Anda di halaman 1dari 47

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang Permasalahan

Dalam pertumbuhan perekonomian dan perkembangan zaman di


Indonesia semakin modern. Persaingan dunia usaha di Indonesia semakin
ketat, setiap perusahaan bersaing untuk memikat konsumen dan
mempertahankan eksistensinya dalam pasar. Termasuk dalam bidang ritel
yang saat ini telah berkembang dan tumbuh pesat dengan adanya
peningkatan pertumbuhan ekonomi di Indonesia. Meningkatnya intensitas
persaingan dan jumlah pesaing menuntut setiap perusahaan memenuhi
kebutuhan konsumen dengan cara yang lebih memuaskan dibanding
dengan pesaing yang lainnya. Sehingga dalam perdagangan global saat ini
diperlukan suatu persamaan persepsi dalam mendefinisikan suatu produk
yang mempunyai kualitas baik. Persaingan ketat yang dihadapi oleh pelaku
bisnis dalam memperebutkan dan mempertahankan konsumennya akan
mengakibatkan adanya perubahan-perubahan yang terjadi pada sektor ritel.
Semakin meningkatnya pertumbuhan dan persaingan bisnis ritel
modern, berdampak pada pola gaya hidup belanja masyarakat. Saat ini
masyarakat memiliki kecenderungan berbelanja di ritel modern dari pada
ritel tradisional. Hal ini disebabkan ritel modern memberikan kenyamanan
terhadap konsumen dan memberikan apa yang diinginkan dan dibutuhkan
oleh konsumen. Seperti kenyamanan suasanan (atmosphere) dalam
berbelanja, kelengkapan produk yang berkualitas, dan kepastian harga
yang dapat menarik minat beli konsumen.
Store Atmosphere (suasana toko) merupakan salah satu elemen penting
dari bauran eceran yang mampu mempengaruhi proses keputusan
pembelian konsumen. Store Atmosphere sebagai alat komunikasi
pemasaran yang di desain sedemikian rupa supaya dapat memenuhi
kebutuhan dan keinginan konsumen pada toko ritel modern dalam rangka
meningkatkan minat beli pada konsumen. Perubahan terhadap store

1
2

atmosphere harus selalu dirancang agar tidak membosankan dan bersaing


dengan perusahaan ritel lainnya. Store Atmosphere sangat penting karena
pada saat belanja konsumen tidak hanya memperhatikan barang dan jasa
yang ditawarkan melainkan lingkungan juga menjadi pusat perhatian
konsumen. Konsumen yang telah memiliki rasa ketertarikan terhadap daya
tarik pada penataan ruang, penempatan produk, aroma dan kebersihan
pada toko ritel.
Harga adalah suatu nilai dari suatu barang atau jasa yang dapat dibeli
oleh konsumen menggunakan uang. Dengan demikian harga adalah aspek
pertama yang diperhatikan oleh penjual dalam usahanya untuk
memasarkan produknya. Menurut Abubakar (2018:40) Harga adalah satu-
satunya unsur dari bauran pemasaran yang menghasilkan pendapatan
penjualan. Sedangkan unsur-unsur lainnya yaitu akan mengakibatkan
keluarnya biaya setiap konsumen.
Menurut Kotler dan Keller (2013 : 177) “Store Atmosphere merupakan
unsur senjata lain yang dimiliki toko. Setiap toko memiliki tata letak fisik
yang mempermudah atau mempersulit konsumen untuk memilih barang
didalamnya”.
Harga adalah suatu nilai dari suatu barang atau jasa yang dapat dibeli
oleh konsumen menggunakan uang. Dengan demikian harga adalah aspek
pertama yang diperhatikan oleh penjual dalam usahanya untuk
memasarkan produknya. Menurut Abubakar (2018:40) Harga adalah satu-
satunya unsur dari bauran pemasaran yang menghasilkan pendapatan
penjualan. Sedangkan unsur-unsur lainnya yaitu akan mengakibatkan
keluarnya biaya setiap konsumen.
Menurut Priansa (2017:39) “Harga adalah sejumlah nilai yang
ditukarkan konsumen dengan manfaat memiliki atau menggunakan produk
yang nilainya ditetapkan oleh pembeli dan penjual melalui tawar menawar
atau ditetapkan oleh penjual untuk satu harga yang sama terhadap semua
pembeli”.
3

Keputusan konsumen dalam membeli suatu produk juga dipengaruhi

oleh nilai inti, yaitu system kepercayaan yang mendasari sikap dan

perilaku konsumen. Nilai inti ini jauh lebih dalam daripada sikap dan

perilaku pada dasarnya menentukan pilihan atas kebutuhan dan keinginan

konsumen dalam jangka panjang.

Supermarket Sinar Terang Kota Probolinggo adalah suatu


perusahaan ritel yang beralamatkan di Jalan Dr. Sutomo No. 89/125,
Kelurahan Jati, Kecamatan Mayangan, Kota Probolinggo.. Supermarket ini
menyediakan apa yang diperlukan oleh konsumen Dari Berbagai
Keperluan Sehari-hari ataupun peralatan yang di pakai Setiap harinya.
Seperti, alat rumah tangga,alat dapur, perabotan rumah tangga,
kosmeitik, bahan pokok, alat sekolah dan kebutuhan lain-lainya.
Salah satu produk yang mempunyai omset besar di Supermarket
Sinar Terang adalah Minyak Goreng. Dimana Minyak Goreng menjadi
merek Minyak goreng yang cukup diminati oleh masyarakat
probolinggo terutama ibuk rumah tangga. Bukan tanpa alasan, Harga
Minyak Goreng di supermarket sinar terang bisa dikatakan cukup ramah
di kantong dibandingkan dengan supermarket saingan. Dimana
Supermarket Sinar Terang ini memiliki daya saing yang tinggi yaitu dari
segi lokasi yang strategis dekat jalan raya. Dan juga memiliki persaingan
yang ketat dengan perusahaan-perusahaan di sekitarnya. Persaingan dunia
bisnis yang semakin ketat menuntut manusia untuk selalu berkembang
menjadi lebih baik dan unggul. Supermarket Sinar Terang Kota
Probolinggo berkomitmen untuk terus melakukan dan melihat terus
perkembangan usahanya, sehingga memiliki strategi khusus dalam bidang
pemasarannya guna meningkatkan pengunjung dan minat beli konsumen.
Supermarket Sinar Terang Kota Probolinggo menerapkan strategi
pemasarannya mulai dari tingkat pelayanannya, penetapan harga,
kenyamanan tempat parker dan suasana dalam toko yang dijual, strategi
tersebut berhasil diterapkan oleh Supermarket Sinar Terang Kota
Probolinggo. Namun dari strategi tersebut Supermarket Sinar Terang Kota
Probolinggo masih memiliki kekurangan dalam meningkatkan
kenyamanan konsumen mulai dari suasana tokonya, mengembangkan
penetapan harga sehingga mempengaruhi keputusan pembelian konsumen.
Supermarket Sinar Terang Kota Probolinggo ingin mengetahui adakah
pengaruh dari store atmosphere, dan harga secara individu atau secara
bersamaan terhadap keputusan pembelian konsumen.
. Berdasarkan latar belakang yang telah diuraikan diatas, maka

peneliti tertarik untuk mengadakan penelitian dengan judu; “Pengaruh


4

Store Atmosphere Dan Harga Terhadap Keputusan Pembelian

Minyak Goreng Di Supermarket Sinar Terang Kota Probolinggo”

1.2 Rumusan Permasalahan

Berdasarkan latar belakang diatas, maka rumusan masalah yang

diajukan dalam penelitian ini sebagai berikut:

1. Apakah Store Atmosphere dan harga berpengaruh secara simultan

terhadap keputusan pembelian di Supermarket Sinar Terang Kota

Probolinggo?

2. Apakah Store Atmosphere berpengaruh signifikan terhadap

keputusam pembelian di Supermarket Sinar Terang Kota

Probolinggo?

3. Apakah harga berpengaruh signifikan terhadap keputusam

pembelian di Supermarket Sinar Terang Kota Probolinggo?

