Anda di halaman 1dari 15

MAKALAH METODOLOGI STUDI ISLAM

“ISLAM SEBAGAI PENGETAHUAN ILMIAH”


Dosen Pengampu : Drs. Mutakallim, M.Pd

DI SUSUN OLEH :
KELOMPOK VII
Andi Muhammad. Ashaliady ( 105191104922 )
Ilfa (105191103522 )
Siti Nur Aisyah ( 105191104522 )

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN AGAMA ISLAM


FAKULTAS AGAM ISLAM
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MAKASSAR
2024/2025
KATA PENGANTAR

Syukur Alhamdulillah atas segala limpahan karunia Allah Subhanahu Wa Ta’ala berkat
Ridho-Nya kami mampu menyelesaikan makalah ini dengan tepat waktu. Tidak lupa juga
kami ucapkan shalawat serta salam kepada junjungan Nabi Muhammad Shallallahu `alaihi
Wa Sallam, beserta keluarganya, para sahabatnya dan semua ummatnya yang selalu
istiqomah sampai akhir zaman.
Penulisan makalah ini, memiliki tujuan untuk memenuhi tugas kelompok mata kuliah
Pengantar Studi Islam dengan judul Islam Sebagai Pengetahuan Ilmiah. Di dalam makalah
ini, kami menjelaskan tentang arti dan perbedaan ilmu, pengetahuan, dan filsafat
Dalam penyelesaian makalah ini, kami mendapatkan bantuan dan bimbingan Maka dari
itu, sudah seharusnya kami mengucapkan banyak terima kasih kepada Bapak Drs
Mutakallim, M.Pd selaku dosen pengampu mata kuliah Metodologi studi islam.
Akhirul kalam, kami sadar bahwa makalah ini penuh dengan kekurangan. Oleh karena
itu, kami sangat berharap kritik dan saran demi penyempurnaan makalah ini. Harapan kami
semoga makalah ini dapat bermanfaat serta mampu memenuhi harapan berbagai pihak.
Aamiin.

Makassar, 21 April 2024


DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR..................................................................................................i
DAFTAR ISI...............................................................................................................iii
BAB I............................................................................................................................1
PENDAHULUAN........................................................................................................1
A. Latar Belakang....................................................................................................1
B. Rumusan Masalah...............................................................................................2
C. Tujuan Pembahasan............................................................................................3
BAB II...........................................................................................................................4
PEMBAHASAN...........................................................................................................4
1. Arti dan Perbedaan Ilmu, Pengetahuan, dan Filsafat..........................................4
2. Arti dari Metode Ilmiah......................................................................................7
3. Klasifikasi Pengetahuan.....................................................................................8
a. Ilmu Alam.......................................................................................................8
b. Ilmu Sosial......................................................................................................8
c. Ilmu Terapan...................................................................................................9
BAB III.......................................................................................................................12
PENUTUP..................................................................................................................12
A. Kesimpulan.......................................................................................................12
DAFTAR PUSTAKA................................................................................................13
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Ilmu pengetahuan didalam agama islam sangatlah diutamakan. Para pemuda
sarjana muslim, berpandangan bahwa yang dikatakan ilmu itu tidak hanya terbatas
pada aspek pengetahuan dan ilmu teori saja. Melainkan, justru dibuka oleh ilmu Allah
yang dirumuskan dalam lauhul mahfudz yang dikatakan pada kita melalui media
Alquran dan hadits. Ilmu Allah yaitu meliputi ilmu dan pengetahuan manusia tentang
alam semesta dan manusia itu sendiri. Jadi, jika kita menelusuri jalan fikiran ini, maka
kita akan dapat memahami bahwa Al-quran merupakan sumber pengetahuan manusia
terutama umat muslim.1
Aristoteles memulai metafisikanya dengan pernyataan “setiap manusia dari
kodratnya ingin tahu”. Pernyataan ini tampak berbenturan dengan generasi
sebelumnya, Sokrates, yang menganggap “ia tahu bahwa ia tidak tahu”, sehingga
Delphi menginterpretasikan tidak ada manusia yang lebih bijaksana dari pada
Sokrates dengan pernyataan: “tidak ada manusia yang mempunyai pengetahuan,
tetapi sementara orang lain mengira bahwa mereka mempunyai pengetahuan,
Sokrates sendiri yang mengetahui bahwa ia tidak tahu” 2
Pandangan Aristoteles tentang keingintahuan manusia dan pandangan Sokrates
yang menganggap bahwa ketidaktahuan merupakan kenyataan kodrati manusia,
sesungguhnya bukan merupakan pandangan yang secara essensial harus
dipertentangkan satu sama lain. Akan tetapi pada prinsipnya dapat ditemukan
relasi dari keduanya. Langkah pertama menuju pengetahuan yang dibayangkan
Aristoteles sejatinya merupakan kesadaran Socratik bahwa manusia tahu bahwa ia
tidak tahu, sehingga ada keinginan untuk tahu dan keinginan tersebut dapat
diwujudkan. Titik temu yang dapat ditarik dari keduanya adalah eksistensi
pengetahuan sebagai bagian penting yang pasti ada pada diri manusia.

