Anda di halaman 1dari 13

MAKALAH TENTANG STRATEGI DAKWAH KULTURAL

Kelompok 8

1. Muhammad Syawkie (2130503049)

2. M. Nico Verryan (2120503035)

Dosen pengampuh : Dr ,NURSERI HASNAH NASUTION, M.Ag

FAKULTAS DAKWAH DAN KOMUNIKASI

PROGRAM STUDI JURNALISTIK

UIN RADEN FATAH PALEMBANG


KATA PENGANTAR
Puji syukur kami ucapkan kehadirat Allah SWT atas segala rahmat-Nya sehingga
makalah ini dapat tersusun sampai dengan selesai. Tidak lupa kami mengucapkan terima kasih
terhadap bantuan dari pihak yang telah berkontribusi dengan memberikan sumbangan baik
pikiran maupun materinya.
Penulis sangat berharap semoga makalah ini dapat menambah pengetahuan dan
pengalaman bagi pembaca. Bahkan kami berharap lebih jauh lagi agar makalah ini bisa pembaca
praktekkan dalam kehidupan sehari-hari.
Bagi kami sebagai penyusun merasa bahwa masih banyak kekurangan dalam penyusunan
makalah ini karena keterbatasan pengetahuan dan pengalaman Kami. Untuk itu kami sangat
mengharapkan kritik dan saran yang membangun dari pembaca demi kesempurnaan makalah ini.

Palembang, 14 Juni 2022

Muhammad Syawkie

i
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR..................................................................................................................................i
DAFTAR ISI...............................................................................................................................................ii
BAB I PENDAHULUAN...........................................................................................................................1
A. LATAR BELAKANG........................................................................................................................1
B. RUMUSAN MASALAH....................................................................................................................2
BAB II PEMBAHASAN.............................................................................................................................3
A.Pengertian dakwah...............................................................................................................................3
B. Strategi dakwah kultural.....................................................................................................................6
- Konsep Dakwah Kultural..................................................................................................................7
-Ciri-ciri Konsep Dakwah Kultural yaitu :...........................................................................................7
BAB III PENUTUP.....................................................................................................................................9
KESIMPULAN.......................................................................................................................................9

ii
BAB I
PENDAHULUAN

A. LATAR BELAKANG
Indonesia merupakan negara dengan berbagai komunitas agama. Hal ini dapat
dibuktikan dengan adanya beberapa agama yang diakui oleh negara, yaitu Hindu, Budha, Kristen
Katolik, Protestan, Islam dan Konghucu. Islam merupakan agama terbesar di Indonesia dilihat
dari jumlah pemeluknya. Pada dasarnya semua agama memiliki ajaran dan ritual ibadah masing-
masing, namun tetap satu tujuan yaitu kebenaran dan mencari kedamaian baik di dunia maupun
di akhirat. Selain itu setiap agama mempunyai visi, misi, dan strategi masing-masing untuk
menyiarkan agamanya atau berdakwah, termasuk salah satunya Islam.

Pada era kontemporer, berbagai organisasi Islam bermunculan di Indonesia guna


mempertahankan kelanjutan dakwah Islamiah. Dakwah Islamiah di Indonesia berubah corak
dengan gaya baru yaitu “dakwah berorganisasi atau dakwah struktural”. Organisasi dakwah
Islamiah di Indonesia antara lain Muhammadiyah dengan strateginya berpusat pada pembaruan
(tajdid) serta menjaga kemurnian Islam (purifikasi), Nahdlatul Ulama (NU) yang dekat dengan
latar belakang budaya Indonesia, Jaringan Islam Liberal (JIL) yang lebih baru sebagai motor
Islam liberal, Majelis Mujahidin Indonesia, Laskar Jundullah dikenal sebagai organisasi garis
keras, dan masih banyak organisasi-organisasi lainnya yang berskala nasional ataupun regional.
Masing-masing organisasi itu memiliki lahan dakwah, corak dan karakteristik dakwah masing-
masing. Kebanyakan organisasi Islam tersebut di atas, bidang kegiataannya tidak jauh beda,
yaitu bidang pendidikan, sosial dan dakwah. Perbedaannya barangkali hanya pada strategi
kegiatannya, baik dalam pendidikan, sosial dan dakwah.