1.3 Batasan Masalah

Supaya permasalahan tidak meluas maka penulisan membuat batasan

masalah. Adapun batasan masalah pada penelitian ini adalah hanya

meneliti pengaruh Store Atmosphere dan Harga terhadap keputusan

pembelian di Supermarket Sinar Terang Kota Probolinggo.

1.4 Tujuan Dan Mamfaat Penelitian

1.4.1 Tujuan Penelitian

1. Untuk mengetahui pengaruh yang signifikan antara variabel Store

Atmosphere dan harga secara simultan terhadap keputusan

pembelian di Supermarket Sinar Terang Kota Probolinggo


5

2. Untuk mengetahui pengaruh yang signifikan antara variabel Store

Atmosphere terhadap keputusan pembelian di Supermarket Sinar

Terang Kota Probolinggo.

3. Untuk mengetahui pengaruh yang signifikan antara variabel Harga

terhadap keputusan pembelian di Supermarket Sinar Terang Kota

Probolinggo.

1.4.2 Manfaat Penelitian

1. Bagi Praktisi

Dengan adanya hasil penelitian ini diharapkan dapat

memberikan pertimbangan berkaitan dengan pengaruh store

atmosphere dan harga terhadap keputusan pembelian, dan dapat

menjadi faktor promosi bagi perusahaan.

2. Bagi Akademisi

a. Hasil penelitian ini dapat digunakan sebagai tambahan informasi

dan bahan refrensi serta studi kepustakaan bagi peneliti lain yang

berhubungan dengan pembahasan penelitian ini, serta menambah

kajian perpustakaan dalam rangka mengembangkan materi

perkuliahan pada umumnya dan masalah manajemen pada

khususnya.

b. Dapat digunakan sebagai referensi dalam pengambilan keputusan

serta mengevaluasi penjualan perusahaan agar menjadi lebih baik.


6

1.5 Asumsi Penelitian

Adapun asumsi yang diperoleh dalam penelitian ini antara lain

sebagai berikut :

a. Supermarket Sinar Terang Kota Probolinggo memiliki suasana toko

(store atmosphere) yang standart.

b. Harga di Supermarket Sinar Terang Kota Probolinggo sudah

bersaing dengan Supermarket lainnya.

c. Masing masing pelanggan memiliki alasan yang berbeda dalam

memutuskan membeli.
27

BAB II
KAJIAN PUSTAKA

2.1 Store Atmosphere


2.1.1 Pengertian Store Atmosphere
Menurut Kotler Dalam Wahyudi (2020 : 23) Atmosphere (suasana

toko) adalah suasan terencana yang sesuai dengan pasar sasarannya dan

yang dapat menarik konsumen untuk membeli. Selanjutnya menurut

Katarika Dalam Tansala (201:23), Store Atmosphere merupakan suatu

faktor penting bagi pusat perbelanjaan untuk dapat membuat konsumen

merasa tertarik untuk datang berkunjung dan nyaman dalam berbelanja.

Dari beberapa pengertian yang dikemukakan oleh para ahli di atas,

dapat disimpulkan store atmosphere (suasana toko) merupakan seluruh

efek estetika dan emosional yang diciptakan melalui ciri-ciri fisik dari

toko, dimana semuanya berhubungan dengan panca indera (penglihatan)

dari konsumen dan dapat mempengaruhi emosi konsumen untuk

melakukan pembelian.

2.1.2 Indikator Store Atmosphere

Menurut Menurut Berman dan Evan dalam jurnal Teguh dan Mahir

(2022:861) terdapat beberapa indikator Store Atmosphere (suasana toko)

antara lain :
28

1. Exterior (bagian luar)

Bagian luar toko memiliki pengaruh yang besar dalam proses

pembentukan citra toko dan harus direncanakan dengan sebaik

mungkin. Jika tata letak bagian luar toko menarik dan unik, itu akan

menarik orang untuk mengunjungi dan masuk ke toko. Exterior (bagian

luar) meliputi papan nama toko, pintu masuk, tempilan pajangan dan

fasilitas parkir..

2. General interior (bagian dalam)

Ketika konsumen berada didalam toko, indikator ini akan

mempengaruhi persepsi mereka sehingga harus direncanakan dan ditata

sebaik mungkin. Display Display yang baik mampu menaruk perhatian

konsumen sehingga dapat membantu mereka mengamati, menikmati

dan pada akhirnya akan melakukan pembelian. General interior yang

dimaksud meliputi jenis lantai, warna dan pancahayaan, aroma dan

music, tekstur dinding, suhu udara, lebar jarak, kamar pas, alat

transportasi antar lantai, dan kebersihan toko.

3. Store layout (tata letak)

Store layout digunakan untuk menentukan lokasi dan pengaturan

tertentu dari peralatan, fasilitas toko, dan barang dagangan dalam toko

yang nantinya akan menjadi salah satu faktor yang dapat menarik

konsumen.

4. Interior (point of Purchase)


29

Menyediakan informasi untuk pembeli, menambahkan atmosfer toko

dan melayani promosi besar.

2.1.3 Dimensi Store Atmosphere

Menurut Sutisna dan Susan (2022:36) store atmosphere memiliki

beberapa dimensi yang membentuk suasana toko secara keseluruhan.

Masing-masing dimensi menjadi satu kesatuan pembentuk suasana toko

secara umum. Setidaknya terdapat tujuh dimensi store atmosphere, yaitu :

1. Kebersihan

Kebersihan adalah aspek penting yang tampak dan teramati oleh

pengunjung yang akan memperbaiki store atmosphere. Komunikasi

dari mulut ke mulut akan terjadi berkaitan dengan kebersihan toko

tersebut..

2. Musik

Aroma atau bau yang dirasakan oleh konsumen dalam suatu toko

berperan penting terhadap pembentukan store atmosphere.

Penciuman yang dirasakan terhadap bau bisa memiliki arti tertentu.

Aroma dalam toko terbukti mempengaruhi minat beli konsumen.

3. Temperatur

Pengaturan suhu udara dalam ruangan toko memiliki pengaruh

terhadap perasaan positif atau negatif dan mempengaruhi pada minat

beli konsumen.

4. Pencahayaan
30

Pengaturan cahaya pada ruangan toko menjadi peran penting,

suasana yang berkelap-kelip penuh warna mungkin cocok untuk

tempat disko dan clubbing, tetapi tidak akan cocok untuk department

store.

5. Warna

Warna dan kombinasi warna akan membentuk suasana toko.

Pemilihan warna bangunan akan merangsang memori, pikiran, dan

pengalaman. Begitu juga dengan warna arak pada toko dan peralatan

produk akan menimbulkan perasaan tertentu bagi konsumen.

2.2 Harga

2.2.1 Pengertian Harga

Menurut Indriyono dalam Danang, (2017:131) “Harga itu

sebenarnya merupakan nilai yang ditanyakan dalam satu mata uang atau

alat tukar, terhadap suatu produk tertentu.” Dalam kenyataannya besar

kecilnya nilai atau harga itu tidak hanya ditentukan oleh faktor fisik saja

yang diperhitungkan tetapi faktor-faktor psikologisdan faktor-faktor lain

perpengaruh pula terhadap harga. Selanjutnya Menurut Etzel dalam

Rusydi, (2018:40) “Harga adalah sejumblah uang yang harus dikeluarkan

oleh konsumen untuk mendapatkan produk atau jasa yang dibelinya guna

memenuhi kebutuhan dan keinginan.”