2
Dalam islam pendidikan itu sangat penting dan harus mengetahui secara
keseluruhan, karena Allah SWT akan mengangkat derajat seseorang jika ia menutut
ilmu. Pada hakekatnya, yang mempunyai pengetahuan adalah subjek. Sementara
objek material yang diamati atau yang dijadikan penelitian itu sama sekali tidak
memiliki pengetahuan dan keberadaannya juga tidak akan berubah hanya karena
kesalahan tafsir dari subjek yang mengamatinya. Oleh karena itu, islam sangat
berhubungan erat dengan ilmu pengetahuan. Masyarakat indonesia khususnya yang
beragama Islam sudah banyak yang mengetahui dan mengerti bahwa betapa
pentingnya ilmu pengetahuan, tetapi apakah mereka sudah tahu apakah ilmu dan
pengetahuan itu? Dalam makalah yang sederhana ini akan diulas apakah ilmu dan
pengetahuan itu.

B. Rumusan Masalah
1. Apakah arti dan perbedaan dari ilmu, pengetahuan, dan filsafat?
2. Apakah arti dari metode ilmiah?
3. Apakah klasifikasi pengetahuan itu?

C. Tujuan Pembahasan
Untuk mengetahui arti dan perbedaan dari ilmu, pengetahuan, dan filsafat. Serta
mengetahui metode ilmiah dan klaifikasi pengetahuan.
BAB II
PEMBAHASAN

