Anda di halaman 1dari 18

PATOFISIOLOGI PERADANGAN PADA SISTEM RESPIRASI DAN

ASUHAN KEPERAWATAN ANAK COVID 19 DAN DAMPAKNYA


TERHADAP PEMENUHAN KEBUTUHAN DASAR MANUSIA
Nama:
1. Diyah Wulandari (112019030106)
 
2. Fungki Bekti Ayuk P (112019030103)
3. Aik Istichomah (112019030101)
4. Rogos Prayogo (112019030104)
5. Natasya Rislania Ayu Azzahra (112019030107)
6. Devia Salsa Tifana (112019030102)
7. Eka Junita Maharani Utomo (112019030108)
8. Fatimatus Zahron Faizin(112019030110)
9. Dhani Widya Putri ( 112019030109 )
 

KELOMPOK 5
Coronavirus

 merupakan virus RNA strain tunggal positif, berkapsul dan tidak bersegmen.
Coronavirus tergolong ordo Nidovirales, keluarga Coronaviridae. Struktur
coronavirus membentuk struktur seperti kubus dengan protein S berlokasi di
permukaan virus. Protein S atau spike protein merupakan salah satu protein
antigen utama virus dan merupakan struktur utama untuk penulisan gen. Protein S
ini berperan dalam penempelan dan masuknya virus kedalam sel host (interaksi
protein S dengan reseptornya di sel inang) (Wang, 2020). Coronavirus bersifat
sensitif terhadap panas dan secara efektif dapat diinaktifkan oleh desinfektan
mengandung klorin, pelarut lipid dengan suhu 56℃ selama 30 menit, eter, alkohol,
asam perioksiasetat, detergen non-ionik, formalin, oxidizing agent dan kloroform.
Klorheksidin tidak efektif dalam menonaktifkan virus (Wang, 2020; Korsman, 2012).
Etiologi

 Infeksi coronavirus disebabkan oleh virus corona itu sendiri. Kebanyakan virus corona


menyebar seperti virus lain pada umumnya, seperti
LANJUTAN…

Menyentuh
Percikan air
tangan atau
liur pengidap
wajah orang
(bantuk dan
yang
bersin).
terinfeksi.

Menyentuh mata,
hidung, atau mulut
setelah memegang Tinja atau
barang yang terkena feses (jarang
percikan air liur
pengidap virus terjadi)
corona. 
Tanda dan Gejala

Infeksi COVID-19 dapat menimbulkan gejala ringan, sedang atau berat. Gejala klinis utama yang
muncul yaitu demam (suhu >380C), batuk dan kesulitan bernapas. Selain itu dapat disertai
dengan sesak memberat, fatigue, mialgia, gejala gastrointestinal seperti diare dan gejala saluran
napas lain.
LANJUTAN…
 Berikut sindrom klinis yang dapat muncul jika terinfeksi. (PDPI, 2020)

Pneumonia
berat. Pada
Pneumonia pasien
ringan dewasa
Tidak
berkomplikas
i
Pathofisiologi

