Anda di halaman 1dari 15

MAKALAH

KONSEP INTERPROFESSIONAL EDUCATION DAN INTERPROFESSIONAL


COLLABORATION PRACTICE ( IPE IPC )

KELOMPOK I :

ESTI (230110111002)
MUHAMMAD YUDIANSYAH (230110111007)
CICI ASRIANI (230110111001)
MERI DAMAYANTI (230110111003)
NILA NASYITUNNISA (230110111004)
FITRIA RAMADAN (230110111005)
MELANI D. CAHYAPUTRI (230110111008)

JURUSAN S-1 KEPERAWATAN


FAKULTAS ILMU KESEHATAN
UNIVERSITAS KARYA PERSADA MUNA
2023
KATA PENGANTAR

Puji syukur kami ucapkan kehadirat Allah SWT. Yang telah memberikan rahmat dan
karunianya kepada kita semua, sehingga berkat karunianya kami dapat menyelesaikan makalah
tentang “Konsep Interprofessional Education And Colaborative Practice (IPE IPC)’’.

Dalam penyusunan makalah ini, penulis tidak lupa mengucapkan terima kasih kepada
semua pihak yang telah membantu dalam menyelesaikan tugas makalah ini sehingga penulis
dapat menyelesaikan penyusunan makalah ini. Dalam penyusunan makalah ini, penulis berharap
semoga makalah ini dapat bermanfaat dan memberikan wawasan yang lebih luas bagi
pembacanya.

Penulis menyadari bahwa dalam penulisan makalah ini terdapat kelebihan dan
kekurangannya sehingga kami mengharap kritik dan saran yang dapat memperbaiki untuk
penulisan makalah selanjutnya.

Raha, 19 Desember 2023

i
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR.................................................................................................................i
DAFTAR ISI ...............................................................................................................................ii
BAB I (PENDAHULUAN)
1.1 LATAR BELAKANG ....................................................................................................1
1.2 RUMUSAN MASALAH ................................................................................................1
1.3 MAKSUD DAN TUJUAN .............................................................................................1
BAB II (PEMBAHASAN)
2.1 INTERPROFESIONAL EDUCATION..........................................................................2
A. Pengertian Interprofessional Education...............................................................2
B. Tujuan Interprofessional Education.....................................................................3
C. Manfaat Interprofessional Education...................................................................3
2.2 INTERPROFESIONAL COLLABORATION................................................................4
A. Definisi Interprofesional Collaboration...............................................................4
B. Tujuan Interprofessional Collaboration...............................................................5
C. Manfaat Interpersonal Collaboration...................................................................5
D. Kolaborasi Dalam Tim Kesehatan.......................................................................6
BAB III (PENUTUP)
3.1 KESIMPULAN ...............................................................................................................7
3.2 SARAN ...........................................................................................................................7
DAFTAR PUSTAKA............................................................................................................................8

ii
BAB 1

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Tenaga Kesehatan merupakan tenaga profesional yang memiliki tingkat keahlian dan
pelayanan yang luas dalam mempertahankan dan meningkatkan kualitas pelayanan
kesehatan yang berfokus pada kesehatan pasien. (Sternert, 2005 dalam Bennett, DKK
2011). tenaga kesehatan memiliki tuntutan untuk memberikan pelayanan kesehatan yang
bermutu di era global, tenaga kesehatan yang dimaksud adalah perawat, dokter, dokter
gigi, bidan, apoteker, dietisien, dan kesehatan masyarakat (sedyowinarso, DKK 2011).

Interprofessional education, (IPE) merupakan bagian integral dari pembelajaran


profesional kesehatan, yang berfokus pada belajar dengan, dari, dan tentang sesama
tenaga kesehatan untuk meningkatkan kerja sama dan meningkatkan kualitas pelayanan
pada pasien. peserta didik dari beberapa profesi kesehatan belajar bersama dalam
meningkatkan pelayanan kepada pasien secara bersama-sama (kolaborasi) dalam
lingkungan interprofessional.

Model ini berfungsi untuk mempersiapkan tenaga kesehatan yang memiliki


kemampuan berkolaborasi dengan tenaga kesehatan yang lain dan sistem kesehatan yang
kompleks. (Becker, DKK 2014). Sehingga, strategi pendidikan komunikasi melalui IPE
antara perawat dengan dokter atau tenaga kesehatan lainnya dapat membangun budaya
komunikasi dan kolaborasi yang efektif dalam memberikan pelayanan kepada pasien.

