Syarah Utshul Tsalasah
Syarah Utshul Tsalasah
Ats-Tsalatsah
َش ْر ُح ال ُأ ُص ْو ِل ال َّثل َا َث ِة
Oleh:
Firanda Andirja
Sumber: bekalislam.firanda.com
DAFTAR ISI
PROLOG.....................................................................................................................2
MUKADIMAH........................................................................................................12
1. (م ُ ‘ )ا ْل ِع ْلIlmu’..................................................................................................18
2. (ل ِب ِه ُ مَ ‘ )ا ْل َعmengamalkannya’................................................................29
3. (‘ )ال َّد ْع َو ُة ِإلَيْ ِهmendakwahkannya’.........................................................30
4. (يه ِ صبْ ُر َعلَى الَأ َذى ِف َّ ‘ )الbersabar’ atas gangguan ketika
mendakwahkannya.........................................................................................32
(Pokok Pertama : Mengenal Allah)...........................................................100
1. Doa................................................................................................................125
2. Al-Khauf (ف ُ – )ا ْل َخ ْوTakut yang disertai pengagungan...........134
3. Raja’ (اء ُ )الر َج
َّ – Berharap........................................................................138
4. Tawakal........................................................................................................140
5. Raghbah, rahbah, dan khusyuk........................................................144
6. Al-Khasyah (شيَ ُة ْ – )ا ْل َخrasa takut yang dibarengi dengan ilmu
.............................................................................................................................. 147
7. Inabah ( – )الِْإ َنابَ ُةKembali kepada Allah.........................................148
8. Istianah (ستِ َعا َن ُة ْ – )الِْإMeminta tolong kepada Allah................149
9. Istiazah (ستِ َعا َذ ُة ْ – )الِْإMeminta perlindungan kepada Allah..150
10. Istigasah (ستِ َغاث َُة ْ – )الِْإMeminta pertolongan kepada Allah
dalam kondisi genting...............................................................................152
11. Adz-Dzabh ( – )ال َّذبْ ُحMenyembelih................................................153
12. Nazar ()النَّذر.............................................................................................155
(Pokok Kedua : Mengenal Agama Islam)..............................................161
(Pokok Ketiga : Mengenal Nabi )ﷺ.........................................................208
Nasab Nabi Muhammad ﷺ....................................................................217
Dalil Kenabian Nabi Muhammad )ل الن ُُّب َّو ِة ُ ﷺ ( َدلَاِئ..........................223
PROLOG
Kita akan membahas suatu risalah yang berjudul Tsalatsah al-
Utsul atau al-Ushul ats-Tsalatsah ‘Tiga landasan pokok’, yang
ditulis oleh Syekh Muhammad bin Abdul Wahhab rahimahullah,
di mana ini merupakan pelajaran dasar dalam bidang akidah.
Yang dimaksud al-Ushul ats-Tsalatsah ‘Tiga landasan pokok’
tersebut adalah:
َو ِإ ْن َكا َن ْت َغ ْي َر، َق ِّد ُمو ِني: َقا َل ْت، َف ِإ ْن َكا َن ْت َصا ِل َح ًة، َوا ْح َت َم َل َها ال ِّر َجا ُل َع َلى َأ ْع َنا ِق ِه ْم،ِإ َذا ُو ِض َع ِت ال ِج َنا َز ُة
َو َل ْو َس ِم َع ُه َص ِع َق، َيا َو ْي َل َها َأ ْي َن َي ْذ َه ُبو َن ِب َها؟ َي ْس َم ُع َص ْو َت َها ُك ُّل َش ْي ٍء ِإ َّلا ال ِإ ْن َسا َن: َقا َل ْت،َصا ِل َح ٍة
“Apabila jenazah telah diletakkan dan dibawa oleh orang-orang di atas pundak mereka,
jika dia jenazah yang saleh, maka dia akan berkata, ‘segerakanlah aku’. Namun, jika
dia jenazah selain orang saleh, maka dia akan berkata, ‘Celakanya, kemana mereka
akan membawa jenazah ini?’, semua makhluk mendengarnya, kecuali manusia, jika
mereka mendengarnya, niscaya bisa pingsan’.” (HR. Bukhari no. 1314)
Karena, sejatinya ruh yang saleh ingin cepat kembali ke jasadnya, untuk mendapatkan
kenikmatan di alam barzakh. Oleh karenanya, di antara sunahnya adalah seseorang
segera dikuburkan.
2 HR. Ahmad, No. 18534 dengan sanad sahih
“Ada dua malaikat yang hitam lagi biru, salah satunya disebut
Munkar dan yang lain disebut Nakir.”3
Di dalam hadis tersebut, Munkar dan Nakir memiliki arti sesuatu
yang menakutkan, mengerikan dan tidak dikenal, maka
disebutkan sifat-sifatnya yang hitam dan biru.4
Setelah itu, kedua malaikat tersebut mendudukkannya dan
bertanya kepadanya tentang tiga hal, yaitu َم ْن َر ُّب َك؟ ‘Siapa
Tuhanmu?’, َم ْن َن ِب ُّي َك؟ ‘Siapa nabimu?’ dan َما ِدي ُن َك؟ ‘Apa
agamamu?’.
Bagi orang yang beriman, maka dia akan menjawabnya dengan
mudah. Sebagaimana sabda Nabi Muhammad ﷺ,
، َر ِّب َي الل ُه: َم ْن َر ُّب َك؟ َف َي ُقو ُل: َف َي ُقوَلا ِن َل ُه،َف ُي ْج ِل َسا ِن ِه
َف َي ُقوَلا ِن، ِدي ِن َي ا ْل ِإ ْس َلا ُم: َما ِدي ُن َك؟ َف َي ُقو ُل:َف َي ُقوَلا ِن َل ُه
ُه َو َر ُسو ُل: َما َه َذا ال َّر ُج ُل ا َّل ِذي ُب ِع َث ِفي ُك ْم؟ َف َي ُقو ُل:َل ُه
الل ِه َص َّلى الل ُه َع َل ْي ِه َو َس َّل َم
“Kedua malaikat itu mendudukkannya dan bertanya ‘Siapa
Tuhanmu’, dia menjawab ‘Tuhanku Allah’, keduanya bertanya,
‘Apa agamamu?’, dia menjawab, ‘Agamaku Islam’, keduanya
bertanya, ‘Siapakah laki-laki yang diutus kepadamu ini?’, dia
menjawab, ‘Dia adalah Rasulullah ﷺ 5
َها ْه َها ْه َلا: َم ْن َر ُّب َك؟ َف َي ُقو ُل: َف َي ُقوَلا ِن َل ُه،َف ُي ْج ِل َسا ِن ِه
َها ْه َها ْه َلا: َما ِدي ُن َك؟ َف َي ُقو ُل: َف َي ُقوَلا ِن َل ُه،َأ ْد ِري
َما َه َذا ال َّر ُج ُل ا َّل ِذي ُب ِع َث ِفي ُك ْم؟: َف َي ُقوَلا ِن َل ُه،َأ ْد ِري
َها ْه َها ْه َلا َأ ْد ِري:َف َي ُقو ُل
“Lalu kedua malaikat mendudukkannya dan bertanya, ‘Siapa
Tuhanmu?’, dia menjawab, ‘Ha, ha (ketakutan) saya tidak tahu?’,
kedua malaikat itu bertanya lagi, ‘Apa agamamu?’, dia menjawab,
‘Ha, ha (ketakutan) saya tidak tahu?’, mereka bertanya lagi, ‘Siapa
laki-laki yang diutus untukmu?’, dia menjawab, ‘Ha, ha
(ketakutan) saya tidak tahu?.”6
Orang-orang kafir atau munafik tidak mampu memberikan
jawaban dari pertanyaan kedua malaikat tersebut. Kenapa?
Karena menjawab pertanyaan malaikat di alam kubur itu bukan
berkaitan dengan hafalan, akan tetapi berkaitan dengan
keimanan dan amal saleh . Jika seseorang memiliki keimanan,
maka dia bisa menjawab pertanyaan tersebut. Oleh karenanya,
Allah ﷻberfirman,
ُي َث ِّب ُت ال َّل ُه ا َّل ِذي َن آ َم ُنوا ِبا ْل َق ْو ِل ال َّثا ِب ِت ِفي ا ْل َح َيا ِة ال ُّد ْن َيا
َو ِفي ا ْل آ ِخ َر ِة
6 HR. Ahmad, no. 18534 dengan sanad sahih
Islam.
Orang-orang kafir atau munafik yang masih hidup sampai
sekarang, jika ditanyakan kepada mereka, ‘Siapakah Tuhan orang
Islam?’, mereka tahu dan akan menjawab, ‘Allah ’ﷻ. Jika
tiga pertanyaan itu disebut dengan ِف ْت َنة ا ْل َقبر ‘ujian di dalam
kubur’.
Di alam barzakh terdapat dua hal; Pertama adalah ِف ْت َنة ا ْل َق ْبر
‘ujian di dalam kubur’ dan yang kedua َع َذاب\ َن ِع ْيم ال َق ْبر
‘azab/nikmat kubur’. Barang siapa yang bisa menjawab tiga
pertanyaan tersebut, maka dia akan mendapatkan nikmat kubur.
Barang siapa yang tidak mampu menjawabnya, maka dia akan
mendapatkan azab kubur.
Masing-masing dari kita tidak akan bisa lari, karena akan ditanya
dengan tiga pertanyaan tersebut pada saat permulaan berada di
alam barzakh. Ada beberapa orang yang tidak ditanya oleh
MUKADIMAH
Syaikh Muhammad bin Abdul Wahab berkata :
ال َّص ْب ُر َع َلى ال َأ َذى ِفي ِهَ ،وال َّد ِلي ُل َق ْو ُل ُه )ال َّرا ِب َع ُة(
َت َعا َلىِ :ب ْس ِم الل ِه ال َّر ْح َم ِن ال َّر ِحي ِم
Syarah Al-Ushul Ats-Tsalatsah | 12
ebooksunnah.com
قال الشافعي رحمه اله َت َعا َلىَ :ل ْو َما َأ ْن َز َل الل ُه
ُ .ح َّج ًة َع َلى َخ ْل ِق ِه ِإلا َه ِذ ِه ال ُّسو َر َة َل َك َف ْت ُه ْم
َو َقا َل ال ُب َخا ِر ُّي رحمه الله تعالى ( َبا ُب) ” ال ِع ْل ُم
َق ْب َل ال َق ْو ِل َوا ْل َع َم ِلَ ،وال َّد ِلي ُل َق ْو ُل ُه َت َعا َلىَ { :فا ْع َل ْم
َأ َّن ُه َلا ِإ َل َه ِإ َّلا ال َّل ُه َوا ْس َت ْغ ِف ْر ِل َذ ْن ِب َك}
Syarah
Buku yang ringkas ini mengajarkan kita untuk terbiasa dalam
berdalil untuk membicarakan tentang permasalahan agama.
Syekh Muhammad bin Abdul Wahhab rahimahullah memulai
perkataannya dengan mengucapkan,
surat yang ditujukan kepada para raja supaya masuk Islam, maka
beliau selalu membuka dengan basmalah. Di antaranya beliau
menulis surat kepada raja romawi. Ketika seorang utusan
membawa surat tersebut kepada Heraklius, raja Romawi, maka
dia mengambilnya dan membacanya,
1. (‘ )ا ْل ِع ْل ُمIlmu’.
Beliau menyebutkan bahwa ilmu mencakup tiga perkara, di
antaranya adalah:
َش ِه َد ال َّل ُه َأ َّن ُه َلا ِإ َل َه ِإ َّلا ُه َو َوا ْل َم َلا ِئ َك ُة َو ُأو ُلو ا ْل ِع ْل ِم َقا ِئ ًما
ِبا ْل ِق ْس ِط
“Allah menyatakan bahwa tidak ada tuhan selain Dia; (demikian
pula) para malaikat dan orang berilmu yang menegakkan
keadilan.” (QS. Ali ‘Imran: 18)
9 HR. Ibnu Majah No. 224, al-Albani mengatakan hadits ini sahih tanpa lafal
“”وواضع العلم
harus kita ibadahi, kita harus tahu secara dasar siapa nabi yang
kita teladani, kita harus tahu bagaimana ilmu salat, ilmu wudu
ataupun ilmu berhaji. Secara umum, semua hal yang hendak kita
lakukan, maka kita harus tahu ilmunya.
Sebagai contohnya adalah tentang seseorang yang hendak
berdagang, maka dia harus mengetahui ilmu perdagangan
terlebih dahulu. Manakah hal-halal yang dihalalkan di dalam
perdagangan atau apa saja hal-hal yang diharamkan? Agar tidak
terjerumus ke dalam riba atau larangan Allah ﷻ. Begitu juga
• Fardu kifayah.
Ilmu-ilmu tertentu yang harus diketahui oleh sebagian orang.
Contohnya adalah ilmu usul fikih, usul hadis, musthalah hadis,
tafsir, dan di antaranya adalah bahasa Arab dan ilmu yang
lainnya. Tidak semua orang mempelajari ilmu ini.
Ada juga sebagian orang yang wajib baginya untuk
mempelajarinya, seperti contohnya adalah para ulama yang
berfatwa dan wajib bagi mereka mempelajari ilmu-ilmu yang
sifatnya fardu kifayah. Karena jika tidak mempelajarinya, maka
mereka akan berfatwa tanpa ilmu dan menyesatkan. Karena
mereka memiliki kebiasaan menjawab pertanyaan, maka wajib
bagi mereka untuk mempelajari ilmu-ilmu yang berat untuk
memahaminya. Jika mereka tidak mempelajari ilmu-ilmu tersebut,
maka tidak diperbolehkan bagi mereka memasuki ranah ini.
• Sunah/Mustahab.
Ilmu-ilmu yang tidak wajib bagi seseorang, maka boleh untuk
mempelajarinya. Contohnya adalah seseorang yang bukan
mufti/ahli berfatwa tetapi hendak mempelajari ilmu usul fikih,
maka dibolehkan baginya untuk mempelajarinya. Jika dia adalah
seorang dokter dan hendak mempelajari bahasa Arab atau usul
fikih atau usul hadis, maka diperbolehkan baginya untuk
mempelajarinya. Adapun jika dia adalah seorang mufti, maka
hukumnya adalah wajib.
Perihal dalil-dalil yang menjelaskan tentang pentingnya ilmu
tersebut berkaitan dengan ilmu-ilmu syar’i, karena ilmu-ilmu
ِإ َّن ا ْل ُع َل َما َء َو َر َث ُة ا ْل َأ ْن ِب َيا ِء ِإ َّن ا ْل َأ ْن ِب َيا َء َل ْم ُي َو ِّر ُثوا ِدي َنا ًرا َوَلا
ِإ َّن َما َو َّر ُثوا ا ْل ِع ْل َم،ِد ْر َه ًما
“Sesungguhnya para ulama adalah pewaris para nabi.