Kebanyakan Coronavirus menginfeksi hewan dan bersirkulasi di hewan. Coronavirus


menyebabkan sejumlah besar penyakit pada hewan dan kemampuannya menyebabkan
penyakit berat pada hewan seperti babi, sapi, kuda, kucing dan ayam. Coronavirus disebut
dengan virus zoonotik yaitu virus yang ditransmisikan dari hewan ke manusia. Banyak hewan
liar yang dapat membawa patogen dan bertindak sebagai vektor untuk penyakit
menular tertentu. Kelelawar, tikus bambu, unta dan musang merupakan host
yang biasa ditemukan untuk Coronavirus. Coronavirus pada kelelawar
merupakan sumber utama untuk kejadian severe acute respiratorysyndrome
(SARS) dan Middle East respiratory syndrome (MERS) (PDPI, 2020).
Coronavirus hanya bisa memperbanyak diri melalui sel host-nya. Virus tidak bisa
hidup tanpa sel host. Berikut siklus dari Coronavirus setelah menemukan sel host
sesuai tropismenya.
LANJUTAN…
 Pertama, penempelan dan masuk virus ke sel host diperantarai oleh Protein S yang
ada dipermukaan virus.5 Protein S penentu utama dalam menginfeksi spesies host-
nya serta penentu tropisnya (Wang, 2020). Pada studi SARS-CoV protein S berikatan
dengan reseptor di sel host yaitu enzim ACE-2 (angiotensin-converting enzyme 2).
ACE-2 dapat ditemukan pada mukosa oral dan nasal, nasofaring, paru, lambung, usus
halus, usus besar, kulit, timus, sumsum tulang, limpa, hati, ginjal, otak, sel epitel
alveolar paru, sel enterosit usus halus, sel endotel arteri vena, dan sel otot polos.
Setelah berhasil masuk selanjutnya translasi replikasi gen dari RNA genom virus.
Selanjutnya replikasi dan transkripsi dimana sintesis virus RNA melalui translasi dan
perakitan dari kompleks replikasi virus. Tahap selanjutnya adalah perakitan dan rilis
virus (Fehr, 2015).
 Setelah terjadi transmisi, virus masuk ke saluran napas atas kemudian bereplikasi di
sel epitel saluran napas atas (melakukan siklus hidupnya). Setelah itu menyebar ke
saluran napas bawah. Pada infeksi akut terjadi peluruhan virus dari saluran napas dan
virus dapat berlanjut meluruh beberapa waktu di sel gastrointestinal setelah
penyembuhan. Masa inkubasi virus sampai muncul penyakit sekitar 3-7 hari (PDPI,
2020).
Pathway
Pemeriksaan Penunjang (PDPI, 2020)

1. Pemeriksaan radiologi: foto toraks, CT-scan toraks, USG toraks. Pada pencitraan
dapat menunjukkan: opasitas bilateral, konsolidasi subsegmental, lobar atau kolaps
paru atau nodul, tampilan groundglass.
2. Pemeriksaan spesimen saluran napas atas dan bawah
 Saluran napas atas dengan swab tenggorok(nasofaring dan orofaring)

 Saluran napas bawah (sputum, bilasan bronkus, BAL, bila menggunakan endotrakeal

tube dapat berupa aspirat endotrakeal


3. Bronkoskopi
4. Pungsi pleura sesuai kondisi
5. Pemeriksaan kimia darah
6. Biakan mikroorganisme dan uji kepekaan dari bahan saluran napas (sputum, bilasan
bronkus, cairan pleura) dan darah26,27 Kultur darah untuk bakteri dilakukan,
idealnya sebelum terapi antibiotik. Namun, jangan menunda terapi antibiotik dengan
menunggu hasil kultur darah)
7. Pemeriksaan feses dan urin (untuk investasigasi kemungkinan penularan).
Penatalaksanaan
A. Medis
 Isolasi pada semua kasus Sesuai dengan gejala klinis yang muncul, baik ringan maupun sedang.

 Implementasi pencegahan dan pengendalian infeksi (PPI)


 Serial foto toraks untuk menilai perkembangan penyakit.

 Suplementasi oksigen

 Pemberian terapi oksigen segera kepada pasien dengan, distress napas, hipoksemia atau syok.

 Terapi oksigen pertama sekitar 5L/menit dengan target SpO2 ≥90% pada pasien tidak hamil dan ≥

92-95% pada pasien hamil


 Kenali kegagalan napas hipoksemia berat

 Terapi cairan

 Terapi cairan konservatif diberikan jika tidak ada bukti syok Pasien dengan SARI harus diperhatikan

dalam terapi cairannya, karena jika pemberian cairan terlalu agresif dapat memperberat kondisi
distress napas atau oksigenasi. Monitoring keseimbangan cairan dan elektrolit
 Pemberian antibiotik empiris

 Terapi simptomatik

 Terapi simptomatik diberikan seperti antipiretik, obat batuk dan lainnya jika memang

 diperlukan.

 Pemberian kortikosteroid sistemik tidak rutin diberikan pada tatalaksana pneumonia viral atau

ARDS selain ada indikasi lain.


