Anda di halaman 1dari 12

MAKALAH KEPERAWATAN ANAK SEHAT SAKIT AKUT

ASKEP ANAK DENGAN GANGGUAN SYSTEM RESPIRASI


INFEKSI SALURAN PERNAFASAN AKUT

Dosen Pengampu:
NS. LINTANG SARI, M. KEP.
NIDN 0502118201

Disusun Oleh Kelompok III

Ega Rahmawati 821221024


Florence 821221032
Latifah Nuryanti 821221049
Silvester Yolandio Coni 821221093
Siti Suryati 821221097

SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN


YAYASAN RUMAHSAKIT ISLAM PONTIANAK
TAHUN 2024

i
KATA PENGANTAR

Alhamdulilah, puji dan syukur kami panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa, atas
berkat rahmat dan karunia-Nya makalah ini dapat kami selesaikan dengan tepat waktu.
Makalah tentang " askep anak dengan gangguan system respirasi Infeksi saluran pernafasan
akut " disusun untuk memenuhi tugas Keperawatan Kesehatan Jiwa dan Psikososial.

Kami juga menyampaikan rasa terima kasih kepada ibu NS. Lintang Sari, M. KEP. selaku
dosen pengampu pada mata kuliah Keperawatan anak sehat sakit akut yang telah membantu
kami dalam proses penyusunan makalah ini. Oleh karena itu, kami sangat mengharapkan
kritik dan saran yang membangun dari semua pembaca guna menjadi acuan dalam perbaikan
makalah yang telah kami buat.

Semoga makalah ini bermanfaat dan dapat menambah wawasan bagi para pembaca.
Kami menyadari dalam penyusunan makalah ini masih banyak kekurangan. Oleh karena itu,
kami mohon kritik dan saran yang bisa membangun untuk proses kesempurnaan dalam
pembuatan makalah ini.

Pontianak, 2024

Kelompok III

ii
DAFTAR ISI

iii
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Infeksi Saluran Pernapasan Akut (ISPA) merupakan penyebab utama morbiditas
dan mortalitas penyakit menular dunia. Hampir empat juta orang meninggal akibat
ISPA setiap tahun (WHO, 2012). ISPA merupakan salah satu masalah kesehatan yang
ada di negara berkembang dan negara maju. Hal ini disebabkan karena masih
tingginya angka kesakitan dan angka kematian karena ISPA terutama pada bayi dan
balita. Penyakit-penyakit berbasis lingkungan memang masih merupakan penyebab
utama kematian di Indonesia. Pada tahun 2001, kematian yang disebabkan oleh
penyakit berbasis lingkungan, diantaranya ISPA menduduki peringkat pertama
dengan jumlah 15,7% kematian, penyakit TBC menduduki peringkat kedua dengan
jumlah 9,6% kematian. Diare menduduki peringkat ketiga dengan jumlah 7,4%
kematian. Secara total penyakit berbasis lingkungan menyumbangkan 33% atau
sepertiga total kematian seluruh kelompok umur. Sedangkan pada kelompok balita,
pola penyebab kematian ini tinggi lagi yaitu 30,8% kematian dan menduduki urutan
pertama pola penyakit pada balita sebanyak 19,4 per 1000 balita. (wulandari 2019).
faktor- faktor yang menyebabkan ISPA pada balita yaitu usia, pemberian ASI,
keteraturan pemberian vitamin A, polusi udara, sosial ekonomi, imunisasi, kepadatan
dalam rumah dan BBLR. Tanda dan gejala ISPA menurut Dongky & Kadrianti, (2016)
pilek, batuk dan demam dalam waktu 2 minggu (adanan 2022).

B. Rumusan Masalah
1. Apa itu saluran pernapasan akut (ISPA)

1
2. Apa pengertian dari ISPA
3. Apa etiologi dari ISPA
4. Bagaimana patofisiologi dari ISPA
5. Apa saja manifestasi klinis dari ISPA
6. Bagaimana farmakologi dari ISPA
7. Bagaimana intervensi keperawatan dari ISPA

C. Tujuan
Umum
Mahasiswa dapat mengetahui serta memahami konsep dasar keperawatan dan
intervensi keperawatan pada penyakit infeksi saluran pernafasan (ISPA)

Khusus
1. Mahasiswa dapat mengetahui apa yang di maksud ISPA
2. Mahasiswa dapat mengetahui pengertian ISPA
3. Nahasiswa dapat mengetahui etiologic dari ISPA
4. Mahasiswa dapat mengetahui patofisiologi ISPA
5. Mshasiswa dapat mengetahui manifestasi dari ISPA
6. Mahasiswa dapat mengetahui farmakologi yang di gunakan dalam kasus ISPA
7. Nahasiswa dapat mengetahui intervensi keperawatan dari penyakit ISPA

