Anda di halaman 1dari 88

PROYEK AKHIR

RANCANG BANGUN SISTEM PROTEKSI ARUS LEBIH


MENGGUNAKAN CURRENT TRANSFORMATOR BERBASIS
ARDUINO UNO

DISUSUN OLEH:

MUYES SAROH

NIM: 2019-71-118

PROGRAM STUDI DIPLOMA III TEKNOLOGI LISTRIK

FAKULTAS KETENAGALISTRIKAN DAN ENERGI TERBARUKAN

INSTITUT TEKNOLOGI-PLN

JAKARTA 2022
RANCANG BANGUN SISTEM PROTEKSI ARUS LEBIH
MENGGUNAKAN CURRENT TRANSFORMATOR BERBASIS
ARDUINO UNO

PROYEK AKHIR

Diajukan untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Guna Memperoleh Gelar


Ahli Madya

Disusun Oleh:

MUYES SAROH
NIM: 2019-71-118

PROGRAM STUDI DIPLOMA III TEKNOLOGI LISTRIK


FAKULTAS KETENAGALISTRIKAN DAN ENERGI TERBARUKAN
INSTITUT TEKNOLOGI PLN
JAKARTA 2022
PERNYATAAN KEASLIAN PROYEK AKHIR

' ama : Muyes Sarah


1
1M : 2019-71-1 18
Program St udi : DIii Teknologi Listr ik
Judul Proyek Akhir : Rancang Bangun Sis tem Proteksi Arus Lebih Menggunakan
Current Transfonnator Berbasis Arduino Uno

Dengan ini saya menyatakan bahawa dalam Proyek Akhir ini tidak dapat karya yang
pemah diajukan untuk memeperoleh gelar Ahli Madya baik dilingkun gan lnstitut Teknologi
PLN maupun d1 suatu Perguruan Tingg i, dan sepanjang pcncgtahuan saya juga tidak terdapat
karya atau pendapat yang pemah ditulis atau diterbitkan olch orang lain, kecuali yang secara
tertults d1acu dala naskah ini dan dise butkan dalam daflar Pustaka. Pemyataan ini dibuat dengan
kesada ran dan rasa taaggung jawab sc rtah berscdia memikul segala res ik o jika terjadi
pemyataann mi tidak benar

111
LEMBAR PENGESAHAN PEMBIMBING

PROYEK AKHIR

RANCANG BANGUN SISTEM PROTEKSI ARUS LEBIH


MENGGUNAKAN CURRENT TRANSFORMATOR
BERBASIS ARDUINO UNO

Disusun Oleh:

MUYESSAROH
2019-71-118

Diajukan untuk memcnuhi pcrsyaratan

PROGRAM STUDI DIii TEKNOLOGI LISTRIK


FAKULTAS KETENANGALISTRIKAN DAN ENERGI TERBARUKAN
INSTITUT TEKNOLOGI PLN

JAKARTA, 01 SEPTEMBER 2022

Mengetahui Disetujui
Kepala Program Studi Dosen Pembimbing Ut ama
DIii Teknologi Listrik

Retno Aita Diantari, S.T., M.T Albert Gifson Hutadjulu, S.T., M.T

NIDN: 0326098601 NIDN: 0323067301


LEMBAR PENGESAHAN TIM PENGUJI

PROYEK AKHIR

RANCANG BANGUN SISTEM PROTEKSI ARUS LEBIH


MENGGUNAKAN CURRENT TRANSFORMA TOR BERBASIS ARDUNO
UNO

Disusun Oleh

MJTYES SARQH
NIM: 2019-71-0118

Telah disidangkan dan dinyatakan LULUS pada siding Proyek Akhir


Pada Program Studi DTII Teknologi Listrik
Fakultas Ketenegalistrikandan Energi Terbarukan
lnstitut Teknologi PLN Pada tanggal 25 Agustus 2022

TIM PENGUJI
Nama Jabatan Tancla Tangan
I . Dr . Jr. Pawcnary, M.T., MPM.,
Kctua Sidang
JPU.

2. Christine Widyastuti S.T., M.T. Sckretaris Sidang

3. Aas Wasri Hasanah S.SI., M.T. Anggota Sidang

Mengetahui
Kcpala Program Studi DIii Tcknologi Listrik

Retno Aita Diantari, S.T., M.T

NIDN: 0326098601

V
HALAMAN PERNYATAAN PERSETUJUAN PUBLIKASI
PROYEK AKHIR UNTUK KEPENTINGAN AKADEMIS

Sebagai sivitas akademika Intitut Tekmologi PLN, saya yang bertanda tangan dibawah ini:
Nama : Muyes Saroh
NIM : 2019-71-118
Program Studi : DIII Teknologi Listrik
Fakultas : Ketenagalistrikan dan Energi Terbarukan
Jenis Karya : Proyek Akhir

Demi Pengembangan ilmu dan pengetahuan, menyetujui untuk memberikan kepada Institut
Teknologi PLN Hak Bebas Ryaliti Non ekskludif (Non – exclusive Royalty Free Right)
atas karya ilmiah saya yang berjudul :

RANCANG BANGUN SISTEM PROTEKSI ARUS LEBIH MENGGUNAKAN


CURRENT TRANSFORMATOR BERBASIS ARDUINO UNO

Beserta perangkat yang ada (jika diperlukan). Dengan Hak Bebas Royalti Non eksklusif ini
Institut Teknologi PLN berhak menyimpan, mengalihkan media/formatnya, mengelola
dalam bentuk data (database), merawat, dan mempublikasikan Proyek Akhir saya selama
tetap mencantumkan nama saya sebagai penulis/pencipta dan sebagai pemilik Hak Cipta.
Demikian pernyataan ini saya buat dengan sebenarnya.
Dibuat di : Jakarta
Pada tanggal : 20 Juli
2022
Yang menyatakan

(Muyes Saroh)

vi
UCAPAN TERIMA KASIH
Dengan ini saya menyampaikan penghargaan dan ucapan terima kasih yang sebesar-
besarnya kepada yang terhormat :

Albert Gifson Hutajulu, S.T., M.T selaku Dosen Pembimbing

Yang telah memberikan petunjuk, saran-saran serta bimbingannya sehingga Proyek Akhir
ini dapat terselesaikan dengan baik dan tepat waktu.

Terima kasih yang sama kepada:

1. Bapak Gunawan Wijaya (Manager UPT)


2. Bapak Suwarto (Manajer ULTG Duri Kosambi)
3. Bapak Irvan Ramdani (SPV bagian Pemeliharaan GI ULTG Duri Kosambi)
4. Mas Ariek, Mas Imran, Mas Dedi, Mas Aldi, Mba Wiwin, Mba Anzilla (Staf
Pemeliharaan GI ULTG Duri Kosambi)
Yang telah mengizinkan saya untuk melakukan penelitian di PT PLN (Persero) ULTG Duri
Kosambi terkhususnya pada bidang-bidang yang dipimpin serta telah membimbing dan
memberikan ilmu yang sangat berharga sehingga Proyek Akhir ini dapat terselesaikan.

Jakarta, 20 Juli 2021

Muyes Saroh

Nim: 2019-71-118

vii
RANCANG BANGUN SISTEM PROTEKSI ARUS LEBIH
MENGGUNAKAN CURRENT TRANSFORMATOR BERBASIS
ARDUINO UNO

Muyes Saroh, 2019-71-118

Dibawah Bimbingan Albert Gifson Hutajulu, S.T., M.T

ABSTRAK

Arus lebih adalah salah satu masalah yang paling mengkhawatirkan bagi pengguna
listrik, karena menyebabkan kesulitan keamanan dan kenyamanan. Tanpa mekanisme
keamanan dan kontrol yang sesuai, sistem tidak dapat berfungsi dengan benar dalam
menghadapi gangguan internal dan eksternal. Akibatnya, listrik ke peralatan rumah
tangga sering mati karena kelebihan beban. masalah yang dalam penggunaan listrik di
asrama, termasuk masalah pemadaman di semua titik karena kepadatan di beberapa
kamar, sehingga mengganggu kegiatan yang melibatkan konsumsi listrik. Sistem
proteksi ini dapat dimanfaatkan pada generator yang tidak dilengkapi dengan monitor
yang mampu memonitor secara digital nilai tegangan, arus, dan daya yang disuplai oleh
generator itu sendiri. Selain melindungi peralatan listrik jika terjadi arus lebih dan
sambungan listrik putus, perangkat pelindung ini juga dirancang untuk membunyikan
peringatan jika ada perangkat berdaya tinggi. Mengolah frekuensi input sebagai output
berupa tampilan LCD, mengontrol relay sebagai pemutus arus listrik, dan mengeluarkan
buzzer jika beban yang dibutuhkan terlampaui. Penelitian penulis ini bertujuan guna
menghasilkan dan mengetahui kemampuan kerja salah satu alat alternatif dalam sistem
proteksi pada perangkat elektronik rumah tangga. Dengan digunakannya pengendalian
mikrokontroller serta komunikasi data dua arah dengan aplikasi blynk (terdapat di
android dan IOS) diharapkan akan mempermudah dalam proses monitoring serta
pengamanan pada saat peralatan elekrtonik rumah tangga terjadi gangguan. Alat Proteksi
memiliki keandalan dalam membaca arus dan daya yang terukur pada beban dan dapat
memutus jika terjadi arus lebih.

Kata kunci : Arus Lebih, Mikrokontroller, Relay, Alat Proteksi

viii
DESIGN AND CONSTRUCTION OF OVERCURRENT
PROTECTION SYSTEM USING CURRENT TRANSFORMER
BASED ON ARDUINO UNO

Muyes Saroh, 2019-71-118

Under the Guidance of Albert Gifson Hutajulu, S.T., M.T

ABSTRACT

Overcurrent is one of the most worrying problems for power users, as it causes safety
and comfort difficulties. Without appropriate security and control mechanisms, the
system cannot function properly in the face of internal and external disturbances. As a
result, electricity to household appliances often goes out due to overload. problems in the
use of electricity in the dormitory, including the problem of blackouts at all points due to
overcrowding in some rooms, thus interfering with activities involving electricity
consumption. This protection system can be used on generators that are not equipped
with a monitor that is capable of digitally monitoring the value of the voltage,current,
and power supplied by the generator itself. Apart from protecting electrical equipment in
case of overcurrent and power loss, these protective devices are also designed to sound a
warning in case of a high-power device. Processing the input frequency as an output in
the form of an LCD display, controlling the relay as a circuit breaker, and issuing a buzzer
if the required load is exceeded. This author's research aims to produce and determine
the workability of one of the alternative tools in the protection system on household
electronic devices. With the use of microcontroller control and two-way data
communication with the blynk application (available on Android and IOS) it is hoped
that it will facilitate the monitoring and security process when household electronic
equipment is disturbed. The Protection Tool has reliability in reading the current and
power measured at the load and can disconnect if there is an overcurrent.

Key words : Overcurrent, Microcontroller, Relay, Protective Device

ix
DAFTAR ISI

PERNYATAAN KEASLIAN PROYEK AKHIR .......................................................................... iii

LEMBAR PENGESAHAN PEMBIMBING .................................................................................. iv

LEMBAR PENGESAHAN TIM PENGUJI .................................................................................... v

HALAMAN PERNYATAAN PERSETUJUAN PUBLIKASI ...................................................... vi

UCAPAN TERIMA KASIH ......................................................................................................... vii

ABSTRAK ................................................................................................................................... viii

ABSTRACT ................................................................................................................................... ix

DAFTAR ISI ................................................................................................................................... x

DAFTAR GAMBAR ................................................................................................................... xiii

DAFTAR TABEL ........................................................................................................................ xiv

DAFTAR LAMPIRAN ................................................................................................................. xv

BAB I PENDAHULUAN ............................................................................................................... 1

1.1 Latar Belakang ................................................................................................................ 1

1.2 Rumusan Masalah ........................................................................................................... 2

1.3 Tujuan Penelitian............................................................................................................. 2

1.4 Manfaat Penelitian ........................................................................................................... 3

1.5 Ruang lingkup masalah ................................................................................................... 3

1.6 Sistematika Penulisan ...................................................................................................... 3

BAB II TINJAUAN PUSTAKA ..................................................................................................... 4

2.1 Penelitian yang Relevan .................................................................................................. 4

2.2 Landasan Teori ................................................................................................................ 5

2.2.1 Pengenalan Mikrokontroller ............................................................................................ 5

2.2.2 Sejarah............................................................................................................................. 5

2.2.3 Jenis-Jenis Mikrokontroler .............................................................................................. 7

2.2.4 Arduino Board................................................................................................................. 8

x
2.2.5 Algoritma Pemrograman ................................................................................................. 9

2.2.6 Definisi Algoritma ......................................................................................................... 10

2.2.7 Penulisan Algoritma ...................................................................................................... 10

2.2.8 Data Digital ................................................................................................................... 11

2.2.9 Internet of Things .......................................................................................................... 13

2.2.10 Desain dan Arsitektur IoT ............................................................................................. 14

2.2.11 Perbedaan IoT dan Jaringan Tradisional ....................................................................... 15

2.2.12 Cara Kerja Internet of Things ........................................................................................ 17

2.2.13 Catu Daya ...................................................................................................................... 18

2.2.14 Sensor Arus ACS712..................................................................................................... 19

2.2.15 Spesifikasi Sensor Arus ACS712 .................................................................................. 20

2.2.16 LCD (Liquid Cristal Display) 2x16 ............................................................................... 20

2.2.17 Karakteristik LCD (Liquid Cristal Display) .................................................................. 21

2.2.18 Inter Integrated Circuit (12C) ........................................................................................ 22

2.2.19 Modul Relay .................................................................................................................. 23

2.2.20 Prinsip Kerja Modul Relay ............................................................................................ 24

2.2.21 ESP2866 NodeMCU ..................................................................................................... 24

2.2.22 Proteksi Sistem Tenaga Listrik ...................................................................................... 25

2.2.23 Fungsi Proteksi .............................................................................................................. 26

2.2.24 Persyaratan Kualitas Proteksi ........................................................................................ 28

BAB III METODE PENELITIAN ................................................................................................ 30

3.1 Tempat dan Waktu Penelitian ........................................................................................ 30

3.2 Desain Penelitian ........................................................................................................... 30

3.3 Metode Pengumpulan Data ........................................................................................... 31

3.4 Metode Analisis Data .................................................................................................... 31

3.5 Jadwal Penelitian ........................................................................................................... 31

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN ....................................................................................... 32

4.1 Hasil .............................................................................................................................. 32

4.2 Pembahasan ................................................................................................................... 37

xi
4.2.1 Pengujian Mikrokontroller Arduino Uno ...................................................................... 37

4.2.2 Pengujian Sensor Arus ACS712 .................................................................................... 39

4.2.3 Pengujian Display LCD (Liquid Cristal Display) .......................................................... 40

4.2.4 Pengujian Pada Alat Proteksi ........................................................................................ 41

BAB V PENUTUP ....................................................................................................................... 42

5.1 Kesimpulan ................................................................................................................... 42

5.2 Saran ............................................................................................................................. 42

DAFTAR PUSTAKA ................................................................................................................... 43

Daftar Riwayat Hidup ................................................................................................................... 45

xii
DAFTAR GAMBAR
Gambar 2.1 Arduino Board ............................................................................................................. 8

Gambar 2.2 Diagram 3 Dimensi IoT ............................................................................................. 15

Gambar 2.3 Cara Kerja IoT ........................................................................................................... 17

Gambar 2.4 Catu Daya .................................................................................................................. 19

Gambar 2.5 Sensor Arus ACS712 ................................................................................................. 19

Gambar 2.6 Liquid Cristal Display (LCD) 2x16 ............................................................................ 21

Gambar 2.7 Inter Integrated Circuit (12C) ..................................................................................... 23

Gambar 2.8 Modul Relay .............................................................................................................. 23

Gambar 2.9 ESP2866 NodeMCU .................................................................................................. 25

Gambar 4.1 Rangkaian Alat Proteksi ............................................................................................. 33

Gambar 4.2 Program Arduino ....................................................................................................... 33

Gambar 4.3 Program Arduino ....................................................................................................... 34

Gambar 4.4 Program Arduino ....................................................................................................... 34

Gambar 4.5 Program Arduino ....................................................................................................... 35

Gambar 4.6 Program Arduino ....................................................................................................... 35

Gambar 4.7 Aplikasi Blynk ........................................................................................................... 36

Gambar 4.8 Pengukuran Pin Arduino Uno .................................................................................... 38

Gambar 4.9 Pengukuran Output Sensor Arus ACS712 .................................................................. 40

Gambar 4.10 Hasil Pengujian Display (Liquid Cristal Display) .................................................... 41

xiii
DAFTAR TABEL
Tabel 2.1 Indeks Board Arduino ..................................................................................................... 8

Tabel 2.2 Persamaan Serta Perbedaan dari IoT, Internet dan WSN ............................................... 16

Tabel 4.1 Hasil Pengukuran Pin Arduino Uno .............................................................................. 38

Tabel 4.2 Data Pengukuran Sensor Arus ACS712 ........................................................................ 39

Tabel 4.3 Data Pengukuran Alat Proteksi ..................................................................................... 41

xiv
DAFTAR LAMPIRAN
LAMPIRAN 1 Daftar Riwayat Hidup ........................................................................................... 45

LAMPIRAN 2 Lembar Bimbingan Proyek Akhir ......................................................................... 46

LAMPIRAN 1 Datasheet Komponen ............................................................................................ 48

xv
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Alat pelindung adalah alat yang digunakan untuk melindungi peralatan listrik dari
gangguan, sehingga mencegah atau meminimalkan kerusakan peralatan listrik dan
kejadian yang tidak terduga seperti kebakaran. Semakin cepat peralatan pelindung yang
digunakan dalam suatu sistem bereaksi, semakin sedikit gangguan yang akan
mempengaruhi peralatan atau sistem yang dilindungi.

