Anda di halaman 1dari 16

MAKALAH

FUNGSI PERENCANAAN DAN PENGAMBILAN


KEPUTUSAN
PENGANTAR MANAJEMEN
DOSEN PENGAMPU: Aurora Elise Putriku, SE., M.Si

DISUSUN OLEH:

KELOMPOK 5

1. ANDIKA BHAYANGKARA
2. ANGGUN SIREGAR
3. CHRISTY ANGELIA PARHUSIP
4. DIBA AMELIA RAHWANI
5. ELFI SAHARA SIAGIAN

FAKULTAS EKONOMI
UNIVERSITAS NEGERI MEDAN
2021
KATA PENGANTAR

Segala Segala puji bagi Allah SWT yang selalu melimpahkan rahmat, taufiq, dan hidayah-Nya, sehingga
kami dapat menyelesaikan makalah yang berjudul “ Perkembangan Ilmu Manajemen”

Makalah ini dibuat untuk memenuhi tugas Pengantar Manajemen, dengan tujuan meningkatkan
pengetahuan dan keterampilan mahasiswa.

Dalam penulisan makalah ini, tidak lepas dari petunjuk dan bimbingan serta masukan dari semua pihak.
Untuk itu, kami mengucapkan terima kasih kepada Ibu aurora Elise Putriku, SE., M.Si selaku Dosen
Matakuliah Pengantar manajemen yang telah membantu dan memberi pengarahan
kepada kami dalam belajar dan mengerjakan tugas, dan juga semua pihak yang telah membantu dalam
penyelesaian makalah ini sehingga makalah ini dapat selesai tepat waktu.

Makalah ini berusaha kami susun selengkap-lengkapnya. Akan tetapi, kami menyadari bahwa makalah
ini jauh dari sempurna, karena keterbatasan dan kekurangan pengetahuan serta minimnya pengalaman
yang dimiliki. Oleh karena itu, kritik dan saran dari pembaca sangat kami harapkan demi pembuatan
makalah berikutnya.Semoga makalah ini dapat bermanfaat khususnya bagi penyusun dan pembaca pada
umumya. Aamiin.

Medan, September 2021

( Penulis )
DAFTAR ISI

Kata Pengantar …………………………………………………………………………………..


Daftar Isi …………………………………………………………………………………………
BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang Masalah ………………………………………………………..
1.2 Rumusan Masalah ……………………………………………………………….
1.3 Tujuan Makalah …………………………………………………………………

BAB II PEMBAHASAN
2.1 Pengertian Perencanaan …………………………………………………………….
2.2 Proses Perencanaan …………………………………………………………………
2.3 Fungsi Perencanaan …………………………………………………………………
2.4 Tujuan Perencanaan ……………………………………………………………….
2.5 Pengertian Pengambilan Keputusan ……………………………………………….
2.6 Faktor Faktor Pengambilan Keputusan ……………………………………………
2.7 Proses Pengambilan Keputusan …………………………………………………..

BAB III PENUTUP


3.1 Kesimpulan …………………………………………………………………………….
3.2 Saran ……………………………………………………………………………………

DAFTAR PUSTAKA ……………………………………………………………………………..


BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang Masalah

Setiap organisasi perlu melakukan suatu perencanaan dalam setap kegiatan


organisasinya, baik perencanaan produksi, perencanaan rekrutmen karyawan baru,
program penjualan produk baru, maupun perencanaan anggarannya. Perencanaan
(planning) merupakan proses dasar bagi organisasi untuk memilih sasaran dan
menetapkan bagaimana cara mencapainya. Oleh karena itu,
perusahaan harus menetapkan tujuan dan sasaran yang hendak dicapai sebelum
melakukan prosesproses perencanaan.
Perencanaan diperlukan dan terjadi dalam berbagai bentuk organisasi, sebab
perencanaan ini merupakan proses dasar manajemen di dalam mengambil suatu
keputusan dan tindakan. Perencanaan diperlukan dalam jenis kegiatan baik itu kegiatan
oranisasi, perusahaan maupun kegiatan di masyarakat, dan perencanaan ada dalam
setiap fungsi-fungsi manajemen, karena fungsi-fungsi tersebut hanya dapat
melaksanakan keputusan-keputusan yang telah ditetapkan dalam perencanaan.