Menurut Buchari, 2020:169) “Harga adalah suatu atribut yang

melekat pada suatu barang, yang memungkinkan barang tersebut, dapat

memenuhi kebutuhan (needs), keinginan (want) dan memuaskan


31

konsumen (satisfaction).“ Selanjutnya menurut Haris, (2016:117)

“Harga, nilai, dan faedah (Utility) merupakan konsep yang sangat

berkaitan, Utulity adalah atribut suatu produk yang dapat memuaskan

kebutuhan. Sedangkan, nilai ungkapan secara kuantitatif tentang kekuatan

barang untuk dapat menarik barang lain dalam pertukaran.” Dalam

perekonimian sekarang ini untuk mengadakan pertukaran atau untuk

mengukur nilai suatu produk digunakan uang, bukan sistem barter. Jumlah

uang yang digunakan didalam pertukaran tersebut mencerminkan tingkat

harga dari suatu barang. Sedangkan Menurut Hasan Dalam Purnomo

(2020:33) Harga Merupakan segala bentuk biaya moneter yang

dikorbankan oleh konsumen untuk memperoleh memiliki, mamfaat jumlah

kombinasi dari barang berserta pelayanan suatu produk,

Menurut Fandy Tjiptono, (2021:79) Harga merupakan satuan

moneter atau ukuran lainnya (termasuk barang dan jasa) yang ditukarkan

agar memperoleh hak kepemilikan atau penggunaan suatu barang atau

jasa. Dan harga merupakan unsur satu-satunya dari unsur bauran

pemasaran yang memberikan pemasukan atau pendapatan bagi perusahaan

dibanding unsur bauran pemasaran yang lainnya (produk, promosi dan

distribusi).

Berdasarkan pengertian di atas Harga adalah suatu nilai tukar yang

bisa disamakan dengan uang atau barang lain untuk manfaat yang

diperoleh dari suatu barang atau jasa bagi seseorang atau kelompok pada
32

waktu tertentu dan tempat tertentu, harga juga bisa menentukan penjualan

kedepan untuk bisa bersaing dengan perusahaan lain.

2.2.2 Tujuan Penetapan Harga

Menurut Swastha dalam Indrasari, (2019:41) tujuan dalam

penetapan harga, antara lain :

1. Mendapatkan laba maksimum.

Terjadinya harga ditetntukan oleh penjual dan pembeli. Semakin

besar daya beli konsumen, semakin besar juga kemungkinan penjual

untuk mendapatkan tingkat harga yang lebih tinggi.

2. Mendapatkan pengembalian investasi yang ditargetkan atau

pengembalian pada penjualan bersih.

Harga yang dapat dicapai dalam penjualan dimaksudkan untuk

investasi secara berangsur. Dana yang dipakai untuk mengembalikan

investasi hanya bisa diambil dari laba perusahaan dan laba hanya bisa

diperoleh apabila harga jual lebih besar dari jumlah biaya

sebelumnya.

3. Mencegah atau mengurangi persaingan.

Tujuan mencegah atau mengurangi persaingan dapat dilakukan

melalui kebijakan harga. Hal tersebut dapat diketahui apabila para

penjual menawarkan barang dengan harga yang sama. Oleh sebab itu,

persaingan hanya mungkin dilakukan tanpa melalui kebijakan harga.

4. Mempertahankan dan memperbaiki market share.


33

Dalam hal ini harga merupakan faktor yang penting. Bagi perusahaan

kecil yang memiliki kemampuan sangat terbatas, biasanya penentuan

harga ditunjukkan untuk sekedar mempertahankan market share.

Perbaikan market share kurang diutamakan apabila persaingan sangat

ketat.

2.2.3 Metode penetapan Harga

Menurut Kotler,dkk dalam Indrasari, (2019:40) yang menjelaskan

metode metode penetapan harga sebagai berikut :

1. Metode Penetapan Harga Berbasis

Permintaan adalah suatu metode yang menekankan pada faktor-

faktor yang mempengaruhi selera dan referensi pelanggan dari

faktor-faktor seperti biaya, laba, dan persaingan. Permintaan

pelaggan sendiri didasarkan pada berbagai pertimbangan.

2. Metode Penetapan Harga Berbasis Biaya

Faktor penentu harga dalam metode ini, yang utama adalah aspek

penawaran atau biaya bukan aspek permintaan. Harga ditentukan

berdasarkan biaya produksi dan pemasaran yang ditambah dengan

jumlah tertentu sehingga dapat menutupi biaya-biaya langsung,

biaya overhead dan laba.

3. Metode Penetapan Harga Berbasis Laba


34

Metode ini berusaha menyeimbangkan pendapatan dan biaya dalam

penetapan harganya. Upaya ini dapat dilakukan atas dasar target

volume laba spesifik atau dinyatakan dalam bentuk persetase

terhadap penjualan atau investasi. Metode penatapan harga berbasis

laba ini terdiri dari target harga keuntungan, target pengembalian

atas harga jual, dan target pengembalian atas harga investasi.

4. Metode Penetapan Harga Berbasis Persaingan

Selain berdasarkan pada pertimbangan biaya, permintaan atau laba,

harga juga dapat ditetapkan atas dasar persaingan, yaitu apa yang

dilakukan pesaing. Metode penetapan harga berbasis persaingan

terdiri dari harga di atas pada, atau di bawah harga pasar harga

kerugian pemimpin dan harga penawaran yang disegel.

2.2.4 Indikator Harga

Menurut Kotler dalam Indrasari, (2019:42), terdapat lima indikator

yang mencirikan harga. Kelima indikator tersebut adalah sebgai berikut:

1. Keterjangkauan harga.

Harga yang dapat dijangkau oleh semua kalangan sesuai dengan

target segmen pasar yang dipilih.

2. Kesesuaian harga dengan kualitas produk.

Kualitas produk menentukan besarnya harga yang ditawarkan

kepada konsumen.

3. Daya saing harga.


35

Harga yang ditawarkan pakah lebih tinggi atau dibawah rata – rata

daripada pesaing.

4. Kesesuaian harga dengan manfaat.

Konsumen akan merasa puas ketika mereka mendapatkan manfaat

setelah mengkonsumsi apa yang ditawarkan sesuai dengan nilai yang

mereka keluarkan.

5. Harga

Harga dapat mempengaruhi konsumen dalam mengambil keputusan.

Ketika harga tidak sesuai dengan kualitas dan konsumen tidak

mendapatkan manfaat setelah mengkonsumsi, konsumen akan

cenderung mengambil keputusan untuk tidak melakukan pembelian.

Sebaliknya, jika harga sesuai, konsumen akan mengambil keputusan

untuk membeli.

4.3 Keputusan Pembelian

2.4.1 Pengertian Keputusan Pembelian

Menurut Peter dalam Indrasari, (2019:70), “keputusan pembelian

adalah proses integresi yang digunakan untuk mengkombinasikan

pengetahuan untuk mengevaluasi dua atau lebih perilaku alternatif dan

memilih satu di antaranya.” Selanjutnya Schiffman dalam Indrasari

(2019:70) “Mendefinisikan keputusan pembelian konsumen merupakan

seleksi terhadap dua pilihan alternatif atau lebih, dengan perkataan lain,

pilihan alternatif harus tersedia bagi seseorang ketika mengambil

keputusan.” Sebaliknya, jika konsumen tersebut tidak mempunyai


36

alternatif untuk memilih dan benar-benar terpaksa melakukan pembelian

tertentu dan tindakan tertentu, maka keadaan tersebut bukan merupakan

suatu keputusan. Sedangkan menurut Kotler and Keller Dalam Endang

(2021:51) Keputusan pembelian konsumen adalah bagian dari perilaku

pembeli. Seperti tentang keadaan produk, jasa, ide atau pengalaman yang

bisa mencukupi keperluan dan keinginan dari seseorang, komunitas, dan

perusahaan untuk memutuskan yang akan dipilih, hingga membeli dan

memakainya .

Dari beberapa pengertian pengambilan keputusan yang telah

dipaparkan diatas, maka dapat diambil kesimpulan bahwa keputusan

pembelian adalah suatu proses pengambilan keputusan akan pembelian

yang akan menentukan dibeli atau tidaknya pembelian tersebut yang

diawali dengan kesadaran atas pemenuhan atau keinginan

2.4.2 Faktor-faktor yang Mempeegaruhi Keputusan Pembelian.

Menurut Kotler dalam Indrasari, (2019:76) menyatakan bahwa

perilaku pembelian konsumen dipengaruhi oleh faktor- faktor berikut :

1. Faktor Budaya

Faktor-faktor budaya mempunyai pengaruh yang paling luas dan

paling dalam. Budaya, sub-budaya, dan kelas sosial sangat penting

bagi perilaku pembelian. Budaya merupakan penentu keinginan dan

perilaku yang paling dasar. Sub budaya mencakup kebangsaan,

agama, kelompok ras, dan wilayah geografis. Sedangkan kelas

sosialadalah pembagian masyarakat yang relatif homogen dan


37

permanen, yang tersusun secara hirarkis dan yang para anggotanya

menganut nilai, minat, dan perilaku yang serupa. Kelas sosial tidak

hanya mencerminkan penghasilan, tetapi juga indikator lain seperti

pekerjaan, pendidikan, dan wilayah tempat tinggal.