Kolaborasi dan kerjasama tersebut diharapkan pelayanan kesehatan dapat berjalan


dengan baik dan masalah kesehatan pasien juga bisa terselesaikan dengan baik. Untuk itu,
tim kesehatan perlu menjalin hubungan yang baik dan menyadari peran dan tanggung
jawabnya masing-masing. Penatalaksanaan kesehatan oleh tim kesehatan ini tidak hanya
berfokus pada pasien, namun juga pada keluarga pasien bahkan komunitas masyarakat
sehingga masing-masing profesi kesehatan memiliki perannya yang kompleks dan

1
bertanggung jawab yang besar. Walaupun demikian, setiap profesi tidaklah bekerja
sendirian, tenaga kesehatan lainnya sebisa mungkin saling membantu agar tercipta.

1.2 Rumusan Masalah

1. Apa yang dimaksud dengan interprofessional education.?


2. Apa yang dimaksud dengan interprofessional Collaboration?

1.3 Tujuan Penulisan

1. Mengetahui dan memahami gambaran pelaksanaan Interprofessional Education.


2. Mengetahui dan memahami gambaran pelaksanaan Interprofessional Collaboration.

2
BAB II

PEMBAHASAN

2.1 Interprofessional Education

A. Pengertian IPE

Interprofessional Education (IPE) menurut WHO (2010), IPE merupakan suatu


proses yang dilakukan dengan melibatkan sekelompok mahasiswa atau profesi
kesehatan yang memiliki Perbedaan latar belakang profesi dan melakukan
pembelajaran bersama dalam periode tertentu, adanya interaksi sebagai tujuan utama
IPE untuk berkolaborasi dengan jenis pelayanan meliputi formatif. Preventif, kuratif.
Rehabilitatif.

Pengertian IPE :

1. mendudukan secara bersama mahasiswa dari berbagai profesi kesehatan dalam


satu kelas yang sama.
2. mendatangkan pengajar dari berbagai profesi kesehatan untuk mengajar pada
kelas yang sama.
3. Memaparkan mahasiswa dari berbagai profesi pada pasien yang sama.

Pengembangan IPE di institusi pendidikan kesehatan tidak terlepas dari konsep


berubah. Perubahan merupakan suatu proses Dimana terjadinya peralihan atau
perpindahan dari status tetap (statis) menjadi status bersifat dinamis. Perubahan dapat
mencapai keseimbangan personal, sosial maupun organisasi untuk dapat menerapkan
ide atau konsep terbaru dalam mencapai tujuan tertentu.

3
Centre for the Advancement of Interprofessional Education (CAIPE,2002)
menyebutkan, IPE terjadi ketika dua atau lebih profesi kesehatan belajar bersama, belajar
dari profesi kesehatan lain, dan mempelajari peran masing-masing profesi kesehatan untuk
meningkatkan kemampuan kolaborasi dan kualitas pelayanan kesehatan. IPE adalah suatu
pelaksanaan pembelajaran yang diikuti oleh dua atau lebih profesi yang berbeda untuk
meningkatkan kolaborasi dan kualitas pelayanan dan pelakasanaanya dapat dilakukan dalam
semua pembelajaran, baik itu tahap sarjana maupun tahap pendidikan klinik untuk
menciptakan tenaga kesehatan yang profesional (Lee et al., 2009). IPE adalah metode
pembelajaran yang interaktif, berbasis kelompok, yang dilakukan dengan menciptakan
suasana belajar berkolaborasi untuk mewujudkan praktik yang berkolaborasi, dan juga untuk
menyampaikan pemahaman mengenai interpersonal, kelompok, organisasi dan hubungan
antar organisasi sebagai proses profesionalisasi (Clifton et al., 2006). Berdasarkan hasil
penelitian yang dilakukan oleh Broers (2009) praktek kolaborasi antar profesi didefinisikan
sebagai beragam profesi yang bekerja bersama sebagai suatu tim yang memiliki tujuan untuk
meningkatkan kesehatan pasien/klien dengan saling mengerti 7 batasan yang ada pada
masing-masing profesi kesehatan. Interprofessional Collaboration (IPC) adalah proses dalam
mengembangkan dan mempertahankan hubungan kerja yang efektif antara pelajar,
praktisi,pasien/ klien/ keluarga serta masyarakat untuk mengoptimalkan pelayanan
kesehatan.

