Anda di halaman 1dari 13

Makalah

ManajemenPenyakit Berbasis Wilayah


ISPA
(InfeksiSaluranPernapasanAkut)

DosenPengampu : Vera Yuliani,S.Kep.,MPH

DisusunOleh :

KELOMPOK 1

 Siti Mariam (19410030)


 Sri Wulandari (19410031)
 Trisia Dira Yuniar (19410032)
 Yolandha Adinda Pratiwi (19410033)
 Yuyun Riantika (19410034)
 Zahra Shafa Annisa (19410036)

PROGRAM STUDI S1 KESEHATAN MASYARAKAT


FAKULTAS KESEHATAN MASYARAKAT
UNIVERSITAS MALAHAYATI
TAHUN AJARAN 2020/2021
KATA PENGANTAR

Puji syukur kami ucapkan kepada Allah SWT., karena berkat karunia-Nya kami dapat
menyusun makalah ini dengan baik dan selesai tepat pada waktunya. Makalah ini kami beri
judul “ISPA (Infeksi Saluran Pernapasan Akut)”.
Penyusunan makalah ini bertujuan untuk memenuhi tugas mata kuliah “Manajemen
Penyakit Berbasis Wilayah” dari Dosen pengampu berikan. Selain itu, makalah ini juga
bertujuan untuk memberikan tambahan wawasan bagi kami sebagai penulisdan bagi para
pembaca.
Kami selaku penulis tidak lupa untuk mengucapkan terima kasih kepada Ibu “Vera
Yuliani,S.Kep.,MPH selaku Dosen Manajemen Penyakit Berbasis Wilayah. Tidak lupa bagi
pihak-pihak lain yang telah mendukung penulisan makalah ini, kami juga mengucapkan
terima kasih.
Terakhir, kami menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari kesempurnaan. Maka dari
itu kami membutuhkan kritik dan saran yang bisa membangun kemampuan kami, agar
kedepannya bisa menulis makalah dengan lebih baik lagi. Semoga makalah ini bermanfaat
bagi para pembaca dan bagi kami khususnya sebagai penulis.

Penulis

Kelompok 1
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR
DAFTAR ISI

BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang Masalah
1.2 Rumusan Masalah
1.3 Tujuan Masalah
1.4 Prioritas Masalah

BAB II
PEMBAHASAN
2.1 Penyakit ISPA (Infeksi Saluran PernapasanAkut)
2.2 Model Dinamika Transmisi Penyakit ISPA (InfeksiSaluranPernapasanAkut)
2.3 Model Manajemen Penyakit ISPA (InfeksiSaluranPernapasanAkut)
2.4 Perbandingan Penyakit ISPA (Infeksi Saluran PernapasanAkut)

BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
3.2 Saran

DAFTARPUSTAKA
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang Masalah

ISPA(Infeksi Saluran PernapasanAkut) adalah infeksi yang dapat mengganggu pernapasan


normal. Penyakit ISPA bisa memiliki gejala mulai dari sinus hingga gangguan pitasuara.Ada
beberapa penyakit yang termasuk dalam ISPA (Infeksi Saluran PernapasanAkut) seperti
pilek, sinusitis, tonsillitis, dan laringitis. Infeksi ini dapat sangat berbahaya jika menyerang
anak-anak, lansia, dan orang-orang dengan gangguan sistem kekebalan tubuh. ISPA(Infeksi
Saluran Pernapasan Akut)merupakan salah satu contoh penyakit infeksi yang menularpada
pernapasan dan merupakan penyakit infeksi akut menular yang masih menjadi isu kesehatan
global di semua Negara Riset WHO (World Health Organization),Berdasarkan hasil
Rikesdas (Riset Kesehatan Dasar) di Provinsi Lampung tahun 2018 (4,2%) menurut
diagnosis tenaga kesehatan yang terkena penyakit ISPA.

1.2 Rumusan Masalah

1) Apa saja faktor yang menyebabkanpenyakit ISPA bisaterjadi?


2) Apasajagejala-gejala ISPA ?
3) Bagaimanacaramengatasimasalahpadapenyakit ISPA ?

1.3 Tujuan Masalah

1) Untuk mengetahui faktor penyebab penyakit ISPA.


2) Untukmengetahuigejala-gejalapadapenyakit ISPA.
3) Untukmengetahuibagaimanacaramengatasimasalahpenyakitpada ISPA.

