Anda di halaman 1dari 24

MAKALAH PAI KELAS XI DKV A

NAMA KELOMPOK:
-ANGGUN
-EKO SANTOSO
-LIZA AULIA
-RINA MARISA
-YOLANDA BELIANI

SMK NEGERI 1 MUARA TELANG


Jalur 8 Jembatan 3 Desa Telang Makmur Kec. Muara Telang Kab. Banyuasin

TAHUN AJARAN 2023/2024


DAFTAR ISI
Daftar is...........................................................................................................i i
Kata pengantar ..............................................................................................iii
Bab 1 Pendahuluan ........................................................................................ 1
A.Latar belakang masalah................................................................... 3
B.Rumusan masalah............................................................................ 4
C.Tujuan penelitian.............................................................................. 4
D.Manfaat penelitian........................................................................... 5
E.Kerangka berpikir............................................................................. 5
F.Hipotesis penelitian.......................................................................... 5
Membiasakan Berpikir Kritis Dan Mencintai Iptek................................... 6
A.Telaah Q.S Ali 'Imran/3: 190-191 Tentang Berpikir Kritis............. 6
B.Asbabun Nuzul QS. Al-Maidah/5:48............................................... 6
C.Isi Dan Kandungan Q.S Ali 'imran/3: 190-191................................ 7
D.Asbabunnuzul Q.S ali 'imran/3 :190-191......................................... 7
E.Tafsir Q.S ali imran/3 :190-191....................................................... 8
F.Manfaat berpikir kritis...................................................................... 9
Bukti beriman memenuhi janji dan mensyukuri nikmat..........................10
1.memenuhi janji...........................................................................10
A.pengertian..................................................................................10
B.pembagian janji.........................................................................10
C.memenuhi janji..........................................................................11
2.mensyukuri nikmat.....................................................................12
3.keuntungan menjadi orang bersyukur........................................12
Al-Qur'an sebagai pendoman hidup............................................................14
A.pentingnya mengimani kitab-kitab allah swt............................14
B.pengertian kitab dan suhuf.........................................................14

i
C.kitab kitab allah swt. dan para penerimanya..........................................14
1.kitab taurat...........................................................................................14
2.kitab zabur...........................................................................................15
3.kitab injil..............................................................................................15
4.kitab al-qur'an......................................................................................15
D.kandungan hukum dalam al-qur'an........................................................15
1.pengertian hadis atau sunnah...............................................................16
2.bagian-bagian hadist............................................................................16
A.sanat................................................................................................16
B.matan...............................................................................................16
C.rawi ................................................................................................16
E.kedudukan hadis atau sunnah sebagai sumber hukum islam.................16
1.fungsi hadis terhadap al-qur'an ...........................................................17
2.macam macam hadis............................................................................17
A.hadis mutawattir....................................................................................17
B.hadis masyhur........................................................................................17
C.hadis ahad..............................................................................................17
F.ijtihad sebagai upaya memahami al-qur'an dan hadis............................17
1.pengertian ijtihad.................................................................................17
2.syarat-syarat berijtihad........................................................................18
3.kedudukan ijtihad................................................................................18
4.bentuk bentuk ijtihad...........................................................................18
DAFTAR PUSTAKA..............................................................................19

ii
KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa karena dengan rahmat,
karunia, serta taufik dan hidayah-Nya saya dapat menyelesaikan makalah tentang
lingkungan biotik dan abiotik, masalah lingkungan penyebab masalah Kesehatan
imi dengan baik meskipun banyak kekurangan didalamnya. Dan juga saya
berterima kasih pada Ibu Bunga Pertiwi S.pd selaku guru mapel IPAS yang telah
memberikan tugas ini kepada saya.
Saya sangat berharap makalah ini dapat berguna dalam rangka menambah
wawasan serta pengetahuan kita mengenai pengertian lingkungan biotiki dan
abiotik, dan juga masalah lingkungan yang menyebabkan masalah Kesehatan.
Saya juga menyadari sepenuhnya bahwa didalam makalah ini terdapat kekurangan
dan jauh kata sempurna
Semoga masalah sederhana ini dapat dipahami bagi siapapun yang
membacanya.sekiranya laporan yang telah disusun ini dapat berguna bagi saya
sendiri maupun orang yang membacanya. Sebelumnya saya mohon maaf apabila
terdapat kesalahan kata-kata yang kurang berkenan dan saya memohon kritik dan
saran yang membangun demi perbaikan di masa depan.