B. Keperawatan
1. Pengkajian ( Pola fungsional)
 Pada pasien yang dicurigai COVID-19 (memiliki 3 gejala utama demam, batuk dan sesak) perlu

dilakukan pengkajian:
 Riwayat perjalanan: Petugas kesehatan wajib mendapat secara rinci riwayat perjalanan pasien saat

ditemukan pasien demam dan penyakit pernapasan akut.


 Pemeriksaan fisik: Pasien yang mengalami demam, batuk dan sesak napas dan telah melakukan

perjalanan ke Negara atau Daerah yang telah ditemukan COVID-19 perlu dilakukan isolasi kurang
lebih 14 hari.
 Pengkajian fungsional

1. Pola persepsi dan pemeliharaan kesehatan


 Pasien mengatakan sangat cemas dengan penyakit yang dideritanya,karena sebelumnya pasien

tidak pernah mengalami penyakit seperti yang dirasakan saat ini yaitu sesak nafas dan demam
serta batuk-batuk, Pasien tampak gelisah,pasien mengatakan jarang mengontrol dan memeriksakan
ke klinik kesehatan,dan ini merupakan pertama kalinya pasien mondok di rumah sakit.
2. Pola nutrisi
 Pasien mengatakan nafsu berkurang,makanan yang di berikan rumah sakit tidak dapat dihabiskan

Serta pasien tidak makan makanan sampingan/makanan dari luar rumah sakit. Pasien minum.
3. Pola eliminasi
 Pasien mengatakan BAB dan BAK lancar

4. Aktivitas dan latihan


 Pasien tidak dapat melakukan aktivitas sendiri sehingga memerlukan bantuan perawat.
5. Tidur dan istirahat
 Pasien mengatakan sulit tidur nyenyak di malam hari bila sesak dan batuk-batuk. Pasien tidur malam

biasanya jam 20.00 – 05.00 dan tidur siang 1+2 jam.


6. Sensori,persepsi dan kognitif
 Pasien dapat berkomunikasi dengan baik, pandangan psien baik dan jelas, pasien dapat menjawab

pertanyaan perawat, pasien mengatakan tidak pernah memperhatikan penyakit yang di alaminya sejak
orangtuanya sakit dan pasien masih belum mengerti tentang penyakit yang di deritanya. Pasien dan
keluarganya banyak bertanya tentang penyakit yang di alaminya
7. Konsep diri
 Identitas diri : pasien mampu mengenali dirinya sebagai anak umur 10 tahun
 Gambaran diri : Pasien merasa kalau dirinya sakit dan memerlukan pertolongan.
 Ideal diri : pasien mengatakan ingin segera sembuh dan dapat berkumpul dengan kelurganya dirumah.
 Harga diri : pasien merasa minder dan cemas dengan keadaannya sekarang.
 Peran diri : Selama ini pasien berperan sebagai anak.

8. Seksual dan reproduksi


 Tidak terkaji

9. Pola peran hubungan


 keluarga pasien mengatakan pasien mampu berinteraksi dan mengenal lingkungan dengan baik,, pasien

ramah kepada keluarga dan lingkungan sekitarnya


10. Manajemen koping stress
 Keluarga pasien mengatakan pasien bila ada masalah selalu membicarakan dengan keluarga, pasien tampak

cemas dan takut dengan penyakit yang di deritanya.


11. Sistem nilai dan keyakinan
 Pasien mengatakan selalu sholat 5 waktu dan tampak selalu berdoa atas kesembuhannya.
Diagnosa Keperawatan

 Bersihan jalan nafas tidak efetif berhubungan dengan proses infeksi,


hipersekresi jalan nafas ditandai dengan pasien batuk tidak efektif,
tidak mampu batuk, sputum berlebihan, mengi, whezing dan ronkhi.
 Gangguan Pertukaran gas berhubungan dengan perubahan membran
alveolus- kapiler ditandai dengan Ph abnormal, Pola nafas abnormal.
 Resiko syok berhubungan dibuktikan denan hipoksia, sepsis, sindrom
respon inflamasi sistemik
 Ansietas berhubungan dengan ancaman kematian ditandai dengan
merasa bingung, khawatir, gelisah dan sulit tidur
Rencana Tindakan Keperawatan
A. Bersihan jalan nafas tidak efetif berhubungan dengan proses infeksi, hipersekresi jalan nafas
ditandai dengan pasien batuk tidak efektif, tidak mampu batuk, sputum berlebihan, mengi, whezing
dan ronkhi.
 Definisi : Melatih pasien yang tidak memiliki kemmapuan batuk secara efektif untuk

membersihkan laring, trakea dan bronkiolus dari secret atau benda asing di jalan nafas.
 Observasi :