Energi merupakan kebutuhan dasar manusia. Energi dibutuhkan untuk membantu atau
mendorong berbagai aktivitas manusia. Energi listrik merupakan salah satu sumber
energi yang paling banyak digunakan saat ini, dan ketersediaannya terus berkembang.
Sebagai hasil dari kesederhanaan penggunaan dan prevalensi gadget bertenaga listrik,
listrik diperlukan untuk berbagai kegiatan industri sehari-hari.

Dengan munculnya gadget elektronik seperti televisi, lemari es, dan mesin cuci,
penggunaan energi listrik menjadi penting. Namun, konsumsi daya sering
mengakibatkan kecelakaan tragis, seperti kebakaran rumah. Untuk mengatur penggunaan
energi dengan tepat, kami memerlukan sistem atau instrumen yang dapat menawarkan
perlindungan dan pemantauan selama penggunaan daya.

Arus lebih adalah salah satu masalah yang paling mengkhawatirkan bagi pengguna listrik,
karena menyebabkan kesulitan keamanan dan kenyamanan. Tanpa mekanisme keamanan
dan kontrol yang sesuai, sistem tidak dapat berfungsi dengan benar dalam menghadapi
gangguan internal dan eksternal. Akibatnya, listrik ke peralatan rumah tangga sering mati
karena kelebihan beban. Ada beberapa masalah dalam penggunaan listrik di asrama,
termasuk masalah pemadaman di semua titik karena kepadatan di beberapa kamar,
sehingga mengganggu kegiatan yang melibatkan konsumsi listrik. Perangkat
perlindungan listrik digunakan untuk mengurangi bahaya kebakaran dengan melindungi
peralatan listrik dari gangguan dan meminimalkan kemungkinan kerusakan. MCB
(miniatur circuit breaker) dan sekering adalah perangkat proteksi listrik yang paling
umum dipasang dengan KWH (kilowatt-hour) meter.

1
Setelah KWH meter, MCB akan mematikan aliran jika korsleting pada peralatan listrik
menyebabkan gangguan atau beban lebih.
Ketika terjadi masalah, jika MCB tidak berfungsi dengan baik, sekring akan putus,
aliran listrik terputus, dan sekring baru harus dipasang untuk mengembalikan aruske
beban. Pada KWH meter standar, tidak ada gadget yang dapat menampilkan tegangan,
arus, cosphi, dan daya yang digunakan pada saat itu secara real time, juga tidak ada
peringatan masalah sinyal seperti korsleting atau nilai arus lebih. dalam berat terpasang.
Sistem proteksi ini dapat dimanfaatkan pada generator yang tidak dilengkapi
dengan monitor yang mampu memonitor secara digital nilai tegangan, arus, dan daya
yang disuplai oleh generator itu sendiri. Selain melindungi peralatan listrik jika terjadi
arus lebih dan sambungan listrik putus, perangkat pelindung ini juga dirancang untuk
membunyikan peringatan jika ada perangkat berdaya tinggi. Mengolah frekuensi input
sebagai output berupa tampilan LCD, mengontrol relay sebagai pemutus arus listrik, dan
mengeluarkan buzzer jika beban yang dibutuhkan terlampaui.

1.2 Rumusan Masalah


Berlandaskan permasalahan yang terjadi, maka dapat disimpulkan masalahnya
adalah:

1. Mengapa dilakukan proteksi arus lebih?


2. Bagaimana cara kerja dari alat proteksi arus lebih yang dibuat?
3. Seberapa andal alat proteksi yang dibuat?

1.3 Tujuan Penelitian


Begitu juga tujuan yang dapat dikaitkan dari penulisan ini yaitu :
1. Membuktikan seberapa penting adanya sistem proteksi
2. Memahami cara kerja dari alat proteksi
3. Menganalisa keandalan dari alat proteksi yang dibuat

2
1.4 Manfaat Penelitian
Perancangan alat Sistem Proteksi Tenaga Listrik dengan memanfaatkan
mikrokontroler Arduino Uno sebagai kontrol berfungsi sebagai pemutus arus listrik dan
mengeluarkan buzzer jika beban yang ditentukan terlampaui.

1.5 Ruang lingkup masalah


Berikut batasan masalah yang digunakan dalam penelitian ini:
1. Pengujian ini dilakukan pada peralatan listrik tegangan rendah (220V/380V).
2. Mikrokontroller yang digunakan untuk pengujian adalah Arduino Uno.
3. Analisis hasil pengujian dari peralatan listrik yang di uji.

1.6 Sistematika Penulisan


Sistematika penulisan laporan tugas akhir ini disusun dalam lima bab, yaitu: Bab
I Pendahuluan meliputi konteks, rumusan masalah, tujuan penelitian, keunggulan
penelitian, ruang lingkup masalah, dan penulisan sistematis yang berkaitan dengansistem
pencegahan arus lebih berbasis Arduino menggunakan CT. Bab II Landasan Teori yang
berisi penjelasan tentang landasan teori yang sesuai dengan pengamatan dantinjauan
aspek dalam pembahasan mengenai system proteksi arus lebih dengan CT berbasis
arduino. Bab III Metode Penelitian, Bab ini membahas teknik penelitianyangdigunakan
untuk sistem proteksi arus lebih dengan CT berbasis Arduino.. Bab IV Hasil Dan
Pembahasan merupakan bab yang berisi hasil dari setiap pengujian dari alat proteksi
yang merupakan system proteksi arus lebih dengan CT berbasis arduino dan pembahasan
hasil perbandingan hingga sampai rekomendasi untuk tindakan lanjut. Bab V Penutup
terdiri dari kesimpulan yang diambil dari hasil pengujian dan perdebatan pada bab-bab
sebelumnya dari tugas akhir ini.

3
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Penelitian yang Relevan


Dalam pembuatan Tugas Akhir ini masih terdapat beberapa kekurangan, untuk itu
peneliti menginginkan referensi berupa hasil studi yang bersangkutan. Beberapahasil
penelitian sebelumnya berkaitan atau terkait dengan penelitian penulis:

1. Penelitian oleh Syafruddin, Givy Devira ramady, Hermawaty, Ryan Ristiadi Hudaya
dalam Jurnal Penelitian Teknik Elektro & Informatika, Sekolah Tinggi Teknologi
Mandala 2021. Dengan judul “Rancang Bangun Sistem Proteksi Daya Listrik
menggunakan Sensor Arus dan Tegangan berbasis Arduino”. Menjelaskan tentang
bagaimana cara meminimalisir resiko terjadinya kebakaran dari gangguan hubung
singkat yang sering terjadi pada rumah-rumah penduduk terlebih lagi di pemukiman
padat penduduk dengan menggunakan sensor arus dan tegangan yang dikontrol
dengan mikrokontroller Arduino uno.
2. 2. Penelitian yang dipublikasikan di Jurnal Teknik Elektro oleh Syukriyadin,
Syahrizal, dan Cut Rizky Nakhrisya, Laboratorium Teknik Energi Elektro, Jurusan
Teknik Elektro, Fakultas Teknik, Universitas Syiah Kuala. Dengan judul “Analisis
Proteksi Relay Differensial Terhadap Gangguan Internal dan Ekternal Transformator
Menggunakan PSCAD/EMTDC”. Proteksi trafo membantu melindungi trafo jika
terjadi gangguan, sehingga mencegah kerusakan trafo. Pada artikel ini akan dibahas
rele diferensial yang digunakan untuk mengamankan trafo. Relai ini beroperasi ketika
ada perbedaan arus antara sisi primer dan sekunder CT di zona proteksi. Relai tidak
akan beroperasi jika gangguan terjadi di luar zona proteksi.
3. Penelitian Robby Yuli Endra, Ahmad Cucus, Freddy Nur Affandi, dan M. Bintang
Syahputra Program Studi Informatika Universitas Bandar Lampung Tahun 2019.
Dengan judul “MODEL SMART ROOM DENGAN MENGGUNAKAN
MIKROKONTROLER ARDUINO UNTUK EFISIENSI SUMBER DAYA”. Teknik
yang digunakan adalah Internet of Things (IoT) adalah gagasan yang digunakan untuk
proses otomatisasi, misalnya untuk diterapkan di ruang kelas pintar, ruang pintar, dan
bahkan untuk membangun kota pintar yang lebih rumit dan ekspansif.

4
2.2 Landasan Teori
2.2.1 Pengenalan Mikrokontroller

Mikrokontroler adalah komputer kecil ("dedicated computer") yang ditempatkan


di sirkuit terintegrasi dengan CPU, memori, timer, saluran komunikasi serial, dan
antarmuka IO ADC paralel. Mikrokontroler digunakan untuk menyelesaikan pekerjaan
dan menjalankan program.

Mikrokontroler ini merupakan aplikasi ilmu terapan yang aplikasinya antara lain
jam digital, televisi, dan sistem keamanan rumah. Mikrokontroler juga sering digunakan
dalam penelitian dan pengembangan oleh akademisi, peneliti, dan instruktur, dan banyak
siswa memiliki dasar yang kuat untuk tesis, disertasi, dan proyek industri berbasis
mikrokontroler.

Mikrokontroler adalah komponen umum dari sistem elektronik kontemporer. Ini


digunakan di rumah, kantor, rumah sakit, anak-anak, sekolah, dan sektor industri, di
antara tempat-tempat lain. Mikrokontroler dapat digunakan untuk berbagai keperluan,
termasuk kontrol otomasi industri, pengumpulan data, telekomunikasi, dll.

2.2.2 Sejarah
Sejarah mikrokontroler tidak dapat dipisahkan dari riwayat prosesor dan
komputer. Mulailah dengan penemuan prosesor lalu cari komputer setelah mikrokontroler
ditemukan. Di sini kisah mikrokontroler:

1. John Napier merancang sistem logaritmik dan skema distribusi pada tahun 1617.

2. Pada tahun 1694, Gottfried Wilhelm Leiniz memprogram alat mekanis yang dapat
melakukan operasi * dan akar kuadrat.

3. Pada tahun 1835, Charles Baage mempresentasikan komputer digital pertama yang
menggunakan kartu punch untuk data dan instruksi serta kontrol program
(pernyataan loop dan kondisional). memiliki penyimpanan tunggal dan unit
aritmatika. Pada tahun 1850, George Boole menciptakan logika simolik, yang
menggabungkan operasi dalam (DAN ATAU dll.).

4. Von Neumann mendalilkan pada tahun 1946 bahwa instruksi adalah kode digital
yang disimpan dalam memori. Semua komputer dan mikrokontroler dimodelkan
setelah komputer Von Neumann.
5
5. Penciptaan transistor dan pengembangan ide perangkat lunak pada tahun 1948
menandai awal dari pengembangan perangkat keras yang signifikan, seperti
transistor.

6. Microchip pertama (sirkuit terintegrasi) diproduksi pada tahun 1959.

7. Intel menciptakan mikroprosesor Intel 4004 pada tahun 1971. CPU ini merupakan
rancangan mikroprosesor awal Intel (Integrated Electronics). 2250 transistor
membentuk CPU ini. Intel 4004 adalah CPU empat bit. Kemudian, pada tahun 1974,
Intel menciptakan mikroprosesor generasi kedua (Intel 8008) Intel 8008 menjadi
mikroprosesor 8-it. Semakin banyak memori yang dimiliki CPU, semakin banyak
data yang dapat diproses. Seperti diilustrasikan di bawah, IC CPU Intel4004 dan
Intel 8008 dikemas sebagai DIP (Dual Inline Package).
8. Mikrokontroler TMS 1000 diproduksi pada tahun 1972. Texas Instruments
memproduksi TMS 1000 sebagai mikroprosesor (TI) 4-bit. Gary Boone, dari Texas
Instruments, menciptakan mikroprosesor TMS 1000. Kecuali layar dan keyboard,
Boone telah menciptakan sirkuit terpadu yang dapat menampung hampir semua
komponen komputer. Mikrokontroler ini disediakan oleh TI untuk sektor elektronik.
1983 melihat penjualan seratus juta TMS 1000 IC mikrokontroler.
9. Pada tahun 1974, banyak pembuat sirkuit terpadu memproduksi mikroprosesor dan
pengontrol berbasis mikroprosesor. Pada saat itu, mikroprosesor berikut tersedia:
Intel 8080 8085 Motorola 6800 Signetics 6502 Zilog Z80 Texas Instruments 9900
(16-bit)
10. Pada tahun 1975, Universitas Harvard meluncurkan mikrokontroler PIC pertama,
yang dirancang dan dibangun oleh Universitas Harvard. Microchipmemperkenalkan
fotografi kepada publik pada tahun 1985. Pengontrol antarmuka periferal yang tidak
memadai atau mungkin komputer pintar yang dapat diprogram tidak mencukupi.
11. Selesai pada tahun 1976, Intel 8048 adalah mikrokontroler Intel pertama.
12. Pada tahun 1978, prosesor 16-bit seperti Intel 8086, Motorola 68000, dan Zilog
Z8000 menjadi semakin lazim. Sejak itu, pembuat mikroprosesor telah
memanfaatkan hak istimewa dan arsitektur untuk terus mengembangkan chip.
Mikroprosesor yang dikembangkan meliputi mikroprosesor 32-bit seperti Intel
Pentium Motorola DragonBall dan sejumlah mikrokontroler yang menggunakan inti
ARM (Advanced RISC Machine Ltd). ARM hanya menjual desain arsitektur untuk

6
mikrokontroler dan mikroprosesor. Saat ini menganjurkan adopsi mikrokontroler 32-
bit berbasis seri ARM Cortex M (ARM CortexMO ARM CortexMO ARMCortexM3
ARM CortexM4 ARM CortexM7 ARM CortexR4 dan ARM Cortex A5). Di antara
pemegang lisensi mikroprosesor ARM adalah Advanced Micro Devices Inc.
Broadcom Samsung Toshia AlcatelLucent Apple Inc. Atmel Intel LG Nuvoton ST
Microelectronics Texas Instruments Infineon, bersama denganbeberapa lainnya.
13. Pada tahun 1980, Intel 8051 menjadi keluarga mikrokontroler paling populer. Philips
Siemens Atmel dan Intel 8051 MCU adalah produsen selanjutnya. Selain
memproduksi mikrokontroler MCS 51, ATMEL juga memproduksi mikrokontroler
seri Atmel AT89xxx seperti AT89S51 dan AT89S52.
14. Atmel AVR adalah salah satu keluarga mikrokontroler pertama yang menggunakan
memori au on-chip untuk menyimpan program pada tahun 1996.