B. Tujuan interprofessional Education ( IPE )

Tujuan IPE adalah praktik kolaborasi antar profesi, dimana melibatkan berbagai
profesi dalam pembelajaran tentang bagaimana bekerjasama dengan memberikan
pengetahuan, keterampilan dan sikap yang diperlukan untuk berkolaborasi secara efektif
(Sargeant, 2009). Implementasi IPE di bidang kesehatan dilaksanakan kepada mahasiswa
dengan tujuan untuk menanamkan kompetensi-kompetensi IPE sejak dini dengan retensi
bertahap, sehingga ketika mahasiswa berada di lapangan diharapkan dapat mengutamakan
keselamatan pasien dan peningkatan kualitas pelayanan kesehatan bersama profesi kesehatan
yang lain (Buring et al., 2009).

4
C. Manfaat Interprofessional Education

World Health Organization (2010) menyajikan hasil penelitian di 42


negara tentang dampak dari penerapan praktek kolaborasi dalam dunia kesehatan
menunjukkan hasil bahwa praktek kolaborasi dapat meningkatkan keterjangkauan serta
koordinasi layanan kesehatan, penggunaan sumber daya klinis spesifik yang sesuai,
outcome kesehatan bagi penyakit kronis, dan pelayanan serta keselamatan pasien. WHO
(2010) juga menjelaskan praktek kolaborasi dapat menurunkan komplikasi yang dialami
pasien, jangka waktu rawat inap, ketegangan dan konflik di antara pemberi layanan
(caregivers), biaya rumah sakit, rata-rata clinical error,dan rata-rata jumlah kematian
pasien. Framework for Action on Interprofessional Education & Collaborative Practice,
WHO (2010) menjelaskan IPE berpotensi menghasilkan berbagai manfaat dalam
beberapa aspek yaitu kerjasama tim meliputi mampu untuk menjadi pemimpin tim dan
anggota tim, mengetahui hambatan untuk kerjasama tim; peran dan tanggung jawab
meliputi pemahaman peran sendiri, tanggung jawab dan keahlian, dan orang-orang dari
jenis petugas kesehatan lain; komunikasi meliputi pengekspresikan pendapat seseorang
kompeten untuk rekan, mendengarkan anggota tim; belajar dan refleksi kritis meliputi
cermin kritis pada hubungan sendiri dalam tim, mentransfer IPE untuk pengaturan kerja;
hubungan dengan pasien, dan mengakui kebutuhan pasien meliputi bekerja sama dalam
kepentingan terbaik dari pasien, terlibat dengan pasien, keluarga mereka, penjaga dan
masyarakat sebagai mitra dalam manajemen perawatan; praktek etis meliputi pemahaman
pandangan stereotip dari petugas kesehatan lain yang dimiliki oleh diri dan orang lain,
mengakui bahwa setiap tenaga kesehatan memiliki pandangan yang samasama sah dan
penting. Proses IPE membentuk proses komunikasi, tukar pikiran, proses belajar, sampai
kemudian menemukan sesuatu yang bermanfaat antar para pekerja profesi kesehatan yang
berbeda dalam rangka penyelesaian suatu masalah atau untuk peningkatan kualitas
kesehatan (Thistlethwaite dan Moran,2010)

5
2.2 Interprofessional Collaboration (IPC)

A. Definisi Interprofesional Collaboration ( IPC)

The Canadian interprofessional health collaborative menyebutkan interprofessional


collaborative adalah kemitraan antara tim penyedia layanan kesehatan dan klien dalam
pendekatan kolaboratif dan terkoordinasi partisipatif untuk pengambilan keputusan
bersama seputar masalah kesehatan dan sosial. Praktik interprofessional collaboration
telah didefinisikan sebagai proses yang mencakup komunikasi dan pengambilan
keputusan memungkinkan pengaruh sinergis dari pengetahuan dan keterampilan yang
dikelompokkan.

Elemen praktik kolaboratif termasuk tanggung jawab, akuntabilitas, koordinasi,


komunikasi, kerjasama, otonomi, saling percaya dan saling menghormati. Kemitraan
inilah yang menciptakan tim interprofesional yang dirancang untuk bekerja pada tujuan
bersama untuk meningkatkan hasil pasien. interaksi kolaboratif menunjukkan perpaduan
budaya profesional Dan tercapai meskipun berbagai keterampilan dan pengetahuan untuk
meningkatkan kualitas perawatan pasien ada karakteristik penting yang menentukan
efektivitas tim, termasuk anggota yang melihat peran mereka sebagai penting bagi tim
komunikasi terbuka keberadaan otonomi, dan kesetaraan sumber daya. penting untuk
dicatat bahwa kolaboratif interprofessional yang buruk dapat berdampak negatif pada
kualitas perawatan pasien. dengan demikian keterampilan dalam bekerja sebagai tim
interprofessional diperoleh melalui pendidikan interprofessional, penting untuk perawatan
berkualitas tinggi.