2. Faktor sosial

Selain faktor budaya, perilaku konsumen dipengaruhi oleh faktor-

faktor sosial seperti kelompok acuan, keluarga, serta peran dan status

sosial masyarakat.

a. Kelompok Acuan

Kelompok acuan seseorang terdiri atas semua kelompok di

sekitar individu yang mempunyai pengaruh baik langsung

maupun tidak langsung terhadap perilaku individu tersebut.

Kelompok acuan mempengaruhi pendirian dan konsep pribadi

seseorang karena individu biasanya berhasrat untuk berperilaku

sama dengan kelompok acuan tersebut.

b. Keluarga Keluarga

sendiri biasanya menjadi sumber orientasi dalam perilaku. Anak

akan cenderung berperilaku sama dengan orang tua saat mereka

melihat perilaku orang tua mereka mendatangkan manfaat atau

keuntungan.

c. Peran dan status dalam masyarakat

Peranan adalah kegiatan yang diharapkan untuk dilakukan

mengacu pada orang-orang di sekelilingnya. Sedang status adalah


38

pengakuan umum masyarakat sesuai dengan peran yang

dijalankan. Setiap individu dan status yang disandangnya akan

mempengaruhi perilakunya.

3. Faktor pribadi

Keputusan pembeli juga dipengaruhi oleh karakteristik pribadi.

Karakteristik tersebut meliputi usia dan tahap siklus hidup,

pekerjaan, keadaan ekonomi, gaya hidup, serta kepribadian dan

konsep-diri pembeli.

a. Usia dan Tahap Siklus Hidup

Individu dalam membeli barang atau jasa biasanya disesuaikan

dengan perubahan usia mereka. Pola konsumsi yang terbentuk

juga berbeda antara individu-individu yang usianya berbeda .

b. Pekerjaan

Pekerjaan individu tentunya ikut mempengaruhi perilaku

pembelian individu. Penghasilan yang mereka peroleh dari

pekerjaannya itulah yang menjadi determinan penting dalam

perilaku pembelian mereka.

c. Gaya Hidup

Gaya hidup merupakan pola kehidupan seseorang sebagaimana

tercermin dalam aktivitas, minat, dan opininya. Gaya hidup akan

sangat mempengaruhi pola tindakan dan perilaku individu.

d. Kepribadian
39

Kepribadian adalah karakteristik psikologi yang berbeda dari

seseorang yang menyebabkan tanggapan yang relatif konsisten

dan tetap terhadap lingkungannya.

4. Faktor psikologis

Pilihan pembelian seseorang dipengaruhi oleh empat faktor

psikologi utama. Faktor-faktor tersebut terdiri dari motivasi,

persepsi, pembelajaran, serta keyakinan dan sikap. Kebutuhan akan

menjadi motif jika ia didorong hingga mencapai tahap intensitas

yang memadai. Motif adalah kebutuhan yang memadai untuk

mendorong seseorang bertindak. Persepsi adalah proses yang

digunakan oleh individu untuk memilih, mengorganisasi, dan

menginterpretasi masukan informasi guna menciptakan gambaran

dunia yang memiliki arti. Persepsi dapat sangat beragam antara

individu satu dengan yang lain yang mengalami realitas yang sama.

a. Motivasi

Motivasi adalah kebutuhan yang memadai untuk mendorong

seseorang bertindak. Seseorang memiliki banyak kebutuhan pada

waktu tertentu. Beberapa kebutuhan bersifat biogenis; kebutuhan

tersebut muncul dari tekanan biologis seperti lapar, haus, tidak

nyaman. Sedangkan kebutuhan yang lain bersifat psikogenis;

kebutuhan tersebut muncul dari tekanan psikologis seperti


40

kebutuhan akan pengakuan, penghargaan, atau rasa keanggotaan

kelompok .

b. Persepsi

Disamping motivasi mendasari seseorang untuk melakukan

keputusan pembelian maka akan dipengaruhijuga oleh

persepsinya terhadap apa yang diinginkan. Konsumen akan

menampakkan perilakunya setelah melakukan persepsi terhadap

keputusan apa yang akan diambil dalam membeli suatu produk .

c. Pembelajaran

Pembelajaran adalah suatu proses, yang selalu berkembang dan

berubah sebagai hasil dari informasi terbaru yang diterima

(mungkin didapatkan dari membaca, diskusi, observasi, berpikir)

atau dari pengalaman sesungguhnya, baik informasi terbaru yang

diterima maupun pengalaman pribadi bertindak sebagai

feedbackbagi individu dan menyediakan dasar bagi perilaku masa

depan dalam situasi yang sama.

d. Keyakinan dan Sikap

Keyakinan adalah pemikiran deskriptif bahwa seseorang

mempercayai sesuatu. Beliefs dapat didasarkan pada pengetahuan

asli, opini, dan iman. Sedangkan sikap adalah evaluasi, perasaan

suka atau tidak suka, dan kecenderungan yang relatif konsisten

dari seseorang pada sebuah obyek atau ide

2.4.3 Indikator Keputusan Pembelian :


41

Indikator keputusan pembelian menurut Kotler dan Keller yang

dialih bahasakan oleh Tjiptono dalam Indrasari (2019:74)

menjelaskannya bahwa keputusan konsumen untuk melakukan

pembelian suatu produk meliputi enam sub keputusan sebagai berikut:

1. Pilihan produk

Konsumen dapat mengambil keputusan untuk membeli sebuah

produk atau menggunakan uangnya untuk tujuan lain. Dalam hal ini

perusahaan harus memusatkan perhatiannya kepada orang-orang

yang berminat membeli sebuah produk serta alternatif yang mereka

pertimbangkan. Misalnya: kebutuhan suatu produk, keberagaman

varian produk dan kualitas produk.

2. Pilihan merek

Pembeli harus mengambil keputusan tentang merek mana yang akan

dibeli. Setiap merek memiliki perbedaan-perbedaan tersendiri.

Dalam hal ini perusahaan harus mengetahui bagaimana konsumen

memilih sebuah merek. Misalnya: kepercayaan dan popularitas

merek.

3. Pilihan penyalur.

Kembeli harus mengambil keputusan penyalur mana yang akan

dikunjungi. Setiap pembeli mempunyai pertimbangan yang berbeda-

beda dalam hal menentukan penyalur bisa dikarenakan faktor lokasi

yang dekat, harga yang murah, persediaan barang yang lengkap dan
42

lain-lain. Misalnya: kemudahan mendapatkan produk dan

ketersediaan produk.

4. Waktu pembelian.

Keputusan konsumen dalam pemilihan waktu 75 pembelian bisa

berbeda-beda, misalnya : ada yang membeli sebulan sekali, tiga

bulan sekali, enam bulan sekali atau satu tahun sekali.

5. Jumlah pembelian

Konsumen dapat mengambil keputusan tentang seberapa banyak

produk yang akan dibelinya pada suatu saat. Dalam hal ini

perusahaan harus mempersiapkan banyaknya produk sesuai dengan

keinginan yang berbeda-beda dari para pembeli. Misalnya:

kebutuhan akan produk.