2.2.3 Jenis-Jenis Mikrokontroler


1. Mikroprosesor 8-bit adalah mikrokontroler TinyAVR (ATTiny). AT-Tiny adalah
mikrokontroler avr mini dengan periferal terbatas.

2. Mikrokontroler AT90S adalah mikrokontroler avr tradisional dari jenis 8-bityang


lebih tua.

3. Mikroprosesor Atmega adalah mikrokontroler 8-bit. Atmega memiliki periferal


tambahan dibandingkan dengan keluarga ATTiny.

4. Mikrokontroler Xmega adalah mikrokontroler 8/16 bit. Xmega adalah perpanjangan


dari keluarga AVR yang dirancang untuk pasar berdaya rendah dan berkinerja
tinggi. Ini fitur periferal baru dan canggih untukbekerja, peningkatan pemantauan
acara, dan sistem DMA. Dengan DMA (akses memori langsung), dimungkinkan
untuk mengurangi kemungkinan stagnasi waktu transfer data. Xmega mendukung
enkripsi AES dan DES.

5. Mikrokontroler AVR32 adalah mikroprosesor 32-bit; Atmel awalnyamemproduksi


mikrokontroler ini pada tahun 2006. Mikrokontroler ini memiliki arsitektur RISC
32-bit dan ditujukan untuk bersaing dengan mikrokontroler berbasis prosesor ARM.
Penggantian EEPROM, AVR32dapat menggunakan Kartu SD dan MMC.

7
2.2.4 Arduino Board
Arduino adalah papan sirkuit sistem mikrokontroler yang mudah digunakanyang
dirancang oleh seniman dan desainer (yang bukan orang teknis). Jadi, bahkantanpa
pengetahuan tentang bahasa pemrograman, dimungkinkan untuk membuat pekerjaan
yang rumit menggunakan Arduino. Arduino adalah salah satu pengembang yang paling
banyak digunakan saat ini. Buku ini akan memanfaatkan produk pengembang berbasis
Arduino. Arduino unik karena merupakan perangkat keras open source. Ini memberi
pelanggan banyak kebebasan untuk menjelajah secara bebas dan tanpa biaya. Arduino
adalah mikrokontroler papan tunggal sumber terbuka yang berevolusi dari platform
Pengkabelan yang dibuat untuk memudahkan penggunaan elektronik di berbagai industri.
Perangkat kerasnya dilengkapi dengan CPU Atmel AVR, sedangkan perangkat lunaknya
ditulis dalam bahasa pemrogramannya sendiri.
Saat ini, Arduino adalah fenomena di seluruh dunia. Arduino digunakan oleh
banyak pemula untuk belajar tentang robotika dan elektronik karena kemudahan
penggunaannya. Tetapi tidak hanya pemula, penggemar atau profesional yang ingin
berbagi implementasi elektronik Arduino.

Gambar 2.1 Arduino Board

Berikut indeks dari Arduino board:

Tabel 2.1 Indeks Board Arduino


Mikrokontroler ATmega328

Tegangan pengoperasian 5V

8
Tegangan input yang disarankan 7-12V

Batasan tegangan input 6-20V

Jumlah pin I/O digital 14 (6 di antaranya menyediakan keluaran


PWM)
Jumlah pin input analog 6

Arus DC tiap pin I/O 40 Ma

Arus DC untuk pin 3.3V 50 Ma

32 KB (ATmega328), sekitar 0.5 KB


Memori Flash digunakan oleh
Bootloader
SRAM 2 KB (ATmega328)

EEPROM 1 KB (ATmega328)

Clock Speed 16 Hz

2.2.5 Algoritma Pemrograman


Menurut Saputra (2015), ada tujuh proses umum untuk membuat sebuah
perangkat lunak, yaitu:
1. Menetapkan kasus Tahap awal adalah mendefinisikan konflik. Tahap ini diperlukan
untuk mengidentifikasi situasi yang ada dan dipengaruhi oleh input dan hasil
program.
2. Mencari solusi, yang kemudian dipengaruhi oleh solusi berdasarkan konflik yang
ditemukan. Anda dapat mempartisi kasing menjadi beberapa modul mini yangdapat
dikelola jika prosedur yang diperlukan untuk mendapatkan jawaban yang diperlukan
terlalu sulit. Mini-modul kemudian digabungkan untuk memungkinkan pemilihan
solusi.
3. Tentukan teknik penyelesaiannya. Programmer atau analis harus memilih teknik
solusi yang sinkron dan efisien untuk masalah yang dihadapi saat memilih prosedur
solusi.
4. Penulisan aplikasi, Pemrograman dapat dilakukan dengan menggunakan bahasayang
telah dikuasai dan kompatibel dengan perangkat keras yang akan menjalankan
9
aplikasi.
5. Pengujian aplikasi Setelah program ditulis, harus diuji untuk menentukan apakah
program tersebut dapat digunakan.
6. Mendokumentasikan kejadian, Saat memodifikasi perangkat lunak, penting untuk
membuat dokumentasi yang sering diabaikan oleh pemrogram. Dimungkinkan untuk
membuat acara ini dengan menambahkan komentar ke kode sumber yang
menjelaskan fungsinya (variabel, parameter, prosedur, fungsi).
7. Pemeliharaan perangkat lunak, Penyelesaian program memerlukan penemuan bug
yang sebelumnya tidak diketahui dan penggabungan fasilitas baru yang ramah
pengguna.

2.2.6 Definisi Algoritma


Algoritma adalah serangkaian tahapan logis yang terstruktur secara metodis
untuk memecahkan masalah. Algoritma adalah urutan logis dari keputusan pemecahan
kasus. Algoritma adalah urutan langkah-langkah diskrit untuk memecahkan masalah logis
atau matematika. Algoritma adalah prosedur logis, metodis, dan berurutan yang
digunakan untuk memecahkan masalah.
Menurut buku E. Knuth 2011 The Art of Computer Programming, proses
pemecahan masalah yang diperlukan memiliki lima kualitas penting:

1. Algoritme harus dihentikan setelah sejumlah langkah tetap.


2. Setiap fase harus dinyatakan secara tepat dan ambigu.
3. Ada nol atau lebih input ke algoritma (input)
4. Output dari algoritma adalah nol atau lebih besar (output)
5. Algoritma harus efisien dan efektif.

2.2.7 Penulisan Algoritma


Ada tiga macam algoritma penulisan secara umum:
1. Cara Deskriktif
Dengan notasi ini, setiap proses dijelaskan secara langsung. Algoritma Bilangan
Maksimum, Misalnya Diberikan tiga bilangan bulat. Tentukan bilangan bulat terbesar di
antara tiga bilangan bulat yang diberikan.
Keterangan:
• baca bilangan 1.
• baca bilangan 2.
10
• Saat membandingkan angka 1 dan 2, kami memilih angka yang lebih besar;
jika kedua angka itu sama, kita ambil angka 1 dan beri label MAX.
• baca bilangan 3.
• bandingkan MAX dengan 3, dan pilih nilai yang lebih besar; jika keduanya
sama, pilih MAX dan tekan nomor itu.
• keluarkan sebagai output MAX

2. Pseudocode
Pseudocode meniru bahasa pemrograman tingkat tinggi. Karena ada hubungan
antara setiap pseudocode dan notasi bahasa pemrograman, penggunaan notasi
pseudocode memudahkan programmer untuk mengubahnya menjadi notasi
bahasa pemrograman.

3. Flowchart

Flowchart adalah representasi grafis dari tahapan dan urutan mekanisme


program. Flowchart membantu analis dan pemrogram dalam mengelompokkan
kasus ke dalam subkomponen.

& membantu dalam menilai mode fungsi alternatif. Jika seorang analis dan
pemrogram ingin membuat diagram alur, mereka harus mempertimbangkan
pedoman berikut:

• Flowchart dibuat dari atas ke bawah dan kiri ke kanan.


• Tindakan yang diwakili harus benar-benar ditentukan, dan pembaca harus
dapat memahami deskripsi ini.
• Waktu mulai dan berakhirnya kegiatan harus ditetapkan dengan jelas.
• Setiap langkah tindakan harus didefinisikan menggunakan deskriptor katakerja.
• Setiap langkah kegiatan harus dalam urutan yang benar
• Gunakan simbol diagram alur standar.

2.2.8 Data Digital


Digital dalam elektronika tidak terlalu bergantung pada tegangan atau arus
pada suatu titik tertentu pada rangkaian, melainkan pada suatu kondisi yangberhubungan
dengan tegangan atau arus tertentu. Hanya ada dua state, yaitu state yang didefinisikan
11
sebagai satu dan state yang didefinisikan sebagai nol. Misalnya, "ada" didefinisikan
sebagai 1 dan "tegangan tidak tersedia" sebagai 0. Dalam praktiknya, kata tegangan ada
dan tegangan tidak ada memerlukan penjelasan lebih lanjut. Misalnya, jika tegangan
masih ada, ada tegangan pada sambungan antara 3V dan 5V, dan tidak ada tegangan, itu
menunjukkan bahwa tegangan pada sambungan kurang dari 0,4V. Dengan cara ini,
tegangan tidak perlu sangat tepat, tetapi hanya relatif terhadap nilai yangdiberikan.
Dengan opsi ini, sirkuit digital kurang rentan terhadap kebisingan, fluktuasi tegangan
suplai, dan gangguan lainnya.
Dengan menafsirkan keadaan sirkuit listrik sebagai 0 atau 1, sirkuit listrik
digital dapat diperiksa menggunakan sistem angka ganda. Dengan aljabar Boolean,
bilangan bulat ini dapat mengalami transformasi tertentu. Ini dilakukan di komputer.
Elektronik, khususnya elektronik digital, akan terus maju. Bahkan jika
perubahan menghasilkan perbaikan, selalu disertai dengan kekurangan dan aspek negatif.
Bahkan insinyur berpengalaman kadang-kadang merasakan tekanan untuk tetap terjaga
dalam pengembangan elektronik. Jelas, kesulitan bertambah besar bagipendatang baru,
yang harus menghadapi rintangan yang jauh lebih besar.
Komputer dan mikroprosesor adalah teknologi mutakhir yang paling
menakjubkan dan serbaguna. Sirkuit digital digunakan untuk membuat komputer dan
mikroprosesor. Sirkuit digital terdiri dari kumpulan gerbang logika yang mampu
melakukan fungsi yang sangat berharga. Sirkuit digital adalah otak dunia teknologi.
Sirkuit digital banyak digunakan untuk kontrol proses (otomatisasi), termasuk proses
industri yang sangat rumit, robotika, peralatan laboratorium, peralatan rumah tangga,
hiburan, dan bahkan permainan anak-anak.
Elektronik terkadang tampak seperti gurun yang membingungkan karena terdiri
dari komponen yang tampaknya tidak terkait. Dalam sebuah rangkaian, terdapat
komponen dengan nama yang tidak biasa, parameter yang canggih, dan teori yang rumit.
Ungkapan ini tidak dimaksudkan untuk membuat kita murung, melainkan untuk
mendorong kita bekerja keras jika kita memilih untuk memasuki dunia elektronik.Thomas
A. Edison pernah mengamati, "Selalu ada ruang untuk perbaikan." Ekspos!
Penelitian yang tak henti-hentinya menghasilkan penemuan-penemuan barudan
lebih baik untuk mencapai tujuan-tujuan baru. Melalui pemeriksaan ide, penyelidikan,
kreativitas, inspirasi, dan kerja keras, item yang lebih cerdik dan sempurna telah
ditemukan. Kita bisa belajar elektronika selengkap mungkin. Oleh karena itu, kita tidak
perlu pesimis asalkan kita mau berusaha sampai taraf tertentu; kita bisa menguasainya.
12
2.2.9 Internet of Things

Internet of Things (IoT) ialah teknologi berbasis internet yang sangat


menjanjikan di masa depan. IoT adalah jaringan yang terhubung antara sensor, aktuator
dan benda sehari-hari yang difungsikan dalam berbagai bidang, seperti layanan
kesehatan, transportasi dan militer. IoT menghubungkan segala sesuatu disekitar kita
dengan internet (Sarhan, 2018: 40).

Mudjanarko (2017 :151) berpendapat arti lain dari Internet of Things (IoT)
adalah sebuah konsep atau skenario yang dimana suatu objek mempunyai kemampuan
guna mengirim data melalui jaringan internet tanpa membutuhkan interaksi dari manusia
ke manusia atau bisa juga manusia ke komputer.

Internet of Things sudah berkembang dari konvergensi teknologi nirkabel,micro


electromechanical systems (MEMS), dan Internet. "A Things" pada Internet of Things bisa
diartikan sebagai subjek semisal hewan peternakan dengan transponder biochip, orang
dengan monitor implant jantung, sebuah mobil yang sudah dilengkapi built-in sensor yang
befungsi untuk memberi peringatan kepada pengemudi ketika terjaditekanan ban rendah.
Selama ini, IoT paling erat hubungannya bersama komunikasi machine- to machine
(M2M) di dalam bidang manufaktur serta listrik, perminyakan sertagas. Produk dibangun
dengan kemampuan berkomunikasi M2M yang sering disebut juga
dengan sistem pintar atau "smart". (contoh: smart meter, smart label, smart grid sensor).

walaupun konsep ini begitu kurang populer sampai tahun 1999, namun IoT
sudah dikembangkan dalam beberapa dekade. Alat IoT pertama contohnya, adalah mesin
Coke di Carnegie Melon University di awal 1980-an. Para programer bisa terhubung
dengan mesin melalui Internet, melakukan pemeriksaan status mesin dan menentukan
adakah atau tidak minuman dingin yang menunggu mereka, tanpa harus medatangi mesin
tersebut. Istilah IoT (Internet of Things) mulai dikenal tahun 1999 yang pada saatitu
diperkenalkan pertama kalinya dalam sebuah presentasi oleh Kevin Ashton, co- founder
and executive director of the Auto-ID Center di MIT. Pada tahun 2000, brand terkemuka
LG mengumumkan rencananya untuk membangun dan mengeluarkan teknologi IoT yaitu
lemari pintar. Lemari pintar ini mempunyai kemampuan dalam menentukan apakah
tersedia stok makanan yang perlu diisi ulang didalam lemarinya. Lalu, pada tahun 2003,
FRID yang sebelumnya sudah disebutkan, mulai diletakan pada posisi penting pada masa
pengembangan teknologi di Amerika waktu itu, melalui Program Savi. Pada tahun yang
13
sama juga, perusahaan ritel raksasa Walmart mulai menyebarkan RFID di semua cabang
pada tokonya yang tersedia di berbagai belahan dunia. IoT menjadi lebih terkenal di tahun
2005, yaitu pada saat media-media ternama semacam The Guardian dan Boston Globe
mulai mengutip banyak sekali artikel ilmiah serta proses dari pengembangan IoT. Hingga
tahun 2008, berbagai macam perusahaan setuju untuk meluncurkan IPSO yang berfungsi
untuk memasarkan penggunaan IP dalam jaringan bagi “Smart Object” yang juga
bertujuan untuk mengaktifkan IoT itu sendiri (Zainab, et al., 2015: 38).

