Anda di halaman 1dari 40

UJIAN AKHIR SEMESTER

RESUME MATERI PERKULIAHAN


(Disusun untuk Memenuhi Tugas UAS Mata Kuliah Kepemimpinan)

Disusun Oleh:
Haris Wahyudi
235020209111001

DEPARTEMEN MANAJEMEN FAKULTAS


EKONOMI DAN BISNIS UNIVERSITAS
BRAWIJAYA MALANG
2023
DAFTAR ISI

DAFTAR ISI...............................................................................................................................................................2
KATA PENGANTAR.................................................................................................................................................3
RPS 9 TAKTIK KEPEMIMPINAN...........................................................................................................................4
Resume Materi......................................................................................................................................................4
Ringkasan..............................................................................................................................................................7
RPS 10 MOTIVASI DAN KETERAMPILAN MELATIH.......................................................................................8
Resume Materi......................................................................................................................................................8
Ringkasan............................................................................................................................................................12
RPS 11 KEPEMIMPINAN KREATIF DAN INOVATIF.......................................................................................14
Resume Materi....................................................................................................................................................14
Ringkasan............................................................................................................................................................18
RPS 12 KOMUNIKASI KEPEMIMPINAN............................................................................................................19
Resume Materi....................................................................................................................................................19
Ringkasan............................................................................................................................................................23
RPS 13 PENGAMBILAN KEPUTUSAN..............................................................................................................24
Resume Materi....................................................................................................................................................24
Ringkasan............................................................................................................................................................28
14 KEPEMIMPINAN LINTAS BUDAYA..............................................................................................................29
Resume................................................................................................................................................................29
Ringkasan............................................................................................................................................................32
15 PENGEMBANGAN KEPEMIMPINAN............................................................................................................33
Resume................................................................................................................................................................33
Ringkasan............................................................................................................................................................37
REFERENSI............................................................................................................................................................38

2
KATA PENGANTAR

Puji dan syukur kami panjatkan atas kehadirat Tuhan Yang Maha Esa, karena atas berkat dan
karunia-Nya saya dapat menyusun dan menyelesaikan resume dan ringkasan materi mata
kuliah kepemimpinan dengan tepat waktu.
Penyusunan resume ini bertujuan sebagai pemenuhan tugas Ujian Akhir Semester (UAS)
mata kuliah Kepemimpinan kelas BC yang diampu oleh Dosen kami, yaitu Bapak Fajrul. Saya
mengucapkan banyak terima kasih kepada Bapak Fajrul atas ilmu serta bimbingannya selama
kegiatan perkuliahan.
Dalam proses penyusunan resume ini tentunya tidak luput dari kesalahan dan kekurangan
sehingga resume ini dapat dikatakan jauh dari kata sempurna. Untuk itu saya memohon maaf
dan sangat terbuka akan kritik dan saran yang diberikan.
Akhir kata, terlepas dari ketidaksempurnaannya, saya berharap ilmu dan informasi yang
disampaikan dalam resume ini dapat bermanfaat bagi para pembaca dalam proses belajar
dan penambahan wawasan.

Malang, 19 Desember 2023

Haris Wahyudi

3
RPS 9
TAKTIK KEPEMIMPINAN

Resume Materi
A. Model Kekuasaan dan Pengaruh
Konsep "kekuasaan" berguna untuk memahami bagaimana orang dapat saling
mempengaruhi dalam organisasi (Mintzberg, 1983; Pfeffer, 1981, 1992). Kekuasaan
melibatkan kapasitas satu pihak (“agen”) untuk mempengaruhi pihaklain (“target”). Konsep
fleksibel ini dapat digunakan dalam berbagai cara. Istilah ini dapat merujuk pada pengaruh
agen terhadap satu orang sasaran, atau lebih dari beberapa orang sasaran. Salah satu
dasar yang berguna untuk mengevaluasi keberhasilan upaya pengaruh adalah apakah
hasil langsung dari pengaruh tersebut sesuai dengan yang dimaksudkan agen.

Model diatas menggambarkan bahwa hasil akhir dari pengaruh seorang pemimpin (hasil)
adalah fungsi dari taktik yang dia gunakan. Taktik pengaruh pada gilirannya dimoderasi,
atau dipengaruhi, oleh sifat pemimpin, perilaku pemimpin, dan situasi. Tiga kemungkinan
hasil dari pengaruh taktik adalah komitmen, kepatuhan, dan perlawanan atau penolakan.

B. Proses dan Taktik Mempengaruhi


Seorang pemimpin mungkin melakukan hal berikut untuk membawa perubahan serta
memastikan bahwa budaya perusahaan yang sehat dipertahankan:
 Menjadi panutan dalam sikap dan perilaku yang diinginkan,
 Menerapkan pendekatan baru melalui dekrit eksekutif,
 Membangun sistem penghargaan yang memperkuat budaya seperti memberikan
penghargaan saran besar untuk mempromosikan budaya inovatif,
4
 Pilih kandidat untuk posisi di semua tingkatan yang nilainya sesuai dengan nilai
budaya yang diinginkan,
 Mensponsori program pelatihan dan pengembangan baru yang mendukung nilai-nilai
budaya yang diinginkan.
Mempengaruhi orang lain merupakan sebuah seni. Untuk mempengaruhi orang lain
diperlukan kebijaksanaan dan niat yang baik. Sehingga, hal ini dapat mendorong orang
lain terpengaruh untuk mencapai tujuan yang berharga. Taktik pengaruh diklasifikasikan
ke dalam tiga kategori, yaitu :
1. Etis dan jujur
Taktik ini digunakan dengan kebijaksanaan, diplomasi, dan niat baik. Karena taktik
pengaruh ini bervariasi dalam kompleksitas, mereka juga bervariasi sehubungan
dengan berapa banyak waktu yang dibutuhkan untuk mengembangkannya. Taktik ini
diantaranya sebagai berikut,
 Leading by Example, Respect, and Trust
 Using Rational Persuasion
 Explaining Benefits to the Target
 Making a Personal Appeal
 Developing a Reputation as a Subject Matter Expert
 Exchanging Favors and Bargaining
 Legitimating a Request
 Making an Inspirational Appeal, Being Charming, and Emotional Display
 Consultation with Others
 Forming Coalitions
 Being a Team Player, serta Practicing Hands-On Leadership
2. Netral
Taktik ini diantaranya sebagai berikut,
 Ingratiation, serta Upward Appeal
 Joking and Kidding, serta Co-Opting Antagonists
3. Manipulatif dan tidak jujur
Taktik ini diantaranya sebagai berikut,
 Deliberate Machiavellianism
 Gentle Manipulation of People and Situations
 Undue Pressure
 Debasement
5
Taktik yang paling efektif adalah persuasi rasional, daya tarik inspirasional, dan konsultasi.
(Taktik yang efektif adalah taktik yang mengarah pada komitmen tugas dan digunakan
oleh manajer yang dianggap menjadi efektif oleh berbagai penilai.) Sebaliknya, yang
paling tidak efektif adalah tekanan, koalisi, dan menarik otoritas yang sah (melegitimasi).
Pertimbangan penting lainnya dalam menggunakan taktik pengaruh adalah urutan atau
urutan penerapannya. Secara umum, Anda harus memulai dengan taktik yang paling
positif, atau paling tidak kasar. Jika Anda tidak mendapatkan keuntungan yang Anda cari,
lanjutkan ke taktik yang lebih kuat. Misalnya, jika Anda menginginkan kenaikan gaji yang
lebih besar dari yang awalnya ditugaskan kepada Anda, cobalah persuasi yang rasional.
Jika persuasi tidak berhasil, lanjutkan dengan saling bertukar bantuan. Gunakan taktik
yang lebih kasar seperti mengajukan banding hanya sebagai upaya terakhir.

C. Pengaruh Kepemimpinan terhadap Perubahan Organisasi


Pemimpin tingkat atas mengerahkan banyak upaya pengaruhnya untuk membawa
perubahan di seluruh organisasi, sering kali dengan berupaya merombak budaya
organisasi. Salah satu perubahan tersebut adalah upaya untuk mempengaruhi budaya
yang terlalu kolaboratif untuk mengambil keputusan dengan lebih cepat dan mandiri, atau
sebaliknya. Perubahan lainnya adalah menjadikan budaya lebih fokus pada produk yang
diinginkan pasar dan kurang fokus pada inovasi demi kepentingan pasar itu sendiri.
Sebelum terjun ke upaya perubahan budaya secara besar-besaran, pemimpin perlu
mempelajari budaya lama dan memahami mengapa budaya tersebut berkontribusi
terhadap kemakmuran dan pertumbuhan organisasi. Ketika Marissa Mayer bergabung
dengan Yahoo!, dia sudah mengetahui banyak tentang perusahaan tersebut sebagai
bagian dari perannya di Google. Dia secara intuitif menyadari bahwa kegembiraan dan
kebanggaan Yahoo! di masa lalu telah berkontribusi terhadap keunggulan Internetnya.
Marissa juga mengakui bahwa kebudayaan Yahoo! telah mengalami kemunduran. Dia
bekerja cepat untuk meningkatkan nuansa teknologi pada perusahaan melalui langkah
langkah seperti akuisisi dan memelopori sejumlah besar aplikasi seluler Yahoo!.
Masuknya talenta baru membantu meningkatkan budaya dan citra Yahoo!. Seperti yang
dikatakan oleh seorang karyawan, “Bekerja di Yahoo tidak lagi memalukan!” Setelah CEO
baru ditunjuk, orang tersebut biasanya membuat pernyataan publik yang menyatakan
bahwa: “Pekerjaan nomor satu saya adalah mengubah budaya." Seorang pemimpin
mungkin melakukan hal berikut untuk membawa perubahan serta memastikan bahwa
budaya perusahaan yang sehat tetap terjaga.

