Anda di halaman 1dari 26

MAKALAH

PENGEMBANGAN LITERASI DIGITAL KEPENDIDIKAN


“Kajian Dampak Media Sosial Bagi Anak”

DOSEN PENGAMPU:

Dr. Eka Sastrawati, S.Pd., M.Pd.

Andi Gusmaulia Eka Putri, M.Pd.

Disusun oleh:

Kelompok 6 / R003

Intan Nurhalisa A1D122061


Maria Qibtiah A1D122069
Dhiyan Syahirah A1D122086

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN GURU SEKOLAH DASAR

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN

UNIVERSITAS JAMBI

2023
KATA PENGANTAR

Assalamu’alaikum Wr.Wb

Puji syukur kami panjatkan kehadiran Allah SWT yang telah


memberikan rahmat serta karunia-Nya sehingga kami dapat menyelesaikan
makalah ini tepat pada waktu yang telah ditentukan. Makalah ini berisikan
pembahasan tentang “ Kajian Dampak Media Sosial Bagi Anak”. Terimakasih
kami ucapkan kepada dosen mata kuliah Pengembangan Literasi Digital
Kependidikan, yaitu Ibu Dr. Eka Sastrawati, S.Pd., M.Pd. dan Ibu Andi
Gusmaulia Eka Putri, M.Pd. yang telah membimbing kami dalam
menyelesaikan makalah ini. Kami juga mengucapkan terimakasih kepada
teman-teman kelompok yang telah membantu dan berbagi ilmu pengetahuan
sehingga makalah ini dapat terselesaikan dengan baik. Kami menyadari
bahwa makalah ini masih jauh dari sempurna, oleh karena itu kritik dan saran
dari semua pihak yang bersifat membangun selalu kami harapkan demi
kesempurnaan makalah ini. Kami berharap semoga makalah ini bermanfaat
bagi kita semua.

Wassalamualaikum Wr.Wb

Muara Bulian, 30 Agustus 2023

Penyusun

ii
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR..........................................................................................................

DAFTAR ISI.........................................................................................................................

BAB I PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang...........................................................................................................

1.2 Rumusan Masalah......................................................................................................

1.3 Tujuan........................................................................................................................

BAB II PEMBAHASAN

2.1 Definisi Media Sosial.................................................................................................

2.2 Dampak Media Sosial bagi anak.................................................................................

2.3 Umur yang aman untuk Mengakses Media Sosial....................................................

2.4 Daya Tarik Media Sosial bagi Anak dan Remaja ....................................................

2.5 Manfaat Media Sosial bagi Anak dan Remaja .........................................................

BAB III PENUTUP

3.1 Kesimpulan...............................................................................................................

3.2 Saran..........................................................................................................................

DAFTAR PUSTAKA...........................................................................................................

iii
iv
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Media sosial atau social media kini telah berkembang dan menjadi
trend atau gaya hidup manusia modern. Media sosial diawali dari adanya
inisiatif untuk menghubungkan orang-orang dari seluruh belahan dunia.
Situs jejaring sosial pertama, yaitu Sixdegrees.com mulai muncul pada
tahun 1997. Situs ini memiliki aplikasi untuk membuat profil, menambah
teman, dan mengirim pesan. Tahun 1999 dan 2000, muncul situs sosial
lunarstorm, live journal, Cyword yang berfungsi memperluas informasi
secara searah.

Sebuah kemajuan dunia teknologi yang menembus batas ruang dan


waktu. Media sosial merupakan salah satu sarana yang digunakan para
pengguna nya untuk berbagi informasi. Selain itu, bertukar pikiran dengan
menggunakan fitur teknologi internet juga saat ini banyak digunakan hampir
seluruh anak muda baik pria ataupun wanita, dewasa ataupun anak kecil.
Media sosial menjadi suatu ajang dimana kita dapat mengekspresikan diri
dengan bebas dan tanpa batas. Hal ini yang terkadang menimbulkan
berbagai pro dan kontra yang sempat terjadi di dalam masyarakat.

Perbedaan adanya media sosial saat ini dengan tidak adanya media
sosial sekitar 21 tahun yang lalu (sekitar tahun 1993 sampai awal tahun
2000) adalah dimana anak anak muda pada jaman itu tidak memperdulikan
gadget apa yang digunakan atau media sosial apa yang banyak di akses.
Pada jaman itu telepon seluler atau gadget belum menjadi barang wajib
yang harus dimiliki. “Di era 90an handphone itu masih termasuk barang
mewah, belum lagi kartu perdana yang harganya masih ratusan ribu. Jadi
hanya mereka yang beruntunglah yang pakai handphone di era itu”
(Marchella 2013:87)

Penggunaan media sosial yang terlalu berlebihan akan berdampak


buruk bagi manusia terlebih lagi bagi anak dan remaja, bermain media
sosial seperti Facebook, Youtube, Instagram, Whatsupp dan Tiktok,

1
Membuat banyak menghabiskan waktu dengan sia-sia apalagi di zaman ini
banyak anak-anak remaja yang menggunakan Gadget hanya untuk bermain
game dan media sosial yang terkadang bisa sampai berjam-jam berhadapan
dengan gadget mereka masing-masing, hal ini tentu akan berdampak
terhadap perkembangan psikologi anak dan remaja.

Sebagaimana kita ketahui anak merupakan masa dimana mereka


belajar dan meniru hal-hal yang mereka lihat dan yang mereka dengar maka
gadget serta media sosial yang ada di dalamnya adalah alat yang sekarang
paling populer di gunakan dalam media pembelajaran maka orang tua secara
otomatis akan membelikan anaknya gadget dengan harapan mampu di
gunakan untuk memudahkan dalam pembelajara.