Sesungguhnya para nabi tidak mewariskan dinar atau dirham,
akan tetapi mewariskan ilmu.”12
Ilmu inilah yang menjadikan seseorang bertakwa dan semakin
mendekatkan kepada Allah ﷻ. Allah ﷻberfirman,
naungan Allah ﷻ pada hari kiamat kelak, di mana salah satu
agama Islam.
Imam al-Bukhari rahimahullah menyebutkan
2. (‘ )ا ْل َع َم ُل ِب ِهmengamalkannya’.
Setelah seseorang memiliki ilmu, maka hendaknya dia
mengamalkannya. Sejatinya ada dua kelompok yang tercela,
yaitu:
َو َل ِك ْن ُكو ُنوا َر َّبا ِن ِّيي َن ِب َما ُك ْن ُت ْم ُت َع ِّل ُمو َن ا ْل ِك َتا َب َو ِب َما
ُك ْن ُت ْم َت ْد ُر ُسو َن
“Tetapi, “Jadilah kamu pengabdi-pengabdi Allah, karena kamu
mengajarkan kitab dan karena kamu mempelajarinya!.” (QS. Ali
‘Imran: 79)
َر َّبا ِن ِّيي َن bermakna para yang ulama yang mengajarkan ilmu-ilmu
secara bertahap, mulai dari ilmu yang ringan hingga yang berat.
Al-Bukhari berkata :
ال َّر َّبا ِن ُّي ا َّل ِذي ُي َر ِّبي ال َّنا َس ِب ِص َغا ِر ال ِع ْل ِم َق ْب َل:َو ُي َقا ُل
ِك َبا ِر ِه
“Dan dikatakan bahwa Ar-Robbani adalah yang mentarbiah
masyarakat dengan ilmu-ilmu kecil sebelum ilmu-ilmu yang
17
besar.”
Yaitu yang mengajarkan ilmu kepada masyarakat ِبال َّت َد ُّر ِج
18
“dengan bertahap.”
Demikianlah cara menuntut ilmu yang benar, dengan bertahap.
Oleh karenanya, ketika seseorang memiliki keinginan untuk
menguasai ilmu secara keseluruhan dalam sekejap, maka ilmu
yang dikuasainya juga akan hilang dalam sekejap pula. Jadi,
menuntut ilmu itu membutuhkan kepada kesabaran. Jika ilmu
bisa diraih tanpa kesabaran dan tanpa tahapan maka semua
orang akan menjadi ulama. Namun, kita lihat ternyata jumlah
para ulama tidaklah banyak. Kenapa? Karena tidak semua orang
mampu untuk bersabar dalam menuntut ilmu.
Menuntut ilmu butuh kepada kesabaran, sabar dalam memahami
pelajaran maupun sabar dalam bertanya terkait ilmu yang
dipelajarinya. Semua ini merupakan ibadah. Setiap orang yang
duduk selama satu atau dua jam untuk menuntut ilmu, maka
sejatinya dia telah beribadah kepada Allah ﷻ. Dalil yang
Lalu ditanyakan kepada beliau, َف َأ ُّي َش ْي ٍء َت ْص ِحي ُح ال ِّن َّي ِة
“Bagaimana caranya membenarkan niat?”. Beliau berkata,
19 al-Furu’, Ibnu Muflih 2/339, al-Inshoof, al-Mardawi 2/162, dan Kasyyaaf al-Qinaa’, al-
Buhuti 1/411
ال َّثا ِل َث ُةَ :أ َّن َم ْن َأ َطا َع ال َّر ُسو َلَ ،و َو َّح َد الل َه لا َي ُجو ُز
َل ُه ُم َوالا ُة َم ْن َحا َّد الل َه َو َر ُسو َل ُهَ ،و َل ْو َكا َن َأ ْق َر َب
َق ِري ٍب؛ َوال َّد ِلي ُل َق ْو ُل ُه َت َعا َلى﴿ :ل َا َت ِج ُد َق ْو ًما ُي ْؤ ِم ُنو َن
ِبال َّل ِه َوا ْل َي ْو ِم ال آ ِخ ِر ُي َوا ُّدو َن َم ْن َحا َّد ال َّل َه َو َر ُسو َل ُه َو َل ْو
َكا ُنوا آ َبا َء ُه ْم َأ ْو َأ ْب َناء ُه ْم َأ ْو ِإ ْخ َوا َن ُه ْم َأ ْو َع ِشي َر َت ُه ْم
ُأ ْو َل ِئ َك َك َت َب ِفي ُق ُلو ِب ِه ُم ال ِإي َما َن َو َأ َّي َد ُهم ِب ُرو ٍح
ِّم ْن ُه َو ُي ْد ِخ ُل ُه ْم َج َّنا ٍت َت ْج ِري ِمن َت ْح ِت َها ال َأ ْن َها ُر
َخا ِل ِدي َن ِفي َها َر ِض َي ال َّل ُه َع ْن ُه ْم َو َر ُضوا َع ْن ُه ُأ ْو َل ِئ َك
Syarah
Penulis (Syaikh Muhammad bin Abdul Wahab rahimahullah)
menyatakan bahwa wajib bagi setiap muslim dan muslimah
untuk mempelajari 3 permasalahan dan wajib untuk
mengamalkannya.
Pertama : Tuhan itu ada, menciptakan kita, dan tidak membiarkan
kita begitu saja, akan tetapi mengutus Rasulullah ﷺsehingga
wajib bagi kita untuk taat kepada Rasulullah ﷺ
Kedua : Bahwasanya Allah tidak rido dengan kesyirikan.
Ketiga : Wajibnya tidak boleh bermuawalat (loyal) kepada orang-
orang yang memusuhi Allah dan RasulNya.
Kita hidup di zaman di mana banyak pemikiran sesat terkait
eksistensi Tuhan semakin bermunculan dan menyebar. Padahal
adanya sang pencipta merupakan fitrah yang ada pada setiap
manusia. Banyak dalil yang menunjukkan akan keberadaan sang
pencipta bagi seseorang yang masih lurus fitrahnya.
Jika ada seorang anak kecil terdorong lantas kita sampaikan
kepadanya bahwa dia terdorong tiba-tiba tanpa sebab, tentu
anak kecil itu tidak akan terima. Demikian juga jika kita katakan
bahwa seluruh baju terjadi dengan tiba-tiba terjahit tanpa ada
yang menjahitnya tentu adalah perkara yang mustahil. Apalagi
dengan alam semesta ini yang berjalan dengan teratur, apakah
tidak ada yang menciptakannya?
23 Lihat: “Atheists call for church head to retract slur”. 1996-09-03. Diakses tanggal
2008-07-02. [https://id.wikipedia.org/wiki/Ateisme#cite_note-25]
ِإ َّن ِفي َخ ْل ِق ال َّس َما َوا ِت َوا ْل َأ ْر ِض َوا ْخ ِت َلا ِف ال َّل ْي ِل َوال َّن َها ِر
َوا ْل ُف ْل ِك ا َّل ِتي َت ْج ِري ِفي ا ْل َب ْح ِر ِب َما َين َف ُع ال َّنا َس َو َما َأن َز َل
ال َّل ُه ِم َن ال َّس َما ِء ِمن َّما ٍء َف َأ ْح َيا ِب ِه ا ْل َأ ْر َض َب ْع َد َم ْو ِت َها
َو َب َّث ِفي َها ِمن ُك ِّل َدا َّب ٍة َو َت ْص ِري ِف ال ِّر َيا ِح َوال َّس َحا ِب
ا ْل ُم َس َّخ ِر َب ْي َن ال َّس َما ِء َوا ْل َأ ْر ِض َل آ َيا ٍت ِّل َق ْو ٍم َي ْع ِق ُلو َن
“Sesungguhnya dalam penciptaan langit dan bumi, silih
bergantinya malam dan siang, bahtera yang berlayar di laut
membawa apa yang berguna bagi manusia, dan apa yang Allah
turunkan dari langit berupa air, lalu dengan air itu Dia hidupkan
bumi sesudah mati (kering)-nya dan Dia sebarkan di bumi itu
segala jenis hewan, dan pengisaran angin dan awan yang
dikendalikan antara langit dan bumi; sungguh (terdapat) tanda-
tanda (keesaan dan kebesaran Allah) bagi kaum yang
memikirkan.” (QS. Al Baqarah:164)
، َلا ُت ْر َج ُعو َن6 َأ َف َح ِس ْب ُت ْم َأ َّن َما َخ َل ْق َنا ُك ْم َع َب ًثا َو َأ َّن ُك ْم ِإ َل ْي َنا
َف َت َعا َلى ال َّل ُه ا ْل َم ِل ُك ا ْل َح ُّۖق َلا ِإ َٰل َه ِإ َّلا ُه َو َر ُّب ا ْل َع ْر ِش
ا ْل َك ِري ِم
“Maka apakah kamu mengira, bahwa sesungguhnya Kami
menciptakan kamu secara main-main (saja), dan bahwa kamu
tidak akan dikembalikan kepada Kami? Maka Maha Tinggi Allah,
Raja Yang Sebenarnya; tidak ada Tuhan selain Dia, Tuhan (Yang
mempunyai) ‘Arsy yang mulia.” (Al Mu’minun: 115-116)
antaranya:
Syarah
Pada poin yang kedua ini beliau ingin menjelaskan tentang
bahaya syirik. Hal ini dikarenakan Nabi Muhammad ﷺselain
datang dengan menjelaskan tentang sifat-sifat Allah, menjelaskan
apa yang dicintai Allah ﷻagar dijalankan dan menjelaskan yang
dibenci agar ditinggalkan serta mengingatkan akan adanya hari
pembalasan, beliau juga memerintahkan kita untuk
mentauhidkan Allah ﷻ. Karena Allah ﷻlah yang semata-mata
28 Berkata penulis kitab Jawaahirul Ma’aani fi Faydi Sayyidi Abil ‘Abaas At-Tiijaani (Ali
Al-Faasi) :
Adapun perkataan penanya : Apa makna perkataan Syaikh Abdul Qodir Al-Jailaani
radhiallahu ‘anhu : “Dan perintahku dengan perintah Allah, jika aku berkata kun
(jadi) makan (yakun) terjadilah” …dan juga perkataan sebagian mereka : “Wahai
angin tenanglah terhadap mereka dengan izinku” dan perkataan-perkataan para
pembesar yang lain radhiallahu ‘anhum yang semisal ini, maka berkata (At-Tijaani)
radhiallahu ‘anhu : “Maknanya adalah Allah memberikan kepada mereka Khilaafah
Al-‘Udzma (kerajaan besar) dan Allah menjadikan mereka khalifah atas kerajaan
Allah dengan penyerahan kekuasaan secara umum, agar mereka bisa melakukan di
kerajaan Allah apa saja yang mereka kehendaki. Dan Allah memberikan mereka
kuasa kalimat “kun”, kapan saja mereka berkata kepada sesuatu “kun” (jadilah) maka
terjadilah tatkala itu” (Jawaahirul Ma’aani wa Buluug Al-Amaani 2/62)
Hal terkait juga disebutkan dalam kitab al-Fuyudhaat ar-Rabbaniyah Li at-Thariqah al-
Qadiriyah yang ditulis oleh Ismail al-Qadiri bahwasanya Syekh Abdul Qadir al-Jaelani
di berikan wahyu oleh Allah ﷻ, dalam kitab tersebut disebutkan bahwa Syekh
Abdul Qadir berkata,
“ ال َف ِقي ُر ( أي الصوفي) َل ُه َأم ٌر في ُك ِّل َشي ٍء ِإ َذا َقا َل ِل َشي ٍء ُك ْن َف َي ُكو ُن:” ُث َّم َقا َل ِلي ( أي الله) َيا َغو َث ال َأع َظم
“Kemudian Allah berfirman kepadaku, ‘Wahai Ghauts al-A’zham, al-Faqir (seorang sufi
sejati) memiliki kemampuan untuk mengatur segala sesuatu, jika dia berkata kepada
sesuatu ‘Jadilah!’ maka akan terjadi”
Intinya Allah tidak rida siapa pun disekutukan dengan Allah ﷻ.