Perencanaan merupakan tahapan paling penting dari suatu fungsi manajemen,


terutma dalam menghadapi lingkungan eksternal yangberubah dinamis. Dalam era
globalisasi ini, perencanaan harus lebih mengandalkan prosedur yang rasional dan
sistematis dan bukan hanya pada intuisi dan firasat (dugaan).
Kehidupan sehari-hari kita sebenarnya adalah kehidupan yang selalu bergumul
dengan keputusan. Keputusan merupakan kesimpulan terbaik yang diperoleh setelah
mengevaluasi berbagai alternatif. Di dalam arti tersebut, terkandung unsur situasi
dasar, peluang munculnya situasi dasar, dan aktifitas pencapaian keputusan. Lantas
pertanyaannya, apakah setelah evaluasi alternatif serta merta begitu saja hadir
keputusan? Iya, secara rasional kesimpulan tersirat dalam premis-premis sehingga
hanya kepentingan perumusan saja. Walaupun berbagai literatur yang memandang
keputusan sebagai proses menampilkan tersurat kata keputusan di dalam modelnya.
1.2 Rumusan Masalah

Dari uraian latar belakang di atas dapat ditarik beberapa rumusan masalah, yaitu:
1. Apa pengertian perencanaan ?
2. Apa saja macam-macam perencanaan ?
3. Hambatan apa saja yang ada dalam perencanaan dan bagaimana cara
mengatasinya ?
4. Apa yang dimaksud dengan pengambilan keputusan ?
6. Apa saja kriteria dalam pengambilan keputusan ?

1.3 Tujuan Makalah

Sesuai dengan masalah yang dihadapi maka makalah ini bertujuan untuk :
1. Mengetahui pengertian perencanaan.
2. Mengetahui macam-macam perencanaan.
3. Mengetahui apa saja hambatan yang ada dalam perencanaan dan cara
mengatasinya.
4. Mengetahui pengertian pengambilan keputusan
5. Mengetahui kriterian dalam pengambilan keputusan
BAB II
PEMBAHASAN