Namun perlu di ketahui bahwa orang tua juga harus senantiasa


mengawasi serta memperhatikan interaksi anaknya di media sosial karena
sangat rentang terpengaruh dengan tayangan-tayangan yang mereka lihat di
media sosial, apalagi hampir semua media sosial sudah memberikan
informasi berbasis video yang mana jika tidak di kontrol, maka setiap video
yang mereka tonton di media sosial akan mereka konsumsi secara bebas dan
itu akan berpengaruh serta memberikan dampak pada prilaku anak dan
remaja, begitu juga ketika mendengar kata-kata kotor yang viral di media
sosial maka mereka pun ikut latah mengucapkan kata-kata kotor tersebut,
maka dalam hal ini peneliti berusaha menganalisa dampak yang di
timbulkan media sosial tersebut.

1.2 Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang tersebut, maka dapat diambil rumusan masalah


sebagai berikut:

1. Apa Definisi Media Sosial?


2. Bagaimana Dampak Media Sosial bagi anak?
3. Kapan Umur yang aman untuk Mengakses Media Sosial?
4. Apa Saja Daya Tarik Media Sosial bagi Anak dan Remaja?

2
5. Apa Saja Manfaat Media Sosial bagi Anak dan Remaja?

1.3 Tujuan
Berdasarkan Rumusan masalah tersebut, maka tujuan pembuatan makalah
ini yaitu :
1. Untuk Mengetahui Apa Definisi Media Sosial
2. Untuk Mengetahui Bagaimana Dampak Media Sosial bagi anak
3. Untuk Mengetahui Kapan Umur yang aman untuk Mengakses Media
Sosial
4. Untuk Mengetahui Apa Saja Daya Tarik Media Sosial bagi Anak dan
Remaja
5. Untuk Mengetahui Apa Saja Manfaat Media Sosial bagi Anak dan
Remaja

3
BAB II
PEMBAHASAN

2.1 Definisi Media Sosial


Kehadiran media dengan segala kelebihannya telah menjadi bagian
hidup manusia. Perkembangan zaman menghasilkan beragam media, salah
satunya media sosial. Media sosial merupakan media di internet yang
memungkinkan pengguna untuk mewakilkan dirinya maupun berinteraksi,
bekerja sama, berbagi, berkomunikasi dengan pengguna lain, dan
membentuk ikatan sosial secara virtual. Media sosial merupakan media
digital tempat realitas sosial terjadi dan ruang-waktu para penggunanya
berinteraksi. Nilai-nilai yang ada di masyarakat maupun komunitas juga
muncul bisa dalam bentuk yang sama atau berbeda di internet. Pada
dasarnya, beberapa ahli yang meneliti internet melihat bahwa media sosial
di internet adalah gambaran apa yang terjadi di dunia nyata, seperti
plagiarisme (Nasrullah, 2016).
Selain pernyataan diatas, berikut ini adalah definisi dari media sosial
yang berasal dari berbagai literatur penelitian (Fuchs, 2014 dalam Nasrullah,
2016):
1. Menurut Mandibergh (2012), media sosial adalah media yang
mewadahi kerja sama di antara pengguna yang menghasilkan konten
(user generated content).
2. Menurut Shirky (2008), media sosial dan perangkat lunak sosial
merupakan alat untuk meningkatkan kemampuan pengguna untuk
berbagai (to share), bekerja sama (to co-operate) di antara pengguna
dan melakukan tindakan secara kolektif yang semuanya berada diluar
kerangka institusional maupun organisasi.
3. Boyd (2009), menjelaskan media sosial sebagai kumpulan perangkat
lunak yang memungkinkan individu maupun komunitas untuk
berkumpul, berbagi, berkomunikasi dan dalam kasus tertentu saling

4
berkolaborasi atau bermain. Media sosial memiliki kekuatan pada user
generated content (UGC) dimana konten dihasilkan oleh pengguna,
bukan oleh editor sebagaimana di institusi media massa.
4. Menurut Van Dijk (2013), media sosial adalah platform media yang
memfokuskan pada eksistensi pengguna yang memfasilitasi mereka
dalam beraktivitas maupun berkolaborasi. Karena itu, media sosial
dapat dilihat sebagai medium (fasilitator) online yang menguatkan
hubungan antarpengguna sekaligus sebagai sebuah ikatan sosial.
5. Meike dan Young (2012), mengartikan media sosial sebagai
konvergensi antara komunikasi personal dalam arti saling berbagi di
antara individu (to be shared one to one) dan media publik untuk
berbagi kepada siapa saja tanpa ada kekhususan individu.
Media sosial adalah sebuah media online, dengan para penggunanya
bisa dengan mudah berpartisipasi, berbagi, dan menciptakan isi meliputi
blog, jejaring sosial, wiki, forum dan dunia virtual. Blog, jejaring sosial dan
wiki merupakan bentuk media sosial yang paling umum digunakan oleh
masyarakat di seluruh dunia. Pendapat lain mengatakan bahwa media sosial
adalah media online yang mendukung interaksi sosial dan media sosial
menggunakan teknologi berbasis web yang mengubah komunikasi menjadi
dialog interaktif.
Andreas Kaplan dan Michael Haenlein mendefinisikan media sosial
sebagai “sebuah kelompok aplikasi berbasis internet yang membangun di
atas dasar ideologi dan teknologi Web 2.0 dan yang memungkinkan
penciptaan dan pertukaran user-generated content”.
Pengertian media sosial adalah seperangkat alat komunikasi dan
kolaborasi baru yang memungkinkan terjadinya berbagai jenis interaksi
yang sebelumnya tidak tersedia bagi orang awam (Chris Brogan, 2010).
Sedangkan menurut peneliti, media sosial merupakan sebuah media online
dimana setiap penggunanya bisa bebas untuk saling berbagi atau
berpartisipasi baik itu informasi maupun hiburan yang mampu mendukung
adanya interaksi sosial.
Pada intinya, dengan sosial media dapat dilakukan berbagai aktifitas

