyarakat berdasarkan nilai-nilai
Pancasila, dan
4. Membentuk sikap mental mahasiswa yang mampu mengapresiasi nilai-
nilai ketuhanan, kemanusiaan, kecintaan pada tanah air, dan kesatuan
bangsa.
Undang –Undang Republik Indonesia Nomor 12 Tahun 2012, tentang
pendidikan tinggi, memuat penegasan tentang pentingnya dan ketentuan
penyelenggaraanpendidikan Pancasila dan ketentuan penyelenggaraan
pendidikan Pancasila sebagaimana tercantum dalam pasal-pasal berikut :
1. Pasal 2, menyebutkan bahwa pendidikan tinggi berdasarkan Pancasila,
Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945, Negara
Kesatuan Republik Indonesia, dan Bhineka Tunggal Ika.
2. Pasal 35 ayat (3) menegaskan bahwa kurikulum pendidikan tinggi
sebagaimana dimaksud pada ayat (1) wajib memuat mata kuliah: agama,
Pancasila, kewarganegaraan, dan bahasa Indonesia.
Dengan demikian berdasarkan ketentuan dalam pasal 35 ayat (3)
Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 12Tahun 2012 ditegaskan bahwa
penyelenggaraan pendidikan Pancasila di perguruan tinggi wajib
diselenggarakan dan harus dimuat dalam kurikulum masing-masing
perguruan tinggi. Keberadaan mata kuliah pendidikan Pancasila merupakan
kehendak Negara. Bukan kehendak perseorangan atau golongan, demi
terwujudnya tujuan Negara.

C. SUMBER HISTORIS, SOSIOLOGIS, POLITIK PENDIDIKAN


PANCASILA
1. Sumber Historis Pendidikan Pancasila
Presiden Soekarno pernah mengatakan, ”Jangan sekali-kali
meninggalkan sejarah.” Pernyataan tersebut dapat dimaknai bahwa sejarah
mempunyai fungsi penting dalam membangun kehidupan bangsa dengan
lebih bijaksana di masa depan. Hal tersebut sejalan dengan ungkapan

10
seorang filsuf Yunani yang bernama Cicero (106-43SM) yang
mengungkapkan, “Historia Vitae Magistra”, yang bermakna, “Sejarah
memberikan kearifan”.
Pengertian lain dari istilah tersebut yang sudah menjadi pendapat
umum (common-sense) adalah “Sejarah merupakan guru kehidupan”.
Implikasinya, pengayaan materi perkuliahan Pancasila melalui pendekatan
historis adalah amat penting dan tidak boleh dianggap remeh guna
mewujudkan kejayaan bangsa di kemudian hari. Melalui pendekatan ini,
mahasiswa diharapkan dapat mengambil pelajaran atau hikmah dari
berbagai peristiwa sejarah, baik sejarah nasional maupun sejarah bangsa-
bangsa lain.
Dengan pendekatan historis, akan memperoleh inspirasi untuk
berpartisipasi dalam pembangunan bangsa sesuai dengan program studi
masing-masing. Selain itu, dapat berperan serta secara aktif dan arif dalam
berbagai kehidupan berbangsa dan bernegara, serta dapat berusaha
menghindari perilaku yang bernuansa mengulangi kembali kesalahan
sejarah.
Dalam peristiwa sejarah nasional, banyak hikmah yang dapat dipetik,
misalnya mengapa bangsa Indonesia sebelum masa pergerakan nasional
selalu mengalami kekalahan dari penjajah? Jawabannya antara lain karena
perjuangan pada masa itu masih bersifat kedaerahan, kurang adanya
persatuan, mudah dipecah belah, dan kalah dalam penguasaan IPTEKS
termasuk dalam bidang persenjataan.
Hal ini berarti bahwa apabila integrasi bangsa lemah dan penguasaan
IPTEKS lemah, maka bangsa Indonesia dapat kembali terjajah atau
setidak-tidaknya daya saing bangsa melemah. Implikasi dari pendekatan
historis ini adalah meningkatkan motivasi kejuangan bangsa dan
meningkatkan motivasi belajar anda menguasai Ipteks sesuai prodi masing
- masing.