6
Ringkasan
 Konsep "kekuasaan" berguna untuk memahami bagaimana orang dapat saling
mempengaruhi dalam organisasi
 Salah satu dasar yang berguna untuk mengevaluasi keberhasilan upaya pengaruh adalah
apakah hasil langsung dari pengaruh tersebut sesuai dengan yang dimaksudkan agen.
 Hasil akhir dari pengaruh seorang pemimpin (hasil) merupakan fungsi dari taktik pengaruh
yang digunakan yang pada gilirannya dimoderasi, atau dipengaruhi, oleh sifat pemimpin,
perilaku pemimpin, dan situasi. Tiga kemungkinan hasil dari pengaruh taktik adalah
komitmen, kepatuhan, dan perlawanan atau penolakan.
 Seorang pemimpin dalam membawa perubahan, melakukan hal berikut yakni, 1) Menjadi
panutan dalam sikap dan perilaku yang diinginkan, 2) Menerapkan pendekatan baru, 3)
Membangun sistem penghargaan yang memperkuat budaya dan inovasi, 4) Memilih
kandidat untuk posisi di semua tingkatan sesuai nilai budaya yang diinginkan, 5)
Mensponsori program pelatihan dan pengembangan baru yang mendukung nilai-nilai
budaya yang diinginkan.
 Taktik pengaruh diklasifikasikan ke dalam tiga kategori, yakni, 1) Etis dan jujur berupa
Leading by Example, Respect, and Trust, Using Rational Persuasion, Making a Personal
Appeal, Legitimating a Request, dan seterusnya, kemudian 2) Netral berupa Ingratiation,
Upward Appeal, Joking and Kidding, dan Co-Opting Antagonists, dan yang terakhir 3)
Manipulatif dan tidak jujur seperti Deliberate Machiavellianism, Gentle Manipulation of
People and Situations, Undue Pressure, dan Debasement.
 Taktik yang paling efektif adalah persuasi rasional, daya tarik inspirasional, dan konsultasi.
Sebaliknya, yang paling tidak efektif adalah tekanan, koalisi, dan menarik otoritas yang
sah (melegitimasi).
 Pertimbangan penting lainnya dalam menggunakan taktik pengaruh adalah urutan atau
urutan penerapannya. Secara umum, dimulai dengan taktik yang paling positif, atau paling
tidak kasar. Gunakan taktik yang lebih kasar seperti mengajukan banding hanya sebagai
upaya terakhir.
 Ketika seorang pemimpin ingin merubah suatu budaya organisasi, pemimpin perlu
mempelajari budaya lama dan memahami mengapa budaya tersebut berkontribusi
terhadap kemakmuran dan pertumbuhan organisasi.
RPS 10
MOTIVASI DAN KETERAMPILAN MELATIH
Resume Materi
A. Teori Harapan Dan Keterampilan Motivasi
7
Teori penetapan tujuan atau yang disebut harapan adalah proses awal yang secara
langsung atau tidak langsung merupakan bagian dari teori utama motivasi kerja. Menurut
Victor H.Vroom teori harapan merupakan kekuatan yang memotivasi seseorang untuk
bekerja giat dalam mengerjakan pekerjaannya tergantung timbal-balik antara apa yang ia
inginkan dan butuhkan dari hasil pekerjaan itu. Dasar dari teori tujuan adalah membentuk
perilaku yang diatur sesuai nilai-nilai dan tujuan perusahaan.
Dalam membuat tujuan perusahaan perlu membuat sasaran yang spesifik agar
menghasilkan kinerja yang baik dan karyawan tidak keluar dari jalur sehingga
menyimpang dari tujuan perusahaan.
Keterampilan motivasi adalah sebuah kemampuan yang dilakukan oleh para pemimpin
dengan tujuan untuk menginspirasi para karyawannya agar meningkatkan
produktivitasnya dalam bekerja ataupun menciptakan suasana kerja yang positif.
Beberapa bentuk keterampilan motivasi yang dapat dilakukan oleh seorang pemimpin
yaitu,
 Empati, sebuah kemampuan untuk memahami dan juga merasakan emosi orang lain.
 Positif, pemimpin dengan sikap positif dapat membantu meningkatkan kebahagiaan
tim.
 Dapat diandalkan, pemimpin harus selalu konsisten mendukung dan menghargai
karyawannya. Agar para karyawan tersebut mengetahui bahwa kita sebagai pemimpin
menghargai waktu dan memotivasi mereka untuk bekerja lebih keras.
 Memiliki tujuan, tujuan yang jelas dapat memotivasi orang.
 Gigih dan tekun, menunjukkan bahwa seorang pemimpin juga bekerja keras.
 Team Building, Kemampuan untuk menumbuhkan rasa kerja tim dan kolaborasi
 Komunikasi Efektif, Seorang pemimpin harus bisa berkomunikasi secara efektif
dengan jelas dan percaya diri.
Sebelum menerapkan keterampilan motivasi, terdapat beberapa saran untuk penggunaan
motivasi yaitu,
 Untuk memaksimalkan dampak motivasi, penghargaan harus dikaitkan dengan nilai
perusahaan dan juga harus membantu pekerja mencapai tujuan pribadinya.
 Menginformasikan kepada orang lain, menginformasikan tentang perilaku baik
karyawan seperti menyebutkannya dalam rapat staf atau posting di intranet.
 Jangan gunakan pujian untuk membuat karyawan bersaing, pujilah karyawan yang
memang layak dipuji, namun jangan membandingkannya dengan karyawan lain
secara langsung di publik.

8
 Pertimbangkan preferensi individu untuk jenis pujian, tantangan dalam menggunakan
pengakuan secara efektif adalah bahwa tidak semua orang merespons dengan baik
terhadap bentuk pengakuan yang sama.
B. Pelatihan Untuk Meningkatkan Kinerja
Pelatihan adalah cara untuk mengajarkan sikap orang lain dalam bertindak dan
membangun kekuatan pekerja. Pelatihan adalah interaksi antara dua orang, biasanya
manajer dan seorang karyawan. Maksud dari berinteraksi adalah untuk mendukung
perkembangan karyawan melalui pembelajaran dari pengalaman kerja mereka. Dinamika
interaksi antara dua kepribadian ini memiliki dampak langsung pada hasil pembinaan.
Pelatihan yang berhasil berfokus pada pertumbuhan dan perkembangan individu daripada
memberikan instruksi tentang apa yang harus dilakukan dalam situasi tertentu. Agar dapat
membantu bawahan dalam proses tumbuh dan berkembang, seorang pemimpin sebagai
pembina harus menyediakan sumber daya yang diperlukan bagi bawahan agar dapat
mengambil keputusan secara mandiri. Pelatih yang efektif mampu menjaga semangat,
memberikan pujian, dan memberikan pengakuan secara berkala. Pelatihan yang baik juga
mengarah pada pengembangan pribadi. Pelatihan yang efektif juga dapat meningkatkan
kinerja kelompok, karena pelatih membantu anggota tim menyadari keterampilan masing-
masing dan bagaimana keterampilan tersebut dapa berkontribusi pada pencapaian tujuan
kelompok.
1. Keterampilan dan Teknik Pelatihan
Salah satu metode untuk mengembangkan keterampilan pembinaan adalah dengan
memahami prinsip-prinsip dasar dan saran-saran, kemudian mengaplikasikannya
dalam praktik. Berikut saran-saran ini dapat meningkatkan kemungkinan bahwa proses
pembinaan akan membawa pada peningkatan kinerja baik pada tingkat individu
maupun kelompok yakni,
 Sampaikan dengan jelas harapan kepada anggota kelompok. Agar orang dapat
bekerja secara optimal, terus belajar, dan berkembang, penting bagi mereka
memiliki pemahaman yang jelas tentang apa yang diharapkan dari mereka.
 Bentuklah hubungan yang baik. Seorang pembina yang efektif membangun
hubungan personal dengan anggota tim dan berusaha untuk meningkatkan
keterampilan interaksi antar pribadi mereka.
 Beri masukan pada area yang memerlukan perbaikan khusus. Untuk membimbing
anggota kelompok menuju tingkat kinerja yang lebih tinggi, pemimpin secara tepat
menunjukkan perilaku, sikap, atau keterampilan spesifik yang perlu ditingkatkan.

9
 Praktikkan pendengaran aktif. Kemampuan mendengarkan dengan saksama
adalah elemen kunci dalam setiap sesi pelatihan. Seorang pendengar yang aktif
berusaha untuk memahami baik fakta maupun perasaan. Mengamati ekspresi
nonverbal anggota kelompok juga merupakan bagian integral dari pendengaran
yang aktif.
 Bantu atasi hambatan. Untuk mencapai kinerja yang mendekati puncak, individu
mungkin memerlukan bantuan dalam mengatasi hambatan seperti kebingungan
aturan dan regulasi serta keterbatasan anggaran yang kaku. Oleh karena itu,
peran krusial pemimpin dalam organisasi adalah sebagai fasilitator penghilang
hambatan.
 Sediakan dukungan emosional dan empati. Dengan sikap yang membantu dan
konstruktif, pemimpin memberikan dukungan emosional yang sangat dibutuhkan
oleh anggota kelompok yang mungkin sedang menghadapi kesulitan.
 Melakukan refleksi terhadap isi atau makna. Cara yang efektif untuk mencerminkan
makna adalah dengan mengatur kembali dan merangkum secara singkat apa yang
telah diungkapkan oleh anggota kelompok.
 Memberikan nasihat dan bimbingan dengan lembut. Memberikan terlalu banyak
nasihat dapat menghambat komunikasi dua arah, tetapi beberapa nasihat dapat
meningkatkan kinerja.
 Membuat pemodelan kinerja dan perilaku yang diinginkan. Pendekatan pembinaan
yang efektif adalah dengan memberikan contoh konkret kepada anggota kelompok
mengenai perilaku yang diinginkan.
 Mencapai komitmen untuk berubah. Kecuali jika pemimpin mendapatkan komitmen
dari anggota tim untuk menerapkan solusi terhadap suatu masalah, anggota tim
mungkin tidak akan mencapai kinerja yang lebih tinggi.
2. Jenis Metode Pelatihan Untuk Meningkatkan Kinerja
Pelatihan karyawan adalah proses yang melibatkan pemberian pengetahuan,
keterampilan, dan wawasan kepada karyawan agar mereka dapat melaksanakan
tugas mereka dengan lebih baik. Metode pelatihan yang tepat memungkinkan
karyawan untuk mengembangkan kompetensi baru, memperluas pemahaman mereka
tentang industri, dan meningkatkan produktivitas secara keseluruhan. Beberapa
metode pelatihan antara lain,
 Pelatihan Berbasis Kelas, metode yang melibatkan instruktur atau pelatih yang
memberikan pelajaran langsung kepada SDM dalam lingkungan kelas.