5
dua arah dalam berbagai bentuk pertukaran, kolaborasi, dan saling
berkenalan dalam bentuk tulisan, visual maupun audiovisual. Sosial media
diawali dari tiga hal, yaitu Sharing, Collaborating dan Connecting
(Puntoadi, 2011).

2.2 Dampak Media Sosial Bagi Anak


Sosial Media jika dilihat dari sudut pandang positif terhadap
perkembangan anak dan pengaruhnya terhadap kalangan usia remaja. Di
antaranya dapat memberikan manfaat terhadap proses Pendidikan anak,
membantu mereka hal beradaptasi oleh lingkungan yang dipengaruhi oleh
zaman, mempermudah mereka dalam bersosialisasi dengan publik yang
memiliki jaringan luas dan mampu mengelolah jalinan pertemanan. Karena
adanya media sosial dapat menjadi sebuah sarana yang dimana bisa
mempermudah kegiatan berdiskusi dengan teman seusianya baik dalam
mengerjakan tugas dll.
Dampak positif dari penggunaan media sosial yaitu, memberikan
banyak kemudahan bagi pengguna, seperti sebagai sosialisasi dan
komunikasi dengan teman, keluarga, ataupun guru, media diskusi terkait
tugas sekolah dengan teman dan mendapatkan informasi terkait Kesehatan
secara online. Sedangkan menurut Oetomo (2007), media sosial mampu
memfasilitasi anak maupun remaja untuk dapat belajar berbisnis dalam
mencari uang melalui e-commerce. Selain itu media sosial dapat digunakan
sebagai media penyimpanan atau penyalur informasi dengan mengakses
media sosial hanya dalam waktu singkat (Rahman et al.,2020).11
Jadi menurut pandangan di atas bisa disimpulkan bahwa dampak
positif menggunakan media sosial kepada anak yaitu: bisa memudahkan
anak dalam berkomunikasi memberi atau mendapatkan informasi baru
kepada orang lain, memudahkan dalam mengerjakan tugas-tugas sekolah.
Menurut Syifa Ameliola & Hanggara Dwiyudha Nugraha, Dampak
positif dari penggunaan media informasi dan teknologi ini adalah antara lain
untuk memudahkan seorang anak dalam mengasah kreativitas dan
kecerdasan anak. Adanya beragam aplikasi digital seperti mewarnai, belajar

6
membaca, dan menulis huruf tentunya memberikan dampak positif bagi
perkembangan otak anak. Jadi disini dengan adanya aplikasi digital bisa
menolong perkembangan otak pada anakanak, mereka akan belajar dengan
giat dan semangat karena adanya aplikasi yang mendukung dalam belajar.
Meskipun menggunakan media sosial memberi dampak positif
dalam menggunakan media sosial ternyata ada juga dampak negatif yang
bisa mempengaruhi anak-anak maupun remaja misalnya, pada mental anak-
anak, karena mental mereka masih belum stabil, sedangkan informasi
datang lebih cepat, dan jika mereka tidak dapat menyaring dengan baik
maka berbahaya bagi mereka contohnya, life style anak-anak kekinian,
pergaulan bebas maupun tontonan yang tidak pantas mudah saja diakses
melalui media sosial. Kecanduan anak dalam menggunakan gadget,
biasanya anak-anak belum bisa mengatur waktu dengan baik dalam
menggunakan media sosial yang ada.
Dan dampak negatif dari penggunaan media sosial terhadap
Pendidikan ataupun perkembangan karakter pada anak maupun remaja di
antaranya yaitu penyalahgunaan terhadap media sosial seperti facebook,
instagram, twitter, dll. Dalam bermedia sosial anak bisa belajar banyak hal
yang dapat memberikan manfaat yang baik bagi mereka, tapi siapa sangka
dalam bermedia sosial dapat juga membawa hal yang buruk didalam diri
anak, dan ini bisa berdampak pada pertumbuhan dan perkembangan anak-
anak.
Contoh dari dampak negatif media sosial adalah ketika anak-anak di
bawah umur diperlihatkan dengan mudahnya konten pornografi dan gaya
pacaran para public figure yang dengan vulgar mereka pamerkan melalui
media sosial. Anak-anak dapat merubah persepsi mereka bahwa hal seperti
itu wajar terjadi. dan secara tidak sadar ketika mereka mulai mengenal
perasaan dengan lawan jenis akan mencoba hal yang mereka lihat di media
sosial karena dianggap wajar terjadi.
Maraknya informasi hoaks, bagi anak-anak yang masih belum
memiliki pemikiran kritis, tentu saja mereka dengan mudah mempercayai
informasi yang belum jelas kebenarannya. Anak-anak bisa lebih

