Anda di halaman 1dari 5

Diskusi.

3
Diskusi.3

Terima kasih untuk tidak mengcopy paste jawaban teman

Latar Belakang:

Dalam menghadapi krisis keuangan global yang berpotensi mempengaruhi stabilitas sistem
keuangan domestik, koordinasi antara Bank Indonesia (BI), Otoritas Jasa Keuangan (OJK),
dan Lembaga Penjamin Simpanan (LPS) menjadi sangat penting. Ketiganya memiliki peran
yang berbeda namun saling terkait erat dalam menjaga stabilitas dan kepercayaan pada sistem
keuangan Indonesia.

- Bank Indonesia: bertanggung jawab atas kebijakan moneter dan stabilitas sistem
pembayaran.

- Otoritas Jasa Keuangan: mengawasi dan mengatur lembaga keuangan non-bank,


asuransi, pasar modal, dan lembaga keuangan lainnya.

- Lembaga Penjamin Simpanan: menjamin simpanan nasabah di bank dan berperan


dalam penanganan bank gagal bayar untuk menjaga kepercayaan masyarakat.

Kasus untuk Diskusi:

Misalkan, terjadi suatu krisis keuangan global yang menyebabkan aliran modal keluar yang
besar dari negara-negara berkembang, termasuk Indonesia, menyebabkan depresiasi mata
uang yang tajam dan kelangkaan likuiditas dalam sistem keuangan. Hal ini meningkatkan
tekanan terhadap bank dan lembaga keuangan, serta menimbulkan risiko peningkatan gagal
bayar kredit yang dapat mengganggu stabilitas sistem keuangan.

Pertanyaan Diskusi:
1. Peran dan Respons Bank Indonesia: Bagaimana Bank Indonesia seharusnya
merespons situasi ini dalam konteks kebijakan moneter dan stabilitas sistem
pembayaran? Apa langkah-langkah konkret yang dapat diambil untuk menjaga
likuiditas dalam sistem keuangan dan stabilisasi nilai tukar mata uang?

2. Tugas dan Aksi Otoritas Jasa Keuangan: Dalam menghadapi tekanan pada lembaga
keuangan, langkah-langkah apa yang seharusnya dilakukan oleh OJK untuk
memastikan stabilitas dan kepercayaan terhadap sistem keuangan, terutama terhadap
lembaga keuangan non-bank dan pasar modal?

3. Peranan Lembaga Penjamin Simpanan: Dengan meningkatnya risiko bank gagal


bayar, bagaimana LPS dapat memainkan perannya dalam menjaga kepercayaan
masyarakat terhadap sistem perbankan? Apakah ada strategi atau mekanisme khusus
yang seharusnya diterapkan oleh LPS dalam kondisi ini?

4. Koordinasi antar Lembaga: Bagaimana ketiga lembaga ini seharusnya berkoordinasi


untuk menangani krisis ini secara efektif? Diskusikan pentingnya sinergi dan
koordinasi antara BI, OJK, dan LPS dalam memitigasi dampak krisis keuangan
terhadap ekonomi domestik.

Silahkan berdiskusi dan menanggapi diskusi temannya.

1. Dalam bank indonesia kita dapat menyampaikan perkembangannya indikator


stabilitas agar masyarakat lebih percaya terhadap bank indonesia.

2. OJK yaitu untuk melakukan pengawasan yang ketat terhadap sektor jasa
keuangan ,serta dalam mengambil tindakan preventif dalam mengatasi potensi krisis
keuangannya.

3. Melalui lembaga pinjaman kita dapat melalui metode ini, LPS akan mengambil alih
segalaa hak dan wewenang Rapat umum pemegang saham, kepemilikan dan
pengurusan bank tersebut.
4. Dalam ruang lingkup yang lebih luas, bank indonesia juga menjalin kerja sama dan
berkoordinasi dengan kementrian keuangan (kemenkeu) Otoritas jasa keuangan (OJK)
dan lembaga keuangan dalam penjamin simpanan (LPS) dalam komite.

Assalamu’alaikum wr. Wb
Mohon izin untuk menjawab diskusikan sesi 3 ini.

1) Bank Indonesia memiliki peran utama dalam menjaga stabilitas moneter dan
sistem pembayaran. Langkah konkret yang dapat diambil termasuk intervensi
pasar valuta asing untuk menjaga stabilitas nilai tukar, serta menyediakan
likuiditas melalui operasi pasar terbuka atau fasilitas kredit jangka pendek
kepada bank-bank yang membutuhkan.

2) Otoritas Jasa Keuangan (OJK) harus mengambil langkah-langkah untuk


mengawasi dan mengatur lembaga keuangan non-bank dan pasar modal,
termasuk melakukan evaluasi risiko secara berkala, memberikan peringatan
dini, dan jika diperlukan, memberlakukan tindakan korektif atau intervensi.

3) Lembaga Penjamin Simpanan (LPS) dapat memainkan peran penting dalam


menjaga kepercayaan masyarakat dengan memberikan jaminan atas simpanan
nasabah dalam hal bank mengalami kegagalan. LPS juga harus memiliki
strategi dan mekanisme penanganan krisis yang efektif, seperti rencana
penanganan krisis dan pemulihan bank yang terstruktur.

4) Sinergi dan koordinasi antara Bank Indonesia, OJK, dan LPS sangat penting
dalam menangani krisis keuangan. Ini meliputi pertukaran informasi,
kolaborasi dalam pengambilan keputusan, dan penerapan kebijakan yang
terintegrasi untuk mengatasi tantangan yang dihadapi oleh sektor keuangan.
Komunikasi terbuka dan koordinasi yang efektif dapat membantu mengurangi
dampak negatif krisis keuangan terhadap ekonomi domestik.

