DisusunOleh :
KELOMPOK 1
Puji syukur kami ucapkan kepada Allah SWT., karena berkat karunia-Nya kami dapat
menyusun makalah ini dengan baik dan selesai tepat pada waktunya. Makalah ini kami beri
judul “ISPA (Infeksi Saluran Pernapasan Akut)”.
Penyusunan makalah ini bertujuan untuk memenuhi tugas mata kuliah “Manajemen
Penyakit Berbasis Wilayah” dari Dosen pengampu berikan. Selain itu, makalah ini juga
bertujuan untuk memberikan tambahan wawasan bagi kami sebagai penulisdan bagi para
pembaca.
Kami selaku penulis tidak lupa untuk mengucapkan terima kasih kepada Ibu “Vera
Yuliani,S.Kep.,MPH selaku Dosen Manajemen Penyakit Berbasis Wilayah. Tidak lupa bagi
pihak-pihak lain yang telah mendukung penulisan makalah ini, kami juga mengucapkan
terima kasih.
Terakhir, kami menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari kesempurnaan. Maka dari
itu kami membutuhkan kritik dan saran yang bisa membangun kemampuan kami, agar
kedepannya bisa menulis makalah dengan lebih baik lagi. Semoga makalah ini bermanfaat
bagi para pembaca dan bagi kami khususnya sebagai penulis.
Penulis
Kelompok 1
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR
DAFTAR ISI
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang Masalah
1.2 Rumusan Masalah
1.3 Tujuan Masalah
1.4 Prioritas Masalah
BAB II
PEMBAHASAN
2.1 Penyakit ISPA (Infeksi Saluran PernapasanAkut)
2.2 Model Dinamika Transmisi Penyakit ISPA (InfeksiSaluranPernapasanAkut)
2.3 Model Manajemen Penyakit ISPA (InfeksiSaluranPernapasanAkut)
2.4 Perbandingan Penyakit ISPA (Infeksi Saluran PernapasanAkut)
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
3.2 Saran
DAFTARPUSTAKA
BAB I
PENDAHULUAN
Berdasarkan data RISKESDAS 2018 di Provinsi Lampung. Menurut kami, penyakit ISPA
merupakan penyakit yang menempati urutan tertinggi di Provinsi Lampung. Sedangkan
berdasarkan RISKESDAS 2018 Nasional, Provinsi Lampung menempati urutan ke delapan
dibandingkan dengan daerah-daerahlainnya.
BAB II
PEMBAHASAN
Gejala ISPA biasanya ditandai dengan batuk pilek, sakit tenggorokan, sesak nafas, sakit
kepala dan demam. ISPA bisamenyerangsiapasaja, anak-anak, lansiasangatlahrentan,
perokokaktif, orang dewasa yang imunitasnyarendahdan orang yang
menderitagangguanjantungatauparu-paru. Penularan ISPA bisa melalui percikan air liur yang
sudah terinfeksi, virus atau bakteri yang ada di percikan air liur akan menyebar di udara dan
bisa masuk ke dalam mulut atau rongga hidung orang lain. Maka dari itu pentingnya
membiasakan diri dan edukasi kepada anggota keluarga serta masyarakat agar ketika batuk
atau bersin harus menutupnya dengan lengan atau tissue.ISPA bisa disembuhkan dengan
meningkatkan imunitas tubuh,
jikatidakberangsurmembaikmakabisamengkonsumsiparacetamol, obatbatuk,
diphenhydramineataukonsultasikedokter.
2.2. Model Dinamika Transmisi Penyakit ISPA
Manajemen
Penyakit ISPA
AgenPenyakit
Simpul 5
VariabelSuprasistem:
Sumber agen penyakit ISPA adalah virus influenza, bakteristreptococcus, dan asap rokok.
ISPA ditularkan melalui droplet yang kemudian masuk ke dalam rongga hidung dan mulut
atau droplet yang menempel pada permukaan benda dan orang lain memegang benda
tersebut. Kemudian memegang mulut atau hidung. Ibu yang tidak memberikan ASI secara
eksklusif maka bayi rentan terkena penyakit karna imunitas tubuhnya rendah, pengetahuan
ibu sangat berpengaruh, jika pengetahuanibutersebutbaikmakaakanmelakukanpencegahan,
menjagakebersihandanmelaranganggotakeluargamerokok di dalamrumah. Tapi,
jikapengetahuanibutersebutkurangmakabayiataubalitarentanterkenapenyakit ISPA. Jika status
gizi bayi baik maka bisa mempertahankan tubuhnya dari bakteri dan virus. Akan tetapi, jika
status gizinya buruk maka tubuh tidak akan mampu melawan bakteri atau virus sehingga
rentan terkena penyakit. Dalam menyikapi masalah ini tenaga kesehatan haruslah gencar
memberikan penyuluhantentangpenyakit ISPA.
