Anda di halaman 1dari 12

MAKALAH KETERAMPILAN DASAR

TINDAKAN KEPERAWATAN

Disusun oleh:
Viola Veronika Sianipar
Andriyany Ananda Lestari
Adinda Tyara Nurlestari
Novi Sasha Yuanita
Adhyaksa Deny Arisandi

SMK KESEHATAN EFARINA PURWAKARTA


2024/2025
KATA PENGANTAR
Puji syukur kami ucapkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa karena dengan
rahmat dan karuma serta taufik dan hidayahnya kami dapat menyelesaikan makalah
tentang supositora Meskipun banyak kekurangan di dalamnya Dan juga banyak
berterima kasih kepada Bunda Epon selaku mata kuliah Keterampilan Dasar
Tindakan Keperawatan solid yang telah memberikan tugas ini kepada kami.
Kami sangat berharap makalah ini dapat berguna dalam menambah wawasan
serta pengetahuan kita mengenai penggunaan supositoria, dan juga bagaimana
membuat supositoria Kami juga menyadari sepenuhnya bahwa di dalam makalah ini
terdapat kekitangan dan jauh dari kata sempurna Oleh sebab itu, kami berharap
adanya kritik, saran, dan usulan demi perbaikan makalah yang telah kami buat.
Semoga makalah sederhana ini dapat di pahami bagi siapapun yang
membacanya. Dan sekiranya dapat berguna bagi saya sendiri maupun orang yang
membacanya. Sebelumnya saya mohon maaf apabila terdapat kesalahan kata-kata
yang kurang berkenan dan mohon kritik dan saran yang membangun demi perbaikan
makalah ini.

2
DAFTAR ISI

DAFTAR ISI
BAB I.........................................................................................................4
PENDAHULUAN....................................................................................4
1.1 LATAR BELAKANG MASALAH.........................................4
1.2 RUMUSAN MASALAH..........................................................4
1.3 TUJUAN....................................................................................4
BAB II.......................................................................................................6
PEMBAHASAN.......................................................................................6
2.1 PENGERTIAN SUPPOSITORIA..........................................6
2.2 BENTUK BENTUK SUPPOSITORIA..................................6
2.3 CONTOH OBAT SUPPOSITORIA.......................................6
2.4 EFEK SAMPING OBAT SUPPOSITORIA..........................8
2.5 CARA PEMBERIAN OBAT SUPPOSITORIA....................8
2.6 DOKTER MEMBERIKAN OBAT SUPPOSITORIA..........9
BAB III....................................................................................................10
PENUTUP...............................................................................................10
3.1 KESIMPULAN.......................................................................10
3.2 SARAN....................................................................................10
DAFTAR PUSTAKA..............................................................................11

3
BAB I

PENDAHULUAN
1.1LATAR BELAKANG MASALAH
Seiring dengan berkembangnya sams dan teknologi, perkembangan di
dunia farmasi pun tak ketinggalan Semakin hari semakin banyak jenis dan
ragam penyakit yang muncul. Perkembangan pengobatan pun terus di
kembangkan Berbagai macam bentuk sediaan obat, baik itu liquid, solid dan
semusolid telah dikembangkan industri.
Ahli farmasi mengembangkan obat untuk pemenuhan kebutuhan
masyarakat. yang bertujuan untuk memberikan efek terapi obat, dosis yang
sesuai untuk dikomsumsi oleh masyarakat. Selain itu. sediaan semisolid
digunakan untuk pemakaian luar seperti krim, salep, gel, pasta dan
suppositoria yang digunakan melalui rectum. Kelebihan dari sediaan
semisolid ini yaitu, mudah dibawa, mudah pada pengabsorbsinya. Juga untuk
memberikan perlindungan pengobatan terhadap kulit tubuh.
Para ahli farmasis harus biasa memformulasikan dan memproduksi
sediaan secara tepat Dengan demikian, farmasis harus mengetahui langkah-
langkah yang tepat untuk meminimalisır kejadian yang tidak diinginkan.
Dengan cara melakukan, menentukan formulası dengan benar dan
memperhatikan konsentrasi serta karakteristik bahan yang digunakan dan di
kombinasikan dengan baik dan benar
Banyak obat tersedia dalam beberapa bentuk misalnya supositoria
yang merupakan salah satu obat yang berbentuk padat Pemberian obat
suppositoria ini bertujuan untuk mendapatkan efek terapi obat menjadi lunak
pada daerah feses atau merangsang buang air besar. Pemberian obat
suppositoria ini dapat diberikan pada pasien yang mengalami pendarahan
rectal.
1.2 RUMUSAN MASALAH
1. Apa yang dimaksud dengan obat suppositoria?
2. Bagaimana bentuk obat suppositoria
3. Apa saja contoh obat suppositoria
4. Bagaimana efek samping obat suppositoria
5. Bagaimana cara pemberian obat suppositoria
6. Mengapa dokter memberikan obat suppositoria