7
mementingkan diri sendiri, mereka bisa saja tidak sadar akan lingkungan
sekitar mereka, karena kebanyakan waktu dalam bermain gadget. Atau anak
susah berkomunikasi dengan lingkungan sekitar, disebabkan karena
penggunaan sosial media menjadi malas dalam belajar komunikasi secara
nyata. Jadi sosial media juga membawa dampak negatif yang cukup besar
bagi perkembangan anak. Dengan adanya kemudahan dalam mengakses
berbagai media informasi dan teknologi, menyebabkan anak-anak menjadi
malas bergerak dan beraktivitas, anak-anak menjadi lebih mementingkan
kepentingan pribadi dari pada orang lain, serta mereka akan terpengaruh
atau kecanduan dengan gadget yang semakin berkembang.
Perkembangan sosial media ini tentu saja membawa banyak dampak,
baik itu dampak positif maupun negatif terhadap pendidikan anak pada usia
remaja, terlebih lagi pendidikan akhlak anak. Adapun dampak positif sosial
media jika dikaitkan dengan pendidikan akhlak anak banyak sekali
memberikan manfaat diantaranya anak dapat belajar bagaimana cara
beradaptasi, bersosialisasi dengan publik dan mengelola jaringan
pertemanan (memperbanyak teman atau bertemu kembali dengan teman
lama), serta memudahkan anak dalam kegiatan belajar, karena dapat
digunakan sebagai sarana untuk berdiskusi dengan teman mengenai tugas-
tugas sekolah mereka.
Adapun dampak negatif penggunaan sosial media terhadap
pendidikan akhlak anak juga sangat banyak diantaranya dapat dilihat dari
banyaknya anak yang menggunakannya bukan untuk belajar tetapi untuk
kesibukan mereka di jejaring sosial misalnya; Facebook, Twittwer,
Instagram dan lainnya, hingga membuat anak lalai terhadap tugas-tugasnya
membuat anak-anak ini kurang displin dan mudah mencontek karya-karya
orang lain, serta adanya anggapan bahwa sosial media identik dengan
pornografi, hal ini karena sosial media memiliki kemampuan
menyampaikan informasi yang tinggi termasuk gambar-gambar
Hampir semua orang saat ini memiliki media sosial, seperti:
facebook, twitter, linkedin, youtube, line, dll. Namun jika kita salah dalam
penggunaannya, hal ini akan menimbulkan efek yang negatif bagi pemakai.

8
Dengan atau tanpa disadari, orangtua dan orang dewasa lain di sekitar anak-
anak dan remaja telah memaparkan internet sejak usia dini. Oleh karena itu
adalah sebuah urgensi untuk mengulas tentang dampak positif dan negatif
dari pemaparan remaja terhadap internet dari sudut pandang psikologis.

Dampak ini akan ditinjau dari beberapa aspek perkembangan


sebagai berikut :
1. Dampak pada perkembangan fisik
2. Dampak pada perkembangan sosial dan emosi
3. Dampak pada perkembangan inteligensi
4. Dampak pada perkembangan moral
Dampak positif media sosial :
1. Memperluas jaringan pertemanan. Berkat situs media sosial ini anak
menjadi lebih mudah berteman dengan orang lain di seluruh dunia.
Meskipun sebagian besar diantaranya tidak pernah mereka temui secara
langsung.
2. Anak dan remaja akan termotivasi untuk belajar mengembangkan diri
melalui teman-teman yang mereka jumpai secara online, karena mereka
berinteraksi dan menerima umpan balik satu sama lain.
3. Situs jejaring sosial membuat anak dan remaja menjadi lebih bersahabat,
perhatian dan empati. Misalnya memberikan perhatian saat ada tem an
mereka ber-ulang tahun, mengomentari foto, video dan status teman
mereka, menjaga hubungan persahabatan meski tidak dapat bertemu
secarafisik.
Dampak negatif jejaring sosial :
1. Seorang pelajar biasanya akan menjadi lebih malas belajar karena terlalu
asyik dengan media sosial dan konsentrasinya pun biasanya akan
terganggu.
2. Anak dan remaja menjadi malas belajar berkomunikasi di dunia nyata.
Tingkat pemahaman bahasapun menjadi terganggu. Jika anak terlalu
banyak berkomunikasi di dunia maya.

9
3. Situs jejaring sosial akan membuat anak dan remaja lebih mementingkan
diri sendiri. Mereka menjadi tidak sadar akan lingkungan di
sekitarmereka, karena kebanyakan menghabiskan waktu di internet. Hal
ini dapat mengakibatkan menjadi kurang berempati di dunia nyata.

4. Bagi anak dan remaja, tidak ada aturan ejaan dan tata bahasa di situs
jejaring sosial. Hal ini membuat mereka semakin sulit untuk
membedakan antara berkomunikasi di situs jejaring sosial dan di dunia
nyata.
5. Situs jejaring sosial adalah lahan yang subur bagi predator untuk
melakukan kejahatan. Kita tidak akan pernah tahu apakah seseorang yang
baru dikenal anak kita di internet menggunakan jati diri yang
sesungguhnya atau tidak.
6. Semakin maraknya penipuan, pencemaran nama baik / penggunaan,
kejahatan penculikan remaja putri, judi online dan kejahatan lainnya
yang sangat marak terjadi akhir-akhir ini. Pelaku kejahatan menggunakan
media sosial sebagai alat untuk menjaring korban.
7. Ketergantungan Bahkan, hal ini juga menjadi sebuah penyakit baru
seperti misalnya facebook depression. Penyakit ini awal nya terlihat sama
seperti kecemasan, kelainan psikis , ketergantungan atau kebiasaan buruk
lainnya. Meskipun hanya terlihat di facebook maka penyakit ini pun
mendapatkan perhatian serius
8. Tidak Bisa Mengontrol Diri Pengguna adiktif media sosial dinilai tak
bisa mengontrol dirinya. Bagi mereka yang mengalami kecanduan akut,
bahkan memiliki kontrol diri rendah. Menurut peneliti pengguna terlalu
peduli akan citra mereka di media sosial, khususnya harga diri pada
teman-teman terdekat.
9. Membuat waktu terbuang sia-sia, merusak kesehatan mata.
10. Menambah beban pengeluaran orang tua, karena jejaring media sosial
menggunakan jaringan internet yang harus kita baya setiap per kilo
bytenya.