2.1 Pengertian Perencanaan

Perencanaan secara garis besar diartikan seagai proses mendefinisikan tujuan


organisasi, membuat strategi untuk mencapai tujuan itu, dan mengembangkann
rencana aktivitas kerja organisasi. Pada dasarnya yang dimaksud perencanaan yaitu
memberi jawaban atas pertanyaan-pertanyaan apa (what), siapa (who), kapan (when),
dimana (where), mengapa (why), dan bagaimana (how). Jadi perencanaan yaitu fungsi
seorang manajer yang berhubungan dengan pemilihan dari sekumpulan kegiatan-
kegiatan dan pemutusan tujuan-tujuan, kebijaksanaan-kebijaksanaan serta
programprogram yang dilakukan. Perencanaan merupakan proses terpenting dari
semua fungsi manajemen karena tanpa perencanaan berjalan. Rencana dapat berupa
rencana informal atau secara formal. Rencana informal adalah rencana yang tidak
tertulis dan bukan merupakan tujuan bersama anggota suatu organisasi. Sedangkan
rencana formal adalah rencana tertulis yang harus dilaksanakan suatu organisasi dalam
jangka waktu tertentu. Rencana formal adalah merupakan bersama anggota korporasi,
artinya setiap anggota harus mengetahui dan menjalankan rencana itu. Rencana formal
dibuat untuk mengurangi ami guitar dan menciptakan kesepahaman tentang apa yang
harus dilakukan.
Dalam sebuah perencanaan terdapat unsur-unsur perencanaan. Perencanaan yang
baik harus dapat menjawab enam pertanyaan yang disebut sebagai unsurunsur
perencanaan. Unsur pertama adalah tindakan apa yang harus dikerjakan, kedua ada
sebabnya rindakan tersebut harus dilakukan, ketiga dimana tindakan tersebut
dilakukan, keempat kapa tindakan tersebut dilakukan, kelima siapa yang akan
melakukan tindakan tersebut, dan yang terakhir bagaimana cara melaksanakan
tindakan tersebut.
Dalam sebuah perencanaan juga perlu memperhatikan sifat rencana yang baik. Sifat
rencana yang baik yakni :
1. Pemakaian kata-kata yang sederhana dan jelas dalam arti mudah dipahami oleh
yang menerima sehingga penafsiran ang berbeda-berbeda dapat ditiadakan.
2. Fleksibel, suatu rencana harus dapat menyesuaikan dengan keadaan yang
seebenarnya bila ada perubahan maka tidak semua rencana dirubah
dimungkinkan diadakan peneysuaian-penyesuaian saja. Sifatnya tidak kaku
harus begini dan begitu walaupun keadaan lain dari yang direncanakan.
3. Stabilitas, tidak perlu setiap kali rencana mengalami perubahan jadi harus dijaga
stabilitasnya setiap harus ada dalam pertimbangan.
4. Ada dalam perimbangan berarti bahwa pemberian waktu dan faktor-faktor
produksi kepada siapa tujuan organisasi seimbang dengan kebutuhan.
5. Meliputi seluruh tindakan yang dibutuhkan, jadi meliputi fungsi-fungsi yang ada
dalam organisasi.

2.2 Proses Perencanaan

Sebelum para manajer dapat mengorganisasi, memimpin, atau mengendalikan, terlebih


dahulu mereka harus membuat rencana yang memberikan arah pada setiap kegiatan
organisasi. Pada tahap perencanaan para manajer menentukan apa yang akan
dikerjakan, kapan akan mengerjakan, bagaimana mengerjakannya, dan siapa yang
akan mengerjakannya.
Kebutuhan akan perencanaan ada pada semua tingkatan manajemen dan semakin
mengingkat pada tingkatan manajemen yang lebih tinggi, dimana perencanaan itu
mempunyai kemungkinan dampak yang paling besar pada keberhasilan organisasi.
Pada tingkatan top manajer pada umumnya mencurahkan hampir semua waktu
perencanannya jauh ke masa depan dan pada strategi-strategi dari seluruh organisasi.
Manajer pada tingkatan yang lebih rendah merencanakan terutama untuk subunit
mereka sendiri dan untuk jangka waktu yang lebih pendek.

Terdapat pula beberapa variasi dalam tanggung jawab perencanaan yang


tergantung pada ukuran dan tujuan organisasi dan pada fungsi atau kegiatan khusus
manajer. Organisasi yang besar dan berskala internasional lebih menaruh perhatian
pada perencanaan jangka panjang daripada perusahaan lokal. Akan tetapi pada
umumnya organisasi perlu mempertimbangkan keseimbangan antara perencanaan
jangka panjang maupun perencnaan jangka pendek. Karena itu penting bagi para
mnajer untuk mengerti peranan perencanaan secara keseluruhan.
Menurut T. Hani Handoko (1999) kegiatan perencanaan pada dasarnya melalui empat
tahap sebagai berikut :
1. Menetapkan tujuan atau serangkaian tujuan
2. Merumuskan keadaan saat ini
3. Mengidentifikasikan segala kemudhan dan hambatan
4. Mengembangkan rencana atau serangkaian kegiatan untuk pencapaian tujuan

Alasan Perlunya Perencanaan

Salah satu maksud dibuat perencanaan adalah melihat program-program yang


dipergunakan untuk meningkatkan kemungkinan pencapain tujuantujuan di waktu yang
akan datang, sehingga dapat meningkatkan pengambilan keputusn yang lebih baik.
Oleh karena itu, perencanaan organisasi harus aktif, dinamis, berkesinambungan dan
kreatif, sehingga manajemen tidak hanya bereaksi terhadap lingkungannya, tapi lebih
menjadi peserta aktif dalam dunia usaha.