iii
BAB 1
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Berpikir kritis merupakan kemampuan yang sangat esensial untuk
berbagai aspek kehidupan. Pola seperti ini telah menjadi tujuan utama dunia
pendidikan dalam mengembangkan nalar serta kemampuan analisa peserta
didik dalam berbagai disiplin ilmu. Melihat fenomena yang terjadi dewasa ini,
masih terdapat guru yang menggunakan metode konvensional dalam
melaksanakan proses pembelajaran. Transfer ilmu hanya sebatas pemberian
materi tanpa adanya kajian atau diskusi secara mendalam, seperti studi kasus
dalam memahami sejarah. Tentu saja hal ini tidak terlalu efektif dalam
memahami esensi sejarah tersebut, peserta didik hanya di biasakan untuk
menghafal teks, kronologis, tahun, serta orang-orang yang terlibat dalam
kejadian tanpa memahami esensi yang terkandung dalam sejarah tersebut.
Kemampuan berpikir kritis dalam pembelajaran PAI merupakan aspek
kognitif yang harus diperhatikan oleh guru. Kemampuan ini sangat penting
karena peserta didik diharapkan mampu memahami apa yang menjadi tujuan
pembelajaran PAI. Dalam pembelajaran PAI disekolah terdapat sub materi
sejarah Nabi Muhammad Saw yang sangat penting untuk dipahami,
sebagaimana kita ketahui Nabi Muhammad Saw merupakan suri tauladan
bagi kita semua dengan kepribadianya yang sangat luar biasa. Dengan
kemampuan berpikir kritis, diharapkan siswa mampu memahami serta
menghayati sejarah Nabi Muhammad Saw dengan baik sehingga membuat
siswa termotivasi menjadi pribadi yang lebih baik

1
Setelah melakukan studi pendahuluan penelitian di SMK NEGERI 1
MUARA TELANG masih banyak terdapat fenomena-fenomena yang dianggap
sebagai permasalahan dalam proses pembelajaran. Hal ini sesuai dengan
pengamatan awal peneliti menemukan gejala-gejala sebagai berikut:

1. Masih ada sebagian guru yang menggunakan metode atau model


pembelajaran konvensional, sehingga proses pembelajaran
hanya cenderung pada komunikasi satu arah.

2. Masih ada sebagian siswa yang kurang memperhatikan saat proses


Pembelajaran.

2. Masih ada sebagian siswa yang kurang aktif dalam diskusi maupun
tanya jawab saat proses pembelajaran

Berdasarkan hasil wawancara dengan guru mata pelajaran PAI di SMPN


12 Bandung Kota Bandung diperoleh keterangan bahwa kemampuan berpikir
kritis siswa masih kurang. Hal ini juga dapat dilihat dari hasil belajar siswa, masih
ada siswa yang nilainya cukup jauh di bawah KKM yaitu sebesar 60. Sedangkan
nilai KKM yang sudah tentukan oleh sekolah yaitu sebesar 75. Adapun faktor
yang menyebabkan kurangnya kemampuan berpikir kritis siswa bisa dari model
dan metode pembelajarannya atau siswanya kurang bersemangat dalam belajar.

Melihat dari fenomena-fenomena yang sudah diuraikan diatas, maka perlu


adanya inovasi dalam proses pembelajaran yang memberikan kesempatan kepada
siswa untuk mengembangkan kemampuan berpikir kritis agar siswa sampai
kepada pengalaman belajar yang optimal, baik pengalaman individu maupun

2
pengalaman kelompok. Salah satu model pembelajaran yang dapat melatih
dan mengembangkan kemampuan berpikir kritis siswa adalah model
pembelajaran kooperatif group investigation.

Pembelajaran kooperatif atau cooperative learning berasal dari kata


cooperative yang artinya mengerjakan sesuatu secara bersama-sama dengan
membantu satu sama lainnya sebagai suatu kelompok atau satu tim (Isjoni,
2010:15). Group investigation merupakan salah satu tipe model pembelajaran
kooperatif yang menekankan pada partisipasi dan aktivitas siswa untuk mencari
sendiri materi (informasi) pelajaran yang akan dipelajari melalui bahan-bahan
yang sudah tersedia. Siswa dilibatkan sejak perencanaan, baik dalam menentukan
topik maupun cara untuk mempelajarinya melalui investigasi. Dalam
pembelajaran kooperatif tipe group investigation ini menuntut para siswa untuk
memiliki kemampuan yang baik dalam berkomunikasi maupun dalam
keterampilan proses kelompok.

Berdasarkan uraian latar belakang di atas, maka peneliti menemukan


masalah yang akan diatasi melalui penelitian eksperimen yaitu “ Bagaimana
pengaruh model pembelajaran kooperatif group investigation pada materi sejarah
Nabi Muhammad Saw periode Mekkah” (pada siswa kelas XI Smk Negeri 1
Muara Telang).

B. Rumusan Masalah
Berdasarkan uraian latar belakang di atas maka rumusan masalah
penelitian ini adalah :
1. Bagaimana proses penerapan model pembelajaran kooperatif group
investigation pada materi sejarah Nabi Muhammad SAW periode Mekkah
di SMK Negeri 1 Muara Telang?

2. Bagaimana kemampuan berpikir kritis siswa pada materi sejarah Nabi


Muhammad SAW periode Mekkah di SMK Negeri 1 Muara Telang?

3
3. Bagaimana pengaruh penerapan model pembelajaran group nvestigation
terhadap kemampuan berpikir kritis siswa pada materi sejarah Nabi
Muhammad saw periode Mekkah di SMK Negeri 1 Muara Telang?

C.Tujuan Penelitian

Sesuai dengan rumusan masalah diatas maka tujuan dari penelitian


ini adalah :

1. Untuk mengetahui proses penerapan model pembelajaran


kooperatif group investigation pada materi sejarah Nabi
Muhammad SAW periode Mekkah di SMK Negeri 1 Muara
Telang

2. Untuk mengetahui kemampuan berpikir kritis siswa pada


materi sejarah Nabi Muhammad SAW periode Mekkah di
SMK Negeri 1 Muara Telang.

