Kelompok 2 Makalah Kertas Kerja Audit
Kelompok 2 Makalah Kertas Kerja Audit
Disusun oleh :
Mata kuliah :
Auditing 1
PURWOKERTO
2021
KATA PENGATAR
(Penulis)
Auditing adalah suatu proses dengan apa seseorang yang mampu dan
independen dapat menghimpun dan mengevaluasi bukti-bukti dari keterangan yang
terukur dari suatu kesatuan ekonomi dengan tujuan untuk mempertimbangkan dan
melaporkan tingkat kesesuaian dari keterangan yang terukur tersebut dengan kriteria
yang telah ditetapkan. Untuk melaksanakan suatu audit atau pemeriksaan, selalu
diperlukan keterangan dalam bentuk yang dapat dibuktikan dan standar-standar atau
kriteria yang dapat dipakai oleh auditor sebagai pegangan untuk mengevaluasi
keterangan tersebut.
Audit atau pemeriksaan dalam arti luas bermakna evaluasi terhadap suatu
organisasi, proses, atau produk. Audit dilaksanakan oleh pihak yang kompeten,
objektif, dan tidak memihak, yang disebut auditor. Tujuannya adalah untuk
melakukan verifikasi bahwa subjek dari audit telah diselesaikan atau berjalan sesuai
dengan standar, regulasi, dan praktik yang telah disetujui dan diterima.
C. Tujuan
Kertas kerja adalah catatan tertulis tentang bukti-bukti audit atau informasi-
informasi yang diperoleh selama pelaksanaan audit serta metode-metode, prosedur-
prosedur yang diterapkan, pengujian-pengujian yang dilakukan serta kesimpulan-
kesimpulan yang telah dibuat oleh auditor. Oleh karena itu sebagian dari kertas kerja
itu dapat berbentuk rekonsiliasi bank, analisa akun atau rekening buku besar,
ringkasan surat menyurat klien, notulen rapat direksi atau pemegang saham, daftar
pemegang saham atau mungkin dapat berbentuk bagan struktur organisasi, tata
susunan pabrik, neraca saldo, program audit, daftar pertanyaan pengendalian intern,
surat pernyataan klien, jawaban konfirmasi, bermacam-macam daftar saldo, analisa
umur piutang, dan dokumen-dokumen lainnya.
Jadi, kertas kerja adalah semua catatan tentang informasi atau bukti yang
dikumpulkan auditor untuk menunjukkan pekerjaan yang telah mereka lakukan,
metode dan prosedur yang mereka ikuti dan kesimpulan-kesimpulan yang telah
mereka lakukan. Dengan kertas kerja tersebut auditor menyusun laporannya kepada
klien, serta membuktikan luas auditnya dan membuktikan kemampuan profesionalnya
dalam melaksanakan audit.
Secara umum tujuan dari kertas kerja adalah untuk membantu auditor dengan
memberikan bukti bahwa auditor telah melaksanakan tugas auditnya sesuai dengan
standar auditing yang berlaku umum. Namun demikian tujuan utama kertas kerja
adalah sebagai berikut:
Dalam kaitannya dengan tujuan kertas kerja audit ini, Arens secara lebih
spesifik menjelaskan tujuan-tujuan tersebut sebagai berikut:
Selain tujuan-tujuan di atas, kertas kerja audit juga dapat digunakan sebagai:
✓ Rencana audit, program audit, daftar pertanyaan (untuk memahami dan menilai
pengendalian intern), flow chart, dan agenda atau jadwal waktu audit.
- Program Audit
Program audit merupakan daftar prosedur audit untuk seluruh audit unsur
tertentu, sedangkan prosedur audit adalah instruksi rinci untuk mengumpulkan tipe
bukti audit tertentu yang harus diperoleh pada saat tertentu dalam audit. Dalam
program audit, auditor menyebutkan prosedur audit yang harus diikuti dalam
melakukan verifikasi setiap unsur yang tercantum dalam laporan keuangan, tanggal
dan paraf pelaksana prosedur audit tersebut, serta penunjukan indekss kertas kerja
yang dihasilkan. Dengan demikian, program audit berfungsi sebagai suatu alat yang
bermanfaat untuk menetapkan jadwal pelaksanaan dan pengawasan pekerja audit.
Program audit dapat digunakan untuk merencanakan jumlah orang yang diperlukan
untuk melaksanakan audit beserta komposisinya, jumlah asisten dan auditor junior
yang akan ditugasi, taksiran jam yang akan dikonsumsi, serta untuk memungkinkan
auditor yang berperan sebagai supervisor dapat mengikuti program audit yang sedang
berlangsung.