4
1.3 TUJUAN
1. Dapat mengetahui apa itu obat suppositoria
2. Dapat mengetahui bentuk obat suppositoria
3. Untuk mengetahui contoh contoh suppositoria
4. Dapat mengetahui efek samping dari penggunaan obat suppositoria.
5. Mengetahui cara pemberian obat suppositoria
6. Dapat mengetahui alasan dokter memberikan obat suppositoria

5
BAB II

PEMBAHASAN

2.1 PENGERTIAN SUPPOSITORIA


Suppositoria adalah obat padat berbentuk kerucut atau peluru yang
dimasukkan ke dalam tubuh melalui anus/rektum, uretra, atau vagina.
Begitu berada di dalam tubuh anda, suppositoria akan larut dan melepaskan
Kandungan obat dalam suppositoria terselubungi oleh lapisan yang terbuat
dari gelatin atau mentega kakao. Panas dari tubuh Anda akan melelehkan
lapisan ini sehingga obat dapat keluar dan bekerja secara langsung pada lokasi
yang dituju.
Jalur pemberian obat melalui rektum, uretra, dan vagina memang tidak begitu
nyaman dibandingkan jalur lainnya. Akan tetapi, cara ini sebenarnya
memudahkan proses penyerapan obat yang tidak bisa Anda serap dengan baik
melalui lambung atau usus.
2.2 BENTUK BENTUK SUPPOSITORIA

(Obat padat berbentuk kerucut)


2.3 CONTOH OBAT SUPPOSITORIA
1. Suppositoria Vagina
Suppositoria vagina lebih bervariasi dalam bentuk dan biasanya
globular oval dan bentuk kerucut dimodifikasi. Digambarkan dengan
bobot sekitar 5 gr. tetapi kebanyakan suppositoria vagina komersil
menunjukkan berbagai bobot antara 3 dan 4gr dan beberapa bobotnya
sampai 8 gr.
Suppositoria vagina digunakan terutama untuk efek lokal, walaupun harus
tetap diingat bahwa permukaan epitel mucus dalam saluran vagina terisi
dengan sirkulasi jadi obat dapat diabsorpsi dan mempunyai efek
sistematik.
Suppositoria Vagina dimaksudkan disisipkan untuk efek lokal dan
umumnya sebagai kontrasepsi, antiseptik dalam kebersihan kewanitaan

