Anda di halaman 1dari 14

KEWIRAUSAHAAN GIZI WISATA HALAL

Tugas Ke-1 Resume Mata Kuliah Kewirausahaa Gizi Wisata Halal

Dosen Pengampu Dian Neni Naelasari, S.Pd.,M.Si

Disusun oleh : Semester 6A

Auliya Nurhalimah (2109060016)

PRODI ILMU GIZIFAKULTAS KESEHATAN

UNIVERSITAS NAHDLATUL ULAMA

NUSA TENGGARA BARAT

2024
KEWIRAUSAHAAN GIZI WISATA HALAL

Latar belakang

Pendidikan kewirausahaan diasumsikan dapat meningkatkan kesadaran


kewirausahaan sebagai jalur karir alternatif menuju pekerjaan. Pendidikan
kewirausahaan dapat mempengaruhi niat wirausaha mahasiswa, namun penelitian
menunjukkan adanya perbedaan efek berdasarkan niat/intensi, baik jangka pendek
maupun jangka panjang (Slavtchev, Laspita, & Patzelt, 2012). Makanan berperan
penting dalam menjaga kesehatan tubuh. Asupan makanan yang tidak sesuai dengan
komposisi kebutuhan tubuh dapat menyebabkan malnutrisi. Perubahan pola makan,
jenis makanan dan komponen dalam makanan dapat menyebabkan kelainan dan
penyakit baru. Bisnis makanan khususnya makanan dengan memperhitungkan nilai
gizi dan fungsi sebagai terapi, sangat berpeluang untuk dikembangkan (Proverawati
Dkk 2022).

Setelah sukses meraih prestasi di level internasional sebagai destinasi wisata


halal terbaik di dunia versi GMTI (Global Muslim Travel Index) 2019, Indonesia
semakin serius menggarap pasar wisata halal. Meski MUI sudah lebih dulu
mengeluarkan panduan, regulasi terkait hal ini masih harus dipersiapkan.
Dinobatkannya Indonesia sebagai destinasi wisata halal terbaik dunia,
mengembuskan angin optimisme baru bagi para pemangku kepentingan di bidang
wisata halal. Kementerian Pariwisata terus memperluas cakupan destinasi wisata
halal prioritas. Sementara LPPOM MUI sebagai lembaga yang fokus menangani
sertifikasi halal, tak kalah gesit dalam melakukan sertifikasi halal di daerah-daerah
tujuan wisata. Seperti diketahui, Chief Executive Officer (CEO) CrescentRating,
Fazal Bahardeen, pada awal April 2019 lalu menyerahkan piagam penghargaan
kepada Indonesia yang menduduki peringkat pertama wisata halal dunia versi GMTI
2019, bersanding dengan Malaysia. Selain Indonesia dan Malaysia, urutan ranking
wisata halal dunia versi GMTI diraih oleh Turki di posisi ketiga (skor 75), Arab
Saudi di posisi keempat (skor 72), serta Uni Emirat Arab di posisi kelima (skor 71).
Negara lain yang masuk dalam top 10 wisata halal dunia lainnya antara lain Qatar
(skor 68), Maroko (skor 67), Bahrain (skor 66), Oman (skor 66), dan Brunei
Darussalam (skor 65). Secara spesifik, GMTI melalui CrescentRating-Mastercard
juga telah mengumumkan bahwa top 5 destinasi wisata halal prioritas Indonesia 2019
secara berturut-turut diraih oleh Lombok (Nusa Tenggara Barat) dengan skor 70,
Aceh (66), Riau dan Kepulauan Riau (63), DKI Jakarta (59), serta Sumatera Barat
(59) ( Nadha 2022).

Dalam menentukan suatu kehalalan makanan ulama berpegang kepada Al-


Quran dan hadits, begitu juga ahli gizi dalam melihat suatu kehalalan dari segi dzat
makanan cenderung mengikuti ulama yang memiliki keilmuan memahami aspek-
aspek syariah. Adapun yang membedakan diantara kedua terkait perihal thayyib,
ulama dalam melihat thayyib berdasarkan kacamata syariah sedangkan ahli gizi
melihat thayyib berdasarkan kacamata ilmu medis. Walaupun memiliki perbedaan
dalam melihat aspek thayyib akan tetapi juga ada persamaan diantaranya yakni
berorientasi pada aspek kesehatan dan kebaikan (Rachmawati Dkk 2023).