2.2.10 Desain dan Arsitektur IoT

Desain arsitektur yang baik adalah menjadi batu fondasi guna membangun
sistem IoT yang bagus. Arsitektur yang bagus membantu dalam mengatasi banyak
masalah di ruang lingkup IoT seperti skalabilitas, perutean, jaringan.

Huansheng (dalam Zainab, et al., 2015: 38) Biasanya, pendekatan arsitektur IoT
berdasarkan 3 (tiga) dimensi utama yaitu:

1. Sistem informasi : termasuk dalam semua sistem yang terhubung ke ruang lingkup
IoT mungkin merasakan sistem, mengidentifikasi sistem serta system kontrol.
2. Jaringan independen : yang mencakup dalam beberapa fitur contohnya optimalisasi
diri, adaptasi diri, perlindungan diri, dan konfigurasi diri optimalisasi diri;

3. Aplikasi pintar : yang mempunyai perilaku pintar melalui Internet secara luas.
Perilaku pintar memungkinkan sebagai kontrol pintar, pertukaran metode data
melalui sitem jaringan, pemrosesan data, semua aplikasi yang terinterkoneksi dengan
IoT bisa diklasifikasikan menurut dimensi ini.

Perpotongan antara dimensi-dimensi ini menciptakan ruang lingkup baru yang


bernama infrastruktur IoT, yang menyediakan sistem pendukung guna melayani hal-hal
khusus, seperti yang dapat menyediakan berbagai layanan seperti identifikasi barang,
identifikasi lokasi, dan perlindungan data. Gambar 2.1 menggambarkan tiga dimensi IoT
dan hubungan di antara keduanya.

14
Gambar 2.2 Diagram 3 dimensi IoT

2.2.11 Perbedaan Iot dan Jaringan Tradisional

Pada awal tercipta, teknologi IoT telah merusak banyak ide banyak jaringan
tradisional dan memulai era baru teknologi telekomunikasi. Dapat dianggap IoT ialah
sebagai jaringan ekstensi serta ekspansi yang berupa berbasis Internet, tetapi berbeda dari
beberapa jaringan tradisional atau yang biasa disebut Internet orang serta WSN (Wireless
Sensor Network) meskipun sering dianggap sebagai tulang punggung dalam membangun
blok IoT.

Persamaan utama dalam mewakili ruang lingkup IoT yaitu "Lingkungan IoT =
Internet + WSN", itu ialah pernyataan umum yang biasa digunakan sebagai media

umum mengekspresikan lingkungan IoT. Guna menganalisis serta menilai kebenaran dari
pernyataan ini, harus ditemukan persamaan dan perbedaan antara IoT, Internet, dan WSN
sesuai tabel 2.1 (Zainab, et al., 2015: 39).

15
Tabel 2.2 Persamaan serta perbedaan dari IoT, Internet, dan WSN

Dari ilmu sebelumnya tentang ruang lingkup IoT bisa dinilai daripada
pandangan ini adalah salah, karena ada 2 (dua) alasan dasar guna menolak pandangan ini.
Pertama, IoT mungkin tidak memerlukan menggunakan IP dalam semua kasus guna
mengatasi sesuatu hal, karena sifat IoT ialah membutuhkan protokol-protokol
komunikasi yang ringan, kompleksitas protokol TCP / IP tidak cocok, khususnya ketika
bekerja dengan hal-hal kecil yang pintar.

Kedua, lingkungan IoT khususnya bedasarkan objek pintar yang terhubung tidak
seperti jaringan tradisional. Itulah yang membuat mereka beralih dari awalnya hanya
perluasan Internet, juga perilaku IoT tergantung pada penciptaan sistem yang dapat
dioperasikan, berdasarkan argumen ini, dapat dikoreksi pernyataan sebelumnya:

“IoT = Internet + WSN + Sistem pintar dikelilingi oleh lingkungan yang pintar”

IoT mendukung serangkaian fitur-fitur yang bermanfaat seperti contohnya


interoperabilitas, konfigurasi diri, adaptasi diri, dan perlindungan diri. Ruang lingkup
pintar adalah cara agar dapat memastikan adanya tingkat minimum elemen yang

16
disebutkan pada sebelumnya dalam jaringan (Zainab, et al., 2015: 40).

2.2.12 Cara Kerja Internet of Things

IoT dapat bekerja dengan cara memanfaatkan sebuah argumentasipemrograman,


yang di mana pada setiap perintah argumen tersebut mampu menghasilkan suatu interaksi
antara mesin yang sudah terhubung dengan otomatis tanpaadanya campur tangan manusia
dan tanpa adanya batas dengan jarak yang jauh. Internetmenjadi media penghubung antar
kedua interaksi mesin-mesin tersebut. Manusia didalam IoT tugasnya hanya menjadi
pengatur serta pengawas dari mesin-mesin yang bekerja dengan langsung tersebut.

Gambar 2.3 Cara kerja IoT

Unsur-unsur pembentuk IoT yang mendasar adalah:

1. Kecerdasan Buatan (Artificial Intelligence/AI), IoT membuat hampir seluruh mesin


yang ada menjadi “Smart” (cerdas). Berarti IoT ini mampu meningkatkan segala
jenis aspek kebutuhan kita dengan adanya pengembangan teknologi yang didasarkan
dari AI. Pengembangan teknologi yang telah ada dilakukan dengan cara
pengumpulan data, jaringan yang tersedia, serta algoritma kecerdasan buatan.
Contohnya sederhananya adalah seperti meningkatkan ataupun mengembangkan
perangkat pada lemari pendingin/kulkas sehingga mampu mendeteksi jika stoksereal
dan susu di dalam lemari pendingin sudah hampir habis, bahkan dapat juga membuat
pesanan ke supermarket terdekat dengan otomatis bila stok pada lemari

17
pendingin akan habis.

2. Konektivitas dalam IoT, adanya kemungkinan untuk bisa membuat ataupun


membuka jaringan baru, serta jaringan khusus IoT. Jaringan ini sudah tidak lagi
terhubung hanya oleh penyedia utama saja. Jaringan juga tidak harus mahal dan
berskala besar, jaringan dapat tersedia pada skala yang lebih murah dan jauh lebih
kecil. IoT juga mampu menciptakan jaringan yang lebih kecil di antara perangkat
sistem.

3. Sensor adalah perbedaan yang membuat IoT tersebut terkesan unik dibanding mesin-
mesin canggih lainnya. Sensor mampu mendefinisikan suatu instrumen, yang
mengubah IoT pada jaringan standar serta cenderung pasif pada dalam perangkat,
sehingga menjadi sebuah sistem aktif yang mampu diintegrasi ke dunia nyata serta
dalam kehidupan sehari-hari.

4. Keterlibatan Aktif (Active Engagement), IoT memperkenalkan paradigma barubagi


sebuah konten aktif, produk, ataupun keterlibatan dalam layanan. SebuahPerangkat
yang Berukuran Kecil. IoT memanfaatkan perangkat-perangkat kecilyang diciptakan
khusus agar mampu menghasilkan skalabilitas, ketepatan, serta fleksibilitas yang
baik.

2.2.13 Catu Daya

Catu Daya atau biasa sering disebut juga dengan Power Supply merupakan
sebuah piranti yang bermanfaat sebagai sumber listrik bagi piranti-piranti lain. Pada
dasarnya Catu Daya bukan sebuah alat yang dapat menghasilkan energi listrik saja,
namun ada beberapa jenis dari Catu Daya yang bisa menghasilkan energi gerak, dan juga
energi yang lainnya. Daya untuk menjalankan suatu peralatan elektronik bisadiperoleh
dari berbagai sumber listrik. Baterai bisa menciptakan suatu ggl dc dengan adanya reaksi
kimia. Foton dari cahaya atau panas yang bersumber dari matahari bisa diubah menjadi
sebuah energi listrik dc oleh sel-foto (photocell). Catu daya merupakan suatu alat listrik
yang bisa menyediakan energi listrik untuk suatu perangkat elektronik atau yang lainnya.
Sel bahan bakar berfungsi menggabungkan gas hidrogen dan oksigen dalam sebuah
elektrolit agar menghasilkan ggl dc. Sebuah mesin yang menggunakan bahan bakar fosil
atau air terjun agar bisa memutar generator dc atau generator Ac. Power supply atau catu
daya merupakan sebuah peralatan penyedia tegangan listrik atau

18
sumber daya untuk sebuah peralatan elektronika dengan prinsip mengubah tegangan
listrik yang tersedia dari jaringan distribusi transmisi listrik ke level yang diinginkan
sehingga berimplikasi pada pengubahan daya listrik.

Gambar 2.4 Catu Daya

2.2.14 Sensor Arus ACS712

ACS712 merupakan sebuah Hall Effect current sensor. Hall effect allegro
ACS712 adalah sensor yang presisi untuk sensor arus AC atau DC dalam sebuah
pembacaan arus pada dunia otomotif, industri, komersil serta pada sistem-sistem
komunikasi. Pada umumnya media sensor ini biasanya umum digunakan sebagai
komponen dalam mengontrol motor, mendeteksi beban listrik, switched-mode power
supplies serta sebagai proteksi dari beban berlebih, bentuk fisik dari sensor arus ACS712
dapat dilihat pada gambar 2.4 di bawah ini.

Gambar 2.5 Sensor Arus ACS712

Sensor ini mempunyai kemampuan pembacaan dengan ketepatan yang tinggi,

19
karena didalam komponen tersebut mempunyai rangkaian low-offset linear Hall dengan
satu lintasan yang terbuat dari tembaga. Cara kerja sensor ini ialah arus yang dibaca
mengalir melalui kabel tembaga yang ada didalamnya sehingga menghasilkan medan
magnet yang di kemudian tangkap oleh integrated Hall IC lalu diubah menjadi tegangan
proporsional. Ketelitian dalam pembacaan pada sensor maksimalkan dengan cara
pemasangan komponen yang terdapat didalamnya diantara penghantar yang
menghasilkan medan magnet dengan hall transducer dengan kondisi berdekatan.
Samanya dengan, tegangan proporsional yang rendah akan menstabilkan Bi CMOS Hall
IC yang terdapat didalamnya yang sudah dibuat untuk ketelitian yang tinggi oleh pabrik.

2.2.15 Spesifikasi Sensor Arus ACS712

1. Total kesalahan output 1,5% pada suhu kerja TA= 25°C.

2. Tahanan konduktor internal 1,2 mΩ.

3. Tegangan isolasi minimum 2,1 kVRMS antara pin 1-4 dan pin 5-8.

4. Tegangan kerja 5 VDC.

5. Maksimal pengukuran: 5 A.

6. Tegangan offset keluaran yang sangat stabil.

7. Hysterisis akibat medan magnet mendekati nol.

8. Tegangan output proporsional terhadap input arus AC atau DC.

9. Rise time output = 5 μs.

10. Bandwidth sampai dengan 80 kHz

11. Sensitivitas output 185 mV/A.

12. Mampu mengukur arus AC atau DC hingga 5 A.

2.2.16 LCD (Liquid Cristal Display) 2x16

LCD (Liquid Cristal Display) merupakan sebuah display yang terbuat dari bahan
cairan kristal dengan pengoprasiannya yang menggunakan sistem dot matriks. LCD
banyak digunakan untuk display dari alat-alat elektronika seperti jam digital,
multitester digital, kalkulator dan lain sebagainya.

LCD juga bisa dengan mudah dihubungkan dengan mikrokontroler ARM

20
NUC120. Pada tugas akhir ini LCD yang digunakan ialah LCD 2x16, lebar display 2
baris 16 kolom. Bentuk LCD 2x16 dapat dilihat pada gambar 2.6.

Gambar 2.6 Liquid Cristal Display (LCD) 2x16

LCD (Liquid Cristal Display) sudah dilengkapi dengan perangkat kontrolnya


sendiri yang menyatu pada LCD sehingga mampu memudahkan dalam
mengaplikasikannya, kita hanya tinggal menyesuaikan data pin LCD tersebut dengan
mikrokontroler.

2.2.17 Karakteristik LCD (liquid Cristal Display)

1. Memiliki kemampuan penulisan dengan 8 bit maupun dengan 4 bit.

2. Dibangun dengan osilator lokal.

3. Tegangan untuk mensupplay LCD sebesar 5 volt.

4. Karakter tampilan pada LCD akan otomatis reset ketika tegangan dihidupkan.

5. LCD dapat bekerja pada suhu 0°C sampai 55°C.

6. Pada modul LCD terdapat 16 x 2 karakter huruf sebagai indikator tampilan.

7. Setiap huruf pada modul LCD terdiri dari 5x7 dot-matrix cursor.

8. Terdapat 192 macam karakter.

9. Terdapat 80 x 8 bit display RAM (maksimal 80 karakter).

21
2.2.18 Inter Integrated Circuit (12C)
Inter Integrated Circuit atau yang biasanya disebut I2C merupakan standar
komunikasi serial dua arah dengan menggunakan dua saluran yang didesain khusus agar
dapat mengirim ataupun menerima data. I2C adalah bus standar yang sudah didesain oleh
Philips pada awal tahun 1980-an agar dapat memudahkan komunikasi antara komponen
pada sebuah rangkaian. I2C adalah singkatan dari Inter IC atau komunikasi antar IC, dan
sering disebut juga IIC atau I2C.

Pada mulanya, kecepatan suatu komunikasi maksimumnya atur pada angka


100kbps dikarenakan pada mulanya kecepatan yang tinggi belum terlalu dibutuhkan pada
transmisi data. Untuk yang membutuhkan kecepatan tinggi, ada mode 400kbps dansejak
1998 ada mode kecepatan tinggi 3,4Mbps. I2C tidak hanya digunakan padakomponen
yang terletak pada satu board, tetapi juga digunakan untuk menghubungkan komponen
yang terhubung melalui kabel

Kesederhanaan dan fleksibilitas merupakan ciri utama dari I2C, kedua hal
tersebut membuat bus ini mampu menarik penggunaanya dalam berbagai aplikasi.

Fitur-fitur signifikan dari bus ini adalah :

1. Hanya 2 jalur/kabel yang dibutuhkan.

2. Tidak ada aturan baud rate yang ketat seperti pada RS232, di bus ini IC yangberperan
sebagai master akan mengeluarkan bus clock.

3. I2C merupakan bus yang mendukung multi-master yang mempunyai kemampuan


arbitrasi dan pendeteksi tabrakan data.

4. Hubungan master/slave berlaku antara komponen satu dengan yang lain, setiap
perangkat yang terhubung dengan bus mempunyai alamat unik yang diset melalui
software.

5. IC yang berperan sebagai master mengontrol seluruh jalur komunikasi dengan


mengatur clock dan menentukan siapa yang menggunakan jalur komunikasi. Jadi IC
yang berperan sebagai slave tidak akan mengirim data kalau tidak diperintah oleh
Master.

22
Gambar 2.7 Inter Integrated Circuit (12C)

2.2.19 Modul Relay

Modul relay dapat digunakan sebagai saklar untuk mengendalikan ON / OFF


berbagai peralatan elektronik. Kendali ON / OFF switch (relay), ditentukan dari nilai
output sensor yang digunakan, setelah selesai diproses Mikrokontroler akan memberikan
instruksi kepada relay agar melakukan perintah ON / OFF.

Modul relay ialah komponen elektronik berupa saklar elektronik yang


digerakkan oleh arus listrik. Secara prinsip, relay merupakan tuas saklar dengan lilitan
kawat pada batang besi (solenoid) di dekatnya, ketika solenoid dialiri arus listrik, tuas
akan tertarik karena adanya gaya magnet yang terjadi pada solenoid sehingga kontak
saklar akan menutup. Pada saat arus dihentikan, gaya magnet akan hilang, tuas akan
kembali keposisi semula dan kontak saklar kembali terbuka.