Guna membentuk suatu team work atau kerjasama tim yang ideal dibutuhkan
kooperasi dan kolaborasi. Kooperasi (kerjasama) berarti bekerja sama dengan orang lain
untuk mencapai tujuan bersama (tetapi bukan tujuan yang semestinya) Contoh kerjasama
yaitu misalnya Anda berkeluarga lalu cara bekerja sama dengan istri Anda dengan
meletakkan pakaian kotor di mesin cuci turut membantu mencuci piring dan sebagainya.

Lalu apa makna kolaborasi? Kolaborasi dalam bahasa inggris collaboration, berasal
dari kata collaborate yang berarti bekerja antara satu dengan yang lain, berkooperasi satu
sama lain. Menurut kamus besar bahasa indonesia online, kolaborasi adalah suatu

6
perbuatan berupa kerjasama dengan musuh, teman dan sebagainya. Menurut Arthur T.
Himmelman, kolaborasi berupa pertukaran informasi, berbagai segala sumber
pengetahuan untuk meningkatkan kapasitas satu dengan yang lain demi tercapainya
tujuan bersama.

kolaborasi adalah kerjasama yang lebih terfokus pada tugas atau misi biasa terjadi
dalam bisnis, perusahaan atau organisasi lainnya. Misalnya, untuk menampilkan suatu
pentas seni yang luar biasa perlu kolaborasi antara penari, penyanyi, pemusik, dsb.
Kolaborasi adalah proses yang membutuhkan hubungan dan interaksi antara profesional
kesehatan terlepas dari apakah atau tidak mereka menganggap diri mereka sebagai bagian
dari tim. (Kolaborasi kesehatan)

B. Tujuan IPC
IPC adalah praktik kolaborasi antar profesi, dimana melibatkan berbagai profesi
dalam pembelajaran tentang bagaimana bekerjasama dengan memberikan pengetahuan,
keterampilan dan sikap yang diperlukan untuk berkolaborasi secara efektif (Sargeant,
2009). Implementasi IPC di bidang kesehatan dilaksanakan kepada mahasiswa dengan
tujuan untuk menanamkan kompetensi-kompetensi IPC sejak dini dengan retensi
bertahap, sehingga ketika mahasiswa berada di lapangan diharapkan dapat
mengutamakan keselamatan pasien dan peningkatan kualitas pelayanan kesehatan
bersama profesi kesehatan yang lain (Buring et al., 2009).

C. Manfaat Interprofessional Collaboration


World Health Organization (2010) menyajikan hasil penelitian di 42 negara
tentang dampak dari penerapan praktek kolaborasi dalam dunia kesehatan menunjukkan
hasil bahwa praktek kolaborasi dapat meningkatkan keterjangkauan serta koordinasi
layanan kesehatan, penggunaan sumber daya klinis spesifik yang sesuai, outcome
kesehatan bagi penyakit kronis, dan pelayanan serta keselamatan pasien. WHO (2010)
juga menjelaskan praktek kolaborasi dapat menurunkan komplikasi yang 8 dialami
pasien, jangka waktu rawat inap, ketegangan dan konflik di antara pemberi layanan

7
(caregivers), biaya rumah sakit, rata-rata clinical error, dan rata-rata jumlah kematian
pasien.

D. Kompetensi Interprofessional Collaboration


Barr (1998) menjabarkan kompetensi kolaborasi, yaitu:
1. memahami peran, tanggung jawab dan kompetensi profesi lain dengan jelas,
2. bekerja dengan profesi lain untuk memecahkan konflik dalam memutuskan
perawatan dan pengobatan pasien,
3. bekerja dengan profesi lain untuk mengkaji, merencanakan, dan memantau
perawatan pasien,
4. menoleransi perbedaan, kesalahpahaman dan kekurangan profesi lain,
5. memfasilitasi pertemuan interprofessional,
6. memasuki hubungan saling tergantung dengan profesi kesehatan lain.

