Anda di halaman 1dari 2

Hambatan dalam melakukan managemen perubahan

Lima alasan individu menolak perubahan (robbins, 2003):

1. Kebiasaan, manusia cenderung mengandalkan pada kebiasaan-kebiasaan atau respon yang


terprogram, bila dihadapkan pada perubahan kecenderungan untuk menanggapi dengan
cara-cara yang terbiasa menjadi sumber keengganan.
2. Keamanan, orang dengan kebutuhan yang tinggi akan keamanan kemungkinan besar akan
menolak perubahan karena merasa perubahan dapat mengancam keamanan mereka.
3. Faktor ekonomi, terjadi karena perubahan dianggap dapat mengurangi penghasilan
seseorang. Perubahan tugas-tugas kerja atau kerutinan kerja yang telah mapan dapat juga
membangkitkan rasa takut di bidang ekonomi jika orang-orang khawatir bahwa mereka
tidak akan mampu melakukan tugas atau kerutinan baru menurut standar mereka
sebelumnya, teristimewa bila upah dikaitkan dengan produktivitas.
4. Rasa takut menghadapi yang tidak dikenal, menghadapi sesuatu yang belum diketahui
menyebabkan kekhawatiran ketidakpastian akan untuk masa yang akan datang.
5. Pemrosesan informasi selektif, individu membentuk dunianya lewat persepsi mereka.
Setelah mereka menciptakan dunianya, dunia ini akan menolak perubahan. Jadi individu-
individu ini salah karena memproses informasi secara selektif agar persepsi mereka tetap
utuh. Mereka mendengar apa yang ingin mereka dengar dan mengabaikan informasi yang
bertentangan dengan dunia yang mereka ciptakan.

Beberapa alasan organisasi meentang perubahan menurut Cook, Hunsaker dalam Winardi
(2005):
1. Stabilitas struktural, pada umumnya organisasi-organisasi menciptakan hierarki-hierarki,
subkelompok-subkelompok, peraturan-peraturan, serta prosedur-prosedur guna
memelihara ketertiban dan membina perilaku yang diharapkan oleh organisasi. Perilaku-
perilaku demikian umumnya menentang perubahan karena menganggap kondisi dalam
organisasi dalam keadaan stabil.
2. Suboptimal fungisonal, perbedaan-perbedaan dalam orientasi fungisonal, tujuan-tujuan,
dan ketergantungan pada sumber daya dapat menyebabkan timbulnya perubahan-
perubahan yang dianggap menguntungkan bagi unit fungsional tertentu, tetapi yang
oleh unit lainnya mungkin dianggap merugikan atau dianggap ancaman.
3. Budaya keorganisasian, anggota organisasi akan menentang perubahan yang
menyebabkan mereka melepaskan asumsi, dan cara-cara yang disepakati untuk
melaksanakan tugas-tugas.
4. Norma-norma kelompok, kelompok-kelompok pada umumya mengembangkan norma-
norma mereka sendiri guna membantu pengembangan perilaku yang dianggap baik oleh
mereka. Kebanyakan anggota-anggota organisasi mengikuti norma-norma tersebut,
terutama pada kelompok-kelompok yang bersifat kohesif. Maka setiap perubahan yang
menyebabkan rusaknya norma-norma kelompok, tugas-tugas, atau hubungan-hubungan
pernaan cenderung ditentang.

DAPUS

Anda mungkin juga menyukai