Gambar 2.8 Modul Relay

23
Modul relay digunakan untuk menggerakkan arus/tegangan yang besar
(misalnya peralatan listrik 4 A/AC 220V) dengan memakai arus/tegangan yang kecil
(misalnya 0.1 A/12 volt DC). Modul relay adalah komponen listrik yang bekerja
berdasarkan prinsip induksi medan elektromagnetis. Jika sebuah penghantar sialiri oleh
arus listrik, maka disekitar penghantar tersebut timbul medan magnet. Medan magnet
yang dihasilkan oleh arus listrik tersebut selanjutnya diinduksikan ke logam
ferromagnetis.

2.2.20 Prinsip Kerja Modul Relay

Prinsip kerja sama dengan kontraktor magnet yaitu sama-sama berdasarkn


kemagnetaan yaang dihasilkan oleh kumparan coil, jika kumparan coil tersebut diberi
sumber listrik. Berdasarkan sumber listrik yang masuk maka relay dibagi menjadi 2
macam yaitu relay DC dan relay AC, besar tegangan DC yang masuk pada coil relay
bervariasi sesuai dengan ukuran yang tertera pada body relay tersebut diantaranya relay
dengan tegangan 6 Volt, 12 Volt, 24 Volt, 48 Volt, sedangkan untuk tegangan AC sebesar
220 Volt.

Relay terdiri dari coil dan contact, coil adalah gulungan kawat yang mendapat
arus listrik, sedangkan contact adalah sejenis saklar yang pergerakannya tergantung dari
ada tidaknya arus listrik di coil. Contact ada 2 jenis : Normally Open (kondisi awal
sebelum diaktifkan open), dan Normally Closed (kondisi awal sebelum diaktifkan close).
Secara sederhanya berikut ini prinsip kerja dari relay :

ketika coil mendapaat listrik (energized), akan timbul gaya elektromagnet yang
akan menarik armature yang berpegas, dan contact akan menutup.

2.2.21 ESP2866 NodeMCU

NodeMCU adalah sebuah platform IoT yang bersifat opensource, artinya


banyak produsen yang bebas untuk memproduksi dan mengembangkannya. Didalam
NodeMCU terdapat perangkat keras berupa system on chip ESP8266. NodeMCU pada
dasarnya merupakan pengembangan dari ESP8266 dengan firmware berbasis e-Lua.
Dilengkapi dengan micro USB port yang berfungsi sebagai jalur antarmuka untuk
pemrograman maupun power supply.

24
Selain itu, pada NodeMCU terdapat tombol (push button), yaitu tombol reset
dan flash. NodeMCU menggunakan bahasa pemrograman Lua yang merupakan
package dari ESP8266. Bahasa Lua memiliki logika dan susunan pemograman yang
sama dengan bahasa c, hanya berbeda syntax. Jika ingin menggunakan bahasa Lua,
maka harus menggunakan tool Lua loader dan Lua uploader.

NodeMCU juga dapat diprogram menggunakan software Arduino IDE, dengan


melakukan sedikit perubahan di board manager pada software Arduino IDE. Sebelum
menggunakan board ini, harus dilakukan flash firmware terlebih dahulu, agar dapat
mendukung tool yang hendak digunakan. Jika menggunakan Arduino IDE, firmware
yang dipakai adalah AT-Command keluaran dari AI-Thinker. Untuk penggunaan tool
loader, firmware yang digunakan adalah firmware NodeMCU.

Gambar 2.9 ESP2866 NodeMCU

2.2.22 Proteksi Sistem Tenaga Listrik


Sistem proteksi yang digunakan untuk peralatan listrik yang berada dalam suatu
sistem tenaga listrik, seperti generator, trafo jaringan, dan lain-lain, terhadap situasi
abnormal pada fungsi sistem itu sendiri.

Proteksi transmisi tenaga listrik adalah proteksi yang diterapkan pada peralatan
listrik yang berada di dalam suatu transmisi tenaga listrik untuk memperlancar penyaluran
tenaga listrik dari suatu pembangkit ke saluran tenaga listrik.

Dimungkinkan untuk mengirimkan daya (gardu distribusi) ke konsumen dengan


cara yang aman. Perlindungan diberikan pada transmisi tenaga listrik sehingga peralatan
yang terkait dengan transmisi tenaga listrik tidak akan hancur jika terjadi gangguan.
Termasuk saat perawatan sedang dilakukan. Pekerja dapat melakukan perawatan pada
transmisi tenaga listrik pada keadaan tegangan tinggi jika proteksi berfungsi. Jika terjadi
gangguan selama pemeliharaan, maka pengamanan yang ditetapkan harus melindungi
sistem dan orang yang melakukan pemeliharaan.

25
Kondisi tidak normal itu dapat berupa antara lain:
- Hubung singkat
- Tegangan rendah
- Beban lebih
- Frekuensi system rendah
- Asinkron
- Dan lain-lain

2.2.23 Fungsi Proteksi


Proteksi berfungsi sebagai berikut:
1. Untuk mencegah atau mengurangi kerusakan perangkat yang disebabkan oleh
gangguan (kondisi operasi sistem yang tidak normal). Semakin cepat reaksi perangkat
pelindung, semakin sedikit interferensi yang akan berdampak pada kemungkinan
kerusakan peralatan.
2. Untuk meminimalkan area yang terkena dampak secepat mungkin
3. Mampu menyediakan layanan tenaga listrik dengan keandalan konsumsi yang tinggi
serta tenaga listrik yang berkualitas.
4. Untuk melindungi individu dari ancaman yang ditimbulkan oleh listrik.

Pengetahuan tentang arus yang dihasilkan oleh berbagai jenis gangguan di


lokasi sangat penting untuk operasi yang efisien dari sistem proteksi. Operator yang
mendeteksi gangguan pada sistem diharuskan untuk segera mengaktifkan sirkuit yang
diperlukan melepaskan sistem yang tidak berfungsi atau putuskan generator dari jaringan
yang tidak berfungsi. Cukup sulit bagi operator untuk memantau potensi gangguan secara
manual dan mengidentifikasi CB mana yang diaktifkan untuk mengisolasinya.
Mengingat arus gangguan yang cukup signifikan, perlindungan segera
diperlukan. Ini membutuhkan peralatan yang dapat mengidentifikasi situasi yang
menyimpang ini dan memerintahkan sirkuit yang relevan untuk memutuskan sirkuit. Alat
ini disebut relay.
Perlindungan dan pemutusan otomatis dari sirkuit yang terhubung melayani
dua tujuan utama:
1. Isolasi peralatan yang tidak berfungsi sehingga komponen yang tersisa dapat terus

26
bekerja secara normal.
2. Meminimalkan kerusakan peralatan yang disebabkan oleh panas berlebih dan juga
kekuatan mekanis.
Sistem proteksi mengacu pada kerjasama antara relai dan pemutus sirkuit (CB)
dalam mengawasi dan memutuskan gangguan. Mempertahankan alur kerja maksimum
yang aman membutuhkan banyak pertimbangan. Jika arus kerja melebihi batas aman yang
ditentukan dan tidak ada proteksi atau jika proteksi lemah atau tidak efisien, situasinya
tidak normal dan akan terjadi kerusakan isolasi.
Kenaikan arus yang berlebihan mengakibatkan rugi-rugi daya yang berlebihan
pada penghantar. Sehingga didapat dampak pemanasan sebanding dengan kuadrat arus:
H = I2 Rt Joules
di mana:
H = Panas yang dihasilkan (Joule)
I = Arus Konduktor (ampere)
R = Tahanan Konduktor (ohm)
t = Waktu atau lamanya arus yang mengalir (detik)
Proteksi harus mampu menghentikan arus gangguan sebelum mencapai tingkat
yang membahayakan. Sirkuit dapat dilindungi oleh sekering atau pemutus sirkuit.
Proteksi juga harus mampu menghilangkan interferensi tanpa mengorbankan
integritasnya sendiri. Pemilihan peralatan proteksi harus sesuai dengan kapasitas arus
hubung singkat "kapasitas putus" atau Kapasitas Pengganti untuk tujuan ini.

Selain itu, perlindungan yang diperlukan harus memenuhi kondisi berikut:


1. Sekering atau pemutus arus harus mampu mengalirkan arus nominal secara terus-
menerus tanpa panas berlebih.
2. Sedikit kelebihan beban pada interval singkat seharusnya tidak memicu mesin untuk
beroperasi.
3. Perlindungan harus berfungsi bahkan pada beban lebih kecil, tetapi cukup lama untuk
menghasilkan panas berlebih di sirkuit konduktor.
4. Proteksi harus membuka sirkit sebelum terjadinya kerusakan yang disebabkan oleh
arus gangguan.
5. Proteksi harus dapat bertindak "diskriminatif" semata-mata pada sirkuit yang
terganggu, yang diisolasi dari sirkuit lain yang tetap beroperasi.

Perlindungan kelebihan beban dibuat jika sirkuit listrik selalu terputus sebelum
27
terlalu panas. Dalam hal ini, aksi beban lebih jauh lebih lama dan memiliki hubungan
terbalik dengan kuadrat arus.
Jika aksi sekering atau pemutus sirkuit cukup cepat untuk membuka sirkuit
sebelum arus mencapai nilai destruktif karena panas berlebih, lengkung, atau tekanan
mekanis, pencegahan gangguan hubung singkat tercapai.

2.2.24 Persyaratan Kualitas Proteksi


Beberapa persyaratan untuk merencanakan sistem proteksi secara efektif,
sejumlah faktor harus diperhitungkan, termasuk yang berikut:

1. Selektivitas dan Diskriminasi

Efisiensi suatu sistem proteksi ditentukan oleh kapasitas sistem untuk mengisolasi
komponen yang mengalami gangguan.
2. Stabilitas
Sifat yang tetap tidak efektif jika terjadi gangguan di luar zona proteksi (outside
disorder).
3. Kecepatan Operasi
Karakteristik ini semakin nyata: semakin lama arus gangguan terus mengalir, semakin
besar kerusakan peralatan. Sebelum generator yang terhubung secara sinkron
kehilangan sinkronisasi dengan sisa sistem, penting untuk membuka komponen yang
terganggu. Waktu bebas gangguan standar dalam sistem tegangan tinggi adalah 140
milidetik. Di masa depan, periode ini akan dikurangi menjadi 80 milidetik, sehingga
diperlukan relai yang sangat cepat (relai kecepatan sangat tinggi)
4. Sensitivitas (kepekaan)
Ini adalah arus gangguan yang diperlukan agar alat berfungsi. Angka ini dapat
dilaporkan sebagai arus jaringan aktual (arus primer) atau sebagai proporsi dari arus
sekunder (transformator arus).
5. Pertimbangan ekonomis
Karena banyaknya penyulang, transformator, dll., elemen ekonomi dari sistem hampir
melebihi aspek teknis, asalkan kriteria keselamatan minimum terpenuhi. Dalam sistem
transmisi, komponen teknologi justru menjadi hal yang krusial. Proteksi agak mahal,
tetapi begitu juga sistem atau peralatan yang dilindungi, dan kelanjutan dari peralatan
sistem sangat penting. Biasanya, dua mekanisme perlindungan yang berbeda
digunakan, yang disebut perlindungan primer dan

28
perlindungan sekunder.
6. Realiabilitas (Keandalan)
Alasan utama untuk " outage" sirkuit adalah bahwa perlindungan tidak berfungsi
sebagaimana mestinya (operasi yang salah).
7. Proteksi Pendukung
Perlindungan cadangan adalah struktur yang sepenuhnya independen yang berfungsi
untuk menghilangkan komponen yang tidak berfungsi.
Jika proteksi primer gagal berfungsi (fail). Sistem pendukung ini semandiri
mungkin, dengan transformator dan relai sendiri, dari sistem proteksi primer. Biasanya,
keduanya hanya berbagi CB tripping dan transformator tegangan.
Setiap sistem perlindungan utama melindungi bagian atau zona yang berbeda
dari jaringan listrik. Sebuah wilayah kecil mungkin tidak dilindungi antara zona tetangga,
seperti antara transformator arus dan pemutus sirkuit. Dalam keadaan ini, sistem
pencadangan jarak jauh akan memberikan perlindungan karena ditumpuk denganzona
utama

29
BAB III
METODE PENELITIAN

3.1 Tempat dan Waktu Penelitian


Adapun tempat penelitian di rumah penulis sehingga data-data mudah didapat
oleh penulis dan gambaran umum prosedur kegiatan.

3.2 Desain Penelitian


Perancangan system proteksi arus lebih berbasis Arduino uno sebagai pelindung
peralatan elektronik pada rumah tangga. Pengujian dilakukan dengan menggunakan
metode yang diuraikan dalam diagram alur di bawah ini:

Gambar 3 1 Diagram Alir Penelitian

Alur program dalam sistem proteksi tenaga listrik, diawali dengan eksekusi program
awal. Program awal yang dijalankan akan menentukan variabel-variabel yang digunakan,
seperti sensor, relay, LCD, dll. Selanjutnya program akan menginput

30
besarnya batas proteksi daya yang ditentukan, menghitung daya yang digunakan pada
beban, dan membuat perbandingan antara batas-batas tersebut. melindungi daya dan daya
pada beban; jika daya antara keduanya sama, arus beban akan terputus menggunakan
relai; jika daya antara keduanya tidak sama, proses perhitungan dayaakan diulang.

3.3 Metode Pengumpulan Data


Penelitian ini menggunakan metodologi eksperimen. Pendekatan eksperimental
melibatkan pengujian langsung dari sensor yang digunakan, khususnya sensor arus dan
sensor tegangan.

a) Pengujian Sensor Arus


1) Sediakan power supply
2) Gunakan konektivitas serial untuk unggahan program Arduino
3) Siapkan listrik 1 fasa 2 kawat (220-240)
4) Sediakan Avometer / multitester
5) Lakukan pengukuran arus dengan menggunakan alat yang sudah dibuat
dan Avometer
6) Catat nilai yang didapat dari kedua pengukuran tersebut

3.4 Metode Analisis Data


Membandingkan dari hasil kedua pengukuran yaitu menggunakan alat dan
menggunakan Avometer serta mencatat eror (selisih) dari pengukuran tersebut agar
didapat kesalahan dari pengukuran tersebut. Terdapatnya sebuah hasil pembacaan yang
berbeda diakibatkan dari tingkat ketelitian pembacaan alat ukur dan sensor tegangan yang
berbeda.

3.5 Jadwal Penelitian


Jadwal penelitian dilakukan tentative pada bulan Februari – Juni pada tahun
2022 di tempat penulis.