Dalam menghadapi permintaan yang semakin meningkat akan kebutuhan


akan makanan halal, industri kesehatan dan hospital tourism semakin menitikberatkan
pada layanan gizi halal. Kehalalan makanan telah menjadi perhatian utama bagi
banyak pasien, terutama dalam konteks perawatan medis dan Kesehatan Menurut
Lestari (2020) produsen makanan yang tadinya tidak begitu memperhatikan secara
ketat kehalalan produksi makanan dan minuman mereka dengan pertimbangan bisnis
kemudian justru beralih menyesuaikan produk makanan dan minuman mereka agar
sesuai dengan standar halal. Dhea Satria (2021) menyatakan bahwa Kuliner
berhubungan dengan makanan adalah kebutuhan dasar manusia. Saat memilih
makanan, sebagian besar waktu konsumen menyukai rasanya dari makanan tersebut.
Halal sesuai ajarannya syariah konsumen muslim setiap produk harus dijamin halal
dan kesuciannya (Satria 2021).
Keterlibatan gizi halal dalam industri kesehatan menjadi semakin penting
karena makanan yang sesuai dengan aturan agama dan keyakinan agama tertentu
merupakan bagian integral dari perawatan pasien. Makanan yang halal tidak hanya
memenuhi kebutuhan gizi pasien, tetapi juga mendukung aspek spiritual dan
kesejahteraan mereka. Indonesia dengan penduduk mayoritas muslim tentunya ingin
makanan yang dikonsumsi memiliki jaminan halal.

1. Pengertian

Kewirausahaan atau dalam bahasa Inggris disebut juga business, yang berasal
dari bahasa Perancis yaitu Entreprendre yang artinya memulai atau melaksanakan.
Dalam bahasa Indonesia, Business visionary diterjemahkan sebagai wirausaha.
Selanjutnya kata Enterprise diartikan sebagai kewirausahaan. Suryana (2013)
menyatakan bahwa business person merupakan subjek atau orang yang berusaha
menggabungkan sumber daya, tenaga kerja, fabric dan peralatan untuk meningkatkan
nilai yang lebih daripada sebelumnya atau orang yang memperkenalkan perubahan-
perubahan, inovasi dan perbaikan produksi. Business adalah kegiatan membuat
sesuatu dengan waktu dan kagiatan serta modular dan resiko dengan tujuan
memperoleh keuntungan. Seorang wirausaha atau business person adalah seorang
pemimpin yang harus percaya pada diri sendiri, punya kemampuan mengambil risiko,
fleksibilitas tinggi, punya keinginan kuat untuk mencapai sesuatu dan tidak
berkeinginan untuk bergantung pada orang lain (Sutrio Dkk 2023).

Sedangkan wiraswasta atau wirausaha merupakan orang yang tidak bekerja


pada sektor pemerintahan, seperti pedagang, pengusaha, dan orang-orang yang
bekerja di perusahaan swasta. Kemudain definisi lain wirausahawan yaitu orang yang
memiliki kemampuan melihat dan menilai kesempatan-kesempatan usaha,
mengumpulkan sumber daya yang dibutuhkan dan bertindak untuk memperoleh
keuntungan dan peluang tersebut. Oleh karena itu, dapat diartikan bahwa
kewirausahaan adalah kegiatan yang memadukan perwatakan pribadi, keuangan dan
sumber daya di lingkungan tertentu untuk mencapai tujuan tertentu.

Hisrich, Peters, dan Sheperd (2008) menjelaskan bahwa kewirausahaan adalah


inovasi atau membuat sesuatu yang baru dan bernilai menggunakan waktu dan upaya
yang diperlukan, menanggung risiko keuangan, fisik, serta risiko sosial yang
mengiringi, untuk dapat memperoleh imbalan uang yang dihasilkan, serta kepuasan
dan kebebasan pribadi. Kemudian Peter F. Drucker menjelaskan bahwa
kewirausahaan adalah kemampuan untuk menciptakan sesuatu yang baru dan berbeda
atau unik. Robbin & Coulter juga berpendapat bahwa kewirausahaan adalah proses
seorang individu maupun kelompok menggunakan usahanya yang terstruktur untuk
mencari peluang agar dapat menciptakan nilai dan tumbuh dengan memenuhi
keinginan dan kebutuhan melalui inovasi dan keunikan, tidak peduli apa sumber daya
yang saat ini dikendalikan (Sutrio Dkk 2023).

