Modul 2 Sejarah Filsafat
Modul 2 Sejarah Filsafat
SEJARAH FILSAFAT
PENDAHULUAN
Kebudayaan manusia dewasa ini ditandai dengan perkembangan ilmu pengetahuan dan
teknologi yang teramat cepat. Perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi ini tidak bisa
dilepaskan dari peran dan pengaruh filsafat. Kelahiran filsafat mempunyai peran penting dalam
ilmu pengetahuan dan teknologi pada saat ini. Sejarah kelahiran filsafat sangatlah perlu untuk
dikaji, agar semua orang bisa tahu bagaimana pengaruh filsafat terhadap ilmu pengetahuan dan
teknologi saat ini.
Agar Anda dapat menguasai materi Kegiatan Belajar 2 ini dengan baik dan berhasil
mencapai tujuan pembelajaran yang telah dirumuskan, maka Anda perlu ikuti petunjuk belajar
berikut ini:
1. Sebelum membaca materi modul dalam KB 2 ini, renungkan terlebih dahulu apa yang
menjadi capaian pembelajaran dalam modul agar terbangun rasa tanggung jawab dan
kesepenuhhatian dalam belajar.
2. Bacalah materi modul dengan cermat dan seksama, serta tambahkan catatan-catatan
seperlunya untuk membantu ingatan Anda.
3. Cermati dan kerjakan kolom latihan yang diberikan dalam modul dengan sungguh-
sungguh.
4. Jangan lupa gunakan pengetahuan dan pengalaman yang telah Anda miliki
sebelumnya.
5. Jangan lupa membuat catatan khusus yang Anda pandang penting selama mempelajari
isi modul.
Selamat belajar dan semoga Anda berhasil dengan baik……!
INTI
A. Tujuan Pembelajaran
Adapun tujuan pembelajaran kegiatan belajar 2 dalam modul mata kuliah Filsafat
Pendidikan ini yaitu menguasai sejarah filsafat era pra Socrates, sejarah filsafat era Socrates
dan sejarah filsafat zaman pertengahan dan zaman modern.
B. Materi Pokok
Adapun materi pokok yang akan disampaikan dalam kegiatan belajar 1 dalam modul
mata kuliah Filsafat Pendidikan ini yaitu sejarah filsafat era pra Socrates, sejarah filsafat era
Socrates dan sejarah filsafat zaman pertengahan dan zaman modern.
C. Uraian Materi
1. Sejarah Filsafat Era Pra Socrates
Pemikiran filsafat mulai berkembang sekitar awal abad 6 sebelum masehi.
Pemikiran filsafat juga bukan saja dalam arti sempit, tetapi pemikiran yang ilmiah pada
umumnya, pemikiran filsafat tidak berujung dalam permasalahan yang belum diketahui
kebenaran, melainkan harus benar-benar diketahui kebenarannya.
a. Thales
Dalam tradisi yunani terdapat beberapa berita mengenai ketujuh orang
bijaksana yang hidup dalam abad ke-6 S.M. biarpun nama-nama dalam berita-berita
itu tidak selalu sama, namun semua daftar menyebut nama Thales dari Miletos.