Dakwah dalam Islam itu sendiri berarti ajakan kepada orang-orang (individu, kelompok,
masyarakat dan bangsa) ke jalan Allah (Qs. al-Nahl: 125) atau untuk berbuat kebaikan dan
menghindari keburukan (Qs. Ali Imron: 104). Dengan kata lain, dakwah Islam berarti
menyampaikan pesan atau ajaran Islam kepada masyarakat luas, sebagaimana telah dilakukan
oleh nabi Muhammad pada zamannya. Setidaknya ada empat unsur di dalam praktek dakwah,
yakni pelaku dakwah (da’i), penerima dakwah atau sasaran dakwah (mad’u), materi dakwah
(pesan/ajaran Islam) dan media atau saluran dakwah. Agar hasil dakwah itu bisa sesuai dengan

1
yang diharapkan, maka diperlukan strategi dan metode, hal ini juga tidak kalah penting dengan
keempat unsur tersebut di atas

B. RUMUSAN MASALAH
- Pengertian dakwah

- pengertian dakwah kultural

2
BAB II
PEMBAHASAN

A.Pengertian dakwah
1. Pengertian Dakwah

Islam adalah agama yang berisi dengan petunjuk-petunjuk agar manusia secara individual
menjadi manusia yang baik, beradab, dan berkualitas, sehingga mampu membangun sebuah
peradaban yang maju, sebuah tatanan kehidupan yang manusiawi, dalam arti kehidupan yang
adil, maju, bebas dari berbagai penindasan, ancaman, dan berbagai kekawatiran. Agar mencapai
hal yang diinginkan tersebut diperlukan dengan apa yang dinamakan dakwah. Karena dengan
masuknya Islam dalam sejarah umat manusia, agama ini mencoba meyakinkan umat manusia
tentang kebenaran dan menyeru pada umat mansuia agar menjadi penganutnya.

Disamping itu, Islam sebagai agama disebut juga sebagai agama dakwah, maksudnya
adalah agama yang disebarluaskan secara damai, tidak lewat kekerasan.Walaupun ada terjadi
peperangan dalam sejarah Islam, baik ketika Nabi Muhammad masih hidup, maupun
sesudahnya, peperangan itu bukan dalam rangka mendakwahkan dan menyebarkan Islam, tapi
dalam rangka mempertahankan diri atau melepaskan masyarakat dari penindasan penguasa yang
tirani.Dalam beberapa kasus peperangan yang dimenangkan umat Islam pada zaman Nabi masih
hidup, Nabi sendiri tidak pernah memaksa penduduk daerah yang ditundukkan atau orang yang
dikalahkan untuk masuk Islam.

Dalam pandangan masyarakat awam, dakwah sering indektik dengan khutbah, pengajian,
dan artiarti sempit lainnya. Padahal pengertian dakwah lebih luas dari itu, tidak hanya sebatas
pengajian, maupun khutbah. Ditinjau dari segi bahasa, dakwah berasal dari bahasa Arab, dakwah
dan kata da’a, yad’u yang berarti panggilan, ajakan, seruan.

Ada beberapa kata yang hampir sama maksudnya dengan “dakwah”, seperti :
penerangan, penyiaran, pendidikan, pengajaran, indoktrinasi dan propaganda.
Penerangan,mempunyai suatu tujuan tertentu sekurang-kurangnya menarik orangatau
memberikan pengertian kepada orang lain mengenai hal tertentu. Penerangan lebih cencerung
pada pasif, artinya tidak memerlukan reaksi yang nyata dari orang yang menerima penerangan
itu. Oleh karena itu penerangan merupakan bagian dari dakwah. Penyiaran, adalah merupakan