2. Tujuan Kewirausahaan

Orang yang memiliki minat untuk terjun ke dunia wirausaha tentunya punya
tujuan, baik untuk kepentingan dirinya sendiri maupun bermanfaat bagi orang lain.
Ada beberapa tujuan kewirausahaan antara lain sebagai berikut.

a. Meningkatkan Jumlah Wirausahawan Berkualitas Disini perlu adanya


pelatihan dan bimbingan kepada para wirausahawan agar semakin berkualitas,
sehingga ketika para wirausahawan ini terjun ke dunia usaha mereka harus
benar mampu melihat peluang dan menjadikan peluang ini menjadi usaha
yang membuat tujuan wirausahawan tercapai bahkan bisa membuka lapangan
kerja bermanfaat bagi orang banyak.
b. Menyejahterakan Rakyat Semakin banyak orang yang terjun di dunia usaha,
tentunya mampu membuka lapangan-lapangan kerja baru yang dapat
menyerap tenaga kerja tentunya membantu pemerintah dalam mengurangi
jumlah pengangguran. Semakin banyak penganguran terserap didunia kerja
sekaligus mampu memberikan kesejahteraan kepada rakyat.
c. Membudayakan Semangat Wirausaha Membudayakan kerja kreatif, inovatif,
tangguh, dan kompetitif menjadikan budaya ini menjadi potensi yang besar
untuk mengembangkan peluang kerja semakin luas. Budaya kerja ini juga bisa
ditularkan kepada para generasi muda untuk lebih mampu melihat dan
membuka peluang bisnis yang inovatif dan kreatif.
d. Kesadaran Wirausaha Semakin Meningkat Kondisi perekonomian saat ini
menyadarkan masyarakat untuk harus mampu bangkit dari keterpurukan.
Banyaknya PHK di mana-mana karena perusahaan tidak mampu lagi
memberikan gaji.
e. Membudayakan semangat, sikap, perilaku, dan kemampuan berwirausaha di
kalangan masyarakat.
f. Menumbuh kembangkan kesadaran dan orientasi kewirausahaan yang
tangguh dan kuat di masyarakat.
g. Meningkatkan kemampuan para pelaku wirausaha untuk mencapai kemajuan
dan kesejahteraan.

Ciri-ciri Kewirausahaan

a. Selalu Berpikir
Positif Menjadi seorang wirausahawan harus selalu berpikir positif dalam
mengambil setiap keputusan dan setiap peluang yang ada. Dengan selalu
berpikir positif seorang wirausahawan tidak akan takut mengalami kegagalan
dan selalu menjadi pribadi yang optimis pada saat menjalankan usaha.
b. Bersikap Percaya
Diri Percaya diri juga menjadi modal seseorang yang akan terjun di dunia
usaha. Dengan sikap percaya diri akan mendukung optimisme dalam setiap
menjalankan usaha dan merasa tenang dalam setiap mengambil keputusan.
c. Berani Mengambil Setiap Resiko yang Ada
Setiap usaha yang dikerjakan pastinya ada resikonya. Resiko itu seperti
kerugian ataupun kegagalan. Maka dari itu seorang wirausahawan harus
berani menghadapi resiko. Resiko itu dapat diminimalisasikan dengan
perhitungan yang matang. Semakin tingginya keuntungan maka semakin
besar resiko yang akan dihadapi dalam setiap usaha bisnis yang dijalankan.
d. Berjiwa Pemimpin
Susksesnya usaha yang dijalankan biasanya karena jiwa kepemimpinan
pemilik usaha. Pemilik usaha yang bisa memimpin selalu akan cepat dan
sigap dalam mengambil keputusan dalam menghadapi masalah baik yang ada
didalam maupun diluar. Sikap kepemimpinan akan mengayomi karyawan
dalam meningkatkan moral, motivasi dan mental kerja karyawan.
e. Selalu Berorientasi ke Depan
Seorang wirausahawan selalu berpikir ke depan, mampu mempredikasi
peluang yang bisa dikembangkan. Seorang wirausahawan harus memiliki
wawasan dan pandangan kedepan untuk mengembangkan produk yang
dihasilka di masa mendatang.
f. Berorientasi Pada Hasil

Seorang wirausahawan dalam menjalankan usahanya harus berorientasi dengan hasil


yang dicapai. Hasil yang dicapai bisa menjadi evaluasi dalam perjalanan usaha.
Dengan evaluasi hasil tentunya ada hambatan dan tantangan yang muncul dan
hambatan dan tantangan itu bukan menjadi beban tetapi menjadi peluang dan potensi
sebagai tantangan untuk lebih maju ke depan (Sutrio Dkk 2023).