2
BAB II

PEMBAHASAN

A. Definisi
ISPA didefinisikan sebagai penyakit saluran pernapasan akut yang disebabkan
oleh agen infeksius yang ditularkan dari manusia ke manusia. Timbul gejala biasanya
cepat dimana dalam beberapa jam sampai beberapa hari. Gejalanya meliputi demam,
batuk, dan sering juga nyeri tenggorok, coryza (pilek), sesak napas, atau kesulitan
bernapas . Infeksi Saluran Pernapasan Akut (ISPA) adalah infeksi yang melibatkan
organ saluran pernapasan bagian atas dan bagian bawah yang dapat menyebabkan
berbagai macam penyakit dari infeksi ringan sampai berat . (alifariki, DKK. 2023)
ISPA adalah radang akut saluran pernapasan atas maupun bawah yang disebabkan
oleh infeksi jasad renik atau bakteri, virus, tanpa atau disertai parenkim paru. ISPA
merupakan suatu kelompok penyakit sebagai penyebab angka absensi tertinggi bila
dibandingkan dengan kelompok penyakit lain. Penyakit ISPA sering terjadi pada anak-
anak, hal tersebut diketahui dari hasil pengamatan epidemiologi bahwa angka
kesakitan di kota cenderung lebih lebih besar dari pada didesa. Hal tersebut mungkin
disebabkan oleh tingkat kepadatan tempat tinggal dan pencemaran lingkungan di kota
yang lebih tinggi dari pada didesa Infeksi saluran. (putra 2019).
pernapasan akut (ISPA) adalah penyakit saluran pernapasan atas atau bawah,
biasanya menular, yang dapat menimbulkan berbagai spektrum penyakit yang berkisar
dari penyakit tanpa gejala atau infeksi ringan sampai penyakit yang parah dan
mematikan, tergantung pada patogen penyebabnya, faktor lingkungan dan faktor
penjamu. Namun demikian, sering juga ISPA didefinisikan sebagai saluran pernapasan
akut yang disebabkan oleh agen infeksius yang ditularkan dari manusia ke manusia.
Timbulnya gejala biasanya cepat, yaitu dalam waktu beberapa jam sampai beberapa
hari. Gejalanya meliputi demam, batuk dan sering nyeri tenggorok, coryza (pilek),
sesak napas, mengik, atau kesulitanbernapas. (Imaniyah 2019).

B. Patofisiologi
ISPA disebabkan karena adanya infeksi pada bagian saluran pernafasan.ISPA
dapat disebabkan oleh bakteri, virus, jamur dan polusi udara.
1. Pada umumnya ISPA disebabkan oleh bakteri. Bakteri yang dapat menyebabkan
pneumonia adalah Streptococcus pneumonia.Mycoplasma pneumonia,

3
Staphylococcus aureus, dan bakteri yang paling sering menginfeksi dan menyebabkan
ISPA adalah Streptococcus pneumonia.
2. ISPA yang penyebabnya karena virus, virus ini disebut virus sinsisial pernafasan,
hanta virus, virus influenza, virus parainfluenza, adenovirus, rhinovirus, virus herpes
simpleks, sitomegalovirus, rubeola, varisella.
3. ISPA yang penyebabnya karena jamur, jamur ini disebut candidiasis,
histoplasmosis, aspergifosis, coccidioido mycosis, cryptococosis, Pneumocytis carinii.
4. ISPA yang penyebabnya karena polusi, antara lain disebabkan oleh asap rokok,
asap pembakaran di rumah tangga, asap kendaraan bermotor dan buangan industry
serta kebakaran hutan dan lain-lain.(Puji 2021).
Proses terjadinya penyakit ISPA diawali dengan masuknya satu atau lebih
bakteri dan genus streptokokus, stafilokokus, pneumokokus, hemafillus, bordetella
dan korinebakterium dan virus golongan mikrovirus (antara lain virus para influenza
dan virus campak), adenoveirus, koronavirus, pikornavirus, herpesvirus kedalam
tubuh manusia melalui partikel udara. Kuman yang masuk akan menempel pada sel
epitel hidung dengan mengikuti proses pernafasan maka kuman tersebut bisa masuk
ke bronkus dan masuk ke saluran pernafasan, yang menyebabkan demam, batuk,
pilek, sakit kepala dan sebagainya (Puji 2021).
C. Manifestasi klinis
Menifestasi klinis akibat ISPA dapat bermacam-macam, tergantung beberapa
hal sebagai berikut. (Puji 2021)
1. Usia penderita
2. Ada tidaknya kelainan
3. Penyakit lain yang menyertainya
4. Bagaimana daya tahan tubuh seseorang yang terserang infeksi
5. Mikroorganisme apa yang menjadi penyebabnya. (Puji 2021)

