Akuntansi Keperilakuan - RMK 4
Akuntansi Keperilakuan - RMK 4
Sistem feodal
Oleh dan dari abad kelima belas, seorang, sosial, dan ekonomi tatanan politik datang
untuk menutup di eropa. Dikenal sebagai feodalisme, urutan sosial ekonomi didefinisikan
dengan serangkaian hubungan sosial berdasarkan status berasal dari garis keturunan dan usia. Di
Eropa abad pertengahan , seorang pria adalah seorang budak belian atau penguasa, pedagang
atau anggota serikat. Posisinya dalam struktur sosial tergantung pada keluarga di mana ia lahir,
bukan jasa.
Tanah dan tenaga kerja tidak tujuan perdagangan; baik mana communized di Eropa
medieveral. Kepemilikan tanah melewati dari tuan ke ahli waris, dan perdagangan secara real di
real estate jarang. Budak adalah bagian dari warisan, mereka memiliki hak untuk hidup di darat
dan untuk bekerja itu.
Serikat adalah serikat perajin. Sistem guild-pusat industri "produksi" - juga tenggelam
dalam tradisi. Seorang pria karena tukang kayu atau glassblower karena itu adalah pekerjaan
ayahnya.
Masters dipilih pemerintah guild mereka sendiri dan menetapkan aturan mereka bekerja
sendiri. Mereka menetapkan tingkat upah, standar output, dan kondisi kerja. Mereka diatur
perilaku sosial dan diharapkan anggota guild untuk berpakaian dengan cara yang tepat dan
terlibat dalam urusan sipil. Singkatnya, serikat khawatir dengan baik dan nonekonomi dimensi
ekonomi hidup.
The guild usia Pertengahan ingin mempertahankan dan cara hidup teratur, sehingga
mereka perilaku diatur di tempat kerja dan di masyarakat. Untuk mempertahankan status quo,
guild dijauhi inovasi dan perubahan teknologi. Mereka bekerja untuk mencegah terbentuknya
monopoli dengan teknik berbagi dan teknologi. Mereka menghindari persaingan dengan
membatasi masuk ke guild dan mengatur kemajuan dari magang untuk pekerja harian untuk
menguasai. guild itu menetapkan syarat penjualan dan diharapkan anggota mereka untuk
mematuhi istilah tersebut. Iklan dilarang. anggota Guild, yang memiliki alat-alat produksi,
diharapkan untuk mengambil kebanggaan dalam pekerjaan mereka.
Idenya adalah untuk mempertahankan posisi satu dalam hidup, bukan untuk
meningkatkan itu. Tidak jelas perbedaan antara sosial dan ekonomi hidup seseorang. Orang-
orang tidak "mencari nafkah" - pekerjaan itu tujuan itu sendiri.
AKUNTANSI KEPERILAKUAN – RMK 4
Maria Margaretha Tifany (194217271)
Wahyu Putri (194217213)
Deva Tri Puspitawati (223218598).
Mengingat asumsi mengenai bisnis dan perilaku manusia yang seperti itu, maka dibuatlah sistem
akuntansi pada saat itu untuk membantu manajemen memaksimalkan keuntungan, mengukur dan
mengawasi kinerja perusahaan, dan merencanakan masa depan secara rasional. Dengan
demikian, sebagai penyedia utama informasi kepada manajemen, akuntan dapat memilih
informasi yang mereka dianggap paling berguna bagi manajemen. Mereka juga akan
memutuskan bagaimana menyampaikan informasi tersebut dan kepada siapa informasi tersebut
seharusnya diberikan.
Teori organisasi modern memberikan pandangan yang berbeda dari asumsi tentang tujuan
perusahaan bisnis dan perilaku anggota organisasi. Pertama, tidak ada tujuan utama, seperti
maksimalisasi keuntungan. Apabila tujuan utama tersebut ada, hal itu dimungkinkan untuk
kelangsungan hidup organisasi. Dalam pandangan teori organisasi modern, perusahaan bisnis
mengejar banyak tujuan, yang bisa berubah karena lingkungan eksternal atau karena perubahan
tujuan perusahaan akibat adanya dominasi dari anggota organisasi. Selain itu, dalam beberapa
kasus, tujuan organisasi tertentu mungkin saja menimbulkan konflik dengan tujuan-tujuan lain
sehingga tujuan awal perusahaan harus berubah. Singkatnya, tujuan perusahaan, menurut ahli
teori modern, jauh lebih kompleks daripada tujuan perusahaan menurut ahli teori modern.
Sama dengan tujuan perusahaan yang kompleks, ahli teori modern juga melihat perilaku manusia
sebagai perilaku yang kompleks. Orang-orang sudah mulai tidak termotivasi lagi oleh insentif,
tetapi sekarang ini orang-orang termotivasi oleh kondisi sosial, psikologis, dan kondisi ekonomi
dan kebutuhan mereka. Motivasi ini berbeda antara orang yang satu dengan orang yang lainnya
tergantung pada latar belakang dan kondisi kehidupan mereka saat itu. Ahli teori modern melihat
pekerjaan sebagai penyaluran potensi diri untuk mendapatkan arti/makna dan kepuasan dalam
hidup. Orang akan bekerja, dan menikmatinya, jika pekerjaan tersebut dapat memenuhi beberapa
kebutuhan dasar mereka. Jadi, seharusnya manajer tidak membabi buta mengejar keuntungan
yang lebih besar, tetapi manajer harus dapat menjadi pemecah masalah di dalam perusahaan,
koordinator, dan pengambil keputusan peran-peran tersebut dimaksudkan untuk menjaga
kelangsungan hidup perusahaan, baik jangka pendek maupun jangka panjang.
Dalam pandangan asumsi seperti itu, akuntansi dipandang sebagai suatu sistem informasi yang
menyediakan, data yang tepat dan relevan untuk digunakan dalam pengambilan
keputusan. Selanjutnya, supaya pemanfaatan berbagai perencanaan, pengendalian, dan laporan
keuangan maksimal, sistem akuntansi harus didasarkan pada kesadaran akan kompleksitas
perilaku manusia dan pemahaman tentang bagaimana orang akan cenderung untuk bereaksi
terhadap informasi akuntansi. Ini berarti bahwa agar sistem akuntansi dapat bermanfaat bagi
AKUNTANSI KEPERILAKUAN – RMK 4
Maria Margaretha Tifany (194217271)
Wahyu Putri (194217213)
Deva Tri Puspitawati (223218598).
organisasi bisnis modern, maka sistem akuntansi tersebut harus dapat melaporkan lebih dari
sekedar data keuangan, yaitu juga seluruh informasi mengenai sistem manajemen. Para akuntan
yang merancang sistem tersebut harus menyadari sifat kompleksitas dari tujuan organisasi dan
faktor sosial, psikologis, dan ekonomi yang mempengaruhi perilaku manusia.