Tentang tokoh ini banyak dongeng yang beredar yang tidak dapat dipercaya
kebenarannya. Hampir semua fakta yang kita ketahui tentang hidupnya, kita dengar
dari sejarawan Herodotos (abad ke-5 S.M), tetapi Herodotos tidak menyebutnya
dengan nama 'filsuf" dan tidak menceritakan keaktifannya sebagai filsuf. Baru
Aristoteles (abad ke-4 S.M) mengenakan kepada Thales gelar "filsuf yang
pertama". Siapakah Thales ini? Sebagaimana halnya juga pada banyak filsuf lain di
jaman ini, kita tidak mengetahui tanggal lahir dan juga kematiannya. Tetapi satu
tanggal dapat di tentukan dengan kepastian yang cukup besar. Salah satu jasanya
diceritrakan bahwa ia berhasil meramalkan gerhana matahari. Ini berarti Thales
membuat ramalan itu persis mengenai tanggal itu. Thales juga aktif dalam bidang
politik, karena ia memberi advis kepada kedua belas kota ionia, supaya mereka
bersatu dalam semacam negara serikat yang berpusat di Teoos, dengan maksud
menentang bangsa Persi. Tetapi tidak terlaksana. Herodotos memberitahukan
bahwa menurut suatu tradisi yang tersiar pada banyak orang yunani, Thales
bertindak sebagai penasihat teknis dalam tentara raja kroisos dan Lydia, seorang
raja asing yang mempunyai hubungan baik dengan bangsa Yunani. Tetapi
Herodotos sendiri meragukan tradisi ini. Dengan kepastian lebih besar dapat di
perkirakan bahwa Thales pernah berkunjung ke negara Mesir. Ia membawa ilmu
ukur dari Mesir ke Yunani. Menurut berita lain, Thales juga mengemukakan suatu
teori mengenai banjir tahunan sungai Nil di Mesir. Konon Thales berpendapat
bahwa naiknya sungai disebabkan karena angin berkala tertentu. Kalau memang
begitu, itulah suatu contoh bagus mengenai suasana ilmiah yang mulai berkembang,
bertentangan dengan keterangan mitologis.
Thales merupakan seorang saudagar yang sering berlayar ke negeri mesir,
dari situlah thales menemukan ilmu ukur dari mesir dan membawanya ke yunani,
kemudian di yunani thales menceritakan bahwa ia dapat memiliki ilmu mengukur
piramid, cara mengukur jauhnya kapal di laut, ia juga mempunyai teori tentang
banjir tahunan sungai nil di Mesir bahkan ia berhasil meramal terjadinya gerhana
matahari pada tanggal 28 mei tahun 585 M. Oleh karena itu, ia dikenal sebagai ahli
astronomi dan metafisika.
INTI FILOSOFI THALES:
Menurut Thales bahwa asal mula alam semesta adalah Air, karena air adalah
pusat dan sumber dari segala kehidupan. Segala sesuatu bersumber dari air dan
kembali lagi menjadi air misalnya tumhbuh-tumbuhan dan binatang lahir ditempat
yang lembab, bakteri-bakteri hidup dan berkembang ditembat yang lembab, dan
bakteri pun memakan makanan yang lembab dan kelembaban itu bersumber dari
air. Dari air itulah terjadi tumbuh-tumbuhan dan binatang bahlan tanah pun
mengandung air. Argumen Thales ini merupakan argumen yang bukan hanya
rasional tetapi observatif, meskipun pada zamannya dulu belum lahir ilmu
pengetahuan yang segala sesuatunya itu baru dikatakan benar jika telah terbukti
secara empirik dan observatif. Oleh karena itu, Thales berpendapat bahwa asal
muasal alam semesta itu air dengan alasan yang kuat, Thales telah membuka alam
fikiran dan kenyakinan alam semesta serta asal muasalnya.
b. Anaximandros
Anaximandros (610 – 547 SM) adalah murid dari Thales, usianya lebih muda
dari Thales tetapi meninggal dunianya 2 tahun lebih dulu dari Thales, sebagai
filosof dia lebih berpengaruh dari gurunya. Sama halnya dengan gurunya
Anaximandros juga ingin mencari asal dari segalanya ia tidak menerima saja apa
yang diajarkan oleh gurunya. Yang dapat diterima akalnya bahwa yang asal itu satu
tidak banyak. Akan tetapi yang satu ini bukan air dan bukan suatu unsur yang dapat
diamati oleh panca indra. Menurut Anximandros segala sesuatu itu berasal
dari “to aperion” yaitu yang tak terbatas dan sesuatu yang tak terhingga.
Didalam buku filsafat, aperion itu kadang-kadang diartikan sebagai the
bnundies the idenfinite, atau the infinite yaitu tidak terhingga, tak terbatas, atau
tidak tersusun dinamakan demikian karena yang dijadikan dalm alam ini tidak
terhingga banyaknya. Infinite menurut bahasa latin ialah (tidak) dan finise (batas
akhir), jadi tanpa batas. Secara etimologis istilah ini diperoleh denagn menegaskan
finite (terbatas). Namun ada yang mengatkan bahwa kosepsi yang infinite (tak
terbatas) mendahului yang terbatas.