11
2. Sumber Sosiologis Pendidikan Pancasila
Sosiologi dipahami sebagai ilmu tentang kehidupan antarmanusia. Di
dalamnya mengkaji, antara lain latar belakang, susunan dan pola
kehidupan social dari berbagai golongan dan kelompok masyarakat,
disamping juga mengkaji masalah-masalah sosial, perubahan dan
pembaharuan dalam masyarakat. Soekanto (1982:19) menegaskan bahwa
dalam perspektif sosiologi, suatu masyarakat pada suatu waktu dan tempat
memiliki nilai-nilai yang tertentu.
Melalui pendekatan sosiologis ini pula, Anda diharapkan dapat
mengkaji struktur sosial, proses sosial, termasuk perubahan-perubahan
sosial, dan masalah- masalah sosial yang patut disikapi secara arif dengan
menggunakan standar nilai- nilai yang mengacu kepada nilai-nilai
Pancasila.
Berbeda dengan bangsa-bangsa lain, bangsa Indonesia mendasarkan
pandangan hidupnya dalam bermasyarakat, berbangsa, dan bernegara pada
suatu asas kultural yang dimiliki dan melekat pada bangsa itu sendiri.
Nilai- nilai kenegaraan dan kemasyarakatan yang terkandung dalam sila-
sila Pancasila bukan hanya hasil konseptual seseorang saja, melainkan
juga hasil karya besar bangsa Indonesia sendiri, yang diangkat dari nilai-
nilai kultural yang dimiliki oleh bangsa Indonesia sendiri melalui proses
refleksi filosofis para pendiri negara (Kaelan, 2000: 13). Bung Karno
menegaskan bahwa nilai-nilai Pancasila digali dari bumi pertiwi
Indonesia.
Dengan kata lain, nilai-nilai Pancasila berasal dari kehidupan
sosiologis masyarakat Indonesia. Pernyataan ini tidak diragukan lagi
karena dikemukakan oleh Bung Karno sebagai penggali Pancasila,
meskipun beliau dengan rendah hati membantah apabila disebut sebagai
pencipta Pancasila, sebagaimana dikemukakan Beliau dalam paparan
sebagai berikut: “Kenapa diucapkan terima kasih kepada saya, kenapa
saya diagung-agungkan, padahal toh sudah sering saya katakan, bahwa
saya bukan pencipta Pancasila.

12
Saya sekedar penggali Pancasila daripada bumi tanah air Indonesia
ini, yang kemudian lima mutiara yang saya gali itu, saya persembahkan
kembali kepada bangsa Indonesia. Malah pernah saya katakan, bahwa
sebenarnya hasil, atau lebih tegas penggalian daripada Pancasila ini
saudara-saudara, adalah pemberian Tuhan kepada saya... Sebagaimana
tiap-tiap manusia, jikalau ia benar-benar memohon kepada Allah
Subhanahu Wata’ala, diberi ilham oleh Allah Subhanahu Wata’ala (Latif,
2011: 21) Makna penting lainnya dari pernyataan Bung Karno tersebut
adalah Pancasila sebagai dasar negara merupakan pemberian atau ilham
dari Tuhan Yang Maha Kuasa. Apabila dikaitkan dengan teori kausalitas
dari Notonegoro bahwa Pancasila akan melahirkan kehidupan yang
harmonis sebagai bentuk tujuan negera mencapai masyarakat adil dan
makmur.
3. Sumber Politik Pendidikan Pancasila
Salah satu sumber pengayaan materi pendidikan Pancasila adalah
berasal dari fenomena kehidupan politik bangsa Indonesia. Tujuannya agar
Anda mampu mendiagnosa dan mampu memformulasikan saran-saran
tentang upaya atau usaha mewujudkan kehidupan politik yang ideal sesuai
dengan nilai-nilai Pancasila. Bukankah Pancasila dalam tataran tertentu
merupakan ideologi politik, yaitu mengandung nilai-nilai yang menjadi
kaidah penuntun dalam mewujudkan tata tertib sosial politik yang ideal.
Hal tersebut sejalan dengan pendapat Budiardjo (1998:32) sebagai berikut:
“Ideologi politik adalah himpunan nilai-nilai, idée, norma-norma,
kepercayaan dan keyakinan, suatu “Weltanschauung”, yang dimiliki
seseorang atau sekelompok orang, atas dasar mana dia menentukan
sikapnya terhadap kejadian dan problema politik yang dihadapinya dan
yang menentukan tingkah laku politiknya.
” Melalui pendekatan politik ini, Anda diharapkan mampu
menafsirkan fenomena politik dalam rangka menemukan pedoman yang
bersifat moral yang sesuai dengan nilai-nilai Pancasila untuk mewujudkan
kehidupan politik yang sehat. Pada gilirannya, Anda akan mampu