 ✓Identifikasi kemampuan batuk

 ✓Monitor adanya retensi sputum


 ✓Monitor tanda dan gejala infeksi saluran nafas
 Teraupetik:
 ✓Atur posisi semifowler atau fowler
 ✓Buang secret pada tempat sputum

 Edukasi :
 ✓Jelaskan tujuan dan prosedur batuk efektif

 ✓Anjurkan Tarik nafas dalam melalui hidung selama 4 detik, ditahan selama 2 detik, kemudian

keluarkan dari mulut dengan bibir mencucu selama 8 detik → ulangi sebanyak 3 kali.
 ✓Anjurkan batuk dengan kuat langsung setelah Tarik nafas dalam yang ke 3 Kolaborasi

✓Kolaborasikan pemberian terapi mukolitik atau ekspektoran → Jika perlu


B. Gangguan Pertukaran gas berhubungan dengan perubahan membran alveolus- kapiler ditandai dengan Ph
abnormal, Pola nafas abnormal.
Definisi : Mengumpulkan dan menganalisa data untuk memastikan kepatenan jalan nafas dari kefektifan

pertukaran gas
 Observasi :

▪ Monitor frekuensi, irama, kedalaman, dan upaya nafas


▪ Monitor pola nafas (seperti bradypnea, takipnea, hiperventilasi, kussmaul, Cheyne-stokes, biot, ataksik)
▪ Monitor saturasi oksigen
▪ Monitor nilai AGD Teraupetik
▪ Dokumentasikan hasil pemantauan
Edukasi :

▪ Informasikan hasil pemantauan → Jika perlu


C. Resiko syok berhubungan dibuktikan denan hipoksia, sepsis, sindrom respon inflamasi sistemik.
Definisi : mengidentifikasi dan menurunkan resiko terjadinya ketidakmampuan tubuh menyediakan oksigen dan

nutrisi untuk mencukupi kebutuhan jaringan.


 Observasi :

▪ Monitor status kardiopolmunal (frekuensi dan kekuatan nadi, frekuensi nafas, tekanan darah, MAP)
▪ Monitor status oksigenasi (oksimetri nadi, AGD)
▪ Monitor status cairan (masukan dan haluaran, turgor kulit, CRT)
▪ Monitor tingkat kesadaran dan respon pupil Teraupetik
▪ Berikan oksigen untuk mempertahankan sturasi oksigen >94%
▪ Persiapkan intubasi dan ventilasi mekanis, jika perlu
Kolaborasi :

▪ Kolaborasi pemberian intravena, jika perlu


D. Ansietas berhubungan dengan ancaman kematian ditandai dengan merasa bingung, khawatir, gelisah dan
sulit tidur.
Definisi: Meminimalkan kondisi individu dan pengalaman subyektif terhadap obyek yang tidak jelas dan

spesifik, akibat antisipasi bahaya yang memungkinkan individu melakukan Tindakan untuk menghadapi
ancaman.
 Observasi :

▪ Monitor tanda-tanda ansietas (verbal dan non verbal) Teraupetik


▪ Pahami situasi yang membuat ansietas
▪ Dengarkan dengan penuh perhatian
▪ Tempatkan barang pribadi yang memberikan kenyamanan
▪ Diskusikan perencanaan realistis tentang peristiwa yang akan datang
 Edukasi:

▪ Informasikan secara factual mengenai diagnosis, pengobatan, dan prognosis


▪ Latih penggunaan mekanisme pertahanan diri yang tepat
▪ Latih Teknik relaksasi.
 
 
 
 
 
 
  
  
  
  
  
TERIMAKASIH

Anda mungkin juga menyukai