Anda di halaman 1dari 6

Tugas Resum Materi Family Care Penyalahgunaan NAPZA

Disusun oleh :
SALISA TARA WAHANI
( 201902030070)
B

FAKULTAS ILMU KESEHATAN


UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH PEKAJANGAN PEKALONGAN
TAHUN AKADEMIK 2019/2020
Resum Materi Family Centered Care Penyaalahgunaan NAPZA

1. Family Centered
a. Pengertian

Family centered care ( asuhan yang berpusat pada keluarga ) yaitu pendekatan
yang digunakan dalam memberikan pelayanan kesehatan, family centered care juga
menekankan keterlibatan orang tua, keluarga, maupun orang terdekat dalam
menerapkan asuhan keperawatan. Penerapan family centered care bermanfaat untuk
meningkatkan kerjasama yang optimal pada keluarga dalam pengambilan keputusan
berdasarkan informasi dari keluarga. Family centered care yaitu memampukan keluarga
dengan menciptakan kesempatan dan cara bagi semua anggota keluarga untuk
menunjukkan kemampuan dan kompetensi baru yang diperlukan untuk memenuhi
kebutuhan pasien dan keluarga.

b. Manfaat

i. Keluarga mampu untuk merawat pasien secara mandiri

ii. Membina hubungan yang harmonis dan saling percaya

iii. Pasien akan merasa lebih nyaman karena keluarga telah perhatian kepadanya

iv. Motivasi pasien untuk sembuh sangat tinggi

v. Keluarga dapat mengontrol keadaan pasien

Pada pasien – pasien dengan penyalahgunaan NAPZA dukungan keluarga sangatlah


dibutuhkan untuk meningkatkan kwalitas hidup mereka dan agar mereka dapat
menjauhi barang “ harram ” tersebut. Dukungan dan motivasi dari keluarga akan dapat
mempengaruhi keadaan psikis penderita narkoba sehingga mereka akan berusaha untuk
memperbaiki hidup mereka agar lebih sehat lagi.

2. Pengertian NAPZA

a. NAPZA merupakan akronim dari narkoba, psikotropika dan zat adiktif lainnya
yang merupakan jenis obat-obatan yang dapat mempengaruhi kesehatan dan
kejiwaan. Menurut UU RI No.22 Tahun 1997 tentang Narkotika menyebutkan
bahwa :
 Narkotika adalah suatu zat atau obat yang berasal dari tanaman maupun bukan
tanaman baik sintetis maupun bukan sintetis yang menyebabkan penurunan dan
perubahan kesadaran, mengurangi dan menghilanngkan rasa nyeri serta dapat
menimbulkan ketergantungan secara fisik maupun psikologik.
 Psikotropika adalah etiap bahan baik alami maupun buatan bukan narkotika yang
bersifat psikoaktif mempunyai pengaruh selektif pada susunan syaraf pusat yang
menyebabkan perubahan khas pada aktifitas mental dan perilaku.
 Zat Adiktif yaitu bahan lain yang bukan narkotika atau psikotropika yang merupakan
inhalasi yang penggunaannya dapat menimbulkan ketergantungan.