3. Untuk mengetahui pengaruh penerapan model pembelajaran


group investigation terhadap kemampuan berpikir kritis siswa
pada materi sejarah Nabi Muhammad SAW periode Mekkah di
SMK Negeri 1 Muara Telang.

D.Manfaat Penelitian

Berdasarkan tujuan penelitian diatas, maka peneliti merumuskan


beberapa manfaat yang dapat diperoleh dari penelitian ini, diantaranya adalah
sebagai berikut :

1. Bagi guru PAI khususnya dan guru lainnya, hasil penelitian ini dapat
menjadi bahan acuan dalam menyusun rencana pelaksanaan pembelajaran
dan melaksanakan pembelajaran menggunakan metode pembelajaran
yang sesuai.
4
2. Bagi siswa, hasil penelitian ini dapat dijadikan sebagai bahan untuk
meningkatkan pemahaman siswa terhadap mata pelajaran PAI materi
sejarah Nabi Muhammad saw periode Mekkah

3. Bagi sekolah, hasil penelitian ini dapat dijadikan acuan dalam melakukan
upaya-upaya dalam rangka meningkatkan kualitas kegiatan belajar
mengajar siswa disekolah yang bersangkutan khususnya pada mata
pelajaran PAI.

E.Kerangka Berpikir

Variabel (X) mewakili variabel pertama mengenai pengaruh model


pembelajaran kooperatif group investigation sedangkan dalam variabel (Y)
mewakili variabel kedua yaitu kemampuan berpikir kritis siswa pada materi
sejarah Nabi Muhammad Saw periode Mekkah.

F. Hipotesis Penelitian
Berdasarkan kerangka pemikiran diatas dapat ditarik kesimpulan bahwa
kemampuan berpikir kritis siswa salah satunya dapat dipengaruhi oleh penerapan
model pembelajaran kooperatif group investigation. Oleh karena itu, dengan
rancangan kenyataan yang melibatkan siswa SMK Negeri 1 Muara Telang,
penelitian ini bertolak dari hipotesis yang dimana menurut (Arikunto,2010:112)
hipotesis adalah suatu jawaban yang bersifat sementara terhadap permasalahan
penelitian, sampai terbukti melalui data yang terkumpul.
Adapun hipotesis yang digunakan dalam penelitian ini adalah pengaruh
model pembelajaran kooperatif group investigation terhadap kemampuan berpikir
kritis siswa pada materi sejarah Nabi Muhammad Saw periode Mekkah

5
MEMBIASAKAN BERPIKIR KRITIS DAN SEMANGAT MENCINTAI
ILMU PENGETAHUAN DAN TEKNOLOGI

a) Telaah Q.S Ali ‘Imran/3: 190-191 tentang berpikir kritis

ۡ ‫ذَ يِ يَن َّ ِ ب َّٱلَٰ َ بۡ لَ ۡ ِِ ل ۡٱ لْ وُ ِ ِ ٖ تۡ لَٰ َ ِ ٓ َألي ارَ هَّ ٱنلَ ِ ل وۡ َّ ِ ف َّٱلَٰ َ ِتلۡ ٱخَ ۡ رِ ض وَ ۡ ۡٱ لَ ِ ت وَٰ َ َٰ وَ مِ ق‬
‫ٱلَّس‬
ۡ َ‫لَ ِِ ف خَّ إ اِ نٗ َٰ مَ ِقي َّٱللََّ َ ونُ رُ كِ وبُ نُ َٰ جَ َلعََ ا وٗ ودُ عُ قَ و اَ ِقنَ ف َك َ نَٰ َح ۡ بُ سٗ ِ ٗط لَٰ َ ا بَ َٰ ذ‬
َ ‫ه َت ۡ قَ لَ ا خَ ا مَ نَّ بَ ۡ رِ ض رَ ۡ ۡٱ لَ ِ ت وَٰ َ َٰ وَ مِ ق ٱلَّس ۡ لَ ِِ ف خَ ونُ رَّ كَ فَ تَ يَ وۡ ِ همِ ارَّ ٱنل اَب‬
‫ذَ ع‬

Artinya: “Sesungguhnya dalam penciptaan langit dan bumi, dan silih bergantinya
malam dan siang terdapat tanda-tanda bagi orang-orang yang berakal. (yaitu)
orangorang yang mengingat Allah sambil berdiri atau duduk atau dalam keadan
berbaring dan mereka memikirkan tentang penciptaan langit dan bumi (seraya
berkata): "Ya Tuhan Kami, Tiadalah Engkau menciptakan ini dengan sia-sia,
Maha suci Engkau, Maka peliharalah Kami dari siksa neraka”