10
11. Banyak para remaja yang kecanduan menggunakan media sosial tanpa
mengenal waktu sehingga menurunkan produktifitas dan rasa sosial di
antara remaja pun berkurang.
12. Media sosial juga terkadang digunakan untuk bisnis prostitusi. Remaja
yang sedang labil apalagi suka bermimpi hidup mewah dengan mudah
serta berasal dari keluarga yang berantakan mudah untuk terjerumus
dalam prostitusi media sosial ini.
13. Banyak remaja yang tergiur karena pengaruh dari lingkungannya yang
memang ada yang sudah terjun ke dunia hitam dan juga menawarkan
keuntungan yang sangat menjanjikan.

2.3 Umur Yang Aman Untuk Mengakses Media Sosial


Usia yang tepat bagi anak-anak untuk mengakses media sosial masih
menjadi topik perdebatan dan berbeda-beda di setiap negara dan platform.
Di AS, Undang-Undang Perlindungan Privasi Daring Anak (COPPA)
menetapkan usia minimum untuk mengakses media sosial adalah 13 tahun.
Namun, beberapa platform media sosial memiliki batasan usia tersendiri,
seperti Facebook, Instagram, dan YouTube yang mengharuskan
penggunanya berusia minimal 13 tahun. Hal ini sesuai dengan kebanyakan
syarat pembuatan akun di media sosial. Artinya, sekolah dan orang tua perlu
mempertimbangkan lagi permintaan pembuatan akun pesan instan (instant
messenger) seperti LINE, yang fiturnya telah menyerupai (dan dapat
dianggap sebagai) media sosial. Hal lain yang perlu diperhatikan oleh orang
tua adalah penyediaan telepon selular untuk anak. Orang tua perlu
memperhatikan hal tersebut karena kebanyakan media sosial tidak memiliki
kontrol terhadap pemalsuan usia.
Sementara hal yang perlu diperhatikan oleh guru dan sekolah adalah
menggunakan media sosial, seperti LINE dan FaceBook untuk
mengkomunikasikan tugas-tugas sekolah. Sekolah dan guru perlu
memahami bahwa walaupun ada media sosial yang tidak memberikan bata-
san usia, namun sifat media sosial adalah konvergen dan publik. Sifat

11
konvergen dan publik ini berpotensi membahayakan anak-anak, terutama
yang duduk di bangku sekolah dasar.
Di Indonesia, Menteri Komunikasi dan Informatika menyarankan
agar anak di bawah 13 tahun tidak memiliki akun media sosial untuk
menghindari pengaruh negatif. Meskipun tidak ada jawaban yang universal
untuk pertanyaan ini, umumnya orang tua disarankan untuk mengawasi
penggunaan media sosial anak-anak mereka dan menetapkan batasan jumlah
waktu yang dihabiskan di platform ini. Seorang psikoterapis dari California
School of Professional Psychology menyarankan untuk membatasi
penggunaan media sosial hingga setengah jam hingga satu jam per hari agar
tidak mengganggu aktivitas dan produktivitas sehari-hari. Pada akhirnya,
orang tua harus mempertimbangkan tingkat kedewasaan dan kemampuan
anak mereka untuk menangani potensi risiko yang terkait dengan media
sosial sebelum mengizinkan mereka mengakses platform ini.
Di jaman yang modern ini anak dibawah umur juga tidak ingin
ketinggalan untuk menggunakan media sosial dengan smartphone. Banyak
dari orang tua yang sudah memberikan smartphone pada anaknya tanpa
pengawasan lebih. Sedangkan di dalam media sosial, mereka dapat dengan
mudah mengakses konten pornografi berupa video, foto, dan suara tanpa
adanya proteksi. Selain itu juga sudah banyak public figure yang dengan
vulgar mengekspos gaya berpacaran mereka di media sosial seperti Youtube
dan Instagram yang dapat dilihat dengan mudah oleh anak di bawah umur.
Pengaruh negatif dalam perkembangan teknologi sekarang ini,
contohnya pornografi. Pengunaan media sosial di Indonesia tidak tersaring
dengan baik sehingga dapat di akses dengan mudah oleh anak di bawah
umur, yakni usia dibawah 13 tahun. Pada usia tersebut merupakan fase
bertumbuh dan berkembang baik dari segi pola pikir, perilaku, perkataan
dan sebagainya yang dikatakan labil dan rentan terhadap berbagai macam
pengaruh salah satunya media sosial.
Miller (2011) Dalam teori perkembangan Jean Piaget menjelaskan
pada seorang anak yang berada di tahap perkembangan kognitif akan
menggunakan proses asimilasi dan akomodasi untuk beradaptasi dengan

12
lingkungannya. Asimilasi adalah proses ketika seorang memasukan persepsi
atau pengalaman baru ke dalam pola pikir yang sudah ada dan akomodasi
adalah penyesuain kognitif terhadap pola pikir baru. Piaget juga
menjelaskan anak usia 11-15 tahun mulai memasuki tahap formal
operational period, yaitu ketika seorang anak sudah dapat berfikir abstrak
dan konkret, salah satunya mulai memikirkan perasaan dengan lawan jenis.