Referensi Nama Akun Saldo Tahun Saldo akhir Penyesuaian Saldo per
Kertas Kerja Lalu per buku dan Audit
besar reklasifikasi
Dalam suatu audit, pada umumnya klien diminta untuk membuat neraca saldo
setelah jurnal penyesuaian dibukukan atau dipostingkan. Namun demikian sebelum
auditor yang bersangkutan menerima neraca saldo tersebut sebagai kertas kerjanya
maka dia harus menelusuri (tracing) jumlah-jumlah tersebut ke buku besarnya sebagai
bukti bahwa semua akun-akun buku besar telah dimasukkan dalam neraca saldo
tesebut. Jika auditor menemukan adanya ketidakseimbangan dalam buku besar, maka
dia biasanya meminta kliennya untuk mencarikan atau menemukan sebab-sebab
ketidakseimbangan tersebut, maka hal ini harus disadari oleh klien bahwa tugas ini
diluar tugas audit dan harus dibebani sebagai jasa auditor yang bersangkutan.
Auditor harus selalu mengecek bahwa semua jurnal penyesuaian kembali itu
dicatat oleh kliennya pada akun-akun yang bersangkutan, jika tidak laporan keuangan
yang disajikan dalam laporan auditor akan tidak sama dengan catatan akuntansi
Skedul utama adalah kertas kerja audit dengan kolom-kolom sama dengan
kertas kerja neraca saldo. Kertas kerja skedul utama ini dibuat untuk menggabungkan
akun-akun kas kecil, kas di bank, kas di bank untuk upah, kas di bank untuk dividen,
dan sebagainya. Jurnal-jurnal penyesuaian dan reklasifikasi yang dibuat oleh auditor
yang diterima oleh klien harus dipostingkan pada masing-masing skedul utama,
semua kolom-kolom pada skedul utama dijumlahkan, kemudian jumlah tersebut
direkapitulasi pada kertas kerja neraca atau kertas kerja laporan laba rugi.
✓ Neraca Saldo atau Daftar. Daftar jenis ini terdiri dari susunan secara lengkap
dari saldo-saldo akun baik akun-akun secara neraca maupun akun-akun laba rugi.
Hal ini berbeda dengan suatu analisis yang hanya meliputi hal-hal yang
mempunyai saldo akhir periode. Contoh umum dari neraca saldo ini adalah daftar
yang mendukung piutang dagang, utang dagang, biaya reparasi dan pemeliharaan,
dan bermacam-macam penghasilan.
✓ Pengujian Kepantasan. Skedul ini berisi informasi yang dapat digunakan untuk
menilai apakah saldo yang dicantumkan oleh klien mengandung kesalahan yang
perlu dipertimbangkan sesuai dengan keadaan dalam penugasan itu, atau untuk
menentukan cukup tidaknya suatu cadangan yang ditentukan oleh klien. Pada
umumnya auditor mengadakan pengujian terhadap biaya depresiasi , cadangan
pajak penghasilan, dan cadangan kerugian piutang dengan pengujian kepantasan
atau kewajaran tersebut.
✓ Ikhtisar Hasil Prosedur Audit. Yaitu suatu prosedur audit tertentu yang telah
dilaksanakan oleh auditor. Misalnya, ikhtisar mengenai hasil konfirmasi piutang
dagang, dan ikhtisar hasil observasi persediaan.
Antara kertas kerja yang satu dengan kertas kerja yang lain pada dasarnya
saling berkaitan dan kertas kerja tersebut akhirnya akan mendukung informasi atau
data yang disajikan dalam laporan keuangan.
Sistem atau metode pengarsipan kertas kerja yang berlaku atau digunakan
akan berbeda-beda antara kantor akuntan yang satu dengan kantor akuntan yang lain.
Namun pada umumnya sistem pengarsipan kertas kerja dibagi menjadi arsip
permanen dan arsip tahun berjalan.
- Arsip Permanen
Merupakan kumpulan data permanen atau kertas kerja audit yang
diperlukan secara terus-menerus atau yang bermanfaat untuk audit tahun-tahun
berikutnya, atau berisi data historis yang sifatnya dapat digunakan secara terus
menerus dalam audit tahun-tahun berikutnya.
Tujuan dari arsip permanen antara lain adalah (a) menyediakan data
historis keuangan perusahaan, (b) menyediakan referensi untuk hal-hal yang
berlangsung terus-menerus dan terjadi berulang-ulang, (c) mengurangi
pekerjaan pembuatan kertas kerja baru untuk hal-hal yang tidak ada
perubahannya dan (d) menyediakan data bagi audit tahun-tahun yang akan
datang.