Ada dua alasan dasar perlunya perencanaan :

1. Untuk mencapai “protective benefits” yang dihasilkan dari pengurangan


kemungkinan terjadinya kesalahan dalam pembuatan keputusan.
2. Untuk mencapai “positive benefits” dalam bentuk meningkatnya sukses
pencapaian tujuan organisasi.
Beberapa manfaat perencanaan adalah :

1. Membantu manajemen untuk menyesuaikan diri dengan perubahanperubahan


lingkungan.
2. Membantu penempatan tanggung jawab lebih tepat
3. Memberikan cara pemberian perintah untuk beroperasi
4. Memudahkan dalam melakukan koordinasi di antara berbagai bagian organisasi
5. Membuat tujuan lebih khusus, terperinci dan lebih mudah dipahami
6. Meminimumkan pekerjaan yang tidak pasti
7. Menghemat waktu, usaha, dan dana
Beberapa kelemahan perencanaan adalah :
1. Pekerjaan yang tercakup dalam perencanaan mungkin berlebihan pada
kontribusi nyata
2. Perencanaan cenderung menunda kegiatan
3. Perencanaan mungkin terlalu membatasi manajemen untuk berinisiatif dan
berinovasi
4. Kadang-kadang hasil yang paling baik didapatkan oleh penanganan setiap
masalah pada saat masalah tersebut terjadi
5. Ada beberapa rencana yang diikuti caracara yang tidak konsisten

2.3 Fungsi Perencanaan

Pada dasarnya, perencanaan berguna untuk membantu berbagai proses pengambilan


suatu keputusan yang paling baik dan paling sesuai dengan tujuan utama perusahaan.
Dalam proses pelaksanaannya, pihak manajer harus mampu menjawab pertanyaan 5W
dan 1H, yakni:
 What: Apa tujuan yang hendak dicapai oleh perusahaan?
 Why: Kenapa hal tersebut menjadi tujuan perusahaan?
 Where: Dimanakah lokasi yang paling pas untuk mencapai tujuan tersebut?
 When: Kapankah pekerjaan harus diselesaikan untuk mencapai tujuan tersebut?
 Who: Siapa saja orang yang tepat untuk melakukan pekerjaan yang berkaitan
dengan tujuan perusahaan?
 How: Bagaimana cara yang paling tepat untuk melakukan pekerjaan dalam
upaya mencapai tujuan perusahaan.
Jadi pada intinya, perencanaan memiliki fungsi untuk mencapai tingkat efektivitas dan
juga efisiensi operasional perusahaan. Sehingga, nantinya bisa dilakukan upaya
mengidentifikasi berbagai hambatan, melakukan koreksi terkait penyimpangan secara
cepat, sehingga perusahaan bisa berjalan secara lebih baik.