4
D. Pathway

INVASI KUMAN

Inflamasi Peradangan Saluran Perubahan Status


Pernafasan

Merangsang zat-zat seperti Kurang pengetahuan


mediator kimia bradikinin, Kuman melepas orang tua
serotonin, histamine. dan endotoksin
prostaglandin

Stresor bagi orang tua


tentang penyakit
Nocisepter Merangsang tubuh
untuk melepas zat
pirogen oleh leukosit

Spina cord Koping tidak efektif

Hipotalamus kebagian
termoregulator
Thalamus Ansietas

Korteks serebi Hipertermia


Hospitalisasi

Nyeri Akut Merangsang mekanisme Perubahan progres


pertahanan tubuh terhadap keluarga
adanya mikroorganisme

Pola nafas tidak


efektif Sistem imun menurun
Meningkatkan produksi mucus
oleh sel-sel basilia sepanjang
saluran pernafasan

Suplay O2 ke Resiko Infeksi


jaringan menurun
Penumpukan sekresi mucus pada
jalan nafas

Penurunan
metabolisme sel

Obstruksi jalan Bersihan jalan


nafas nafas tidak efektif

Intoleransi Aktifitas

1
E. Penatalaksanaan Farmakologi
a. Atasi hipoksemia
1) Terapi oksigen

Dalam pemberian oksigen, penting untuk mempertimbangkan apakah pasien


benar-benar membutuhkan oksigen. Oksigen yang harus diberikan diarahkan dalam
jumlah yang tepat, dan harus dinilai untuk mendapatkan manfaat penyembuhan dan
menghindari bahaya.

b. Atasi hiperkarbia
1) Jalan napas (airway)
Semua pasien dengan masalah pernapasan harus dipertimbangkan dan
dianalisis adanya hambatan jalan nafas. Keuntungan dari jalan napas artifisial
adalah kemampuan jalan nafas buatan untuk melewati sumbatan pada jalan nafas,
menjadi jalur pemberian oksigen dan obat- obatan, memfasilitasi ventilasi tekanan
positif dan PEEP, memfasilitasi penghisapan secret dan rute bronkoskopi
fibreoptik.
Indikasi untuk intubasi dan ventilasi mekanik secara fisiologis adalah :
a. Hipoksemia bertahan setelah pemberian oksigen
b. PaCo2 > 55 MmHg dengan PH < 7, 25 tersedia adalah albuterol
metaproterenol, terbutaline.
c. Antikolinergik
d. Teofilin Teofilin
e. Kortikosteroid
f. Ekspektoran dan nukleonik
g. Penatalaksanaan kausatif/spesifik (alifariki, DKK. 2023)
ISPA merupakan penyakit infeksi saluran pernapasan akut dengan gejala
demam, batuk kurang dari 2 minggu, pilek atau hidung tersumbat, dan nyeri
tenggorokan yang paling sering menyerang bayi dan anak. Penanganan ISPA
dapat dilakukan dengan cara farmakologis dan nonfarmakologis. Penanganan
Infeksi Saluran Pernapasan Akut (ISPA) dapat dilakukan dengan cara
fakmakologi dan non farmakologi. Penatalaksanaan farmakologi Infeksi
Saluran Pernapasan Akut ringan dapat dilakukan dengan pemberian pelega
tenggorokan dan pereda batuk seperti diphenhydramine dan pseudoephedrine
untuk mengatasi pilek dan hidung tersumbat. Bila demam dapat diberikan obat

1
penurun panas yaitu parastamol. Akan tetapi apabila anak
mengonsumsi obat farmakologi secara terus menerus dan tidak sesuai
dengan dosis akan mengakibatkan over dosis, diare, sesak napas, koma bahkan
kematian ( Ambika 2023).
Upaya yang dilakukan dalam mengatasi produksi sputum dan meningkatkan
kepatenan jalan nafas pada anak dapat dilakukan secara non farmakologi dengan
melakukan terapi uap air hangat dan minyak kayu putih. Menghirup minyak kayu
putih dapat meringankan gangguan pernapasan karena uap minyak kayu putih
berfungsi sebagai dekongestan yang jika dihirup dapat membantu mengurangi hidung
tersumbat dan, membuat pernapasan lebih lega, sekret lebih encer dan mudah
dikeluarkan, selaput lender pada saluran napas menjadi tetap lembab ( rachel 2023).