4.4 Penelitian Sebelumnya

Penelitian sebelumnya berfungsi sebagai salah satu acuan,

sehingga penelitian dapat memperkaya teori yang digunakan dalam

mengkaji penelitian yang sedang dilakukan dengan mengkaji riset jurnal

atau artikel. Terhadap beberapa jurnal atau artikel penelitian terdahulu

yang penulis jadikan sebagai acuan dalam penulisan skripsi sebagai

berikut:
43

Tabel 1
Penelitian Sebelumnya

N Nama Judul Metode Hasil Penelitian Persamaan Perbedaan


o Peneliti Penelitian Penelitian penelitian Penelitian
1. Teguh Pengarug Jenis a. Store atmosphere 1. Variabel Judul
Ardyanto 1, Store penelitian I pada Conscience X1 yang Menggunak
Mahir Atmosphere , ini Rooftop Bandung dipakai an tiga
Pradana 22. secara Variabel
Kualitas menggunaka sama yaitu
E- keseluruhan bebas
Proceeding of Produk dan n deskriptif termasuk dalam Store Untuk
Management: Harga dan kausal kategori sangat Atmospher Penelitian
Vol.9, No.2 Terhadap baik sebesar e ini
April Keputusan 85,57%. Hal ini 2. Variabel menggunak
2022.Teguh Pembelian menunjukan X2 yang an dua
Ardyanto Conscience bahwa store dipakai variable
atmosphere yang bebas. dan
Rooftop sama yaitu
ada diConscience objek
Bandung. Rooftop terlihat Harga penelitian di
sangat baik 3. Variabel Y Conscience
dimata responden yang di Rooftop
dari segi pakai dipai Bandung
bangunan, lokasi yaitu untuk
yang strategi dan keputusan penelitian
warna dinding saat ini di
pembelian
sesuai denga supermarket
tema. sinar terang
b. Kualitas Produk kota
pada Conscience probolinggo
Rooftop Bandung
secara
keseluruhan
termasuk dalam
kategori sangat
baik sebesar
86,27%. Hal ini
menunjukan
bahwa kualitas
produk yang ada
di Conscience
Rooftop Bandung
dengan kualitas
rasa sesuai
dengan harapan
konsumen, menu
makanan dan
44

N Nama Judul Metode Hasil Penelitian Persamaan Perbedaan


o Peneliti Penelitian Penelitian penelitian Penelitian
minumannya
bervariasi serta
penyajianya yang
sangat higienis.
c.Harga pada
Conscience
Rooftop Bandung
secara
keseluruhan
termasuk dalam
kategori sangat
baik sebesar
85%. Hal ini
menunjukan
bahwa harga
yang ditawarkan
karena harganya
masih sangat
terjangkau, rasa
pada makanan
dan minuman
sesuai dengan
kualitas yang
diberikan.
d. Keputusan
pembelian pada
Conscience
Rooftop Bandung
secara
keseluruhan
termasuk dalam
kategori sangat
baik sebesar
85,50%. Hal ini
menunjukan
bahwa keputusan
pembelian sangat
tinggi karena
karena lokasinya
mudah diakses
dan metode
pembayarannya
disediakan
lengkap.
45

N Nama Judul Metode Hasil Penelitian Persamaan Perbedaan


o Peneliti Penelitian Penelitian penelitian Penelitian
e.Store atmosphere,
kualitas produk,
dan harga
memiliki
pengaruh yang
signifikan baik
secara parsial
maupun simultan
terhadap
keputusan
pembelian pada
Conscience
Rooftop
Bandung.
2. Desilsan Pengaruh Jenis 1. Store atmosphere Menggunaka Tidak
Tansala ,Tinn Store penelitian memberi n variable menggunak
eke M. Atmosphere yang pengaruh positif bebas store an 2
dan kuat terhadap atmosphere variable
Tumbel dan Terhadap menggunaka
keputusan dan variabek bebas dan
Olivia F. C. Keputusan n metode pembelian terikat objek
Walangitan, Pembelian Di kuantitatif konsumen di keputusan penelitianny
(2019) Gramedia Gramedia pembelian a gramedia
Pengaruh Manado Manado. manado
Store 2. Store atmosphere untuk
Atmosphere memberikan penelitian
pengaruh sebesar saat ini di
Terhadap
54,7% terhadap supermarket
Keputusan keputusan sinar terang
Pembelian Di pembelian kota
Gramedia konsumen di toko probolinggo
Manado, buku Gramedia
Jurnal Samratulangi
Administrasi Manado
sedangkan 45,3%
Bisnis Vol. 8.
yang
No. 1, mempengaruhi
keputusan
pembelian
konsumen adalah
faktor di luar store
atmosphere
seperti faktor
kualitas produk,
harga, promosi
46

N Nama Judul Metode Hasil Penelitian Persamaan Perbedaan


o Peneliti Penelitian Penelitian penelitian Penelitian
dan store associate
yang tidak diteliti
dalam penelitian
ini.

3. Helwen Pengaruh 1. Store Atmosphere, Menggunaka Objek


Heri1* , Store Menggunaka Service Excellent n variable penelitianny
Sudarno2 , Atmosphere n metode dan Kelengkapan bebas store a di martin
penelitian atmosphere store
Yusrizal3, Dan Sales Produk
dan variabek pekanbaru
(2022) Promotion kuantitatif berpengaruh secara terikat untuk
Pengaruh Terhadap simultan dan keputusan penelitian
Store Impulse signifikan positif pembelian saat ini di
Atmosphere Buying terhadap kepuasan supermarket
Dan Sales Dengan konsumen pada kota
Promotion Positive Martin Store probolinggo
.
Terhadap Emotion Pekanbaru
Impulse Sebagai 2. Store Atmosphere
Buying Variabel berpengaruh secara
Dengan Intervening parsial dan
Positive Pada Martin signifikan positif
Emotion Store terhadap
Sebagai Pekanbaru, kepuasankonsume
Variabel n pada Martin
Intervening Store Pekanbaru.
Pada Martin 3. Service Excellent
Store berpengaruh secara
Pekanbaru, parsial dan
Management signifikan positif
Studies and terhadap kepuasan
Entrepreneur konsumen pada
ship Journal Martin Store
Vol 3(4) Pekanbaru.
4. Kelengkapan
Produk
berpengaruh secara
parsial dan
signifikan positif
terhadap kepuasan
konsumen pada
47

N Nama Judul Metode Hasil Penelitian Persamaan Perbedaan


o Peneliti Penelitian Penelitian penelitian Penelitian
Martin Store Pekan
baru
4. Ravika Pengaruh Jenis 1. Pengaruh Store Menggunaka Objek
Apriani store penelitian Atmosphere n variable penelitianny
Erianto, atmosphere, yang terhadap bebas store a di Forure
Keputusan atmosphere Coffee
(2018) kualitas digunakan
Pembelian Pada dan Harga untuk
Pengaruh produk, harga adalah Tabel 15 diperoleh variabek penelitian
store dan word of penelitian tingkat signifikan terikat saat ini di
atmosphere, mouth kuantitatif variabel Store keputusan supermarket
kualitas terhadap Atmosphere pembelian kota
produk, harga keputusan sebesar 0,592 probolinggo
dan word of pembelian maka dapat ..
dikatakan 0,592 >
mouth pada Forure
0,05 (level of
terhadap Coffee signifikan), maka
keputusan H0 diterima dan
pembelian H1 ditolak.
pada Forure Dengan demikian
Coffee pengaruh Store
Atmosphere
terhadap
Keputusan
Pembelian pada
Furore Coffee
Surabaya adalah
tidak signifikan.
2. Pengaruh Kualitas
Produk terhadap
Keputusan
Pembelian Pada
Tabel 15 diperoleh
tingkat signifikan
variabel Kualitas
Produk sebesar
0,001 maka dapat
dikatakan 0,001 ≤
0,05 (level of
signifikan), maka
H0 ditolak dan H1
diterima. Dengan
demikian pengaruh
Kualitas Produk
48

N Nama Judul Metode Hasil Penelitian Persamaan Perbedaan


o Peneliti Penelitian Penelitian penelitian Penelitian
terhadap
Keputusan
Pembelian pada
Furore Coffee
Surabaya adalah
signifikan
3. Pengaruh Harga
terhadap
Keputusan
Pembelian Pada
Tabel 15 diperoleh
tingkat signifikan
variabel Harga
sebesar 0,000
maka dapat
dikatakan 0,000 ≤
0,05 (level of
signifikan), maka
H0 ditolak dan H1
diterima. Dengan
demikian pengaruh
Harga terhadap
Keputusan
Pembelian pada
Furore Coffee
Surabaya adalah
signifikan.
4. .Pengaruh Word of
Mouth terhadap
Keputusan
Pembelian Pada
Tabel 15 diperoleh
tingkat signifikan
variabel Word of
Mouth sebesar
0,000 maka dapat
dikatakan 0,000 ≤
0,05 (level of
signifikan), maka
H0 ditolak dan H1
diterima. Dengan
demikian pengaruh
Word of Mouth
terhadap
49