Sumber Referensi :
https://ojk.go.id/id/kanal/perbankan/stabilitas-sistem-keuangan/Pages/Peran-Bank-
Indonesia.aspx

Sekian jawaban diskusi sesi 3 dari saya

Terimakasih 🙏

Assalamualaikum wr WB izin menjawab pertanyaan ini

1. Bank Indonesia dapat menerapkan kebijakan moneter yang ketat dengan menaikkan
suku bunga yang berdampak pada permintaan agregat sehingga akan menurunkan
tekanan inflasi. Sebaliknya, penurunan BI-Rate akan menurunkan suku bunga kredit
sehingga meningkatkan permintaan kredit dari perusahaan dan rumah tangga.
Langkah nyata yang sedang diupayakan pemerintah yakni dengan kebijakan penggunaan B20
atau Biodiesel 20 persen yang diperkirakan akan mengurangi jumlah impor minyak. Dengan
penggunaan CPO (Crude Palm Oil) yang dipakai sendiri untuk B20, maka suplai ke pasar
juga turun, sehingga harga CPO juga ikut naik.

Langkah berikutnya dengan meningkatkan penggunaan Tingkat Komponen Dalam Negeri


(TKDN) untuk seluruh sektor. Hal tersebut diharapkan dapat mengurangi impor dan akan ada
penghematan 2-3 miliar USD.

BI pun terus berupaya menjaga stabilitas nilai tukar rupiah dengan mengeluarkan kebijakan
intervensi ganda baik di pasar valuta asing (valas) maupun pemberian SBN dari pasar
sekunder. BI juga sudah menyediakan swap valas dengan tingkat harga yang murah.
Pembagiannya, untuk sesi pagi BI melakukan swap valas dalam rangka pengelolaan
likuiditas. Sementara di sore, BI juga menyediakan swap valas hedging bagi korporasi-
korporasi yang mempunyai underlying transaksi baik dari ekspor atau devisa utang luar
negeri maupun devisa-devisa lain.

Dalam hal meningkatkan investasi dan ekspor, pemerintah pun sudah meluncurkan One
Single Submission (OSS) atau layanan perizinan berusaha yang terintegrasi secara elektronik.
Upaya lain yang tak kalah penting dengan menggenjot sektor pariwisata, dimana dengan
menambah jumlah wisatawan mencanegara berkunjung ke Indonesia, akan menambah
cadangan valas dari devisa
2. OJK adalah melakukan pengawasan terhadap seluruh kegiatan
Yang terkait dengan industri jasa keuangan, seperti perbankan, asuransi, dan pasar modal.
OJK melakukan pengawasan terhadap kegiatan-kegiatan tersebut agar tidak menimbulkan
Risiko sistemik yang dapat mengganggu stabilitas dan keamanan sistem keuangan
Indonesia. Dalam hal ini, OJK juga bertanggung jawab dalam memberikan izin usaha
Kepada lembaga keuangan yang ingin beroperasi di Indonesia, serta melakukan
Pengawasan terhadap kepatuhan lembaga keuangan tersebut terhadap peraturan dan
Ketentuan yang berlaku. Dengan melakukan pengawasan secara ketat terhadap industri jasa
Keuangan, OJK dapat memastikan bahwa lembaga keuangan tersebut tidak melakukan
Tindakan yang merugikan nasabah maupun sistem keuangan secara keseluruhan.
3. Dalam upaya dalam menyelamatkan bank gagal, LPS memunyai kewenangan, antara
lain mengambil alih dan menjalankan segala hak dan wewenang pemegang saham,
termasuk RUPS; menguasai, mengelola, dan menjual / mengalihkan aset bank;
melakukan penyertaan modal sementara (PMS); serta mengalihkan manajemen pada
pihak lain.
LPS melakukan penyelesaian bank gagal yang tidak berdampak sistemik setelah LPP atau
Komite Koordinasi menyerahkan penyelesaiannya kepada LPS.
Penyelesaian bank gagal yang tidak berdampak sistemik dilakukan LPS dengan cara
melakukan penyelamatan atau tidak melakukan penyelamatan.
4. LPS melaksanakan tugas dengan berkoordinasi dengan berbagai pihak, yaitu Otoritas
Jasa Keuangan (OJK), Bank Indonesia (BI), dan Forum Koordinasi Stabilitas Sistem
Keuangan (FKSSK), dan secara reguler mereka bertemu dan membahas berbagai hal.

Apabila bank telah gagal melaksanakan fungsinya (bank gagal), LPS akan melindungi
simpanan nasabah. Penjaminan dilakukan dalam jumlah terbatas, program penjaminan
disesuaikan dengan kondisi sistem perbankan, dan penjaminan simpanan merupakan jaminan
pengaman keuangan (financial safety nets). Dengan demikain kepercayaan masyarakat
dengan sistem perbankan Indonesia dapat dipulihkan kembali.

Kata kunci: LPS, dan dana nasabah


Koordinasi antara OJK dengan BI telah diatur dalam Pasal 39 UU OJK, yaitu dalam
membuat peraturan pengawasan di bidang perbankan meliputi: kewajiban pemenuhan modal
minimum bank, sistem informasi perbankan yang terpadu, kebijakan penerimaan dana dari
luar negeri, penerimaan dana valuta asing dan pinjaman komersial

Anda mungkin juga menyukai