b) Asbabun Nuzul QS. Al-Maidah/5 :48


Diriwayatkan dari Aisyah Ra. bahwa Rasulullah Saw. bersabda: “Ya
Aisyah, saya malam ini ingin beribadah kepada Allah.” Dijawab oleh Aisyah,
“Sungguh saya senang berada di sampingmu, saya tidak keberatan. Maka
bangunlah Rasulullah, mengambil air wudhu, lalu shalat yang lama sekali. Beliau
menangis sampai membasahi pakaiannya, disebabkan sangat dalamnya
merenungkan isi kandungan Al-Qur’an yang dibaca. Hal itu dilakukan berkali-
kali, sampai menjelang adzan shubuh, dan saat Bilal hadir, masih melihat kondisi
Nabi yang menangis. Lalu Bilal bertanya, “Ya Rasulullah, kenapa Anda masih
menangis. Bukankah Allah Swt. sudah mengampuni semua dosa engkau, baik
terdahulu maupun yang akan datang,” lalu dijawab oleh Nabi: “Tidak pantaskah
saya ini menjadi hamba Allah yang bersyukur, apalagi di malam ini Allah
menurunkan ayat yang alangkah ruginya, jika dibaca ayat ini, namun tidak
dihayati makna dan isi kandungannya.” Ayat-ayat tersebut adalah termasuk Q.S.
Ali ‘Imrān/3: 190-191.
6
c) Isi dan Kandungan Q.S Ali ‘Imran/3: 190-191
Memahami ayat Al-Qur’an, tidak cukup hanya berdasar terjemah saja,
tetapi harus berlandaskan kepada buku tafsir yang mu’tabar (otoritatif). Berikut
ini, kandungan isi Q.S. Ali Imrān/3: 190-191::
1. Begitu banyak tanda-tanda kebesaran Allah Swt. yang dibentangkan
diangit dan bumi, termasuk pada diri manusia, semua itu harus dijadikan
sebagai sarana berpikir bagi umat manusia, khususnya orang beriman, agar
dapat mengambil manfaat, faedah, dan hikmah dari keberadaan alam
semesta.

2. Penciptaan alam semesta, meliputi silih bergantinya siang dan malam,


pusaran angin, keteraturan lintasan benda-benda langit, dan bumi dengan
segala isinya, semua itu jangan hanya dijadikan sebagai peristiwa biasa,
tanpa hikmah dan tujuan, tetapi harus dipikirkan, diteliti, dan dieksplorasi,
sehingga keberadannya semakin terbuka dan dapat diambil sisi positif dan
negatifnya melalui akal pikiran serta akal budi yang dimiliki oleh setiap
orang;

3. Semua manfaat, faedah, dan hikmah dari beragam peristiwa yang tersebar
di alam semesta tersebut, hanya dapat dipahami oleh orang-orang yang
memiliki akal pikiran yang sehat serta akal budi yang dikenal dengan
istilah ulil albab atau ulul albab;

d) Asbabunnuzul Q.S. Ali Imran/3 : 190-191


Al-Kisah dari ‘Aisyah ra, Rasulullah Saw bersabda: “Wahai ‘Aisyah
apakah engkau mengizinkan kanda pada malam ini untuk beribadah
kepada Allah Swt sepenuhnya?”. Jawab Aisyah ra: “Wahai Rasulullah,
sesungguhnya saya menyenangi apa yang Engkau senangi, menyukai apa
yang Engkau sukai. Saya izinkan engkau melakukannya.” Kemudian nabi
mengambil qirbah (tempat air yang terbuat dari kulit domba) yang terletak
di dalam rumah, lalu beliau berwudlu. Selanjutnya, beliau mengerjakan
shalat. Di waktu salat beliau menangis sampaisampai air matanya
membasahi kainnya, karena merenungkan ayat AlQuran yang dibacanya.
Setelah salat beliau duduk memuji-muji.
7
Allah dan kembali menangis tersedu-sedu. Kemudian beliau
mengangkat kedua belah tangannya berdoa dan menangis lagi dan air
matanya membasahi tanah.

menangis ia bertanya: “Wahai Rasulullah! Mengapakah Rasulullah


menangis, padahal Allah telah mengampuni dosa Rasulullah baik yang
Kemudian datanglah Bilal unntuk azan subuh dan melihat Nabi saw
terdahulu maupun yang akan dating?. Nabi menjawab: “Apakah saya
ini bukan seorang hamba yang pantas dan layak bersyukur kepada
Allah Swt.? Dan bagaimana saya tidak menangis? Pada malam ini
Allah Swt telah menurunkan ayat kepadaku (Q.S. Ali Imran/3 Ayat
190-191) Selanjutnya beliau berkata: “Alangkah rugi dan celakanya
orang-orang yang membaca ini dan tidak memikirkan dan tidak
merenungkan kandungan artinya”.

e) Tafsir Q.S. Ali Imran/ 3: 190-191

Dalam ayat al-Qur’an terdapat ayat-ayat yang memerintahkan


manusia untuk menggunakan akal, merenung dan memikirkan atas
penciptaan Allah baik yang ada di langit dan bumi maupun di antaranya.
Di antara ayat Al-Quran yang menerangkan tentang hal tersebut yaitu Q.S.
Ali Imran Ayat 190-191.

Pada Q.S. Ali Imran Ayat 190 dijelaskan bahwa tatanan langit dan
bumi serta dalam bergantinya siang dan malam secara teratur sepanjang
tahun menunjukkan keagungan Tuhan, kehebatan pengetahuan dan
kekuasaan-Nya. Langit dan bumi dijadikan oleh Allah bertingkat dengan
sangat tertib, bukan hanya semata dijadikan, tetapi setiap saat tampak
hidup, semua bergerak menurut orbitnya.