6
dan sebagai bahan spesifik untuk menghadapi invasi patogen. Umumnya
kebanyakan obat yang digunakan adalah nonoxynol-9 untuk kontrapsi dan
trichomonas vaginalis untuk menghambat vaginitas karena trichomonas
vaginalis.candida (monilia) albinalis suppositoria vagina dapat juga dibuat
melalui proses seperti pembuatan tablet, dimana memanfaatkan laktosa
dalam jumlah banyak Tablet ini dapat disisipkan secara manual atau
menggunakan alat penyisip plastik yang spesial Pencelupan tablet
kedalam air memfasilitası penyisipan. Seringkali serbuk kering seperti
asam borat didispersikan kedalam kapsul besar untuk penyisipan kedalam
vagina.
Diantara bahan anti- infeksi ditemukan sediaan bahan komersial
sedian vagina seperti nyastatin, clotrimazole, butacona zole nitrat,
terconazole, dan miconazole (anti fungi) dan triple sulfat (tri sulfat),
sulfanilamid, povidone lodine, clindamycin fosfat, metronidazole dan
ovyletracylcine (anti bakteri).
2. Suppositoria uretra
Suppositoria uretra yang disebut inserts adalah bentuk yang paling
sering digunakan ini adalah batang silinder , berdiameter 3-6 mm,
fleksibel cukup untuk dimasukkan. Untuk uretra pria panjangnya100-150
mm dan untuk wanita 60-75 mm. Suppositoria Uretra banyak digunakan
sebagai anti bakteri dan sebagai sediaan anastetik lokaluntuk pemeriksaan
uretra. Pelabelan dan pengemasan suppositoria pada temperatur kamar
tetapimenempatkan suppositoria dalam kulkas untuk memastikan waktu
yang cukup untuk penyisipan ini harusselalu dibasahkan.
3. Suppositoria rectal
Suppositoria rectal untuk dewasa berbentuk berbentuk lonjong pada
satu atau kedua ujungnya dan biasanya berbobot lebih kurang 2g (anonim,
1995). Suppositoria untuk rektum umumnya dimasukkan dengan jari
tangan. Biasanya suppositoria rektum panjangnya ± 32 mm (1,5 inchi),
dan berbentuk silinder dan kedua ujungnya tajam. Bentuk suppos toria
rektum antara lain bentuk peluru, torpedo atau jari-jari kecil, tergantung
kepada bobot jenis bahan obat dan basis yang digunakan. Beratnya
menurut USP sebesar 2 g untuk yang menggunakan basis oleum cacao
(Ansel, 2005).
Supositoria jenis ini biasanya disebut suppositoria di pasaran.
Contoh dan obat yang digunakan secara rektal dalam bentuk suppositoria
untuk efek sistemik mengandung terdiri dari:
a. Prochlorperazine dan chlropromazic untuk pengurangan rasa mual dan
muntah digunakan sebagai tranquillizer.

7
b. Orymorphone HCL sebagai analgesik narkotik.
c. Ergotamine tatrat, untuk mengurangi rasa syndrom migrain
d. Indometasin, sebuah analgesik antinflamatory dan antipiretik
2.4 EFEK SAMPING OBAT SUPPOSITORIA
Pemberian obat melalui anus/rektum, vagina, dan uretra sangatlah
aman. Beberapa orang mungkin mengalami iritasi pada kulit sekitar area
masuknya obat. Jika iritasi tidak membaik atau bertambah parah, segera
periksakan diri Anda ke dokter.
Terkadang, obat dari suppositoria bisa bocor dan keluar dari anus,
vagina, atau uretra. Tubuh Anda juga bisa saja tidak menyerap obat dengan
baik. Anda bisa berkonsultasi kepada dokter untuk mencari solusi yang tepat.
Untuk mencegah efek samping, hindari gerakan kasar atau kegiatan
berat setidaknya 60 menit setelah Anda menggunakan obat. Jangan gunakan
petroleum jelly sebagai pelumas, sebab produk ini justru membuat obat tidak
bisa larut.

2.5 CARA PEMBERIAN OBAT SUPPOSITORIA


1. Rektal
Bila memungkinkan, kosongkan organ usus besar Anda terlebih dulu dengan
melakukan buang air besar. Obat yang masuk lewat rektum akan bekerja
dengan lebih baik bila saluran pencernaan bersih dan kosong.
Setelah itu, ikuti langkah-langkah berikut.
Cuci tangan Anda dengan air hangat dan sabun.
Buka bungkus suppositoria. Lalu, oleskan pelumas berbahan air pada bagian
ujungnya atau celupkan obat ini ke dalam air.
Cari posisi yang nyaman. Anda bisa berdiri dengan menyangga satu kaki di
atas kursi atau berbaring miring dengan satu kaki menekuk ke perut.
Lebarkan kaki Anda secara perlahan. Dengan hati-hati, masukkan obat ke
dalam anus dan tekan kira-kira sedalam 2,5 sentimeter ke dalam.
Rapatkan kembali kaki Anda dan tunggulah selama 15 menit hingga obat
larut.
Cuci kembali tangan Anda dengan air hangat dan sabun.
2. Vaginal
Cuci tangan Anda dengan air hangat dan sabun.
Buka bungkus obat, lalu pasangkan ke aplikator.
Cari posisi yang nyaman. Anda dapat berbaring dengan menekuk lutut ke arah
dada maupun berjongkok.