3
salah satu pelaksanaan dakwah, penyiaran bisa digunakan untuk penjelasan sesuatu yang inti,
dan bisa juga untuk menjelaskan persoalan-persoalan yang pokok, dengan atau tanpa penjelasan.
Sedang penerangan dapat dipergunakan untuk penjelasan-penjelasan yang sudah ada
pokokpokoknya lebih dahulu, sehingga penerangan datangnya kemudian. Pendidikan dan
pengajaran, kedua-duanya juga menjadi bagian dan cara-cara atau salah satu alat dalam dakwah,
pendidikan itu lebih banyak ditekankan agar orangorang yang dididik membiasakan diri untuk
bersikap sebagaimana yang dimaksud oleh pendidik. Sedang pengajaran lebih banyak ditekankan
pada materi ilmiahnya yang memberi kesempatan lebih banyak kepadanya untuk
mempertimbangkan kebenarannya. Indoktrinasi, hampir sama dengan pendidikan dan
pengajaran, Mengindoktrinasi artinya memberikan ajaran-ajaran pokok yang menjadi pedoman
bagi orang yang menerima doktrin, untuk bertindak lebih lanjut.

6 Secara istilahi (terminologi), sebagaimana dikutip oleh Moh. Ali Aziz, para ulama
memberikan pengertian dakwah yang bermacam-macam, antara lain : Syekh Ali Makhfudh
dalam kitabnya Hidayatul Mursyidin, mengatakan dakwah adalah :” mendorong manusia untuk
berbuat kebajikan dan mengikuti petunjuk (agama), menyeru mereka kepada kebaikan, dan
mencegah mereka dari perbuatan munkar. Agar memperoleh kebahagiaan dunia dan akhirat”.

a. Syekh Muhammad Khidr Husain dalam bukunya, al-Dakwah ila al ishlah,


menjelaskan bahwa dakwah adalah :”Upaya untuk memotivasi orang agar berbuat baik, dan
mengikuti jalan petunjuk, dan melakukan amar ma’ruf nahi munkar, dengan tujuan mendapatkan
kesuksesan dan kebahagiaan di dunia dan akhirat.

b. HSM. Nasaruddin Latif Mendifinisikan dakwah: “ Setiap usaha maupun aktifitas


dengan tulisan maupun lisan yang bersifat menyeru, mengajak, memanggil manusia lainnya
untuk beriman dan mentaati Allah swt, sesuai dengan garis-garis akidah dan syariat serta akhlak
Islamiya”.

c. Toha Yahya Umar, mendifinisikan dakwah : “Mengajak manusia dengan cara


bijaksana kepada jalan yang benar sesuai dengan perintah Allah, untuk kemaslahatan dan
kebahagiaan mereka di dunia dan akhirat”.

4
d. Aboebakar Atjeh, mendifinisikan dakwah : “Seruan kepada umat manusia untuk
kembali kepada ajaran hidup hidup sepanjang ajaran Allah yang benar, dilakukan dengan penuh
kebijaksanaan dan nasihat yang benar”.

e. Masdar Helmy, mengatakan bahwa dakwah :”Mengajak dan menggerakkan manusia


agar menaati ajaran-ajaran Allah(Islam), termasuk amar ma’ruf nahi munkar untuk bisa
memperoleh kebahagiaan di dunia dan akhirat”.

Dari beberapa pengertian dakwah di atas, walaupun secara sepintas berbeda, tapi kalau
diamati secara seksama, setiap redaksinya memiliki tiga unsur pokok, yaitu ; pertama, dakwah
adalah proses penyampaian agama Islam dari seseorang pada orang lain. Kedua, dakwah adalah
penyampaian ajaran Islam dapat berupa amr ma’ruf (ajaran kepada kebaikan) dan nahi munkar
(mencegah kemungkaran). Ketiga, usaha tersebut dilakukan secara sadar dengan tujuan
terbentuknya suatu individu atau masyarakat yang taat dan mengamalkan sepenuhnya seluruh
ajaran Islam.

Seperti apa yang dikemukakan Syaikh Abdul Aziz bin Baz, yang dikutip Jum’ah Amin
Abdul Aziz, para ulama telah menjelaskan bahwa dakwah hukumnya fardu kifayah jika
dilakukan di negaranegara dimana disana para da’i telah menegakkannya. Karena setiap negara
atau wilayah membutuhkan dakwah secara kontinyu. Dalam keadaaan seperti itu hukum dakwah
menjadi fardu kifayah, yang mana apabila dilakukan oleh orang yang mencukupi, maka beban
kewajiban itu gugur bagi yang lain, dan hukumnya menjadi sunnah muakkadah.Tapi jika tidak
ada yang melaksanakan dakwah secara sempurna, maka dosanya ditanggung oleh seluruh umat,
dan semuanya terkena beban kewajiban.