13
memberikan kontribusi konstruktif dalam menciptakan struktur politik
yang stabil dan dinamis.
Secara spesifik, fokus kajian melalui pendekatan politik tersebut, yaitu
menemukan nilai-nilai ideal yang menjadi kaidah penuntun atau pedoman
dalam mengkaji konsep-konsep pokok dalam politik yang meliputi negara
(state), kekuasaan (power), pengambilan keputusan (decision making),
kebijakan (policy), dan pembagian (distribution) sumber daya negara, baik
di pusat maupun di daerah. Melalui kajian tersebut, Anda diharapkan lebih
termotivasi berpartisipasi memberikan masukan konstruktif, baik kepada
infrastruktur politik maupun suprastruktur politik.

D. Pengertian Pancasila dan Ideologi


Pancasila adalah ideologi dasar dalam kehidupan bagi negara Indonesia.
Nama ini terdiri dari dua kata dari Sanskerta: pañca berarti lima dan śīla
berarti prinsip atau asas. Pancasila merupakan rumusan dan pedoman
kehidupan berbangsa dan bernegara bagi seluruh rakyat Indonesia.Lima sendi
utama penyusun Pancasila adalah Ketuhanan Yang Maha Esa, kemanusiaan
yang adil dan beradab, persatuan Indonesia, kerakyatan yang dipimpin oleh
hikmat kebijaksanaan dalam permusyawaratan/perwakilan, dan keadilan
sosial bagi seluruh rakyat Indonesia, dan tercantum pada alinea ke-4
Preambule (Pembukaan) Undang-Undang Dasar 1945.Meskipun terjadi
perubahan kandungan dan urutan lima sila Pancasila yang berlangsung dalam
beberapa tahap selama masa perumusan Pancasila pada tahun 1945, tanggal 1
Juni diperingati sebagai hari lahirnya Pancasila. Ideologi merupakan suatu ide
atau gagasan. Kata ideologi sendiri diciptakan oleh Antoine Destutt de Tracy
pada akhir abad ke-18untuk mendefinisikan "sains tentang ide".
Ideologi dapat dianggap sebagai visi yang komprehensif, sebagai cara
memandang segala sesuatu (bandingkan Weltanschauung), secara umum
(lihat Ideologi dalam kehidupan sehari hari) dan beberapa arah filosofis (lihat
Ideologi politis), atau sekelompok ide yang diajukan oleh kelas yang dominan
pada seluruh anggota masyarakat. Tujuan utama di balik ideologi adalah

14
untuk menawarkan perubahan melalui proses pemikiran normatif. Ideologi
adalah sistem pemikiran abstrak (tidak hanya sekadar pembentukan ide) yang
diterapkan pada masalah publik sehingga membuat konsep ini menjadi inti
politik. Secara implisit setiap pemikiran politik mengikuti sebuah ideologi
walaupun tidak diletakkan sebagai sistem berpikir yang eksplisit. (definisi
ideologi Marxisme).

E. Pengertian Pancasila sebagai Ideologi


Pancasila sebagai ideologi berarti Pancasila merupakan landasan / ide /
gagasan yang fundamental dalam proses penyelenggaraan tata pemerintahan
suatu negara, mengatur bagaimana suatu sistem itu dijalankan. visi atau arah
dari kehidupan berbangsa dan bernegara di Indonesia ialah terwujudnya
kehidupan yang menjunjung tinggi ketuhanan, nilai kemanusiaan, persatuan,
kerakyatan serta nilai keadilan.

F. Hubungan Pancasila sebagai Ideologi


Hubungan pancasila sebagai ideologi bangsa Indonesia adalah bahwa
nilai-nilai yang terkandung dalam ideologi Pancasila itu menjadi cita-cita
normatif bagi penyelenggaraan bernegara. Dengan kata lain, visi atau arah
dari penyelenggaraan kehidupan berbangsa dan bernegara Indonesia adalah
terwujudnya kehidupan yang ber-Ketuhanan, yang ber-Kemanusiaan, yang
ber-Persatuan, yang ber-Kerakyatan, dan yang ber-Keadilan.