2.4 Tujuan Perencanaan

Robbins dan Coulter (2002) menjelaskan bahwa paling tidak ada empat fungsi dari
perencanaan, yaitu :
A. Perencanaan sebagai pengarah
Perencanaan akan menghasilkan upaya untuk meraih sesuatu dengan cara yang lebih
terkoordinasi.perusahaan yang tidak menjalankan perencanaan sangat mungkin untuk
mengalami konflik kepentingan,pemborosan sumberdaya,dan ketidak berhasilan dalam
pencapaian tujuan karena bagia-bagian dari organisasi bekerja secara sendiri tanpa
ada kordinasi yang jelas dan terarah.
B. Perencanaan sebagai minimalisasi ketidakpastian
Ketidak pastian ini lah yang di coba diminalkan melalui kegiatan perencanaan.dengan
adanya perencanaan di harapkan ketidaksamaan yang mungkin tidak terjadi di masa
yang aan datang dapat dianti sipasi jauh-jauh hari.
C. Perencanaan sebagai minimalisasi pemborosan sumberdaya
Perencanaan berfungsi sebagai minimalisasi pembrosan sumberdaya organisasi yang
digunakan. Dengan demikian,pemborosan yang terkait dengan pengunaan sumberdaya
yang dimiliki perusahaan akan bias diminimalkan sehingga tingkat efisiensi dari
perusahaan jadi meningkat.
D. Perencanaan sebagai penetapan standar dalam pengawasan khualitas
Dalam pengawasan perusahaan membandingkan antara tujuan yang ingin di capai
dengan realisasi di lapangan,mengefaluasi penyimpangan-penyimpangan yang
mungkin terjadi,hingga mengambil tindakan yang dianggap perlu untuk memperbaiki
kinerja perusahaan.

2.5 Pengertian Pengambilan Keputusan

Keputusan merupakan hasil pemecahan dalam seuatu masalah yang harus dihadapi
dengan tegas dalam kamus besar ilmu pengetahuan pengambilan
keputusan (Decision Making) didefinisikan sebagai pemilihan keputusan atau kebijakan
yang didasarkan atas kriteria tertentu. Proses ini meliputi dua alternatif tidak akan ada
satu keputusan yang akan diambil. Menurut J.Reeson pengambilan keputusan dapat
dianggap sebagai suatu hasil atau keluaran dari proses mental atau kognitif yang
membawa pada pemilihan suatu jalur tindakan diantara beberapa alternatif yang
tersedia. Setiap proses pengambilan keputusan selalu menghasilkan satu pilihan final.

G.R.Terry mengemukakan bahwa pengambilan keputusan adalah sebagai


pemilihan yang didasarkan kriteria tertentu atas dua atau lebih alternatif yang
mungkin. Sedangkan Claude S.Goerge, Jr mengatakan proses pengambilan keputusan
itu dikerjakan oleh kebanyakan manager berupa suatu kesadaran, kegiatan pemikiran
yang termasuk pertimbangan,penilaian dan pemilihan diantara sejumlah alternatif.

Ahli lain yaitu Horod dan Cyril O’Donnell mengatakan bahwa pengambilan keputusan
adalah pemilihan diantara alternatif mengenai suatu cara bertindak yaitu initi dari
perencanaan, suatu rencana tidak dapat dikatakan tidak ada jika tidak ada keputusan,
suatu sumber yang dapat dipercaya, petunjuk atau reputasi yang telah dibuat dan P.
Siagian mendefinisikan pengambilan keputusan adalah suatu pendekatan sistematis
terhadap suatu masalah, pengumpulan fakta dan data penelitian yang matang atas
alternatif dan tindakan.

Pengambilan keputusan merupakan salah satu bentuk perbuatan berfikir dan hasil dari
suatu perbuatan itu disebut keputusan. Pengambilan keputusan dalam psikologi kognitif
difokuskan pada bagaimana seorang mengambil keputusan. Dalam kajiannya berbeda
dengan pemecahan masalah yang mana ditandai dengan situasi dimana sebuah tujuan
ditetapkan dengan jelas dan dimana pencapaian sebuah sasaran diuraikan menjadi sub
tujuan, yang pada saatnya membantu menjelaskan tindakan yang harus dan kapan
diambil. Pengambilan keputusan juga berbeda dengan penalaran yang mana ditandai
dengan sebuah proses oleh perpindahan seseorang dari apa yang telah mereka
ketahui terhadap pengetahuan lebih lanjut.

