Anda di halaman 1dari 6

RESUME

Manajemen Kelas SD
Kondisi Pembelajaran

Dosen Pengampu:
Drs. Syafri Ahmad, S.Pd., M.Pd., Ph.D.
Fadila Suciana, M.Pd.

Disusun Oleh:
Marjania Afifa
21129422

PENDIDIKAN GURU SEKOLAH DASAR


FAKULTAS ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS NEGERI PADANG
2024
Kondisi Pembelajaran

1. Pengertian Kondisi Pembelajaran

Kondisi belajar adalah suatu keadaan yang dapat mempengaruhi proses dan
hasil belajar siswa.Definisi lain tentang kondisi belajar adalah suatu keadaan yang mana
terjadi aktifitas pengetahuan dan pe ngalaman melalui berbagai proses pengolahan
mental.
Kondisi pembelajaran merupakan konsep yang memperhatikan berbagai faktor
yang mempengaruhi efektivitas metode pembelajaran dalam mencapai hasil yang
diinginkan. Ini mencakup aspek-aspek seperti lingkungan fisik, psikologis, sosial, dan
budaya di mana proses pembelajaran berlangsung. Lingkungan fisik mencakup ruang
kelas, peralatan pembelajaran, dan fasilitas lainnya yang dapat memengaruhi
kenyamanan dan keterlibatan siswa dalam pembelajaran. Sementara itu, aspek
psikologis mencakup motivasi siswa, kepercayaan diri, dan persepsi mereka terhadap
materi pembelajaran. Faktor sosial dan budaya juga memainkan peran penting dalam
kondisi pembelajaran, karena nilai-nilai, norma, dan ekspektasi yang ada dalam
masyarakat dapat memengaruhi cara siswa belajar dan berinteraksi dalam konteks
pendidikan.
2. Kondisi Belajar Internal dan Eksternal
Menurut Robert. M. Gagner, ada dua kondisi belajar siswa, pertama, kondisi
belajar internal, Kondisi internal (internal condition) adalah kemampuan yang telah ada
pada diri individu sebelum ia mempelajari sesuatu yang baru dengan kata lain berarti
kondisi yang mempengaruhi belajar siswa yang ditimbulkan oleh mereka sendiri,
seperti motivasi belajar, keadaan psikologis, fikiran dan sebagainya. Kedua, kondisi
belajar eksternal, yaitu kondisi belajar yang ditimbulkan dari luar diri mereka, dalam
hal ini adalah lingkungan belajar siswa. Kondisi eksternal adalah peristiwa khusus dan
unik yang memungkinkan belajar (Gagne, 1985), khususnya peristiwa yang
mengandung stimulus yang ada di luar diri pembelajar seperti penjadwalan,
pengurutan, dan organisasi penyajian.
a. Kondisi Belajar Internal
Kondisi internal adalah kondisi atau situasi yang ada dalam diri siswa
1. Faktor Jasmani,meliputi faktor kesehatan,kebugaran tubuh,siswa yang
badannya sehat akan lebih baik hasil belajarnya dari siswa yang sakit.Begitu
juga sangat berpengaruh kesempurnaan dan kelengkapan indra
(penglihatan,pendengaran,serta kelengakapan anggota fisik lainnya).
2. Faktor Psikolgis,diantaranya yang sangat berpengaruh adalah
intelegensia,perhatian,minat,bakat,motif,kematangan,kesiapan,dan
kelelahan.
b. Kondisi Belajar Eksternal
Kondisi eksternal adalah kondisi yang ada di luar diri pribadi siswa, meliputi;
1. Keluarga
Di dalam keluarga yang menjadi penanggung jawab adalah orang tua,sikap
orang tua di dalam keluarga sangat mempengaruhi hasil belajar peserta
didik.Sikap orang tua yang otoriter,demokratis sangat berpengaruh bagi
perkembangan anak.Karena itu rumah tangga sangat berpengaruh bagi
perkembangan pribadi anak.
2. Faktkor Sekolah
Faktor sekolah juga tidak kalah pentingnya di dalam menciptakan kondisi
pembelajaran yang baik meliputi
guru,sarana,fasilitas,kurikulum,disiplin,lingkungan sekolah hubungan guru
dengan siswa,hubungan sekolah dengan orang tua siswa,dan lain
sebagainya.
• Guru
Guru adalah orang yang bekerja dalam bidang pendidikan dan
pengajaran yang bertanggung jawab dalam membantu anak dalam
mencapai kedewasaan masing-masing. Guru dalam pengertian
tersebut bukan sekedar berdiri didepan kelas untuk menyampaikan
materi atau pengetahuan tertentu, akan tetapi dalam keanggotaan
masyarakat yang harus aktif dan berjiwa bebas serta kreatif dalam
mengarahkan perkembangan anak didiknya untuk menjadi anggota
masyarakat sebagai orang dewasa.