10
 Pelatihan praktis, metode yang melibatkan praktik langsung dari keterampilan yang
diajarkan.
 Training berbasis IT, ini melibatkan penggunaan platform pembelajaran online,
video tutorial, atau aplikasi seluler untuk memberikan materi pelatihan kepada
karyawan.
 Pelatihan kolaboratif, metode yang melibatkan partisipasi aktif dari kelompok
karyawan dalam proses pembelajaran.
 Mentoring, melibatkan karyawan yang lebih berpengalaman atau mentor yang
memberikan bimbingan dan nasihat kepada karyawan yang baru.
 Pelatihan e-learning, metode pelatihan yang dilakukan secara online melalui
platform pembelajaran digital.
 On-the-job training, metode yang melibatkan karyawan belajar dan
mengembangkan keterampilan mereka langsung di tempat kerja melalui
pengalaman, observasi, dan partisipasi aktif dalam tugas sehari-hari.
C. Bagaimana Motivasi Mempengaruhi Kinerja
Motivasi seorang berawal dari kebutuhan, keinginan dan dorongan untuk bertindak demi
tercapainya kebutuhan atau tujuan. Hasibuan (2016:141) menyatakan bahwa motivasi
kerja merupakan kondisi atau energi yang menggerakkan diri karyawan yang terarah atau
tertuju untuk mencapai tujuan organisasi perusahaan Kehadiran motivasi aka merangsang
karyawan untuk mengerahkan kemampuannya sehingga mampu menunjukkan kinerja
yang maksimal.
Winardi (2011) menyebutkan bahwa faktor yang mempengaruhi motivasi kerja karyawan
berasal dari dua faktor, yaitu internal dan eksternal.
 Faktor internal adalah faktor yang berasal dari dalam diri seorang karyawan. terdiri dari
persepsi mengenai diri sendiri, harga diri, prestasi, harapan, kebutuhan, pembawaan
individu, tingkat pendidikan, dan pengalaman masa lalu.
 Faktor eksternal adalah faktor yang berasal dari luar diri karyawan. Faktor ini terdiri
dari lingkungan kerja, pemimpin dan gaya kepemimpinannya, tuntutan perkembangan
organisasi dan dorongan atasan.
Selain itu, Indikator motivasi kerja menurut Herzberg (2011) yaitu:
 Achievement yaitu suatu hasil kerja yang dicapai seseorang dalam melaksanakan
tugas-tugasnya.
 Recognition yaitu pengakuan yang diberikan kepada tenaga kerja atas hasil kerja.
 Work it self yaitu, tantangan yang dirasakan tenaga kerja dari pekerjaannya.

11
 Responsibilities yaitu tanggung jawab diberikan kepada seorang tenaga kerja atas
hasil kerja.
 Advancement yaitu kesempatan kenaikan pangkat.
 Growth yaitu kemungkinan tenaga kerja berpeluang maju dan berkembang dalam
pekerjaannya.
Ringkasan
 Teori harapan atau penetapan tujuan merupakan kekuatan yang memotivasi seseorang
untuk bekerja giat dalam mengerjakan pekerjaannya tergantung timbal-balik antara apa
yang ia inginkan dan butuhkan dari hasil pekerjaan itu.
 Dalam membuat tujuan perusahaan perlu membuat sasaran yang spesifik agar
menghasilkan kinerja yang baik dan karyawan tidak keluar dari jalur sehingga
menyimpang dari tujuan perusahaan.
 Keterampilan motivasi adalah sebuah kemampuan yang dilakukan oleh para pemimpin
dengan tujuan untuk menginspirasi para karyawannya agar meningkatkan
produktivitasnya.
 Beberapa bentuk keterampilan motivasi yaitu empati, sikap positif, dapat diandalkan,
memiliki tujuan jelas, gigih dan tekun, team building, serta komunikasi efektif.
 Beberapa saran untuk penggunaan motivasi yakni 1) Penghargaan harus dikaitkan
dengan nilai perusahaan dan tujuan pribadi pekerja, 2) Menginformasikan kepada orang
lain, 3) Jangan gunakan pujian untuk membuat karyawan bersaing, 4) Pertimbangkan
preferensi individu untuk jenis pujian.
 Pelatihan adalah cara untuk mengajarkan sikap orang lain dalam bertindak dan
membangun kekuatan pekerja. Pelatihan adalah interaksi antara dua orang, biasanya
manajer dan seorang karyawan.
 Salah satu metode untuk mengembangkan keterampilan pembinaan adalah dengan
memahami prinsip-prinsip dasar dan saran-saran, kemudian mengaplikasikannya dalam
praktik.
 Beberapa metode pelatihan antara lain, Pelatihan Berbasis Kelas, Pelatihan praktis,
Training berbasis IT, Pelatihan kolaboratif, Mentoring, Pelatihan e-learning, serta On-the-
job training.
 Faktor yang mempengaruhi motivasi kerja karyawan berasal dari dua faktor, yaitu internal
(persepsi diri sendiri, harga diri, prestasi, tingkat pendidikan, dan pengalaman masa lalu)
dan eksternal (lingkungan kerja, pemimpin dan gaya kepemimpinannya, tuntutan
perkembangan organisasi dan dorongan atasan).

12
13
RPS 11
KEPEMIMPINAN KREATIF DAN INOVATIF

Resume Materi
A. Alur Berfikir Kreatif
Alur berpikir kreatif merupakan proses mental yang melibatkan langkah-langkah untuk
menghasilkan ide-ide baru, solusi inovatif, atau karya seni yang orisinal. Berbeda dengan
cara berpikir konvensional atau analitis, alur berfikir kreatif melibatkan pemecahan
masalah yang unik atau pemikiran di luar kotak/kebiasaan. Berikut beberapa langkah
umum dalam alur berpikir kreatif,
 Persiapan, merenungkan topik, kemudian riset, mengumpulkan informasi tentang
masalah yang ingin dieksplorasi secara kreatif.
 Mengembangkan Ide, melalui brainstorming, mind mapping, atau berdiskusi dengan
orang lain untuk memicu ide-ide baru.
 Menyeleksi Ide, melakukan seleksi ide yang paling menarik atau berpotensi, dengan
kriteria seperti relevansi, inovasi, dan kelayakan.
 Pemusatan, setelah seleksi, fokus pada ide-ide tersebut dan kembangkan ide-ide ini
lebih lanjut.
 Pemikiran Asosiatif, saling menghubungkan ide ide yang sudah terbentuk
 Eksperimen, mencoba ide ide yang sudah dibentuk
 Evaluasi, meninjau hasil eksperimen dan mempertimbangkan kelebihan dan
kekurangan ide tersebut
 Revisi, melakukan revisi ide berdasarkan umpan balik dan pemahaman selama proses
diatas
 Implementasi, mengimplementasikam dalam praktik
 Pengembangan, mengembangkan terus dan berkelanjutan kemampuan dalam berpikir
kreatif dan memperdalam pengetahuan.
B. Ciri Pemimpin Kreatif
Pemimpin yang kreatif tentunya memiliki banyak perbedaan dari yang tidak kreatif. Orang-
orang kreatif mempunyai mental fleksibel serta dapat melihat melampaui cara-cara yang
tradisional dalam memandang suatu masalah. Dalam hal ini, ciri orang kreatif dapat
dikelompokkan menjadi empat bidang yakni, pengetahuan, kemampuan kognitif,
kepribadian, dan kemampuan terhadap tugas serta pengalaman.

14
 Pengetahuan, pemimpin kreatif kebanyakan berpengetahuan luas, dan mereka
memiliki pengetahuan yang luas pengetahuan yang mana berkontribusi pada karisma
mereka.
 Pengetahuan/Kemampuan Kognitif, Orang-orang yang kreatif menunjukkan gaya
intelektual yang mampu berpikir secara berbeda dari orang kebanyakan. Mereka
mampu memperluas jumlah alternatif terhadap suatu masalah, sehingga menjauh dari
satu solusi.
 Kepribadian, Orang yang kreatif cenderung mempunyai hal positif pada citra diri tanpa
menjadi percaya diri secara berlebihan. Kepercayaan diri merupakan faktor yang
berpengaruh untuk meningkatkan kreativitas yang diperlukan.
 Kemampuan Terhadap Tugas dan Pengalaman, Orang kreatif biasanya erat kaitannya
dengan kinerja dan hasrat untuk bekerja. Orang akan menjadi kreatif paling baik ketika
mereka merasa termotivasi terutama oleh minat, kepuasan, dan tantangan dari
pekerjaan itu sendiri dan bukan karena tekanan eksternal.
C. Strategi Menghidupkan Budaya Kreatif Dalam Organisasi
Dalam menghidupkan budaya kreatif dalam organisasi, terdapat beberapa metode dan
strategi untuk meningkatkan kemampuan organisasi untuk menghasilkan ide-ide inovatif,
solusi yang kreatif, dan produk atau layanan baru. Berikut beberapa metode dan strategi
tersebut,
1. Systematically Collecting Fresh Ideas, meningkatkan kreativitas dalam organisasi
dapat dimulai dengan memastikan bahwa ide-ide segar selalu ada, dengan cara
sebagai berikut,
 Mengimplementasikan sistem pengumpulan ide yang terstruktur,
 Mendorong karyawan untuk selalu mencatat dan berbagi ide dengan rekannya,
 Menjadwalkan sesi pengumpulan ide secara berkala.
2. Brainstorming, merupakan teknik yang sudah umum digunakan untuk memunculkan
ide-ide kreatif dalam kelompok. Metode ini melibatkan pertemuan yang bertujuan
memunculkan sebanyak mungkin ide tanpa penilaian atau kritik terlebih dahulu.
Langkahnya sebagai berikut,
 Menetapkan aturan mempromosikan ide secara bebas, seperti "tidak ada ide yang
salah" dan "menghargai segala ide",
 Memilih seorang fasilitator yang dapat memandu sesi,
 Mencatat ide-ide yang dihasilkan secara sistematis dan mengevaluasinya.

15
3. Using the Pet-Peeve Technique, metode untuk memunculkan ide-ide kreatif dengan
fokus pada mengidentifikasi masalah atau hal-hal yang mengganggu,
 Mendorong anggota tim untuk membuat daftar dari hal-hal yang mereka anggap
sebagai "pet-peeve" atau ketidaknyamanan dalam kehidupan sehari-hari,
 Menganalisis daftar tersebut untuk mengidentifikasi pola atau masalah yang
mungkin memiliki solusi kreatif,
 Mendorong anggota tim untuk berkolaborasi dalam mengembangkan ide-ide yang
dapat mengatasi atau memperbaiki masalah tersebut.
4. The Morality of Enhancing Creativity, Penting untuk mempertimbangkan aspek moral
dalam upaya meningkatkan kreativitas dalam organisasi. Ini termasuk memastikan
bahwa proses kreatif tidak merugikan pihak lain atau melanggar prinsip-prinsip etika.
Beberapa pertimbangan moral dalam meningkatkan kreativitas meliputi:
 Memastikan bahwa ide-ide yang dihasilkan tidak melibatkan plagiarisme atau
pencurian intelektual.
 Mendorong etika dalam penggunaan data, sumber daya, dan teknologi yang
digunakan dalam proses kreatif.
 Memiliki kebijakan dan panduan etika yang jelas yang diikuti oleh seluruh anggota
organisasi.
Manfaat Budaya Kreatif
Manfaat budaya kreatif dalam organisasi sangatlah signifikan sehingga dapat
memengaruhi berbagai aspek kinerja dan keberhasilan organisasi. Selain
menghasilkan ide, ia akan membentuk organisasi yang lebih adaptif, inovatif, dan
berorientasi pada karyawan dan pelanggan, yang akan memberikan kesuksesan
jangka panjang. Beberapa manfaat utamanya ialah sebagai berikut,
 Inovasi, akan mendorong pegawai untuk berpikir kreatif, menciptakan ide-ide baru,
dan mengembangkan produk, layanan, atau proses inovatif,
 Pemecahan Masalah, akan membantu dalam mengatasi masalah dan menemukan
solusi dengan cara yang inovatif dan efektif,
 Keterlibatan Karyawan, akan meningkatkan keterlibatan karyawan dalam
pekerjaan mereka,
 Peningkatan Produktivitas, akan membantu mengoptimalkan proses bisnis dan
rutinitas kerja, yang selanjutnya akan dapat meningkatkan produktivitas kinerja,
 Fleksibilitas dan Adaptabilitas, akan membantu organisasi untuk lebih fleksibel
dalam menghadapi perubahan dan tantangan,