Penelitian Raharjo (dalam Putra & Patmaningrum, 2018) orang tua


perlu meningkatkan pengawasan terhadap anaknya dan perlu mempeluas
kemampuan literasi media agar bisa mengimbangi perkembangan teknologi
dan membatasi anak dalam penggunaannya. Maka dari itu kita juga harus
lebih bijak dalam menguggah hal-hal yang tidak perlu untuk di posting
karena dampaknya sangat berpengaruh terhadap generasi bangsa.

2.4 Daya Tarik Media Sosial Bagi Anak dan Remaja


Media sosial sangat populer dan lekat dengan bagaimana cara anak-
anak dan remaja menghabiskan waktu mereka berinternet karena media
sosial memberikan kesempatan lain kepada mereka untuk berkomunikasi
dengan teman dan anggota keluarga. Bentuk-bentuk komunikasi seperti
chatting, berbagi informasi, memberi komentar dan sebagainya dapat
dilakukan pada beberapa platform media sosial seperti Whatsapp,
Instagram, LINE dan Facebook. Di media sosial mereka juga dapat menjalin
pertemanan dengan orang yang relatif atau sama sekali belum dikenal oleh
mereka di dunia nyata dengan menambah pertemanan di Facebook,
menambah kontak di Whatsapp dan LINE hingga mengikuti (follow) akun
Instagram dan Twitter orang lain. Merupakan hal yang menarik bagi mereka
ketika dapat mengikuti akun Instagram artis atau figur publik serta
mengamati dan bersama temanteman memperbincangkan segala sesuatu
yang dilakukan oleh idola mereka.
Anak dan remaja juga merasa bahwa media sosial dapat
mempertemukan kembali diri mereka dengan teman-teman dan keluarga
yang telah terpisah jarak sehingga mereka dapat saling berhubungan

13
kembali. Kemudian media sosial memungkinkan mereka untuk dapat
berbagi pesan, tautan video maupun foto mengenai berbagai hal yang
bersifat berita maupun pengalaman/kegiatan pribadi, yang mana misalnya
hal tersebut dapat mereka lakukan di platform seperti Facebook dan
Instagram. Selain itu mereka beranggapan bahwa media sosial memberikan
wadah bagi mereka untuk bergabung dalam sebuah komunitas yang terdiri
dari anggota-anggota/orangorang yang memiliki kesamaan ketertarikan atau
hobi. Ruang tersebut menjadi arena bagi mereka untuk berpartisipasi secara
aktif maupun pasif terkait dengan berbincang dan saling bertukar pesan
mengenai hal yang mereka sukai.
Permainan maya (game online) merupakan sesuatu yang populer
digunakan oleh anak dan remaja untuk memenuhi hasrat mereka dalam
bermain di dunia maya. Beberapa platform media sosial, seperti misalnya
Facebook dan LINE, menyediakan ragam pilihan permainan maya yang
membuat penggunanya dapat bermain sekaligus memberikan pengalaman
berkompetisi dan berinteraksi dengan beberapa orang di luar sana yang juga
memainkannya secara real time.
Alasan lain yang menyebabkan media sosial menjadi sesuatu yang
menarik bagi anak dan remaja adalah karena media sosial dapat
dimanfaatkan sebagai sarana akumulasi penguatan identitas terkait dengan
relasi mereka dengan teman-temannya. Apabila anak absen atau tidak
menggunakan media sosial yang serupa dengan teman-teman, termasuk
tidak melakukan apa yang teman mereka lakukan di media sosial maka
mereka akan menghadapi kemungkinan ketinggalan berita atau kurang
update. Kemungkinan tersebut dianggap dapat menyebabkan tereksklusinya
mereka dari lingkar sosial atau (peer group).
Hasil riset, yang dirilis oleh Majalah Marketeers, yang dilakukan
oleh MarkPlus Insight Angka pertumbuhan pengguna Internet di Indonesia
masih didominasi oleh anak muda dari kelompok umur 15-30 tahun. Dan
mereka menggunakan Internet lebih dari 3 jam sehari. Hal ini disebabkan
karena fitur Internet yang mudah dijumpai di setiap alat komunikasi seperti
handphone dan gadget. Daya tarik internet dan media sosial inilah yang

14
kemudian memegang peranan penting dalam membangun kemampuan
berkomunikasi seseorang. Remaja millenial saat ini begitu peka dengan
perubahan yang terjadi dalam teknologi sosial, mereka mengikuti
perkembangan tersebut dan menguasainya dengan proses belajar
menggunakan metode “Trials and Error” (Rasmita Kalasi, 2014).

Media sosial memiliki daya tariknya sendiri bagi setiap kalangan,


begitupula dengan kalangan remaja millenial. Berdasarkan hasil riset yang
dilakukan oleh kementrian Kominfo dalam penelusuran para pengguna
aktivitas online pada anak usia remaja millenial tahun 2014, ditarik
kesimpulan bahwa penggunaan media sosial sangat melekat dengan
kehidupan remaja millenial sehari-hari. Dalam studi ini ditemukan bahwa
dari 98 persen remaja yang di survei tahu tentang internet dan 79,5 persen
diantaranya adalah pengguna internet.