1.4 Prioritas Masalah

Berdasarkan data RISKESDAS 2018 di Provinsi Lampung. Menurut kami, penyakit ISPA
merupakan penyakit yang menempati urutan tertinggi di Provinsi Lampung. Sedangkan
berdasarkan RISKESDAS 2018 Nasional, Provinsi Lampung menempati urutan ke delapan
dibandingkan dengan daerah-daerahlainnya.
BAB II
PEMBAHASAN

2.1 Penyakit ISPA (Infeksi Saluran PernapasanAkut)

Penyakit ISPA disebabkan oleh infeksi virus Rotavirus, virus


Influenzadanbeberapabakteri, contohnyaStreptococcus.Penyakit ISPA berdasarkan data
RISKESDAS Nasional 2018 Provinsi Lampung beradaurutanke delapan dibanding daerah
lain.Sedangkan di Provinsi Lampung sendiri kabupaten Lampung Timur menempati urutan
paling tertinggi untuk pravelensi penyakit ISPA.Secara umum terdapat tiga faktor risiko
terjadinya ISPA, yaitu :faktor lingkungan, faktor individu anak serta faktor perilaku.
 Faktor Lingkungan meliputi: pencemaran udara dalam rumah (asap rokok), mengingat
konsumen rokok di Indonesia semakin meningkat di berbagai kalangan baik itu laki-laki
dewasa, wanita bahkan anak kecil juga menjadi perokok aktif.
Asaprokoksangatberbahayabagiperokokitusendirimaupunbagi orang sekitar yang
menghirupnya. Bahkan, merokok di lingkunganrumahsudahmenjadilumrah di
lingkunganmasyarakat. Balita yang tinggalserumahdengananggotakeluarga yang
merokoklebihrentandibandingbalita yang serumahdengananggotakeluarga yang
tidakmerokok.
 Faktor Individu Anak meliputi : umur anak, berat badan lahir, status gizi, vitamin A dan
status imunisasi.
 Faktor Perilaku meliputi :perilaku pencegahan dan penanggulangan ISPA.

Gejala ISPA biasanya ditandai dengan batuk pilek, sakit tenggorokan, sesak nafas, sakit
kepala dan demam. ISPA bisamenyerangsiapasaja, anak-anak, lansiasangatlahrentan,
perokokaktif, orang dewasa yang imunitasnyarendahdan orang yang
menderitagangguanjantungatauparu-paru. Penularan ISPA bisa melalui percikan air liur yang
sudah terinfeksi, virus atau bakteri yang ada di percikan air liur akan menyebar di udara dan
bisa masuk ke dalam mulut atau rongga hidung orang lain. Maka dari itu pentingnya
membiasakan diri dan edukasi kepada anggota keluarga serta masyarakat agar ketika batuk
atau bersin harus menutupnya dengan lengan atau tissue.ISPA bisa disembuhkan dengan
meningkatkan imunitas tubuh,
jikatidakberangsurmembaikmakabisamengkonsumsiparacetamol, obatbatuk,
diphenhydramineataukonsultasikedokter.
2.2. Model Dinamika Transmisi Penyakit ISPA

Teori Simpul Dinamika Transmisi Penyakit ISPA pada Bayi

Manajemen
Penyakit ISPA

Simpul 1 Simpul 2 Simpul 3 Simpul 4


Sumber Media Transmisi: Perilaku Kejadian
AgenPenyakit: Pemajanan: Simpul 4
Penyakit:
SaluranPernapasan Kejadian Penyakit:
PerubahanCuaca
BakteriStreptococcus Tidakmemberikan ASI secaraeksklusif  Status GiziGizi
Status
Udara yang mengandungkadar CO (yang berasaldariasaprokok)
Kurangnyapengetahuan
AsapRokok
Virus Influenza

AgenPenyakit

Simpul 5
VariabelSuprasistem:

Mensosialisasikanpentingnyapenyebaran ISPA dengancaramelakukanpenyuluhan

Sumber agen penyakit ISPA adalah virus influenza, bakteristreptococcus, dan asap rokok.
ISPA ditularkan melalui droplet yang kemudian masuk ke dalam rongga hidung dan mulut
atau droplet yang menempel pada permukaan benda dan orang lain memegang benda
tersebut. Kemudian memegang mulut atau hidung. Ibu yang tidak memberikan ASI secara
eksklusif maka bayi rentan terkena penyakit karna imunitas tubuhnya rendah, pengetahuan
ibu sangat berpengaruh, jika pengetahuanibutersebutbaikmakaakanmelakukanpencegahan,
menjagakebersihandanmelaranganggotakeluargamerokok di dalamrumah. Tapi,
jikapengetahuanibutersebutkurangmakabayiataubalitarentanterkenapenyakit ISPA. Jika status
gizi bayi baik maka bisa mempertahankan tubuhnya dari bakteri dan virus. Akan tetapi, jika
status gizinya buruk maka tubuh tidak akan mampu melawan bakteri atau virus sehingga
rentan terkena penyakit. Dalam menyikapi masalah ini tenaga kesehatan haruslah gencar
memberikan penyuluhantentangpenyakit ISPA.

2.3 Model Manajemen Penyakit

Cara Memanajamen
SIMPUL1
 Asap rokok:menjauhkan bayi dari asap rokok, melarang anggota keluarga untuk merokok
di dalam ruangan.
 Bakteri : berperilaku hidup bersih sehat agar tidak terjangkit bakteri tersebut.

Keterangan:
Kebiasaanmerokokmemangsangatsulitdihilangkan, apalagisudahkecanduan.
Semuaanggotakeluargaberperanpentingmenjagarumahnyadananggotakeluarganya agar
tidakterpaparasaprokok. Dan melakukan PHBS setiap hariagar terhindar dari berbagai
penyakit.