31
BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN

4.1. Hasil
Hasil penelitian merupakan suatu konsep pemantauan penggunaan energi listrik
menggunakan sebuah alat ukur energi berbasis smartphone. Konsep yang dibuat adalah
mengukur parameter dasar listrik yaitu arus serta mengolahnya secara digital lalu kemudian
dikirimkan ke smartphone via internet. Pada umumnya pengukuran energi listrik
konvensional yaitu KWH Meter masih menggunakan metode analog yaitu denganinduksi
medan listrik. KWH Meter analog ini sangat tidak memungkinkan untuk dipantau dari
jauh. Untuk itu dibutuhkan suatu konsep baru untuk merealisasikan sistem IoT misalnya
dengan membuat sistem pengukuran energi digital dengan komponen-komponen
elektronik. Dengan data digital maka pengolahan dan pemantauan dapat direalisasikan.
Konsep baru ini memberikan banyak keuntungan antara lain komponen yang lebih murah
dengan ketelitian yang tinggi serta kalibrasi yang sederhana.
Penelitian penulis ini bertujuan guna menghasilkan dan mengetahui kemampuan
kerja salah satu alat alternatif dalam sistem proteksi pada perangkat elektronik rumah
tangga. Dengan digunakannya pengendalian mikrokontroller serta komunikasi data dua
arah dengan aplikasi blynk (terdapat di android dan IOS) diharapkan akan mempermudah
dalam proses monitoring serta pengamanan pada saat peralatanelekrtonik rumah tangga
terjadi gangguan.
Dalam perancangan alat terdapat dua bagian penting yang mendukung fungsi
sistem pada saat alat beroperasi, yaitu bagian yang perama adalah hardware yang terdiri
dari komponen-komponen alat, diantaranya : a) Arduino UNO ATmega328. b) Modul Wifi
ESP2866. c) Sensor Arus ACS712. d) Modul Relay 4 Channel. e) LCD. Kemudianbagian
kedua yaitu bagian software yang terdiri program pada mikrokontroller (ArduinoIDE) dan
program pada aplikasi yang tersedia android dan IOS blynk.
Hasil dari perancangan alat sistem proteksi arus lebih pada perangkat elektronik
rumah tangga ini menghasilkan alat yang bisa memonitor arus yang mengalir secara
realtime saat beroperasi. Alat ini juga dapat mematikan alat elekronik jika dalam keadaan
beroperasi arus melebihi batas normal (overcurrent). Adapun hasil rancang bangun alat
sistem proteksi arus lebih ini ditunjukkan seperti gambar dibawah ini:

32
Gambar 4.1 Rangkaian Alat Proteksi

Ada juga program untuk Arduino yang sudah di rancang sebelumnya pada Arduino IDE.
Program dari Arduino adalah sebagai berikut:

Gambar 4.2 Program Arduino


33
Gambar 4.3 Program Arduino

Gambar 4.4 Program Arduino

34
Gambar 4.5 Program Arduino

Gambar 4.6 Program Arduino

35
Gambar 4.7 Aplikasi Blynk

36
4.2. Pembahasan
Pengujian sistem dilakukan setelah semua komponen telah terpasang/terhubung
pada rangkaian utama yaitu mikrokontroler Arduino Uno. Beberapa pengujian yang
dilakukan meliputi pengujian sensor, pengujian kontroler, pengujian hasil kalibrasi dan
output. Pengujian dilakukan dengan mengukur, menghitung dan menganalisa data hasil
pengukuran. Berikut adalah data hasil pengukuran yang dilakukan pada masing-masing
komponen.

4.2.1 Pengujian Mikrokontroller Arduino Uno


Arduino uno adalah mikrokontroler yang bekerja bahasa pemrograman tertentu,
untuk itu arduino hanya dapat diuji dengan memprogramnya terlebih dahulu dan melihat
hasilnya apakah sesuai dengan program atau tidak. Pada pengujian ini Arduino diprogram
untuk memberikan output logika pada port. Setelah itu diukur apakah logika keluaran port
tersebut sesuai dengan program atau tidak. Berikut adalah hasil pengujian yang dilakukan
untuk pengujian tersebut. Algoritma program :
Void setup ()
{
Pinmode(0,Output);digitalWrite(0,LOW);
Pinmode(1,Output);digitalWrite(1,LOW);
Pinmode(2,Output);digitalWrite(2,HIGH);
Pinmode(3,Output);digitalWrite(3, HIGH);
Pinmode(4,Output);digitalWrite(4, LOW);
Pinmode(5,Output);digitalWrite(5, LOW);
Pinmode(6,Output);digitalWrite(6, LOW);
Pinmode(7,Output);digitalWrite(7, HIGH);
Pinmode(8,Output);digitalWrite(8,LOW);
Pinmode(9,Output);digitalWrite(9,HIGH);
Pinmode(10,Output);digitalWrite(10,LOW);
Pinmode(11,Output);digitalWrite(11,HIGH);
Pinmode(12,Output);digitalWrite(12,LOW);
}

37
Setelah diunggah pada board arduino kemudian dijalankan dan diukur, maka
hasil pengukuran tiap pin adalah sebagai berikut:

Tabel 4.1 Hasil Pengukuran Pin Arduino Uno

Pin Vout(V)
0 0,01
1 0,01
2 4,99
3 5,00
4 0,00
5 0,01
6 0,00
7 5,01
8 0,01
9 4,99
10 0,01
11 5,00
12 0,02
Vcc 3,30

Hasil pengukuran dinyatakan sesuai yaitu pada setiap pin mempunyai nilai
output sehingga dapat disimpulkan bahwa Arduino telah bekerja sesuai program
yang dibuat.

Gambar 4.8 Pengukuran Pin Arduino Uno

38
4.2.2 Pengujian Sensor Arus ACS712
Pengujian dilakukan dengan mengukur arus yang mengalir pada sensor, dan
mengukur output tegangan sensor. Masukan sensor adalah arus beban yang melalui
kumparan sensor. Sedangkan output sensor adalah besar tegangan yang dihasilkan oleh
sensor akibat beban tersebut.Tabel berikut adalah hasil pengukuran arus dan tegangan
keluaran sensor, dari data tersebut dapat dicari karakteritik sensor dan konstanta
kalibrasinya. Pengujian menggunakan beban linear yaitu lampu pijar 100 Watt sebanyak
10 buah yang dihidupkan satu persatu pada tegangan 220V.

Tabel 4.2 Data Pengukuran Sensor Arus ACS712


Arus (A) Vout (V) Jumlah Lampu Daya Terukur
(w)
0,45 0,16 1 100,1
0,91 0,54 2 200,9
1,35 0,96 3 301,1
1,81 1,34 4 401,2
2,25 1,74 5 499,8
2,69 2,07 6 600,2
3,15 2,45 7 699,7
3,51 2,74 8 800,1
3,91 3,12 9 900,3
4,49 3,49 10 1000,1

Data keluaran tegangan tersebut kemudian dikonversi ke digital oleh adc, yang
ada pada atmega 328. Dengan persamaan berikut dapat dihitung data hasil konversi.
Data adc = Vout/Vref x 1023;
Dimana : Vref = 5V
dan : 1023 adalah jumlah kombinasi 10 bit dari biner.
Misalkan Vout sensor : Vout = 0,16Vmaka: Data = 0,16V/5V x 1023 = 32
Untuk mencari konstanta kalibrasi dapat dilakukan dengann rumusperbandingan yaitu:
K = Data ADC/arus sebenarnya

39
Untuk itu ,maka:
K1 = 32/0,45A = 71/A.
Oleh karena itu misalkan data yang terbaca oleh sensor adalah 100 satuan data
maka arus dapat dihitung sebagai berikut:
I = data /K;
I = 100/71;
I = 1,40 A

Gambar 4.9 Pengukuran Output Sensor Arus ACS712

4.2.3 Pengujian Display LCD (Liquid Cristal Display)

Pengujian display LCD dilakukan dengan membuat program yang dibuat khusus
untuk menampilkan sebuah pesan pada LCD tersebut. Program dibuat dengan bahasa
C, kemudian diunggah pada kontroler. Berikut adalah list program yg dibuat untuk
pengujian tersebut.
Init_lcd();
while(1)
{
lcd_clear();
lcd_putsf("Rancangan Alat");
lcd_gotoxy(0,1);
lcd_putsf(" PEMANTAU ENERGI ");
}

40
Setelah diunggah dan dijalankan pada kontroler , maka pada display LCD akan
muncul kata " Rancangan Alat" pada baris pertama dan " PEMANTAU ENERGI "pada baris
kedua, kemudian berkedip secara teratur. Dengan tampilan seperti itu maka pengujian
display LCD telah telah bekerja dengan baik sesuai dengan yang diprogramkan.

Gambar 4.10 Hasil Pengujian Display (Liquid Cristal Display

4.2.4 Pengujian pada Alat Proteksi


Pengujian alat proteksi dilakukan dengan menggunakan beberapa beban yang
dimana akan dilakukan 2 pengukuran. Pengukuran yang pertama dilakukan menggunakan
multitester pada beban yang terhubung dengan alat (sebagai arus 1 pada tabel pengukuran)
dan yang kedua yaitu pengukuran langsung pada alat yang hasilnya bisa kita lihat pada LCD
ataupun aplikasi Blynk (sebagai arus 2 pada tabel pengukuran). Kemudian hasil dari kedua
pengukuran tersebut akan terukur berapa selisih hasil dari kedua pengukuran tersebut.
Pengujian dilakukan terhadap 7 beban dan berikut adalah tabel hasil pengujian:

Tabel 4.3 Data Pengukuran Alat Proteksi


Beban Arus1(A) Arus2(A) Selisih(A) Daya(W)
Pengisi Daya Telepon
0,4 0,3 0,1 8,39
1
Pengisi Daya Telepon
0,3 0,4 0,1 3,36
2
Pengisi Daya Telepon
0,2 0,1 0,1 4,15
3
Pengisi Daya Telepon
0,4 0,2 0.2 5,72
4
Pengisi Daya
0,3 0,3 0 4,91
Earphone Bluetooth
Pengisi Daya Laptop 0,15 0,13 0,2 31,38
Dispenser Air 0,98 1 0,2 300,54

41
BAB V
PENUTUP

5.1 Kesimpulan
Bedasarkan hasil dari penelitian yang dibahas pada tugas akhir ini, maka dapat
disimpulkan:
1. Alat dari hasil rancang bangun bisa bekerja dengan baik, dimana sensor ACS712-5A
bisa digunakan dalam pengukuran arus AC berbasis arduino UNO, selama
pengukuran arusnya (dari beban yang digunakan) berada dibawah 5(lima) ampere,
modul relay bisa dengan cepat memutus rangkaian apabila arus melebihi batas normal
atau overload sesuai dengan apa yang sudah di program dalam arduino UNO , LCD
menampilkan data hasil pengukuran arus dari sensor ACS712-5A.
2. Menggunakan sistem monitoring Arus secara online yang berbasis IoT dengan
menggunakan ESP8266 NodeMCU V3 sebagai komponen penghubung dari arduino
UNO ke jaringan internet dan juga dapat terhubung dengan internet agar bisa
mengirimkan data dari hasil pengukuran ke aplikasi yaitu Blynk.
3. Nilai arus yang ditampilkan pada aplikasi blynk sama dengan nilai arus yang
ditampilkan oleh LCD dan juga Perbedaan antara pembacaan di multitester digital dan
sensor ACS712-5A kurang lebih dari 0,5 Ampere.

5.2 Saran
Berikut adalah beberapa proposal untuk studi terkait pengembangan berdasarkan
hasil penelitian sebelumnya:

1. Dapat dilakukannya penambahan sensor tegangan dalam pengukuran dan rancang


bangun serta program pengukuran tegangan dan penambahan program sistem
proteksi pada tegangan, sehingga bisa digunakan sebagai landasan sistem proteksi
pada kasus overvoltage atau undervoltage.

42
DAFTAR PUSTAKA

[1]. Andi Andriansyah & Oka Hidyatama. (2017). Rancang Bangun Prototipe Elevator
Menggunakan Mikrokontroller. Jurnal Teknologi Elektro Universitas Mercu Buana.

[2]. Muhammad Taif, M Yunus Hi Abba, & Moh.Jamil (2019). Penggunaan Sensor
ACS712 dan Sensor Tenaga Untuk Pengukuran Jatuh Tegangan Tiga Fasa Berbasis
Mikrokontroler dan Modul GSM Shield. Jurnal PROtek Vol.6 Universitas Khairun
Ternate

[3]. Trias Prima Satya, Fitria Puspa Sari, Hristina Prisyanti, & Elisabeth Ruthma Meilani
Saragih (2020). Perancangan dan Analisa Sistem Alat Ukur Arus Menggunakan
Sensor ACS712 Berbasis Arduino Uno Dengan Standard Clampmeter. Jurnal
Simetris Vol.11 Universitas Gadjah Mada

[4]. Sutarsi Suhaeb, S.T., M.Pd., Yasser Abd Djawad, S.T., M.Sc., Ph.D., Dr.Hendra Jaya
S.Pd., M.T., Ridwansyah, S.T., M.T., Drs.Sabran, M.Pd., & Ahmad Risal A.Md.
Buku Ajar Mikrokontroler dan Interface. Universitas Negeri Makassar.

[5]. Drs. F.J. Tasiam, M.Pd (2017) Proteksi Sistem Tenaga Listrik. TEKNOSAIN
Yogyakarta.
[6]. Robby Yuli Endra, Ahmad Cucus, Freddy Nur Affandi, M. Bintang Syahputra (2019).
Model Smart Room Dengan Menggunakan Mikrokontroler Untuk Efisiensi Sumber
Daya. JIST Vol.10 Universitas Bandar Lampung.

[7]. Mario, Boni P. Lapanporo, Muliadi (2018). Rancang Bangun Sistem Proteksi dan
Monitoring Penggunaan Daya Listrik Pada Beban Skala Rumah Tangga Berbasis
Mikrokontroler ATMega328P. Prisma Fisika Vol.VI No.1 Universtias Tanjungpura.

[8]. Marlinda Yuspita Ningsih, Adam (2018). Rancang Bangun Sistem Proteksi Beban Lebh
pada Perangkat Elektronik Berbasis Arduino. SNIT Politeknik Negeri Bengkalis.

[9]. Syafruddin R, Givy Devira Ramady, Hemawaty, Ryan Ristiadi Hudaya (2021).
Rancang Bangun Sistem Proteksi Daya Listrik Menggunakan Sensor Arus dan
Tegangan Benrbasis Arduino. Isu Teknologi STT Mandala Vol.16 No.1.

[10] Hadi Prayoga, Herri Gusmedi, Yulliarto Raharja (2018). Prototype Proteksi Arus

43
Lebih Menggunakan Current Transformator Berbasis Mikrokontroller ATMega32.
Jurnal Rekayasa dan Teknologi Elektro Universitas Lampung.

[11]. Plasidius Y,M Bate, Anggri Sertika Wiguna, Danang Aditya Nugraha (2020). Sistem
Penjemuran Otomatis Menggunakan Arduino Uno R3 Dengan Pendekatan Metode
Fuzzy. Kurawal Jurnal Teknologi, Informasi dan Industri Vo.3 No.1.

[12]. Anip Febtriko (2017). Sistem Kontol Peternakan Ikan Dengan Menggunakan
Mikrokontroller Berbasis Arduino. Jurnal Teknologi dan Sistem informasi Universitas
Abdurrab.

[13]. Destiarini, Pius Widya Kumara (2019). Robot Line Berbasis Mikrokontroller Arduino
Uno ATMega328. Jurnal Informatika Vol.5 No.1 Universitas Baturaja.

[14]. Bahrin (2017). Sistem Kontrol Penerangan Menggunakan Arduino Uno Pada
Universitas Ichsan Gorontalo. Jurnal Ilmiah Vol.9 No.3 Universitas Ichsan Gorontalo.

[15]. Prio Handoko (2017). Sistem Kendali Perangkat Elektronika Monolitik Berbasis
Arduino Uno R3. Jurnal Seminar Nasional Sains dan Teknologi 2017 Universitas
Muhammadiyah Jakarta.

44
Daftar Riwayat Hidup

a. Data personal

NIM : 201971118
Nama : Muyes Saroh
Tempat/Tgl. Lahir Jakarta, 23Februari 2000
Jenis Kelamin Perempuan
Agama Islam
Status Perkawinan Belum Kawin
Program Studi D III Teknologi Listrik
Alamat rumah Jl. Nurul Huda RT01/RW01
Telp/no.hp -/089689153013
Email Muyesaroh2323@gmail.com

Personal web

b. Pendidikan

Jenjang Nama Lembaga Jurusan Tahun lulus


SMA SMKN 53 Jakarta TITL 2018
SMP SMPN 248 Jakarta - 2015
SD SDN 01 Ceng-Tim - 2012

Demikian daftar Riwayat hidup ini dibuat dengan sebenarnya

Jakarta, 18 Maret 2022

Muyes Saroh

45
46
3
The Arduino Uno is a microcontroller board based on the ATmega328 (datasheet). It has 14 digital
input/output pins (of which 6 can be used as PWM outputs), 6 analog inputs, a 16 MHz crystal oscillator, a
USB connection, a power jack, an ICSP header, and a reset button. It contains everything needed to
support the microcontroller; simply connect it to a computer with a USB cable or power it with a AC-to-DC
adapter or battery to get started. The Uno differs from all preceding boards in that it does not use the FTDI
USB-to-serial driver chip. Instead, it features the Atmega8U2 programmed as a USB-to-serial converter.