INTI FILOSOFI ANXIMANDROS:
Anaximandros menyatakan bahwa segala sesuatu di dunia ini tak terbatas.
Tentang bumi, Anaximandros menjawab pertanyaan yang sering kali di ajukan
dalam kalangan orang yunani: apa sebab bumi tidak jatuh? Thales menjawab bahwa
bumi terletak dia atas air, Anaximandros mengatakan bahwa bumi tidak bersandar
atas sesuatu apapun juga. Bumi tidak jatuh karena kedudukannya persis dalam
pusat jagat raya, dengan jarak yang sama terhadap semua badan lain. Akibatnya
tidak ada alasan yang menyebabkan dia jatuh.
c. Anaximenes
Anaximenes (585–524 SM) adalah murid Anaximandros, yang secara
substansial, pemahamannya tentang alam tidak berbeda dengan gurunya.
Anaximenes mengajarkan bahwa asal dari alam ini satu dan tidak terhingga. Hanya
saja ia tidak dapat meneima ajaran Anaximenes bahwa yang asal itu tidak ada
persamaan dengan barang yang lahir yang tak dapat dirupakan. Baginya, yang asal
itu mestilah satu dari yang ada dan yang tampak. Barang yang asal itu ialah udadak
berharga. Udara itulah yang satu dan tidak berharga.
Menurut Anaximenes, prinsip yang merupakan asal-usul segala sesuatu
adalah udara. Dalam satu-satunya sifat yang di simpan dari karyanya ia mengatakan
bahwa seperti jiwa menjamin kesatuan tubuh kita, demikian pun udara melingkupi
segala-galanya. Jiwa sendiri juga tidak lain adalah udara, yang di pupuk dengan
bernafas. Karena Aximenes adalah orang pertama yang mengemukakan persamaan
antara tubuh manusiawi dan jagat raya. Tema ini kemudian seringkali akan kembali
dalam sejarah filsafat yunani. Tubuh adalah mikroskosmos (dunia kecil) dan
seakan-akan mencerminkan jagat raya yang merupakan makroskosmos (dunia
besar). Tetapi Anaximenes sendiri belum mempergunakan istilah-istilah itu. Ada
sejarawan yang menyangka bahwa ajaran Anaximenes merupakan kemunduran,
jika dibandingkan dengan pemikiran Anaximandros.
INTI FILOSOFI AXIMENES:
Menurut Anaximenes, prinsip yang merupakan asal-usul segala sesuatu
adalah udara. Menurut Anaximenes, bumi (yang berupa "meja bundar") melayang
di atas udara. Demikian matahari, bulan dan bintang-bintang, "laksana sehelai
daun". Udara melahirkan semua benda dalam alam semesta karena suatu proses
"pemadatan dan pengenceran". Kalau udara bertambah kepadatannya maka
muncullah berturut-turut angin, air tanah dan akhirnya batu. Sebaliknya kalau udara
itu menjadi lebih encer, yang timbul ialah api.
d. Parmenides
Menurut Parmenides "yang ada itu ada". Inilah yang di sebut kebenaran yang
tidak mungkin diungkiri. Mengenai "yang ada" orang dapat mengemukakan, bahwa
"yang ada" itu tidak ada, atau bahwa "yang ada" itu sekaligus ada dan tidak ada.
Kedua pengandaian ini salah, sebab mustahil, bahwa "yang ada" itu tidak ada, atau
bahwa "yang ada" itu sekaligus ada dan tidak ada. Mustahil bahwa "yang ada" itu
tidak ada", dan bahwa "yang tidak ada" itu "ada". Yang dapat di pikirkan dan di
bicarakan hanya "yang ada" saja. Jelaslah bahwa "yang ada itu ada" dan "yang tidak
ada itu tidak ada". Jalan tengah tidak mungkin. "yang ada" tidak mungkin menjadi
"tidak ada", dan "yang tidak ada" tidak mungkin menjadi ada". Oleh karena "yang
tidak ada" tidak dapat di pikirkan, dan hanya "yang ada" yang dapat di pikirkan,
maka berada dan berpikir adalah sama, identik. Jikalau "yang ada" demikian itulah
adanya, maka "yang ada" tidak boleh tidak tentu satu, tidak terbagi, tidak berawal
dan berakhir, tidak dapat muncul daripada "yang tidak ada", dan tidak akan menjadi
tidak ada. Tiada masa lampau dan masa depan bagi "yang ada", keadaannya hanya
"sekarang" semata-mata. Yang tidak dapat di bagi-bagi, tentu aka ada banyak "yang
ada", aka nada kejamakan. Yang ada ini juga tidak berubah, sebab perubahan
mengandaikan di dalamnya hal yang tidak ada.