G. Makna Pancasila sebagai Ideologi


1. Sebagai cita-cita Negara
Ideologi Pancasila sebagai cita – cita negara berarti bahwa nilai – nilai
dalam Pancasila diimplementasikan sebagai tujuan atau cita – cita dari
penyelenggaraan pemerintahan negara. Secara luas dapat diartikan bahwa
nilai – nilai yang terkandung dalam ideologi Pancasila menjadi visi atau
arah dari penyelenggaraan kehidupan berbangsa dan bernegara. Visi atau
arah yang dimaksud adalah terwujudnya kehidupan yang berdasar

15
Ketuhanan Yang Maha Esa, berperi kemanusiaan,menjunjung tinggi
persatuan,pro rakyat, serta adil dan makmur.
Dengan begitu, sudah sewajarnya apabila Pancasila diamalkan dalam
seluruh aspek kehidupan. Akan tetapi, contoh yang paling menggambarkan
makna Pancasila sebagai ideologi negara adalah dengan mengamalkan
nilai Pancasila di bidang politik. Contoh penerapan nilai–nilai pancasila
dalam bidang politik ada banyak sekali bentuknya. Sebagai contoh,
pemilihan umum yang dilakukan secara langsung, sebagai perwujudan dari
sila ke-empat.Dan juga, penetapan kebijakan – kebijakan yang lebih
mementingkan kepentingan rakyat dari pada kepentingan pribadi atau
golongan. Hal itu sesuai dengan Pancasila sila kelima.

2. Sebagai nilai integratif bangsa dan negara


Pancasila sebagai ideologi negara yang diwujudkan dalam nilai
integratif bangsa dan negara membuat Pancasila menjadi sarana untuk
menyatukan perbedaan bangsa Indonesia.
Disitulah makna dari Pancasila sebagai ideologi negara memegang
peran yang penting untuk persatuan dan kesatuan. Sebagai wujud nilai
bersama yang menjadi pemecah konflik atau penyetara kesenjangan.

H. Pandangan para ahli mengenai makna dari pancasila sebagai ideologi


Beberapa negarawan juga mengungkapkan makna Pancasila sebagai
ideologi negara menurut pandangan mereka.
1. Seperti yang disampaikan oleh mantan Presiden pertama Indonesia,
Soekarno, bahwa Pancasila adalah asas bersama yang mambu membuat
semua kelompok masyarakat di Indonesia ini bersatu dan menerima asas
tersebut.
2. Selain itu, Adnan Buyung Nasution pada tahun 1995 ,mengemukakan
bahwa telah terjadi perubahan fungsi asli Pancasila. Walaupun mendapat
julukan sebagai filsafat atau buah piker yang mendalam, Pancasila
sebenarnya dimaksudkan sebagai sarana demokrasi bagi seluruh warga

16
negara Indonesia. Dalam perkembangannya, Pancasila menjadi ideologi
yang unik hanya dimiliki oleh Indonesia, dan berbeda dari ideologi yang
lainnya.
3. Negarawan Notonegoro mengungkapkan Pancasila sebagai filsafat.
Pancasila adalah ideologi yang kemperhensif, mencapuk semua aspek. Hal
tersebut menggambarkan bahwa Pancasila itu bersifat massif dan bisa
diinterpretasikan dalam berbagai bentuk. Di masa pemerintahan orde baru,
bahkan Pancasila menjadi monopoli politik.

I. Fungsi Pancasila sebagai Ideologi


1. Mempersatukan bangsa, memelihara dan mengukuhkan persatuan dan
kesatuan itu. Fungsi ini sangatlah penting bagi bangsa Indonesia karena
sebagai masyarakat majemuk sering kali terancam perpecahan.
2. Membimbing dan mengarahkan bangsa menuju tujuannya. Pancasila
memberi gambaran cita-cita bangsa Indonesia sekaligus menjadi sumber
motivasi dan tekad perjuangan mencapai cita-cita, menggerakkan bangsa
melaksanakan pembangunan nasional sebagai pengamalan Pancasila.
3. Memberikan tekad untuk memelihara dan mengembangkan identitas
bangsa. Pancasila memberi gambaran identitas bangsa Indonesia, sekaligus
memberi dorongan bagi nation and character building berdasarkan
Pancasila.
4. Menyoroti kenyataan yang ada dan mengkritisi upaya perwujudan cita-cita
yang terkandung dalam Pancasila. Pancasila menjadi ukuran untuk
melakukan kritik mengenai keadaan Bangsa dan Negara.