2.5 Manfaat Media Sosial Bagi Anak dan Remaja


Media sosial memiliki beberapa manfaat untuk anak dan remaja.
Manfaat tersebut telah dirasakan beberapa anak dan remaja ketika mereka
menggunakan media sosial. Berikut manfaat media sosial untuk anak dan
remaja:
1. Anak dan remaja dapat dengan mudah mencari dan memperoleh
informasi yang bersifat umum, seperti informasi berita terkini, hiburan,
seputar hobi, informasi mengenai dunia luar, dan lain-lain. Namun perlu
diperhatikan lagi pada poin ini, informasi yang diperoleh anak dan
remaja kerap kali tidak sesuai dengan usia mereka. Sehingga hal ini
dapat mempengaruhi anak dan remaja untuk melakukan hal serupa
dengan informasi yang mereka peroleh.
2. Anak dan remaja dapat dengan mudah mencari informasi terkait tugas
dan pelajaran sekolah pada media sosial. Untuk memperoleh informasi
terkait tugas dan pelajaran sekolah, anak dan remaja sering kali bertukar
informasi terkait tugas dan pelajaran sekolah dengan teman-temannya

15
menggunakan media sosial seperti Whatsapp, LINE, dan BBM. Selain
itu, mereka juga menggunakan browser untuk mendapatkan informasi
yang lebih lengkap.
3. Anak dan remaja dapat terhubung dengan mudah oleh keluarga dan
teman yang berjarak jauh maupun dekat. Media sosial sering kali
digunakan anak dan remaja saling menanyakan kabar atau juga dapat
menjaga tali persaudaraan agar tidak terputus.
4. Anak dan remaja menggunakan media sosial untuk memberikan
informasi atau kabar terbaru mengenai kejadian di sekitar mereka.
5. Anak dan remaja menggunakan media sosial untuk menonton video
tutorial dan video musik di YouTube. Ketika anak dan remaja
menggunakan media sosial untuk menonton video tutorial, mereka dapat
merasakan manfaat baik, seperti menonton video tutorial untuk
membuat slime. Setelah menonton video tutorial tersebut, anak dan
remaja dapat mengikuti cara membuat slime sendiri. Hal tersebut dapat
meningkatkan kreatifitas anak dan remaja dalam membuat sesuatu yang
bermanfaat.
6. Anak dan remaja menggunakan media sosial untuk menonton film.
Kegiatan menonton film pada media sosial dilakukan jika anak dan
remaja untuk mengisi waktu luang mereka. Anak dan remaja menyukai
menonton film kartun, film Korea, atau film action (anak dan remaja
laki-laki).
7. Anak dan remaja menggunakan media sosial untuk melakukan jual beli
online. Kegiatan belanja online pada anak dan remaja dianggap
mempermudah mereka untuk tidak perlu pergi ke pusat perbelanjaan
untuk membeli sesuatu. Sedangkan kegiatan berjualan online dilakukan
anak dan remaja untuk menambah uang saku mereka. Anak dan remaja
biasanya menjual hasil karya mereka secara online, seperti lukisan dan
tulisan.
8. Anak dan remaja menggunakan media sosial untuk melakukan promosi
kegiatan sekolah mereka. Anak dan remaja mengakui penggunaan media
sosial sebagai media promosi sangat membantu, karena mereka tidak

16
perlu berbergian ke sekolah-sekolah lain untuk mempromosikan
kegiatan di sekolah mereka. Selain itu, media sosial sebagai media
promosi sekolah juga memudahkan bagi anak dan remaja yang ingin
mencari sekolah baru (untuk anak dan remaja jenjang sekolah tingkat
akhir).
Media sosial dalam kehidupan remaja millenial membawa dan
membentuk semacam dunia baru dalam pola fikir remaja millenial dalam
berinteraksi dan berkomunikasi dengan cara yang baru, terutama dalam
dunia pendidikan, sebagai pelajar tentunya para remaja millenial
mengharapkan semacam media yang memberikan kemudahan dalam proses
pendidikan, disadari atau tidak media sosial telah berhasil menjawab
tantangan tersebut dan media sosial telah berhasil memenuhi harapan para
remaja millenial sebagai pelajar dengan menyajikan berbagai informasi-
informasi edukatif yang luas dari berbagai aspek, salah satu fitur edukatif
dari media social yang sering di manfaatkan para kalangan remaja millenial
dalam mencari informasi-informasi edukatif adalah Wikipedia, boleh
dikatakan bahwa Wikipedia adalah Ensiklopedia pengetahuan yangpaling
lengkap di dunia maya.
Hal ini menunjukkan bahwa wikipedia sebagai fitur edukatif yang di
sediakan oleh media social sangatlah memiliki manfaat bagi kalangan
pelajar terutama pada kalangan remaja millenial dalam memenuhi
kebutuhan akademiknya.

17
BAB III
PENUTUP

3.1 Kesimpulan

Media sosial merupakan media digital tempat realitas sosial terjadi


dan ruang-waktu para penggunanya berinteraksi. Pada intinya, dengan sosial
media dapat dilakukan berbagai aktifitas dua arah dalam berbagai bentuk
pertukaran, kolaborasi, dan saling berkenalan dalam bentuk tulisan, visual
maupun audiovisual.
Sosial Media jika dilihat dari sudut pandang positif terhadap
perkembangan anak dan pengaruhnya terhadap kalangan usia remaja. Di
antaranya dampak positif menggunakan media sosial kepada anak yaitu: bisa
memudahkan anak dalam berkomunikasi memberi atau mendapatkan
informasi baru kepada orang lain, memudahkan dalam mengerjakan tugas-
tugas sekolah.
Dampak negatif yang bisa mempengaruhi anak-anak maupun remaja
misalnya, pada mental anak-anak, karena mental mereka masih belum stabil,
sedangkan informasi datang lebih cepat, pergaulan bebas maupun tontonan
yang tidak pantas mudah saja diakses melalui media sosial. Kecanduan anak
dalam menggunakan gadget, biasanya anak-anak belum bisa mengatur waktu
dengan baik dalam menggunakan media sosial yang ada.