1. Arti dan Perbedaan Ilmu, Pengetahuan, dan Filsafat


 Ilmu
Ilmu adalah sebuah kata yang asalnya dari bahasa Arab, yaitu ‘Ilmun yang
mempunyai arti tahu atau mengetahui.
Secara bahasa ilmu adalah mengetahui sesuatu berdasarkan hakekatnya
sehingga melahirkan keyakinan dan pengetahuan. Ilm merupakan kumpulan
pengetahuan yang telah teruji kebenarannya secara empiris.3
Dari kutipan diatas tersebut, kita dapat memahami bahwasannya yang
dikatakan ilmu adalah kumpulan-kumpulan pengetahuan yang diserap dengan cara
yang sistematis, disusun dengan rapi dan diatur menurut metode dan sistematika
khusus agar dapat dipertanggung jawabkan.
Maka dari itu, dapat disimpulkan bahwa ilmu adalah suatu pengetahuan yang
menggunakan metode atau cara-cara sistematika sehingga bisa sangat
memungkinkan untuk memperoleh kebenaran yang dapat dipertanggung jawabkan
oleh semua pihak.
 Pengetahuan
Pengetahuan berasal dari kata dasar “tahu”, mendapatkan awalan dan akhiran
pe dan an. Imbuhan pe-an bearti menunjukkan adanya sebuah proses. Jadi,
menurut susunan katanya, pengetahuan berarti proses mengetahui, dan
menghasilkan sesuatu yang disebut pengetahuan Menurut epistemologi Islam,
pengetahuan adalah sebagai sebuah pohon, sedang berbagai sains itu adalah
cabang-cabangnya yang tumbuh dan mengeluarkan dedaunan beserta buah-
buahan sesuai dengan sifat pohon itu sendiri.
Jadi, dapat disimpulkan bahwa sains atau pengetahuan adalah sebuah induk
dari berbagai macam pengetahuan yang ada saat ini. Contoh adalah ilmu
kesehatan yang mempunyai cabang ilmu keperawatan, ilmu farmasi, dan lain
sebagainya.
3
 Filsafat
Kata ‘filsafat’ berpadanan dengan kata philosophy dalam bahasa Inggris, berpadanan dengan
kata falsafah dalam bahasa Arab. Kata ‘filsafat’ secara etimologi berasal dari bahasa Yunani
Philosophia yang terdiri atas dua kata, yakni philein yang berarti ‘cinta’ dan kata ‘sophia’
yang berarti ‘bijaksana’. Jadi, kata philosophia bermakna ‘cinta kebijaksanaan’. Orang yang
senantiasa berfilsafat disebut filsuf. Seorang pecinta kebijaksanaan atau seorang yang
merupakan pencari kebijaksanaan.4
Tanpa menambahkan pengertian lain tetntang filsafat, maka dapat disimpulkan bahwa filsafat
adalah cara atau bentuk berpikirnya seseorang, proses berpikir, dan hasil berpikir manusia
tentang Tuhan, alam, dan manusia.

Suriasumantri (2003:20-25) mengemukakan tiga karakteristik berpikir filsafat. Pertama, sifat


menyeluruh. Karakteristik ini, dimaksudkan bahwa berpikir dilakukan dengan
menghubungkan anta berbagai unsur atau bagian sebagai sebuah unsur yang aling berkaitan.
Kedua, sifat mendasar. Berpikir yang bercirikan mendasar adalah proses berpikir yang tidak
serta merta menerima sesuatu yang benar, melainkan harus berpikir suatu masalah sampai
pada masalahnya yang paling mendasar. Bertanya dan terus bertanya tentang sesuatu yang
dipikirkan. Ketiga, sifat spekulatif. Dalam berpikir banyak kemungkinan-kemungkinan yang
berpeluang benar adanya. Namun, kita akan menetapkan sebuah pemikiran yang memiliki
kemungkinan yang lebih besar. Berkeputusan dengan menyadarkan pemikiran pada
kemungkinan yang lebih besar inilah yang disebut berpikir spekulatif.5
Sebagai kesimpulan dari perbedaan antara arti pengetahuan, ilmu, dan filsafat adalah
bahwasannya pengetahuan itu berada pada tahap yang pertama atau diawal. Yaitu, hanya
sekedar mengetahui secara umum dan tidak sampai mengakar sampai kedalam, sedangkan
ilmu telah sampai pada tahapan yang ke dua. Yaitu, pengenalan secara rasional. Artinya
adalah keberadaan manusia (manusia sebagai objek penelitian) dengan segala sifat-sifatnya
sudah dianalisa secara akal, sehingga tidak timbul pertanyaan dan keragu-raguan. Kemudain
filsafat adalah suatu pengenalan yang mecari tahu sampai ke akarnya. Perbedaan ilmu,
pengetahuan, dan filsafat adalah: filsafat objeknya universal atau berifat umum mencakup
seluruh objek, sementara ilmu bersifat khusus atau hanya satu bidang saja.