16
 Penciptaan Budaya Pembelajaran, akan menciptakan lingkungan yang mendorong
pembelajaran berkelanjutan,
 Keunggulan Kompetitif, akan menciptakan produk atau layanan yang
membedakannya dari pesaing,
 Kepuasan Pelanggan, akan dapat lebih memenuhi kebutuhan pelanggan dengan
lebih baik.
 Pengembangan Bisnis, akan membuka peluang untuk mengidentifikasi bisnis baru,
diversifikasi, atau ekspansi. Ini dapat membantu organisasi tumbuh dan
berkembang.
Teknik dalam menggali kreatifitas
Beberapa teknik yang bisa di dalam menggali kreatifitas dalam organisasi adalah
sebagai berikut,
 Brainstorming, Dalam teknik ini anggota akan di kumpulkan menjadi beberapa
kelompok dan di dorong untuk mengemukakan atau memberikan beberapa ide
meraka sehingga hal ini dapat menstimulus kreatifitas yang berada dalam
organisasi tersebut,
 Forced association, Dalam teknik ini , langkah pertama ialah mencatat kata-kata
yang berhubungan dengan masalah yang dihadapi, selanjutnya mencatat
beberapa hal yang berbeda dengan masalah yang sedang di hadapi, kemudian
anggota akan berfikir kerasa untuk menganalisis apakah terdapat ide baru dari
catatan yang pertama dan catatan yang ke dua.
Contoh, Perusahaan kaca sedang mencari inovasi baru, Langkah pertama adalah
membuat daftar catatan yang berhubungan dengan kaca seperti gelas minum,
piring, kaca hias, dan jendela. Langkah kedua membuat catatan daftar yang
berhubungan dengan mainan, dan kembangkan dua catatan ini akan tetapi jika
tidak terdapat ide-ide yang bisa di implementasikan maka akan di buat catatan
daftar yang tidak berhubungan dengan kaca.
 Mind mapping, Teknik ini merupakan teknik grafis yang mendorong pemikiran pada
kedua sisi otak manusia, secara visual mewakili berbagai jenis hubungan antar ide
dan meningkatkan kemampuan untuk melihat masalah dari sudut yang berbeda,
 Morphological analysis, Teknik ini merupakan teknik yang sulit di gunakan untuk
masalah teknis akan tetapi Teknik ini mudah jika menghadapi masalah
manajemen. Teknik ini dilakukan dengan mengidentifikasi, menyusun daftar,
memghitung, dan membuat parameter kumpulan seluruh perlengkapan yang
menciptakan kemampuan fungsional.
17
Contoh, sebuah Perusahaan memiliki sumber plastic baru akan tetapi memiliki
masalah akan diproduksi dalam bentuk seperti apa. Langkah pertama adalah
membuat gambar kubus di kertas, selanjutnya menuliskan disudut kubus yaitu
sumber plastic yang dapat di produksi dalam bentuk apa saja, sudut kedua
merupakan kegunaan dari plastic tersebut, dan sudut ke tiga dituliskan mengenai
kegunaan seperti kemanan dan kenyamanan produk tersebut.

Ringkasan

 Alur berfikir kreatif merupakan proses mental yang melibatkan langkah-langkah untuk
menghasilkan ide-ide baru, solusi inovatif, atau karya seni yang orisinal.
 Langkah-langkah alur berfikir kreatif meliputi melakukan persiapan, mengembangkan
ide, menyeleksi Ide, melakukan pemusatan, melakukan pemikiran asosiatif,
eksperimen, evaluasi, revisi, implementasi, serta pengembangan.
 Ciri orang kreatif dapat dikelompokkan menjadi empat bidang yakni, pengetahuan,
kemampuan kognitif, kepribadian, dan kemampuan terhadap tugas serta pengalaman.
 Beberapa metode dan strategi dalam mengembangkan budaya kreatif dalam
organisasi antara lain, 1) Systematically Collecting Fresh Ideas, 2) Brainstorming, 3)
Using the Pet-Peeve Technique, serta 4) The Morality of Enhancing Creativity.
 Manfaat budaya kreatif dalam organisasi sangatlah signifikan sehingga dapat
memengaruhi berbagai aspek kinerja dan keberhasilan organisasi.
 Beberapa manfaat umum dari budaya kreatif dalam organisasi antara lain inovasi,
pemecahan masalah, keterlibatan karyawan, peningkatan produktivitas, fleksibilitas
dan adaptabilitas, penciptaan budaya pembelajaran, keunggulan kompetitif, kepuasan
pelanggan, serta pengembangan bisnis.
 Teknik yang dapat dilakukan dalam upaya menggali kreatifitas dalam organisasi
antara lain, 1) Brainstorming, 2) Forced association, 3) Mind mapping, dan 4)
Morphological analysis.

18
RPS 12
KOMUNIKASI KEPEMIMPINAN

Resume Materi
A. Prinsip Komunikasi Efektif Pemimpin
Dalam berkomunikasi, penting bagi pemimpin untuk membangun kepercayaan,
menginspirasi dan memberdayakan tim kerja mereka, serta menyelesaikan konflik
apabila ingin komunikasinya efektif. Beberapa prinsip dan keterampilan utama dalam
menciptakan komunikasi yang efektif bagi seorang pemimpin, ialah sebagai berikut,
 Rasa hormat, menunjukkan rasa hormat kepada anggota tim mereka dan
mendengarkan pendapat serta ide mereka.
 Empati, memiliki pikiran yang terbuka dan mampu memahami serta merasakan apa
yang dialami oleh anggotanya.
 Audibilitas, berkomunikasi dengan cara yang dapat didengar dan dimengerti
 Komunikasi yang jelas dan tepat
 Memprioritaskan waktu, memprioritaskan waktu mereka untuk berkomunikasi secara
efektif
 Umpan balik, memberikan umpan balik positif kepada anggota tim yang berkinerja
baik dan kritik konstruktif kepada mereka yang membutuhkan perbaikan.
 Mendengarkan, harus mendengarkan secara aktif anggota tim mereka,
 Berbicara, memiliki kemampuan berbicara yang baik untuk berkomunikasi secara
efektif
 Bahasa universal, menggunakan bahasa universal yang dapat dimengerti oleh
semua anggota tim.
 Koordinasi
 Etika, berkomunikasi secara etis untuk menjaga kepercayaan publik.
 Estetika atau kesopanan
 Inspirasi

B. Komunikasi yang Menginspirasi dan Berkekuatan


Beberapa hal dapat membantu seorang pemimpin menciptakan komunikasi yang memiliki
dampak tinggi dan berperan penting dalam kepemimpinan yang efektif. Komunikasi yang
efektif seringkali menjadi salah satu kriteria utama untuk naik ke posisi kepemimpinan.
1. Berbicara dan Menulis

19
Kita sudah memiliki pemahaman dasar tentang komunikasi lisan dan tulisan yang
efektif. Namun, penting untuk diingat bahwa dasar-dasar tersebut, seperti
berbicara dengan jelas, menjaga kontak mata, dan menghindari bergumam, hanyalah
langkah awal. Beberapa saran mengenai komunikasi lisan dan tulisan yang dinamis
dan persuasif yaitu sebagai berikut,
 Menjadi kredibel
 Sesuaikan pesan dengan pendengar
 Sampaikan kepada anggota tentang manfaat dari saran yang diberikan
 Gunakan kata-kata yang berdampak besar dan memancing emosi
 Gunakan anekdot untuk mengkomunikasikan makna
 Dukung kesimpulan dengan data
 Meminimalkan kesalahan bahasa, kata-kata yang tidak penting, dan jeda yang
disuarakan
 Menulis memo, surat, dan laporan yang tajam dan jelas, termasuk pesan di
bagian depan
 Gunakan jargon bisnis dalam dosis yang tepat
2. Enam Prinsip Dasar Persuasi
Menjadi persuasif merupakan hal penting dalam upaya mempengaruhi terutama
untuk orang-orang yang tidak memiliki tanggung jawab formal, kemudian harus
membujuk rekan-rekannya dalam situasi di mana garis kewenangan tidak jelas atau
tidak ada. Salah satu cara untuk menjadi persuasif adalah dengan memanfaatkan
bukti ilmiah tentang cara membujuk orang lain. Beberapa prinsip dasar persuasi ialah,
prinsip menyukai, timbal balik, bukti sosial, konsistensi, otoritas dan, kelangkaan.
3. Komunikasi Nonverbal Termasuk Konferensi Video dan Telepresensi
Pemimpin yang efektif adalah komunikator nonverbal dan verbal yang ahli. Pemimpin
yang percaya diri tidak hanya berbicara dan menulis namun juga memproyeksikan
kepercayaan diri melalui posisi tubuh dan sinyal nonverbal lainnya. Berikut cara
memproyeksikan perilaku non verbal,
 Menggunakan postur tubuh yang tegak
 Berbicara dengan kecepatan sedang
 Sering tersenyum dengan cara yang santai
 Mempertahankan kontak mata dengan orang-orang yang ada di sekeliling kita
 Memberi isyarat apapun dengan santai

20
Pendekatan umum untuk menggunakan perilaku nonverbal yang memproyeksikan
rasa percaya diri dengan memiliki tujuan untuk tapi percaya diri dan kuat. Citra
eksternal juga memainkan peran penting dalam mengkomunikasikan pesan kepada
orang lain. Orang lebih menghormati dan memberikan lebih banyak hak istimewa
kepada mereka yang mereka anggap berpakaian bagus dan rapi. Kepercayaan diri
diproyeksikan oleh hal-hal kecil seperti,
 Pakaian bersih yang rapi dan berkilau
 Sepatu yang baru dipoles
 Kuku yang sempurna
 Perhiasan bersih
 Rambut tertata dengan rapi
 Gigi terlihat bagus dengan warna putih
Konferensi video memberikan tuntutan lebih pada keterampilan komunikasi non
verbal dari para pemimpin, manajer, dan peserta lainnya. Dan beberapa hal yang
harus ditunjukan agar menunjukan kehadiran nonverbal yang sangat kuat selama
konferensi video atau telekonferensi ialah,
 Memakai pakaian yang simpel yang kombinasi yang masuk akal
 Berbicara dengan nada yang jelas dan anda berbicara yang harus diperhatikan
 Hindari gerakan yang tidak perlu seperti gerakan tangan atau anggota tubuh
 yang lain secara berlebihan