J. Nilai Pancasila sebagai Ideologi


1. Nilai Dasar Artinya sila-sila Pancasila bersifat universal sehingga
didalamnya terkandung cita-cita, tujuan serta nilai-nilai yang baik dan
benar. sebuah nilai yang mendasar yang relatif tetap dan tidak berubah
dan ini terdapat dalam isi kelima sila dalam Pancasila.

17
2. Nilai Instrumental Artinya Pancasila dapat dijabarkan lebih lanjut secara
kreatif dan dinamis sehingga dapat diterapkan dalam kehidupan sehari-hari
dengan catatan, nilainilai penjabarannya tidak bertentangan dengan nilai-
nilai dasar Pancasila.
3. Nilai Praktis Artinya Pancasila dapat diterapkan secara riil dalam
kehidupan seharihari.perwujudan nilai instrumental dalam bentuk nyata di
dalam kehidupan bermasyarakat, berbangsa, maupun bernegara. Dalam
perwujudannya nilai praktis bersifat abstrak, misalnya saling
menghormati, bekerjasama, dan kerukunan antar sesama.

K. Perbandingan Ideologi Pancasila dengan Ideologi


1. Ideologi Komunisme
Ideologi komunis ini pertama kali diterbitkan pada 18 Februari 1848
berasal dari Manifest der Kommunistischen.Pada saat itu paham ini
menjadi salah satu gerakan yang paling berpengaruh dalam dunia.
 Keunggulan ideologi komunis
a. Paham komunis ini mempunyai suatu kebijakan bahwa
perokonomian di berikan seutuhnya ke tangan pemerintah. seperti
perencanaan, pelaksaan, pengawasan maka pemerintah lebih mudah
mengendalikan inflansi, tingkat penganguran dan keburukan
perokonomian lainnya.
b. Pemerintah yang menjadi penentu perencaan kegiatan produsi
sehingga pasar dalam negeri dalam berjalan dengan lancar karena
pengendali hanya satu sehingga tidak ada perbedaan pendapat saat
mengatur perencanaan kegiatan.
c. Sudah melalakukan distribusi pendapatan.
d. Jarang terjadi krisis ekonomi karena semua kegiatan diatur langsung
oleh pemerintah yang mempunyai pandangan ekonomi lebih luas.
 Kekurangan ideologi komunis.
a. Pers menjadi alat propaganda oleh pemerintah untuk menyebarkan
nilainilai komunis kepada masyarakat.

18
b. Menonaktifkan intensiv individu karena semua kegiatan diatur oleh
pusat.
c. Sering terjadi monopoli yang merugikan masyrakat.
d. Dan masyarakat tidak mempunyaSi kebebasan dalm memiliki
sumber daya.
 Kelemahan dan Kelebihan ideologi Liberalisme
a. Kelebihan ideologi Liberalisme
1. Menumbuhkan inisiatif dan kreasi masyarakat dalam mengatur
kegiatan ekonomi. Masyarakat tidak perlu menunggu komando
dari pemerintah.
2. Setiap individu bebas untuk memiliki sumber-sumber daya
produksi. Hal ini mendorong partisipasi aktif dari masyarakat
dalam perekonomian.
3. Menghasilkan barang-barang bermutu tinggi, karena barang yang
kurang bermutu tidak akan laku di pasar.
4. Control sosial dalam sistem pers berlaku secara bebas. Berita-
berita ataupun ulasan yang dibuat dalam media massa dapat
mengandung kritik-kritik tajam, baik ditujukan kepada
perseorangan lembaga atau pemerintah.
5. Masyarakat dapat memilih partai politik tanpa ada gangguan dari
siapapun.
b. Kelemahan Ideologi Liberalisme
1. Sulit melakukan pemerataan pendapatan. Hal ini dikarenakan
persaingan bersifat bebas, dimana pendapatan jatuh kepada
pemilik modal ataupun majikan. Sedangkan golongan pekerja
hanya menerima sebagiankecil dari pendapatan.
2. Pemilik sumber daya produksi mengeksploitasi golongan pekerja,
sehingga yang kaya semakin kaya, yang miskin semakin miskin.
3. Sering munculnya monopoli yang merugikan masyarakat.
4. Sering terjadi gejolak dalam perekonomian karena kesalahan
alokasi budaya oleh individu yang sering terjadi.