Bergantinya malam dan siang, berpengaruh besar pada kehidupan


manusia dan segala yang bernyawa. Terkadang malam terasa panjang atau
sebaliknya. Musim pun yang berbeda. Musim dingin, panas, gugur, dan
semi, juga musim hujan dan panas. Semua itu menjadi tanda-tanda
kebesaran dan keagungan Allah Swt bagi orang yang berpikir. Hal tersebut
tidaklah terjadi dengan sendirinya.

8
f) Manfaat Berpikir Kritis

Pertama, berpikir kritis memiliki banyak solusi jawaban ide


kreatif. Membiasakan diri berpikir kritis akan melatih siswa memiliki
kemampuan untuk berpikir rasional. Berpikir dan bertindak reflektif
adalah tindakan dan pikiran yang tidak direncanakan, terjadi secara
spontan, serta melakukan hal-hal lain tanpa perlu secara ulang. Terbiasa
berpikir kritis juga akan berdampak pada siswa memiliki banyak solutif
dari jawaban serta ide-ide cerdas, jika siswa mempunyai suatu masalah,
tidak hanya terpaku pada satu jalan solusi atau penyelesaian, siswa akan
memiliki banyak opsi atau pilihan penyelesaian masalah tersebut.

Berpikir kritis akan membuat siswa memiliki banyak ide-ide cerdas dan
inovatif serta out of the box.

Kedua, dengan berpikir kritis mudah memahami pemikiran orang


lain. Berpikir kritis membuat pikiran lebih fleksibel, tidak kaku dalam
mengutarakan pendapat atau pemikiran ide-ide dari yang lain, lebih mudah
untuk menerima pendapat orang lain yang memiliki persepsi yang berbeda
dengan diri sendiri. Hal ini memang tidak mudah untuk dilakukan, namun
jika telah terbiasa untuk berpikir kritis, maka dengan sendirinya, secara
spontanitas, hal ini akan mudah untuk dilakukan. Keuntungan lain dari
memiliki pikiran yang lebih fleksibel dari berpikir kritis akan lebih mudah
memahami sudut pandang orang lain. Tidak terlalu terpaku pada pendapat
diri sendiri, dan lebih terbuka terhadap pemikiran, ide, atau pendapat
orang lain.

Ketiga, dengan berpikir kritis dapat memperbanyak kawan dan


rekan sejawat yang baik. Ada lebih banyak manfaat yang bisa diperoleh
karena berpikir kritis, dan proses itu pada umumnya saling berkaitan.
Misalnya saja lebih terbuka, menerima, serta tidak kaku dalam menerima
pendapat orang lain, akan dihormati oleh teman-teman kerja, karena mau
dan mengerti pendapat orang lain dengan pikiran terbuka.

9
Bukti Beriman: Memenuhi Janji dan Mensyukuri Nikmat

1. Memenuhi Janji

a. Pengertian

Padanan kata janji dalam bahasa arab adalah ‫‘( عقد‬aqad). Melalui
kata ini, mucul kata yang sering kita dengar, yakni akad, akidah, atau akad
nikah. Menurut bahasa, akad berarti perjanjian atau ikatan yang kuat. Jadi
memenuhi janji merupakan kewajiban dan menjadi tanda orang itu
beriman atau tidak.

Janji itu harus ditepati dan dipenuhi, karena nanti akan diminta
pertanggungjawaban. Sebagaimana firman Allah SWT.

. ‫َو َاْو ُفْو ا ِباْلَع ْهِۖد ِاَّن اْلَع ْهَد َك اَن َم ْسُٔـْو اًل‬

Artinya: … dan penuhilah janji, karena itu pasti diminta


pertanggungjawabannya. (QS. al-Isra (17): 34)

Perhatikan juga isi kandungan Q.S al-Maidah ayat 1 dan Q.S an-
Nisa ayat 32. Memenuhi janji menjadi faktor penting keberhasilan dan
kesuksesan seseorang. Begitu juga sebaliknya,

Coba amatin di sekeliling kalian, orang yang selalu menepati


janjinya, akan dipercaya semua orang, selalu dicari keberadaannya, karena
jiwa amanahnya sudah membekas di hati banyak orang. Itu sebabnya, jika
ditinjau dari sudut pandang islam, memenuhi janji harus diperhatikan
dengan sungguh-sungguh. Jika tidak! maka seseorang itu sudah terlibat
dalam dosa.

Menurut bahasa, akad berarti perjanjian atau ikatan yang kuat. Jadi
memenuhi janji merupakan kewajiban dan menjadi tanda orang itu
beriman atau tidak

b. Pembagian Janji

1) Janji kepada Allah SWT.