Jika para malaikat yang dekat dengan Allah ﷻdan para Nabi
َو َو َّح َد الل َه لا َي ُجو ُز، َأ َّن َم ْن َأ َطا َع ال َّر ُسو َل:ال َّثا ِل َث ُة
َو َل ْو َكا َن َأ ْق َر َب،َل ُه ُم َوالا ُة َم ْن َحا َّد الل َه َو َر ُسو َل ُه
َق ِري ٍب؛ َوال َّد ِلي ُل َق ْو ُل ُه َت َعا َلى ﴿ :ل َا َت ِج ُد َق ْو ًما
ُي ْؤ ِم ُنو َن ِبال َّل ِه َوا ْل َي ْو ِم ال آ ِخ ِر ُي َوا ُّدو َن َم ْن َحا َّد ال َّل َه
َو َر ُسو َل ُه َو َل ْو َكا ُنوا آ َبا َء ُه ْم َأ ْو َأ ْب َناء ُه ْم َأ ْو ِإ ْخ َوا َن ُه ْم َأ ْو
َع ِشي َر َت ُه ْم ُأ ْو َل ِئ َك َك َت َب ِفي ُق ُلو ِب ِه ُم ال ِإي َما َن
َو َأ َّي َد ُهم ِب ُرو ٍح ِّم ْن ُه َو ُي ْد ِخ ُل ُه ْم َج َّنا ٍت َت ْج ِري ِمن
َت ْح ِت َها ال َأ ْن َها ُر َخا ِل ِدي َن ِفي َها َر ِض َي ال َّل ُه َع ْن ُه ْم
َو َر ُضوا َع ْن ُه ُأ ْو َل ِئ َك ِح ْز ُب ال َّل ِه َأل َا ِإ َّن ِح ْز َب ال َّل ِه ُه ُم
.ا ْل ُم ْف ِل ُحو َن ﴾ [المجادلة]22 :
Ketiga: Barang siapa yang menaati Rasul dan mentauhidkan
Allah, maka tidak boleh baginya untuk berwala’ (loyal) kepada
Syarah
Di sini syekh Muhammad bin Abdul Wahhab menjelaskan
tentang konsekuensi dari tauhid (tidak syirik), di antaranya bahwa
orang-orang yang beriman dan bertauhid maka ia tidak akan
mencintai musuh-musuh Allah ﷻ. Penjelasan tentang ini
َيا َأ ُّي َها ا َّل ِذي َن آ َم ُنوا َلا َت َّت ِخ ُذوا َع ُد ِّوي َو َع ُد َّو ُك ْم َأ ْو ِل َيا َء
ُت ْل ُقو َن ِإ َل ْي ِهم ِبا ْل َم َو َّد ِة َو َق ْد َك َف ُروا ِب َما َجا َء ُكم ِّم َن ا ْل َح ِّق
ُي ْخ ِر ُجو َن ال َّر ُسو َل َو ِإ َّيا ُك ْم َأن ُت ْؤ ِم ُنوا ِبال َّل ِه َر ِّب ُك ْم ِإن ُكن ُت ْم
َخ َر ْج ُت ْم ِج َها ًدا ِفي َس ِبي ِلي َوا ْب ِت َغا َء َم ْر َضا ِت ۚي ُت ِس ُّرو َن ِإ َل ْي ِهم
ِبا ْل َم َو َّد ِة َو َأ َنا َأ ْع َل ُم ِب َما َأ ْخ َف ْي ُت ْم َو َما َأ ْع َلن ُت ْۚم َو َمن َي ْف َع ْل ُه
ِمن ُك ْم َف َق ْد َض َّل َس َوا َء ال َّس ِبي ِل
“Hai orang-orang yang beriman, janganlah kamu mengambil
musuh-Ku dan musuhmu menjadi teman-teman setia yang kamu
sampaikan kepada mereka (berita-berita Muhammad), karena
rasa kasih sayang; padahal sesungguhnya mereka telah ingkar
kepada kebenaran yang datang kepadamu, mereka mengusir
Rasul dan (mengusir) kamu karena kamu beriman kepada Allah,
Tuhanmu. Jika kamu benar-benar keluar untuk berjihad di jalan-
Ku dan mencari keridhaan-Ku (janganlah kamu berbuat
demikian). Kamu memberitahukan secara rahasia (berita-berita
۞َيا َأ ُّي َها ا َّل ِذي َن آ َم ُنوا َلا َت َّت ِخ ُذوا ا ْل َي ُهو َد َوال َّن َصا َر ٰى َأ ْو ِل َيا َۘء
َب ْع ُض ُه ْم َأ ْو ِل َيا ُء َب ْع ٍۚض َو َمن َي َت َو َّل ُهم ِّمن ُك ْم َف ِإ َّن ُه ِم ْن ُه ْۗم ِإ َّن
ال َّل َه َلا َي ْه ِدي ا ْل َق ْو َم ال َّظا ِل ِمي َن
“Hai orang-orang yang beriman, janganlah kamu mengambil
orang-orang Yahudi dan Nasrani menjadi pemimpin-
pemimpin(mu); sebahagian mereka adalah pemimpin bagi
sebahagian yang lain. Barang siapa di antara kamu mengambil
mereka menjadi pemimpin, maka sesungguhnya orang itu
termasuk golongan mereka. Sesungguhnya Allah tidak memberi
petunjuk kepada orang-orang yang zalim.” (QS. Al Ma’idah: 51)
Dalam ayat yang lain Allah mengisahkan sikap Nabi Ibrahim yang
berlepas diri dari ayahnya dan kaumnya yang senantiasa berbuat
syirik kepada Allah. Allah ﷻberfirman,
َق ْد َكا َن ْت َل ُك ْم ُأ ْس َو ٌة َح َس َن ٌة ِفي ِإ ْب َرا ِهي َم َوا َّل ِذي َن َم َع ُۙه ِإ ْذ
َقا ُلوا ِل َق ْو ِم ِه ْم ِإ َّنا ُب َر آ ُء ِمن ُك ْم َو ِم َّما َت ْع ُب ُدو َن ِمن ُدو ِن ال َّل ِه
َك َف ْر َنا ِب ُك ْم َو َب َدا َب ْي َن َنا َو َب ْي َن ُك ُم ا ْل َع َدا َو ُة َوا ْل َب ْغ َضا ُء َأ َب ًدا
َح َّت ٰى ُت ْؤ ِم ُنوا ِبال َّل ِه َو ْح َد ُه
“Sesungguhnya telah ada suri tauladan yang baik bagimu pada
Ibrahim dan orang-orang yang bersama dengan dia; ketika
mereka berkata kepada kaum mereka: “Sesungguhnya kami
berlepas diri daripada kamu dari daripada apa yang kamu
sembah selain Allah, kami ingkari (kekafiran)mu dan telah nyata
antara kami dan kamu permusuhan dan kebencian buat selama-
lamanya sampai kamu beriman kepada Allah saja”. (QS. Al
Mumtahanah: 4)
Tidak mungkin seorang yang bertauhid bercinta kasih dengan
orang musyrik yang mana mereka merupakan musuh Allah ﷻ
َّلا َي ْن َها ُك ُم ال َّل ُه َع ِن ا َّل ِذي َن َل ْم ُي َقا ِت ُلو ُك ْم ِفي ال ِّدي ِن َو َل ْم
ُي ْخ ِر ُجو ُكم ِّمن ِد َيا ِر ُك ْم َأن َت َب ُّرو ُه ْم َو ُت ْق ِس ُطوا ِإ َل ْي ِه ْۚم ِإ َّن ال َّل َه
ُي ِح ُّب ا ْل ُم ْق ِس ِطي َن
“Allah tidak melarang kamu untuk berbuat baik dan berlaku adil
terhadap orang-orang yang tiada memerangimu karena agama
dan tidak (pula) mengusir kamu dari negerimu. Sesungguhnya
Allah menyukai orang-orang yang berlaku adil.” (QS. Al
Mumtahanah:8)
Secara keyakinan hati kita tahu bahwa mereka adalah musuh
Allah ﷻdan Rasul-Nya dengan kesyirikan dan kekufuran yang
menaati-Nya.”
Syarah:
menaati-Nya.”
Syarah:
Di sini, Syekh Muhammad bin Abdul Wahhab menjelaskan
tentang hakikat millah (agama) Nabi Ibrahim ‘alaihissalam, di
ُث َّم َأ ْو َح ْي َنا ِإ َل ْي َك َأ ِن ا َّت ِب ْع ِم َّل َة ِإ ْب َرا ِهي َم َح ِني ًف ۖا َو َما َكا َن ِم َن
ا ْل ُم ْش ِر ِكي َن
“Kemudian Kami wahyukan kepadamu (Muhammad): ‘Ikutilah
agama Ibrahim seorang yang hanif’ dan bukanlah dia termasuk
orang-orang yang mempersekutukan Tuhan.” (QS. An-Nahl: 123)
Muhammad ﷺbersabda,
إ َّن ال َّل َه ا َّتخ َذني خلي ًلا كما ا َّتخ َذ إبراهي َم خلي ًلا
“Allah ﷻ telah memilihku sebagai kekasih-Nya sebagaimana
29 HR. Ibnu Hibban No. 6425, dan dinyatakan sahih oleh al-Albani
َٰل
َما َكا َن ِإ ْب َرا ِهي ُم َي ُهو ِد ًّيا َوَلا َن ْص َرا ِن ًّيا َو ِكن َكا َن َح ِني ًفا
ُّم ْس ِل ًما َو َما َكا َن ِم َن ا ْل ُم ْش ِر ِكي َن
“Ibrahim bukan seorang Yahudi dan bukan (pula) seorang
Nasrani, akan tetapi dia adalah seorang yang lurus lagi berserah
diri (kepada Allah) dan sekali-kali bukanlah dia termasuk
golongan orang-orang musyrik.” (QS. Ali ‘Imran: 67)
Masih banyak keutamaan-keutamaan Nabi Ibrahim ‘alaihissalam
yang lainnya.31
31 Lihat: Buku penulis yang berjudul “Mendulang Mutiara Faedah Kisah Para Nabi”
Banyak dalil tentang hal ini, di antaranya adalah firman Allah ﷻ,
Makna َي ْع ُب ُدو ِن (menyembah Allah) pada ayat di atas dikatakan
Syarah:
َو َل َق ْد َب َع ْث َنا ِفي ُك ِّل ُأ َّم ٍة َّر ُسوًلا َأ ِن ا ْع ُب ُدوا ال َّل َه َوا ْج َت ِن ُبوا
ال َّطا ُغو َۖت
َو ِإ َل ٰى َعا ٍد َأ َخا ُه ْم ُهو ًدۗا َقا َل َيا َق ْو ِم ا ْع ُب ُدوا ال َّل َه َما َل ُكم ِّم ْن
ِإ َٰل ٍه َغ ْي ُر ُۚه َأ َف َلا َت َّت ُقو َن
“Dan (Kami telah mengutus) kepada kaum ‘Aad saudara mereka,
Hud. Ia berkata: ‘Hai kaumku, sembahlah Allah, sekali-kali tidak
ada Tuhan bagimu selain dari-Nya. Maka mengapa kamu tidak
bertakwa kepada-Nya?” (QS. Al A’raf: 650).
َو َقا ُلوا َلا َت َذ ُر َّن آ ِل َه َت ُك ْم َوَلا َت َذ ُر َّن َو ًّدا َوَلا ُس َوا ًعا َوَلا
َي ُغو َث َو َي ُعو َق َو َن ْس ًرا
“Dan mereka berkata: ‘Jangan sekali-kali kamu meninggalkan
(penyembahan) tuhan-tuhan kamu dan jangan pula sekali-kali
َو ِإ َل ٰى َث ُمو َد َأ َخا ُه ْم َصا ِل ًح ۗا َقا َل َيا َق ْو ِم ا ْع ُب ُدوا ال َّل َه َما َل ُكم
ِّم ْن ِإ َٰل ٍه َغ ْي ُر ُۖه
“Dan (Kami telah mengutus) kepada kaum Tsamud saudara
mereka Shalih. Ia berkata: ‘Hai kaumku, sembahlah Allah, sekali-
kali tidak ada Tuhan bagimu selain-Nya’.” (QS. Al-A’raf: 73)
Begitu juga dengan nabi-nabi lainnya, mereka seluruhnya
diperintahkan oleh Allah ﷻ untuk menyerukan tauhid kepada
Syarah:
Setelah menjelaskan perkara terbesar yang Allah perintahkan,
selanjutnya Syekh Muhammad bin Abdul Wahhab rahimahullah
haji.
Dalam Shahih Muslim disebutkan bahwa ketika melakukan tawaf
mereka mengucapkan,
itu,
dengan berkata,
َأ َج َع َل ا ْل آ ِل َه َة ِإ َٰل ًها َوا ِح ًدۖا ِإ َّن َٰه َذا َل َش ْي ٌء ُع َجا ٌب
َوا ْع ُب ُدوْا ال ّل َه َول َا ُت ْش ِر ُكوْا ِب ِه: َوال َّد ِلي ُل َق ْو ُل ُه َت َعا َلى
َش ْي ًئا
“Dalilnya adalah firman Allah ﷻ (yang artinya), ‘Dan
Syarah:
Syekh Muhammad bin Abdul Wahhab rahimahullah kemudian
mendatangkan dalil bahwasanya Allah ﷻmemerintahkan tauhid
dan melarang kesyirikan, yaitu firman Allah ﷻ,
Berdasarkan ilmu usul fikih, kata َش ْي ًئا di atas memberi faedah
َش ْي ًئ ۖا.
Dalam hal ini termasuk nabi, malaikat, wali, pohon, jin, mayat,
dan yang lainnya.
Syarah:
Sebelum masuk pada pembahasan, penulis ingin mengisyaratkan
bahwa risalah ini ditulis oleh Syekh Muhammad bin Abdul
Wahhab rahimahullah sebagai risalah termudah yang dapat
dipahami oleh kalangan manusia secara umum. Karenanya, beliau
rahimahullah menuliskan dalam bentuk global tidak secara rinci.
Penulis pun dalam menjelaskan perkataan-perkataan Syekh
Muhammad bin Abdul Wahhab rahimahullah akan menggunakan
metode penjelasan secara global, tidak secara rinci, karena ketika
ingin penjelasan yang lebih rinci harus menggunakan buku-buku
lain lagi yang ditulis oleh beliau rahimahullah.
Syekh Muhammad bin Abdul Wahhab rahimahullah menyebutkan
bahwa ada 3 perkara yang wajib diketahui oleh setiap muslim,
yaitu:
1. Mengenal Tuhannya.
2. Mengenal agamanya.
3. Mengenal nabinya.
Dalam istilah syariat 3 perkara ini disebut dengan fitnah kubur,
yaitu ujian (fitnah) pertama yang akan manusia alami setelah
meninggal. Inilah 3 pertanyaan pertama yang ditanyakan oleh
malaikat Munkar dan Nakir kepada setiap mayat, siapa Tuhanmu?
kondisi pada saat itu sangat mengerikan Allah ﷻpun cabut ilmu
dan wawasan mereka tentang Nabi Muhammad ﷺ.
َر ِّب َي الل ُه ا َّل ِذي: َم ْن َر ُّب َك؟ َف ُق ْل:َف ِإ َذا ِقي َل َل َك
َو َر َّبى َج ِمي َع ا ْل َعا َل ِمي َن ِب ِن َع ِم ِه،َر َّبا ِني
“Apabila ditanyakan kepadamu, ‘Siapa Tuhanmu?’ Maka
jawablah, ‘Tuhanku adalah Allah yang telah mentarbiyahku
dan seluruh alam semesta dengan nikmat-nikmat-Nya.”
Syarah:
ال َّر ُّبdi dalam bahasa Arab berasal dari ( ال ُّر ُب ْو ِب َّي ُةar-rububiyah)
yang maknanya kembali kepada sifat rububiyah Allah ﷻ, yaitu
Matan:
َو ُه َو َم ْع ُبو ِدي َل ْي َس ِلي َم ْع ُبو ٌد ِس َوا ُه؛ َوال َّد ِلي ُل َق ْو ُل ُه
َو ُك ُّل َم ْن ِس َوى، ا ْل َح ْم ُد ل َّل ِه َر ِّب ا ْل َعا َل ِمي َن:َت َعا َلى
َو َأ َنا َوا ِح ٌد ِم ْن َذ ِل َك ا ْل َعا َل ِم،الل ِه َعا َل ٌم.
“Dia adalah sesembahanku. Aku tidak memiliki sesembahan
selain Dia. Dalilnya adalah firman Allah (yang artinya), ‘Segala
puji milik Allah tuhan semesta alam’. (QS. Al-Fatihah: 2)
Segala sesuatu selain Allah adalah alam (makhluk).”
Syarah:
seluruh alam semesta, maka Allah ﷻ saja lah yang berhak
menciptakan kita, maka Dia saja lah yang berhak kita sembah.
Jika saja ada pencipta dan pengatur selain Allah ﷻ, baik itu para
malaikat, para nabi, para jin, para wali, maka tentunya mereka
berhak untuk kita sembah. Namun kenyataannya tidak demikian,
hanya Allah ﷻlah satu-satunya pencipta alam semesta, tidak
Disebutkan pada ayat ا ْل َح ْم ُد ِل َّل ِه “Segala puji bagi Allah ”ﷻ.
Selain itu juga, selain Allah ﷻ yang kita puji pasti memiliki
kekurangan dari sisi yang lain. Berbeda dengan Allah ﷻ, Allah
Disebutkan juga pada ayat َر ِّب ا ْل َعا َل ِمي َن “Tuhan semesta alam”.