5
2. Arti dari Metode Ilmiah
Metode adalah prosedur atau cara seseorang dalam melakukan sebuah kegiatan
untuk mempermudah memecahkan berbagai masalah secara teratur, sistematis, dan
terkontrol. Ilmiah adalah suatu keilmuan untuk memperoleh pengetahuan secara alami
berdasarkan bukti fisis.6
Seorang ilmuan melakukan observasi serta membuat hipotesis dalam usahanya
untuk menjelaskan suatu fenomena alam. Metode ilmiah boleh disebut suatu
pengejaran terhadap kebenaran yang sudah diatur oleh pertimbangan-pertimbangan
yang masuk akal. Karena idealnya dari sebuah ilmu adalah untuk memperoleh info
atau pendekatan yang sistematis dari fakta-fakta yang ada. Maka metode ilmiahlah
yang digunakan untuk mencari jawaban tentang fakta-fakta tersebut dan dengan
menggunakan pendekatan secara sistematis.
Metode ilmiah boleh juga disebut suatu pengajaran kepada kebenaran yang diatur
oleh petimbangan logis. Metode ilmiah pun bisa berarti sebagai prosedur yang
mencakup berbagai macam tindakan pikiran, kerja, tata langkah, dan cara teknis untuk
mendapatkan pengetahuan yang baru atau mengembangkan pengetahuan yang telah
ada. Secara singkat, metode ilmiah adalah cara para ilmuwan untuk memecahan
sebuah permasalahan yang dihadapi melalui tahapan tertentu.7
Dengan adanya metode ilmiah ini, pertanyaan-pertanyaan yang mendasar dalam
mencari kebenaran seperti 5W+1H bagaimanakah yang dimaksud, benarkah
demikian, bagaimana bisa begini/begitu, seberapa jauh itu, bagaimanakah hal tersebut
terjadi dan lain sebagainya, akan dengan lebih mudah dijawab.

3. Klasifikasi Pengetahuan

a. Ilmu Alam
Pada awalnya, pengetahuan dikelompokkan menjadi dua macam, yaitu ilmu
dasar dan ilmu terapan. Kemudian, dikelompokkan lagi kedalam ilmu alam, ilmu
sosial, dan ilmu terapan.

7
Ilmu alam adalah istilah yang digunakan untuk menuju ke ilmu pengetahuan
yang objeknya adalah benda-benda alam dengan hukum-hukum atau teori-teori yang
pasti dan umum, berlaku sampai kapanpun dan dimanapun ilmu ini berada. Ilmu
pengetahuan juga biasa disebut Sains (science) yang diambil dari bahasa latin
‘scientia’ yang memiliki arti pengetahuan.
Kuslan stone menyebutkan bahwa sains adalah kumpulan pengetahuan dan cara-
cara untuk mendapatkan dan mempergunakan pengetahuan itu. Sains adalah produk
dan proses yang tidak dapat dipisahkan. Sains sebagai proses merupakan langkah-
langkah yang ditempuh para peneliti atau ilmuan dalam melakukan penyelidikan
dalam mencari penjelasan tentang gejala alam.8
Ilmu alam yaitu sebuah ilmu yang mempelajari aspek-aspek fsik dan nonfisik
manusia tentang bumi, alam, dan sekitarnya. Ilmu alam memberi landasan dasar
kepada ilmu terapan lainnya. Seperti, ilmu sosial, seni, dan lainnya. Ilmu alam
mempunyai cabang cabang lagi, yaitu ilmu astronomi, biologi, fisika, kimia, geografi,
dan lain lain.
Dari pernyataan diatas, bisa disimpulkan bahwa ilmu alam alam adalah salah satu
cabang ilmu dari berbagai ilmu pengetahuan yang mempelajari tentang makhluk
hidup dan benda benda disekitarnya. Seperti pohon, air, sungai, dan lain sebagainya
adalah lingkungan biotik. Sedangkan batu, pasir, dan lain-lain adalah lingkungan
abiotik.