"Uno" means one in Italian and is named to mark the upcoming release of Arduino 1.0. The Uno and version
1.0 will be the reference versions of Arduno, moving forward. The Uno is the latest in a series of USB
Arduino boards, and the reference model for the Arduino platform; for a comparison with previous versions,
see the index of Arduino boards.
EAGLE files: arduino-duemilanove-uno-design.zip Schematic: arduino-uno-schematic.pdf

Microcontroller ATmega328
Operating Voltage 5V
Input Voltage (recommended) 7-12V
Input Voltage (limits) 6-20V
Digital I/O Pins 14 (of which 6 provide PWM output)
Analog Input Pins 6
DC Current per I/O Pin 40 mA
DC Current for 3.3V Pin 50 mA
32 KB of which 0.5 KB used by
Flash Memory
bootloader
SRAM 2 KB
EEPROM 1 KB
Clock Speed 16 MHz
The Arduino Uno can be powered via the USB connection or with an external power supply. The power
source is selected automatically.

External (non-USB) power can come either from an AC-to-DC adapter (wall-wart) or battery. The adapter
can be connected by plugging a 2.1mm center-positive plug into the board's power jack. Leads from a
battery can be inserted in the Gnd and Vin pin headers of the POWER connector.

The board can operate on an external supply of 6 to 20 volts. If supplied with less than 7V, however, the 5V
pin may supply less than five volts and the board may be unstable. If using more than 12V, the voltage
regulator may overheat and damage the board. The recommended range is 7 to 12 volts.

The power pins are as follows:

 VIN. The input voltage to the Arduino board when it's using an external power source (as opposed to
5 volts from the USB connection or other regulated power source). You can supply voltage through
this pin, or, if supplying voltage via the power jack, access it through this pin.
 5V. The regulated power supply used to power the microcontroller and other components on the
board. This can come either from VIN via an on-board regulator, or be supplied by USB or another
regulated 5V supply.
 3V3. A 3.3 volt supply generated by the on-board regulator. Maximum current draw is 50 mA.
 GND. Ground pins.

The Atmega328 has 32 KB of flash memory for storing code (of which 0,5 KB is used for the bootloader); It
has also 2 KB of SRAM and 1 KB of EEPROM (which can be read and written with the EEPROM library).

Each of the 14 digital pins on the Uno can be used as an input or output, using pinMode(), digitalWrite(), and
digitalRead() functions. They operate at 5 volts. Each pin can provide or receive a maximum of 40 mA and
has an internal pull-up resistor (disconnected by default) of 20-50 kOhms. In addition, some pins have
specialized functions:

 Serial: 0 (RX) and 1 (TX). Used to receive (RX) and transmit (TX) TTL serial data. TThese pins are
connected to the corresponding pins of the ATmega8U2 USB-to-TTL Serial chip .
 External Interrupts: 2 and 3. These pins can be configured to trigger an interrupt on a low value, a
rising or falling edge, or a change in value. See the attachInterrupt() function for details.
 PWM: 3, 5, 6, 9, 10, and 11. Provide 8-bit PWM output with the analogWrite() function.
 SPI: 10 (SS), 11 (MOSI), 12 (MISO), 13 (SCK). These pins support SPI communication, which,
although provided by the underlying hardware, is not currently included in the Arduino language.

 LED: 13. There is a built-in LED connected to digital pin 13. When the pin is HIGH value, the LED is
on, when the pin is LOW, it's off.
The Uno has 6 analog inputs, each of which provide 10 bits of resolution (i.e. 1024 different values). By
default they measure from ground to 5 volts, though is it possible to change the upper end of their range
using the AREF pin and the analogReference() function. Additionally, some pins have specialized
functionality:

 I2C: 4 (SDA) and 5 (SCL). Support I2C (TWI) communication using the Wire library.

There are a couple of other pins on the board:

 AREF. Reference voltage for the analog inputs. Used with analogReference().
 Reset. Bring this line LOW to reset the microcontroller. Typically used to add a reset button to
shields which block the one on the board.

See also the mapping between Arduino pins and Atmega328 ports.

The Arduino Uno has a number of facilities for communicating with a computer, another Arduino, or other
microcontrollers. The ATmega328 provides UART TTL (5V) serial communication, which is available on
digital pins 0 (RX) and 1 (TX). An ATmega8U2 on the board channels this serial communication over USB
and appears as a virtual com port to software on the computer. The '8U2 firmware uses the standard USB
COM drivers, and no external driver is needed. However, on Windows, an *.inf file is required..

The Arduino software includes a serial monitor which allows simple textual data to be sent to and from the
Arduino board. The RX and TX LEDs on the board will flash when data is being transmitted via the USB-to-
serial chip and USB connection to the computer (but not for serial communication on pins 0 and 1).

A SoftwareSerial library allows for serial communication on any of the Uno's digital pins.

The ATmega328 also support I2C (TWI) and SPI communication. The Arduino software includes a Wire
library to simplify use of the I2C bus; see the documentation for details. To use the SPI communication,
please see the ATmega328 datasheet.

The Arduino Uno can be programmed with the Arduino software (download). Select "Arduino Uno w/
ATmega328" from the Tools > Board menu (according to the microcontroller on your board). For details,
see the reference and tutorials.

The ATmega328 on the Arduino Uno comes preburned with a bootloader that allows you to upload new code
to it without the use of an external hardware programmer. It communicates using the original STK500
protocol (reference, C header files).

You can also bypass the bootloader and program the microcontroller through the ICSP (In-Circuit Serial
Programming) header; see these instructions for details.

The ATmega8U2 firmware source code is available . The ATmega8U2 is loaded with a DFU bootloader,
which can be activated by connecting the solder jumper on the back of the board (near the map of Italy) and
then resetting the 8U2. You can then use Atmel's FLIP software (Windows) or the DFU programmer (Mac
OS X and Linux) to load a new firmware. Or you can use the ISP header with an external programmer
(overwriting the DFU bootloader).
Rather than requiring a physical press of the reset button before an upload, the Arduino Uno is designed in a
way that allows it to be reset by software running on a connected computer. One of the hardware flow control
lines (DTR) of the ATmega8U2 is connected to the reset line of the ATmega328 via a 100 nanofarad
capacitor. When this line is asserted (taken low), the reset line drops long enough to reset the chip. The
Arduino software uses this capability to allow you to upload code by simply pressing the upload button in the
Arduino environment. This means that the bootloader can have a shorter timeout, as the lowering of DTR
can be well-coordinated with the start of the upload.

This setup has other implications. When the Uno is connected to either a computer running Mac OS X or
Linux, it resets each time a connection is made to it from software (via USB). For the following half-second or
so, the bootloader is running on the Uno. While it is programmed to ignore malformed data (i.e. anything
besides an upload of new code), it will intercept the first few bytes of data sent to the board after a
connection is opened. If a sketch running on the board receives one-time configuration or other data when it
first starts, make sure that the software with which it communicates waits a second after opening the
connection and before sending this data.

The Uno contains a trace that can be cut to disable the auto-reset. The pads on either side of the trace can
be soldered together to re-enable it. It's labeled "RESET-EN". You may also be able to disable the auto-reset
by connecting a 110 ohm resistor from 5V to the reset line; see this forum thread for details.

The Arduino Uno has a resettable polyfuse that protects your computer's USB ports from shorts and
overcurrent. Although most computers provide their own internal protection, the fuse provides an extra layer
of protection. If more than 500 mA is applied to the USB port, the fuse will automatically break the connection
until the short or overload is removed.

The maximum length and width of the Uno PCB are 2.7 and 2.1 inches respectively, with the USB connector
and power jack extending beyond the former dimension. Three screw holes allow the board to be attached to
a surface or case. Note that the distance between digital pins 7 and 8 is 160 mil (0.16"), not an even multiple
of the 100 mil spacing of the other pins.
Arduino can sense the environment by receiving input from a variety of sensors and can affect its
surroundings by controlling lights, motors, and other actuators. The microcontroller on the board is
programmed using the Arduino programming language (based on Wiring) and the Arduino
development environment (based on Processing). Arduino projects can be stand-alone or they can
communicate with software on running on a computer (e.g. Flash, Processing, MaxMSP).

Arduino is a cross-platoform program. You’ll have to follow different instructions for your personal
OS. Check on the Arduino site for the latest instructions. http://arduino.cc/en/Guide/HomePage

Once you have downloaded/unzipped the arduino IDE, you can Plug the Arduino to your PC via USB cable.

Now you’re actually ready to “burn” your


first program on the arduino board. To
select “blink led”, the physical translation
of the well known programming “hello
world”, select

File>Sketchbook>
Arduino-0017>Examples>
Digital>Blink

Once you have your skecth you’ll


see something very close to the
screenshot on the right.

In Tools>Board select

Now you have to go to


Tools>SerialPort
and select the right serial port, the
one arduino is attached to.
Dimensioned Drawin

0
0

f
48.4
30,48
_ 6,47 1 2,5

L.f) 0,.

..... • •..D,1!.!e omlla111,o v•


"-.:t 00
.......
N (")

-- 0 iiirih 11l ir.o 0


C\I
0-
-.;;t- .. 000
.. . •
',;,
-<-
.....
('J
-.;;t-
"
,;, C;, .. li,li
.... "
0 ('.L ; ,:,

• ;;
Q

;;

Lf)
'!= co
" 0 r,...
" C")
., O O O O O O O Q 0-0 0-10 0 0
..
lIc:i '2 1

2, 18 '
1 7,78
------Be<

35,56

RS RadiospaRes
1. Warranties

1.1 The producer warrants that its products will conform to the Specifications. This warranty lasts for one (1) years from the date of the sale. The
producer shall not be liable for any defects that are caused by neglect, misuse or mistreatment by the Customer, including im proper installation or testing,
or for any products that have been altered or modified in any way by a Customer. Moreover, The producer shall not be liable for any defects that result from
Customer's design, specifications or instructions for such products. Testing and other quality control techniques are used to the extent the producer deems
necessary.

1.2 If any products fail to conform to the warranty set forth above, the producer's sole liability shall be to replace such products. The producer's liability
shall be limited to products that are determined by the producer not to conform to such warranty. If the producer elects to r eplace such products, the
producer shall have a reasonable time to replacements. Replaced products shall be warranted for a new full warranty period.

1.3 EXCEPT AS SET FORTH ABOVE, PRODUCTS ARE PROVIDED "AS IS" AND "WITH ALL FAULTS." THE PRODUCER DISCLAIMS ALL OTHER
WARRANTIES, EXPRESS OR IMPLIED, REGARDING PRODUCTS, INCLUDING BUT NOT LIMITED TO, ANY IMPLIED WARRANTIES OF
MERCHANTABILITY OR FITNESS FOR A PARTICULAR PURPOSE

1.4 Customer agrees that prior to using any systems that include the producer products, Customer will test such systems and the functionality of the
products as used in such systems. The producer may provide technical, applications or design advice, quality characterization, reliability data or other
services. Customer acknowledges and agrees that providing these services shall not expand or otherwise alter the producer's warranties, as set forth
above, and no additional obligations or liabilities shall arise from the producer providing such services.

1.5 The Arduino products are not authorized for use in safety-critical applications where a failure of the product would reasonably be expected to cause
severe personal injury or death. Safety-Critical Applications include, without limitation, life support devices and systems, equipment or systems for the
operation of nuclear facilities and weapons systems. Arduino products are neither designed nor intended for use in military or aerospace applications or
environments and for automotive applications or environment. Customer acknowledges and agrees that any such use of Arduino  products which is solely
at the Customer's risk, and that Customer is solely responsible for compliance with all legal and regulatory requirements in connection with such use.

1.6 Customer acknowledges and agrees that it is solely responsible for compliance with all legal, regulatory and safety-related requirements concerning its
products and any use of Arduino products in Customer's applications, notwithstanding any applications-related information or support that may be
provided by the producer.

2. Indemnification

The Customer acknowledges and agrees to defend, indemnify and hold harmless the producer from and against any and all t hird-party losses, damages,
liabilities and expenses it incurs to the extent directly caused by: (i) an actual breach by a Customer of the representation and warranties made under this
terms and conditions or (ii) the gross negligence or willful misconduct by the Customer.

3. Consequential Damages Waiver

In no event the producer shall be liable to the Customer or any third parties for any special, collateral, indirect, punitive, incidental, consequential or
exemplary damages in connection with or arising out of the products provided hereunder, regardless of whether the producer has been advised of the
possibility of such damages. This section will survive the termination of the warranty period.

4. Changes to specifications

The producer may make changes to specifications and product descriptions at any time, without notice. The Customer must not r ely on the absence or
characteristics of any features or instructions marked "reserved" or "undefined." The producer reserves these for future definition and shall have no
responsibility whatsoever for conflicts or incompatibilities arising from future changes to them. The product information on the Web Site or Materials is
subject to change without notice. Do not finalize a design with this information.

The producer of Arduino has joined the Impatto Zero®


policy of LifeGate.it. For each Arduino board produced is
created / looked after half squared Km of Costa Rica’s
forest’s.
lncr,ease Sp,eed and Perfo rmance ,_
I
Science,

with 3M"' Cab le Ass emblies ·


3NI Applied to Life.:"'
_.,
Stackable Flexible Bendable arn Mor,;
L
U OIMlt U .TTI • li!Ltom

ALLEGRO
- ACS712
microsystems

Fully Integrated, Hall-Effect-Based Linear Current Sensor IC


with 2.1 kVRMS Isolation and a Low-Resistance Current Conductor

FEATURES AND BENEFITS DESCRIPTION


Low-noise analog signal path The AllegroT" ACS712 provides economical and precise
Device bandwidth is set via the new FILTER pin solutions forAC or DC current sensing in industrial, commercial,
5 µs output rise time in response to step input current and communications systems. The device package allows for
80 kHz bandwidth
easy implementation by the customer. Typical applications
Total output error 1 . 5% at TA = 25°C
include motor control, load detection and management, switch-
Small footprint, low-profile SOIC8 package
1.2 mQ internal conductor resistance mode power supplies, and overcurrent fault protection. The
2.1 kVRMS minimum isolation voltage from pins 1-4 to pins 5-8 device is not intended for automotive applications.
5.0 V, single supp ly operation
The device consists of a precise, low-offset, linear Hall circuit
66 to 185 mV/A output sensit ivity
with a copper conduction path located near the surface of the
Output voltage proportional to AC or DC currents
Factory-trimmed for accuracy die. Applied current flowing through this copper conduction
Extremely stable output offset voltage path generates a magnetic field which the Hall IC converts into a
Nearly zero magnetic hysteresis proportional voltage. Device accuracy is optimized through the
Ratiometric output from sup ply voltage close proximity of the magnetic signal to the Hall transducer.
A precise, proportional voltage is provided by the low-offset,
chopper-stabilized BiCMOS Hall IC, which is programmed

CE
TOVAmerica
Certificate Number:
for accuracy after packaging.
uav 1s os 54214 03a
CB 13 06 54214 026 The output of the device has a positive slope (>V1o uT ( Q ) )
when an increasing current flows through the primary copper
conduction path (from pins I and 2, to pins 3 and 4), which is
Package: 8-Lead SOIC (suffix LC) the path used for current sampling. The internal resistance of
this conductive path is 1.2 mn typical, providing low power
loss. The thickness of the copper conductor allows survival of

Continued on the next page..