19
5. Karena penyelenggaraan pers dilakukan oleh pihak swasta,
pemerintah sulit untuk mengadakan dan memberikan kontrol.
Sehingga pers sebagai media komunikasi dan media massa sangat
efektif menciptakan gambaran dimasyarakat sesuai misi
kepentingan mereka.
 Fungsi Pancasila sebagai ideologi negara, yaitu:
1. Memperkokoh persatuan bangsa karena bangsa Indonesia adalah
bangsa yang majemuk.
2. Mengarahkan bangsa Indonesia menuju tujuannya dan menggerakan
serta membimbing bangsa Indonesia dalam melaksanakan
pembangunan.
3. Memelihara dan mengembangkan identitas bangsa dan sebagai
dorongan dalam pembentukan karakter bangsa berdasarkan
Pancasila.
4. Menjadi standar nilai dalam melakukan kritik mengenai keadaan
bangsa dan negara.
 Pancasila sebagai sebuah ideologi memiliki tiga dimensi, yaitu:
1. Dimensi Realita, artinya nilai-nilai dasar yang terkandung dalam
ideologi itu secara riil berakar dan hidup dalam masyarakatatau
bangsanya, yaitu mencerminkan kenyataan hidup yang ada di dalam
masyarakat di mana ideologi itu muncul untuk pertama kalinya.
2. Dimensi Idealisme, artinya kualitas ideologi yang terkandung dalam
nilai dasar itu mampu memberikan harapan kepada berbagai
kelompok dan masyarakat tentang masa depan yang lebih baik.
3. Dimensi Fleksibilitas, atau dimensi pengembangan artinya
kemampuan ideologi dalam mempengaruhi dan menyesuaikan diri
dengan perkembangan masyarakatnya.
Dengan memandang pengertian ideologi sebagai sebuah ide atau
gagasan.
 Franz Magnis-Suseno menyatakan bahwa ideologi tertutup dan ideologi
terbuka. Ideologi tertutup adalah ideologi yang nilainya bersifat mutlak.

20
 Ciri – ciri ideology terbuka sebagai berikut:
a. Nilai-nilai dan cita-cita tidak dapat dipaksakan dari luar
melainkan diambil dan digali dari moral dan budaya masyarakat
itu sendiri.
b. Bukan berdasarkan keyakinan ideologis sekelompok orang,
melainkan hasil musyawarah dari konsensus masyarakat tersebut.
c. Nilai-nilai itu bersifat dasar dan hanya secara garis besar sehingga
tidak langsung operasional.
 Ciri-ciri ideologi tertutup ini antara lain:
1. Merupakan kekayaan rohani, budaya, dan masyarakat.
2. Tidak diciptakan oleh negara, tetapi digali dari budaya
masyarakat.
3. Isinya tidak instan atau operasional sehingga tiap generasi boleh
menafsirkannya.
4. Menginspirasi masyarakat untuk bertanggung jawab.
 Keunggulan dan Kelemahan Ideologi Pancasila
a. Keunggulan
Memiliki sikap-sikap positif yang dimiliki ideologi-ideologi lain
yang ada di dunia,Membela rakyat,Peran serta negara tidak membuat
rakyat menderita (seharusnya)·Seluruh komponen masyarakat saling
memiliki keterikatan,
b. Kelemahan Terlalu ditinggi-tinggikan (berlebihan)
Kelemahan Pancasila dibandingkan ideology-ideologi lain
sangatlah sulit untuk dicari. Karena Pancasila sendiri mengambil
segala hal-hal positif yang ada dalam setiap ideology yang ada.
Untuk bangsa Indonesia Pancasila memang sudah tepat apabila
dijadikan sebagai ideologi bangsa, hanya saja cara pengamalan
bangsa kita saat ini terhadap Pancasila sudah salah kaprah. Segala
sesuatu yang menjadi makna atau nilai Pancasila tersebut seakan-
akan sudah tidak ada lagi. Dan praktek untuk mengamalkan nilai-
nilai Pancasila lama-kelamaan mulai memudar.