Cara Memanajamen
SIMPUL1
Asap rokok:menjauhkan bayi dari asap rokok, melarang anggota keluarga untuk merokok
di dalam ruangan.
Bakteri : berperilaku hidup bersih sehat agar tidak terjangkit bakteri tersebut.
Keterangan:
Kebiasaanmerokokmemangsangatsulitdihilangkan, apalagisudahkecanduan.
Semuaanggotakeluargaberperanpentingmenjagarumahnyadananggotakeluarganya agar
tidakterpaparasaprokok. Dan melakukan PHBS setiap hariagar terhindar dari berbagai
penyakit.
SIMPUL 2
Perubahan cuaca:menggunakan sumber energi yang ramah lingkungan, melakukan
penanaman pohon secara besar-besaran dan meningkatkan imunitas tubuh.
Saluran pernapasan : menjaga kesehatan dan menghindari orang yang merokok.
Keterangan :
Perubahancuacaataumusimpancarobabanyak orang rentansakit.
Pergantianmusimbiasanyamenyebabkanperadangan di hidung, ketika virus menguasai area
hidung maka sistem kekebalan tubuh sibuk menangani alergi tersebut. Sehingga daya
tahantubuhuntukmelindungidariberbagaipenyakitberkurang. Meskipunbegitu,
seharusnyakitaterusmeningkatkanimunitastubuh. Dan
menghindariasaprokokatauasapdaripembakaran,
janganlangsungmenyentuhwajahataubayikecualitangansudahsteril.
SIMPUL 3
Mengedukasi ibu ataucalon ibu menyusui pentingnya ASI eksklusif untuk sang bayi.
Meluaskanlagidalammencaripengetahuan, supayatidakketinggalandengan yang
namanyaperkembanganzaman.
Keterangan :
Pemberian ASI secara eksklusif sangat penting agar bayi tumbuh dan berkembang dengan
baik. Perihal pentingnya pemberian ASI eksklusif bukan hanya ibu atau calon ibu saja yang
harus tau, melainkan ayah dan anggota keluarga lainnya. Dan denganpengetahuan yang
lebihluasdapatmeningkatkanlebihmajuinformasidanmenghindaridariketinggalanzaman.
SIMPUL 4
Status gizi : memperhatikan gizi yang baik danmenjaga pola hidup sehat.
Keterangan :
Pemberian gizi yang baik danmelakukanPHBS agar terhindar dari berbagai penyakit dan
mendukungpertumbuhannya.
SIMPUL 5
Adanya kebijakan dilarang merokok sembarangan atau disediakam ruangan khusus untuk
yang merokok, agar orang yang tidak merokok tidak terkena dampaknya.
Keterangan :
Seluruh lapisan masyarakat haruslah bekerja sama agar kebijakan ini bisa berjalan dengan
baik, sehingga penyakit ISPA atau penyakit lainnya yang disebabkan oleh asap rokok bisa
diminimalisir.
2.4 Perbandingan Penyakit ISPA (Infeksi SaluranPernapasanAkut)
3.1 Kesimpulan
Penyakit ISPA di Provinsi Lampung masih sangat tinggi. Perlu kerja sama dengan berbagai
pihak agar penyakit ISPA bisa diatasi. Baik itu dari masyarakat sendiri dengan melakukan
promotif dan preventif maupun dari pemerintah dengan membuat kebijakan-
kebijakanataupunkontribusidaripihaklainnya yang mendukung program
untukmengatasimasalahpenyakit ISPA .
3.2 Saran
DAFTAR PUSTAKA
LAPORAN RISKESDAS LAMPUNG 2018. (n.d.).
Mariza, A. (2015). FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN TERJADINYA ISPA PADA BAYI (1-12 BULAN) DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS
RAJABASA INDAH BANDAR LAMPUNG TAHUN 2013. In JURNAL KEBIDANAN (Vol. 1, Issue 2).