Ayat yang berkaitan dengan ilmu alam dan sekiarnya adalah surah as-Shaad yang
berbunyi :
‫َوَم ا َخ َلْق َنا الَّس َم ا َواَأْلْرَض َوَم ا َبْيَنُهَم ا َباِط اًل ۚ َٰذ ِلَك َظُّن اَّلِذ ي َكَف وا ۚ َف ْي ِلَّلِذ ي َكَف وا ِم الَّناِر‬
‫َن ُر َو ٌل َن ُر َن‬ ‫َء‬
Artinya: “Dan Kami tidak menciptakan langit dan bumi dan apa yang ada antara
keduanya tanpa hikmah, yang demikian itu adalah anggapan orang-orang kafir maka
celakalah orang-orang kafir itu, karena mereka akan masuk neraka.” (QS. Saad: 27)9

Tafsir dari ayat diatas adalah, Yaitu ayat-ayat Allah Azza wa Jalla yang bisa kita
lihat. Yaitu ayat-ayat Allah Azza wa Jalla yang berupa semua ciptaan-Nya, baik di
langit maupun yang di bumi, dengan segala makhluk yang ada di antara keduanya.
Jumlahnya sangat banyak, dan kita tidak mengetahui jumlahnya. Semua itu menjadi

9
bukti yang menunjukkan bahwa hanya Dia-lah satu-satunya Rabb. Semua itu
menunjukkan kekuasaan dan keagungan-Nya.10

b. Ilmu Sosial
Ilmu sosial adalah suatu ilmu pengetahuan yang didalamnya mempelajari hal-hal
yang berhubungan langsung dengan sifat manusia dan lingkungan sosial disekitarnya.
Ilmu ini, sebelumnya dianggap kurang ilmiah dibandingkan dengan ilmu alam.
Namun, sekarang penelitian yang dipakai dalam penelitian sosial terhadap perilaku
sosial, faktor dan lingkungan yang mempengaruhinya, dapat membuat para peneliti
ilmu alam berminat pada beberapa hal dalam metodologi ilmu sosial. Contoh
beberapa cabang dalam ilmu sosial adalah sebagai berikut: antropologi, geografi,
sejarah, hukum, sosiologi, politik, dan lain lain.
Dalam ajaran Agama Islam, juga mempelajari hal yang berhubungan dengan
ilmu ilmu sosial yang langsung mengarah ke perilaku sosial manusia. Seperti
toleransi, gotong royong, sebuah konflik, dan lain sebagainya. Dalam al-Qur’an salah
satunya juga disebut dalam surah al Hujurat ayat 13 yang berbunyi :
‫ِل ِب‬ ‫ِإ‬ ‫ِع ِه‬ ‫ِإ‬ ‫ِئ ِل‬ ‫ِم‬ ‫ِإ‬
‫َيا َأُّيَه ا الَّناُس َّنا َخ َلْق َناُك ْم ْن َذَك ٍر َوُأْنَثى َوَجَعْلَناُك ْم ُش ُعوًبا َو َقَبا َل َتَعاَرُفوا َّن َأْك َرَم ُك ْم ْنَد الَّل َأْتَق اُك ْم َّن الَّلَه َع يٌم َخ ٌري‬

Artinya :“Hai manusia, Sesungguhnya Kami menciptakan kamu dari seorang laki-
laki dan seorang perempuan dan menjadikan kamu berbangsa - bangsa dan bersuku-
suku supaya kamu saling kenal-mengenal. Sesungguhnya orang yang paling mulia
diantara kamu disisi Allah ialah orang yang paling taqwa diantara kamu. Sesungguhnya
Allah Maha mengetahui lagi Maha Mengenal.”(QS. Al-Hujurat: 13)11