SIMPUL 2
 Perubahan cuaca:menggunakan sumber energi yang ramah lingkungan, melakukan
penanaman pohon secara besar-besaran dan meningkatkan imunitas tubuh.
 Saluran pernapasan : menjaga kesehatan dan menghindari orang yang merokok.

Keterangan :
Perubahancuacaataumusimpancarobabanyak orang rentansakit.
Pergantianmusimbiasanyamenyebabkanperadangan di hidung, ketika virus menguasai area
hidung maka sistem kekebalan tubuh sibuk menangani alergi tersebut. Sehingga daya
tahantubuhuntukmelindungidariberbagaipenyakitberkurang. Meskipunbegitu,
seharusnyakitaterusmeningkatkanimunitastubuh. Dan
menghindariasaprokokatauasapdaripembakaran,
janganlangsungmenyentuhwajahataubayikecualitangansudahsteril.

SIMPUL 3
 Mengedukasi ibu ataucalon ibu menyusui pentingnya ASI eksklusif untuk sang bayi.
 Meluaskanlagidalammencaripengetahuan, supayatidakketinggalandengan yang
namanyaperkembanganzaman.
Keterangan :
Pemberian ASI secara eksklusif sangat penting agar bayi tumbuh dan berkembang dengan
baik. Perihal pentingnya pemberian ASI eksklusif bukan hanya ibu atau calon ibu saja yang
harus tau, melainkan ayah dan anggota keluarga lainnya. Dan denganpengetahuan yang
lebihluasdapatmeningkatkanlebihmajuinformasidanmenghindaridariketinggalanzaman.
SIMPUL 4
 Status gizi : memperhatikan gizi yang baik danmenjaga pola hidup sehat.

Keterangan :
Pemberian gizi yang baik danmelakukanPHBS agar terhindar dari berbagai penyakit dan
mendukungpertumbuhannya.

SIMPUL 5
 Adanya kebijakan dilarang merokok sembarangan atau disediakam ruangan khusus untuk
yang merokok, agar orang yang tidak merokok tidak terkena dampaknya.

Keterangan :
Seluruh lapisan masyarakat haruslah bekerja sama agar kebijakan ini bisa berjalan dengan
baik, sehingga penyakit ISPA atau penyakit lainnya yang disebabkan oleh asap rokok bisa
diminimalisir.
2.4 Perbandingan Penyakit ISPA (Infeksi SaluranPernapasanAkut)

 Data Penyakit ISPA (Infeksi Saluran Pernapasan Akut)menurut Provinsi di Indonesia


Berdasarkan data diatas Provinsi Lampung menempati urutan ke delapan dibandingkan
daerah lainnya. Itu artinya Penyakit ISPA di Lampung masihmenjadimasalahserius yang
harusdiselesaikan. Butuh kerja sama dengan berbagai pihak agar penyakit ISPA bisa diatasi.

 Data penyakit ISPA (InfeksiSaluranPernapasanAkut) di Provinsi Lampung


Berdasarkan data diatas, Kabupaten Lampung Timur menjadi daerah tertinggi
masyarakatnya yang terkena ISPA. Ini artinya program kesehatan di Lampung
Timurkurangberjalandenganbaikdanharusadatindakanselanjutnyamengenaipenyakitini, agar
masalahpenyakit ISPA bisadiatasi.
Tentunyaberbagaibelahpihakharusbekerjasamadalammengatasihalini.
BAB III
PENUTUP

3.1 Kesimpulan

Penyakit ISPA di Provinsi Lampung masih sangat tinggi. Perlu kerja sama dengan berbagai
pihak agar penyakit ISPA bisa diatasi. Baik itu dari masyarakat sendiri dengan melakukan
promotif dan preventif maupun dari pemerintah dengan membuat kebijakan-
kebijakanataupunkontribusidaripihaklainnya yang mendukung program
untukmengatasimasalahpenyakit ISPA .

3.2 Saran

Untuk dapat memahami Manajemen Penyakit Berbasis Wilayah khususnya pada


Penyakit ISPA (Infeksi Saluran Pernapasan Akut), selain membacadan memahami
materi-materi dari sumber keilmuan yang ada (buku, internet, dan lain-lain). Kita harus dapat
menerapkanmateri-materitersebutdalamkehidupankitasehari-hari, agar lebihmu(Riskesdas
2018 Dalam Angka, Indonesia Ii, n.d.)dahuntukdipahamidanbisaselaludiingat.
Selain itu, dengan adanya makalahinikami harap bisa bermanfaat bagi penulis,pembaca, dan
kami mohon masukannya untuk makalah ini. Sehingga kedepannya kami bisa membuat
makalah dengan lebih baik lagi.

DAFTAR PUSTAKA
LAPORAN RISKESDAS LAMPUNG 2018. (n.d.).

Mariza, A. (2015). FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN TERJADINYA ISPA PADA BAYI (1-12 BULAN) DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS

RAJABASA INDAH BANDAR LAMPUNG TAHUN 2013. In JURNAL KEBIDANAN (Vol. 1, Issue 2).

Riskesdas 2018 dalam angka, Indonesia ii. (n.d.).

Anda mungkin juga menyukai