Menurut Suharman pengembalian keputusan adalah proses memilih atau menentukan


berbagai kemungkina di antara situasi-situasi yang tidak pasti.pembuatan keputusan
terjadi dalam situasi-situasi yang meminta seorang harus membuat prediksi
kedepan,memilih salah satu diantara dua pilihan atau lebih ,membuat
estimasi (prakiraan) mengenai frekuensi prakiraan yang akan terjadi.salah satu fungsi
brfikir adalah menetapkan keputusan .

Berdasarkan beberapa definisi diatas,maka dapat ditarik kesimpulan bahwa


pengambilan keputusan (Decision Making) merupakan sautu proses pemikiran dari
pemilihan alternative yang akan dihasilkan mengenai prediksi ketetapan.
2.6 Faktor Faktor Pengambilan Keputusan

Menurut Tery faktor-faktor yang mempengaruhi dalam pengambilan kepututusan yaitu:

 Jarang sekali yang memuaskan,oleh karena itu alternatif-alternatif tandingan.


 Pengambilan keputusan merupkan tindakan mental dan tindakan ini harus
diubah menjadi tindakan fisik.
 Pengambilan keputusan yang efektif membutukan waktu yang cukup lama.
 Diperlukan pengambilan keputusan yang praktis untuk mendapakan hasil yang
lebih baik.
 Setiap keputusan hendaknya dilembagakan agar diketahui keputusan itu benar.
 Setiap keputusan merupakan tindakan permulaandari serangkainan kegiatan
mata rantai berikutnya.

2.7 Proses Pengambilan Keputusan

1.Investigasi Situasi
Tahap ini terdiri dari tiga proses yang dilakukan, yaitu identifikasi masalah,
diaknosis penyebab dari masalah, dan identifikasi tujuan dari penyelesaian masalah
melalui keputusan yang akan diambil. Pada proses identifikasi masalah, pengambil
keputusan sebagaimana telah diterangkan di muka perlu membedakan apa benar-
benar masalah dan gejala, dan apa yang menjadi sebab dan akibat dari gejala dan
masalah tersebut. Pada proses diaknosa penyebab masalah, pengambil keputusan
menentukan secara pasti apa yang menjadi sebab dan apa yang menjadi akibat.
Proses terakhir dari tahapan investigasi situasi adalah identivikasi tujuan dari keputusan
yang akan diambil. Pada proses ini, pengambil keputusan perlu menentukan tujuan dari
keputusan yang akan diambil.

2 .Penentuan Alternatif Solusi


Pada tahap ini, pengambil keputusan mencoba membangun beberapa alternatif
solusi untuk diputuskan guna diambil sebagai langkah solusi. Tahap ini akan sangat
efektif jika masukan berupa ide-ide kreatif dihasilkan melalui keterlibatan seluruh lapis
pekerja yang terkait dengan masalah yang dihadapi.
3. Penilaian Alternatif
Pada tahap ini, pengambil keputusan mengambil evaluasi dan penilaian terhadap
berbagai alternatif yang muncul untuk kemudian diambil satu atau lebih alternatif yang
muncul untuk kemudian diambil satu atau lebih alternatif yang dianggap terbaik.

Secara umum, langkah-langkah dalam proses pengambilan keputusan adalah sebagai


berikut:

1. Proses identifikasi atau perumusan persoalan keputusan. Identifikasi masalah


dapat dilakukan dengan berbagai cara. Penggunaan seven tools dalam
manajemen biasanya dapat membantu proses identifikasi ini.
2. Penetapan parameter dan variabel yang merupakan bagian dari sebuah
persoalan keputusan. Biasanya pemecahan masalah yang menggunakan model
matematika sangat memerlukan adanya variabel yang terukur.
3. Penetapan alternatif-alternatif pemecahan persoalan. Alternatif pemecahan
masalah didapatkan dari analisis pemecahaan masalah.
4. Penetapan kriteria pemilihan alternatif untuk mendapatkan alternatif yang terbaik.
Biasanya kriteria pemilihan ini didasarkan pada pay off atau hasil dari keputusan.
5. Pelaksanaan keputusan dan evaluasi hasilnya. Tahap ini disebut tahap
implementasi, dimana alternatif solusi yang terpilih akan diterapkan dalam jangka
waktu tertentu dan setelah itu akan dievaluasi hasilnya berdasarkan peningkatan
atau penurunan pay off atau hasil.