Not to scale

Typical Application

+5 V
8
IP+ vcc
7 VOlfT
IP+ VIOUT C B YP

ACS712

IP- FILTER
6 I 0.1 µF

c,
IP- 1 nF

Application 1. TheACS712 outputs an analog signal, Vour·


that varies linearly with the uni- or bi-directional AC or DC
primary sampled current, Ip, within the range specified. c,
is recommended for noise management, with values that
depend on the application.

ACS712-DS, Rev. 19 January 30, 2020


MCO-0000197
Fully Integrated, Hall-Effect-Based Linear Current Sensor IC
ACS712 with 2.1 kVRMS Isolation and a Low-Resistance Current Conductor

IT 'S WHAT'S ON THE INSIDE THAT COUNTS!


Phono / SOrJ>llnll Pl gl ond J ac ks
Handson Technology
User Guide

4 Channel 5V Optical Isolated Relay Module

This is a LOW Level 5V 4-channel relay interface board, and each channel needs a 15-20mA
driver current. It can be used to control various appliances and equipment with large current.
It is equipped with high-current relays that work under AC250V 10A or DC30V 10A. It has
a standard interface that can be controlled directly by microcontroller. This module is
optically isolated from high voltage side for safety requirement and also prevent ground loop
when interface to microcontroller.

Brief Data:

 Relay Maximum output: DC 30V/10A, AC 250V/10A.


 4 Channel Relay Module with Opto-coupler. LOW Level Trigger expansion board, which is
compatible with Arduino control board.
 Standard interface that can be controlled directly by microcontroller ( 8051, AVR, *PIC, DSP,
ARM, ARM, MSP430, TTL logic).
 Relay of high quality low noise relays SPDT. A common terminal, a normally open, one
normally closed terminal.
 Opto-Coupler isolation, for high voltage safety and prevent ground loop with microcontroller.

1 www.handsontec.com
Schematic:
VCC and RY-VCC are also the power supply of the relay module. When you need to drive a large power
load, you can take the jumper cap off and connect an extra power to RY-VCC to supply the relay; connect
VCC to 5V of the MCU board to supply input signals.
NOTES: If you want complete optical isolation, connect "Vcc" to Arduino +5 volts but do NOT connect
Arduino Ground. Remove the Vcc to JD-Vcc jumper. Connect a separate +5 supply to "JD-Vcc" and board
Gnd. This will supply power to the transistor drivers and relay coils.
If relay isolation is enough for your application, connect Arduino +5 and Gnd, and leave Vcc to JD-Vcc
jumper in place.

4 Channel Relay Module Schematic

2 www.handsontec.com
It is sometimes possible to use this relay boards with 3.3V signals, if the JD-VCC (Relay Power) is provided
from a +5V supply and the VCC to JD-VCC jumper is removed. That 5V relay supply could be totally
isolated from the 3.3V device, or have a common ground if opto-isolation is not needed. If used with
isolated 3.3V signals, VCC (To the input of the opto-isolator, next to the IN pins) should be connected to the
3.3V device's +3.3V supply.
NOTE: Some Raspberry-Pi users have found that some relays are reliable and others do not actuate
sometimes. It may be necessary to change the value of R1 from 1000 ohms to something like 220 ohms, or
supply +5V to the VCC connection.

NOTE: The digital inputs from Arduino are Active LOW: The relay actuates and LED lights when the input
pin is LOW, and turns off on HIGH.

Module Layout:

Operating Principle:
See the picture below: A is an electromagnet, B armature, C spring, D moving contact, and E fixed contacts.
There are two fixed contacts, a normally closed one and a normally open one. When the coil is not energized,
the normally open contact is the one that is off, while the normally closed one is the other that is on.

3 www.handsontec.com
Supply voltage to the coil and some currents will pass through the coil thus generating the electromagnetic
effect. So the armature overcomes the tension of the spring and is attracted to the core, thus closing the
moving contact of the armature and the normally open (NO) contact or you may say releasing the former
and the normally closed (NC) contact. After the coil is de-energized, the electromagnetic force disappears
and the armature moves back to the original position, releasing the moving contact and normally closed
contact. The closing and releasing of the contacts results in power on and off of the circuit.

Input:
VCC : Connected to positive supply voltage (supply power according to relay voltage)
GND : Connected to supply ground.
IN1: Signal triggering terminal 1 of relay module
IN2: Signal triggering terminal 2 of relay module
IN3: Signal triggering terminal 3 of relay module
IN4: Signal triggering terminal 4 of relay module

Output:
Each module of the relay has one NC (normally close), one NO (normally open) and one COM (Common)
terminal. So there are 4 NC, 4 NO and 4 COM of the channel relay in total. NC stands for the normal close
port contact and the state without power. NO stands for the normal open port contact and the state with
power. COM means the common port. You can choose NC port or NO port according to whether power or
not.

Testing Setup:
When a low level is supplied to signal terminal of the 4-channel relay, the LED at the output terminal will
light up. Otherwise, it will turn off. If a periodic high and low level is supplied to the signal terminal, you
can see the LED will cycle between on and off.

For Arduino:

Step 1:

Connect the signal terminal IN1、IN2, IN3 & IN4 of 4-channel relay to digital pin 4, 5, 6, 7 of the Arduino
Uno or ATMega2560 board, and connect an LED at the output terminal.
IN1> 4; IN2> 5; IN3>6; IN4>7
Step 2:

4 www.handsontec.com
Upload the sketch "4 Channel Relay Demo " to the Arduino Uno or ATMega2560 board. Then you can see
the LED cycle between on and off.
The actual figure is shown below:

Arduino Sketch: 4 Channel Relay Demo


/************************************************Name:
4 channel_relay
Description: control the 4 channel relay module to ON or OFF
Website: www.handsontec.com
Email: techsupport@handsontec.com
*****************************************************/

//the relays connect to

int RelayControl1 = 4; // Digital Arduino Pin used to control the motor


int RelayControl2 = 5;
int RelayControl3 = 6;
int RelayControl4 = 7;

void setup()
{
Serial.begin(9600);
pinMode(RelayControl1, OUTPUT);
pinMode(RelayControl2, OUTPUT);
pinMode(RelayControl3, OUTPUT);
pinMode(RelayControl4, OUTPUT);
}

void loop()
{

digitalWrite(RelayControl1,HIGH);// NO1 and COM1 Connected (LED on)


delay(1000);

5 www.handsontec.com
digitalWrite(RelayControl1,LOW);// NO1 and COM1 disconnected (LED off)
delay(1000);
digitalWrite(RelayControl2,HIGH);
delay(1000);
digitalWrite(RelayControl2,LOW);
delay(1000);
digitalWrite(RelayControl3,HIGH);
delay(1000);
digitalWrite(RelayControl3,LOW);
delay(1000);
digitalWrite(RelayControl4,HIGH);
delay(1000);
digitalWrite(RelayControl4,LOW);
delay(1000);
}

6 www.handsontec.com
IT'S WHA:r'S ON THE INSIDE THAT COUNTS!

8
■= Crystalfontz America , Inc.
15611 East Washington Road Phone: (509) 291-3514
Fax: (509) 291-3345
http://www.crystalfontz.com
email: sales@crystalfontz.com
V Valleyford, WA 99036

Crystalfontz America, Inc.

CUSTOMER

MODEL CFAH1602A-AGB-JP

APPROVAL BY: DATA:

SALES BY APPROVED BY CHECKED BY PREPARED BY

E
0
(.)

Crystalfontz America, Inc. ::>
15611 East Washington Road
Q)
Valleyford, WA 99036-9747 Q)
Phone: (509) 291-3514 ..c
Fax: (509} 291-3345 Cl)
e-mail: sales@crystalfontz.com al
+-'
http://www.crystalfontz.com al
0

-" Crystalfontz America , Inc.

"!Illa

S.ienoe,
Applied to Li fe.:"
l l t_I mI.]
.

-- - 1

Ll!'illf li MOFC
U OIM'.lAU .TTI • li!Ltom
Handson Technology
User Guide

I2C Serial Interface 1602 LCD Module


This is I2C interface 16x2 LCD display module, a high-quality 2 line 16 character LCD module with on-board
contrast control adjustment, backlight and I2C communication interface. For Arduino beginners, no more cumbersome
and complex LCD driver circuit connection. The real significance advantages of this I2C Serial LCD module will
simplify the circuit connection, save some I/O pins on Arduino board, simplified firmware development with widely
available Arduino library.

SKU: DSP-1182
Brief Data:
 Compatible with Arduino Board or other controller board with I2C bus.
 Display Type: Negative white on Blue backlight.
 I2C Address:0x38-0x3F (0x3F default)
 Supply voltage: 5V
 Interface: I2C to 4bits LCD data and control lines.
 Contrast Adjustment: built-in Potentiometer.
 Backlight Control: Firmware or jumper wire.
 Board Size: 80x36 mm.

1 www.handsontec.com
Setting Up:
Hitachi’s HD44780 based character LCD are very cheap and widely available, and is an essential part for any project
that displays information. Using the LCD piggy-back board, desired data can be displayed on the LCD through the
I2C bus. In principle, such backpacks are built around PCF8574 (from NXP) which is a general purpose bidirectional
8 bit I/O port expander that uses the I2C protocol. The PCF8574 is a silicon CMOS circuit provides general purpose
remote I/O expansion (an 8-bit quasi-bidirectional) for most microcontroller families via the two-line bidirectional bus
(I2C-bus). Note that most piggy-back modules are centered around PCF8574T (SO16 package of PCF8574 in DIP16
package) with a default slave address of 0x27. If your piggy-back board holds a PCF8574AT chip, then the default
slave address will change to 0x3F. In short, if the piggy-back board is based on PCF8574T and the address
connections (A0-A1-A2) are not bridged with solder it will have the slave address 0x27.

Address selection pads in the I2C-to-LCD piggy-back board.

Address Setting of PCD8574A (extract from PCF8574A data specs).

Note: When the pad A0~A2 is open, the pin is pull up to VDD. When the pin is solder shorted, it is pull down to
VSS.
The default setting of this module is A0~A2 all open, so is pull up to VDD. The address is 3Fh in this case.
Reference circuit diagram of an Arduino-compatible LCD backpack is shown below. What follows next is information
on how to use one of these inexpensive backpacks to interface with a microcontroller in ways it was exactly intended.

2 www.handsontec.com
Reference circuit diagram of the I2C-to-LCD piggy-back board.

I2C LCD Display.


At first you need to solder the I2C-to-LCD piggy-back board to the 16-pins LCD module. Ensure that the I2C-to-LCD
piggy-back board pins are straight and fit in the LCD module, then solder in the first pin while keeping the I2C-to-
LCD piggy-back board in the same plane with the LCD module. Once you have finished the soldering work, get four
jumper wires and connect the LCD module to your Arduino as per the instruction given below.

LCD display to Arduino wiring.

3 www.handsontec.com
Arduino Setup
For this experiment it is necessary to download and install the “Arduino I2C LCD” library. First of all, rename the
existing “LiquidCrystal” library folder in your Arduino libraries folder as a backup, and proceed to the rest of the
process.
https://bitbucket.org/fmalpartida/new-liquidcrystal/downloads

Next, copy-paste this example sketch Listing-1 for the experiment into the blank code window, verify, and then
upload.
Arduino Sketch Listing-1:
/*==========================================================================
// Author : Handson Technology
// Project : I2C to LCD with Arduino Uno
// Description : LCD with I2C Interface.
// LiquidCrystal Library - I2C Serial to LCD
// Source-Code : I2C_LCD.ino
//==========================================================================
*/

/*-----( Import needed libraries ) -------- */


#include <Wire.h> // Comes with Arduino IDE
// Get the LCD I2C Library here:
// https://bitbucket.org/fmalpartida/new-liquidcrystal/downloads
// Move any other LCD libraries to another folder or delete them
// See Library "Docs" folder for possible commands etc.

#include <LiquidCrystal_I2C.h>
/*-----( Declare Constants ) -------- */
// set the LCD address to 0x3F for PCF8574AT with A0,A1,A0 address line open, default
setting.
// Set the pins on the I2C chip used for LCD connections:
// (addr, en,rw,rs,d4,d5,d6,d7,bl,blpol)
LiquidCrystal_I2C lcd(0x3F, 2, 1, 0, 4, 5, 6, 7, 3, POSITIVE); // Set the LCD I2C
address

/*-----( Declare Variables ) -------- */

void setup() /*----( SETUP: RUNS ONCE ) -------*/


{
Serial.begin(9600); // Used to type in characters

lcd.begin(20,4); // initialize the lcd for 20 chars 4 lines, turn on


backlight

// ------- Quick 3 blinks of backlight -------------


for(int i = 0; i< 3; i++)
{
lcd.backlight();
delay(250);
lcd.noBacklight();
delay(250);
}
lcd.backlight(); // finish with backlight on

//-------- Write characters on the display ------------------


// NOTE: Cursor Position: Lines and Characters start at 0
lcd.setCursor(3,0); //Start at character 4 on line 0
lcd.print("Hello, world!");
delay(1000);
lcd.setCursor(2,1);
lcd.print("From Handsontec ");

4 www.handsontec.com
delay(1000);
lcd.setCursor(0,2);
lcd.print("20 by 4 Line Display");
lcd.setCursor(0,3);
delay(2000);
lcd.print(" www.handsontec.com ");
delay(8000);
// Wait and then tell user they can start the Serial Monitor and type in characters
to
// Display. (Set Serial Monitor option to "No Line Ending")
lcd.setCursor(0,0); //Start at character 0 on line 0
lcd.print("Start Serial Monitor");
lcd.setCursor(0,1);
lcd.print("Type char to display");

}/*--(end setup )---*/

void loop() /*----( LOOP: RUNS CONSTANTLY ) ------- */


{
{
// when characters arrive over the serial port...
if (Serial.available()) {
// wait a bit for the entire message to arrive
delay(100);
// clear the screen
lcd.clear();
// read all the available characters
while (Serial.available() > 0) {
// display each character to the LCD
lcd.write(Serial.read());
}
}
}

}/* --(end main loop )-- */

/* ( THE END ) */

If you are 100% sure that everything is okay, but you don’t see any characters on the display, try to adjust the contrast
control pot of the backpack and set it a position where the characters are bright and the background does not have dirty
boxes behind the characters. Following is a partial view of author’s experiment with the above described code with
20x4 display module. Since the display used by the author is a very clear bright “black on yellow” type, it is very
difficult to get a good catch due to polarization effects.

5 www.handsontec.com
This sketch will also display character send from serial Monitor:
In Arduino IDE, go to “Tools” > “Serial Monitor”. Set the correct baud rate at 9600. Type the character on the top
empty space and hit “SEND”.

The string of character will be displayed on the LCD module.

Resources:
 Handson Technology
 Complete Guide to Arduino LCD Interfacing (PDF)

6 www.handsontec.com
Handsontec. com

HandsOn Technology provides a multimedia and interactive platform for


everyone interested in electronics. From beginner to diehard, from student
to lecturer. Information, education, inspiration and entertainment. Analog
and digital, practical and theoretical; software and hardware.

HandsOn Technology support Open Source Hardware (OSHW)


Development Platform.

Learn : Design : Share


www.handsontec.com

7 www.handsontec.com
The Face behind our product quality…
In a world of constant change and continuous technological development, a new or replacement
product is never far away – and they all need to be tested.
Many vendors simply import and sell wihtout checks and this cannot be the ultimate interests of
anyone, particularly the customer. Every part sell on Handsotec is fully tested. So when buying from
Handsontec products range, you can be confident you’re getting outstanding quality and value.

We keep adding the new parts so that you can get rolling on your next project.

Breakout Boards & Modules Connectors Electro-Mechanical Parts

P
Engineering Material Mechanical Hardware Electronics Components

Power Supply Arduino Board & Shield Tools & Accessory

8 www.handsontec.com

Anda mungkin juga menyukai