Guru juga harus bisa juga menciptakan suasana dalam kelas agar
terjadi interaksi belajar mengajar yang dapat memotivasi sesuai
untuk belajar dengan baik dan sungguh-sungguh.
• Sarana Kelas / Sekolah
Perencanaan dalam membangun sebuah gedung untuk sebuah
sekolah berkenaan dengan jumlah dan luas setiap ruangan, letak dan
dekorasinya yang harus disesuaikan dengan kurikulum yang
dipergunakan. Akan tetapi karena kurikulum selalu dapat berubah.
Sedang ruangan atau gedung bersifat permanen, maka diperlukan
kreativitas dalam mengatur pendayagunaan ruang / gedung yang
bersedia berdasarkan kurikulum yang dipergunakan. Dalam konteks
ini kepandaian guru dalam pengelolaan kelas sangat dibutuhkan.
• Kurikulum
Kurikulum kaitannya dengan pengelolaan kelas seperti pengertian
diatas haruslah di rancang sebagai jumlah pengalaman edukatif yang
menjadi tanggung jawab sekolah dalam membantu anak-anak
mencapai tujuan pendidikannya, yang diselenggarakan secara
berencana dan terarah serta terorganisir, karena kegiatan kelas bukan
sekedar dipusatkan pada penyampaian sejumlah materi pelajaran
atau pengetahuan yang bersifat intelektualistik, akan tetapi juga
memperhatikan aspek pembentukan pribadi, baik sebagai makhluk
individual dan makhluk social maupun sebagai makhluk yang
bermoral.
• Disiplin
Dalam arti luas disiplin mencakup setiap macam pengaruh yang
ditunjukkan untuk membantu peserta didik agar dapat memahami
dan menyesuaikan diri dengan tuntutan lingkungannya dan juga
penting tentang cara menyelesaikan tuntutan yang mungkin ingin
ditujukan peserta didik terhadap lingkungannya. Suatu keuntungan
lain dari disiplin adalah peserta didik hidup dengan pembiasaan yang
baik positif dan bermanfaat bagi dirinya dan lingkungannya.
Disekolah disiplin banyak digunakan untuk mengontrol tingkah laku
peserta didik yang dikehendaki agar tugas-tugas disekolah dapat
berjalan dengan optimal.
3. Langkah-Langkah untuk Menciptakan Kondisi Belajar yang Positif
Kondisi belajar itu agar dapat berpengaruh positif pada siswa dan tidak
menimbulkan kejenuhan, diantaranya melalui langkah –langkah berikut :
a. Pemberian motivasi
Peranan guru yang sangat mendasar adalah membangkitkan motivasi
dalam diri peserta didiknya agar semakin aktif belajar. Ada dua jenis
motivasi, yakni motivasi intrinsik dan motivasi ekstrinsik.
b. Menciptakan Suasana Belajar yang Menyenangkan
Suasana belajar yang menyenangkan dapat diciptakan oleh guru
diantarnya menghindarkan suasana kaku, tegang apalagi menakutkan
dalam belajar, menyisipkan humor-humor yang segar dan mendidik,
tidak memberikan soal-soal yang terlalu sukar, dan lain-lain.
c. Membuat Lingkungan Belajar yang Menggairahkan
Lingkungan belajar yang menyenangkan dpat mempengaruhi sikap
belajar siswa. Ciptakan suasana kelas yang nyaman, meja belajar dihiasi
dengan sesuatu yang menyegarkan dan memberi semangat kepada
siswa, dinding kelas ditempeli dengan gambar-gambar atau hiasan-
hiasan yang mereka minati.
d. Mengadakan refreshing
Untuk menghilangkan rasa jenuh, bosan dan penat dalam belajar, siswa
diberikan suasana refreshing, caranya bisa dengan menyertakan musik
dalam ruangan belajar, memberikan permainan-permainan simulasi-
simulasi yang terkait dengan materi belajar. Pada saat-saat tertentu, ajak
siswa belajar diluar kelas, seperti di taman, di lapangan dan lain
sebagainya.
DAFTAR RUJUKAN
Roestiyah.2008.Strategi belajar mengajar.Jakarta : Rineka Cipto
Putra,Haidar Prof.Dr.H.2004.Pendidikan Islam dalam sistem pendidikan nasional di
Indonesia.Medan : Prenada Media
Kartawidjaja,Omi Dra . 1988.Metoda mengajar geografi.Jakarta : Depdikbud
Silberman,L Melvin . 2006.Active Learning.Bandung : Nusamedia
Toeti Soekamto dan Urip Saripudin W., 1996. Teori Belajar Dan Model-Model Pembelajaran.,
Jakarta : Peningkatan dan Pengembangan Aktivitas Instruksional Direktorat Jenderal
Pendidikan Tinggi Departemen Pendidikan Dan Kebudayaan

Anda mungkin juga menyukai