َف ِإ َذا ِقي َل َل َكِ :ب َم َع َر ْف َت َر َّب َك؟ َف ُق ْلِ :ب آ َيا ِت ِه
َو َم ْخ ُلو َقا ِت ِهَ ،و ِم ْن آ َيا ِت ِه :ال َّل ْي ُلَ ،وال َّن َها ُرَ ،وال َّش ْم ُس،
َوا ْل َق َم ُرَ ،و ِم ْن َم ْخ ُلو َقا ِت ِه ال َّس َما َوا ُت ال َّس ْب ُع
َوال َأ َر ُضو َن ال َّس ْب ُع َو َم ْن ِفي ِه َّنَ ،و َما َب ْي َن ُه َما؛ َوال َّد ِلي ُل
َق ْو ُل ُه َت َعا َلىَ ﴿ :و ِم ْن آ َيا ِت ِه ال َّل ْي ُل َوال َّن َها ُر َوال َّش ْم ُس
َوا ْل َق َم ُر ل َا َت ْس ُج ُدوا ِلل َّش ْم ِس َول َا ِل ْل َق َم ِر َوا ْس ُج ُدوا
ِل َّل ِه ا َّل ِذي َخ َل َق ُه َّن ِإن ُكن ُت ْم ِإ َّيا ُه َت ْع ُب ُدو َن﴾َ .و َق ْو ُل ُه
َت َعا َلىِ ﴿ :إ َّن َر َّب ُك ُم ال ّل ُه ا َّل ِذي َخ َل َق ال َّس َما َوا ِت
َوال َأ ْر َض ِفي ِس َّت ِة َأ َّيا ٍم ُث َّم ا ْس َت َوى َع َلى ا ْل َع ْر ِش
ُي ْغ ِشي ال َّل ْي َل ال َّن َها َر َي ْط ُل ُب ُه َح ِثي ًثا َوال َّش ْم َس َوا ْل َق َم َر
َوال ُّن ُجو َم ُم َس َّخ َرا ٍت ِب َأ ْم ِر ِه َأل َا َل ُه ا ْل َخ ْل ُق َوال َأ ْم ُر
﴾ َت َبا َر َك ال ّل ُه َر ُّب ا ْل َعا َل ِمي َن
“Jika ditanyakan kepadamu, ‘Dengan apa engkau mengenal
Tuhanmu?’ Maka jawablah, ‘Dengan ayat-ayat-Nya dan
makhluk-makhluk-Nya. Di antara tanda adanya Allah dari
ayat-ayatnya adalah malam, siang, matahari, dan bulan. Di
antara tanda adanya Allah dari makhluk-makhluk-Nya adalah
tujuh lapis langit, tujuh lapis bumi, dan apa yang ada di
antara keduanya. Dalilnya adalah firman Allah: Dan di antara
tanda-tanda kekuasaan-Nya ialah malam, siang, matahari dan
bulan. Janganlah kalian sembah matahari maupun bulan, tapi
sembahlah Allah Yang menciptakannya, jika kalian benar-
benar beribadah kepada-Nya (QS. Fusshilat: 37). Juga firman
Allah: Sesungguhnya Tuhan kamu ialah Allah yang telah
menciptakan langit dan bumi dalam enam masa, lalu Dia
bersemayam di atas arasy. Dia menutupkan malam kepada
siang yang mengikutinya dengan cepat, dan (diciptakan-Nya
pula) matahari, bulan dan bintang-bintang (masing-masing)
tunduk kepada perintah-Nya. Ketahuilah bahwa bagi Allah
Syarah
Dalil-dalil atau ayat-ayat yang disebutkan oleh Syekh Muhammad
bin Abdul Wahhab rahimahullah, jika kita membahasnya secara
panjang lebar, maka ayat-ayat tersebut akan menunjukkan
tentang adanya Tuhan. Pembahasan panjang lebar tentang ini
telah penulis bahas dalam beberapa pengajian penulis, serta
bantahan terhadap orang-orang Ateis.
Salah satu tanda yang menunjukkan adanya Tuhan adalah
teraturnya matahari dan bulan. Hal ini menunjukkan adanya
Tuhan, karena matahari dan bulan tidak terjadi dengan
sendirinya. Buktinya, kita melihat adanya tanggalan, kita bisa
mengetahui gerhana matahari ataupun gerhana bulan, kita bisa
mengetahui jadwal perubahan musim, itu semua menunjukkan
bahwa matahari dan bulan memiliki sistem peredaran yang
teratur dan tidak berubah.
Jika sekiranya matahari atau bulan bukan makhluk, melainkan
Tuhan, maka seharusnya masing-masing memiliki kehendak,
namun kita sama-sama tahu bahwa matahari dan bulan tidak
bisa berkehendak, bahkan keduanyalah yang dikehendaki dan
diatur sehingga tidak bisa keluar dari orbitnya, Allah ﷻ
berfirman,
39 Lihat: Syarh al-‘Aqidah ath-Thahawiyah (1/35) dan Tafsir Ibnu Katsir (1/197)
َيا َأ ُّي َها: َوال َّد ِلي ُل َق ْو ُل ُه َت َعا َلى،َوال َّر ُب ُه َو ا ْل َم ْع ُبو ُد
ال َّنا ُس ا ْع ُب ُدوْا َر َّب ُك ُم ا َّل ِذي َخ َل َق ُك ْم َوا َّل ِذي َن ِمن
ا َّل ِذي َج َع َل َل ُك ُم ال َأ ْر َض،َق ْب ِل ُك ْم َل َع َّل ُك ْم َت َّت ُقو َن
ِف َرا ًشا َوال َّس َم آء ِب َن آ ًء َو َأن َز َل ِم َن ال َّس َم آ ِء َم آ ًء َف َأ ْخ َر َج
ِب ِه ِم َن ال َّث َم َرا ِت ِر ْز ًقا َّل ُك ْم َفل َا َت ْج َع ُلوْا ِل ّل ِه َأن َدا ًدا
َو َأن ُت ْم َت ْع َل ُمو َن
“Dan Rabb (pengatur alam semesta ini), Dialah satu-satunya
yang berhak disembah. Adapun dalilnya adalah firman Allah,
40 Silahkan baca buku penulis “Syarah rinci rukun iman” pada pembahasan tauhid Ar-
Rububiyah, tentang dalil-dalil adanya Tuhan
Syarah
Fokus pembahasan kita di sini adalah bukan hanya sekadar
penegasan bahwa Allah ﷻyang menciptakan alam semesta ini,
namun juga untuk menegaskan bahwa Allah ﷻjuga mengatur
darinya diturunkan air hujan, dan dari air hujan itu kemudian
menumbuhkan berbagai macam tumbuh-tumbuhan di bumi
sebagai rezeki bagi manusia.
hanya Allah ﷻ yang manusia sembah. Tidak heran jika Nabi
﴿ َو َأ َّن ا ْل َم َسا ِج َد ِل َّل ِه َفل َا: َق ْو ُل ُه َت َعا َلى:َوال َّد ِلي ُل
َف َم ْن َص َر َف ِم ْن َها َش ْي ًئا ِل َغ ْي ِر.﴾َت ْد ُعوا َم َع ال َّل ِه َأ َح ًدا
: َق ْو ُل ُه َت َعا َلى:الل ِه؛ َف ُه َو ُم ْش ِر ٌك َكا ِف ٌر؛ َوال َّد ِلي ُل
﴿ َو َمن َي ْد ُع َم َع ال َّل ِه إل ًها آ َخ َر ل َا ُب ْر َها َن َل ُه ِب ِه َف ِإ َّن َما
َو ِفي.﴾ِح َسا ُب ُه ِعن َد َر ِّب ِه ِإ َّن ُه ل َا ُي ْف ِل ُح ا ْل َكا ِف ُرو َن
َق ْو ُل ُه: َوال َّد ِلي ُل.) (ال ُّد َعا ُء مخ ا ْل ِع َبا َد ِة:ا ْل َح ِدي ِث
﴿ َو َقا َل َر ُّب ُك ُم ا ْد ُعو ِني َأ ْس َت ِج ْب َل ُك ْم ِإ َّن:َت َعا َلى
َفل َا َت َخا ُفو ُه ْم َو َخا ُفو ِن: َق ْو ُل ُه َت َعا َلى:َو َد ِلي ُل ا ْل َخ ْو ِف
ِإن ُكن ُتم ُّم ْؤ ِم ِني َن
“Adapun dalil tentang khauf adalah firman Allah, ‘Maka
janganlah kalian takut kepada mereka, tapi takutlah kepada-
Ku jika kalian benar-benar beriman’ (QS. Ali Imran: 175).”
َف َمن َكا َن َي ْر ُجو ِل َقا َء: َق ْو ُل ُه َت َعا َلى:َو َد ِلي ُل ال َّر َجا ِء
َر ِّب ِه َف ْل َي ْع َم ْل َع َمل ًا َصا ِل ًحا َول َا ُي ْش ِر ْك ِب ِع َبا َد ِة َر ِّب ِه
َأ َح ًدا
“Adapun dalil raja’ adalah firman Allah, ‘Maka barang siapa
mengharap pertemuan dengan Tuhannya maka hendaklah dia
mengerjakan kebajikan dan janganlah dia mempersekutukan
dengan sesuatu pun dalam beribadah kepada Tuhannya’ (QS.
Al-Kahfi: 110).”
: َق ْو ُل ُه َت َعا َلى: َوا ْل ُخ ُشو ِع، َوال َّر ْه َب ِة،َو َد ِلي ُل ال َّر ْغ َب ِة
ِإ َّن ُه ْم َكا ُنوا ُي َسا ِر ُعو َن ِفي ا ْل َخ ْي َرا ِت َو َي ْد ُعو َن َنا َر َغ ًبا
َو َر َه ًبا َو َكا ُنوا َل َنا َخا ِش ِعي َن
“Adapun dalil tentang raghbah, rahbah, dan khusyuk adalah
firman Allah, ‘Sesungguhnya mereka adalah orang-orang
yang selalu bersegera dalam (mengerjakan) perbuatan-
perbuatan yang baik dan mereka berdoa kepada Kami
َو َأ ِني ُبوا ِإ َلى َر ِّب ُك ْم: َق ْو ُل ُه َت َعا َلى:َو َد ِلي ُل ال ِإ َنا َب ِة
َو َأ ْس ِل ُموا َل ُه
“Adapun dalil tentang inabah adalah firman Allah, ‘Dan
kembalilah kalian kepada Rabb kalian, dan berserah dirilah
kepada-Nya’ (QS. Az-Zumar: 54).”
َو َد ِلي ُل الا ْس ِت َغا َث ِةَ :ق ْو ُل ُه َت َعا َلىِ :إ ْذ َت ْس َت ِغي ُثو َن َر َّب ُك ْم
َفا ْس َت َجا َب َل ُك ْم
“Adapun dalil tentang istigasah adalah firman Allah,
‘(Ingatlah), ketika kamu memohon pertolongan kepada
”Tuhanmu, lalu diperkenankan-Nya bagimu’ (QS. Al-Anfal: 9).
َو َد ِلي ُل ال َّذ ْب ِحَ :ق ْو ُل ُه َت َعا َلىُ ﴿ :ق ْل ِإ َّن ِني َه َدا ِني َر ِّبي
ِإ َلى ِص َرا ٍط ُّم ْس َت ِقي ٍم ِدي ًنا ِق َي ًما ِّم َّل َة ِإ ْب َرا ِهي َم َح ِني ًفا
َو َما َكا َن ِم َن ا ْل ُم ْش ِر ِكي َن * ُق ْل ِإ َّن َصل َا ِتي َو ُن ُس ِكي
َو َم ْح َيا َي َو َم َما ِتي ِل ّل ِه َر ِّب ا ْل َعا َل ِمي َن * ل َا َش ِري َك َله
َو ِب َذ ِل َك ُأ ِم ْر ُت َو َأ َنا َأ َّو ُل ا ْل ُم ْس ِل ِمي َن﴾َ .و ِم َن ال ُس َّن ِة:
(.ل َع َن الل ُه َم ْن َذ َب َح ِل َغ ْي ِر الل ِه)
Syarah
Setelah Syekh Muhammad bin Abdul Wahhab rahimahullah
menjelaskan tentang Allah ﷻ adalah Rabb yang mencipta
1. Doa
Di antara dalil yang dibawakan oleh Syekh Muhammad bin Abdul
Wahhab rahimahullah yang menunjukkan bahwasanya doa
adalah ibadah yaitu firman Allah ﷻ,
Pada firman Allah ﷻ ini, kata َم َع artinya adalah bersama.
َفا ْح ِن ِه، َو آ َتا َنا ِب َما َلا َن ْع ِر ُف،ال َّل ُه َّم َأ ُّي َنا َكا َن َأ ْق َط َع ِلل َّر ِح ِم
ا ْل َغ َدا َة
“Ya Allah, siapa di antara kami (Muhammad atau saya) yang
memutuskan silaturahmi, dan membawa sesuatu yang kami tidak
ketahui, binasakanlah dia hari ini.”43
Masih ada banyak dalil-dalil lagi yang menunjukkan bahwasanya
orang-orang musyrikin itu berdoa kepada Allah ﷻ. Maka, ketika
mereka berdoa kepada Allah ﷻdan juga berdoa kepada selain
Allah ﷻ, maka itulah kesyirikan.
Mungkin orang-orang bertanya tentang mengapa ketika dia
berdoa kepada penghuni kubur dikatakan perbuatan syirik? Maka
43 HR. Al-Hakim No. 3264 dalam al-Mustadrak (2/357), dia mengatakan bahwa hadis
ini sahih berdasarkan syarat Imam Bukhari dan Imam Muslim
Lihatlah dalam ayat ini, Allah ﷻ juga menggunakan kata َم َع
untuk menunjukkan bahwa yang dimaksud adalah seseorang
yang berdoa kepada Allah dan juga berdoa kepada sembahan
selain Allah ﷻ. Ketahuilah bahwa semua yang ditujukan
dengan إل ًها آ َخ َر ‘sembahan yang lain’. Maka orang yang
ﷺtelah bersabda,
yang disebutkan,
Hadis semacam ini merupakan metode Nabi Muhammad ﷺketika ingin menekankan
sesuatu. Seperti sabda Nabi Muhammad ﷺ,
ا ْل َح ُّج َع َر َف ُة
“Haji adalah Arafah.” (HR. Ibnu Majah No. 3015, dinyatakan sahih oleh Syekh al-Albani).
Sabda Nabi Muhammad ﷺini tidak sedang menjelaskan bahwa haji itu hanya wukuf
di padang Arafah, karena kita tahu bahwa kegiatan haji itu banyak dan bukan hanya
wukuf di Arafah. Namun, ketika Nabi Muhammad ﷺmengatakan “Haji adalah
Arafah”, maka maksudnya adalah wukuf di padang Arafah merupakan rukun haji
yang paling penting daripada yang lainnya.