N Nama Judul Metode Hasil Penelitian Persamaan Perbedaan


o Peneliti Penelitian Penelitian penelitian Penelitian
Keputusan
Pembelian pada
Furore Coffee
Surabaya adalah
signifikan.
5. Dwi Putra pengaruh Penalitian ini 1. Hasil 1. Persaman Objek
Hendro Kualitas menggunaka pengujian hipotesis penelitian penelitianny
Arianto, Produk, n penelitan menunjukkan ini adalah a di Kopisae
untuk
(2020), Harga, kuantitatif, bahwa kualitas di variabel
penelitian
pengaruh Kualitas produk mengggun saat ini di
Kualitas Pelayanan, berpengaruh akan Store supermarket
Produk, Lokasi dan signifikan terhadap Atmosphe kota
Harga, Store keputusan re,Harga probolinggo
Kualitas Atmosphere, pembelian pada dan
Pelayanan, terhadap Cafe Kopisae. keputusan
Lokasi dan Keputusan 2. Hasil pembelian
Store Pembelian pengujian hipotesis
Atmosphere, Kopisae menunjukkan
terhadap bahwa harga
Keputusan berpengaruh
Pembelian signifikan terhadap
Kopisae. keputusan
Jurnal Ilmu pembelian pada
dan Riset Cafe Kopisae. Hal
Manajemen : ini berarti harga
Volume 9, yang terjangkau
Nomor 6 membuat
konsumen Cafe
Kopisae
menganggap
produk yang
ditawarkan sesuai
dengan
kemampuan
konsumen untuk
melakukan
pembelian.
3. Hasil
pengujian hipotesis
50

N Nama Judul Metode Hasil Penelitian Persamaan Perbedaan


o Peneliti Penelitian Penelitian penelitian Penelitian
menunjukkan
bahwa kualitas
pelayanan
berpengaruh
signifikan terhadap
keputusan
pembelian pada
Cafe Kopisae.
Sehingga semakin
baik kualitas
pelayanan yang
diberikan Cafe
Kopisae, maka
semakin meningkat
konsumen dalam
melakukan
pembelian di Cafe
Kopisae.
4. Hasil
pengujian hipotesis
menunjukkan
bahwa lokasi
berpengaruh
signifikan terhadap
keputusan
pembelian pada
Cafe Kopisae.
Dengan demikian
pemilihan lokasi
yang tepat akan
menjadi daya tarik
konsumen untuk
berkunjung ke
Cafe Kopisae,
karena lokasi yang
dekat dengan
pemukiman dan
dapat memberikan
51

N Nama Judul Metode Hasil Penelitian Persamaan Perbedaan


o Peneliti Penelitian Penelitian penelitian Penelitian
kemudahan bagi
konsumen untuk
melakukan
keputusan
pembelian.
5. Hasil
pengujian hipotesis
menunjukkan
bahwa store
atmosphere
berpengaruh
signifikan terhadap
keputusan
pembelian pada
Cafe Kopisae.
Karena dengan
adanya store
atmosphere yang
memberikan
kenyamanan bagi
konsumen, maka
dapat memicu
untuk melakukan
pembelian.
Sumber :

5.6 Hubungan Antar Variabel


5.6.1 Hubungan Store Atmosphere Terhadap Keputusan Pembelian
Menurut Kotler Dalam Wahyudi (2020 : 23) Atmosphere (suasana

toko) adalah suasan terencana yang sesuai dengan pasar sasarannya dan
52

yang dapat menarik konsumen untuk membeli. Selanjutnya menurut

Katarika Dalam Tansala (201:23), Store Atmosphere merupakan suatu

faktor penting bagi pusat perbelanjaan untuk dapat membuat konsumen

merasa tertarik untuk datang berkunjung dan nyaman dalam berbelanja.

. Hubungan Strore Atmosphere berpengaruh signifikan terhadap

kepeutusan pembelian. Penelitian yang dilakukan oleh (Alva Rembon.

2017) hasil Variabel store atmosphere (X1) memiliki Thitung (2.282) >

Ttabel (1.66105) dan tingkat signifikansi 0,025< 0,05, maka H0 di tolak.

Oleh karena itu dapat disimpulkan bahwa secara parsial terdapat

pengaruh signifikan dari store atmosphere (X1) terhadap keputusan

pembelian (Y).Sedangkan Penelitian yang dilakukan oleh (Apriani.

2018), Variabel Independen Store Atmosphere (SA) = 0.383 ini

menunjukkan bahwa berpengaruh positif atau searah terhadap Keputusan

Pembelian (KP). Sehingga apabila store atmosphere terhadap keputusan

pembelian semakin baik, maka keputusan pembelian pada Cafe Kopisae

yang dihasilkan semakin naik.

5.6.2 Hubungan Harga Terhadap Keputusan Pembelian

Menurut Indriyono dalam Danang, (2017:131) “Harga itu

sebenarnya merupakan nilai yang ditanyakan dalam satu mata uang atau

alat tukar, terhadap suatu produk tertentu.” Dalam kenyataannya besar

kecilnya nilai atau harga itu tidak hanya ditentukan oleh faktor fisik saja

yang diperhitungkan tetapi faktor-faktor psikologis dan faktor-faktor lain

perpengaruh pula terhadap harga. Hubungan Harga mempunyai


53

signifikan terhadap Kpeutusan Pembelian. Penelitian yang dilakukan

oleh (Apriani. 2018). Nilai diperoleh tingkat signifikan variabel Harga

sebesar 0,000 maka dapat dikatakan 0,000 ≤ 0,05 (level of signifikan),

maka H0 ditolak dan H1 diterima. Dengan demikian pengaruh Harga

terhadap Keputusan Pembelian pada Furore Coffee Surabaya adalah

signifikan. maka dapat disimpulkan bahwa koefisien regresi untuk

variabel harga (X2) berpengaruh signifikan terhadap variabel keputusan

pembelian (Y).

5.7 Kerangka Berfikir dan Hipotetis

2.7.1 Kerangka Berfikir

Menurut Umar Sekaran dalam Sugiyono, (2015:60) “kerangka

berfikir merupakan model konseptual tentang bagaimana teori

berhubungan dengan berbagai faktor yang telah diidentifikasi sebagai

masalah yang penting”. Kerangka berpikir yang baik akan menjelaskan

pertautan antar variabel yang akan diteliti. Jadi secara teoritis perlu

dijelaskan hubungan antar variabel independen dan dependen. Hubungan

antar variabel tersebut selanjutnya dirumuskan kedalam bentuk paradigma

penelitian (Sugiyono, 2015:60)


54

Berdasarkan pemikiran diatas, maka dapat digambarkan kerangka


pemikiran sebagai berikut:
H1

Store Atmosphere
(X1)

H2
Harga (X2) Keputusan Pembelian
(Y)
H3

Gambar 1: Kerangaka Berfikir


Sumber : Data Diolah, Dari Peneliti terdahulu 2024
Keterangan : : Berpengaruh Simultan

: Berpengaruh Parsial

1.7.2 Hipotesis Penelitian

Menurut Sujarweni, (2015:68) “Hipotesis merupakan jawaban

sementara terhadap tujuan penelitian yang diturunkan dari kerangka

pemikiran yang telah dibuat. Berdasarkan pendapat diatas, maka hipotesis

yang dapat dikemukakan dalam penelitian ini adalah :

H1 = Ada pengaruh signifikan antara Store Atmosphere dan Harga

secara simultan terhadap Keputusan Pembelian Minyak Goreng

Di Super Market Sinar Terang Kota Probolinggo


55

H2 = Ada pengaruh signifikan antara Store Atmosphere, terhadap

Keputusan Pembelian Minyak Goreng Di Super Market Sinar

Terang Kota Probolinggo

H3 = Ada pengaruh signifikan Harga terhadap Keputusan Pembelian

Minyak Goreng Di Super Market Sinar Terang Kota

Probolinggo
BAB III
METODE PENELITIAN

3.1 Jenis Penelitian

Jenis penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah jenis

penelitian kuantitatif dengan pendekatan asosiatif kausal. Penelitian

kuantitatif merupakan data penelitian kuantitatif merupakan data penelitian

berupa angka-angka dan analisis menggunakan statistik(Sugiyono, 2015: 7).