Dakwah menjadi fardu ‘ain, jika seseorang muslim berada dalam suatu tempat yang
disitu tidak ada yang melakukan dakwah, selain orang itu. Demikian juga, ketika para da’i masih
sedikit, sementara kemungkaran dan kebodohan merajalela, maka dakwah juga menjadi fardu
‘ain bagi setiap muslim, sesuai dengan kemampuannya.9 Seperti keadaan Indonesia, dimana
kemungkaran dan kebodohan masih banyak ditemukan, setiap muslim Indonesia juga
berkewajiban juga, sesuai dengan kemampuannya.

5
B. Strategi dakwah kultural
Dakwah kultural adalah aktivitas dakwah yang menekankan Pendekatan Islam kulural.
doktrinal yang formal antara Islam dan politik atau Islam dan Negara.

Fungsi dakwah kultural

Dalam peranannya yang dimainkan oleh banyak cendekiawan Muslim, dakwah Kultural
mempunyai dua fungsi Utama yaitu fungsi ke atas dan fungsi kebawah. Dalam fungsinya ke
lapisan atas antara lain adalah tindakan dakwah yang mengartikulasikan aspirasi rakyat (umat
muslim) terhadap kekuasaan.

Dalam peranannya yang dimainkan oleh banyak cendekiawan Muslim, dakwah Kultural
mempunyai dua fungsi Utama yaitu fungsi ke atas dan fungsi kebawah. Dalam fungsinya ke
lapisan atas antara lain adalah tindakan dakwah yang mengartikulasikan aspirasi rakyat (umat
muslim) terhadap kekuasaan. Fungsi ini untuk mengekspresikan aspirasi rakyat yang tidak
mampu mereka ekspresikan sendiri dan karena ketidak mampuan para wakil rakyat untuk
mengartikulasi aspirai rakyat. Fungsi ini berbeda dengan pola dakwah struktural karena pada
fungsi ini lebih menekankan pada tersalurkannya aspirasi masyarakat bawah pada kalangan
penentu kebijakan. Sedangkan pemahaman tentang fungsi dakwah kultural yang bersifat ke
bawah adalah penyelenggaraan dakwah dalam bentuk penerjemahan ide-ide intelektual tingkat
atas bagi umat muslim serta rakyat umumnya untuk membawakan transformasi sosial. Hal yang
paling utama dalam fungsi ini adalah penerjemahan sumber-sumber agama (Al-Quran dan
Sunnah) sebagai way of life. Fungsi dakwah kultular ini bernilai praktis dan mengambil bentuk
utama dakwah bil hal. Peyebaran Islam ke berbagai wilayah di dunia ini, menyebabkan corak
dan varian Islam memiliki kekhasan dan keunikan tersendiri dari pada Islam yang berkembang di
Jazirah Arab. Hal ini dapat dipahami karena setiap agama, tak terkecuali Islam, tidak bisa lepas
dari realitas di mana ia berada. Islam bukanlah agama yang lahir dalam ruang yang hampa
budaya. Antara Islam dan realiatas, meniscayakan adaya dialog yang terus berlangsung secara
dinamis.

6
- Konsep Dakwah Kultural

Pendekatan Islam secara kultural sebenarnya bermanfaat untuk mewujudkan masyarakat


yang memiliki dan mengamalkan nilai-nilai Islam dalam kehidupan. Di sini peran ulama, kyai,
modin atau pemuka agama memiliki peran vital karena apa yang menjadi perkataan kyai selalu
dituruti masyarakat. Tentu bila dakwah Islam hanya dilakukan melalui kultural saja, apalagi
menafikan, menegasikan, bahkan memusuhi gerakan dakwah lain tentu akan menjadi masalah.
Konsep Islam apabila dipahami hanya dengan mengajarkan kesholehan pribadi, sifat sabar dan
syukur, hidup untuk ridho Allah ternyata belum cukup untuk menolong saudara muslim Palestina
yang menanti uluran tangan kita. Aksi itu belum cukup hanya dengan aksi solidaritas, mengutuk
melalui media massa. Setan zionis sudah terlalu bebal dengan aksi-aksi macam tersebut.
Sehingga butuh political will dari pemimpin Islam, dibutuhkan kekuatan Islam secara structural
yang kuat dan memiliki bargaining position yang kuat di mata Internasional. Apabila posisi
Islam di negara secara structural kuat, maka aka nada political will dan yang lebih penting lagi
keberanian dari pemimpin-pemimpin Islam misalkan untuk boikot ekonomi terhadap produk
zionis, pemutusan hubungan diplomatis, pengiriman bantuan tentara penjaga kedamaian dan lain
sebagainya.

