KELOMPOK 5
Coronavirus
merupakan virus RNA strain tunggal positif, berkapsul dan tidak bersegmen.
Coronavirus tergolong ordo Nidovirales, keluarga Coronaviridae. Struktur
coronavirus membentuk struktur seperti kubus dengan protein S berlokasi di
permukaan virus. Protein S atau spike protein merupakan salah satu protein
antigen utama virus dan merupakan struktur utama untuk penulisan gen. Protein S
ini berperan dalam penempelan dan masuknya virus kedalam sel host (interaksi
protein S dengan reseptornya di sel inang) (Wang, 2020). Coronavirus bersifat
sensitif terhadap panas dan secara efektif dapat diinaktifkan oleh desinfektan
mengandung klorin, pelarut lipid dengan suhu 56℃ selama 30 menit, eter, alkohol,
asam perioksiasetat, detergen non-ionik, formalin, oxidizing agent dan kloroform.
Klorheksidin tidak efektif dalam menonaktifkan virus (Wang, 2020; Korsman, 2012).
Etiologi
Menyentuh
Percikan air
tangan atau
liur pengidap
wajah orang
(bantuk dan
yang
bersin).
terinfeksi.
Menyentuh mata,
hidung, atau mulut
setelah memegang Tinja atau
barang yang terkena feses (jarang
percikan air liur
pengidap virus terjadi)
corona.
Tanda dan Gejala
Infeksi COVID-19 dapat menimbulkan gejala ringan, sedang atau berat. Gejala klinis utama yang
muncul yaitu demam (suhu >380C), batuk dan kesulitan bernapas. Selain itu dapat disertai
dengan sesak memberat, fatigue, mialgia, gejala gastrointestinal seperti diare dan gejala saluran
napas lain.
LANJUTAN…
Berikut sindrom klinis yang dapat muncul jika terinfeksi. (PDPI, 2020)
Pneumonia
berat. Pada
Pneumonia pasien
ringan dewasa
Tidak
berkomplikas
i
Pathofisiologi
1. Pemeriksaan radiologi: foto toraks, CT-scan toraks, USG toraks. Pada pencitraan
dapat menunjukkan: opasitas bilateral, konsolidasi subsegmental, lobar atau kolaps
paru atau nodul, tampilan groundglass.
2. Pemeriksaan spesimen saluran napas atas dan bawah
Saluran napas atas dengan swab tenggorok(nasofaring dan orofaring)
Saluran napas bawah (sputum, bilasan bronkus, BAL, bila menggunakan endotrakeal
Suplementasi oksigen
Pemberian terapi oksigen segera kepada pasien dengan, distress napas, hipoksemia atau syok.
Terapi oksigen pertama sekitar 5L/menit dengan target SpO2 ≥90% pada pasien tidak hamil dan ≥
Terapi cairan
Terapi cairan konservatif diberikan jika tidak ada bukti syok Pasien dengan SARI harus diperhatikan
dalam terapi cairannya, karena jika pemberian cairan terlalu agresif dapat memperberat kondisi
distress napas atau oksigenasi. Monitoring keseimbangan cairan dan elektrolit
Pemberian antibiotik empiris
Terapi simptomatik
Terapi simptomatik diberikan seperti antipiretik, obat batuk dan lainnya jika memang
diperlukan.
Pemberian kortikosteroid sistemik tidak rutin diberikan pada tatalaksana pneumonia viral atau
dilakukan pengkajian:
Riwayat perjalanan: Petugas kesehatan wajib mendapat secara rinci riwayat perjalanan pasien saat
perjalanan ke Negara atau Daerah yang telah ditemukan COVID-19 perlu dilakukan isolasi kurang
lebih 14 hari.
Pengkajian fungsional
tidak pernah mengalami penyakit seperti yang dirasakan saat ini yaitu sesak nafas dan demam
serta batuk-batuk, Pasien tampak gelisah,pasien mengatakan jarang mengontrol dan memeriksakan
ke klinik kesehatan,dan ini merupakan pertama kalinya pasien mondok di rumah sakit.
2. Pola nutrisi
Pasien mengatakan nafsu berkurang,makanan yang di berikan rumah sakit tidak dapat dihabiskan
Serta pasien tidak makan makanan sampingan/makanan dari luar rumah sakit. Pasien minum.
3. Pola eliminasi
Pasien mengatakan BAB dan BAK lancar
pertanyaan perawat, pasien mengatakan tidak pernah memperhatikan penyakit yang di alaminya sejak
orangtuanya sakit dan pasien masih belum mengerti tentang penyakit yang di deritanya. Pasien dan
keluarganya banyak bertanya tentang penyakit yang di alaminya
7. Konsep diri
Identitas diri : pasien mampu mengenali dirinya sebagai anak umur 10 tahun
Gambaran diri : Pasien merasa kalau dirinya sakit dan memerlukan pertolongan.
Ideal diri : pasien mengatakan ingin segera sembuh dan dapat berkumpul dengan kelurganya dirumah.
Harga diri : pasien merasa minder dan cemas dengan keadaannya sekarang.
Peran diri : Selama ini pasien berperan sebagai anak.
membersihkan laring, trakea dan bronkiolus dari secret atau benda asing di jalan nafas.
Observasi :
Edukasi :
✓Jelaskan tujuan dan prosedur batuk efektif
✓Anjurkan Tarik nafas dalam melalui hidung selama 4 detik, ditahan selama 2 detik, kemudian
keluarkan dari mulut dengan bibir mencucu selama 8 detik → ulangi sebanyak 3 kali.
✓Anjurkan batuk dengan kuat langsung setelah Tarik nafas dalam yang ke 3 Kolaborasi
pertukaran gas
Observasi :
▪ Monitor status kardiopolmunal (frekuensi dan kekuatan nadi, frekuensi nafas, tekanan darah, MAP)
▪ Monitor status oksigenasi (oksimetri nadi, AGD)
▪ Monitor status cairan (masukan dan haluaran, turgor kulit, CRT)
▪ Monitor tingkat kesadaran dan respon pupil Teraupetik
▪ Berikan oksigen untuk mempertahankan sturasi oksigen >94%
▪ Persiapkan intubasi dan ventilasi mekanis, jika perlu
Kolaborasi :
spesifik, akibat antisipasi bahaya yang memungkinkan individu melakukan Tindakan untuk menghadapi
ancaman.
Observasi :