Pendekatan asosiatif kausal menurut Sugiyono (2015: 37) “Hubungan

kausal adalah hubungan yang bersifat sebab akibat. Maka disini ada variabel

independen (variabel yang mempengaruhi) dan (dipenggaruhi)”. Dengan

demikian Hubunga sebab akibat disini adalah mencari pengaruh antara

variabel independen (mempengaruhi) dengan variabel yang diteliti yaitu

Kualitas Produk, Harga dan Word Of Mouth terhadap Kepuasan Pembelian.

3.2 Definisi Operasional Variabel

Variabel penelitian adalah segala sesuatu yang berbentuk apa saja

yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari sehingga diperoleh informasi

tentang hal tersebut, kemudian ditarik kesimpulannya (Sugiyono, 2017:

38). Variabel independen merupakan variabel yang mempengaruhi atau

yang menjadi sebab perubahannya atau timbulnya variabel dependen.

Sedangkan variabel dependen adalah variabel yang dipengaruhi atau

akibat, karena adanya variabel bebas (Sujarweni, 2020: 75). Berikut

variabel independen dan dependen dalam penelitian ini, antara lain:

60
61

Tabel 2
Definisi Operasional Variabel

No Variabel Definisi Indikator Skala

1. Store “Suasana toko adalah 1. . Exterior Skala liket :


Atmosphere
STS=1
rancangan lingkungan (bagian luar)
TS=2
melalui komunikasi 2. General KS=3
S =4
visual, pencahayaan, interior
SS=5
warna, musik, dan (bagian
aroma untuk dalam)
merancang respons 3. Store layout
emosional dan (tata letak)
perseptual pelanggan 4. Interior
dan untuk (point of
mempengaruhi Purchase)
pelanggan dalam
membeli barang
2. Harga Harga, nilai, dan 1.Keterjangkau Skala liket :
faedah (Utility) STS=1
an Harga.
merupakan konsep TS=2
2. Kesesuaian KS=3
yang sangat berkaitan,
S =4
Utulity adalah atribut Harga
SS=5
suatu produk yang Dengan
dapat memuaskan
Kualitas
kebutuhan.
Sedangkan, nilai Produk.
ungkapan secara 3. Daya Saing
kuantitatif tentang
Harga.
kekuatan barang untuk
dapat menarik barang 4. Kesesuaian
lain dalam Hartga
pertukaran.” Dengan
Mamfaat.
5. Harga Yang
Mempengaru
62

No Variabel Definisi Indikator Skala

hi Konsumen
Dengan
Mengambil
Keputusan.

4. Keputusan “keputusan pembelian 1. Pilihan Skala likert:


Pembelian adalah proses integresi Produk. STS=1
TS=2
yang digunakan untuk 2. Pilihan
KS=3
mengkombinasikan Merek. S =4
pengetahuan untuk 3. Pilihan SS=5

mengevaluasi dua atau Penyalur.


lebih perilaku 4. Waktu
alternatif dan memilih Pembelian
satu di antaranya.” 5. Jumlah
Pembelian

3.3 Populasi dan Sampel


3.3.1 Populasi
Menurut Sugiyono, (2015:80), “Populasi adalah wilayah

generalisasi yang terdiri atas objek/subjek yang mempunyai kualitas dan

karakteristik tertentu yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari dan

kemudian ditarik kesimpulannya.

3.3.2 Sampel
Menurut Sugiyono, (2015:81) ”Sampel adalah bagian dari jumlah

dan karakteristik yang dimiliki oleh populasi tersebut”.


63

Bila populasi besar, dan peneliti tidak mungkin mempelajari semua

yang ada pada populasi, misalnya karena keterbatasan dana, tenaga dan

waktu, maka peneliti dapat menggunakan sampel yang diambil dari

populasi itu. Adapun penentuan pengambilan jumlah responden (sampel)

yang digunakan adalah tabel Isaac dan Michael dalam Sugiyono,

(2015:86) dengan jumlah 53 responden dengan menggunakan kesalahan

10%. Sampel dalam penelitian ini adalah pelanggan yang berkunjung di

CV. Pia Manalagi Kota Probolinggo pada tanggal 04 Januari 2023 s/d 04

April 2023.

3.3.3 Teknik Sampling

Teknik sampling yang digunakan pada penelitian ini adalah Non

probability sampling yaitu teknik sampling purposive. Menurut V. Wiratna

Sujarweni, (2015:88) “Teknik sampling purposive adalah penentuan

sampel berdasarkan dengan pertimbangan atau kriteria-kriteria tertentu.”

Kriteria dalam pengambilan sampel ini yaitu : pelanggan yang membeli

produk CV. Pia Manalagi 2x.

3.4 Sumber Data dan Metode Pengumpulan Data


3.4.1 Sumber Data
1. Data Primer
Menuru Sujarweni, (2015:89) “Data Primer merupakan Data

yang diperoleh dari responden melalui kuesioner, kelompok focus,

panel, atau juga data hasil wawancara yang diperoleh dari

narasumber”. Data yang diperoleh dari data primer ini harus diolah
64

lagi. Sumber data yang langsung memberikan data kepada

pengumpulan data.

Sumber data primer dalam penelitian ini yaitu pelangganCV.

Pia Manalagi Kota Probolinggo melalui penyebaran kuesioner tentang

Kualitas Produk, Harga, Word Of Mouth, dan Keputusan Pembelian.

2. Data Sekunder
Menurut Sujarweni, (2015:89) “Data Sekunder merupakan

Data ulang didapat dari catatan, buku, majalah berupa laporan

keuangan publikasi perusahaan, laporan pemerintah, artikel, buku-

buku, sebagai teori, majalah dan lain sebagainya.” Data yang

diperoleh dari data sekunder ini tidak perlu diolah lagi. Sumber yang

tidak langsung memberikan data pada pengumpulan data.

Data sakunder dalam penelitian ini yaitu :


a. Sejarah singkat CV. Pia Manalagi Kota Probolinggo.

b. Struktur Organisasi CV. Pia Manalagi Kota Probolinggo.

c. Buku literature yang mendukung dalam penelitian ini.

3.4.2 Metode Pengumpulan Data


1. Wawancara
Menurut Sunyoto, (2016:22) “Wawancara adalah metode

pengumpulan data dengan mengajukan pertanyaan-pertanyaan secara

bebas baik terstruktur maupun tidak terstruktur dengan tujuan untuk

memperoleh informasi secara luas mengenai obyek penelitian.

Wawancara merupakan teknik tanya jawab dengan pimpinan dan pihak


65

yang memberi wewenang untuk memberi penjelasan pada CV. Pia

Manalagi Kota Probolinggo.

2. Kuesioner
Menurut Sunyoto, (2016:23) “Kuesioner adalah metode

pengumpulan data dengan cara menggunakan daftar pertanyaab yang

diajukan kepada responden untuk dijawab dengan memberikan

angket”. Kuesioner merupakan instrument pengumpulan data yang

efesien bila peneliti tahu dengan pasti variabel yang akan diukur dan

tahu apa yang bisa diharapkan dari para responden. Kuesioner untuk

memperoleh data deskriptif berupa karakteristik Store Atmosphere

dan Harga.

Istrumen penelitian menggunakan kuesioner dengan menggunakan

skala rikert dimana variasi skor antara (1) sangat setuju sampai (5)

sangat tidak setuju.

Menurut Sugiyono, (2015:93) “Skala likert digunakan untuk

mengukur sikap, pendapat dan persepsi seseorang atau sekelompok

orang tentang fenomena sosial”. Peneliti menggunakan 5 (lima)

pilihan jawaban beserta skor dari jawaban tersebut, antara lain:

a. Sangat Setuju (SS) = skor 5


b. Setuju (S) = skor 4
c. Kurang Setuju (KS) = skor 3
d. Tidak Setuju (TS) = skor 2
e. Sangat Tidak Setuju (STS) = skor 1
66

3. Dokumentasi
Cara ini dilakukan dengan membuat salinan dengan menggunakan

arsip-arsip dan catatan-catatan perusahaan yang ada mengenai gambar,

struktur, jumlah karyawan, dan lain-lain.