Model Pengambilan Keputusan

1. Model Pengambilan Keputusan dalam Keadaan Kepastian (Certainty).


Menggambarkan bahwa setiap rangkaian keputusan (kegiatan) hanya
mempunyai satu hasil (pay off tunggal). Model ini disebut juga Model Kepastian/
Deterministik.
2. Model Pengambilan Keputusan dalam kondisi Berisiko (Risk). Menggambarkan
bahwa setiap rangkaian keputusan (kegiatan) mempunyai sejumlah
kemungkinan hasil dan masing-masing kemungkinan hasil probabilitasnya dapat
diperhitungakan atau dapat diketahui. Model Keputusan dengan Risiko ini
disebut juga Model Stokastik.
3. Model Pengambilan Keputusan dengan Ketidakpastian (Uncertainty).
Menggambarkan bahwa setiap rangkaian keputusan (kegiatan) mempunyai
sejumlah kemungkinan hasil dan masing-masing kemungkinan hasil
probabilitasnya tidak dapat diketahui/ditentukan. Model Keputusan dengan
kondisi seperti ini adalah situasi yang paling sulit untuk pengambilan keputusan.
(Kondisi yang penuh ketidakpastian ini relevan dengan apa yang dipelajari dalam
Game Theory)
BAB III
PENUTUP

3.1 Kesimpulan

Perencanaan merupakan tahapan paling penting dari suatu fungsi manajemen,


terutama dalam menghadapi lingkungan eksternal yang berubah dinamis. Dalam era
globalisasi ini, perencanaan harus lebih mengandalkan prosedur yang rasional dan
sistematis, bukan hanya pada intuisi 8 dugaan.
Dalam perencanaan terdiri dari macam-macam perencanaan, yaitu perencanaan
organisasi dan perencanaan kontijensi. Perencanaan organisasi terbagi menjadi 3 yaitu
perencanaan strategis, taktis dan operasional. Adapun kerangka waktu dala
perencanaan organisasi yaitu sebagai berikut : rencana jangka panjang, jangkah
menengah, dan jangka pendek.

Suatu perencanaan juga terdapat berbagai hambatan dalam penetapan tujuan.


Hambatan tersebut antara lain tujuan yang tidak tepat, sistem penghargaan yang tidak
tepat, penolakan terhadap perubahan dan keterbatasan.

Terdapadat beberapa teori pengambilan keputusan yang dianggap paling sering


dibicarakan dalam pelbagai kepustakaan kebijakan negara diantaranya ; Teori Rasional
Komprehensif, Teori Inkremental, Teori Pengamatan Terpadu (Mixed Scanning
Theory). Menurut konsepsi Anderson, nilai-nilai yang kemungkinan menjadi pedoman
perilaku para pembuat keputusan itu dapat dikelompokkan menjadi 4 (empat) kategori

3.2 Saran

Dalam makalah ini mungkin masih terdapat kekurangan dan banyak hal yang belum
kami bahas tentang ‘perkembangan ilmu manajemen’ dan kami harapkan kepada
pembaca agar mengkritiki serta membenahi kekurangan dari makalah ini.
DAFTAR PUSTAKA

http://febiramelia.blogspot.com/2013/12/perencanaan-dan-pengambilan-
keputusan_24.html

https://chandraaditia647.blogspot.com/2017/03/fungsi-perencanaan-dan-
pengambilan.html

https://accurate.id/marketing-manajemen/pengertian-perencanaan/

Anda mungkin juga menyukai