INTI AJARAN PARMENIDES:
Segala yang ada di dunia ini dan dapat dipelajari adalah semua yang nampak,
ada dan nyata saja sedangkan yang tidak nampak oleh indera manusia merupakan
hal yang tidak ada dan tidak perlu dipikirkan.
e. Empedocles
Menurut Empedocles, semesta alam terdiri dari penggabungan dan pemisahan
keempat unsur yang menyusun segala kenyataan. Keempat anasir itu ialah: air,
udara, api, dan tanah. Keempat anasir ini mempunyai kualitas yang sama, yaitu
tidak berubah (umpamanya: anasir tanah tidak mungkin berubah menjadi anasir
air). Perbedaan-perbedaan yang ada di antara benda-benda di sebabkan karena
campuran atau penggabungan keempat anasir tadi berbeda-beda. Misalnya, tulang
terdiri dari dua bagian anasir tanah, 2 bagian anasir air dan 4 bagian anasir api.
Demikian seterusnya. Proses penggabungan dan pemisahan anasir-anasir itu di atur
oleh dua kekuatan yang saling berlawanan, yaitu cinta (filotes) dan benci (neikos).
Cinta mempunyai sifat menggabungkan, sedang benci menceraikan. Oleh
Empedokles keduanya di pandang sebagai cairan halus yang meresapi semua
benda. Semula keempat anasir ini digabungkan dalam suatu harmoni atau
keselarasan cinta, akan tetapi kemudian benci mengusahakan supaya anasir-anasir
itu terus menerus diceraikan, sehingga makin lama segala sesuatu makin jauh dari
keselarasan yang semula.
INTINYA FILOSOFI EMPEDOCLES:
Segala yang ada di semesta alam ini terbentuk dari proses penggabungan atau
pemisahan empat anasir atau elemen berupa air, tanah, api dan udara dengan
sentuhan cinta dan api.
f. Phytagoras
Adapun perkumpulan yang didirikan oleh Pythagoras bersifat religius, bukan
politik, sebagaimana pernah di perkirakan, mereka menghormati dewa Apollo.
Pythagoras dijunjung tinggi dalam kalangan mereka. Kewibawaannya tampak
dengan semboyan yang lazim pada kaum Pythagorean: autos epha = ia sendiri
(Pythagoras) telah mengatakan begitu.
Ajaran 1
Menurut Pythagoras jiwa itu tidak dapat mati. Sesudah kematian manusia
jiwanya berpindah ke dalam hewan, dan bila hewan itu mati, ia berpindah lagi dan
seterusnya. Tetapi dengan menyucikan dirinya jiwa bisa diluputkan dari nasib
reinkarnasi itu. Penyucian itu dihasilkan berpantang jenis makanan tertentu, seperti
daging hewan dan kacang. Mematuhi peraturan semacam itu adalah unsur penting
dalam kehidupan kaum Pythagorean. Dan seperti sudah di katakan di atas, mereka
juga mempraktekkan filsafat (dan ilmu pengetahuan pada umumnya) sebagai jalan
menuju ke penyucian.
Ajaran 2
Pythagoras menyatakan bahwa dasar dari segala sesuatu adalah bilangan.
Pythagoras berpendapat bahwa segala-galanya adalah bilangan. Orang yang tahu
dan mengerti betul akan bilangan, maka ia akan mengetahui segala sesuatu.
Penganut Pythagorean menganggap bilangan ini sebagai sesuatu yang keramat dan
konon mereka bersumpah demi ajaran ini. Phytagoras menerbitkan buku 11 buku.
Diantaranya merupakan buku berisi ajaran ilmu ukur yang disebut dengan "dalil
Pythagoras" atau "Theorema Pythagoras" memang berasal dari Pythagoras.
g. Democritos
Teori tentang bagian terkecil segala sesuatu, diajarkan oleh Demokritus.