Manusia telah membuat perjanjian kepada Allah SWT semenjak di


alam ruh/Rahim untuk mengimani Allah sebagai Rabb-Nya. Sebagaimana
firman Allah SWT:

. 10
‫َو ِاْذ َاَخ َذ َر ُّبَك ِم ْۢن َبِنْٓي ٰا َد َم ِم ْن ُظُهْو ِرِهْم ُذ ِّرَّيَتُهْم َو َاْش َهَد ُهْم َع ٰٓلى َاْنُفِس ِهْۚم َاَلْس ُت ِبَر ِّبُك ْۗم َقاُلْو ا َبٰل ۛى َش ِهْد َنا َۛاْن َتُقْو ُلْو ا‬
‫َيْو َم اْلِقٰي َم ِة ِاَّنا ُكَّنا َع ْن ٰهَذ ا ٰغ ِفِلْيَۙن‬

Artinya: "Dan (ingatlah) ketika Tuhanmu mengeluarkan dari sulbi (tulang


belakang) anak cucu Adam keturunan mereka dan Allah mengambil
kesaksian terhadap roh mereka (seraya berfirman), “Bukankah Aku ini
Tuhanmu?” mereka menjawab, “Betul (Engkau Tuhan kami), kami
bersaksi.” (Kami lakukan yang demikian itu) agar di hari Kiamat kamu
tidak mengatakan, “Sesungguhnya ketika itu kami lengah terhadap
ini” (Q.S al-A’raf (7): 172)

Ayat ini menjelaskan bahwa setiap manusia, saat berada di alam


ruh/rahin sudah menyampaikan janji setia untuk bertauhid dan menjalani
hidup didasari fitrah. Misalnya saat kita melakukan kebaikan (amal
shaleh), hati menjadi tenteram. Sebaliknya, jika berbuat dosa, maka akan
ada keresahan dalam hati. Itulah fitrah yang seharusnya memandu langkah
manusia dalam kehidupan sehari-hari.

2) Janji kepada sesama manusia

Janji kepada manusia adalah janji-janji yang sudah dibuat dan disepakati
baik sebagai pribadi maupun dengan lembaga atau pihak lain. Melalui
janji-janji inilah reputasi dan nama baik dipertaruhkan. Namun, Islam
menggariskan bahwa tidak semua janji itu ditunaikan. Misalnya adalah
janji yang bertentangan dengan syariah islam. Rasulullah SAW bersabda:

“Setiap syarat (ikatan janji) yang tidak sesuai dengan Kitbullah, menjadi
batil, meskipun seratur macam syarat.” (HR. Al-Bukhari dan Muslim)

c. Balasan Memenuhi Janji

Berikut ini manfaat memenuhi janji, antara lain:

1) Mendapatkan predikat sebagai muttaqin dan menjadi sebab tergapainya


sifat muttaqin (Q.S Ali Imran (3): 76)
2) Menjadi sebab datangnya keberhasilan, keamanan dan ketentraman,
serta jauh adanya konflik dan perselisihan.
3) Menghindari pertumpahan darah, dan terjaga dari mengambil hak orang
lain, baik dari pihak muslim atau non muslim (Q.S al-Anfal (8): 72)
4) Dapat menghapus kesalahan, dan menjadi sebab dimasukkan ke dalam
surga (Q.S al-Baqarah (2): 40 dan Q.S al-Maidah (5): 12)

11
2. Mensyukuri Nikmat

Syukur menurut bahasa berarti membuka dan menampakkan. Lawan dari syukur
adalah kufur, yang artinya menutup dan menyembunyikan. Perhatikan Q.S
Ibrahim (14): 7, yang berbunyi:

‫َو ِاْذ َتَاَّذ َن َر ُّبُك ْم َلِٕىْن َشَكْر ُتْم َاَلِزْيَد َّنُك ْم َو َلِٕىْن َكَفْر ُتْم ِاَّن َع َذ اِبْي َلَش ِد ْيٌد‬

Artinya: Dan (ingatlah) ketika Tuhanmu memaklumkan, “Sesungguhnya jika


kamu bersyukur, niscaya Aku akan menambah (nikmat) kepadamu, tetapi jika
kamu mengingkari (nikmat-Ku), maka pasti azab-Ku sangat berat”.

Syukur merupakan bentuk keridhaan atau pengakuan terhadap rahmat Allah SWT
dengan setulus hati, yang diwujudkan melalui ucapan, sikap, dan perilaku.
Sementara makna nikmat, menurut bahasa adalah pemberian, anugerah, kebaikan
dan kesenangan yang diberikan manusia, baik berupa rezeki, harta, keluarga
maupun segala kesenangan yang lain.

Perwujudan Syukur. Syukur harus dilakukan dengan 3 hal, yakni: melalui lisan,
hati, dan anggota badan. Misalnya dengan lisan yang selalu mengucapkan syukur,
misalnya banyak-banyak mengucapkan hamdalah, dan kalimat-kalimat pujian
lainnya.

Setelah itu, semua nikmat tersebut diwujudkan dan difungsikan oleh anggota
tubuhnya dalam ketaatan hanya kepada Allah SWT. Imam al-Ghazali membagi
syukur itu menjadi 3 bagian, yaitu: ilmu, hal (keadaan), dan amal (perbuatan).

Melalui ilmunya, seseorang menyadari bahwa segala nikmat yang diterima itu
semata-mata berasal dari Allah SWT. Selanjutnya amal perbuatannya sesuai dan
sejalan dengan fungsi nikmat tersebut diberikan. Jadi, pribadi yang bersyukur itu,
ditandai dengan menyatunya hati, lisan dan perbuatan.

3. Keuntungan Menjadi Orang Yang Bersyukur

1) Jauh lebih produktif, saat menghadapi problem, waktunya tidak


dihabiskan untuk mengeluh

2) Lebih bahagia dan optimis, selalu siap mencari solusi karena semua
yang ia hadapi selalu diambil hikmah dan pelajarannya

3)Manfaatnya ke diri sendiri, Selalu merasa rahmat-Nya tidak pernah


terputus dan selalu dilimpahkan.