Gambaran Peluang Usaha Bidang

Gizi Seorang wirausahawan dianggap sebagai seseorang yang “Mencari


perubahan, meresponsnya dan memanfaatkan peluang”. Faktor yang mempengaruhi
peluang menjadi wirausahawan yaitu kewaspadaan kewirausahaan, simetri informasi
dan prioritas pengetahuan, jaringan sosial ditambah ciri-ciri kepribadian tertentu
(Meigounpoory, et al., 2011). Ciri-ciri kepribadian kunci yang terkait dengan
wirausahawan adalah optimisme, kemandirian, dan kreativitas (Ardichvili et al.,
2003). Ahli gizi adalah individu yang memenuhi syarat dalam nutrisi ditambah
dietetika terapeutik dan mampu menasihati individu dan kelompok tentang
modifikasi eat less mereka untuk memberi manfaat bagi mereka kondisi kesehatan
dan medis. The British Dietetic Affiliation (BDA, 2012) menyatakan:

Seorang ahli gizi menggunakan ilmu nutrisi untuk merancang rencana makan bagi
pasien untuk perawatan medis. Ahli gizi juga mampu mempromosikan kesehatan
yang baik dengan membantu memfasilitasi perubahan positif dalam pemilihan
makanan. Beberapa sumber menyatakan tentang kewirausahaan gizi seperti yang
ditemukan di Kanada dalam survei lulusan gizi bahwa sejumlah menganggap
kewirausahaan itu harus menjadi bagian dari program universitas yang terakreditasi
(Mann dan Blum, 2004).

Gizi dan Count calories baik meliputi praktik slim down dan tren masa depan
memberikan peran kewirausahaan gizi sebagai pilihan karir masa depan (Winterfeldt
et al., 2014). Dengan demikian, seorang ahli gizi memiliki perubahan minat yang
meningkat dalam interaksi kesehatan dan nutrisi, makanan baru, teknologi informasi.
Hal tersebut merupa kan peluang bagi ahli gizi untuk beralih sebagai pengusaha.
Menurut Trostler et al., (2008) menyatakan bahwa pendidikan gizi harus mencakup
keterampilan penelitian, kemampuan komputer, pemasaran, kewirausahaan dan
manajemen. Prospek wirausaha gizi di Indonesia cukup menjanjikan, hal ini sebagai
peluang para lulusan gizi memanfaatkannya. Salah satu peluang tersebut adalah
banyaknya bermunculan produk makanan dan minuman baru yang sedang tren saat
ini yang mengarah pada kesehatan seperti makanan dan minuman fungsional. Selain
itu, ahli gizi juga dibekali ilmu kuliner yang menjadi dasar kemampuan dalam
mengolah makanan(Proverawati Dkk 2022)
Kemampuan tersebut dapat dimanfaatkan dalam merintis usaha kuliner atau
usaha jasa boga seperti restoran dan katering. Usaha katering count calories
merupakan usaha yang menjanjikan bagi seorang ahli gizi. Seorang ahli gizi
diberikan kemampuan ilmu dietetik yang dapat dimanfaatkan dalam
menyelenggarakan makanan slim down pada tertentu misalnya program slim down
menurunkan berat badan dan juga penyelenggaraan makanan untuk slim down
penyakit tertentu.