Bagian terkecil segala sesuatu disebut atom yang artinya tak terbagi. Atom yang
satu tidak di bedakan dengan atom yang lain dalam kualitas. Semua atom adalah
sama. Jumlah atom-atom tidaklah terbilang. Setiap atom tidak di jadikan, tidak
termusnahkan dan tidak berubah. Semua atom tidaklah tampak dan senantiasa
bergerak. Gerak ini di sebabkan karena, menurut Demokritos, ada ruang yang berisi
dan ruang kosong. Dalam soal ruang kosong berbedalah pandangannya dengan
pandangan para filsuf Elea (Parmenides dan Zeno tidak mengakui adanya ruang
kosong). Menurut Demokritos, ada ruang kosong, sebab yang berada bukan hanya
"yang ada" melainkan juga "yang tidak ada". Maka ruang kosong adalah nyata.
Baik atom maupun ruang kosong, keduanya adalah nyata. Karena atom, yang
adalah "yang penuh" dan ruang kosong, yang adalah "yang tidak penuh" bersama-
sama berada, maka "yang penuh" mengisi "yang kosong". Demikianlah terjadi
gerak. Gerak ini terjadi secara spontan, artinya dengan sendirinya, tanpa pengaruh
khusus, dan menuju ke semua jurusan.
Kemungkinan-kemungkinan yang di timbulkan oleh gerak yang spontan,
yang mengarah ke semua jurusan itu ialah, bahwa atom-atom itu saling kait-
mengait. Kejadian ini menyebabkan adanya gerak puting beliung, yang makin lama
makin menarik banyak atom, yang besar di pusat, yang lebih halus di lontarkan ke
tepi. Demikianlah kosmos dibentuk. Menurut Demokritos jiwa manusia terdiri dari
atom juga, yaitu atom yang paling halus dan bundar, yang tidak dapat mengait atom
lain.
INTI DARI FILOSOFI DEMOKRITOS:
Seluruh makhluk hidup dan segala sesuatu di muka bumi ini terdiri dari atom
atau dengan kata lain bagian terkecil dari seluruh organisme dan benda di muka
bumi ini adalah atom. Atom sudah tidak bisa dibagi-bagi lagi dan jumlahnya tak
terhingga.
Dari penjelasan di atas, ringkaslah masing-masing filsuf di era pra-Sokrates!
b. Aristoteles
Aristoteles adalah murid plato. Dia adalah seorang cendikiawan dan intelek
terkemuka, mungkin sepanjang masa. Umat manusia telah berutang budi padanya
oleh karena banyaknya kemajuan pemikiranya dalam filsafat dan ilmu pengetahuan,
khususnya logika, politik, etika, biologi, dan psikologi. Aristoteles lahir tahun 394
SM, di Stagira, sebuah kota kecil di semenanjung Chalcidice di sebelah barat laut
Egea. Ayahnya, Nichomachus adalah dokter perawat Amyntas II, raja Macedonia,
dan ibunya, Phaesta mempunyai nenek moyang terkemuka.
Pada usia 17 tahun, Aristoteles menjadi murid Plato. Belakangan ia
meningkat menjadi guru di Akademi Plato di Athena selama 20 tahun. Aristoteles
meninggalkan akademi tersebut setelah Plato meninggal, dan menjadi guru bagi
Alexander dari Makedonia. Saat Alexander berkuasa pada tahun 336 SM, ia
kembali ke Athena. Dengan dukungan dan bantuan dari Alexander, ia kemudian
mendirikan akademinya sendiri yang diberi nama Lyceum, yang dipimpinnya
sampai tahun 323 SM. Perubahan politik seiring jatuhnya Alexander menjadikan
dirinya harus kembali kabur dari Athena guna menghindari nasib naas sebagaimana
dulu dialami Socrates. Aristoteles meninggal tak lama setelah pengungsian tersebut.
Aristoteles sangat menekankan empirisme untuk menekankan pengetahuan.