12
Allah berfirman dalam Q.S Luqman ayat 12:

‫َو َلَقْد ٰا َتْيَنا ُلْقٰم َن اْلِح ْك َم َة َاِن اْشُك ْر ِهّٰلِلۗ َو َم ْن َّيْشُك ْر َفِاَّنَم ا َيْشُك ُر ِلَنْفِس ٖۚه َو َم ْن َكَفَر َفِاَّن َهّٰللا َغ ِنٌّي َحِم ْيٌد‬

Artinya: Dan sungguh, Kami benar-benar telah memberikan hikmah kepada


Luqman, yaitu, “Bersyukurlah kepada Allah! Siapa yang bersyukur,
sesungguhnya dia bersyukur untuk dirinya sendiri. Siapa yang kufur (tidak
bersyukur), sesungguhnya Allah Mahakaya lagi Maha Terpuji.

13
Al-Qur’an sebagai Pedoman Hidup

A. Pentingnya Mengimani Kitab-Kitab Allah Swt.

Iman kepada kitab Allah Swt. artinya meyakini sepenuh hati bahwa Allah
Swt. telah menurunkan kitab kepada nabi atau rasul yang berisi wahyu untuk
disampaikan kepada seluruh umat manusia.

Mengimani kitab Allah adalah sebuah keharusan, sebab kitab Allah adalah
petunjuk bagi kehidupan. Tanpa petunjuk dari Allah, manusia akan tersesat dalam
hidupnya.

B. Pengertian Kitab dan Ṡuḥuf

Kitab adalah Wahyu Allah Swt. yang disampaikan kepada para Rasul
dalam bentuk buku/kitab.Adapun suhuf adalah Wahyu Allah Swt. yang
disampaikan kepada para Rasul, tetapi masih berupa “lembaran-lembaran” yang
terpisah.

C. Kitab-Kitab Allah Swt. dan Para Penerimanya

1. Kitab Taurat

Kitab Taurat adalah kitab yang diturunkan kepada Nabi Musa


untuk membimbing bani Israil. Adapun isi dari Kitab Taurat adalah:

 Hormati dan cintai Allah satu saja,


 Sebutkan nama Allah dengan hormat,
 Kuduskan hari Tuhan (hari Sabtu),
 Hormati ibu bapakmu,
 Jangan membunuh,
 Jangan berbuat cabul,
 Jangan mencuri,
 Jangan berdusta,
 Jangan ingin berbuat cabul,
 Jangan ingin memiliki barang orang lain dengan cara yang tidak
halal.

14
2. Zabur
Kitab Zabur diturunkan kepada Nabi Daud ‘alaihissalam. Kitab
Zabur menjadi pedoman bagi kaum nabi Daud as yang disebut juga
dengan Mazmur. Kitab Zabur ini berisi nyanyian puji-pujian kepada Allah
SWT atas segala nikmat ilahiyah.
Kitab Zabur diturunkan Allah SWT kepada Nabi Daud as untuk
Bani Israil atau umat Yahudi pada abad 10 SM (sebelum masehi) di daerah
Yerusalem. Bahasa yang digunakan dalam Zabur adalah Qibti

3. Injil
Kitab-kitab Allah SWT berikutnya adalah Injil. Kitab ini
diturunkan oleh Allah SWT kepada Nabi Isa ‘alaihissalam untuk pedoman
bagi Bani Israil. Kitab ini diwahyukan di daerah Yerusalem sekitar
permulaan abad 1 M. Pada awal diturunkan, kitab Injil menggunakan
bahasa Suryani.
Kitab Injil berisi tentang ajaran hidup dengan zuhud, menjauhi
kerusakan dan ketamakan dunia. Kitab ini menjadi pedoman bagi kaum
Nabi Isa as yakni Kaum Nasrani.

4. Al-Qur’an
Kitab-kitab Allah SWT yang terakhir adalah kitab Al-Qur’an
dengan bahasa yang digunakannya adalah Arab. Kitab ini diturunkan
kepada Nabi Muhammad Shallalahu ‘alaihi Wassalam secara berangsur-
angsur.
Al-Qur’an menjadi penyempurna dari kitab-kitab Allah SWT yang
terdahulu. Kitab Al-Qur’an juga menjadi pedoman bagi seluruh umat
manusia hingga akhir zaman. Kitab ini diturunkan pada abad ke 7 M,
dalam kurun waktu tahun 611-632 M.

D.Kandungan Hukum dalam al-Quran


Para ulama mengelompokkan hukum yang terdapat dalam al-Qur’ān ke
dalam tiga bagian, yaitu:

15
•Akidah atau Keimanan
•Syari’ah atau Ibadah
•Akhlak atau Budi Pekerti
•Hadis atau Sunnah

1.Pengertian Hadis atau Sunnah


Secara bahasa, hadis berarti perkataan atau ucapan. Menurut
istilah, hadis adalah segala perkataan, perbuatan, dan ketetapan (taqrir)
yang dilakukan oleh Nabi Muhammad saw.
Ulama hadis membedakan hadis dengan sunnah. Hadis adalah
ucapan atau perkataan Rasulullah saw., sedangkan sunnah adalah segala
apa yang dilakukan oleh Rasulullah saw. yang menjadi sumber hukum
Islam.