َو َقا َل َر ُّب ُك ُم ا ْد ُعو ِني َأ ْس َت ِج ْب َل ُك ْم ِإ َّن ا َّل ِذي َن َي ْس َت ْك ِب ُرو َن
َع ْن ِع َبا َد ِتي َس َي ْد ُخ ُلو َن َج َه َّن َم َدا ِخ ِري َن
“Dan Tuhanmu berfirman: ‘Berdoalah kepada-Ku, niscaya akan
Kuperkenankan bagimu. Sesungguhnya orang-orang yang
menyombongkan diri dari menyembah-Ku akan masuk neraka
jahanam dalam keadaan hina’.” (QS. Ghafir: 60)
46 HR. Bukhari No. 658 dalam al-Adab al-Mufrad, dinyatakan sahih oleh Syekh al-
Albani
kesyirikan, dan tidak ada syirik yang lebih parah daripada syirik
berdoa kepada selain Allah ﷻ.
pengagungan
َفل َا َت َخا ُفو ُه ْم َو َخا ُفو ِن ِإن ُكن ُتم ُّم ْؤ ِم ِني َن
“Maka janganlah kalian takut kepada mereka, tapi takutlah
kepada-Ku jika kalian benar-benar beriman.” (QS. Ali Imran: 175)
َف َخ َر َج ِم ْن َها َخا ِئ ًفا َي َت َر َّق ُب َقا َل َر ِّب َن ِّج ِني ِم َن ا ْل َق ْو ِم
ال َّظا ِل ِمي َن
“Maka keluarlah Musa dari kota itu dengan rasa takut
menunggu-nunggu dengan khawatir, dia berdoa, ‘Ya Tuhanku,
selamatkanlah aku dari orang-orang yang zalim itu’.” (QS. Al-
Qashash: 21)
Takut yang merupakan tabiat ini tidak boleh sampai membuat
seseorang melanggar syariat. Contoh, jika ada seseorang laki-laki
yang tidak salat berjamaah di masjid karena takut dikatakan
orang-orang dengan sebutan ‘sok alim’, maka dia telah berdosa
dengan meninggalkan salat berjamaah tersebut. Atau jika ada
seorang wanita tidak memakai jilbab karena takut dicaci dan
()ا ْل َخ ْو ُف ال ِّس ِّر ُّي, yaitu takut yang tidak terlihat sebabnya
َف َمن َكا َن َي ْر ُجو ِل َقا َء َر ِّب ِه َف ْل َي ْع َم ْل َع َمل ًا َصا ِل ًحا َول َا
Kata َي ْر ُجو dalam ayat ini maksudnya adalah berharap bertemu
puncak dari segala kenikmatan. Maka dalam ayat ini Allah ﷻ
menegaskan bahwa barang siapa yang ingin berjumpa dengan
Allah ﷻdi surga, maka hendaknya dia beramal saleh dan tidak
berbuat syirik sama sekali.
Berharap juga bisa menjadi ibadah apabila rasa harap tersebut
disertai dengan pengagungan, dan keyakinan bahwasanya segala
keputusan itu hanya pada Allah ﷻ. Maka seseorang tidak boleh
4. Tawakal
Tawakal juga merupakan ibadah. Allah ﷻberfirman,
َو َع َلى ال ّل ِه َف َت َو َّك ُلو ْا ِإن ُكن ُتم ُّم ْؤ ِم ِني َن
“Dan hanya kepada Allah-lah kalian bertawakal jika kalian
beriman.” (QS. Al-Maidah: 23)
َلا َح ْو َل َوَلا ُق َّو َة ِإ َّلا ِبال َّل ِه،ِب ْس ِم ال َّل ِه َت َو َّك ْل ُت َع َلى ال َّل ِه
“Dengan menyebut nama Allah aku bertawakal kepada Allah,
tidak ada daya dan upaya kecuali izin Allah.”47
Setelah makan pun beliau bertawakal kepada Allah dengan
berdoa,
47 HR. Abu Daud No. 5905, Tirmizi No. 3429, dinyatakan sahi oleh Syekh al-Albani
48 HR. Ibnu Majah No. 3285, dinyatakan hasan oleh Syekh al-Albani
ِإ َّن ُه ْم َكا ُنوا ُي َسا ِر ُعو َن ِفي ا ْل َخ ْي َرا ِت َو َي ْد ُعو َن َنا َر َغ ًبا َو َر َه ًبا
َو َكا ُنوا َل َنا َخا ِش ِعي َن
“Sesungguhnya mereka adalah orang-orang yang selalu
bersegera dalam (mengerjakan) perbuatan-perbuatan yang baik
dan mereka berdoa kepada Kami dengan harap dan cemas. Dan
mereka adalah orang-orang yang khusyuk kepada Kami.” (QS. Al-
Anbiya’: 90)
Raghbah merupakan buah dari raja’. Ibnul Qoyyim berkata:
َوال َّر ْغ َب ُة.َوا ْل َف ْر ُق َب ْي َن ال َّر ْغ َب ِة َوال َّر َجا ِء َأ َّن ال َّر َجا َء َط َم ٌع
َف ِإ َّن ُه ِإ َذا َر َجا ال َّش ْي َء َط َل َب ُه. َف ِه َي َث َم َر ُة ال َّر َجا ِء.َط َل ٌب
“Dan perbedaan antara ar-Raghbah dan Ar-Raja’, Ar-Raja’ adalah
Kedua : Adapun ا ْل َخ ْش َي ُةal-Khosyah maka ia lebih spesifik dari pada al-Khauf, al-Khosyah
adalah َخ ْو ٌف َم ْق ُرو ٌن ِب َم ْع ِر َف ٍة “rasa khauf yang dibarengi dengan ilmu”, ،َفا ْل َخ ْو ُف َح َر َك ٌة
َوا ْن ِق َبا ٌض َو ُس ُكو ٌن،َوا ْل َخ ْش َي ُة ا ْن ِج َما ٌع “maka al-Khauf adalah gerakan hati adapun al-
Ketiga : Adapun ال َّر ْه َب ُةar-Rahbah ” َف ِه َي ا ْل ِإ ْم َعا ُن ِفي ا ْل َه َر ِب ِم َن ا ْل َم ْك ُرو ِهmaka ia adalah sikap
menekuni pelarian dari perkara yang dibenci”. Ia adalah lawan dari ar-Raghbah yang
merupakan sikap tekun dalam mencari perkara yang diharapkan. (Lihat Madaarij As-
Salikin 1/508)
53 Lihat catatan kaki sebelumnya
ﷺbersabda,
ُق ْل ِإ َّن ِني َه َدا ِني َر ِّبي ِإ َلى ِص َرا ٍط ُّم ْس َت ِقي ٍم ِدي ًنا ِق َي ًما ِّم َّل َة
ُق ْل ِإ َّن١٦١ ِإ ْب َرا ِهي َم َح ِني ًفا َو َما َكا َن ِم َن ا ْل ُم ْش ِر ِكي َن
َصل َا ِتي َو ُن ُس ِكي َو َم ْح َيا َي َو َم َما ِتي ِل ّل ِه َر ِّب ا ْل َعا َل ِمي َن
ل َا َش ِري َك َله َو ِب َذ ِل َك ُأ ِم ْر ُت َو َأ َنا َأ َّو ُل ا ْل ُم ْس ِل ِمي َن١٦٢
“Katakanlah, ‘Sesungguhnya aku telah ditunjukkan oleh Tuhanku
kepada jalan yang lurus, (yaitu) agama yang benar, agama
Ibrahim yang lurus, dan Ibrahim itu bukanlah termasuk orang-
orang musyrik’. Katakanlah, ‘Sesungguhnya salatku,
sembelihanku, hidupku dan matiku hanyalah untuk Allah, Tuhan
semesta alam, tiada sekutu bagi-Nya’. Dan demikian itulah yang
diperintahkan kepadaku dan aku adalah orang yang pertama-
tama menyerahkan diri (kepada Allah).” (QS. Al-An’am: 161-163)
Nazar ini hanya untuk Allah ﷻ, dan tidak boleh seseorang
ُي ْو ُف ْو َن ِبال َّن ْذ ِر َو َي َخا ُفو َن َي ْو ًما َكا َن َش ُّر ُه ُم ْس َت ِطي ًرا
“Mereka menunaikan nazar dan takut akan suatu hari yang
azabnya merata di mana-mana.” (QS. Al-Insan: 7)
Allah ﷻ.
Bagaimana mungkin seseorang bisa menyerahkan ibadahnya
kepada selain Allah ﷻ sementara dia sendiri diciptakan oleh
Maka dari itu, kita berlindung kepada Allah ﷻ dari segala
Syarah:
Pokok kedua yang hendak disampaikan oleh Syekh Muhammad
bin Abdul Wahhab rahimahullah adalah mengenal Agama Islam.
“Maka Tuhanmu ialah Tuhan Yang Maha Esa, karena itu berserah
dirilah kamu kepada-Nya. Dan berilah kabar gembira kepada
orang-orang yang tunduk patuh (kepada Allah).” (QS. Al-Hajj: 34)
Dari sini, maka seseorang yang mengeklaim bahwa dirinya adalah
seorang muslim namun ternyata ia tidak berserah diri
sepenuhnya kepada Allah ( ﷻbertauhid), ia menyerahkan dirinya
kepada langit, pohon, jin, dan yang lainnya, maka sesungguhnya
ia tidak Islam.
Kedua: Tunduk patuh dengan menaati-Nya
ِإ َّن َما َكا َن َق ْو َل ا ْل ُم ْؤ ِم ِني َن ِإ َذا ُد ُعوا ِإ َلى ال َّل ِه َو َر ُسو ِل ِه
ِل َي ْح ُك َم َب ْي َن ُه ْم َأن َي ُقو ُلوا َس ِم ْع َنا َو َأ َط ْع َن ۚا َو ُأو َٰل ِئ َك ُه ُم
ا ْل ُم ْف ِل ُحو َن
“Sesungguhnya jawaban orang-orang mukmin, bila mereka
dipanggil kepada Allah dan rasul-Nya agar rasul menghukum
(mengadili) di antara mereka ialah ucapan. ‘Kami mendengar,
dan kami patuh’. Dan mereka itulah orang-orang yang
beruntung.” (QS. An Nur: 51)
dalam firman-Nya,
َو َي ُقو ُلو َن آ َم َّنا ِبال َّل ِه َو ِبال َّر ُسو ِل َو َأ َط ْع َنا ُث َّم َي َت َو َّل ٰى َف ِري ٌق ِّم ْن ُهم
ِّمن َب ْع ِد َٰذ ِل َۚك َو َما ُأو َٰل ِئ َك ِبا ْل ُم ْؤ ِم ِني َن
“Dan mereka berkata: ‘Kami telah beriman kepada Allah dan
rasul, dan kami menaati (keduanya)’. Kemudian sebagian dari
mereka berpaling sesudah itu, sekali-kali mereka itu bukanlah
orang-orang yang beriman.” (QS. An-Nur: 47)
Yaitu, mereka mengatakan bahwa mereka dengar dan patuh
kepada Allah ﷻdan Rasul-Nya, akan tetapi setelah itu mereka
lantas berpaling.
Ketiga: Berlepas diri dari kesyirikan dan pelakunya.
Harus kufur kepada kesyirikan serta meyakini bahwa hanya
Islamlah yang benar, adapun selain Islam adalah kesyirikan. Jadi,
ada 2 syarat, yaitu harus bertauhid dan menafikan kesyirikan.
Allah ﷻberfirman,
َق ْد َكا َن ْت َل ُك ْم ُأ ْس َو ٌة َح َس َن ٌة ِفي ِإ ْب َرا ِهي َم َوا َّل ِذي َن َم َع ُۙه ِإ ْذ
َقا ُلوا ِل َق ْو ِم ِه ْم ِإ َّنا ُب َر آ ُء ِمن ُك ْم َو ِم َّما َت ْع ُب ُدو َن ِمن ُدو ِن ال َّل ِه
َك َف ْر َنا ِب ُك ْم َو َب َدا َب ْي َن َنا َو َب ْي َن ُك ُم ا ْل َع َدا َو ُة َوا ْل َب ْغ َضا ُء َأ َب ًدا
َح َّت ٰى ُت ْؤ ِم ُنوا ِبال َّل ِه َو ْح َد ُه
“Sesungguhnya telah ada suri teladan yang baik bagimu pada
Ibrahim dan orang-orang yang bersama dengan dia; ketika
mereka berkata kepada kaum mereka: ‘Sesungguhnya kami
berlepas diri daripada kamu dari daripada apa yang kamu
sembah selain Allah, kami ingkari (kekafiran)mu dan telah nyata
antara kami dan kamu permusuhan dan kebencian buat selama-
lamanya sampai kamu beriman kepada Allah saja.” (QS. Al-
Mumtahanah: 40)
Jadi, konsekuensi dari tauhid adalah mengingkari syirik beserta
pelakunya. Seseorang yang mengeklaim dirinya bertauhid namun
di sisi lain ia membiarkan bahkan membolehkan dan
membenarkan kesyirikan, maka apalah arti tauhid jika demikian?
Pernyataan-pernyataan semisal yang mengarah kepada bolehnya
َّل َق ْد َك َف َر ا َّل ِذي َن َقا ُلوا ِإ َّن ال َّل َه َثا ِل ُث َث َلا َث ٍۘة َو َما ِم ْن ِإ َٰل ٍه ِإ َّلا
ِإ َٰل ٌه َوا ِح ٌۚد
“Sesungguhnya kafirlah orang-orang yang mengatakan,
‘Bahwasanya Allah salah seorang dari yang tiga’, padahal sekali-
kali tidak ada Tuhan selain dari Tuhan Yang Esa.” (QS. Al-Maidah:
73)
ِإ َّن ا َّل ِذي َن َك َف ُروا ِم ْن َأ ْه ِل ا ْل ِك َتا ِب َوا ْل ُم ْش ِر ِكي َن ِفي َنا ِر
َج َه َّن َم َخا ِل ِدي َن ِفي َه ۚا ُأو َٰل ِئ َك ُه ْم َش ُّر ا ْل َب ِر َّي ِة
“Sesungguhnya orang-orang yang kafir yakni ahli Kitab dan
orang-orang yang musyrik (akan masuk) ke neraka Jahanam;
mereka kekal di dalamnya. Mereka itu adalah seburuk-buruk
makhluk.” (QS. Al-Bayyinah: 6)
Jelas, ayat-ayat di atas menegaskan bahwa pelaku syirik adalah
kafir dan tempat mereka di akhirat adalah neraka. Sehingga tidak
boleh kita membolehkan apalagi membenarkan perilaku-perilaku
kesyirikan. Dengan yakin dan tegas kita harus mengatakan bahwa
syirik adalah perbuatan kufur.
Adapun permasalahan tidak mengganggu atau toleransi ritual-
ritual atau perbuatan-perbuatan kesyirikan, maka hal tersebut
berbeda. Kita sebagai warga negara yang baik bertoleransi dalam
artian membiarkan non muslim baik kafir atau musyrik untuk
menjalankan ibadah sesuai agama mereka masing-masing.