Aristoteles adalah murid Plato. Dia adalah seorang cendekiawan dan intelek
terkemuka, mungkin sepanjang masa. Umat manusia telah berhutang budi padanya
karena banyaknya kemajuan dalam filsafat dan ilmu-ilmu pengetahuan, khususnya
Logika, Metafisika, Politik, Ethika, Biologi dan Psikologi. Aristoteles dilahirkan
dalam tahun 394 SM di Stagira sebuah kota kecil di semenanjung Chalcidice yang
menonjol disebelah barat Laut Egea. Ayahnya, Nichomachus yang sebagai dokter
merawat Amyntas II, raja Macedonia, mengatur agar Aristoteles menerima
pendidikan yang lengkap pada awal mass kanak-kanak dan mungkin kemudian
mengajar dalam pengamatan gejala-gejala penyakit dan teknik-teknik pembedahan.
Balk ayah maupun ibunya, Phaesta, mempunyai nenek moyang terkemuka.
Menurut Aristoteles, agar orang bisa hidup baik maka ia harus mendapatkan
pendidikan. Pendidikan bukanlah soal akal semata-mata, melainkan soal memberi
bimbingan kepada perasaan-perasaan yang lebih tinggi, yaitu akal, guna mengatur
nafsu-nafsu. Akal sendiri tidak berdaya, sehingga ia memerlukan dukungan
perasaan yang lebih tinggi agar di arahkan secara benar. Aristoteles mengemukakan
bahwa pendidikan yang baik adalah yang mempunyai tujuan untuk kebahagiaan.
Kebahagiaan tertinggi adalah hidup spekulatif.
Aristoteles juga menganggap penting pula pembentukan kebiasaan pada
tingkat pendidikan rendah, sebagaimana pada tingkat pendidikan usia muda itu
perlu ditanamkan kesadaran aturan-aturan moral. Menurut Aristoteles, untuk
memperoleh pengetahuan manusia harus lebih dari binatang-binatang lain
berdasarkan kekuatannya untuk berpikir, harus mengamati dan secara hati-hati
menganalisa struktur-struktur, fungsi-fungsi organisasi itu, dan segala yang ada
dalam alam. Oleh karena itu prinsip pokok pendidikan menurut Aristoteles adalah
pengumpulan serta penelitian fakta-fakta suatu belajar induktif, suatu pencarian
yang obyektif akan kebenaran sebagai dasar dari semua ilmu pengetahuan.
Ariestoteles berkata bahwa sebaiknya memberikan pendidikan yang baik bagi
semua anak-anak.
Aristoteles mempunyai suatu sistem sekolah negeri yang wajib bagi putera-
puterinya, bagi semua warga negara, tetapi sistem tersebut terdiri dari pendidikan
fisik dan latihan militer. Dalam rangka yang lebih tinggi, ia nampak setuju dengan
Plato tentang nilainilai Matematika, Fisika, Astronomi, dan Filsafat. la menyatakan
bahwa putra-putri semua warga negara sebaiknya diajar sesuai dengan kemampuan
mereka, sesuatu pandangan mereka yang sama dengan doktrin Plato tentang
keberadaan individual. Disiplin merupakan hal yang essensial untuk mengajarkan
para pemuda dan kaum lakilaki muda untuk mematuhi perintah-perintah dan
mengendalikan gerakan hati mereka.
Masa Abad Pertengahan ini terbagi menjadi dua masa yaitu masa Paratistik dan
masa Skolatistik. Sedangkan masa Skolatistik terbagi menjadi Skolastik Awal. Skolastik
Puncak, dan Skolastik Akhir.
a. Masa Parastik
Istilah parastik berasal dari kata Latin pater atau bapak, yang artinya para
pemimpin gereja. Para pemimpin gereja ini dipilih dari golongan atas dan atau
golongan ahli pikir. Dari golongan ahli pikir inilah menimbulkan sikap yang
beragam pemikirannya. Mereka ada yang menolak filsafat Yunani dan ada yag
menerimanya. Bagi mereka yang menolak, alasannya karena beranggapan bahwa
sudah mempunyai sumber kebenaran yaitu firman Tuhan dan tidak dibenarkan
apabila mencari sumber kebenaran yang lain seperti dari filsafat Yunani. Bagi
mereka yang yang menerima sebagai alasannya beranggapan bahwa walaupun telah
ada sumber kebenaran yaitu firman Tuhan, tetapi tidak ada jeleknya menggunakan
filsafat Yunani hanya diambil metodosnya saja (tata cara berfikir). Juga, walaupun
filsafat Yunani sebagai kebenaran manusia, tetapi manusia juga sebagai ciptaan
Tuhan. Jadi, mereka/menerima filsafat Yunani diperbolehkan selama dalam hal-hal
tertentu tidak bertentagan dengan agama.