Tafsir dari ayat diatas adalah, Ayat ini menunjukkan bahwa dinul Islam satu-
satunya din samawi yang shahih. Agama ini tidak memandang warna kulit, ras
maupun asal-muasal seseorang. Satu-satunya yang diperhitungkan hanyalah
ketakwaan dan ketaatan kepada Allâh Azza wa Jalla . Insan yang paling utama adalah
orang yang paling bertakwa kepada Allâh Azza wa Jalla. Berbeda dengan agama lain
yang melakukan tindakan diskriminasi terhadap para penganutnya. Walillâhil hamdi
10

11
‘alâ minnatil Islâm (Segala puji bagi Allah atas karunia Islam). Semoga Allâh
mewafatkan kita dalam keadaan Muslim.
Inilah keadilan, karena bisa dicapai oleh siapa saja yang mendapatkan taufik dari
Allâh Azza wa Jalla. Tidak ada kemuliaan dan keutamaan bagi selain orang bertakwa,
meski berdarah biru dan berstatus sosial tinggi. Tidak ada kasta rendah dan kasta
tinggi. 12

c. Ilmu Terapan
Ilmu terapan adalah suatu penerapan ilmu pengetahuan dari satu atau beberapa
bidang-bidang seperti matematika, fsika atau ilmu alam, ilmu kimia atau ilmu biologi
untuk permasalahan praktis yang secara langsung berpengaruh ke kehidupan sehari-
hari. Cabang-cabang dari ilmu terapan antara lain arsitektur, bisnis dan industri,
hokum,informatika, komunikasi, otomotif, pendidikan, pertanian, dan teknik.

12
BAB III

PENUTUP

A. Kesimpulan
Dapat disimpulkan bahwa ialah perbedaan antara pengetahuan, ilmu dan filsafat
adalah bahwa pengetahuan itu berada pada tahap pertama yaitu sekedar mengetahui
secara umum dan tidak sampai mengakar, sedangkan ilmu sudah sampai pada tahapan
yang ke dua yaitu pengenalan secara rasio, artinya keberadaan manusia (manusia
sebagai objek) dengan segala sifat-sifatnya sudah dianalisa secara akal, sehingga tidak
bertanya-tanya dan ragu-ragu. Dan perbedaan ilmu dan filsafat adalah filsafat
objeknya universal atau berifat umum sementara ilmu bersifat khusus.
DAFTAR PUSTAKA

Ahmadi, D. H. (2011). Ilmu alamiah Dasar. Jakarta: Rineka Cipta.


ar-Rifa'i, S. U. (2008). al-Qur'an Tafsirul Wajiz. Jakarta: Gema Insani.
Bungsu, N. H. (2015, Juni 2). Islam Sebagai Pengetahuan Ilmiah. Retrieved from
nurhasanah250496: https://nurhasanah250496.blogspot.com
Dr. Aripin Banasuru, M. (2013). Filsafat Ilmu: Dari Hakikat Ke Tanggung Jawab. Bandung:
Alfabeta.
Dr. H. Mudzakkir Ali, M. (2014). Pengantar Studi Islam Edisi Revisi. Semarang: Wahid
Hasyim University Press.
Fauzan, D. S. (2013, Februari 26). Renungkanlah Ayat-Ayat Allah Azza wa Jalla ! Retrieved
from almanhaj: https://almanhaj.or.id/3533-renungkanlah-ayat-ayat-allah-azza-wa-
jalla.html
Latif, D. M. (2014). Filsafat Ilmu. Jakarta: Prenada Media.
Protasius Hardono Hadi, K. T. (1994). Epistimologi : filsafat pengetahuan. Yogyakarta:
Kanisius.
Suhartono, S. (2005). Filsafat Ilmu Pengetahuan Persoalan Eksistensi Dan Hakikat Ilmu
Pengetahuan. Jogjakarta: Ar-Ruzz Media.
Ustadz Abu Minhal, L. (2013, Juli 20). Untuk Mengenal Kerabat, Bukan Sombong Dengan
Martabat. Retrieved from almanhaj: https://almanhaj.or.id/3675-untuk-mengenal-
kerabat-bukan-sombong-dengan-martabat.html

Anda mungkin juga menyukai