PRODUK HALAL ialah produk yang sesuai dengan syari‟at Islam. Kesadaran
Muslim sebagai pembeli itu sangat penting untuk kesehatannya baik secara jasmani
atau rohani. Industri makanan halal pada era 4.0 sangat mudah dalam mengelola
makanan halal baik proses maupun penjualanya melalui alat mesin atau aplikasi
kecerdasan buatan yang mempermudah umat Islam atau non Islam untuk memilih
makanan halal pada saat pemesanan lewat media sosial seperti: Halal test dan aplikasi
makanan halal lainnya (Halal Quest, Zabihah, Crave Halal, Halal Advisor, Scan
Halal, Halal Trip, dan Halal Spot). Selain itu, ada kompleks laboratorium lengkap
yaitu laboratorium pangan yang digunakan untuk penguji produk makanan halal dan
bahan-bahannya juga ada modern halal valley yang merupakan kelompok Industri
halal untuk Industri makanan halal dan produk halal lainnya yang menyediakan
bahan-bahan halal serta ekspor ke pasar internasional dan pengelolaan dalam Negeri.
Revolusi Industri yang semakin canggih, tidak hanya memberi perubahan terhadap
manufaktur tapi juga sangat berdampak terhadap globalisasi, menyamarkan batasan
dan kompetisi internasional yang dapat menjadikan halal food di Indonesia semakin
terkenal, mempermudah proses pemesanan, pemproduksian makanan halal,
pembaruan menu, penjualan semakin luas, memperbanyak minat penjual lewat
online, pasar terbuka lebih meluas, pemasaran yang lebih hemat, lebih efisian,
mudahnya promosi, bahan-bahan makanan halal lebih mudah didapat dan
meningkatkan daya saing (Satria 2021).
Materi tentang pengurusan sertifikat halal untuk produk makanan dan
minuman disampaikan oleh narasumber dari LPPOM-MPU Aceh dan materi yang
diberikan adalah ketentuan produk makanan dan minuman yang harus memiliki label
halal atau sertifikat halal pada suatu produk yang mana produk akan diedarkan di
berbagai tempat. Terakhir penyampaian materi tentang desain kemasan dan
pemasaran produk yang disampaikan oleh narasumber atau konsultan UMKM.

Wisata Halal Dalam Bidang Gizi

Rumah sakit merupakan salah satu sub sistem kesehatan yang memberikan
pelayanan kesehatan bagi masyarakat termasuk di dalamnya adalah pengelolaan gizi
bagi pasien yang menerima pelayanan di rumah sakit. Latar belakang keadaan
tersebut yang menjadikan pengelolaan gizi halal di rumah sakit Indonesia mempunyai
peluang dan potensi untuk berkembang pesat. Bagi umat muslim gizi halal
merupakan suatu kewajiban dalam mempertimbangkan makanan dan minuman yang
masuk ke dalam tubuhnya. Gizi halal ini dibagi dua halal dari kandungan dan halal
dari cara mendapatkannya. Rumah Sakit di Indonesia yang bercirikan syariah
pengelolaan gizi nya menerapkan prinsip gizi halalan thoyiban karena selain
mendapat barakah dari Allah SWT, gizi yang halal dan baik tentu merupakan suatu
terapi diet penyembuhan bagi pasien yang dirawat di rumah sakit.

Penyediakan layanan gizi halal di rumah sakit bukanlah hal yang mudah. Rumah
sakit harus bekerja sama dengan lembaga sertifikasi halal yang terpercaya untuk
memastikan bahwa makanan dan minuman yang disajikan memenuhi standar halal
yang sesuai dengan ajaran agama Islam. Sertifikasi halal, proses sertifikasi produk
atau layanan dapat digunakan sebagai alat dalam memasarkan tujuan wisata medis
dan mempromosikan layanan kesehatan halal.

Penyediaan layanan gizi halal di rumah sakit juga dapat membuka peluang
bisnis dan investasi baru bagi pihak-pihak yang ingin berinvestasi di sektor
kesehatan. Hal ini akan berdampak positif pada perekonomian dan pertumbuhan
industri di negara-negara dengan populasi muslim yang besar. Potensi pengembangan
bisnis rumah sakit terkait layanan gizi halal sangat besar, terutama di negara-negara
dengan populasi muslim yang besar. Beberapa potensi pengembangan bisnis rumah
sakit terkait layanan gizi halal antara lain dapat membuka peluang bisnis baru seperti
penyediaan makanan dan minuman halal, Dalam persaingan industri kesehatan,
penyediaan layanan gizi halal dapat menjadi keunggulan bagi rumah sakit dalam
menarik pasien muslim yang membutuhkan perawatan medis. Oleh karena itu, rumah
sakit dapat mempertimbangkan untuk mengembangkan layanan gizi halal sebagai
bagian dari strategi bisnis mereka.

Potensi pengembangan layanan gizi halal rumah sakit di Indonesia sangat


besar dikarenakan hampir dipastikan sebagian pasien yang dirawat di rumah sakit
adalah muslim. Kepastian mendapat menu gizi yang halal pada saat dirawat di rumah
sakit akan menyebabkan ketenangan pada saat pasien dirawat di rumah sakit.