C. Resolusi Konflik Melalui Komunikasi


Konflik merupakan kondisi terjadinya ketidakcocokan antar nilai atau tujuan- tujuan yang
ingin dicapai, baik yang ada dalam diri individu maupun dalam hubungannya dengan
orang lain. Louis R. Pondy dalam Kenan Spaho (2013) merumuskan lima episode konflik
yang disebut “Pondy's Model of Organizational Conflict”, yakni,
 Tahap I; Konflik yang Terpendam (Laten). Konflik ini merupakan bibit konflik yang bisa
terjadi dalam interaksi individual ataupun kelompok dalam organisasi, oleh karena set
up organisasi dan perbedaan konsepsi, namun masih dibawah permukaan.
 Tahap II; Konflik yang Terpersepsi. Fase ini dimulai ketika para aktor yang terlibat
mulai mengkonsepsi situasi-situasi konflik termasuk cara mereka memandang,
menentukan pentingnya isu-isu, serta membuat asumsi-asumsi terhadap motif lawan.
 Tahap III; Konflik yang Terasa. Fase ini dimulai ketika para individu atau kelompok
yang terlibat menyadari konflik dan merasakan pengalaman-pengalaman yang

21
bersifat emosi, seperti kemarahan, frustasi, ketakutan, dan kegelisahan yang melukai
perasaan
 Tahap IV; Konflik yang Termanifestasi. Pada fase ini salah satu pihak memutuskan
bereaksi menghadapi kelompok dan sama-sama mencoba saling menyakiti dan
menggagalkan tujuan lawan
 Tahap V; Konflik Sesudah Penyelesaian. Fase ini adalah fase sesudah konflik diolah.
Bila konflik dapat diselesaikan dengan baik hasilnya berpengaruh baik pada
organisasi (fungsional) atau sebaliknya (disfungsional).
1. Resolusi Konflik dalam Perspektif Komunikasi
Konsekuensi makhluk sosial senantiasa menginginkan adanya hubungan dengan
manusia yakni menjadikan manusia selalu ingin mengetahui lingkungan sekitarnya,
bahkan ingin mengetahui apa yang terjadi dalam dirinya, rasa ingin tahu ini memaksa
manusia untuk melakukan komunikasi dengan sesamanya. Dalam hidup
bermasyarakat atau berorganisasi, pasti akan menemukan yang namanya konflik.
Sehingga, manusia memerlukan komunikasi, baik berkomunikasi dengan individu lain
maupun dengan kelompok atau masyarakat. Dengan adanya komunikasi yang baik,
suatu organisasi dapat berjalan lancar dan berhasil.
2. Model komunikasi
 Model encoding-decoding memandang komunikasi manusia sebagai masalah
pengkodean informasi (misalnya, merumuskan kalimat), transmisi pesan
(misalnya, berbicara), dan decoding pesan (misalnya, mendengarkan dan
pemahaman).
 Model intensionalis mengakui bahwa kata-kata yang sama dapat memiliki arti
yang berbeda. Pada model komunikasi ini melibatkan, mengakui niat komunikatif
masing-masing.
 Model ketiga, Perspektif-Taking- mengarahkan speaker ketika memutuskan apa
yang harus dilakukan, untuk mempertimbangkan apa yang pendengar mereka
akan membawa mereka berarti
 Model keempat adalah Model dialogis, memandang komunikasi sebagai
kooperatif (cooperative), proses kolaboratif. Makna muncul dari situasi
komunikatif, dan hanya dapat dipahami dalam konteks itu.

Spiegel (1994) menjelaskan ada lima tindakan yang dapat kita lakukan dalam resolusi
konflik yakni,

22
 Pertama; berkompetisi. Tindakan ini dilakukan jika kita mencoba memaksakan
kepentingan sendiri di atas kepentingan pihak lain. Pilihan tindakan ini bisa sukses
dilakukan jika situasi saat itu membutuhkan keputusan yang cepat, kepentingan salah
satu pihak lebih utama dan pilihan kita sangat vital
 Kedua; menghindari konflik. Tindakan ini dilakukan jika salah satu pihak menghindar
dari situasi tersebut secara fisik maupun psikologis.
 Ketiga; Akomodasi, yaitu jika kita mengalah dan mengorbankan beberapa
kepentingan sendiri agar pihak lain mendapat keuntungan dari situasi konflik itu.
Disebut juga sebagai self sacrificing behaviour.
 Keempat; Kompromi atau Negosiasi.Tindakan ini dapat dilakukan jika kedua belah
pihak merasa bahwa kedua hal tersebut sama–sama penting dan hubungan baik
menjadi yang utama.
 Kelima; Berkolaborasi atau Bekerjasama. Menciptakan situasi menang-menang
dengan saling bekerjasama (win-win solution). Pemecahan sama-sama menang
dimana individu yang terlibat mempunyai tujuan kerja yang sama.

Ringkasan
 Beberapa prinsip dan keterampilan utama dalam menciptakan komunikasi yang efektif
bagi seorang pemimpin antara lain rasa hormat, empati, audibilitas, komunikasi yang jelas
dan tepat, memprioritaskan waktu, umpan balik, mendengarkan, berbicara, bahasa
universal, koordinasi, etik, estetika atau kesopanan, serta inspirasi.
 Beberapa saran mengenai komunikasi lisan dan tulisan yang dinamis dan persuasif
sehingga menjadi berdampak dan berkekuatan yakni, menjadi kredibel, sesuaikan pesan
dengan pendengar, sampaikan kepada anggota tentang manfaat dari saran yang
diberikan, gunakan kata-kata yang berdampak besar dan memancing emosi, gunakan
anekdot untuk mengkomunikasikan makna, dukung kesimpulan dengan data,
meminimalkan kesalahan bahasa, kata-kata yang tidak penting, dan jeda yang
disuarakan, menulis memo, surat, dan laporan yang tajam dan jelas, termasuk pesan di
bagian depan, serta gunakan jargon bisnis dalam dosis yang tepat
 Lima episode konflik yakni 1) Konflik yang Terpendam (Laten), 2) Konflik yang
Terpersepsi, 3) Konflik yang Terasa, 4) Konflik yang Termanifestasi, 5) Konflik Sesudah
Penyelesaian.
 Tindakan dalam resolusi konflik yakni, berkompetisi, menghindari konflik, akomodasi,
kompromi atau negosiasi, berkolaborasi atau bekerjasama.

23
 Beberapa model komunikasi antara lain, 1) Model Encoding-decoding, 2) Model
Intensionalis, 2) Model Perspektif-Taking, 4) Model Dialogis.

24
RPS 13
PENGAMBILAN KEPUTUSAN

Resume Materi
A. Tujuan pengambilan keputusan
Keputusan adalah perilaku organisasi, berintisari perilaku perorangan dan dalam
gambaran proses keputusan ini secara relatif dapat dikatakan bahwa pengertian tingkah
laku organisasi lebih penting daripada kepentingan perorangan. Ditengah ketidakpastian
atau pada masa krisis maka sebelum memutuskan tindakan maka hal yang paling realistis
adalah menunggu terkumpulnya data lapangan dan dilaporkan oleh bawahannya. Akan
tetapi pada konteks krisis ini adalah bahwa sesungguhnya keadaan darurat atau krisis ini
memberikan kondisi yang tidak terduga sehingga para pemimpin perlu menggunakan
intuisinya. Dan pengambilan keputusan dalam kondisi pasti menyiratkan bahwa hasil dari
setiap alternatif tindakan dapat ditentukan dengan pasti. Dalam konteks kepemimpinan di
organisasi atau perusahaan, tujuan pengambilan keputusan sangat penting dan seringkali
multi-dimensi meliputi,
 Mencapai Tujuan Strategis, mengarahkan organisasi atau perusahaan menuju
pencapaian tujuan strategis jangka pendek dan jangka panjang. Keputusan-keputusan
yang diambil harus sejalan dengan visi, misi, dan tujuan organisasi.
 Mengelola Risiko dan Ketidakpastian, dalam rangka mengelola risiko dan
ketidakpastian dengan mempertimbangkan berbagai skenario dan konsekuensi yang
mungkin dapat terjadi
 Optimalisasi Sumber Daya, dalam rangka mengoptimalkan penggunaan sumber daya
organisasi, seperti waktu, uang, tenaga kerja, dan aset lainnya. Pemimpin harus
mengalokasikan sumber daya secara efisien dan efektif untuk mencapai hasil yang
baik.
 Meningkatkan Kinerja dan Daya Saing, dalam rangka meningkatkan kinerja organisasi,
baik dari segi operasional maupun finansial. Keputusan-keputusan yang diambil harus
berkontribusi pada peningkatan daya saing dan pertumbuhan perusahaan.
 Mengembangkan Kultur dan Nilai Organisasi, untuk mempengaruhi kultur dan nilai
organisasi serta membangun budaya kerja yang inklusif, transparan, dan berorientasi
pada nilai-nilai yang dipegang oleh organisasi.
 Inovasi dan Pengembangan, untuk mendukung inovasi dan pengembangan di dalam
organisasi. Ini termasuk keputusan tentang investasi dalam riset dan pengembangan,
serta memfasilitasi lingkungan yang memungkinkan terciptanya ide-ide baru.

25
 Pengelolaan Konflik dan Kepemimpinan Efektif, berkaitan dengan kemampuan
pemimpin dalam mengelola konflik dan menciptakan lingkungan kerja yang kondusif.
Keputusan yang diambil seharusnya mempromosikan komunikasi yang efektif,
kolaborasi, dan kerja tim yang baik.