F. Pemeriksaan Penunjang
a. Pemeriksaan AGD
b. Pemeriksaan gas darah dilakukan untuk membandingkan penggunaan oksigen dan
tujuan pada tingkat keparahan kegagalan pernapasan.
c. Pemeriksaan darah lengkap, elektrolit serum, sitologi, urinalisis, bronkogram dan
bronkosopi.
d. Pemeriksaan sinar X dada untuk mencari keadaan neurotik atau perkembangan proses
penyakit yang tidak jelas.
e. Pemeriksaan sputum, fungsi paru, angiografi, pemindahan ventilasi perfusi
f. Hemodinamik berupa peningkatan PCWP
g. Ekokardiografi mengevaluasi kemampuan ventrikel kanan dan tekanan arteri
pulmoner secara tepat untuk pasien dengan kegagalan pernapasan hiperkapnia yang
sedang berlangsung.
h. Pulmonary Function Tests (PFTs) dilakukan pada gagal napas kronik (alifariki, DKK.
2023)

G. HASIL PENELITIAN
No Penulis Judul Hasil / Kesimpulan
1. Wulandhani, Analisis Faktor Risiko Lingkungan fisik rumah merupakan salah satu faktor
Purnamasari Kejadian Infeksi Saluran
yang berhubungan dengan kejadian ISPA. Rumah
Pernapasan Akut ditinjau
dari Lingkungan Fisik. permanen pada umumnya memiliki lantai, dinding,
Tingkat kepadatan sedangkan rumah dengan tipe semi
permanen dan tidak permanen kebanyakan kondisi

2
fisiknya masih kurang memenuhi syarat kesehatan.
2. Puji , Annisa. Profil Terapi Kasus Infeksi Dari hasil penelitian “profil terapi obat pada pasien
Saluran Pernapasan Akut Infeksi Saluran Pernafasan Akut Atas (ISPA) di Klinik
Pada Pasien Rawat Jalan Di Rawat Inap Mitra Husada” melalui data kunjungan
Klinik Mitra Husada. pasien ISPA pada bulan Januari sampai Desember
2019 terdapat 263 kasus ISPA. Dari hasil penelitian
diketahui bahwa data klasifikasi rekam medis yang
tercatat bedasarkan usia di Klinik Rawat Inap Mitra
Husada menunjukkan bahwa usia yang paling banyak
infeksi saluran nafas akut (ISPA)
3. R. Hartono dan Gangguan Pernapasan Pada Buku "Gangguan Pernapasan Pada Anak" karya R.
Dwi Rahmawati H Anak
Hartono dan Dwi Rahmawati H. merupakan panduan
yang komprehensif mengenai infeksi saluran
pernapasan akut (ISPA) pada anak-anak. Ditujukan
untuk tenaga kesehatan dan masyarakat umum, buku
ini membahas berbagai aspek infeksi pernapasan,
termasuk penyebab, gejala klinis, dan penanganannya.
Buku ini juga menguraikan jenis-jenis ISPA seperti
nasofaringitis akut, faringitis streptokokus akut, radang
amandel, infeksi mononukleosis, influenza, dan otitis
media, serta memberikan panduan praktis dalam
mengenali dan menangani kondisi tersebut. Dengan
penyajian yang sistematis dan bahasa yang mudah
dipahami, buku ini sangat berguna bagi profesional
kesehatan dan orang tua yang ingin memahami lebih
lanjut tentang gangguan pernapasan pada anak

3
DAFTAR PUSTAKA
Wulandhani, Purnamasari. 2019. Analisis Faktor Risiko Kejadian Infeksi Saluran
Pernapasan Akut ditinjau dari Lingkungan Fisik. Jurnal Sainsmat. Vol. VIII,
No. 2
Putra , Wulandari. 2019. Faktor Penyebab Kejadian Ispa. Jurnal Kesehatan VOL. 10 NO. 01
(2019) 37-40
Alifariki, DKK. 2023. Bunga Rampai Farmakologi Sistem Pernafasan. Media Pustaka Indo,
Jawa Tengah
Adnan, DKK. 2022. Peran Fisioterapi Pada Kasus Anak dengan Diagnosa Infeksi Saluran
Pernafasan Aku. Physio Journal Volume 2, Nomor 1, Maret 2022
Imaniyah , Irma. 2019. Determinan Kejadian Infeksi Saluran Pernapasan Akut (ISPA) pada
Balita. Vol.9. No.1.
Puji , Annisa.2021. Profil Terapi Kasus Infeksi Saluran Pernapasan Akut Pada Pasien
Rawat Jalan Di Klinik Mitra Husada.
Ambika, Ari. 2023. Kombinasi Pijat Bayi Dan Aroma Terapi Pepermint Terhadap Lama
Penyembuhan Ispa Pada Bayi Usia < 1 Tahun. Jurnal delima harapan. Vol 10,
N0 2,
Rachel, Diah. 2023. Analisis Asuhan Keperawatan Melalui intervensi Terapi Uap Dan
Minyak Kayuputih pada anak Dengan ispa. Jurnal Pengabdian Kepada
Masyarakat Nasional. Volume 1, Nomor 2
R. Hartono dan Dwi Rahmawati H, 2022. Gangguan Pernapasan Pada Anak.
Penerbit:Yogyakarta, Nuha Medika

Anda mungkin juga menyukai