-Ciri-ciri Konsep Dakwah Kultural yaitu :


1.Menggunakan dalil dan ayat al-quran.

2.Lebih menekankan pemahaman , persuasif terhadap sasaran dakwah agar sasaran dakwah
melakukan amar maruf dan nahi munkar.

3.Tidak mengharuskan sang dai masuk ke system.

Pendapat penulis ada beberapa strategi di mana dakwah bisa menyelesaikan problem-
problem yang ada di tengah Masyarakat antara lain sebagai berikut :

1.Dakwah harus dimulai dengan mencari kebutuhan masyarakat. Kebutuhan yang dimaksud
adalah kebutuhan secara objektif dan kebutuhan yang dirasakan masyarakat setempat yang perlu
mendapat perhatian.

2.Dakwah dilakukan secara terpadu.

7
3.Dakwah dilakukan dengan pendekatan partisipasi dari bawah. Hal ini bertujuan bahwa ide
yang ditawarkan mendapat kesepakatan masyarakat.

4.Dakwah dilaksanakan melalui proses sistematika pemecahan masalah.

5.Dalam berdakwah gunakanlah teknologi yang sesuai dengan tepat guna.

6.Program dakwah dilaksanakan melalui tenaga dai yang bertindak sebagai motivator.

7.Dakwah didasarkan atas asas swadaya dan kerjasama. Hal ini bermaksud bahwa dakwah harus
berangkat dari kemampuan diri sendiri dan kerjasama dari potensi-potensi yang ada. Dan
bentuan dari pihak luar hanya dijadikan menjadi pelengkap saja.

8
BAB III
PENUTUP

KESIMPULAN
Dakwah kultular adalah dakwah yang bersifat akomodatif terhadap nilai budaya sosial
dan interaksi di masyarakat secara inovatif dan kreatif tanpa menghilangkan aspek subsatansial
agama. Kedua, menekankan pentingnya kearifan dalam memahami kebudayaan, norma-norma
sosial yang sudah menjadi panutan bagi masyarakat pada umumnya.

-Ciri-ciri Konsep Dakwah Kultural yaitu :

1.Menggunakan dalil dan ayat al-quran.

2.Lebih menekankan pemahaman , persuasif terhadap sasaran dakwah agar sasaran dakwah
melakukan amar maruf dan nahi munkar.

3.Tidak mengharuskan sang dai masuk ke system.

Pendapat penulis ada beberapa strategi di mana dakwah bisa menyelesaikan problem-
problem yang ada di tengah Masyarakat antara lain sebagai berikut :

1.Dakwah harus dimulai dengan mencari kebutuhan masyarakat. Kebutuhan yang dimaksud
adalah kebutuhan secara objektif dan kebutuhan yang dirasakan masyarakat setempat yang perlu
mendapat perhatian.

2.Dakwah dilakukan secara terpadu.

3.Dakwah dilakukan dengan pendekatan partisipasi dari bawah. Hal ini bertujuan bahwa ide
yang ditawarkan mendapat kesepakatan masyarakat.

4.Dakwah dilaksanakan melalui proses sistematika pemecahan masalah.

5.Dalam berdakwah gunakanlah teknologi yang sesuai dengan tepat guna.

6.Program dakwah dilaksanakan melalui tenaga dai yang bertindak sebagai motivator.

9
7.Dakwah didasarkan atas asas swadaya dan kerjasama. Hal ini bermaksud bahwa dakwah harus
berangkat dari kemampuan diri sendiri dan kerjasama dari potensi-potensi yang ada. Dan
bentuan dari pihak luar hanya dijadikan menjadi pelengkap saja.

10

Anda mungkin juga menyukai