Namun, jika kita ditanyakan tentang peribadatan dan keyakinan
mereka, maka wajib bagi kita mengatakan bahwa hal tersebut
adalah syirik.
Syarah:
Dalam sebuah hadis yang sangat populer, yaitu hadis yang
dikenal dengan hadis Jibril ‘alaihissalam, disebutkan bahwa Jibril
َف َأ ْر َكا ُن ال ِإ ْسلا ِم َخ ْم َس ٌةَ :ش َها َد ُة َأن لا اله ِإلا الل ُه
َو َأ َّن ُم َح َّم ًدا َر ُسو ُل الل ِهَ ،و ِإ َقا ُم ال َّصلا ِةَ ،و ِإي َتا ُء
.ال َّز َكا ِةَ ،و َص ْو ُم َر َم َضا َنَ ،و َح ُّج َب ْي ِت الل ِه ا ْل َح َرا ِم
َف َد ِلي ُل ال َّش َها َد ِةَ :ق ْو ُل ُه َت َعا َلىَ :ش ِه َد ال ّل ُه َأ َّن ُه ل َا اله
ِإل َّا ُه َو َوا ْل َمل َا ِئ َك ُة َو ُأ ْو ُلوا ا ْل ِع ْل ِم َق آ ِئ ًما ِبا ْل ِق ْس ِط ل َا اله
ِ .إل َّا ُه َو ا ْل َع ِزي ُز ا ْل َح ِكي ُم
َو َم ْع َنا َها :لا َم ْع ُبو َد ِب َح ٍّق إلا الل ُه ،و(لا إله) َنا ِف ًيا
َج ِمي َع َما ُي ْع َب ُد ِم ْن ُدو ِن الل ِهِ ( ،إلا الل ُه) ُم ْث ِب ًتا
َو َت ْف ِسي ُر َها :ا َّل ِذي ُي َو ِّض ُح َها َق ْو ُل ُه َت َعا َلىَ :و ِإ ْذ َقا َل
ِإ ْب َرا ِهي ُم ل َأ ِبي ِه َو َق ْو ِم ِه ِإ َّن ِني َب َر آء ِّم َّما َت ْع ُب ُدو َن * ِإل َّا
ا ْش َه ُدوْا ِب َأ َّنا ُم ْس ِل ُمو َنَ .و ِدلي ُل َش َها َد ِة َأ َّن ُم َح َّم ًدا
َر ُسو ُل الل ِهَ :ق ْو ُل ُه َت َعا َلىَ :ل َق ْد َج آء ُك ْم َر ُسو ٌل ِّم ْن
َأن ُف ِس ُك ْم َع ِزي ٌز َع َل ْي ِه َما َع ِن ُّت ْم َح ِري ٌص َع َل ْي ُكم
ِبا ْل ُم ْؤ ِم ِني َن َر ُؤو ٌف َّر ِحي ٌم
َو َم ْع َنى َش َها َدة َأ َّن ُم َح َّم ًدا َر ُسو ُل الل ِهَ :طا َع ُت ُه ِفي َما
َأ َم َرَ ،و َت ْص ِدي ُق ُه ِفي َما َأ ْخ َب َر ،وا ْج ِت َنا ُب َما َن َهى َع ْن ُه
َ .و َز َج َر و َألا ُي ْع َب َد الل ُه ِإلا ِب َما َش َر َع
َو َد ِلي ُل ال َّصلا ِةَ ،وال َّز َكا ِةَ ،و َت ْف ِسي ُر ال َّت ْو ِحي ِدَ :ق ْو ُل ُه
َت َعا َلىَ :و َما ُأ ِم ُروا ِإل َّا ِل َي ْع ُب ُدوا ال َّل َه ُم ْخ ِل ِصي َن َل ُه
و َد ِلي ُل ال ِّص َيا ِمَ :ق ْو ُل ُه َت َعا َلىَ :يا َأ ُّي َها ا َّل ِذي َن آ َم ُنوْا
ُك ِت َب َع َل ْي ُك ُم ال ِّص َيا ُم َك َما ُك ِت َب َع َلى ا َّل ِذي َن ِمن
َ .ق ْب ِل ُك ْم َل َع َّل ُك ْم َت َّت ُقو َن
dikabarkannya.
ﷺsyariatkan.
Dalil salat, zakat, dan tafsir tauhid adalah firman Allah ﷻ
(yang artinya):
“Padahal mereka tidak disuruh kecuali supaya menyembah
Allah dengan memurnikan ketaatan kepada-Nya dalam
(menjalankan) agama dengan lurus, dan supaya mereka
mendirikan salat dan menunaikan zakat, dan yang demikian
itulah agama yang lurus.” (QS. Al-Bayyinah: 5)
Syarah:
Di sini, Syekh Muhammad bin Abdul Wahhab rahimahullah
menjelaskan tentang rukun-rukun Islam dengan membawakan
dalil-dalil pada setiap rukun.
Rukun pertama adalah syahadatain.
Syekh Muhammad bin Abdul Wahhab rahimahullah menafsirkan
َلا َم ْع ُب ْو َد ِب َح ٍّق ِإل َّا ال َّل ُه yang maknanya adalah “Tidak ada
yang benar berkaitan dengan kalimat “Lailaha ilallah”, sebab ِإ َل َه
maksudnya adalah َم ْأ ُل ْو َه yang artinya adalah َم ْع ُب ْو َد (yang
disembah).
َلا َقا ِد َر َع َلى ال ِا ْخ ِت َرا ِع ِإ َّلا الله “Tidak ada yang mampu
hakikat dari tafsir َلا ِإ َل َه ِإ َّلا الله “Lailaha ilallah”, sebab tafsiran
ﷻ, atau yang lainnya, maka hal tersebut tidak mengapa dan
ﷻ,
)٢٦(َو ِإ ْذ َقا َل ِإ ْب َرا ِهي ُم ِل َأ ِبي ِه َو َق ْو ِم ِه ِإ َّن ِني َب َرا ٌء ِّم َّما َت ْع ُب ُدو َن
) َو َج َع َل َها َك ِل َم ًة٢٧( ِإ َّلا ا َّل ِذي َف َط َر ِني َف ِإ َّن ُه َس َي ْه ِدي ِن
َبا ِق َي ًة ِفي َع ِق ِب ِه َل َع َّل ُه ْم َي ْر ِج ُعو َن
“Dan ingatlah ketika Ibrahim berkata kepada bapaknya dan
kaumnya: ‘Sesungguhnya aku tidak bertanggung jawab terhadap
apa yang kamu sembah. Tetapi (aku menyembah) Tuhan Yang
menjadikanku; karena sesungguhnya Dia akan memberi hidayah
kepadaku’. Dan (lbrahim ‘alaihissalam) menjadikan kalimat tauhid
itu kalimat yang kekal pada keturunannya supaya mereka
kembali kepada kalimat tauhid itu.” (QS. Az-Zukhruf: 26-28)
Berdasarkan ayat ini, maka seakan-akan ayah dan kaum Nabi
Ibrahim alaihissalam selain menyembah berhala-berhala, mereka
pun juga menyembah Allah ﷻ. Karenanya, Nabi Ibrahim
dengan َلا ِإ َل َه ِإ َّلا الله yaitu tidak ada sesembahan yang berhak
ﷻ,
kedua yaitu َأ َّن ُم َح َّم ًدا َر ُسو ُل الل ِه “Sesungguhnya
Muhammad ﷺ benar dan tidak akan salah, sebab apa yang
َو َما ُأ ِم ُروا ِإ َّلا ِل َي ْع ُب ُدوا ال َّل َه ُم ْخ ِل ِصي َن َل ُه ال ِّدي َن ُح َن َفا َء
َو ُي ِقي ُموا ال َّص َلا َة َو ُي ْؤ ُتوا ال َّز َكا َۚة َو َٰذ ِل َك ِدي ُن ا ْل َق ِّي َم ِة
“Padahal mereka tidak disuruh kecuali supaya menyembah Allah
dengan memurnikan ketaatan kepada-Nya dalam (menjalankan)
agama yang lurus, dan supaya mereka mendirikan salat dan
َيا َأ ُّي َها ا َّل ِذي َن آ َم ُنوا ُك ِت َب َع َل ْي ُك ُم ال ِّص َيا ُم َك َما ُك ِت َب َع َلى
ا َّل ِذي َن ِمن َق ْب ِل ُك ْم َل َع َّل ُك ْم َت َّت ُقو َن
“Hai orang-orang yang beriman, diwajibkan atas kamu berpuasa
sebagaimana diwajibkan atas orang-orang sebelum kamu agar
kamu bertakwa.” (QS. Al-Baqarah: 183)
Selanjutnya rukun yang kelima adalah melaksanakan haji bagi
yang mampu. Dalilnya adalah firman Allah ﷻ,
Dalil mengenai rukun yang enam ini adalah firman Allah ﷻ
(yang artinya):
“Bukanlah menghadapkan wajahmu ke arah timur dan barat
itu suatu kebajikan, akan tetapi sesungguhnya kebajikan itu
ialah beriman kepada Allah, hari kemudian, malaikat-malaikat,
kitab-kitab, nabi-nabi.” (QS. Al-Baqarah: 177]
Syarah:
Sebagaimana disebutkan oleh Syekh Muhammad bin Abdul
Wahhab rahimahullah bahwasanya iman memiliki 6 rukun yaitu
beriman kepada Allah ﷻ, malaikat-malaikat-Nya, kitab-kitab-
ﷻ,
َوال َّد ِلي ُل ِم َن ال ُّس َّن ِةَ :ح ِدي ُث ِج ْب ِري َل ا ْل َم ْش ُهو ُرَ :ع ْن
ُع َم َر ب ِن ا ْل َخ َّطا ِب ـ َر ِض َي الل ُه َع ْن ُه ـ َقا َلَ :ب ْي َن َما
َن ْح ُن ُج ُلو ٌس ِع ْن َد ال َّن ِب ِّي ـ َص َّلى الل ُه َع َل ْي ِه َو َس َّل َم ـ
ِإ ْذ َط َل َع َع َل ْي َنا َر ُج ٌلَ ،ش ِدي ُد َب َيا ِض ال ِّث َيا ِبَ ،ش ِدي ُد
َس َوا ِد ال َّش ْع ِر ،لا ُي َرى َع َل ْي ِه َأ َث ُر ال َّس َف ِرَ ،ولا َي ْع ِر ُف ُه
ِم َّنا َأ َح ٌدَ ،ف َج َل َس ِإ َلى ال َّن ِب ِّي ـ َص َّلى الل ُه َع َل ْي ِه
َو َس َّل َم ـ َف َأ ْس َن َد ُر ْك َب َت ْي ِه ِإ َلى ُر ْك َب َت ْي ِهَ ،و َو َض َع َك َّف ْي ِه
َع َلى َف ِخ َذ ْي ِهَ ،و َقا َلَ :يا ُم َح َّم ُد َأ ْخ ِب ْر ِني َع ِن
ال ِإ ْسلا ِم َف َقا َلَ :أ ْن َت ْش َه َد َأ ْن لا اله ِإلا الل ُه َو َأ َّن
ُم َح َّم ًدا َر ُسو ُل الل ِهَ ،و ُت ِقي َم ال َّصلا َةَ ،و ُت ْؤ ِت َي ال َّز َكا َة،
َو َت ُصو َم َر َم َضا َنَ ،و َت ُح َّج ا ْل َب ْي َت ِإ ْن ا ْس َت َط ْع َت ِإ َل ْي ِه
َس ِبي ًلاَ .قا َلَ :ص َد ْق َتَ .ف َع ِج ْب َنا َل ُه َي ْس َأ ُل ُه َو ُي َص ِّد ُق ُه.
َقا َلَ :أ ْخ ِب ْر ِني َع ِن ال ِإي َما ِنَ .قا َلَ :أ ْن ُت ْؤ ِم َن ِبالل ِه،
َو َملا ِئ َك ِت ِهَ ،و ُك ُت ِب ِهَ ،و ُر ُس ِل ِهَ ،وا ْل َي ْو ِم ال آ ِخ ِرَ ،و ُت ْؤ ِم َن
ِبا ْل َق َد ِر َخ ْي ِر ِه َو َش ِّر ِهَ .قا َلَ :ص َد ْق َتَ .قا َلَ :أ ْخ ِب ْر ِني
َع ِن ال ِإ ْح َسا ِنَ .قا َلَ :أ ْن َت ْع ُب َد الل َه َك َأ َّن َك َت َرا ُه،
َف ِإ ْن َل ْم َت ُك ْن َت َرا ُه َف ِإ َّن ُه َي َرا َكَ .قا َلَ :أ ْخ ِب ْر ِني َع ِن
ال َّسا َع ِةَ .قا َلَ :ما ا ْل َم ْس ُؤو ُل َع ْن َها ِب َأ ْع َل َم ِم َن ال َّسا ِئ ِل
َ .قا َلَ :ف َأ ْخ ِب ْر ِني َع ْن َأ َما َرا ِت َهاَ .قا َلَ :أ ْن َت ِل َد
ال َأ َم ُة َر َّب َت َهاَ ،و َأ ْن َت َرى ا ْل ُح َفا َة ا ْل ُع َرا َة ا ْل َعا َل َة ِر َعا َء
ال َّشا ِء َي َت َطا َو ُلو َن ِفي ا ْل ُب ْن َيا ِنَ .قا َلَ :ف َم َضىَ ،ف َل ِب ْث َنا
َم ِل َّياَ ،ف َقا َلَ :يا ُع َم ُر َأ َت ْد ُرو َن َم ِن ال َّسا ِئ ِل؟ُ .ق ْل َنا:
الل ُه َو َر ُسو ُل ُه َأ ْع َل ُمَ ،قا َلَ :ه َذا ِج ْب ِري ُل َأ َتا ُك ْم
ُ .ي َع ِّل ُم ُك ْم َأ ْم َر ِدي ِن ُكم
Tingkatan ketiga: ihsan.
Syarah:
Tingkatan yang ketiga adalah Ihsan. Makna ihsan adalah “Engkau
menyembah Allah dalam keadaan seolah-olah melihat-Nya, jika
engkau tidak bisa melihat-Nya, maka sesungguhnya Dia
melihatmu.”