4. Observasi
Menurut Hadi dalam Sugiyono (2017: 145) “Observasi adalah

suatu proses yang kompleks, suatu proses yang tersusun dari berbagai

proses biologis dan psikologis. Dua diantara yang terpenting adalah

proses-proses pengamatan dan ingatan”.

3.5 Metode Analisis Data


Analisis data diartikan sebagai upaya data yang sudah tersedia

kemudian diolah dengan statistic dan dapat digunakan untuk menjawab

rumusan masalah dalam penelitian Sujarweni, (2015:121). Metode yang

digunakan dalam analisis data ini, menggunakan IBM SPSS v.22.0.

3.5.1 Uji Validitas


Menurut Ghozali dalam Sujarweni, (2015:165) “Uji validitas

digunakan untuk mengukur sah atau valid tidaknya suatu kuesioner".

Suatu kuesioner dikatakan valid jika pertanyaan pada kuesioner mampu

untuk mengungkapkan sesuatu yang akan diukur oleh kuesioner tersebut.

Uji signifikansi dilakukan dengan membandingkan nilai r hitung (nilai

Corrected item-Total Correclation pada output Cronbach alpha) dengan

nilai r tabel untuk degree of freedom (df) = n-2 (n adalah jumlah sampel).

Jika r hitung lebih besar daripada r tabel dan berkorelasi positif maka butir

atau pernyataan tersebut valid. Atau kata lain pernyataan dikatakan sangat
67

valid apabila skor item pernyataan memiliki korelasi yang positif dan

signifikan dengan skor total variabel.

Disisi lain menurut Sugiyono, (2015:267) “Validitas merupakan

derajad ketepatan antara data yang terjadi pada obyek penelitian dengan

daya yang dapat dilaporkan oleh peneliti”. Dengan demikian data yang

valid adalah data “yang tidak berbeda” antar data yang dilaporkan oleh

peneliti dengan data yang sesungguhnya terjadi pada obyek penelitian.

3.5.2 Uji Reliabilitas

Menurut Ghozali dalam Sujarweni, (2015:169) “Uji reliabilitas

dilakukan terhadap item pertanyaan yang dinyatakan valid. Uji ini

dilakukan untuk mengukur suatu kuesioner yang merupakan indikator dari

suatu variabel atau konstruk. Suatu kuesioner dikatakan reliabel atau

handal jika jawaban seseorang terhadap pernyataan adalah konsisten atau

stabil dari waktu ke waktu. Suatu variabel dikatakan reliabel jika memiliki

Cronbach Alpha > 0,60.

3.5.3 Uji Asumsi Klasik

1. Uji Normalitas
Menurut Sujarweni, (2015:120) “Uji normalitas berfungsi

mengukur data yang memiliki distribusi normal, dan dapat dipakai

dalam statistik parametik, jika data tidak berdistribusi normal dapat

dipakai non parametrik.”


68

2. Uji Multikolonieritas
Menurut Sujarweni, (2015:176) “Uji multikolinieritas diperlukan

untuk mentahui ada tidaknya variabel independen yang memiliki

kemiripan antar variabel independen dalam suatu model”. Kemiripan

antar variabel independen akan mengakibatkan korelasi yang sangat

kuat. Selain itu, untuk uji ini juga untuk menghindari kebiasaan dalam

proses pengambilan keputusan mengenai pengaruh pada uji parsial

masing-masing variabel independen terhadap variabel dependen.

3. Uji Heteroskedastisitas
Menurut Sujarweni, (2015:126) “Uji heterokedastisitas adalah

suatu keadaan di mana varians dan kesalahan pengganggu tidak

konstan untuk semua variabel bebas”. Model regresi yang baik adalah

tidak terjadi heterokedastisitas. Uji heterokedastisitas dapat dilakukan

dengan menggunakan uji Glejser yaitu dengan menguji dengan tingkat

signifikannya. Pengujian ini dilakukan untuk merespon variabel x

sebagai variabel independen dengan nilai absolut unstandardized

residual regresi sebagai variabel dependen. Apabila hasil uji diatas

level signifikan ( r > 0, 05) berarti tidak terjadi heretokedastisitas dan

sebaliknya apabila level di bawah signifikan ( r < 0, 05) berarti terjadi

heterokedastisitas.

4. Uji Autokorelasi

Menurut Sujarweni, (2015:177) “Menguji Autokorelasi dalam

suatu model bertujuan untuk mengetahui ada tidaknya korelasi antara


69

variabel pengganggu pada periode tertentu dengan variabel

sebelumnya”. Untuk data time series autokorelasi sering terjadi. Tapi

untuk data yang sampelnya crossection jarang terjadi karena variabel

pengganggu satu berbeda dengan yang lain.

Medeteksi autokorelasi dengan menggunakan nilai Durbin Watson

dengan kriteria jika:

a. Angka D-W di bawah -2 berarti ada autokorelasi positif.

b. Angka D-W di antara -2 dan +2 berarti tidak ada autokorelasi

c. Angka D-W di atas +2 berarti ada autokorelasi negatif.

3.5.4 Analisis Regresi Linier Berganda


Menurut Sujarweni, (2015:227) “Penelitian ini bertujuan melihat

pengaruh antara variabel dependen pengan skala pengukuran atau rasio

dalam suatu persamaan linier”. Persamaan regresi berganda yang

digunakan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut :

Y = a + b1X1 + b2X2 + b3 X3+e


Keterangan :
Y = Variabel terikat (Kinerja Karyawan)

a = Nilai Konstanta (besarnya nilai Y jika X1 X2 dan, X3 adalah-0)

b1-b2 -b3 = Koefisien regresi, yaitu nilai peningkatan atau penururan variabel

Y yang didasarkan variabel X1 X2 dan, X3

X1-X2-X3 = Variabel Bebas (Kualitas Produk, Harga dan Word Of Mouth)


E = Error
3.5.5 Koefisien Determinasi
Menurut Sujarweni, (2015:164) ”Koefisien determinasi (R2)

digunakan untuk mengetahui prosentase perubahan variabel tidak bebas


70

(Y) yang disebabkan oleh variabel bebas (X). Jika R 2 semakin besar, maka

prosentase perubahan variabel tidak bebas (Y) yang disebabkan oleh

variabel bebas (X) semakin tinggi. Jika R2 semakin kecil, maka prosentase

perubahan variabel tidak bebas (Y) yang disebabkan oleh variabel bebas

(X) semakin rendah”.

Menurut teori tersebut maka peneliti menggunakan metode

Adjusted R2 dalam pengujian ini kerana memiliki variabel bebas yang

digunakan dalam penelitian ini lebih dari 2 variabel.

3.5.6 Uji Hipotesis


1. Uji F (Uji signifikan secara simultan)
Menurut Sujarweni, (2015:162) ”Uji F adalah pengujian

signifikansi yang digunakan untuk mengetahui seberapa besar

pengaruh variabel yang bebas (X1 dan X2) secara bersama-sama

terhadap variabel tidak bebas (Y)”. Dalam pengujian hipotesis ini

langkah-langkah yang dilakukan sebagai berikut:

Kesimpulan :
Cara 1
1) Jika Sig > 0,05 maka Ho diterima;
2) Jika Sig < 0,05 maka Ho ditolak.
Cara 2
1) F hitung < F tabel maka Ho diterima
2) F hitung > F tabel maka Ho ditolak
2. Uji t (Uji signifikan secara parsial)
Menurut Sujarweni, (2015:161) “Uji t adalah pengujian koefisien

regresi parsial individual yang digunakan untuk mengetahui apakah


71

variabel independen (X1) secara individual mempengaruhi variabel

dependen (Y)”.

Kesimpulan:
Cara 1
1) Jika Sig > 0,05 maka Ho diterima;
2) Jika Sig < 0,05 maka Ho ditolak.
Cara 2
1) Jika –t tabel < t hitung < t tabel maka Ho diterima;
2) Jika t hitung < - t hitung dan t hitung > t tabel maka Ho ditolak.

Anda mungkin juga menyukai