B. Metode pengambilan keputusan


1. Brainstorming
Merupakan suatu bentuk diskusi dalam rangka menghimpun gagasan, pendapat,
informasi, pengetahuan, pengalaman dari semua peserta. Berbeda dengan diskusi,
dimana gagasan dari seseorang ditanggapi (didukung, dilengkapi, dikurangi, atau tidak
disepakati) oleh peserta lain, pada penggunaan metode curah pendapat orang lain
tidak untuk ditanggapi. Tujuan curah pendapat adalah untuk membuat kompilasi
(kumpulan) pendapat, informasi, pengalaman semua peserta yang sama atau
berbeda. Langkah-langkah metode Brainstorming antara lain,
 Pemberian informasi dan motivasi.
 Identifikasi.
 Klasifikasi.
 Verifikasi.
 Konklusi (Penyepakatan)
2. Teknik Delphy
Teknik yang diterapkan di berbagai bidang, misalnya untuk teknologi peramalan,
analisis kebijakan publik, inovasi pendidikan, program perencanaan dan lain–lain.
Dalam teknik inii, sekelompok ahli terpilih membentuk panel yang akan menghasilkan
jawaban konsensus terhadap pertanyaan yang diajukan ke mereka. Dalam lingkungan
simulasi, panel mungkin terdiri dari manager dan pengguna sistem yang sedang
dimodekan dan pertanyaan adalah tentang perilaku atau kinerja sistem di bawah
kondisi operasi tertentu.
3. Teknik Kelompok Nominal
Teknik ini mirip teknik delphy, bedanya para ahli yang terlibat dalam pengambilan
keputusan bertemu secara tatap muka. Teknik kelompok nominal adalah salah satu
teknik peran serta dalam pengambilan keputusan yang lebih jarang dipakai dibanding
dengan teknik sumbang saran. Teknik ini dimaksudkan sebagai suatu cara untuk
mengumpulkan pandangan dan penilaian perorangan dalam suasana ketidakpastian
dan ketidaksepakatan mengenai inti persoalan suatu masalah, lalu mencari jalan
penyelesaian yang terbaik.

26
4. Teknik Synetics
Teknik ini merupakan modifikasi dari teknik brainstorming, melibatkan seorang ahli
dalam pengambilan keputusan, baik dari organisasi sendiri atau orang luar yang
bertindak sebagai narasumber.

C. Penyebab kesalahan pengambilan keputusan


Keputusan mencerminkan hasil dari proses pemikiran terhadap suatu permasalahan yang
dianggap sebagai deviasi dari rencana awal dengan memilih salah satu opsi
penyelesaiannya. Pengambilan keputusan seringkali menghadapi risiko kesalahan yang
dapat berdampak signifikan pada hasil akhir. Kesalahan-kesalahan tersebut pada
dasarnya disebabkan oleh persepsi mata, tetapi yang paling berbahaya adalah terjadinya
bias atau “irrational anomalies” dalam pikiran kita. Sifat anomalies ini tidak terlihat dan
tidak dapat dirasakan, sehingga seringkali kita tidak sadar bahwa kita telah
menggunakannya. Berikut merupakan perangkap yang dapat menimbulkan terjadinya
errational anomaies dalam pikiran kita pada saat mengambil suatu keputusan,
1. Achoring
Merupakan kecenderungan kita untuk terlalu bergantung pada informasi awal atau
“ancor” dalam pengambilan keputusan, bahkan ketika informasi tersebut mungkin
tidak relevan atau tidak akurat.
2. The status Quo Trap
Terjadi ketika kita enggan melakukan perubahan atau mengambil langkah baru
karena kenyamanan atau ketidakpastian terkait perubahan tersebut.
3. The justify past-action Trap
Merujuk pada kecenderungan manusia untuk terus menerus mendukung atau
membenarkan keputusan atau tindakan yang sudah diambil pada masa lalu,
meskipun ada perubahan situasi atau bukti yang menunjukkan bahwa keputusan
tersebut tidak lagi relevan atau efektif. Dalam konteks ini, seseorang cenderung
mempertahankan keputusan lama karena adanya investasi emosional atau waktu
yang sudah dilakukan sebelumnya. Meskipun keadaan telah berubah atau keputusan
tersebut tidak lagi memberikan hasil yang diinginkan, perangkap ini membuat
seseorang enggan untuk mengakui kesalahan atau melakukan penyesuaian.
4. The Confirming – evidence Trap
Terjadi ketika kita mencari atau memberi bobot lebih pada informasi yang mendukung
pandangan atau keputusan yang sudah kita miliki, sementara mengabaikan atau
mengurangi bobot informasi yang mungkin bertentangan.

27
5. Estimating and Forecasting Trap
Kesulitan kita dalam membuat perkiraan yang akurat atau ramalan yang objektif.
Cenderung terjadi karena adanya bias personal, ketidakpastian informasi, atau faktor
lain yang dapat memengaruhi penilaian objektif. Dalam konteks ini, orang sering kali
terjebak dalam membuat perkiraan yang terlalu optimis atau pesimis, tergantung pada
pandangan atau keyakinan pribadi mereka. Faktor seperti pengalaman masa lalu,
harapan, atau ketidakpastian informasi dapat mempengaruhi kemampuan kita untuk
membuat estimasi yang tepat.
Selain itu, dalam (Zulaikha, 2001) terdapat kesalahan- kesalahan yang seringkali
menjebak para pengambil keputusan, diantaranya yaitu,
1. Status Quo
Kesalahan ini terjadi ketika pengambil keputusan cenderung mempertahankan
keadaan saat ini tanpa melakukan perubahan, bahkan jika perubahan diperlukan. Hal
ini dapat disebabkan oleh kenyamanan atau ketakutan terhadap risiko.
2. Biaya
Kesalahan ini terjadi ketika pengambil keputusan terlalu fokus pada biaya yang telah
dikeluarkan dalam pengambilan keputusan sebelumnya, yang dapat menghambat
kemampuan untuk mengganti arah atau mencari solusi yang lebih baik.
3. Data
Dalam hal kecenderungan pada data yang disenangi, maka terdapat dua kekuatan
psikologi yang berperan yaitu tendensi kita secara tidak sadar untuk memutuskan apa
yang ingin kita lakukan sebelum meneliti dan yang kedua dalah kecenderungan kita
untuk lebih terikat dengan hal-hal yang kita sukai.
4. Penjabaran Masalah
Penjabaran masalah yang tidak tepat dalam kesalahan pengambilan keputusan dapat
menyebabkan penurunan nilai karena dapat menghasilkan analisis yang kurang
akurat, solusi yang tidak efektif, dan konsekuensinya berpotensi merugikan
perusahaan atau individu terkait.
5. Perkiraan Ramalan
Kesalahan ini mencakup ketidakmampuan dalam membuat perkiraan yang akurat
atau meremehkan ketidakpastian, yang dapat berdampak pada pengambilan
keputusan yang kurang tepat.

28
6. Terlalu percaya diri
Kesalahan ini terjadi ketika pengambil keputusan terlalu yakin pada pandangan atau
keputusan mereka sendiri tanpa mempertimbangkan informasi tambahan atau sudut
pandang alternatif.
7. Terlalu berhati-hati
Kesalahan ini mencakup sikap berlebihan dalam berhati-hati, yang dapat
menghambat inovasi atau pengambilan risiko yang mungkin diperlukan untuk
mencapai tujuan.
8. Kemampuan Mengingat
Kesalahan terjadi ketika pengambil keputusan dipengaruhi oleh kemampuan
mengingat yang terbatas atau selektif, sehingga informasi yang relevan mungkin
diabaikan atau diabaikan.
Ringkasan
 Keputusan adalah perilaku organisasi, berintisari perilaku perorangan dan dalam
gambaran proses keputusan ini secara relatif dapat dikatakan bahwa pengertian tingkah
laku organisasi lebih penting daripada kepentingan perorangan.
 Dalam konteks kepemimpinan di organisasi atau perusahaan, tujuan pengambilan
keputusan meliputi, 1) Mencapai Tujuan Strategis, 2) Mengelola Risiko dan
Ketidakpastian, 3) Optimalisasi Sumber Daya, 4) Meningkatkan Kinerja dan Daya Saing,
5) Mengembangkan Kultur dan Nilai Organisasi, 6) Inovasi dan Pengembangan, serta 7)
Pengelolaan Konflik dan Kepemimpinan Efektif.
 Metode dalam pengambilan keputusan antara lain, 1) Brainstorming, 2) Teknik Delphy, 3)
Teknik Kelompok Nominal, dan 4) Teknik Synetics.
 Pengambilan keputusan seringkali menghadapi risiko kesalahan yang dapat berdampak
signifikan pada hasil akhir yang disebabkan oleh persepsi mata, tetapi yang paling
berbahaya adalah terjadinya bias atau “irrational anomalies” dalam pikiran kita.
 Perangkap yang dapat menimbulkan terjadinya errational anomaies antara lain, Achoring,
The status Quo Trap, The justify past-action Trap, The Confirming – evidence Trap, serta
Estimating and Forecasting Trap.
 Beberapa kesalahan yang seringkali menjebak para pengambil keputusan, diantaranya
Status Quo, Biaya, Data, Penjabaran Masalah, Perkiraan Ramalan, Terlalu percaya diri,
Terlalu berhati-hati, dan Kemampuan Mengingat.