Sebagian besar informasi-informasi yang termasuk dalam arsip
permanen ini diperoleh selama audit yang pertama kali terhadap catatan
Untuk mencapai mutu kertas kerja yang baik seperti yang diharapkan, maka
berikut uraian pedoman dasar pembuatan kertas kerja:
a. Setiap kertas kerja harus bertujuan, dalam arti bahwa sebelum auditor yang
bersangkutan membuat kertas kerja terlebih dahulu ditetapkan tujuan yang
ingin dicapai, informasi yang ingin dikumpulkan dalam kertas kerja yang
bersangkutan, kemudian merencanakan atau merancang bentuk atau format
kertas kerja tersebut.
b. Setiap topik dibuatkan kertas kerja tersendiri dan hanya satu muka yang
digunakan (tidak bolak-balik), hal ini dengan tujuan untuk menghindari
adanya informasi penting yang tercatat di halaman sebaliknya yang
terlewatkan oleh pengkaji.
c. Adanya identitas yang benar untuk setiap kertas kerja terutama mengenai judul
kertas kerja. Kertas kerja tersebut harus mencantumkan nama perusahaan
klien, tanggal audit, periode yang tercakup, penjelasan atau uraian mengenai
informasi yang disajikan, uraian mengenai prosedur uraian yang telah
dilakukan, serta adanya tanda tangan atau paraf dari pembuat kertas kerja.
d. Setiap kertas kerja harus diberi indeks atau indeks silang terhadap kertas kerja
neraca saldo atau skedul pertama yang bersangkutan. Jika memang diperlukan
maka diberi pula indeks atau indeks silang di antara kertas kerja satu terhadap
kertas kerja lainnya.
e. Semua langkah-langkah atau prosedur audit yang telah dilakukan harus
dinyatakan pada kertas kerja yang bersangkutan dan atau pada catatan
akuntansi perusahaan klien. Misalnya pengkajian atau review terhadap faktur
pembelian yang telah dibayar, dapat didukung dengan audit terhadap order
pembelian dan dokumen penerimaan barang untuk menguatkan atau
membuktikan kebenaran dan keabsahan dari faktur-faktur yang diperiksanya.
f. Dalam kertas kerja harus termasuk pula komentar auditor yang mencerminkan
kesimpulan terhadap setiap aspek pekerjaan. Dengan kata lain semua
informasi atau bukti yang diperoleh selama melakukan audit harus dituangkan
dalam suatu kertas kerja.
Berikut ini adalah beberapa contoh dari tanda audit yang dapat digunakan
untuk berbagai kertas kerja:
\/ letakkan symbol ini disamping kanan angka - angka dalam suatu jurnal, untuk
menunjukkan bahwa angka tersebut telah ditelusuri atau ditrasir dan dibandingkan
dengan dokumen dasar, misalnya dengan faktur.
\I\ letakkan symbol ini dibawah suatu penjumlahan horizontal atau vertikal, hal
ini untuk menunjukkan bahwa telah dilakukan penjumlahan kembali terhadap jumlah-
jumlah tersebut baik ke bawah atau ke kanan.
\/\/ letakkan symbol ini di samping suatu jumlah dalam rekening buku besar untuk
menunjukkan bahwa telah dilakukan penelusuran ke buku jurnalnya.
= letakkan tanda “sama dengan” ini dibawah suatu jumlah total dalam suatu
kolom penjumlahan untuk menunjukkan bahwa jumlah tersebut telah sama dengan
jumlah-jumlah pendistribusiannya.
$ simbol ini untuk menunjukkan bahwa suatu jumlah tersebut telah dibuatkan
perinciannya.
/- simbol ini di letakkan di samping angka tembusan bukti setoran bank untuk
menunjukkan atau menyatakan bahwa angka tersebut telah dicocokan dengan buku
penerimaan kas.
? simbol “tanda tanya” ini di samping kanan suatu angka atau komentar untuk
menyatakan bahwa angka atau komentar tersebut masih diragukan kebenarannya atau
perlu penjelasan lebih lanjut.
J. Pemberian Indeks
Setiap kertas kerja harus diberi indeks, subindeks atau indeks silang secara
lengkap dan sistematis baik selama atau setelah audit maupun kesimpulan. Pemberian
indeks ini dimaksudkan untuk mempermudah pengarsipan dan pencarian kembali
terhadap kertas kerja tersebut bila sewaktu-waktu diperlukan.
✓ Metode I, yaitu dengan memberi nomer urut pada setiap kertas kerja utama
atau skedul utama dan memberi sub-nomor pada skedul pendukung.