American College of Clinical Pharmacy (ACCP) (2009) membagi kompetensi


untuk IPE terdiri atas empat bagian yaitu pengetahuan, keterampilan, orientasi tim, dan
kemampuan tim yang dijabarkan pada tabel 2.1. e. Pengaruh persepsi pada
interprofessional education Buku Acuan Umum CFHC-IPE (Tim CFHC-IPE, 2014)
menyatakan keefektifan komunikasi antar profesi dipengaruhi oleh persepsi, lingkungan,
dan pengetahuan. Persepsi yaitu suatu pandangan pribadi atas hal-hal yang telah terjadi.
Persepsi terbentuk melalui apa yang diharapkan dan pengalaman. Perbedaan persepsi
antar profesi yang berinteraksi akan menimbulkan kendala dalam komunikasi.

E. Kolaborasi Dalam Tim Kesehatan


1. Prinsip Kolaborasi dalam Tim Kesehatan
1) Tujuan bersama
2) Pengakuan dan penghormatan terhadap kekuatan masing-masing dan perbedaan
3) Pengambilan keputusan yang adil dan efektif
4) Fokus pada pasien

8
5) Komunikasi yang jelas dan teratur

Prinsip di atas dapat dijabarkan sebagai berikut:

1. Patien-centered Care
- Mengutamakan kepentingan dan kebutuhan pasien
- Pasien dan keluarga sebagai pemberian keputusan dalam masalah kesehatannya
2. Mutual respect and trust
- Saling percaya dengan memahami pembagian tugas dan kompetensinya
masing – masing.
- Saling menghormati dan menghargai masing-masing profesi
3. Clear communication
- Komunikasi efektif antara tenaga kesehatan
- Rekam medis atau catatan lain yang ditulis dengan lengkap
4. Clarification of roles and scopes of practice
- Memahami lingkup kerja dan tanggung jawab masing-masing sebagai tenaga
kesehatan
- Lingkup pekerjaan dalam kolaborasi kesehatan dijelaskan dalam job
description dan kontrak pegawai
- Pasien juga dilibatkan untuk memahami peranannya dalam mewujudkan
kesehatan
5. Clarification of accountability and responsibility
- Bertanggung jawab dengan perawatan terhadap pasien yang ditanganinya
6. Liability protection for all member of the team
- Setiap anggota tim kesehatan memiliki perlindungan atau jaminan formal
untuk mengakomodasi tugasnya
7. Sufficient human resources and infrastructure
- Mengefektif kerja dari tim kolaborasi kesehatan. Untuk itu, pemerintah
membantu menambah jumlah tenaga kesehatan
- Mengaplikasikan teknologi untuk membantu kolaborasi kesehatan

9
8. Sufficient payment and payment arragement
- Tim kolaborasi tidak mendasari pekerjaannya sebatas upah yang diterimanya
- Pemerintah membantu secara finansial dan teknis dalam mengembangkan
kolaborasi
9. Supportive education system
- Pendidikan dan pelatihan untuk meningkatkan efektivitas kolaborasi
kesehatan.

10. Research and evaluation


- Evaluasi dengan melihat kenyatan lapangan dari kolaborasi kesehatan
memperbaiki standar kualitas yang ada

10
BAB III
PENUTUP

1.1. KESIMPULAN

Interprofessional education merupakan pembelajaran yang efektif dalam


meningkatkan kemampuan mahasiswa dalam berkolborasi dan berkomunikasi secar efektif
dengan tenaga kesehatan yang lain dalam memberikan pelayanan kesehatan yang
maksimal.

Interprofessional collaboration merupakan salah satu hal yang sangat diperlukan


dalam menangani masalah kesehatan. Elemen praktik kolaboratif termasuk tanggung
jawab, akuntabilitas, koordinasi, komunikasi, kerjasama, otonomi, saling percaya dan
saling menghormati Tanpa adanya kolaborasi dari tim kesehatan, pengobatan tidak dapat
berjalan secara optimal. Dalam kolaborasi tim kesehatan, masing-masing tenaga kesehatan
mempunyai peran dan tanggung jawabnya masing-masing.

1.2. SARAN
Penulis berharap agar semua mahasiswa keperawatan dapat memahami dan mendalami
materi IPE supaya kolaborasi antara petugas kesehatan dapat berjalan lebih baik untuk
keselamatan pasien nantinya.

11
DAFTAR PUSTAKA

Riyanto, Theo, Martinus Th. 2008. Kelompok kerja yang efektif. Yogyakarta: kanisius

12

Anda mungkin juga menyukai