29
14
KEPEMIMPINAN LINTAS BUDAYA

Resume
A. Keuntungan mengelola keragaman budaya
Keragaman budaya memainkan peran penting di sebuah organisasi dalam konteks
internasional. Mengelola keberagaman budaya dalam suatu organisasi atau perusahaan
akan memberikan keuntungan, keuntungan mengelola keragaman budaya menurut Dubrin
(2014:450) adalah sebagai berikut,
1. Mengelola keberagaman dengan baik memberikan keuntungan dalam pemasaran
Komponen utama dari keunggulan pemasaran dari keberagaman adalah bahwa
tenaga kerja yang sesuai dengan keberagaman basis pelanggan suatu perusahaan
mempunyai keunggulan dalam menarik pelanggan tersebut.
2. Perusahaan dengan rekam jejak yang baik dalam mengelola keberagaman memiliki
keuntungan tersendiri dalam merekrut dan mempertahankan orang-orang berbakat.
3. Heterogenitas dalam angkatan kerja dapat memberikan keuntungan kreativitas bagi
perusahaan, serta meningkatkan kemampuan pemecahan masalah dan pengambilan
keputusan.
4. Program keberagaman dan inklusi membantu perekonomian lokal sehingga
meningkatkan tanggung jawab sosial
Banyak perusahaan besar mengambil inisiatif keberagaman dalam membeli dari
pemasok lokal, minoritas, dan perempuan. Pembelian dalam jumlah besar membantu
perekonomian lokal dalam hal aliran uang serta lapangan kerja.
5. Peningkatan kinerja tim
Keragaman budaya dapat meningkatkan kinerja tim, seringkali karena beragam latar
belakang dikaitkan dengan beragam informasi, pengetahuan, dan perspektif yang
dapat digunakan untuk memecahkan masalah.
B. Studi mengenai Hofstede
Model Hofstede, atau Model 6-D Budaya Nasional, adalah cara untuk memahami budaya
suatu negara berdasarkan nilai-nilai budayanya. Dikembangkan oleh Profesor Geert
Hofstede, model ini telah digunakan untuk membantu organisasi dalam meningkatkan
komunikasi dan kerja sama antara orang-orang dari budaya yang berbeda. Model ini
terdiri dari enam dimensi, yakni,
1. Jarak Kekuasaan
Dimensi ini mengungkapkan sejauh mana anggota masyarakat yang kurang berkuasa
menerima dan mengharapkan bahwa kekuasaan didistribusikan secara tidak merata.
30
Yang menjadi fokusan disini adalah melihat cara masyarakat merespon
ketidaksetaraan yang terjadi di antara mereka.
2. Individualisme VS Kolektivisme
Dimensi ini membahas bagaimana seseorang dalam masyarakat menggambarkan
dirinya sebagai pribadi yang individualis atau kolektif. Individualisme merupakan nilai
budaya yang menggambarkan seseorang lebih suka bertindak sebagai individu
daripada kelompok.
3. Maskulinitas VS Feminitas
Maskulinitas adalah sebuah masyarakat yang memiliki peran gender sosial yang jelas
berbeda: Pria seharusnya tegas, tangguh, dan fokus pada kesuksesan materi; wanita
seharusnya lebih sederhana, lembut, dan memperhatikan kualitas hidup." Maskulinitas
dan feminitas merupakan hasil dari konstruksi sosial yang membentuk bagaimana
masyarakat memandang atau mengatasi sesuatu dengan cara yang berbeda.
4. Penghindaran Ketidakpastian
Dimensi Penghindaran Ketidakpastian mengekspresikan sejauh mana anggota
masyarakat merasa tidak nyaman dengan ketidakpastian dan ambiguitas. Individu
dengan budaya penghindaran ketidakpastian yang rendah memiliki karakteristik yang
lebih toleran terhadap aturan atau hal yang tabu. Individu lebih menyukai inovasi dan
ide-ide maupun perilaku yang berbeda dari biasanya. Sebaliknya, karakteristik individu
dengan budaya penghindaran ketidakpastian yang tinggi takut terhadap sesuatu yang
ambigu dan tidak menyukai ide-ide serta perilaku yang berbeda.
5. Orientasi Jangka Panjang VS Jangka Pendek
Setiap masyarakat harus menjaga hubungan dengan masa lalunya sambil
menghadapi tantangan masa kini dan masa depan. Masyarakat memprioritaskan dua
tujuan eksistensial ini secara berbeda.
6. Indulgensi VS Pengekangan
Dimensi ini membahas suatu budaya di masyarakat yang mengatur bagaimana
masyarakat memenuhi keinginan dasar dan alaminya. Indulgensi berarti masyarakat
lebih bebas dalam memuaskan keinginan dasar dan alaminya. Mereka mengutamakan
kenikmatan hidup dan bersenang-senang tanpa norma yang mengikat. Sedangkan
kebalikannya pengekangan, masyarakat berusaha mengontrol pemuasan
keinginannya melalui norma-norma sosial yang ketat.
C. Toleransi nilai budaya dan kepemimpinan
1. Pengaruh Nilai Budaya terhadap Kepemimpinan

31
Dalam konteks manajemen dan kepemimpinan, nilai-nilai yang berakar dalam budaya
suatu masyarakat memiliki dampak signifikan pada perilaku para pemimpin, manajer,
dan pekerja. Teori Geert Hofstede menekankan bahwa nilai-nilai yang diprogramkan
dalam benak individu mempengaruhi hubungan interpersonal dan, oleh karena itu,
memengaruhi proses manajemen dan kepemimpinan. Meskipun setiap budaya dapat
memiliki variasi dalam proses tersebut, nilai-nilai yang mendasarinya menciptakan
keberlanjutan yang kuat di seluruh masyarakat.
2. Contoh Implementasi Nilai dalam Kepemimpinan
Sebagai contoh, pengaruh nilai-nilai terlihat dalam gaya kepemimpinan para manajer
Prancis. Dalam budaya Prancis, kelas sosial memegang peran penting, terutama bagi
manajer yang lulus dari Grand Écoles. Manajer Prancis cenderung mengadopsi sikap
otoriter, menuntut ketaatan, dan menekankan hierarki.
3. Perbedaan Gaya Kepemimpinan antar Negara
Gaya kepemimpinan juga dapat bervariasi antar negara. Manajer Jerman, misalnya,
dikenal karena sikap tegas dan lugas dalam hubungan interpersonal, yang dapat
diartikan sebagai fokus yang tinggi pada kinerja dan efisiensi. Di sisi lain, manajer
Malaysia cenderung mengutamakan kesejahteraan kolektif dan menunjukkan orientasi
manusiawi, menghindari konfrontasi, dan mendorong hubungan harmonis di tempat
kerja.
4. Kepekaan Budaya dan Kecerdasan Budaya
 Kepekaan Budaya
Para pemimpin, dan juga orang lain, yang berusaha mempengaruhi seseorang dari
dari negara asing harus waspada terhadap kemungkinan adanya perbedaan
budaya. Aspek kepekaan budaya ialah, 1) Pengenalan nuansa dalam adat istiadat,
2) Menjadi pekerja multikultural, 3) Mengenali potensi masalah kesalahpahaman
budaya, 4) Fleksibilitas dalam berhubungan dengan orang lain.
 Kecerdasan Budaya
Penyempurnaan dan perluasan dari kepekaan budaya adalah kecerdasan budaya
(CQ), kemampuan orang luar untuk menafsirkan gerak-gerik seseorang yang tidak
dikenal dan ambigu orang asing dan ambigu dengan cara yang akan dilakukan
oleh rekan-rekan sebangsanya Kecerdasan budaya memiliki tiga aspek atau
komponen yakni, 1) CQ Kognitif (kepala), kemampuan untuk menangkap beberapa
petunjuk faktual tentang perilaku yang relevan seperti pentingnya tenggat waktu, 2)
CQ Fisik (tubuh), tindakan dan sikap Anda harus membuktikan kepada tuan rumah
asing bahwa Anda telah memasuki dunia mereka dengan mengadopsi kebiasaan
32
dan tingkah laku mereka, 3) CQ emosional/motivasi (hati), beradaptasi dengan
budaya baru melibatkan mengatasi rintangan dan kemunduran.
D. Inisiatif Kepemimpinan Untuk Mencapai Keberagaman Budaya
 Hold managers accountable for achieving diversity
 Establish Minority Recruitment, retention, and mentoring Programs
 Conduct diverse training
 Menyelenggarakan pelatihan lintas budaya
 Mendorong pengembangan jaringan karyawan
 Hindari karakteristik kelompok saat merekrut orang yang cocok dengan organisasi
(person-organization fit)
 Memodifikasi produk dan layanan untuk kelompok demografis yang ditargetkan
 Mencapai keragaman di antara para pemimpin organisasi.
Ringkasan
 Mengelola keberagaman budaya dalam suatu organisasi atau perusahaan akan
memberikan keuntungan.
 Keuntungan mengelola keberagaman budaya antara lain, 1) Keuntungan dalam
pemasaran, 2) Keuntungan dalam merekrut dan mempertahankan orang-orang berbakat,
3) Keuntungan dalam kemampuan pemecahan masalah dan pengambilan keputusan. 4)
Membantu perekonomian lokal sehingga meningkatkan tanggung jawab sosial, 5)
Peningkatan kinerja tim.
 Model Hofstede, atau Model 6-D Budaya Nasional, adalah cara untuk memahami budaya
suatu negara berdasarkan nilai-nilai budayanya.
 Enam dimensi model Hofstede, yakni 1) Jarak Kekuasaan, 2) Individualisme VS
Kolektivisme, 3) Maskulinitas VS Feminitas, 4) Penghindaran Ketidakpastian, 5) Orientasi
Jangka Panjang VS Jangka Pendek, 60 Indulgensi VS Pengekangan
 Dalam konteks manajemen dan kepemimpinan, nilai-nilai yang berakar dalam budaya
suatu masyarakat memiliki dampak signifikan pada perilaku para pemimpin, manajer, dan
pekerja.
 Gaya kepemimpinan juga dapat bervariasi antar negara.
 Aspek kepekaan budaya ialah, 1) Pengenalan nuansa dalam adat istiadat, 2) Menjadi
pekerja multikultural, 3) Mengenali potensi masalah kesalahpahaman budaya, 4)
Fleksibilitas dalam berhubungan dengan orang lain.
 Kecerdasan budaya memiliki tiga aspek atau komponen yakni, 1) CQ Kognitif (kepala), 2)
CQ Fisik (tubuh), 3) CQ emosional/motivasi (hati).