2.Bagian-bagian hadis:
A.Sanad
Sanad yaitu sekelompok orang atau seseorang yang
menyampaikan hadis dari Rasulullah saw. sampai kepada kita
sekarang ini
B.Matan
Matan yaitu isi atau materi hadis yang disampaikan
Rasulullah saw.
C.Rawi
Rawi yaitu orang yang meriwayatkan hadis.

E.Kedudukan Hadis atau Sunnah sebagai Sumber Hukum Islam


Jika sebuah perkara hukumnya tidak terdapat di dalam al- Qur’ān,
yang harus dijadikan sandaran berikutnya adalah hadis.

16
1.Fungsi Hadis terhadap al-Qur’ān
Fungsi hadis terhadap al-Qur’ān dapat dikelompokkan menjadi
empat yaitu:
Menjelaskan ayat-ayat al-Qur’ān yang masih bersifat umum
Memperkuat pernyataan yang ada dalam al-Qur’ān
Menerangkan maksud dan tujuan ayat yang ada dalam al-Qur’ān
Menetapkan hukum baru yang tidak terdapat dalam al-Qur’ān
2.Macam-Macam Hadis
Ditinjau dari segi perawinya, hadis terbagi ke dalam tiga bagian,
yaitu:
•Hadis Mutawattir
•Hadis Masyhur
•Hadis Aĥad
a) Hadis mutawattir
adalah hadis yang diriwayatkan oleh banyak perawi, baik dari
kalangan para sahabat maupun generasi sesudahnya dan dipastikan
di antara mereka tidak bersepakat dusta.
b) Hadis masyhur
adalah hadis yang diriwayatkan oleh dua orang sahabat atau
lebih yang tidak mencapai derajat mutawattir, namun setelah itu
tersebar dan diriwayatkan oleh sekian banyak tabi’³n sehingga
tidak mungkin bersepakat dusta.
c) Hadis aḥad
adalah hadis yang hanya diriwayatkan oleh satu atau dua
orang perawi, sehingga tidak mencapai derajat mutawattir.
F.Ijtihad sebagai upaya memahami al-Qur’ān dan Hadis
1.Pengertian Ijtihad

17
Kata ijtihād berasal bahasa Arab ijtahada-yajtahidu-ijtihādan yang
berarti mengerahkan segala kemampuan, bersungguh-sungguh
mencurahkan tenaga, atau bekerja secara optimal. Secara istilah, ijtihād
adalah mencurahkan segenap tenaga dan pikiran secara sungguh-sungguh
dalam menetapkan suatu hukum. Orang yang melakukan ijtihād
dinamakan mujtahid.
2.Syarat-Syarat berijtihad
Berikut beberapa syarat yang harus dimiliki seseorang
untuk melakukan ijtihād:
 Memiliki pengetahuan yang luas dan mendalam.
 Memiliki pemahaman mendalam tentang bahasa
Arab, ilmu tafsir, usul fikih, dan tarikh (sejarah).
 Memahami cara merumuskan hukum
(istinbaţ).
 Memiliki keluhuran akhlak mulia.
3.Kedudukan Ijtihad
Ijtihād dilakukan jika suatu persoalan tidak ditemukan
hukumnya dalam al-Qur’ān dan hadis. Namun demikian, hukum
yang dihasilkan dari ijtihād tidak boleh bertentangan dengan al-
Qur’ān maupun hadis.
4.Bentuk-Bentuk Ijtihad
Ijtihad terbagi ke dalam beberapa bagian, yaitu:
•Ijma’
Ijma’ adalah kesepakatan para ulama ahli ijtihād dalam
memutuskan suatu perkara atau hukum.
•Qiyas
Qiyas adalah mempersamakan/menganalogikan masalah
baru yang tidak terdapat dalam al-Qur’ān atau hadis dengan
yang sudah terdapat hukumnya dalam al-Qur’ān dan hadis
karena kesamaan sifat atau karakternya.
•Maślaĥah Mursalah
Maslahah Mursalah adalah penetapan hukum yang
menitikberatkan pada kemanfaatan suatu perbuatan dan
tujuan hakiki-universal terhadap syari’at Islam.

18
DAFTAR PUSTAKA

https://www.studocu.com/id/document/universitas-diponegoro/agama/bab-
4-memenuhi-janji/67601951
https://www.synaoo.com/berpikir-kritis-materi-agama-islam-kelas-xii-semester-1/
https://amp-kontan-co-id.cdn.ampproject.org/v/s/amp.kontan.co.id/news/4-kitab-
kitab-allah-dan-nabi-penerimanya-dari-kitab-taurat-hingga-al-quran?
amp_gsa=1&amp_js_v=a9&usqp=mq331AQIUAKwASCAAgM
%3D#amp_tf=Dari%20%251%24s&aoh=16949228684654&referrer=https%3A
%2F%2Fwww.google.com
https://www.medianekita.com/edukasi/pr-2245079647/rangkuman-materi-pai-
kelas-10-kurikulum-13-bab-4-al-quran-dan-hadis-adalah-pedoman-hidupku?
page=4
19

Anda mungkin juga menyukai