21
 Perbedaan Ideologi Pancasila dengan Liberalisme, dan Komunisme
1. Ideologi Pancasila dengan Liberalisme Pancasila:
a. Kepemilikan individu dibatasi pada kepentingan yang tidak
menjadi hajat hidup orang banyak.
b. Bercampurnya aspek kepemerintahan dengan agama.
c. Masih adanya pembatasan oleh pemerintah dan agama.
2. Liberalisme
a. Kepemilikan individu tidak dibatasi sama sekali.
b. Aspek pemerintahan dan keagamaan dilarang untuk dicampur
adukkan.
c. Penolakan terhadap pembatasan oleh pemerintah dan agama.
Persamaan: Sama-sama menganut sistem demokrasi, dimana
semua orang berhak menyuarakan pendapatnya.
3. Ideologi Pancasila dengan Komunisme Pancasila:
a. Hak milik pribadi dan negara dipisahkan dengan jelas dan
diperbolehkan sesuai peraturan.
b. Menimbulkan adanya kelas dalam masyarakatdengan penanganan
masing-masing.
c. Pemerintah yang demokratis.
4. Komunisme:
a. Penghapusan seluruh hak milik pribadi dan negara menjadi hak
milik besama.
b. Terciptanya negara tanpa kelas.
c. Pemerintahan cenderung otoriter agar rakyat dapat diatur
sepenuhnya.

L. Faktor-faktor yang mendasari Pancasila dipilih sebagai Ideologi


1. Pancasila merupakan Ide ide para pahlawan bangsa
2. Pancasila merupakan sumber dari segala sumber hukum
3. Pancasila merupakan aturan paling umum pada bangsa Indonesia

22
BAB III
PENUTUP

A. Kesimpulan
Pendidikan Pancasila sangat dibutuhkan dalam berbagai kalangan untuk
mewujudkan suatu bangsa dan negara yang mampu membanggakan pancasila
sebagai landasan utama dalam kehidupan berbangsa dan bernegara. Oleh
karena itu dalam makalah ini semoga dapat berguna bagi para pembaca
sebagai acuan proses pembelajaran.
Pancasila sebagai dasar negara dan pandangan hidup sekaligus juga
merupakan ideologi negara. Sebagai ideologi negara berarti pancasila
merupakan gagasan dasar yang berkenaan dengan kehidupan
negara.Pancasila bukan hanya suatu yang bersifat statis melandasi berdirinya
negara Indonesia akan tetapi pancasila membawakan gambaran mengenai
wujud masyarakat tertentu yang diinginkan serta prinsip-prinsip dasar yang
harus diperjuangkan untuk mewujudkannya. Pancasila membawakan nilai-
nilai tertentu yang digali dari realitas sodio budaya bangsa Indonesia.
Ideologi membawakan kekhasan tertentu yang membedakannya dengan
ideologi lainnya. Kehasan itu adalah keyakinan akan adanya Tuhan Yang
Maha Esa,yang membawa konsekuensi keimanan dan ketaqwaan terhadap
Tuhan Yang Maha Esa. Keberadaan ideologi Pancasila dilihat dari dimensi
realitas membawakan nilai-nilai yang mencerminkan realitas sosiobudaya
bangsa Indonesia, dari segi idealitas mamidpu memberikan keyakian akan
terwujudnya masyarakat yang dicitacitakan, dan dari dimensi Fleksibilitas,
nilai-nilai yang ada didalamnya dapat dijabarkan secara konstektual agar
senantiasa dapat menyesuaikan dengan dinamika dan perkembangan
masyarakat.

23
B. Saran
Sebagai rakyat Indonesia kita sebaiknya selalu menjaga ideologi negara
kita yaitu Pancasila karena pancasila merupakan gagasan dasar yang
berkenaan dengan kehidupan negara.
Dalam makalah ini mungkin masih terdapat kesalahan-kesalahan
sehingga kami mengharapkan kritikan dari pembaca agar makalah yang kami
buat menjadi lebih baik dan sempurna.

24
DAFTAR PUSTAKA

https://id.wikipedia.org/wiki/Pancasila
https://thegorbalsla.com/pengertian-pancasila/
https://www.gurupendidikan.co.id/pancasila-sebagai-dasar-negara/
https://id.wikipedia.org/wiki/Ideologi
Surbakti, K. (2018). UPAYA MENINGKATKAN HASIL BELAJAR PKN
SISWA DENGAN MENGGUNAKAN MODEL TALKING STICK MATERI
SISTEM PEMERINTAHAN PUSAT. JURNAL TEMATIK, 8(1), 166-171.

25

Anda mungkin juga menyukai