62 HR. Abu Dawud No. 4320, dan dinyatakan sahih oleh al-Albani
ِإ َّن ال َّل َه َم َع ا َّل ِذي َن ا َّت َقوا َّوا َّل ِذي َن ُهم ُّم ْح ِس ُنو َن
“Sesungguhnya Allah beserta orang-orang yang bertakwa dan
orang-orang yang berbuat ihsan.” (QS. An-Nahl: 128)
) ا َّل ِذي َي َرا َك ِحي َن٢١٧( َو َت َو َّك ْل َع َلى ا ْل َع ِزي ِز ال َّر ِحي ِم
) ِإ َّن ُه ُه َو٢١٩( ) َو َت َق ُّل َب َك ِفي ال َّسا ِج ِدي َن٢١٨( َت ُقو ُم
ال َّس ِمي ُع ا ْل َع ِلي ُم
Syarah Al-Ushul Ats-Tsalatsah | 206
ebooksunnah.com
َو َما َت ُكو ُن ِفي َش ْأ ٍن َو َما َت ْت ُلو ِم ْن ُه ِمن ُق ْر آ ٍن َوَلا َت ْع َم ُلو َن
ِم ْن َع َم ٍل ِإ َّلا ُك َّنا َع َل ْي ُك ْم ُش ُهو ًدا ِإ ْذ ُت ِفي ُضو َن ِفي ِۚه
“Tidaklah kamu berada dalam suatu keadaan dan tidak pula
membaca suatu ayat dari Al-Qur’an dan tidak pula kamu
mengerjakan suatu pekerjaan, melainkan Kami melihatmu di
waktu kamu melakukannya.” (QS. Yunus: 61)
Dalil terakhir yang disebutkan oleh Syekh Muhammad bin Abdul
Wahhab rahimahullah tentang ihsan adalah hadis Jibril
‘alaihissalam yang sangat populer.
َو َثلا ٌث َو ِع ْش ُرون َ فى النبوةُ .ن ِّب َئ بـ(ا ْق َر أ)َ ،و ُأ ْر ِس َل
.بـ (ا ْل ُم َّد ِّث ْر)َ ،و َب َل ُد ُه َم َّك ُة
َب َع َث ُه الل ُه ِبال ِّن َذا َر ِة َع ِن ال ِّش ْر ِكَ ،وبا َل ْد ُعوة ِإ َلى
ال َّت ْو ِحي ِدَ ،وال َّد ِلي ُل َق ْو ُل ُه َت َعا َلىَ ( :يا َأ ُّي َها ا ْل ُم َّد ِّث ُر *
ُق ْم َف َأن ِذ ْر * َو َر َّب َك َف َك ِّب ْر * َو ِث َيا َب َك َف َط ِّه ْر *
َوال ُّر ْج َز َفا ْه ُج ْر * َول َا َت ْم ُنن َت ْس َت ْك ِث ُر * َو ِل َر ِّب َك
َفا ْص ِب ْر)َ .و َم ْع َنىُ ( :ق ْم َف َأن ِذ ْر)ُ :ي ْن ِذ ُر َع ِن ال ِّش ْر ِك،
َو َي ْد ُعو ِإ َلى ال َّت ْو ِحي ِدَ ( .و َر َّب َك َف َك ِّب ْر) َ :أ ْيَ :ع ِّظ ْم ُه
ِبال َّت ْو ِحي ِدَ ( .و ِث َيا َب َك َف َط ِّه ْر)َ :أ ْيَ :ط ِّه ْر َأ ْع َما َل َك
، ال َأ ْص َنا ُم: ال ُّر ْج َز:) ( َوال ُّر ْج َز َفا ْه ُج ْر.َع ِن ال ِّش ْر ِك
َأ َخ َذ، َوا ْل َب َرا َء ُة ِم ْن َها َو َأ ْه ُل َها، َت ْر ُك َها:َو َه ْج ُر َها
َو َب ْع َد،َع َلى َه َذا َع ْش َر ِس ِني َن َي ْد ُعو ِإ َلى ال َّت ْو ِحي ِد
َو ُف ِر َض ْت َع َل ْي ِه،ا ْل َع ْش ِر ُع ِر َج ِب ِه ِإ َلى ال َّس َما ِء
، َو َص َّلى ِفي َم َّك َة َثلا َث ِس ِني َن،ال َّص َلوا ُت ا ْل َخ ْم ُس
َوا ْل ِه ْج َر ُة،َو َب ْع َد َها ُأ ِم َر با ْل ِه ْج َر ِة ِإ َلى ا ْل َم ِدي َن ِة
الا ْن ِت َقا ُل ِم ْن َب َل ِد ال ِّش ْر ِك ِإ َلى َب َل ِد ال ِإ ْسلا ِم
Pokok ketiga: Mengenal Nabi Muhammad ﷺ.
Beliau adalah Muhammad bin Abdillah bin Abdul Muththalib
bin Hasyim. Hasyim dari Quraisy dan Quraisy dari Arab, dan
Arab dari keturunan Ismail bin Ibrahim al-Khalil ‘alaihis salam.
usia beliau 63 tahun. Yang 40 tahun sebelum kenabian, dan
)٣( ) َو َر َّب َك َف َك ِّب ْر٢( ) ُق ْم َف َأ ْن ِذ ْر١( َيا َأ ُّي َها ا ْل ُم َّد ِّث ُر
) َو َلا َت ْم ُن ْن٥( ) َوال ُّر ْج َز َفا ْه ُج ْر٤( َو ِث َيا َب َك َف َط ِّه ْر
) َو ِل َر ِّب َك َفا ْص ِب ْر٦( َت ْس َت ْك ِث ُر
“Hai orang yang berselimut, bangunlah, lalu berilah
peringatan! dan Tuhanmu agungkanlah, dan pakaianmu
bersihkanlah, dan perbuatan dosa tinggalkanlah, dan
janganlah kamu memberi agar memperoleh (balasan) yang
lebih banyak. Dan karena Tuhanmu, bersabarlah.” (QS. Al-
Muddatsir: 1-7)
tauhid.
Syarah
Sebagaimana yang sering penulis sampaikan bahwa orang yang
mampu menjawab pertanyaan “siapakah nabimu?” ketika di alam
َل َأ ْن َت أ َح ُّب إ َل َّي ِمن َن ْف ِسي َفقا َل، وال َّل ِه،ف إ َّنه ال آ َن
ال آ َن يا ُع َم ُر:النب ُّي َص َّلى الل ُه عليه وس َّل َم
“Maka sekarang –Demi Allah- sungguh Engkau lebih aku cintai,
melebihi diriku sendiri.” Maka Nabi pun berkata, “Sekarang wahai
Umar (sudah benar)64
lain. Jika ada seorang kafir yang mengenal Nabi Muhammad ﷺ
bahkan ia menulis sebuah buku 100 tokoh terdepan di dunia dia
menempatkan Nabi Muhammad ﷺ sebagai tokoh pertama
ُي َث ِّب ُت ال َّل ُه ا َّل ِذي َن آ َم ُنوا ِبا ْل َق ْو ِل ال َّثا ِب ِت ِفي ا ْل َح َيا ِة ال ُّد ْن َيا
َو ِفي ا ْل آ ِخ َر ِۖة َو ُي ِض ُّل ال َّل ُه ال َّظا ِل ِمي َۚن َو َي ْف َع ُل ال َّل ُه َما َي َشا ُء
Allah meneguhkan (iman) orang-orang yang beriman dengan
ucapan yang teguh itu dalam kehidupan di dunia dan di akhirat;
dan Allah menyesatkan orang-orang yang zalim dan
memperbuat apa yang Dia kehendaki. (QS. Ibrahim:27)
Di awal pembahasan ini Syekh Muhammad bin Abdul Wahhab
rahimahullah menjelaskan tentang nasab Nabi Muhammad ﷺ,
umur beliau dan dakwah beliau di Mekkah.
Qurasy al-Hasyimi.
Selanjutnya Syekh Muhammad bin Abdul Wahhab berkata,
Beliau di angkat menjadi Nabi dengan surah al-‘Alaq () إقر أ,
kemudian diperintahkan oleh Allah ﷻuntuk berdakwah dengan
surah al-Mudatsir. Kemudian beliau diangkat ke langit untuk
menerima perintah salat 5 waktu. Fase kedua dan ketiga disebut
dengan tahun kenabian. Jadi beliau menerima wahyu untuk salat
5 waktu pada tahun 10 kenabian. Di tahun ini beliau hanya fokus
mendakwahkan tauhid. Setelah beliau hijrah ke Madinah (fase
keempat) barulah turun syariat-syariat yang lain seperti, puasa,
zakat, haji dan jihad.
َو ِإن ُكن ُت ْم ِفي َر ْي ٍب ِّم َّما َن َّز ْل َنا َع َل ٰى َع ْب ِد َنا َف ْأ ُتوا ِب ُسو َر ٍة ِّمن
ِّم ْث ِل ِه َوا ْد ُعوا ُش َه َدا َء ُكم ِّمن ُدو ِن ال َّل ِه ِإن ُكن ُت ْم َصا ِد ِقي َن
Dan jika kamu (tetap) dalam keraguan tentang Al Quran yang
Kami wahyukan kepada hamba Kami (Muhammad), buatlah satu
surat (saja) yang semisal Al Quran itu dan ajaklah penolong-
yang tidak bisa baca dan tulis. Hal ini semakin menguatkan
kemukjizatan Al-Qur’an. Dalam hal ini Allah ﷻberfirman,
َو َما ُكن َت َت ْت ُلو ِمن َق ْب ِل ِه ِمن ِك َتا ٍب َوَلا َت ُخ ُّط ُه ِب َي ِمي ِن َۖك
ِإ ًذا َّلا ْر َتا َب ا ْل ُم ْب ِط ُلو َن
“Dan kamu tidak pernah membaca sebelumnya (Al Quran)
sesuatu Kitabpun dan kamu tidak (pernah) menulis suatu Kitab
dengan tangan kananmu; andaikata (kamu pernah membaca dan
ا ْل َي ْو َم َأ ْك َم ْل ُت َل ُك ْم ِدي َن ُك ْم َو َأ ْت َم ْم ُت َع َل ْي ُك ْم ِن ْع َم ِتي
َو َر ِضي ُت َل ُك ُم ا ْل ِإ ْس َلا َم ِدي ًن ۚا َف َم ِن ا ْض ُط َّر ِفي َم ْخ َم َص ٍة
َغ ْي َر ُم َت َجا ِن ٍف ِّل ِإ ْث ٍۙم َف ِإ َّن ال َّل َه َغ ُفو ٌر َّر ِحي ٌم
Pada hari ini telah Kusempurnakan untuk kamu agamamu, dan
telah Ku-cukupkan kepadamu nikmat-Ku, dan telah Ku-ridhai
Islam itu jadi agama bagimu. Maka barang siapa terpaksa karena
kelaparan tanpa sengaja berbuat dosa, sesungguhnya Allah Maha
Pengampun lagi Maha Penyayang. (QS. Al Maidah: 3)
ﷻberfirman,
meminta kematian.
diperlukan oleh umat ada pada diri Nabi ﷺ. Ibnu Hazm
َف ِإ َّن ِسي َر َة ُم َح َّم ٍد َص َّلى الل ُه َع َل ْي ِه َو َس َّل َم ِل َمن َت َد َّب َر َها
َت ْق َت ِضي َت ْص ِديقه َض ُرو َرة َوتشهد َل ُه ِب َأ َّن ُه َر ُسو ُل الل ِه صلى
الله َع َل ْي ِه َو َس َّل َم َح ًقا َف َلو لم تكن َل ُه م ْعج َزة غير سير ِته
صلى الله َع َل ْي ِه َوس َّلم َل َك َفى
“Sesungguhnya sirah (perjalanan hidup) Muhammad ﷺ bagi
Allah ﷻ,
“Sesungguhnya orang-orang yang diwafatkan malaikat dalam
keadaan menganiaya diri sendiri, (kepada mereka) malaikat
bertanya: ‘Bagaimana keadaan kalian dulu?’ Mereka
menjawab: ‘Kami dulu adalah orang-orang yang tertindas di
negeri (Mekah).’ Para malaikat berkata: ‘Bukankah bumi Allah
itu luas, sehingga kamu dapat berhijrah di bumi itu?’ Orang-
orang itu tempatnya di neraka Jahanam, dan Jahanam itu
seburuk-buruk tempat kembali, kecuali mereka yang tertindas
baik laki-laki atau wanita atau pun anak-anak yang tidak
mampu berdaya upaya dan tidak mengetahui jalan (untuk
hijrah). Mereka itu, mudah-mudahan Allah memaafkannya.
Dan adalah Allah Maha Pemaaf lagi Maha Pengampun.” (QS.
An-Nisa: 97-99)
Juga firman-Nya,
ﷺ,
“Hijrah tidak akan terputus hingga tobat terputus dan tobat
tidak akan terputus kecuali matahari terbit dari barat.”
Syarah
Pada pembahasan ini, Syekh Muhammad bin Abdul Wahhab
rahimahullah membahas permasalahan tentang hijrah. Hijrah ada
dua model:
Pertama: Hijrah tempat, yaitu hijrah dari negeri musyrik ke negeri
Islam.
Dalil-dalilnya sebagaimana yang telah disebutkan oleh Syekh
Muhammad bin Abdul Wahhab rahimahullah sebelumnya. Di
dalamnya disebutkan bahwa Allah ﷻmencela orang-orang yang
tidak berhijrah padahal mereka mampu dan bumi Allah ﷻluas.
َيا ِع َبا ِد َي ا َّل ِذي َن آ َم ُنوا ِإ َّن َأ ْر ِضي َوا ِس َع ٌة َف ِإ َّيا َي َفا ْع ُب ُدو ِن
“Hai hamba-hamba-Ku yang beriman, sesungguhnya bumi-Ku
luas, maka sembahlah Aku saja.” (QS. Al-Ankabut: 56)
Orang yang tinggal di negeri musyrik maka akan sulit untuk
beribadah kepada Allah ﷻ. Berhijrah dari negeri musyrik menuju
ke negeri Islam hukumnya berlaku hingga hari kiamat.
Pada asalnya seseorang dilarang untuk tinggal di negeri kafir,
Nabi Muhammad ﷺbersabda,
68 HR. Abu Daud No. 2645 dan Tirmizi No. 1604, dinyatakan sahih oleh al-Albani
ِإ َّن ا َّل ِذي َن َت َو َّفا ُه ُم ا ْل َم َلا ِئ َك ُة َظا ِل ِمي َأ ْن ُف ِس ِه ْم َقا ُلوا ِفي َم
ُك ْن ُت ْم َقا ُلوا ُك َّنا ُم ْس َت ْض َع ِفي َن ِفي ا ْل َأ ْر ِض َقا ُلوا َأ َل ْم َت ُك ْن
َأ ْر ُض ال َّل ِه َوا ِس َع ًة َف ُت َها ِج ُروا ِفي َها َف ُأو َل ِئ َك َم ْأ َوا ُه ْم َج َه َّن ُم
َو َسا َء ْت َم ِصي ًرا
Dari sini kita mengetahui seperti apa negeri Islam dan negeri
kafir. Anehnya, kita dapati sekelompok jihadis seperti Jamaah
Islamiah yang berhijrah dari Indonesia ke Australia. Bagaimana
bisa mereka berhijrah dari negeri Islam menuju negeri kafir?