Adanya Sertifikat Jaminan Halal (SJH) yang ada di rumah sakit akan meningkatkan
kepuasan pasien terutama yang beragama Islam karena segala sesuatu pelayanan di
rumah sakit termasuk pelayanan gizi rumah sakit dapat dipastikan dikelola secara
Islami. Regulasi dan alur SJH di Indonesia juga sudah ditetapkan sehingga rumah
sakit bisa mengakses dan mengusulkan dengan mudah, transparan, dan cepat.
Berbagai kemudahan pengusulan SJH dan dukungan dari pemilik rumah sakit
ditambah faktor pasien yang beragama Islam berjumlah besar merupakan faktor yang
mendukung pengembangan gizi halal rumah sakit di Indonesia.

Wisata halal adalah kegiatan perjalanan yang dilakukan oleh seseorang atau
sekelompok orang dengan mengunjungi tempat untuk tujuan rekreasi, pengembangan
diri, mempelajari keunikan daya tarik wisata untuk wisata sesuai prinsip syariah.

Pengertian ini berdasarkan Fatwa Dewan Syariah Nasional Majelis Ulama Indonesia
No.108/DSN-MUI/X/2016 tentang Pedoman Penyelenggaraan pariwisata berdasar
prinsip syariah.
Wisata halal dapat ditemukan di Indonesia sejak lama, bahkan sebelum Indonesia
merdeka. Hal ini karena Indonesia merupakan negara dengan mayoritas penduduk
Muslim terbesar di dunia. Namun, wisata halal baru mulai berkembang pesat di
Indonesia pada tahun 2010-an. Hal ini seiring dengan meningkatnya kesadaran
masyarakat muslim akan pentingnya wisata yang sesuai dengan syariat Islam. Pada
tahun 2016, Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif (Kemenparekraf)
menerbitkan Panduan Penyelenggaraan Pariwisata Halal. Panduan ini bertujuan untuk
mendorong pengembangan wisata halal di Indonesia, mulai dari penyediaan fasilitas
dan layanan yang halal, keamanan dan kenyamanan wisatawan Muslim, serta
promosi pariwisata halal. Contoh wisata halal di Indonesia di antaranya wisata religi,
seperti ke Masjid Istiqlal, Masjid Al-Aqsa, dan Masjid Nabawi. Lalu ada pula wisata
kuliner ke restoran dan kafe yang makanannya halal. Ada juga wisata alam, mulai
dari pantai, gunung, dan hutan yang fasilitas dan layanannya halal. Selain itu, kamu
juga mengikuti wisata budaya ke desa-desa wisata yang budayanya kental dengan
nilai-nilai Islam. FYI, pemerintah menargetkan Indonesia menjadi destinasi wisata
halal terbaik di dunia pada tahun 2025. Untuk mencapai target tersebut, pemerintah
akan terus mengembangkan infrastruktur dan promosi pariwisata halal di Indonesia.
Daftar Pustaka

Proverawati, A., Nuraeni, I., Sofiyya Wahyurin, I., Kewirausahaan dalam Bidang
Gizi dan Keterkaitannya Terhadap Motivasi Berwirausaha pada mahasiswa
Gizi, P., Ilmu Gizi, J., Ilmu-ilmu Kesehatan, F., & Jenderal Soedirman, U.
(2022). Entrepreneurship Education in the Field of Nutrition
(Nutripreneurship) and Its Relation to Entrepreneurial Motivation in Nutrition
Students (Vol. 14, Issue 1).

Sutrio dkk., (2023) Kewirausahaan Gizi Perpustakaan Nasional: Katalog dalam


Terbitan (KDT).

Sumarto., Hadiningsih. N., & Ariani Jayanti. (2022). Pendidikan Gizi Kolaboratif
Untuk Meningkatkan Pengetahuan Pelaku Umkm Dan Calon Wirausahawan
Dalam Peningkatan Praktik Keamanan Dan Mutu Gizi Pangan. Prosiding Tin
Persagi: 403-412

Fadlah, N. N. (no date) 11 Destinasi Wisata Halal di Indonesia yang Wajib Kamu
Kunjungi: Sewa Rumah, Apartemen, Kost Coliving: Sewa Hunian Jangka
Panjang, Rukita. Available at: https://www.rukita.co/stories/wisata-halal-
indonesia (Accessed: 27 March 2024).

Nadha, C. (2022) Menuju Indonesia Sebagai Destinasi Wisata Halal Dunia, LPPOM
MUI. Available at: https://halalmui.org/menuju-indonesia-sebagai-destinasi-
wisata-halal-dunia/ (Accessed: 27 March 2024).

Satria Dhea Ahmad, (2021) Halal Food Menurut Ulama Dan Ahli Gizi Di Kota
Palangka Raya.

Anda mungkin juga menyukai