33

34
15
PENGEMBANGAN KEPEMIMPINAN

Resume
A. Kontribusi pengembangan kepemimpinan
Pengembangan kepemimpinan sering kali dilihat dari segi pendidikan dan pelatihan,
pengalaman kerja, dan pembinaan. Meski demikian, self-help juga berkontribusi besar
dalam mengembangkan kemampuan kepemimpinan. Self-help mempunyai banyak
bentuk, termasuk bekerja sendiri untuk meningkatkan keterampilan komunikasi,
mengembangkan karisma, dan mencontohkan perilaku pemimpin yang efektif.
1. Pengembangan Kepemimpinan Melalui Kesadaran Diri
Mekanisme penting yang mendasari pengembangan diri adalahkesadaran diri,
memproses umpan balik tentang diri sendiri secara mendalam untuk meningkatkan
efektivitas seseorang. Bagian dari kesadaran diri adalah mampu memahami
bagaimana individu dipandang oleh orang lain.
2. Pengembangan Kepemimpinan Melalui Disiplin Diri
Seperti jenis pengembangan pribadi lainnya, pengembangan kepemimpinan
memerlukan disiplin diri yang tinggi. Dalam konteks saat ini,disiplin diri adalah
mengerahkan upaya dan energi seseorang untuk tetap fokus mencapai tujuan penting.
Disiplin diri diperlukan untuk sebagian besar bentuk pengembangan kepemimpinan.
3. Pengembangan Melalui Pendidikan, Pengalaman, dan Pendampingan
Sebagian besar pengembangan kepemimpinan terjadi melalui cara-cara selain
program kesadaran diri dan disiplin diri atau pengembangan kepemimpinan.
Kepemimpinan adalah suatu proses yang komprehensif sehingga hampir semua
aktivitas kehidupan dapat membantu orang mempersiapkan diri untuk peran
kepemimpinan. Tiga pengalaman hidup dan kerja penting yang berkontribusi terhadap
pengembangan kepemimpinan adalah pendidikan, pengalaman sebagai pemimpin,
dan pendampingan.
B. Program formal pengembangan kepemimpinan
Strategi jangka panjang untuk mengembangkan pemimpin yang prospektif, baru, dan
berpraktik adalah dengan mendaftarkan mereka dalam program pengembangan
kepemimpinan. Banyak program pengembangan manajemen juga ditujukan untuk
pengembangan kepemimpinan.
1. Program Intensif Umpan Balik
Program pengembangan yang intensif umpan balik membantu para pemimpin
berkembang dengan melihat lebih jelas pola perilaku mereka, alasan perilaku tersebut,
35
dan dampak perilaku dan sikap tersebut terhadap efektivitasnya. Program semacam
ini juga membantu para pemimpin atau calon pemimpin menemukan cara yang lebih
konstruktif untuk mencapai tujuan mereka
2. Program Berbasis Keterampilan
Pelatihan keterampilan dalam pengembangan kepemimpinan melibatkan perolehan
kemampuan dan teknik yang dapat diubah menjadi tindakan. Memperoleh
pengetahuan mendahului perolehan keterampilan, namun dalam pelatihan berbasis
keterampilan penekanannya adalah pada pembelajaran bagaimana menerapkan
pengetahuan. Lima metode berbeda yang sering digunakan dalam pelatihan
kepemimpinan berbasis keterampila yakni ceramah, studi kasus, permainan peran,
pemodelan peran perilaku, dan simulasi
3. Program Pengetahuan dan Kesadaran Konseptual
Pendekatan pengembangan kepemimpinan adalah membekali orang dengan
pemahaman konseptual tentang kepemimpinan. Konsep-konsep tersebut biasanya
dilengkapi dengan aktivitas pengalaman seperti bermain peran dan kasus.
Pengetahuan konseptual sangat penting karena mengingatkan pemimpin akan
informasi yang akan membuat perbedaan dalam kepemimpinan.
4. Program Sosialisasi
Dari sudut pandang perusahaan, jenis program pengembangan kepemimpinan yang
penting menekankan pada sosialisasi, menyesuaikan diri dengan perusahaan dan
menerima visi dan nilai-nilainya. Para eksekutif senior melakukan presentasi dalam
program-program ini karena mereka berperan sebagai panutan yang memahami
secara menyeluruh visi dan nilai-nilai yang diharapkan dapat dilestarikan oleh para
peserta.
5. Program Pembelajaran Aksi
Pendekatan praktis langsung terhadap pengembangan kepemimpinan adalah para
pemimpin dan calon pemimpin bekerja sama dalam kelompok untuk memecahkan
masalah-masalah organisasi di luar lingkup pengaruh mereka yang biasa
6. Pembinaan dan Psikoterapi
Pembinaan eksekutif merupakan suatu bentuk pengembangan kepemimpinan karena
para manajer yang dibina menerima nasihat dan dorongan sehubungan dengan
keterampilan kepemimpinan mereka.
7. Evaluasi Program Pengembangan Kepemimpinan
Banyak perusahaan mengevaluasi program pengembangan kepemimpinan mereka
untuk melihat apakah biayanya efektif. Di perusahaan besar, misalnya, akan dilakukan
36
perbandingan penilaian dari atasan dan bawahan bagi pimpinan yang mengikuti
program dibandingkan dengan pimpinan yang tidak mengikuti program.
C. Manajemen suksesi
Dalam organisasi yang dikelola dengan baik, pengganti eksekutif yang berhenti, pensiun,
atau diberhentikan dipilih melalui proses suksesi kepemimpinan,proses yang teratur dalam
mengidentifikasi dan mempersiapkan orang untuk menggantikan manajer.
Perencanaan suksesi sangat penting bagi kesehatan jangka panjang suatu organisasi,
dan oleh karena itu merupakan tanggung jawab penting dari kepemimpinan senior.
1. Bagaimana Dewan Memilih Penerus
Tanggung jawab utama dewan direksi adalah memilih penerus kepala eksekutif,
biasanya CEO. Pendekatan umumnya adalah mengikuti prinsip standar seleksi
sumber daya manusia, seperti menyaring kandidat secara menyeluruh, termasuk
berbicara dengan beberapa orang yang pernah bekerja dengan individu tersebut.
Melakukan penyelidikan latar belakang untuk mengungkap kemungkinan perilaku yang
memalukan atau ilegal juga penting.
2. Perencanaan Suksesi di General Electric dan Procter & Gamble
General Electric sering terkenal karena teknik manajemennya yang progresif dan
menyeluruh. Sistemnya dalam mengidentifikasi dan mengembangkan bakat dianggap
patut dicontoh. Pengembangan kepemimpinan sangat penting bagi perusahaan
sehingga CEO Jeffrey Immelt dilaporkan menginvestasikan 30 persen waktunya untuk
proses tersebut. Eksekutif yang terlatih di GE mempunyai permintaan yang tinggi di
perusahaan bisnis lain.
3. Aspek Emosional Suksesi Kepemimpinan
Suksesi kepemimpinan tidak boleh dianggap sebagai proses manajemen yang obyektif
dan terpisah. Bahkan para eksekutif yang mandiri secara finansial pun cenderung
mengalami kehilangan emosional ketika mereka digantikan; mereka mungkin
mendambakan kekuasaan dan posisi yang pernah mereka miliki. Suksesi
kepemimpinan di perusahaan milik keluarga merupakan proses yang sangat
emosional karena berbagai alasan. Anggota keluarga mungkin berebut siapa yang
paling memenuhi syarat untuk mengambil alih kepemimpinan, atau pemilik dan pendiri
mungkin merasa tidak ada anggota keluarga yang memenuhi syarat. Situasi yang
sangat emosional terjadi ketika pemilik ingin ada anggota keluarga yang
menggantikannya, namun tidak ada anggota keluarga yang bersedia. Oleh karena itu,
bisnis tersebut mungkin harus dijual atau ditinggalkan begitu saja; bagaimanapun juga,
identitasnya akan hilang.
37
4. Mengembangkan Kelompok Penerus
Langkah-langkah yang terlibat dalam mengembangkan kumpulan penerus (atau
manajemen suksesi) adalah sebagai berikut,
 Evaluasi sejauh mana kekurangan kepemimpinan yang masih ada dalam suatu
organisasi.
 Perencanaan harus dimulai beberapa tahun sebelum pemimpin baru dibutuhkan.
 Identifikasi kompetensi eksekutif yang dibutuhkan berdasarkan kebutuhan, nilai,
dan strategi bisnis masa depan perusahaan.
 Identifikasi individu-individu berpotensi besar untuk kemungkinan dimasukkan ke
dalam kelompok berpotensi besar, dan lakukan penilaian terhadap individu-
individu tersebut untuk mengidentifikasi kekuatan dan kebutuhan pengembangan
guna menentukan siapa yang akan tetap berada dalam kelompok berpotensi
besar.
 Tetapkan program pengembangan yang dirancang secara individual untuk setiap
kandidat berpotensi besar yang mencakup program pengembangan
kepemimpinan, rotasi pekerjaan, penugasan khusus, dan pendampingan. Para
bintang baru harus diberi kesempatan untuk berganti tanggung jawab setiap tiga
hingga lima tahun.
 Memilih dan menempatkan orang pada pekerjaan senior berdasarkan kinerja,
pengalaman, dan potensi mereka. Selama menduduki posisi tersebut, para
pemimpin harus memiliki akses terhadap anggota dewan termasuk melakukan
presentasi.
 Pantau terus program dan berikan dukungan manajemen puncak
5. Promosi dari Dalam
Sebuah studi yang dilakukan oleh konsultan Booz & Co. menemukan bahwa CEO
yang dipekerjakan dari luar perusahaan memiliki kemungkinan dua kali lebih besar
untuk dipecat dibandingkan mereka yang dipromosikan dari dalam perusahaan.
Masalah utamanya adalah pihak luar sering kali tidak memahami cara membawa
perubahan di dalam perusahaan. Promosi dari dalam juga menawarkan keuntungan
berupa harapan yang lebih besar bagi orang dalam karena mereka percaya bahwa
mereka memiliki lebih banyak kesempatan untuk maju dalam perusahaan mereka
sendiri.

38
Ringkasan
 Self-help juga berkontribusi besar dalam mengembangkan kemampuan kepemimpinan.
Self-help mempunyai banyak bentuk, termasuk bekerja sendiri untuk meningkatkan
keterampilan komunikasi, mengembangkan karisma, dan mencontohkan perilaku
pemimpin yang efektif.
 Beberapa hal yang berkontribusi dalam pengembangan kepemimpinan seperti 1)
Pengembangan Kepemimpinan Melalui Kesadaran Diri, 2) Pengembangan Kepemimpinan
Melalui Disiplin Diri, 3) Pengembangan Melalui Pendidikan, Pengalaman, dan
Pendampingan
 Strategi jangka panjang untuk mengembangkan pemimpin yang prospektif, baru, dan
berpraktik adalah dengan mendaftarkan mereka dalam program pengembangan
kepemimpinan.
 Beberapa program pengembangan kepemiminan antara lain, Program Intensif Umpan
Balik, Program Berbasis Keterampilan, Program Pengetahuan dan Kesadaran Konseptual,
Program Sosialisasi, Program Pembelajaran Aksi , Pembinaan dan Psikoterapi, serta
Evaluasi Program Pengembangan Kepemimpinan.
 Perencanaan suksesi sangat penting bagi kesehatan jangka panjang suatu organisasi,
dan oleh karena itu merupakan tanggung jawab penting dari kepemimpinan senior.
 Pendekatan umum dalam pemilihan penerus dewan adalah mengikuti prinsip standar
seleksi sumber daya manusia, seperti menyaring kandidat secara menyeluruh, termasuk
berbicara dengan beberapa orang yang pernah bekerja dengan individu tersebut.
 Suksesi kepemimpinan tidak boleh dianggap sebagai proses manajemen yang obyektif
dan terpisah, terdapat sisi emosional ketika mereka digantikan, dan juga ketika
perusahaan milik keluarga dan sebagainya.
 Langkah-langkah yang terlibat dalam mengembangkan kumpulan penerus (atau
manajemen suksesi) antara lain, 1) Evaluasi sejauh mana kekurangan kepemimpinan, 2)
Perencanaan harus dimulai beberapa tahun sebelum pemimpin baru dibutuhkan, 3)
Identifikasi kompetensi eksekutif yang dibutuhkan,4) Identifikasi individu-individu
berpotensi besar, 5) Tetapkan program pengembangan yang dirancang secara individual
untuk setiap kandidat berpotensi besar, 6) Memilih dan menempatkan orang pada
pekerjaan senior berdasarkan kinerja, pengalaman, dan potensi mereka, serta 7) Pantau
terus program dan berikan dukungan manajemen puncak.

39
REFERENSI

Dubrin, A. J. (2014). Leadership : Research Findings, Practice and Skills (Eighth Edi). Boston,
USA: Cengage Learning

40

Anda mungkin juga menyukai