Perbedaan pendapat tersebut berkelanjutan, sehingga orang-orang yang
menerima filsafat Yunani menuduh bahwameeka (orang-orang Kristen yang
menolak filsafat Yunani) itu menarik. Kemudian, orang-orang yang dituduh
munafik tersebut menyangkal, bahwa tuduhan tersebut dianggap fitnah. Dan
pembelaan dari orang-orang yang menolak filsafat Yunani mngatakan bahwa
dirinyalah yang benar-benar hidup sejalan dengan Tuhan.
b. Masa Skolatik
Istilah Skolatik adalah kata sifat yang berasal dari kata school, yang berarti
sekolah. Jadi, skolastik berarti aliran atau yang berkaitan dengan sekolah. Perkataan
skolastik merupakan corak khas dari sejarah filsafat abad pertengahan. Terdapat
beberapa penegrtian dari cork khas Skolatik, sebagai berikut:
1) Filsafat Skolatik adalah filsafat yang mempunyai corak semata-mata agama.
Skolatik ini sebagai bagian dari kebudayaan abad pertengahan yang religius.
2) Filsafat Skolatik adalah filsafat yang mengabdi pada teologi atau filsafat yang
ajaran gereja.
Faktor Skolastik ini dapat berkambang dan tumbuh karena beberapa faktor,
diantaranya faktor Religius dan fakktor Ilmu Pengetahuan. Berikut ini pembagian
masa perkembangan skolastik, yaitu:
1) Skolastik Awal (800-1200)
Sejak abad ke-5 hingga ke-8 Masehi, pemikiran filsafat Patristik mulai
merosot, terlebih lagi pada abad ke-6 dan 7 dikatakan abad kacau. Hal ini
disebabkan pada saat itu terjadi serangan terhadap Romawi sehingga kerajaan
Romawi beserta peradabannya ikut runtuh yang telah dibangun selama
berabad-abad. Baru pada abad ke-8 Masehi, kekuasaan berada di bawah Karel
Agung (742 – 814) dapat memberikan suasana ketenangan dalam bidang
politik, kebudayaan, dan ilmu pegetahuan, termaksud kehidupan manusia
serta pemikiran filsafat yang semuanya menampakkan mulai adanya
kebangkitan. Kebangkitan inilah yang merupakan kecemerlangan abad
pertengahan, di mana arah pemikiran berbeda sekali dengan sebelumnya.
Dari penjelasan di atas, ringkaslah ajaran Plato dan Aristoteles serta ringkaslah
alur perkembangan masa patristik dan masa skolastik!
RANGKUMAN
Sejarah filsafat era pra Socrates
Thales berpikir bahwa asal mula alam semesta adalah Air, karena air adalah pusat dan
sumber dari segala kehidupan. Anaximandros menyatakan bahwa segala sesuatu di dunia ini
tak terbatas. Menurut Anaximenes, prinsip yang merupakan asal-usul segala sesuatu adalah
udara. Menurut Parmenides, segala yang ada di dunia ini dan dapat dipelajari adalah semua
yang nampak, ada dan nyata saja sedangkan yang tidak nampak oleh indera manusia
merupakan hal yang tidak ada dan tidak perlu dipikirkan. Menurut Empedocles, segala yang
ada di semesta alam ini terbentuk dari proses penggabungan atau pemisahan empat anasir
atau elemen berupa air, tanah, api dan udara dengan sentuhan cinta dan api. Menurut
Pythagoras jiwa itu tidak dapat mati serta dasar dari segala sesuatu adalah bilangan. Adapun
Menurut Democritos, seluruh makhluk hidup dan segala sesuatu di muka bumi ini terdiri
dari atom atau dengan kata lain bagian terkecil dari seluruh organisme dan benda di muka
bumi ini adalah atom.