Hijrah model apa yang mereka lakukan? Karena yang benar
berhijrah dari negeri kafir menuju negeri Islam.
Inilah yang berkaitan dengan hijrah tempat, dan ini berlaku
hingga hari kiamat. Jika Anda tidak bisa beribadah di suatu
tempat maka hendaknya berhijrah sebagaimana yang dilakukan
oleh sebagian saudara-saudara kita yang berhijrah dari Rohingya
ke negara-negara Islam. Atau juga seperti Dr. Dzakir Naik yang
meninggalkan negaranya India ke Malaysia. Hal ini dikarenakan
kondisi kaum muslimin yang minoritas selalu diintimidasi di
negeri-negeri kafir, sedangkan orang -orang kafir yang minoritas
di negeri Islam mereka aman.
Kedua: Hijrah maknawi, yaitu hijrah dari kemaksiatan kepada
ketaatan.
َوا ْف َت َر َض، َب َع َث ُه الل ُه ِإ َلى ال َّنا ِس َكا َّف ًة.الل ُه َو َي ْأ َبا ُه
َطا َع َت ُه َع َلى َج ِمي ِع ال َّث َق َل ْي ِن ا ْل ِج ِّن َوال ِإ ْن ِس؛ َوال َّد ِلي ُل
﴿ ُق ْل َيا َأ ُّي َها ال َّنا ُس ِإ ِّني َر ُسو ُل ال ّل ِه:َق ْو ُل ُه َت َعا َلى
َو َك َّم َل الل ُه ِب ِه ال ِّدي َن؛ َوال َّد ِلي ُل.﴾ِإ َل ْي ُك ْم َج ِمي ًعا
﴿ا ْل َي ْو َم َأ ْك َم ْل ُت َل ُك ْم ِدي َن ُك ْم َو َأ ْت َم ْم ُت:َق ْو ُل ُه َت َعا َلى
﴾ َع َل ْي ُك ْم ِن ْع َم ِتي َو َر ِضي ُت َل ُك ُم ال ِإ ْسل َا َم ِدي ًنا
“Ketika Nabi ﷺ menetap di Madinah, beliau ﷺ
diperintahkan untuk menjalankan syariat-syariat Islam yang
lain, seperti zakat, puasa, haji, jihad, azan, amar makruf, nahi
mungkar, dan syariat-syariat Islam yang lainnya.
ﷻberfirman,
“Katakanlah: Wahai sekalian manusia! Aku adalah utusan
Allah kepada kalian seluruhnya.” (QS. Al-A’raf: 158)
Syarah
Terdapat perbedaan pendapat berkaitan dengan syariat zakat.
Ada yang mengatakan bahwa dia telah diwajibkan sejak di
ﷻberfirman,
َو َكا َن ال َّن ِب ُّي ُي ْب َع ُث ِإ َلى َق ْو ِم ِه َخا َّص ًة َو ُب ِع ْث ُت ِإ َلى ال َّنا ِس
َعا َّم ًة
“Dahulu seorang nabi diutus kepada kaumnya secara khusus,
sedangkan aku diutus kepada manusia secara umum.” 70
Syarah
itu semua sahabat tidak ada yang berani untuk berbicara dengan
Umar, hingga datanglah Abu Bakar dan berkata,
َوَلا َت ْح َس َب َّن ا َّل ِذي َن ُق ِت ُلوا ِفي َس ِبي ِل ال َّل ِه َأ ْم َوا ًتا َب ْل َأ ْح ٌءَيا
ِع ْن َد َر ِّب ِه ْم ُي ْر َز ُقو َن
“Janganlah kamu mengira bahwa orang-orang yang gugur di
jalan Allah itu mati; bahkan mereka itu hidup disisi Tuhannya
dengan mendapat rezeki.” (QS. Ali Imran: 169)
Akan tetapi kehidupan mereka di alam barzakh tidak seperti
kehidupan mereka di atas muka bumi. Oleh karenanya hukum-
hukum yang berkaitan dengan kematian berlaku kepada mereka.
Contohnya para istri mereka yang telah menjadi janda boleh
dinikahi. Hal ini dikarenakan suami mereka telah meninggal,
seandainya mereka masih hidup di dunia maka tentunya tidak
boleh istrinya dinikahi.
Contoh lainnya adalah hartanya diwariskan. Seandainya dia masih
hidup di dunia maka tentu tidak boleh hartanya untuk
diwariskan.
Semua ini menunjukkan bahwa kehidupan mereka di alam
barzakh berbeda dengan kehidupan mereka di dunia. Oleh
karenanya tidak boleh menganalogikan bahwa kehidupan di alam
:َوال َّنا ُس ِإ َذا َما ُتوْا ُي ْب َع ُثو َن؛ َوال َّد ِلي ُل َق ْو ُل ُه َت َعا َلى
﴿ ِم ْن َها َخ َل ْق َنا ُك ْم َو ِفي َها ُن ِعي ُد ُك ْم َو ِم ْن َها ُن ْخ ِر ُج ُك ْم
َتا َر ًة ُأ ْخ َرى﴾ .و َق ْو ُل ُه َت َعا َلىَ ﴿ :وال َّل ُه َأن َب َت ُكم ِّم َن
ال َأ ْر ِض َن َبا ًتاُ ،ث َّم ُي ِعي ُد ُك ْم ِفي َها َو ُي ْخ ِر ُج ُك ْم
ِإ ْخ َرا ًجا﴾َ .و َب ْع َد ا ْل َب ْع ِث ُم َحا َس ُبو َن َو َم ْج ِز ُّيو َن
ِب َأ ْع َما ِل ِه ْمَ ،وال َّد ِلي ُل َق ْو ُل ُه َت َعا َلىَ ﴿ :و ِل َّل ِه َما ِفي
ال َّس َما َوا ِت َو َما ِفي ال َأ ْر ِض ِل َي ْج ِز َي ا َّل ِذي َن َأ َسا ُؤوا
ِب َما َع ِم ُلوا َو َي ْج ِز َي ا َّل ِذي َن َأ ْح َس ُنوا ِبا ْل ُح ْس َنى﴾.
َو َم ْن َك َّذ َب ِبا ْل َب ْع ِث َك َف َرَ ،وال َّد ِلي ُل َق ْو ُل ُه َت َعا َلى:
﴿ َز َع َم ا َّل ِذي َن َك َف ُروا َأن َّلن ُي ْب َع ُثوا ُق ْل َب َلى َو َر ِّبي
Syarah
Syekh Muhammad bin Abdul Wahhab rahimahullah menyebutkan
tentang hari kebangkitan, lalu beliau menyebutkan beberapa
dalil.
Sesungguhnya al-Qurán menyebutkan banyak sisi pendalilan
yang menunjukan bahwa adanya hari kebangkitan adalah perkara
yang sangat mungkin bahkan pasti terjadi, di antaranya:
Allah ﷻberfirman,
Allah ﷻberfirman,
َأ ْو َكا َّل ِذي َم َّر َع َلى َق ْر َي ٍة َو ِه َي َخا ِوَي ٌة َع َلى ُع ُرو ِش َها َقا َل
َأ َّنى ُي ْح ِيي َه ِذ ِه ال َّل ُه َب ْع َد َم ْو ِت َها َف َأ َما َت ُه ال َّل ُه ِما َئ َة َعا ٍم ُث َّم
َب َع َث ُه َقا َل َك ْم َل ِب ْث َت َقا َل َل ِب ْث ُت َي ْو ًما َأ ْو َب ْع َض َي ْو ٍم َقا َل َب ْل
َل ِب ْث َت ِما َئ َة َعا ٍم َفا ْن ُظ ْر ِإ َلى َط َعا ِم َك َو َش َرا ِب َك َل ْم َي َت َس َّن ْه
َوا ْن ُظ ْر ِإ َلى ِح َما ِر َك َو ِل َن ْج َع َل َك آ َي ًة ِلل َّنا ِس َوا ْن ُظ ْر ِإ َلى
ا ْل ِع َظا ِم َك ْي َف ُن ْن ِش ُز َها ُث َّم َن ْك ُسو َها َل ْح ًما َف َل َّما َت َب َّي َن َل ُه
َقا َل َأ ْع َل ُم َأ َّن ال َّل َه َع َلى ُك ِّل َش ْي ٍء َق ِدي ٌر
saja semua itu. Sungguh tidak pantas jika ada Tuhan yang
membiarkan segala kerusakan yang terjadi. Logika kita
mengatakan bahwa antara orang yang menzalimi dan dizalimi
harus dibangkitkan untuk diadili dan dimintai pertanggung
jawaban.
َع َل ْي ِه َو َس َّل َم ـ َو ُه َو َخا َت ُم ال َّن ِب ِّيي َن؛ َوال َّد ِلي ُل َع َلى َأ َّن
َأ َّو َل ُه ْم ُنو ٌح َق ْو ُل ُه َت َعا َلىِ ﴿ :إ َّنا َأ ْو َح ْي َنا ِإ َل ْي َك َك َما
َأ ْو َح ْي َنا ِإ َلى ُنو ٍح َوال َّن ِب ِّيي َن ِمن َب ْع ِد ِه﴾َ .و ُك ُّل ُأ َّم ٍة
َب َع َث الل ُه ِإ َل ْي ِها َر ُسو ًلا ِم ْن ُنو ٍح ِإ َلى ُم َح َّم ٍد ـ َص َّلى
الل ُه َع َل ْي ِه َو َس َّل َم ـ َي ْأ ُم ُر ُه ْم ِب ِع َبا َد ِة الل ِه َو ْح َد ُه،
َو َي ْن َها ُه ْم َع ْن ِع َبا َد ِة ال َّطا ُغو ِت؛ َوال َّد ِلي ُل َق ْو ُل ُه
َت َعا َلىَ ﴿ :و َل َق ْد َب َع ْث َنا ِفي ُك ِّل ُأ َّم ٍة َّر ُسو ًلا َأ ِن ا ْع ُب ُدوْا
ال ّل َه َوا ْج َت ِن ُبوا ال َّطا ُغو َت﴾َ .وا ْف َت َر َض الل ُه َع َلى
َ .ج ِمي ِع ا ْل ِع َبا ِد ا ْل ُك ْف َر ِبال َّطا ُغو ِت َوال ِإي َما َن ِبالل ِه
َقا َل ا ْب ُن ا ْل َق ِّي ِم ـ َر ِح َم ُه الل ُه َت َعا َلىَ :م ْع َنى ال َّطا ُغو ِت
َما َت َجا َو َز ِب ِه ا ْل َع ْب ُد َح َّد ُه ِم ْن َم ْع ُبو ٍد َأ ْو َم ْت ُبو ٍع َأ ْو
ُم َطا ٍعَ .وال َّط َوا ِغي ُت َك ِثي ُرو َن َو ُر ُؤو ُس ُه ْم َخ ْم َس ٌة:
ِإ ْب ِلي ُس َل َع َن ُه الل ُهَ ،و َم ْن ُع ِب َد َو ُه َو َرا ٍضَ ،و َم ْن َد َعا
ال َّنا َس ِإ َلى ِع َبا َد ِة َن ْف ِس ِهَ ،و َم ْن ا َّد َعى َش ْي ًئا ِم ْن ِع ْل ِم
ا ْل َغ ْي ِبَ ،و َم ْن َح َك َم ِب َغ ْي ِر َما َأ ْن َز َل الل ُه؛ َوال َّد ِلي ُل
َق ْو ُل ُه َت َعا َلى﴿ :ل َا ِإ ْك َرا َه ِفي ال ِّدي ِن َقد َّت َب َّي َن ال ُّر ْش ُد
ِم َن ا ْل َغ ِّي َف َم ْن َي ْك ُف ْر ِبال َّطا ُغو ِت َو ُي ْؤ ِمن ِبال ّل ِه َف َق ِد
ا ْس َت ْم َس َك ِبا ْل ُع ْر َو ِة ا ْل ُو ْث َق َى ل َا ان ِف َصا َم َل َها َوال ّل ُه
ﷻ,
“(Mereka kami utus) selaku rasul-rasul pembawa berita
gembira dan pemberi peringatan agar supaya tidak ada
alasan bagi manusia membantah Allah sesudah diutusnya
rasul-rasul itu.” (QS. An-Nisa: 165)
Rasul yang pertama adalah Nuh ‘alaihissalam dan rasul yang
terakhir adalah Muhammad ﷺ, dan dia adalah penutup
para nabi. Dalil bahwa rasul yang pertama adalah Nuh alaihis
salam adalah,
“Sesungguhnya Kami telah memberikan wahyu kepadamu
sebagaimana Kami telah memberikan wahyu kepada Nuh.”
(QS. An-Nisa: 163)
sesat. Karena itu, barang siapa yang ingkar kepada tagut dan
beriman kepada Allah, maka sesungguhnya ia telah
berpegang kepada buhul tali yang amat kuat.” (QS. Al-
Baqarah: 256)
Inilah makna َلا ِإ َل َه ِإل َّا ال َّل ُه. Dalam sebuah hadis Nabi ﷺ
bersabda,
“Pangkal segala urusan adalah Islam, fondasinya adalah salat,
dan puncaknya adalah jihad di jalan Allah.”
Syarah
Tugas para nabi adalah memberi kabar gembira bahwa orang
yang beriman akan bahagia di dunia dan akhirat, dan memberi
peringatan bahwa orang yang kufur akan sengsara di dunia dan
akhirat. Diutusnya para rasul adalah sebagai hujah atas seluruh
umat. Seandainya para rasul tidak diutus kepada mereka tentu
mereka akan beralasan bahwa belum sampainya hujah kepada
mereka. Dengan adanya para rasul maka hujah telah tegak atas
mereka. Walaupun para rasul meninggal maka akan ada murid-
muridnya yang akan mengemban tugas mereka.
Rasul pertama yang diutus adalah Nabi Nuh ‘alaihissalam. Hal ini
sangat jelas sebagaimana disebutkan dalam hadis asy-syafaat
al-‘uzhma pada hari kiamat kelak, orang-orang akan datang
kepada Nabi Nuh ‘alaihissalam dan berkata,
َو َل َق ْد َب َع ْث َنا ِفي ُك ِّل ُأ َّم ٍة َر ُسوًلا َأ ِن ا ْع ُب ُدوا ال َّل َه َوا ْج َت ِن ُبوا
ال َّطا ُغو َت
“Dan sungguhnya Kami telah mengutus rasul pada tiap-tiap
umat (untuk menyerukan): “Sembahlah Allah (saja), dan jauhilah
Tagut.’” (QS. An-Nahl: 36)
Syekh Muhammad bin Abdul Wahhab rahimahullah menjelaskan
bahwa tagut ada banyak, para pemimpinnya adalah:
Pertama: Iblis.
Iblis bisa disembah secara zatnya dan bisa juga disembah
dengan cara menaati perintahnya.
73 HR. Bukhari No. 3340 dan Muslim No. 194
hukum Allah ﷻ maka ini adalah syirik besar. Atau seseorang