Contoh :
7 Skedul Utama Piutang Usaha dan Piutang
Wesel 7-1 Piutang Usaha
7-2 Piutang Wesel
7-3 Cadangan Kerugian Piutang
✓ Metode II, yaitu dengan menggunakan kode huruf alphabet untuk skedul
utama, diikuti dengan angka untuk skedul pendukung. Jika untuk skedul utama
kehabisan huruf maka dapat digunakan dobel huruf.
i
Kertas kerja audit akuntan yang disusun selama pelaksanaan audit, baik yang
disusun oleh auditor sendiri maupun yang disusun oleh klien untuk auditor, adalah
milik auditor (akuntan publik). Oleh karena itu semua kertas kerja tersebut harus
disimpan oleh auditor dengan sebaik-baiknya, dalam arti disimpan secara teratur
sesuai dengan urutan yang logis.
Walaupun kertas kerja tersebut milik auditor, tetapi auditor dilarang
memperlihatkan atau membocorkan informasi yang ada pada kertas kerja tersebut
kepada pihak ketiga tanpa seizin kliennya, kecuali atas perintah pengadilan atau
profesi akuntansi. Jika auditor membocorkan informasi-informasi pada pihak ketiga
atau kepada karyawan kliennya, maka auditor tersebut dapat dimintai
pertanggungjawabannya atau dituntut ke pengadilan.
Agar kertas kerja pemeriksaan mempunyai manfaat yang optimal, harus dipenuhi
kriteria berikut ini:
✓ Kertas kerja pemeriksaan harus mempunyai tujuan.
Misalnya: cash count sheet dapat ditaksir dengan angka pada neraca.
Kertas kerja adalah semua catatan tentang informasi atau bukti yang
dikumpulkan auditor untuk menunjukkan pekerjaan yang telah mereka lakukan, metode
dan prosedur yang mereka ikuti dan kesimpulan-kesimpulan yang telah mereka
lakukan. Dengan kertas kerja tersebut auditor menyusun laporannya kepada klien, serta
membuktikan luas auditnya dan membuktikan kemampuan profesionalnya dalam
melaksanakan audit.
Tujuan utama kertas kerja adalah (a) sebagai alat koordinasi (b) sebagai alat
pengkajian (c) sebagai dasar penyusunan laporan audit (d) sebagai pendukung pendapat
auditor. Pada umumnya kertas kerja audit dapat dikategorikan beberapa golongan yaitu
program audit, kertas kerja neraca, jurnal penyesuaian dan reklasifikasi, skedul utama,
dan skedul pendukung.
Selain itu, hubungan antara kertas kerja yang satu dengan kertas kerja yang lain
pada dasarnya saling berkaitan dan kertas kerja tersebut akhirnya akan mendukung
informasi atau data yang disajikan dalam laporan keuangan. Dan sistem pengarsipan
kertas kerja dibagi menjadi dua yaitu arsip permanen dan arsip tahun berjalan.
Untuk mencapai mutu kertas kerja yang baik seperti yang diharapkan, maka
berikut uraian pedoman dasar pembuatan kertas kerja yaitu setiap kertas kerja harus
bertujuan, setiap topik dibuatkan kertas kerja tersendiri, adanya identitas yang benar,
setiap kertas kerja harus diberi indeks atau indeks silang, semua langkah-langkah atau
prosedur audit yang telah dilakukan harus dinyatakan pada kertas kerja yang
bersangkutan, dalam kertas kerja harus termasuk pula komentar auditor yang
mencerminkan kesimpulan terhadap setiap aspek pekerjaan, hindarilah pekerjaan
menulis kertas kerja kembali, kertas kerja yang sudah selesai pekerjaannya harus
disimpan tersendiri dan terpisah dengan kertas kerja yang belum selesai.
Selain itu, setiap kertas kerja harus diberi indeks, subindeks atau indeks silang
secara lengkap dan sistematis baik selama atau setelah audit maupun kesimpulan.
Pemberian indeks ini dimaksudkan untuk mempermudah pengarsipan dan pencarian
kembali terhadap kertas kerja tersebut bila sewaktu-waktu diperlukan.
M. SARAN
Perlakuan secara hukum yang tegas terhadap semua kegiatan audit beserta
auditornya dan juga terhadap subjek auditnya sangatlah diperlukan. Hal ini dapat
mengurangi tingkat kecurangan yang terjadi dalam proses audit dan juga untuk menjaga
kualitas laporan dan opini hasil auditnya sehingga para pengguna informasi atau para
pihak luar khususnya investor maupun nasabah bank beserta pengawasnya tidak akan
tertipu dengan kecurangan yang sangat merugikan setiap keputusan investasi pihak luar
tersebut.
Proses audit baiknya tidak hanya dilakukan oleh akuntan publik secara
independen penuh akan tetapi harus melibatkan pihak berwenang yang berfungsi
sebagai pengawas audit yang mempunyai kewenangan hukum yang diharapkan sebagai
salah satu pengendalian mutu.