18
Di Indonesia, Menteri Komunikasi dan Informatika menyarankan
agar anak di bawah 13 tahun tidak memiliki akun media sosial untuk
menghindari pengaruh negatif.
Media sosial menjadi sesuatu yang menarik bagi anak dan remaja,
karena media sosial dapat mempertemukan kembali diri mereka dengan
teman-teman dan keluarga yang telah terpisah jarak sehingga mereka dapat
saling berhubungan kembali. Kemudian media sosial memungkinkan
mereka untuk dapat berbagi pesan, tautan video maupun foto mengenai
berbagai hal yang bersifat berita maupun pengalaman/kegiatan pribadi.

3.2 Saran

Berdasarkan uraian diatas, maka kami menyarankan kepada para


pembaca agar lebih berhati-hati dalam menggunakan media sosial. Gunakan
bahasa yang baik dan sopan, serta manfaatkan hal-hal positif dalam
menggunakan media sosial.

19
DAFTAR PUSTAKA

Ainiyah, Nur. 2018. “Remaja Millenial Dan Media Sosial: Media Sosial Sebagai
Media Informasi Pendidikan Bagi Remaja Millenial.” Jurnal Pendidikan
Islam Indonesia 2(2): 221–36.

Anggreini, N M. 2016. “Pemanfaatan Media Sosial Twitter Di Kalangan Pelajar


SMK Negeri 5 Samarinda.” eJournal Sosiatri-Sosiologi 4(2): 239–51.

Aprilia, Rizki, Aat Sriati, and Sri Hendrawati. 2020. “Tingkat Kecanduan Media
Sosial Pada Remaja.” Journal of Nursing Care 3(1): 41–53.

Clarysa Dewi, Novianty. 2020. “Pengaruh Penggunaan Media Sosial Pada


Remaja.” 12(2): 2–6.

Fronika, Winda. 2019. “Permulaan Bisnis Dalam Media Sosial.” Fakultas Ilmu
Pendidikan Universitas Negeri Padang Email: 1–15.
https://osf.io/g8cv2/download.

Gani, Alcianno G. 2020. “Pengaruh Media Sosial Terhadap Perkembangan Anak


Remaja.” Jurnal Mitra Manajemen 7(2): 32–42.

Khairuni, Nisa. 2016. “DAMPAK POSITIF DAN NEGATIF SOSIAL MEDIA


TERHADAP PENDIDIKAN AKHLAK ANAK (Studi Kasus Di SMP

20
Negeri 2 Kelas VIII Banda Aceh).” JURNAL EDUKASI: Jurnal
Bimbingan Konseling 2(1): 91.

Liedfray, Tongkotow, Fonny J Waani, and Jouke J Lasut. 2022. “Peran Media
Sosial Dalam Mempererat Interaksi Antar Keluarga Di Desa Esandom
Kecamatan Tombatu Timur Kabupaten Tombatu Timur Kabupaten
Minasa Tenggara.” Jurnal Ilmiah Society 2(1): 2.

Miller, P.H. (2011). Theories of Developmental Psychology. 5th edition. New


York: Worth Publishers.

Pamela Felita et al. 2016. “Pemakaian Media Sosial Dan Self Concept Pada
Remaja.” Jurnal Ilmiah Psikologi Manasa 5(1): 30–41.

Putra, A. & Patmaningrum, D. A. (2018). Pengaruh Youtube di Smartphone


Terhadap Perkembangan Komunikasi Interpersonal Anak. Jurnal
Penelitian Komunikasi,21(2).
http://bppkibandung.id/index.php/jpk/article/view/589/303

Rifki, Muhammad et al. 2022. “Edukasi Bahaya Media Sosial Pada Remaja Di
Kelurahan Pondok Cabe Kota Tangerang Selatan.”

Sofia, I A. 2020. “Manfaat Dan Mudharat Media Sosial Instagram Bagi Siswa
MTs Negeri 4 Jakarta.” Repository.Uinjkt.Ac.Id.

Siregar, Hotrun. 2022. “Analisis Pemanfaatan Media Sosial Sebagai Sarana


Sosialisasi Pancasila.” Pancasila: Jurnal Keindonesiaan (1): 71–82.

Tangkudung, Joanne P.M; Stefi H. Harilama. 2019. “Manfaat Media Sosial Bagi
Kelompok Remaja Di Desa Touure Kecamatan Tompaso Kabupaten
Minahasa Propinsi Sulawesi Utara.” Acta Diurna ….
https://ejournal.unsrat.ac.id/index.php/actadiurnakomunikasi/article/view/
25949.

Triastuti, Endah, Dimas Adrianto, Dan Akmal Nurul. 2017. Kajian Dampak
Penggunaan Media Sosial Bagi Anak Dan Remaja.

21
Zubir, Zahriyanti, and Yuhafliza. 2019. “Pengaruh Media Sosial Terhadap Anak
Dan Remaja.” Pendidikan Almuslim VII(1): 10–15.

22

Anda mungkin juga menyukai