8
Masukkan aplikator ke dalam vagina Anda secara perlahan-lahan. Tekan
sejauh mungkin tanpa menimbulkan rasa tidak nyaman atau nyeri pada
vagina.
Tekan pendorong pada ujung aplikator agar obat terlepas. Setelah itu,
keluarkan aplikator secara perlahan.
Berbaringlah selama sekitar 10 menit hingga obat larut. Cuci kembali tangan
Anda dengan air hangat dan sabun.
3. Uretral
Sebelum menggunakan suppositoria uretra, Anda sebaiknya mengosongkan
kandung kemih terlebih dulu dengan buang air kecil. Setelah itu, lakukan
langkah-langkah berikut ini.
Cuci tangan Anda dengan air hangat dan sabun.
Buka bungkus obat dan penutup aplikator.
Regangkan penis Anda sepenuhnya untuk membuka uretra, lalu masukkan
aplikator ke dalam lubang di ujungnya.
Tekan tombol pada ujung aplikator dan tahan selama 5 detik.
Gerakkan aplikator secara perlahan untuk memastikan bahwa suppositoria
sudah memasuki uretra. Setelah itu, keluarkan aplikator.
Pijat penis Anda selama 10 – 15 detik untuk membantu penyerapan obat.
Cuci kembali tangan Anda dengan air hangat dan sabun

2.6 DOKTER MEMBERIKAN OBAT SUPPOSITORIA


Dokter biasanya meresepkannya kepada pasien yang memiliki kondisi di
bawah ini.
Tidak mampu menelan obat dengan alasan apa pun.
Selalu muntah dan tidak mampu menahan pil atau cairan dalam perutnya.
Mengalami kejang sehingga tidak dapat mengonsumsi obat secara oral
(melalui mulut).
Memiliki penyumbatan yang menghambat atau menghentikan pergerakan obat
dalam saluran pencernaan.
Dokter juga dapat meresepkan suppositoria bila pasien tidak tahan dengan
rasa obat, obat terlalu cepat terurai dalam usus, atau obat bisa hancur dalam
saluran pencernaan. Pada kasus seperti ini, dibutuhkan jalur pemberian obat
yang lebih efektif.
Selain itu, sebuah studi dalam International Journal of Pharmaceutical
Sciences Pemberian obat melalui rektum rupanya juga memberikan
lingkungan yang stabil bagi obat yang perlu Anda gunakan.

9
Ini berarti proses penyerapan obat tidak akan terganggu oleh faktor-faktor
lain, seperti adanya asam lambung, penyumbatan pada saluran pencernaan,
atau permukaan jaringan.

10
BAB III

PENUTUP
3.1 KESIMPULAN
Suppositoria adalah sediaan padat dalam berbagai bobot dan bentuk,
yang diberikanmelalui rektal, vagina atau uretra, umumnya meleleh,
melunak, atau melarut pada suhu tubuh,
Bentuk-bentuk suppositoria yaitu suppositoria vagina,suppositoria
uretra,suppositoriarectal.
Metode pembuatan supositoria yaitu dengan tangan,dengan cetakan
kompresi,dengancetakan Evaluasi supositoria yaitu uji homogenitas,
keseragaman bentuk, uji waktu hancur,uji keseragaman bobot, uji titik
lebur,kerapuhan.
3.2 SARAN
Kami berharap agar dengan selesainya makalah ini dapat bermanfaat
bagi pembaca dan pembaca juga dapat mengetahui tentang
suppositoria serta cara penggunaannya.mungkin makalahini masih
banyak kekurangan lebih dan kurangnya mohon dimaafkan.

11
DAFTAR PUSTAKA

DAFTAR PUSTAKA
Ananda, A. L. (2024). Pemateri . Cibening Purwakarta.

Arisandi, A. D. (2024). Pemateri . Cibening.

Novi, S. Y. (2024 ). Pembuat Makalah & Pemateri . Cibening .

Nurlestari, A. T. (2024). Pembuat PPT . Cibening .

Sianipar, V. V. (2024). Pembuat Makalah . Cibening .

https://www.academia.edu/40583683/SUPPOSITORIA_TEKSOL

12

Anda mungkin juga menyukai