 NAPZA secara umum adalah zat-zat kimiawi yang apabila dimasukkan kedalam
tubuh baik secara oral ( diminum, dihisap, dihirup, disedot ) maupun disuntik akan
dapat mempengaruhi pikiran, suasana hati, perasaan dan perilaku seseorang.
b. Penyalahgunaan NAPZA yaitu pemakaian obat – obatan untuk sendiri tanpa
indikasi medik, tanpa petunjuk atau resep dokter, baik secara teratur atau berkala
sekurang – kurangnya selama satu bulan.
c. Factor-faktor penyebab penyalahgunaan napza
a) Factor internal
b) Factor keluarga
c) factor lingkungan teman sebaya
d. Apa sih pola keluarga remaja beresiko penyalahgunaan napza ?
Relasi keluarga yang harmonis dengan figur utama adalah sosok seorang ibu
yang pengertian, baik, penyayang, dan perhatian. Peran orang tua dalam keluarga
figur ayah dan ibu yang positif yaitu baik, perhatian, pengertian, sabar, percaya, dan
bijaksana. Penanaman nilai dan pendidikan dalam keluarga yaitu prinsip berperilaku
positif dan budi pekerti sopan santun, dengan ibu yang menanamkan nilai dan
pendidikan, makan dan nonton TV dirumah merupakan kebiasaan yang dilakukan
bersama-sama keluarga. Konflik yang timbul salah paham dengan saudara kandung
dan perilaku menyimpang, komunikasi dengan saudara kandung dan ibu, dan reaksi.
keluarga adalah reaksi negatif. Kesan dan harapan keluarga bahagia. Dari
kesimpulan lima aspek di atas, dapat diketahui bahwa pola keluarga harmonis dapat
menjadikan remaja berisiko penyalahgunaan NAPZA. Lingkungan dari dalam
(keluarga) secara keseluruhan bersifat positif, dan mengajarkan hal-hal positif,
sehingga keluarga tidak memiliki pengaruh besar dalam pembentukan perilaku
remaja berisiko penyalahgunaan NAPZA.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa remaja berisiko penyalahgunaan
NAPZA dengan latar belakang keluarga yang positif. Subjek diharapkan
meningkatkan hubungannya dengan keluarga dengan cara meningkatkan intensitas
komunikasi dengan anggota keluarga, berkumpul bersama saat waktu luang, dan
kegiatan-kegiatan positif lainnya. Keluarga lebih banyak memberikan dampak
positif dalam membentuk perilaku remaja namun keluarga yang positif tidak
menjamin remaja tidak berisiko penyalahgunaan NAPZA. Sehingga factor dari luar
seperti teman juga berpengaruh, cara menyisati pengaruh teman untuk mencegah
perilaku berisiko penyalahgunaan NAPZA adalah dengan cara memulai dari diri
sendiri dengan memberi contoh yang baik, mengingatkan, meningkatkan kegiatan
positif seperti ibadah dan belajar serta lebih peka terhadap lingkungan sekitar.
Bagi orang tua (keluarga), diharapkan orang tua mampu berperan serta
dalam mengurangi perilaku berisiko penyalahgunaan NAPZA. Peran orang tua dan
keluarga dapat dilakukan dengan cara meningkatkan perilaku- perilaku positif yang
diajarkan pada anak, meningkatkan komunikasi antar keluarga dengan mengobrol
bersama, meminimalkan konflik dalam keluarga terutama konflik yang terjadi pada
orang tua, dan melakukan kontrol pada anak dengan cara menghubungi ketika anak
diluar atau bermain, mengenal dan mengetahui kegiatan yang dilakukan diluar
rumah terutama dengan teman- temannya, karena pergaulan dengan teman juga
berpengaruh terhadap perilaku berisiko penyalahgunaan NAPZA.
Hasil lain dalam penelitian ini menunjukkan bahwa remaja berisiko
penyalahgunaan NAPZA dengan latar belakang keluarga yang positif. Untuk
itu dari pihak sekolah diharapkan dapat memberikan penyuluhan terhadap
siswa didiknya mengenai bahaya NAPZA dan memberikan gambaran ciri-
ciri risiko penyalahgunaan NAPZA, waktu luangnya terhadap kegiatan
disekolah yang bersifat positif dan diluar sekolah serta memperhatikan
bagaimana perkembangan siswa didiknya sehingga dapat lebih tanggap
perubahan yang terjadi pada siswa didiknya.
e. Dampak keluarga yang memiliki anak dengan penyalahgunaan NAPZA
dalam bermasyarakat
Keluarga yang mempunyai anak pengguna NAPZA dalam menjalani
kehidupan bermasyarakat akan mengalami proses berduka yang mendalam,
berkepanjangan serta berulang-ulang melalui tahapan yaitu menyangkal,
tawar menawar (bargaining), kesedihan mendalam dan diakhiri dengan
tahapan menerima. Upaya penyelesaian masalah yang dilakukan oleh
keluarga adalah dalam bentuk koping yang adaptif seperti mengalihkan
kesedihan, peningkatan spiritual dan menerima kenyataan. Namun keluarga
juga melakukan koping yang maladaptif seperti menutupi, menghindar dari
masalah dan berkorban Keluarga yang mempunyai anak pengguna NAPZA
mengalami berbagai beban diantaranya adalah beban fisik, ekonomi, sosial,
dan psikologis serta mengalami stigma dan diskriminasi sosial.
Keluarga yang mempunyai anak pengguna NAPZA merupakan
sebagai sebuah sistem yang membutuhkan dukungan baik dari dalam
keluarga maupun sistem sosial yang lebih besar. Adapun dukungan yang
dirasakan keluarga teridentifikasi bahwa keluarga tidak menerima dukungan
social hanya menerima dukungan dari keluarga dalam bentuk dukungan
moril, spiritual dan financial dan jenis dukungannya berupa informasional.
Pemberian nasehat yang dilakukan keluarga besar, masyarakat, aparatur,
petugas kesehatan kepada keluarga dengan anak pengguna NAPZA dirasakan
oleh partisipan dapat memberikan kedamaian secara emosional, sementara
dukungan instrumental sebagai perwujudan pemberian bantuan langsung
dalam bentuk bantuan finansial dimana keluarga sangat membutuhkan
dukungan finansial untuk biaya pengobatan pengguna NAPZA.
Harapan terhadap keluarga besar adalah sikap yang biasa-biasa saja
dari masyarakat saat berinteraksi dengan keluarga maupun pengguna
NAPZA, tidak memberikan stigma serta sikap yang proaktif dan tegas dari
aparat dalam upaya pemberantasan NAPZA diwilayah mereka. Harapan yang
lain yaitu terhadap petugas kesehatan dan fasilitas kesehatan yang
menginginkan sikap pro aktif dan peningkatan pelayanan yang menyeluruh
sampai kelapisan bawah serta mengharapkan layanan fasilitas gratis bagi
penggunaan.

Anda mungkin juga menyukai