PSG - Biokimia Assessment
PSG - Biokimia Assessment
i cs Dietetics Knowledge co S
m kil
Eth pe ls
of Nutrition assessment Nutrition diagnosis
te &
nc
de
o • obtain/collect timely • identify & label problem ie
C s
and appropriate data • determine cause/
• analyze/interpret with contributing risk factors
Critical Thinking
Dietetics Professional
Nutriton monitoring & Nutrition interventions
Evaluation • plan nutrition
• monitor progress Intervention
• measure outcome -Formulate goals & determine
indicators a plan of action
• Evaluate outcomes • implement nutrition
• document intervention
-Care is delivered &
actions are carried out
• document
Communication Collaboration
Social Systems
Definisi
• Penilaian Status Gizi
Proses (mengumpulkan, menganalisis, menginterpretasikan
Penilaian informasi), cara, àperbuatan menilai (KBBI)
Functional Changes
Anatomic Changes
Memberikan info tentang asupan makanan: Konsentrasi zat gizi pada jaringan
• Objektif
– menggunakan peralatan yang selalu ditera dan
tenaga ahli
• Gradable
Kelebihan – dapat diranking (ringan, sedang berat) →
Metode diketahui keparahan malnutrisi
BIOKIMIA
– dana,
– transportasi → butuh kendaraan
→ dana
• Kurang praktis,
– kadang perlu alat yang sulit dibawa
• Ditubuhkan data referensi untuk
menentukan hasil laboratorium
Biochemical Assessment
NUTRIENT/
• Nutrients
METABOLITE IN • Metabolites
URINE
Biochemical Assessment
Functional Biochemical Test
• Growth responses
FUNCTIONAL • Morbidity
PHYSIOLOGICAL • Appetite
TEST • Development responses
• Sleep behaviour
Biochemical Assessment
SPECIMEN NUTRIENT TO BE ASSESSED
Blood (serum/ plasma &cell) Protein, lipids, carbohydrate, vitamins, minerals
Protein
Serum transferrin
Breastmilk retinol
Serum retinol
Ø Hanya 1% dari total cadangan vit A, dan hanya
menggambarkan status defisiensi/kelebihan vit A yang
ekstrim.
Ø Menggambarkan status vitamin A dalam populasi.
Konsentrasi <0.7 µmol/L = defisiensi, 0.7-<1.05 µmol/L =
rendah, ≥1.05 µmol/L = cukup.
Ø Confounders: inflamasi, umur, jenis kelamin, intake lemak
rendah
Biochemical Assessment of Vitamin Status
VITAMIN A status – static measurement
Breastmilk retinol
Ø Retinol dalam ASI menggambarkan status vitamin
A ibu & bayi.
Ø Cut off: 1.05 µmol/L . Public health indicator: 10-25%
moderate, >25% severe
Biochemical Assessment of Vitamin Status
VITAMIN A status – static measurement
Serum 25-hidroxy
vitamin D Parathiroid
hormon (PTH)
Serum 1,25-
dihidroxy vitamin D
Biochemical Assessment of Vitamin Status
Vitamin E status
Static measurement
Serum ascorbic acid
Urinary excretion of
ascorbic acid
Static measurement
Load test
Biochemical Assessment of Vitamin Status
Vitamin B6 status
Serum folate
Erytrocite folate
1. Hemoglobin
– Pengukuran Hb saja tidak cukup untuk mengukur status
Fe, namun sering digunakan sebagai indikator
defisiensi Fe pada populasi.
2. Hematocrit
– Merupakan “packed cell volume“ yang menggambarkan
bagian sel darah merah dari darah.
– Bukan merupakan indikator status Fe yang sensitif,
karena kadar akan menurun dalam kondisi defisiensi Fe
parah.
Biochemical Assessment of Mineral Status
Iron status
4. Serum iron
Ø Menghitung jumlah atom Fe yang terikat pada
transferin pentransport Fe, yang menggambarkan
suplai dari reticuloendothelial ke bone marrow, untuk
sintesis RBC.
Ø Normal value 115 µg/dL
Biochemical Assessment of Mineral Status
Iron status
5. Transferrin
Ø Merupakan protein pentransport Fe. Saturasi Fe
dalam molekul transferrin menggambarkan seberapa
banyak Fe ditransport ke bone marrow.
Ø Saturasi < 16% mengindikasikan kurangnya
pengiriman Fe untuk mempertahankan kadar Hb.
Ø Transferrin saturation (TS) (%)=
Serum iron (µmol/L) x 100%
TIBC (µmol/L)
Biochemical Assessment of Mineral Status
Iron status
7. Serum ferritin
Ø Merupakan bentuk utama cadangan Fe dalam tubuh,
yang merupakan 30% dari total Fe tubuh.
Ø Menggambarkan jumlah cadangan Fe dalam tubuh.
Pengukuran ini dapat menunjukkan apakah cadangan
Fe termasuk defisiensi,normal dan excess (kelebihan).
Ø Normal values: 12 µg/L. Dianjurkan interpretasi hasil
mengeksklusi subyek dengan infeksi
Biochemical Assessment of Mineral Status
Iron status
8. Zinc protoporphirin
Ø Bisa saling menggantikan (interchangebly) dengan
Free Eritrocite Portoporfirin (FEP). Prinsip dasar: Fe
diperlukan dalam sintesis heme, ketika tidak ada Fe
yang cukup, terjadi akumulasi protoporfirin (prekursor
dari heme). Nilai cut off: 70 µg/dL RBC.
Biochemical Assessment of Mineral Status
Iron status
9. Transferrin receptor
Ø Merupakan protein reseptor Fe pada tingkat seluler,
yang mengatur uptake Fe ke dalam sel. Transferin
receptor menggamabrkan kebutuhan Fe. Merupakan
indikator sensitif dari level Fe jaringan, dan lebih
menggambarkan status Fe dibandingkan dengan
serum ferritin, mengingat trensferrin receptor tidak
dipengaruhi oleh infeksi atau anemia.
Biochemical Assessment of Mineral Status
Iron status
Hair zinc
Biochemical Assessment of Mineral Status
Iodine status
2. Serum thyroglobulin
Ø Merupakan protein khusus thyroid, hanya berada
dalam kelenjar thyroid. Konsentrasi protein menurun
apabila intake iodium rendah.
Biochemical Assessment of Mineral Status
Iodine status – functional assessment
Static measurement
Plasma Selenium
Hair selenium
Toenail selenium
Activity of glutathione
peroxidase
Biochemical Assessment of Mineral Status
Calcium status
Static measurement